• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk menguji kesahihan kerangka pemikiran dan hipotesis dilakukan

pengamatan terhadap komponen pertumbuhan dan produksi yang dihasilkan. Variabel yang akan diamati yaitu:

1. Tinggi tanaman

Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai titik tumbuh dan

Pengukuran dilakukan dalam satuan centimeter (cm) dengan menggunakan alat pengukur panjang seperti penggaris atau meteran.

2. Jumlah daun

Jumlah daun dihitung dari daun yang membuka sempurna yang dilakukan dari 1 MST dan diulang tiap minggu sekali sampai keluar bunga, daun yang

membuka belum sempurna tidak dihitung.

3. Bobot berangkasan tanaman

Saat setelah pemanenan, tanaman kedelai dicabut dan diambil (dari ujung daun sampai akarnya) kemudian dimasukan kedalam kertas untuk ditimbang bobot basahnya yang kemudian akan dikeringkan. Pengeringan dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu 800 C sampai bobotnya konstan. Setelah kering, berangkasan ditimbang dengan timbangan ohaus sensitivitas 0,1 gram.

Pengukuran dilakukan dalam satuan gram. 4. Jumlah bintil akar efektif

Jumlah bintil dihitung pada saat masa vegetatif maksimal, dengan cara tanaman dicabut kemudian dihitung jumlah bintil yang menempel di akar. Bintil akar yang dihitung hanya yang menempel pada akar tunggang dan berwarna merah muda saat dibelah.

5. Bobot 50 butir

Pengamatan dilakukan dengan menghitung benih hingga 50 butir pada kadar air simpan (10-14%). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan alat pembagi tepat benih (seed devider) yang kemudian diukur bobotnya

dengan timbangan Ohaus sensitivitas 0,1 gram. Pengukuran dilakukan dalam satuan gram.

6. Jumlah polong isi pertanaman

Penghitungan jumlah polong dihitung dari seluruh jumlah polong isi yang dihasilkan kemudian ditimbang dengan timbanagn Ohaus sensitivitas 0,1 gram. Pengukuran dilakukan dalam satuan gram.

7. Bobot biji pertanaman

Bobot biji pertanaman diperoleh dari penimbangan semua biji dalam satu tanaman setelah panen. Pengukuran dilakukan dalam satuan gram. Bobot biji pertanaman merupakan variabel produksi.

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.

dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu” (QS.Al-Baqarah:29).

“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari

betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat

mereka menyerah” (Thomas Alva Edison).

“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik “(Evelyn Underhill).

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan salah satu tanaman pangan dan sumber protein nabati yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Permintaan kedelai dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya usaha agro industri yang berbahan baku kedelai. Pada awal Juli 2010, Badan Pusat Statistik memperkirakan produksi kedelai tahun 2010 berdasarkan angka ramalan II mencapai 927,38 ribu-ton. Jumlah ini setara dengan 40% dari kebutuhan nasional (2,2 juta ton). Hal ini berarti 60% dari total kebutuhan nasional harus diimpor dari negara lain (Bataviase, 2010).

Rendahnya produksi kedelai di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain masih banyaknya petani yang belum menggunakan benih varietas unggul, kesuburan tanah yang rendah, cekaman kekeringan, adanya serangan hama dan penyakit, dan masih rendahnya pengetahuan petani mengenai teknik budidaya kedelai. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas kedelai adalah dengan pemupukan. Pemupukan memegang peranan penting untuk menyediakan dan menggantikan unsur hara yang habis terpakai dalam proses pertumbuhan, perkembangan, dan produksi suatu tanaman (Setyamidjaja, 1986).

Salah satu usaha untuk meningkatkan hasil produksi tanaman kedelai adalah dengan penggunaan pupuk kompos. Pemberian pupuk hijau dan pupuk kandang seringkali sulit terlaksana, karena untuk menyediakan mereka dalam jumlah besar. Untuk mengatasi masalah itu, kompos dapat membantu pemecahannya. kompos adalah hasil proses dekomposisi materi organik (seperti jerami, daun-daunan, sampah rumah tangga, dan sebagainya) oleh mikroorganisme baik secara aerob maupun anaerob (Indriani,1999). Kompos memiliki muatan negatif dan dapat dikoagulasikan oleh kation-kation dan partikel tanah untuk membentuk agregat tanah. Dengan demikian, penambahan kompos dapat memperbaiki struktur tanah sehingga akan memperbaiki pula aerasi, drainase, kemampuan daya serap tanah terhadap air,serta berguna untuk mengendalikan erosi tanah (Gaur, 1981 dalam Suryani, 2011).

Penggunaan kompos dalam usaha budidaya tanaman sangat baik, karena dapat memberikan banyak manfaat, baik bagi tanahmaupun tanaman. Fungsi kompos bagi tanah yaitu menggemburkan tanah,memperbaiki struktur dan porositas tanah, meningkatkan komposisi mikroorganisme tanah, serta meningkatkan daya ikat tanahterhadapair. Sedangkan bagi tanaman, kompos berfungsi menyediakan unsur hara makro dan mikro, memudahkan pertumbuhan akar tanaman karena tanah menjadi gembur, mencegah beberapa penyakit akar, dan dapat menghemat pemakaian pupuk anorganik,sehingga dapat meningkatkan efisiensi pemakaian pupuk anorganik. Karena keunggulan yang dimiliki tersebut, kompos menjadi salah satu alternatif pengganti pupuk anorganik, karena harganya murah, berkualitas, dan ramah lingkungan.

Penggunaan varietas unggul sangat dianjurkan dalam usaha pengingkatan

produksitivitas kedelai. Ada berbagai macam varietas kedelai unggul di Indonesia, yang digunakan dalam penelitian ini adalah varietas Tanggamus, Argomulyo, dan Grobogan. Ketiga varietas tersebut memiliki deskripsi yang berbeda-beda. Varietas Tanggamus merupakan varietas unggul nasional yang dibuat pada tahun 2001, potensi hasilnya mencapai 1,22 ton/ha. Varietas Argomulyo merupakan varietas unggul yang diintroduksi dari Thailand. Rataan hasilnya mencapai 1,5--2 ton/ha. Varietas Grobogan merupakan varietas unggul baru yang dilepas tahun 2008. Varietas ini merupakan varietas pemurnian lokal dari Malabar dengan rataan hasil mencapai 2,70 ton/ha. Penggunaan varietas yang dipadukan dengan pemberian kompos diharapkan mampu menunjang pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai.

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan produksi antara ketiga jenis varietas kedelai? 2. Apakah pemberian kompos tanpa bioaktivator menghasilkan produksi kedelai

yang berbeda dibandingkan dengan pemberian kompos dengan bioaktivator? 3. Apakah produksi kedelai bergantung pada jenis kompos dengan bioaktivator

yang berbeda?

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Membandingkan produksi antara ketiga jenis varietas kedelai yang digunakan.

2. Membandingkan produksi kedelai yang diberi kompos tanpa bioaktivator dengan produksi kedelai yang diberi kompos dengan bioaktivator.

3. Mengetahui apakah produksi kedelai bergantung pada jenis kompos dengan bioaktivator yang berbeda.

C. Landasan Teori

Dalam rangka menyusun penjelasan teoritis terhadap pertanyaan yang telah dikemukakan, maka landasan teori adalah sebagai berikut:

Salah satu upaya dalam peningkatan produktivitas tanaman adalah dengan penggunaan varietas unggul. Setiap varietas memiliki potensi hasil yang berbeda-beda. Dari ketiga varietas yang digunakan varietas Grobogan memiliki potensi hasil tertinggi yaitu 2,77 ton/ ha,varietas Argomulyo 1,5--2,0 ton/ha, dan varietas Tanggamus 1,22 ton/ha (Puslittan, 2007). Menururt Irwan (2006), varietas memegang peranan penting dalam perkembangan penanaman kedelai, karena untuk mencapai produktivitas yan gtinggi sangat ditentukan oleh potensi daya hasil dari varietas unggul yang ditanam. Potensi hasil biji di lapangan masih dipengaruhi oleh interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan. Apabila pengelolaan lingkungan tumbuh tidak dilakukan dengan baik, potensi daya hasil biji yang tinggi dari varietas unggul tersebut tidak dapat tercapai. Pemberian bahan organik dapat menciptakan kondisi lingkungan tumbuh yang baik. Sehingga diharapkan dengan pemberian bahan organik dapat memunculkan potensi produktivitas dari varietas kedelai yang ditanam.

Menurut Djuarnani et al., (2005), peranan bahan organik bagi tanah adalah sebagai bahan pembenah tanah, yaitu membenahi sifat fisik, biologi, dan sifat kimia tanah. Melalui penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat menjadi berstruktur remah yang relatif lebih ringan dan mempunyai porositas yang baik. Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi bagi mikroba tanah. Sehingga dengan pemberian bahan organik akan mampu meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas mikroba tanah.

Pukan sapi merupakan salah satu sumber bahan organik yang dapat dimanfaatkan. Namun, penggunaan pukan sapi sebagai bahan organik perlu diperhatikan.

Karena pukan sapi memiliki kandungan selulosa yang tinggi sehingga bahan tersebut sulit terurai. Untuk dapat diberikan ke tanaman, pukan sapi harus

dikomposkan terlebih dahulu. Pengomposan merupakan proses penguraian bahan organik yang terjadi secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi (Isroi, 2008).

Menurut Isroi (2008), dalam rangka mempercepat proses pengomposan perlu diterapakan strategi yang tepat. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan organisme yang dapat mempercepat proses pengomposan. Organisme yang sudah banyak dimanfaatkan misalnya cacing tanah. Organisme lain yang banyak dipergunakan adalah mikroba, baik bakeri, Aktinomicetes, maupun

kapang/cendawan. Saat ini dipasaran banyak sekali beredar bioaktivator

pengomposan dan di dalam bioaktivator tersebut terdapat mikroba-mikroba yang memiliki kemampuan tinggi dalam mendegradasi bahan organik dan merupakan ciri dari bioaktivator tersebut.

Bioaktivator yang digunakan dalam penelitian ini adalah efektive

mikroorganisme-4(EM4), M-dec, dan Golden Harvest. Mikroba yang terkandung dalam EM4 adalah Lactobacillus (bakteri asam laktat) serta sedikit bakteri

fotosintetik, Actinomycetes, Streptomyces sp. (jamur fermentasi), dan ragi. M-dec mengandung mikroba Trichoderma harzianum, T. pseudokoningii, Aspergillus sp. dan Trametes (Musanmar, 2008). Sedangkan Golden harvest mengandung Azospirillium sp., Azotobacter sp., mikroba pelarut P; Lactobaccillus sp., dan mikroba pendegradasi selulosa. Semua mikroba yang terkandung di dalamnya mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk mempercepat dekomposisi bahan organik. Apabila pengomposan dilakukan secara alami (tanpa bioaktivator tambahan) maka akan memerlukan waktu berbulan-bulan dan hasilnya tidak seperti kompos yang diberi bioaktivator tambahan.

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan, berikut ini disusun kerangka pemikiran untuk memberikan penjelasan teoritis terhadap perumusan masalah. Peningkatan produktivitas kedelai dapat ditingkatkan dengan penggunaan varietas unggul. Tetapi, keunggulan dari suatau varietas akan muncul apabila diimbangi dengan kondisi lingkungan yang ideal. Salah satu bahan yang digunakan untuk memperbaiki kondisi lingkungan adalah penggunaan pupuk organik dalam hal ini adalah kompos. Peran kompos adalah memperbaiki sifat fisik tanah seperti menggemburkan tanah, meningkatkan aerasi tanah, memperbaiki strutur tanah, dan lain sebagainya. Kompos juga dapat memperbaiki sifat biologi dan kimia tanah. Sifat biologi tanah seperti menyediakan tempat tumbuh yang ideal untuk

perkembangan organisme tanah. Sifat kimia, seperti meningkatkan KTK tanah, meningkatkan kandungan humus tanah, dan meningkatkan suplai unsur hara makro maupun mikro.

Tanah yang diberi kompos lebih banyak menyimpan air dan tidak mudah kering.Jika diamati lebih jauh, aktivitas mikroba di dalam tanah yang diberi kompos akan lebih tinggi daripada tanah yang tidak diberi kompos. Untuk mendapatkan kualitas kompos yang baik perlu ditambahkan bioaktivator buatan. Bioaktivator ini mengandung berbagai mikroba yang bermanfaat bagi tanah dan tanaman. Setiap bioaktivator memiliki kandungan mikroba yang berbeda,

sehingga kualitas kompos akan berbeda pada setip penggunaan jenis bioaktivator yang berbeda. Pada umumnya mikroba-mikroba ini memiliki peranan yang sama yaitumenguraikan bahan organik dan meningkatkan penyerapan unsur hara oleh tanaman serta sebagai penyuplai unsur hara. Sehingga terjadi optimalisasi dalam penyerapan unsur hara oleh tanaman.

Penyerapan unsur hara yang optimal akan mempengaruhi fisiologi tanaman, dengan meningkatnya kandungan unsur hara di dalam tanaman, senyawa organik yang disintesis oleh tanaman meningkat juga. Hasil sintesis ini antara lain dalam bentuk pati, protein, dan lipid. Produk asimilat ini dimanfaatkan oleh tanamaan untuk proses pembelahan sel di seluruh jaringan tanaman, penambahan ukuran sel, meningkatnya pasokan bahan organik pada sel tersebut, dan penggantian sel-sel yang rusak.

Tinggi tanaman semakin meningkat dengan seiiringnya penambahan ukuran sel dan jumlah sel, serta penggantian sel-sel yang telah rusak. Bobot berangkasan

kering meningkat sebagai akibat dari akumulasi bahan organik pada jaringan tanaman tersebut. Meningkatnya tinggi tanaman menghasilkan jumlah cabang yang lebih banyak dan jumlah daun yang lebih banyak, sehingga fotosintesis dan proses metabolisme lainya juga meningkat yang menghasilkan semakin

banyaknya jumlah bunga. Kemudian, meningkatnya asimilat pada bunga akan mengurangi terjadinya kerontokan dan proses pembelahan sel berlangsung aktif. Dengan meningkatnya jumlah bunga dan pasokan asimilat, maka jumlah polong yang dihasilkan semakin banyak.

Pertambahan pasokan asimilat juga akan meningkatkan ukuran-ukuran biji. Semakin tinggi asimilat yang ditranslokasikan ke biji maka akan lebih banyak kandungan unsur hara dan jumlah polong isi yang dihasilkan. Dengan

bertambahnya ukuran biji dan jumlah polong yang dihasilkan, maka akan semakin tinggi produksinya.

E. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

1. Kedelai varietas Grobogan menghasilkan produksi tertinggi dibandingkan varietas Argomulyo dan Tanggamus.

2. Kedelai yang diberi kompos dengan bioaktivator menghasilkan produksi yang lebih baik dibandingkan kedelai yang diberi kompos alami.

3. Terdapat perbedaan tanggapan untuk produksi terhadap varietas yang bergantung dari masing-masing jenis kompos.

Judul Skripsi : PENGARUH EMPAT JENIS KOMPOS PADA

PRODUKSI TIGA VARIETAS KEDELAI (Glycine max [L] Merr).

Nama Mahasiswa : Andi Triyanto

NPM : 0714011004

Program Studi : Agroteknologi Fakultas : Pertanian

Menyetujui 1. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Yafizham, M.S. Dr. Ir. Paul B. Timotiwu, M.S.

NIP 196001011987031006 NIP 196209281987031001

2. Ketua Program Studi Agroteknologi

Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P. NIP 19641118198902 1 002

MENSAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Ir. Yafizham, M.S. _______________

Sekretaris : Dr. Ir. Paul B. Timotiwu, M. S. _______________

Penguji : Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M. Si. ________________

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M. S. NIP 196108261987021001

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Wonosari pada tanggal 28 Agustus 1989, sebagai anak ke tiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Rugito dan Ibu Turiyem (Alm).

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 4 Wonodadi pada tahun 2002. Pada tahun 2005, penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah

Menengah Pertama di SLTPN 1 Gadingrejo Tanggamus. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Gadingrejo Tanggamus pada tahun 2007 dan pada tahun yang sama penulis diterima di Universitas Lampung sebagai mahasiswa Program Studi Agronomi, Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB) dan pada tahun 2008 diintegrasikan pada program studi Agroteknologi. Selama dibangku kuliah, penulis pernah mengikuti kegiatan Pesantren

Cendekiawan Muslim dan TOP BDP (Training Organisasi Profesi) Budidaya Pertanian pada tahun 2007. Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai anggota FOSI (Forum Studi Islam) Fakultas Pertanian. Pada tahun 2010 penulis pernah mengikuti Praktik Umum di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Bunga Mayang, Kota Bumi Lampung Utara. Pada tahun 2011 penulis melakukan kegiatan kuliah lapang di Malang-Joga-Jakarta.

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya kecil ini sebagai syarat mencapai gelar sarjana.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada

1. Bapak Dr. Ir. Yafizham, M.S., selaku Pembimbing pertama atas ide, motivasi, bimbingan, kesabaran, perhatian serta pengertiannya yang telah diberikan kepada penulis selama penelitian dan penulisan skripsi ini hingga selesai; 2. Bapak Dr.Ir. Paul B. Timotiwu, M.S., selaku Pembimbing Kedua atas saran,

motivasi, bimbingan dan kesabaran yang diberikan selama penelitian dan penulisan skripsi ini hingga selesai;

3. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku Dosen Penguji atas saran, kritik, pengarahan, dan motivasi kepada penulis;

4. Bapak Ir. Ardian, M.Agr., selaku Dosen Pembimbing Akademik atas semua nasehat, perhatian dan motivasi kepada penulis;

5. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P., selaku Ketua Program Studi Agroteknologi;

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung;

7. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian atas segala bimbingan dan ilmu yang telah diberikan selama perkuliahan.

8. Bapak Rugito dan Ibu Turiyem (Alm.), serta Ibu Daliana tersayang yang selalu menyayangi dan mendoakan penulis, saudara tersayang Mba Eka, Mba Eli, dan Adek Fari yang selalu memberikan dukungan, dan menyangi penulis; 9. Fitri Mayasari S.P, atas segala bantuan, kesabaran, motivasi, dan kasih sayang

yang diberikan kepada penulis.

10.Lukas Hadinata S.P., Anajani Pratiwi S.P., sebagai sahabat seperjuangan atas segala hal yang sudah kita jalani dan lewati bersama;

11.I Ketut, S.P., Widia Wirawan, S.P., Heru Septiadi, S.P., I Made Ratna, S.P., Juhanda, S.P., Fajar H. Nugroho, Dolly, S.P., Linggar, S.P., Eko Abadi, S.P., Hidayat, S.P., Yunita, S.P. dan teman-teman Agronomi 2007 atas cerita indah, persahabatan, dan kebersamaan yang berkesan selama perkuliahan; 12.Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang membaca dan penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Bandar Lampung, Mei 2012

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Tidak terdapat perbedaan produksi antara ketiga varietas kedelai yang

digunakan.

2. Aplikasi kompos dengan jenis bioaktivator yang berbeda belum mampu meningkatkan produksi tiga varietas kedelai jika dibandingkan dengan kompos alami.

3. Produksi tiga varietas kedelai tidak bergantung pada pemberian jenis kompos dengan bioaktivator yang berbeda.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis menyarankan agar lebih memperhatikan proses pembuatan kompos dengan benar agar kompos yang dihasilkan memiliki mutu yang baik.

Dokumen terkait