• Tidak ada hasil yang ditemukan

Variabel Rasio Student Enrollment Tertiary dengan Tipe Opini Audit

Dalam dokumen T1 232010091 Full text (Halaman 43-54)

Tabel 28 menyajikan hasil uji tabulasi silang antara Rasio Student Enrollment Tertiary dengan Tipe Opini Audit. Rasio Student Enrollment Tertiary merupakan variabel proksi dari variabel laten Budaya dengan subdimensi Jarak Kekuasaan sedangkan Tipe Opini Audit dari variabel proksi praktik akuntansi dengan subdimensi Profesionalitas..

Tabel 28

Hasil Uji Tabulasi Silang antara Rasio Student Enrollment Tertiary dan Tipe Opini Audit Student Enrollment Tertiary

Total 21.00 25.00 27.00 32.00

Opini Menolak memberi Pendapat 1 0 0 0 1

Wajar tanpa pengecualian 27 14 14 14 69

Total 28 14 14 14 70

Hasil uji tabulasi silang menunjukkan bahwa semakin tinggi Rasio Student Enrollment Tertiary maka semakin mendapat opini audit wajar tanpa pengecualian.

Hasil Uji Pengaruh Variabel Budaya terhadap Variabel Akuntansi

Budaya dihipotesiskan berpengaruh signifikan terhadap praktik akuntansi perusahaan multinasional di Indonesia. Sehingga hipotesis dirumuskan sebagai berikut:

H0 = Budaya tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik akuntansi H1 = Budaya berpengaruh signifikan terhadap praktik akuntansi

44 Tabel 29 menyajikan hasil uji pengaruh budaya terhadap praktik akuntansi perusahaan multinasional di Indonesia

Tabel 29

Hasil Uji Pengaruh Budaya Terhadap Praktik Akuntansi Perusahaan Multinasional di Indonesia

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 4.295 .283 15.168 .000 Budaya -.124 .065 -.226 -1.912 .060

a. Dependent Variable: Akuntansi

Nilai Signifikan yaitu 0.060 lebih besar dari nilai p-value 0.05 sehingga menjadi dasar penolakan H1.Penolakan H1 ini memberikan implikasi bahwa budaya tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik akuntansi perusahaan multinasional di Indonesia.

Budaya tidak berpengaruh signifikan pada perusahaan multinasional di Indonesia pada periode konvergensi IFRS. Hasil Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian (Akman, 2011) dan (Kang et al, 2004) yang menyatakan bahwa budaya tetap berpengaruh signifikan pada praktik akuntansi setelah konvergensi IFRS. Hasil Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian (Wehrfritz et al, 2012) yang menyatakan bahwa budaya tidak lagi berpengaruh signifikan terhadap praktik akuntansi.

“With increasing globalization of the marketplace, international investors need access to financial information based on harmonized accounting standards and procedures. Investors constantly face economic choices that require a comparison of financial information. Without harmonization in the underlying methodology of financial reports, real economic differences cannot be separated from alternative accounting standards and procedures. Harmonization is used as a reconciliation of different points of view, which is more practical than uniformity, which may impose one country’s accounting point of view on all others. Organizations, private or public, need information to coordinate its various investments in different sectors of the economy. With the growth of international business tr ansactions by private and public entities, the need to coordinate different investment decisions has increased. Especially the multinational companies spend enormous money for preparing and auditing their accounting reports according to the different national regulations. For these multinational companies the aspects of maximizing the profit is significantly more important than the consideration of national interest or the geographical position. Because of this there is a demand for creating such accounting systems which are evaluating the holder’s economic results equally” (Beke, 2011: 26)

“Standardization of accounting systems has tended to follow the integration of the markets employed by the accounts. The present impetus for global accounting standards follows the accelerating integration of the word economy. The global accounting standards would enable the world’s stock markets to become more closely integrated. The more closely world’s stock markets approach a single market, therefore, the lower should be the transaction costs for investors and the cost of capital for firms in that market. The differences in international reporting practice prior to IFRS constituted a palpable barrier to efficient international investment, monitoring and contracting” (Beke, 2011:33).

45 Dari uraian hasil penelitian Jeno Beke diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab berkurangnya pengaruh dominasi faktor kepentingan suatu negara dan posisi geografis perusahaan seperti pengaruh budaya terhadap praktik akuntansi adalah adanya kebutuhan akan integrasi dunia secara global. Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan untuk dapat mengkoordinasi dan mengintegrasi informasi keuangan secara internasional yang menindaklanjuti percepatan integrasi ekonomi menuju pasar dunia tunggal maka perusahaan multinasional akan mengurangi dominasi faktor nasional negara dan geografisnya dalam praktik akuntansi agar dapat terjadi integrasi dunia yang efektif.

“Furthermore, the results show a remarkable variability in the responses amongst survey participants in the same country. This means that common cultural factors might be less influential in the application of common accounting rules, whereas other personal characteristics of the decision maker that were not controlled for in our study (e.g.psychological characteristics) might be more relevant” (Wehrfritz et al, 2012: 29)

Selain kebutuhan untuk integrasi informasi menuju percepatan integrasi dunia ekonomi dan pasar tunggal, karakteristik pribadi akuntan dipandang sebagai lebih relevan dalam mempengaruhi praktik akuntansi daripada budaya.

Budaya Indonesia memiliki unsur jarak kekuasaan yang tinggi, cenderung kolektif, maskulinitas yang tinggi dan berorientasi jangka panjang. Ketika masyarakat Indonesia memiliki jarak kekuasaan tinggi, pengurangan dominasi pengaruh budaya dapat dilakukan dengan cara penegakan standar akuntansi oleh pembuat kebijakan akuntansi. Ketika kecenderungan untuk maskulinitas yang tinggi dan memiliki orientasi jangka panjang maka perusahaan multinasional akan cenderung mengurangi dominasi pengaruh budaya dalam praktik akuntansinya sehingga memiliki praktik akuntansi yang berlaku global dan secara internasional agar dapat mengembangkan bisnisnya dalam jangka panjang.

Tabel 25 berikut menyajikan kemampuan budaya dalam menjelaskan praktik akuntansi perusahaan multinasional di Indonesia

Tabel 30

Kemampuan Budaya dalam Menjelaskan Praktik Akuntansi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

46 Tabel 30

Kemampuan Budaya dalam Menjelaskan Praktik Akuntansi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .226a .051 .037 .44583

a. Predictors: (Constant),budaya

Penelitian ini menggunakan nilai Adjusted R Square untuk menjelaskan kemampuan budaya dalam memprediksi praktik akuntansi. Berdasarkan nilai Adjusted R Square tabel 31, budaya dapat menjelaskan praktik akuntansi perusahaan multinasional pada periode konvergensi IFRS sebesar 3.7% dan 96.3% dari budaya dijelaskan oleh variabel-variabel bebas lainnya.

Kesimpulan

Nilai budaya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap praktik akuntansi perusahaan multinasional di Indonesia dalam periode konvergensi IFRS. Hal ini disebabkan karena kebutuhan akan integrasi informasi dalam menghadapi ekonomi global dapat mengurangi pengaruh budaya sebagai faktor nasional terhadap praktik akuntansi perusahaan multinasional di Indonesia.

Implikasi Terapan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya tidak lagi berpengaruh signifikan terhadap praktik akuntansi memberikan implikasi terapan sebagai berikut:

1. Pembuat kebijakan standar akuntansi

Praktik akuntansi tidak lagi dipengaruhi signifikan oleh faktor budaya sehingga untuk meningkatkan kualitas dan komparabilitas laporan keuangan perusahaan multinasional, pembuat kebijakan dapat member pengaruh melalui penegakkan (enforcement) standar akuntansi.

2. Penyusun laporan keuangan (akuntan)

Dalam menyusun laporan keuangan harus menggunakan praktik akuntansi yang berlaku global.Akuntan menyusun laporan keuangan perusahaan multinasional sesuai standar akuntansi yang diterima secara internasional dengan konsisten dan tanpa pengaruh dominasi budaya negara tempat perusahaan multinasional beroperasi.

3. Pengguna laporan keuangan perusahaan multinasional (users)

Laporan keuangan antar perusahaan multinasional dapat dibandingkan dengan lebih baik.Pengguna dapat memahami laporan keuangan dengan lebih tepat karena penyusunan laporan keuangan lebih didasarkan pada standar akuntansi daripada budaya setempat. Saran Penelitian Berikutnya

Peningkatan atau perbaikan penelitian berikutnya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

47 1. Memperbaiki variabel proksi budaya dengan cara menambahkan rasio pengeluaran kesehatan terhadap Produk Domestik Bruto untuk subdimensi budaya orientasi jangka panjang, rasio pengguna internet setiap 100 populasi negara untuk subdimensi budaya jarak kekuasaan, rasio wanita terhadap pria yang berkarir di level pemerintahan untuk variabel subdimensi maskulinitas.

2. Meningkatkan jumlah industri yang diteliti

3. Memisahkan dengan jelas pengaruh budaya home country dan pengaruh budaya host country

Keterbatasan Penelitian

Pada data Jumlah Lini Telepon karena disebabkan data tidak tersedia lengkap, sehingga beberapa data Jumlah Lini Telepon didapat dengan hasil perkalian dari jumlah penduduk Indonesia dengan data Rasio Lini Telepon per 100 populasi Negara sehingga mengurangi keakuratan data. Data variabel proksi dari Male Employment to Total Employment diperoleh dari lebih dari 1 (satu) sumber sehingga mengurangi keakuratan data disebabkan kemungkinan cara hitung data yang berbeda antar sumber.

Daftar Pustaka

Akman,N.H.2011. The Effect of IFRS Adoption on Financial Disclosure: Does Culture Still Play A Role? American International Journal of Contemporary Research Vol. 1 No.1; July 2011.http://www.aijcrnet.com/journals/Vol._1_No.1_July_2011/2.pdf. Diakses: 30 September 2014. Arzyanti, G.,1996.Hubungan Masyarakat : Sebuah Studi Kasus Mengenai Keterbukaan Informasi

Dikaitkan dengan Kegiatan Penyebaran Informasi di PT Garuda Indonesia.Universitas Indonesia.http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-90862.pdf. Diakses 03 Juli 2014 Badan Pusat Statistik. 2012.Statistik Indonesia.Jakarta, Badan Pusat Statistik Republik

Indonesia,http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=28 &notab=1.Diakses tanggal 25 Juli 2014.

Bapepam dan LK, 2010.Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas.Departemen Keuangan Republik Indonesia Badan Pengawas

Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan.http:http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/regulasi_pm/draft_peraturan_pm/dra ft/draft_ix.c.2_equity.pdf. Diakses: 15 Juli 2014.

Bapepam dan LK. 2012. Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan

Publik.Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan.http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/regulasi_pm/draft_peraturan_pm/draft/Dr aft-Revisi-VIII.G.7.pdf. Diakses 04 Juli 2014.

Barichello,R dan A. Patunru. 2009. Agriculture in Indonesia: Lagging Performance and Difficult Choices. The magazine of food, farm, and resources issues 2nd Quarter 2009. Agricultural & Applied Economics Assosiation.

Beke, Jeno. 2011. How Can International Accounting Standards Support Business Management?.International Journal of Management and Business Research Vol 1, No 1, March 2011. http://ijmbr.yolasite.com/resources/2.pdf. Diakses 30 September 2014.

Buys, P.W. dan D. Schutte. 2011.A Consideration of IFRS Education And Acceptance From Culturally Diverse Background: A South African Perspective.International Business &

48

Institute.http://www.cluteinstitute.com/ojs/index.php/IBER/article/view/6649. Diakses tanggal 25 Juli 2014

Bursa Efek Indonesia, 2013, Laporan Keuangan, Jakarta, Indonesia.http://www.idx.co.id/id- id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx

Cahyati, A.D. 2011.Peluang Manajemen Laba Pasca Konvergensi IFRS: Sebuah Tinjauan Teoritis dan Empiris.JRAK Vol.2, No.1, Januari, Universitas Islam Malang.http://ejournal- unisma.net/ojs/index.php/jrak/article/viewFile/61/59. Diakses: 03 Juli 2014

Central Intelligence Agency. 2010. The World Factbook. United States of America https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/fields/2212.html. Diakses: 03 Juli 2014

---. 2014. The World Factbook. United States of America. http://

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/rankorder/2150rank.html. Diakses 05 Juli 2014.

Chand, P., C. Patel, dan R. Day, 2008. Factors Causing Differences In The Financial Reporting Practices In Selected South Pacific Countries In The Post–Convergence Period.Asian Academy of Management Journal, Vol. 13, No. 2, 111–129, July.Asian Academy of

Management.Penerbit University Sains

Malaysia.http://web.usm.my/aamj/13.2.2008/AAMJ%2013.2.6.pdf. Diakses: 03 Juli 2014. Choi, F.D.S dan G.G. Mueller. 1997.Akuntansi InternasionalEdisi 2. Salemba Empat. Jakarta. Doupnik, T dan H. Perera. 2007.International Accounting Edisi 1. MC Graw Hill. New York.

Dunning, J.H dan S.M. Lundan.2008 Multinational Enterprises And The Global Economy Second Edition, Edward Elgar Publishing, UK.

Gernon, H dan G.K.Meek. 2001.Accounting: An International Perspective Fifth Edition, MC Graw Hill, New York.

Gray, S.J. 1988. Towards a Theory of Cultural Influence on the Development of Accounting Systems Internationally.Abacus. Vol 24 issue 1, pages 1-15, March 1988.The University of Sidney. http://www.acis.pamplin.vt.edu/faculty/tegarden/5034/handouts/Gray-Abacus- 1988.pdf . Diakses: 22 Juli 2014.

Hindrayani, A. 2013.Investasi Langsung Luar Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi. Universitas Sebelas Maret.http://eprints.uns.ac.id/1136/1/2009-4533-1-PB.pdf. Diakses: 04 Juli 2013 Hofstede, G. 1980.Culture Consequence:International Difference in Work Related Value.Sage

Publications Inc. London.

---1990.Cultures and Organizations: Software of The Mind, Mc-Graw-Hill, London.

Hofstede, G dan M.H.Bond. 1988. The Confucius Connection: From Cultural Roots To Economic Growth. Organizational Dynamic jilid 16, terbitan 4, halaman 5-21, Elsevier Science

Publishing Company, Inc.

http://www2.seminolestate.edu/falbritton/Summer%202009/FHI/Articles/Hofstede.confuciou s%20connection%20120505%20science%20direct.Pdf . Diakses: 04 Juli 2014.

Hofstede, G., dan G.J. Hofstede. 2005. Cultures and Organizations: Software of The Mind Second Edition. Mc Graw Hill.NewYork.

Hofstede, G. 2011. Dimensionalizing Cultures: The Hofstede Model in Context. Online Readings in Psychology And Culture Unit 2, Subunit 1, Chapter 8. The Berkeley Electronic Press.http://scholarworks.gvsu.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1014&context=orpc. Diakses 23 Juli 2014.

Hofstede, G. National Culture Indonesia. http://geert-hofstede.com/indonesia.html. Diakses 02 Juli 2014.

Hopwood, A. G. 2000. Understanding Financial Accounting Practice.Accounting, Organizations and

Society, 25(2000), 763–766.University of

Oxford.http://elmu.umm.ac.id/file.php/1/jurnal/A/Accounting,%20Organizations%20and%20 Society/Vol25.Issue8.Nov2000/3191.pdf. Diakses:10 Juli 2013

49

Kang, T., L.F.Lee., T.Y. Jeffrey.NG.,J.S.W.Tay.2004. The Impact of Culture on Accounting Choices: Can Cultural Conservatism Explain Accounting Conservatism? Singapore

Management University.http:

nk.library.smu.edu.sg/cgi/viewcontent.cgi?article=1274&context=soa_research. Diakses: 30 September 2014.

Kartika, T.R.2001. tanpa judul. Institute Pertanian Bogor, http://repository.mb.ipb.ac.id/1020/4/r18_05-TipriRoseKartika-pendahuluan.pdf. Diakses: 03 Juli 2014

Kartikahadi, H., 2010. Tinjauan Kritis Penerapan Standar Akuntansi: Dulu Dan Sekarang.Economics Business & Accounting Review,Vol III, No 1, April 2010; hal 7, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.http://lib.yai.ac.id/index.php?p=show_detail&id=9695. Diakses 01 Juli 2014.

Khairana, N. 2009. Analisis Eksistensi Literatur. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126272-6551-Analisis%20eksistensi-Literatur.pdf. Diakses 22 Juli 2014.

Kustina, K. T., 2012. Dampak Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) Bagi Pelaporan Akuntansi di Indonesia.Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya (Ketut Tanti Kustina 70-82) Vol 17,No. 2 Edisi Desember 2012, Universitas

Pendidikan Nasional Denpasar. http:

jurnal.triatmamulya.ac.id/index.php/JMNA2012/article/download/34/35. Diakses: 03 Juli 2014

Lestari, Y.O.2013. Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) dan Manajemen Laba di Indonesia.EL-MUHASABAVol 2, No 2; 07-2011, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/el- muhasaba/article/view/2365. Diakses tanggal 20 Juni 2014.

Marhaendro, A.S.D. 2012. Penyajian Data. Universitas Negeri Yogyakarta.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PENYAJIAN%20DATA.pdf. Diakses:30 September 2014.

Nobes, C dan R.Parker., 2004, Comparative International Accounting Eight Edition.Prentice Hall, London.

Radebaugh, L.H dan S.J.Gray.1997.International Accounting And Multinational Enterprises Fourth Edition. Wiley and Sons Incorporated.US.

Radebaugh, L. H, S.J. Gray, dan E.L.Black. 2006.International Accounting And Multinational Enterprises 6thEdition. John Wiley and Sons.US.

Ramadhan, A.W. 2012. Pengaruh Dimensi Nilai Budaya Terhadap Dimensi Nilai Akuntansi.Jurnal Universitas Diponegoro.http://eprints.undip.ac.id/35311/1/Skripsi_17.pdf. Diakses 01 Mei 2014

Saudagaran, S, M. 2004.International Accounting A User Perspective Edisi 1.Thomson South Western, US.

Sekretariat Negara Republik Indonesia. 2012. Produk Hukum. Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta. http: www.setneg.go.id. Diakses: 01 Juni 2014

Setyadharma, A. 2010.Uji Asumsi Klasik Dengan SPSS 16.0.Universitas Negeri Semarang.http://akuntansi.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2010/05/Uji-Asumsi-Klasik- dengan-SPSS-16.0.pdf. Diakses: 30 September 2014.

Sudarwan, 1995.The Dynamic Relationship Between Culture and Accounting: An Emperical Examination Of The Indonesian Setting.Ann Arbor, Mich. : UMI. Case Western Reserve University.

http://rave.ohiolink.edu/etdc/view?acc_num=case1057949264. Diakses: 01 Mei 2014

Suliyanto, 2009. Uji Asumsi Klasik.http://management-unsoed.ac.idUji-asumsi-Klasik_20091.ppt. Diakses 01 Juli 2014.

50 Wehrfritz, M., A. Haller dan P. Walton. 2012. National Influence On The Application of IFRS–

Interpretations And Accounting Estimates by German And British Accountants.University of Regensburg.Jerman.http://www-wiwi-test.uni-resenburg.de/images/institute/bwl/haller/ Application_of_IFRS_A_cross-national_survey_10.4.2012.pdf. Diakses: 30 September 2014. World Bank. 2014.Indicator of Education.The World Bank Group.

51 Lampiran 1

Desain Konservatisme Kebijakan Akuntansi Terkait Aset No Measurement method Applied

Yes/No Indeks score Yes Indeks score No Indeks score computed 1 The lower of cost or

market

Yes 4 0 4

2 Historical cost Yes 3 0 3

3 Current cost (higher than historical cost)

Yes 2 0 2

4 Market value (higher than historical and current cost)

No 1 0 0

5 Total score 9

6 Conservatism index 9/3=3

Sumber: Sudarwan, 1995

Lampiran 1 menyajikan Desain Konservatisme Kebijakan Akuntansi Terkait Aset.Desain ini digunakan untuk mengukur tingkat konservatisme perusahaan multinasional dalam mengukur aset perusahaannya.Kriteria metode pengukuran disusun dari metode pengukuran yang paling konservatif yaitu the lower of cost or market hingga metode pengukuran yang paling tidak konservatif yaitu market value.

Perusahaan dapat menerapkan beberapa metode pengukuran yang berbeda dalam setiap kategori aset yang dimilikinya, sehingga tingkat konservatisme perusahaan dalam mengukur asetnya dihitung dengan bobot tertimbang dari keseluuhan metode pengukuran yang digunakan.

Cara penggunaan desain ini sebagai berikut

a. Apabila perusahaan menerapkan metode The Lower Cost or Market yang merupakan metode yang paling konservatif maka dalam index score computed diberi nilai 4, apabila tidak menerapkan metode lower cost or market maka dalam index score computed diberi nilai 0.

b. Apabila perusahaan menerapkan metode Historical cost dalam index score computed diberi nilai 3, apabila tidak menerapkan Historical cost maka dalam index score computed diberi nilai 0

c. Apabila perusahaan menerapkan metode Currentcost dalam index score computed diberi nilai 2, apabila tidak menerapkan diberi nilai 0

d. Apabila perusahaan menerapkan metode Market value dalam index score computed diberi nilai 1, apabila tidak menerapkan Market value maka dalam index score computed diberi nilai 0

e. Kemudian jumlah nilai dari index score computed dibagi dengan jumlah metode yang diterapkan perusahaan akan menghasilkan Conservatism Index yang akan merupakan ukuran tingkat konservatisme perusahaan multinasional dalam mengukur asetnya

52 Lampiran 2

Desain Konservatisme Kebijakan Akuntansi terkait Pendapatan dan Beban No Method Aplied (Yes/No) Index score Index Score Computed

1. Revenue recognition

1 Cash received No Yes 4, no 0 0

2 Good/services delivered

Yes Yes 3, no 0 3

3 Contract signed No Yes 2, no 0 0

4 Good or service produced

Yes Yes 1, no 0 1

Subtotal 4

No Method Aplied (Yes/No) Index Score Index Score Computed 2. Cost allocation 1. Expended once as paid in advance No Yes 4, no 0 0 2. Expended as anticipated No Yes 3, no 0 0 3. Expended as legally obliged/incurred Yes Yes 2, no 0 2 4. Expended as paid later No Yes 1, no 0 0 Subtotal 2

No Method Aplied (Yes/No) Index Score Index Score Computed 3. Depreciation method

1 Sum of the years method

Yes Yes 3, No 0 3

2 Double declining Yes Yes 2, No 0 2

3 Straight line Yes Yes 1, No 0 1

Subtotal 6

Average Index Conservatisme= (4/2) +(2/1) + (6/3) ) = 2 3

Sumber : Sudarwan, 1995

Desain Konservatisme Kebijakan Akuntansi Terkait Pendapatan dan Beban digunakan untuk mengukur tingkat konservatisme perusahaan multinasional untuk mengukur beban dan pendapatannya,

Cara menggunakan desain konservatisme terkait pendapatan dan beban sebagai berikut: A. Apabila perusahaan menerapkan pendapatan diakui ketika Cash received diberi nilai maka pada index score computed diberi nilai 4, pengakuan saat good/ service delivered nilai 3, pengakuan saat contract signed diberi nilai 2 dan saat good or service prodeuced nilai 1.Kemudian index score computed dijumlah dan dibagi dengan jumlah metode yang digunakan perusahaan untuk mengakui pendapatannya

53 B. Apabila perusahaan mengakui beban pada saat Expended once as paid in advance maka index score computed diberi nilai 4,Expended as anticipateddiberi nilai 3, Expended as legally obliged/incurred diberi nilai 2 dan beban diakui saat Expended as paid laterdiberi nilai 1. Kemudian index score computed dijumlah dan dibagi dengan jumlah metode yang digunakan perusahaan untuk mengakui bebannya

C. Apabila perusahaan menerapkan metode depresiasi Sum of the years digit maka diberi nilai 3 pada index score computed, metode Double decliningdiberi nilai 2, dan metode Straight linediberi nilai 1. Kemudian index score computed pada metode depresiasi dijumlah dan dibagi dengan jumlah metode depresiasi yang digunakan perusahaan

D. Menghitung Average Index Conservatism dengan cara membuat rata-rata index score computed pengakuan pendapatan, index score computed pengakuan beban, dan index score computed pengakuan metode depresiasi yang digunakan untuk mengukur konservatisme perusahaan dalam mengakui beban dan pendapatannya.

54 Lampiran 3

Desain Secrecy Index Laporan Keuangan Perusahaan

No Possible disclosure Applicability

(yes= 1, no=0) Actual disclosure (Dislosure =1 No disclosure = 0) 1 CASH Total cash 1 1 Restricted cash 1 1 Subtotal 2 2 2 ACCOUNT RECEIVABLES Gross amount 1 1

Allowance for bad debt 1 0

Basis for allowance of bad debt 1 1

Type of receivables 1 1

Subtotal 4 3

Dalam dokumen T1 232010091 Full text (Halaman 43-54)

Dokumen terkait