• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODELOGI PENELITIAN 2.1. Metode Penelitian

PENYAJIAN DATA

4.2. Variabel Penelitian

Tabel 8. Distribusi Jawaban Mengenai Fasilitas atau Peralatan Teknologi dan Komunikasi yang Tersedia di Tempat Pelayanan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) 1

2 3

Sudah memadai Belum memadai

Tidak tahu atau tidak berpendapat

20 5 0 80 20 0 Jumlah 25 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Dari tabel diatas, dapat dilihat pada umumnya fasilitas atau peralatan teknologi yang ada di tempat pelayanan sudah memadai. Hal ini dapat dilihat dari sebanyak 20 orang partisipan (80%) dari 25 orang partisipan yang menyatakan hal tersebut. Ketersediaan fasilitas atau peralatan teknologi menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan penerapan e-Government. Selain peralatan teknologi, sumber daya manusia juga memegang peranan penting dalam penerapan e-Government. Berikut ini tabel tentang jawaban partisipan mengenai SDM di KPPBC.

Tabel 9. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Jumlah Pegawai Tempat Pelayanan Beserta Keterampilan dan Keahlian Mereka dalam Menggunakan Peralatan Teknologi

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) 1

2 3

Sudah memadai Belum memadai

Tidak tahu atau tidak berpendapat

17 8 0 68 32 0 Jumlah 25 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada umumnya jumlah pegawai di tempat pelayanan beserta keterampilan dan keahlian mereka dalam menggunakan peralatan teknologi sudah memadai. Hal ini dapat dilihat dari persentase jawabaan di atas dimana 17 orang partisipan atau 68% dari 25 orang partisipan mengatakan “sudah memadai” tentang jumlah pegawai beserta keterampilan dan keahlian mereka dalam menggunakan peralatan teknologi. Berikut tabel tentang jawaban partisipan mengenai adanya sosialisasi penerapan e-Government dalam pelayanan publik:

Tabel 10. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Adanya Sosialisasi Penerapan e-Government dalam Pelayanan Publik

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) 1

2 3

Ya, untuk semua pelayanan Ya, untuk sebagian pelayanan Tidak pernah 8 7 10 32 28 40 Jumlah 25 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sosialisasi penerapan e-Government tidak cukup menjangkau semua partisipan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban partisipan yang hanya delapan orang partisipan atau 32% telah mendapatkan sosialisasi untuk semua pelayanan melalui internet. Untuk sosialisasi sebagian pelayanan sebanyak tujuh orang (28%) sedangakan yang tidak mendapat sosialisasi sebanyak 10 partisipan (40%) dari total jumlah partisipan.

Dari penyebaran kuesioner, sebagian dari partisipan menyatakan bahwa mereka mendapat undangan untuk sosialisasi. Akan tetapi sebagian kecil lainnya menyatakan sosialisasi dilakukan tidak secara menyeluruh. Berikut ini tabel jawaban partisipan mengenai pemakaian fasilitas pelayanan kepabeanan dan cukai yang disediakan di internet:

Tabel 11. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Pemakaian Fasilitas Pelayanan Kepabeanan dan Cukai yang Disediakan di Internet No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) 1

2 3

Ya, untuk semua pelayanan Ya, untuk sebagian pelayanan Tidak pernah 5 12 8 20 48 32 Jumlah 25 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak lima orang partisipan (20%) menggunakan fasilitas pelayanan kepabeanan dan cukai melalui website untuk beberapa pelayanan saja sebanyak 12 orang partisipan (48%) dan tidak

pernah menggunakan pelayanan melalui internet sebanyak delapan orang partisipan (32%) dari total jumlah partisipan.

Dari keterangan diatas dapat dikatakan sebagian besar para pengusaha telah mengetahui dan menggunakan pelayanan kepabeanan dan cukai melalui internet. Dari penyebaran kuesioner, beberapa partisipan menyatakan bahwa mereka menggunakan aplikasi e-Service, registrasi importir, informasi tarif bea masuk, mengecek barang larangan pembatasan dan beberapa partisipan lainnya menyatakan bahwa mereka mengakses website peraturan ekspor dan impor terbaru. Dan para pengusaha yang tidak menggunakan pelayanan melalui internet menyatakan bahwa mereka tidak mengerti penggunaan internet.

Dalam menggunakan fasilitas pelayanan kepabeanan dan cukai yang ada di internet, perlu didukung dengan akses yang baik agar arus informasi juga berjalan dengan lancar. Berikut ini tabel jawaban partisipan mengenai akses untuk mencari informasi maupun menjalankan aplikasi yang ada dalam website

Tabel 12. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Akses untuk Memperoleh Informasi Maupun Menjalankan Aplikasi Melalui Websit

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) 1

2 3

Aksesnya sudah baik, cepat dan mudah Masih lambat

Tidak tahu atau tidak berpendapat

18 2 5 72 8 20 Jumlah 25 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada umumnya akses untuk membuka wesite menjalankan aplikasi yang ada di dalamnya sudah baik, cepat, dan mudah. Hal ini dapat dilihat dari presentase jawaban partisipan dimana sebanyak 18 orang partisipan (72%) yang menyatakan hal tersebut. Partisipan menyatakan bahwa untuk mendownload formulir registrasi importir misalnya sudah mudah dan cara pengisian formulir ada. Selain itu ada yang menyatakan websitenya mudah dibuka dan cukup jelas memberikan informasi tentang bea cukai dan penjelasan untuk mengakses portal NSW di dalam websitenya yang dapat dimengerti secara sederhana.

Kecepatan dan kemudahan dalam mengakses website merupakan salah satu pendukung lancarnya penerapan e-Government. Hal ini disebabkan karena arus informasi antara pemerintah dengan masyarakat berjalan dengan lancar.

Selain arus informasi antara pemerintah dengan masyarakat harus berjalan dengan lancar, pelayanan bea dan cukai melalui internet juga harus memberikan manfaat berupa kemudahan dalam pelayanan. Berikut ini tabel jawaban partisipan mengenai apakah pelayanan kepabeanan dan cukai melalui internet memberikan kemudahan bagi para pengusaha:

Tabel 13. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Kemudahan dari Pelayanan Melalui Internet

1

2 3

Aksesnya sudah baik, cepat dan mudah

Tidak

Tidak tahu atau tidak berpendapat

22 0 3 88 0 12 Jumlah 25 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Dari tabel di atas dapat dilihat dengan adanya pelayanan kepabeanan dan cukai melalui internet pada umumnya akan memberikan kemudahan pada para pengusaha. Hal ini dapat dilihat dari sebanyak 22 orang partisipan (88%) yang menyatakan “Ya, memberikan kemudahan” tentang adanya pelayanan melalui internet.

Dari penyebaran kuesioner terdapat berbagai pendapat partisipan mengenai kemudahan yang diberikan dengan adanya pelayanan ekspor impor melalui internet. Seorang partisipan berpendapat bahwa pelayanan dapat diberikan tanpa batas waktu dan ruang, artinya dimanapun dan kapanpun dapat mengakses layanan impor dan ekspor. Beberapa partisipan lainnya merasakan kemudahan dalam mendapatkan pelayanan melalui internet, dalam hal pemberitahuan barang keluar, barang yang diberi izin untuk diimpor, dokumen yang dapat terintegrasi dengan instansi lainnya seperti Departemen Perdagangan yang memberikan perizinan atas impor barang.

Setelah mengetahui bahwa pelayanan kepabeanan dan cukai melalui internet memberikan kemudahan, kita juga perlu mengetahui apakah dengan kemudahan yang didapat, para pengusaha telah memperoleh kepuasan terhadap

pelayanan itu. Berikut ini tabel mengenai kepuasan terhadap pelayanan kepabeanan dan cukai melalui internet:

Tabel 14. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Kepuasan Mereka Terhadap Pelayanan Kepabeanan dan Cukai Melalui Internet No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) 1

2 3

Ya, puas Tidak puas

Tidak tahu atau tidak berpendapat

22 0 3 88 0 12 Jumlah 25 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada umumnya para pengusaha puas terhadap pelayanan kepabeanan dan cukai melalui internet. Hal ini dapat dilihat dari sebanyak 22 orang partisipan (88%) menyatakan hal tersebut. Partisipan yang menyatakan bahwa mereka puas terhadap pelayanan kepabeanan dan cukai melalui internet disebabkan karena informasi mengenai ekspor dan impor dapat diperoleh dengan cepat. Hal ini menandakan bahwa penerapan e-Government telah memberikan manfaat bagi para pengusaha. Para pengusaha tidak perlu lagi kesulitan memperoleh informasi tentang bea dan cukai.

Meskipun demikian, manfaat penereapan e-Government tidak dapat dirasakan oleh semua para pengusaha. Hal ini ditandai dengan adanya partisipan yang tidak pernah menggunakan pelayanan melalui internet menjawab “Tidak tahu atau tidak berpendapat” yaitu sebanyak 3 orang partisipan (12%).

Berikut ini tabel mengenai jawaban partisipan mengenai informasi yang diberikan oleh DJBC tentang kebijakan, perencanan, Pelaksanaan, dan Pengawasan Pelayanan Kepabeanan dan Cukai:

Tabel 15. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Informasi yang diberikan oleh DJBC tentang Kebijakan, Perencanan, Pelaksanaan, dan Pengawasan Pelayanan Kepabeanan dan Cukai No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) 1

2 3

Ya, cukup Tidak

Tidak tahu atau tidak berpendapat

20 0 5 80 0 20 Jumlah 25 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada umumnya DJBC telah memberikan informasi yang cukup tentang kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pelayanan melalui internet. Hal ini dapat dilihat dari sebanyak 20 orang partisipan (80%) yang menyatakan hal tersebut. Salah seorang partisipan mengatakan bahwa DJBC selalu terbuka tentang informasi kepabeanan.

Dari tabel diatas dapat dilihat dari 25 orang partisipan hanya lima orang partisipan (20%) yang menyatakan tidak tahu atau tidak berpendapat mengenai apakah DJBC telah memberikan informasi yang cukup tentang kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pelayanan kepabeanan dan cukai melalui internet. Hal ini dapat dimengerti karena ketika mereka menjawab pertanyaan dikuesioner, pada waktu itu mereka tidak pernah mengakses website www.insw.go.id yang didalamnya terdapat kebijakan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pelayanan bea dan cukai yang disediakan di website tersebut.

Selain ada informasi yang cukup, adanya prosedur dalam menjalankan aplikasi pelayanan yang mudah dipahami dan tidak berbelit-belit juga perlu diperhatikan dalam pemberian layanan melalui internet.

Berikut ini tabel mengenai prosedur pelayanan bea dan cukai yang dilakukan melalui internet:

Tabel 16. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Prosedur Pelayanan Kepabeanan dan Cukai yang Dilakukan Melalui Internet

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) 1

2

3

Mudah dipahami dan tidak berbelit-belit

Masi berbelit-belit dan perlu penyederhanaan lagi

Tidak tahu atau tidak berpendapat

17 5 3 68 20 12 Jumlah 25 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya prosedur pelayanan yang dilakukan melalui internet mudah dipahami dan tidak berbelit-belit. Hal ini dapat dilihat dari sebanyak 17 partisipan (68%) yang menyatakan hal tersebut. Beberapa partisipan menyatakan bahwa prosedur dan penjelasannya ditampilkan secara jelas sehingga mudah dipahami.

Meskipun demikian, terdapat lima partisipan (20%) yang menyatakan bahwa prosedurnya masih berbelit-belit dan perlu penyederhanaan lagi dan ini mungkin dapat menjadi perhatian DJBC. Sedangkan bagi partisipan yang menyatakan tidak tahu atau tidak berpendapat sebanyak tiga partisipan (12%). Hal ini dimengerti karena berdasarkan tabel 11, masih ada partisipan yang tidak

pernah menggunakan fasilitas pelayanan kepabeanan dan cukai yang ada di internet dan hanya menggunakan sitem pelayanan manual.

Berikut ini tabel mengenai waktu penyelesaian pelayanan yang dilakukan melalui internet:

Tabel 17. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Waktu Penyelesaian Pelayanan yang Dilakukan Melalui Internet

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) 1

2 3

Ya menjadi lebih cepat Tidak

Tidak tahu atau tidak berpendapat

17 5 3 68 20 12 Jumlah 25 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilhat bahwa pada umumnya dengan menggunakan aplikasi pelayanan kepabeanan dan cukai melalui internet, waktu penyelesaian pelayanan menjadi lebih cepat. Hal ini ditandai dengan sebanyak 17 partisipan (68%) yang menyatakan hal tersebut.

Ada partisipan yang menyatakan bahwa waktu penyelesaian pelayanan lebih cepat, tetapi waktu penyelesaian setiap pelayanan berbeda-beda dikarenakan jenis pelayanan yang berbeda. Ada lima orang partisipan (20%) yang menyatakan bahwa waktu pelayanan tidak menjadi cepat apabila menggunakan aplikasi pelayanan melalui internet. Terkadang server ataupun jaringan yang bermasalah menjadi salah satu penyebab pelayanan tidak menjadi lebih cepat melalui ineternet.

Berikut ini tabel jawaban partisipan mengenai pemberian saran maupun keluhan oleh para pengusaha melalui

Tabel 18. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Pemberian Saran Maupun Kritik oleh Para Pengusaha Melalui Website

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) 1

2 3

Ya, beberapa kali Ya, hanya sekali Tidak pernah 6 3 16 24 12 64 Jumlah 25 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat partisipasi para pengusaha dalam memberikan saran dan kritik yang ada di websit rendah. Hal ini dapat ditandai dengan sebanyak 16 orang partisipan (64%) “Tidak Pernah” memberikan saran maupun kritik. Padahal partisipasi para pengusaha sebagai pengguna jasa dalam hal ini menjadi masukan bagi DJBC untuk meningkatkan kualitas pelayanan dimana kualitas pelayanan tersebut juga diperuntukkan bagi para pengusaha.

Berikut ini tabel tentang jawaban mengenai kendala atau masalah dalam memperoleh pelayanan kepabeanan dan cukai melalui websit

Tabel 19. Distribusi Jawaban Mengenai Kendala atau Masalah dalam Memperoleh Pelayanan Kepabeanan dan Cukai melalui Website

1 2 3

Ya, beberapa kali Ya, hanya sekali Tidak pernah 12 5 8 48 20 32 Jumlah 25 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa para pengusaha sebagai pengguna jasa masih menemui kendala atau masalah dalam mengakses pelayanan melalui internet. Dari penyebaran kuesioner terdapat beberapa pendapat yang mengatakan kendalanya adalah jika server atau jaringan sedang bermasalah dan aplikasi untuk mengetahui kurs dollar masih lambat. Untuk partisipan yang menemui kendala atau masalah dalam aplikasi pelayanan melalui internet hanya sekali sebanyak lima orang partisipan (20%), sedangkan yang tidak pernah mendapat masalah sebanyak delapan orang partisipan.

Berikut ini tabel tentang jawaban partisipan mengenai kejelasan prosedur dan mekanisme kerja sudah sederhana sesuai dengan ketentuan yang ditetapakan.

Tabel 20. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Kejelasan Prosedur dan Mekanisme Kerja Sudah Sederhana Sesuai dengan Ketentuan yang Ditetapakan

1 2 3

Ya, sudah sederhana dan sesuai Belum sederhana

Tidak tahu atau tidak berpendapat

18 5 2 72 20 8 Jumlah 25 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada umumnya prosedur dan mekanisme kerja sudah sederhana sesuai dengan ketentuan yang ditetapakan. Hal ini ditandai dengan sebanyak 18 orang partisipan (72%) dari 25 orang partisipan yang menyatakan hal tersebut.

Berikut ini tabel tentang jawaban partisipan mengenai kebenaran dan kesesuaian prosedur pelayanan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan: Tabel 21. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Kebenaran dan

Kesesuaian Prosedur Pelayanan dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) 1

2 3

Ya, sudah benar dan sesuai Belum benar dan belum sesuai Tidak tahu atau tidak berpendapat

20 0 5 80 0 20 Jumlah 25 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada umumnya produk pelayanan kepabaean dan cukai telah benar dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal ini dapat dilihat dari sebanyak 20 orang partisipan (80%) dari 25 partisipan yang mengatakan hal tersebut. Seorang partisipan mengatakan bahwa

produk pelayanan sesuai dengan peraturan perundangan karena sudah ada badan/bidang pengawasan yaitu kepatuhan internal.

Berikut ini tabel tentang jawaban partisipan mengenai kesesuaian biaya pelayanan dengan peraturan perundang-undangan:

Tabel 22. Distribusi Jawaban Partisipan Mengenai Kesesuaian Biaya Pelayanan dengan Peraturan Perundang-undangan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase (%) 1

2 3

Ya, sudah sesuai Tidak sesuai

Tidak tahu atau tidak berpendapat

18 0 7 72 0 28 Jumlah 25 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada umumnya biaya pelayanan telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal ini dapat dilihat dari 18 orang partisipan (72%) dari total partisipan yang menyatakan hal tersebut.

Hasil Wawancara dengan Kepala Seksi Distribusi Data dan Dokumen Bapak M. Dian Anhar, Amd

“Alasan diterapkannya e-Government dalam pelayanan bea dan cukai lebih pada security, safety dalam hal penerimaan keuangan negara. Karena semua pembayaran yang berkenaan dengan bea dan cukai menjadi Penerimaan Negara Bukan Pajak. Alasan lainnya, proses impor dan impor yang berkoordinasi dengan instansi lainnya seperti Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Perdagangan Kepolisian dan Departemen Perindustrian. Melalui e-Government dapat memudahkan DJBC dalam berkordinasi melalui server jaringan NSW yang membawa kemudahan dalam aktivitas ekspor dan impor bagi para pengusaha maupun DJBC. Sistem NSW sudah diterapkan sejak tahun 2009”.

2. Bagaimana kesiapan KPPBC dalam menerapkan e-Government khususnya dilihat dari fasilitas atau peralatan teknologi yang tersedia?

“Penerapan e-Government merupakan madatory dari Kantor Pusat Bae dan Cukai, maka mau tidak mau KPPBC harus siap untuk penerapan pelayanan melalui sistem elektronik, kantor ini sudah memiliki jaringan LAN dan komputer yang memadai”.

3. Apakah para pegawai sudah memiliki kemampuan dan keahlian yang cukup dalam menggunakan peralatan teknologi dan komunikasi? Apakah jumlah pegawai dan latar belakang pendidikannya sudah sesuai dengan kebutuhan?

”Kemampuan dan keahlian pegawai sudah cukup memadai untuk menggunakan komputer dan latar belakang pendidikan sudah sesuai dengan kebutuhan”.

4. Apakah KPPBC mengadakan sosialisasi kepada pegawai dan pengusaha mengenai penerapan e-government?

“Ya, KPPBC ini mengadakan sosialisasi kepada pegawai disini dan para stakeholder. Sosialisasi sudah dimulai dari sejak perencanaan akan adanya penerapan e-Government yaitu portal NSW.

5. Jenis-jenis aplikasi apa saja yang diterapkan dalam program e-Government?

“Aplikasi layanan yang berkenaan dengan impor dan ekspor. Seperti registrasi importir, registrasi PPJK, registrasi eksportir.”

“Ya tentu saja. Manfaat langsung yang dapat dirasakan adalah validitas dan akurasi data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan ekspor dan impor. Pengelolaan data dan distribusi dokumen menjadi lebih akurat dan mewujudkan keamanan bagi para pengusaha”.

7. Apakah ada apresiasi atau bahkan keluhan dari masyarakat mengenai penerapan e-government di KPPBC ini?

“Kebanyakan masyarakat pada umumnya akan welcome dan apresiatif dengan adanya website NSW jika melihat manfaatnya. Keluhan tetap ada tapi itu dikarenakan saat komunikasi tidak dapat dilakukan. Misalnya, server/hardware sedang bermasalah”.

8. Apakah kebijakan pelayanan kepabean, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasannya diinformasikan kepada masyarakat melalui media elektronik khususnya website, home page, dan situs internet?

“Ya, semuanya kami informasikanbahkan setiap ada kebijakan baru”. 9. Apakah prosedur pelayanan diwujudkan dalam bagan alir?

“Ya, bagan alir berupa prosedur pelayanan kami tempel di tempat pelayanan”.

10.Apakah dalam pemberian pelayanan kepabean seperti mendaftar registrasi importir, registrasi PPJK, tarif bea masuk dan sebagainya dikenakan biaya?

“Tidak semua pelayanan dikenakan biaya. Untuk pelayanan registrasi importir, pengajuan permohonan izin impor tidak dikenakan biaya. pelayanan yang dikenakan biaya adalah Penyelesaian Barang Impor

Untuk Dipakai Jalur Mitra Utama Prioritas dengan Pemberitahuan impor

Barang (PIB) dikenakan PNBP sebesar Rp. 100.000,- per transaksi impor, Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau (CK-1) secara manual dikenakan PNBP sebesar Rp30.000,00 per dokumen CK-1”.

11.Apakah pembayaran diterima oleh unit yang bertugas mengelola keuangan/Bank yang ditunjuk oleh pemerintah atau unit pelayanan?

“Unit yang bertugas dalam penerimaan pembayaran adalah seksi perbendaharaan. Para pengguna jasa dapat melakukan pembayaran biaya pelayanan kepada seksi perbendaharaan atau ke Bank yang sudah online dengan bea cukai yang disebut Bank Devisa Persepsi seperti BCA, BNI, dan Bank Mandiri, Bank Niaga, dan BRI.”

12.Apakah KPPBC memberiakan pelayanan berdasarkan asas FIFO (first in first out) atau berdasarkan nomor urut?

“Belum bisa dikatakan First in First out jika pelayanan dilakukan secara online. Misalnya seorang importir membawa dokumennya kepelayanan impor, dan sudah membayar biaya impor terlebih dahulu ke bank. Akan tetapi, bank lambat memberi respon secara online ke bea cukai mau tidak mau importir tersebut harus menunggu. Kemudian datang importir lainnya dengan keperluan yang sama dan sudah membayar ke bank. Bank tersebut sudah mengirimkan pemberitahuan ke bea cukai maka importir tersebut dapat langsung dilayani dan keluar terlebih dahulu dari pada importir yang datang lebih awal”.

13.Apakah ada unit pelayanan terpadu? Apakah unit/lokasi pelayanan dilengkapi dengan sarana telekomunikasi dan informatika?

”Tidak ada, portal NSW bisa dikatakan unit pelayanan terpadu”.

14.Apakah prosedur, persyaratan teknis dan administratif, biaya, waktu, pejabat/petugas layanan, lokasi serta janji, motto dan standar pelayanan publik dipublikasikan melalui media elektronik khususnya website, home page, dan situs internet?

“Ya, semuanya itu diinformasikan lewat website

15.Apakah masyarakat dapat melakukan penilaian terhadap kinerja pelayanan publik khususnya melalui website, home page, dan situs internet?

“Bisa, di dalam website NSW terdapat kotak saran. Untuk di kantor ini juga ada kotak saran”.

16.Apakah biaya pelayanan yang dipungut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan?

“Tentu saja. Semua pembayaran untuk penerimaan negara, jadi diatur oleh peraturan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) yaitu PP No 44 Tahun 2003”.

17.Apakah prosedur dan mekanisme kerja sudah sederhana dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan?

“Ya. Dengan adanya sistem NSW, prosedur pelayanan tidak lagi berbelit-belit, lebih sederhana”.

“Pengguna jasa atau stakeholder yang sering datang kesini lebih banyak laki-laki dikarenakan pekerjaan yang dilakukan tidak hanya berkaitan dengan pengurusan dokumen, tapi mereka juga harus melakukan pengecekan barang di pelabuhan atau pelayaran, mungkin juga harus pergi ke Bank. Dan ini membutuhkan fisik yang kuat, tentunya menjadi pekerjaan laki-laki.”

19.Apakah semua pelayanan mempunyai standar pelayanan?

“Ya, beberapa pelayanan punya standar prosedur yaitu Standar Prosedur Operasi Pelayanan ysng didalamnya terdapat dasar hukum, deskripsi, biaya pelayanan, waktu dan persyaratan. Ada SPOP pemberian persetujuan pemberitahuan pendahuluan, pelayanan pemberian izin impor dengan penangguhan pembayaran bea masuk, pajak dalam rangka impor dan/atau cukai, dan SPOP penyelesaian barang impor untuk dipakai jalur hijau dengan PIB”.

Hasil Wawancara dengan Petugas Analizing Point Bapak Erwin M.Tua S, SE dan Termen R. Sianturi

1. Apa alasan diterapkan e-Government di KPPBC ini? Sudah berapa lama? “Alasannya karena arus perdagangan internasional yang berkembang dengan pesat, kegiatan di bidang impor maupun ekspor . Pesatnya kemajuan di

bidang tersebut ternyata menuntut diadakannya suatu sistem dan prosedur kepabeanan yang lebih efektif dan efisien serta mampu meningkatkan

Dokumen terkait