Variable dalam studi jurnal ini di pahami adalah factor baik tataran konsep,operasional dan kongkrit yang dapat di ukur baik satuan nominal,internal ataupun ordinal atau kuantitafi deskriptif, mengenai prilaku atau hal terkait yang dipergunakan untuk menguji apakah hipotesis dan menemukan jawaban atas rumusan masalah dalam penelitian jurnal ini untuk mendapatkan hasil pemahaman apakah benar agamasebagai factor pembentuk prilaku konsumen dalam pembeliandan orientasi belanja berbeda-beda.
Religiusitas afiliasi
Adalah variable religiusitas atau agama yang berafiliasi yaitu variable tentang jenis agama seperti islam,hindu,budha,Kristen yang di ambil sebagai responden sebagai indicator pembanding apakah tiap agama dengan nilai pandangan hidup,tata cara hidup berbeda bahkan baik pendidikan agama dan prilakunya memiliki keputusan dan pandangan berbeda dalam melakukan keputusan belanja,orientasi belanja.
Religiusitas komitment
Adalah variable yang di masukan dalam jurnal ini seberapa jauh untuk mengetahui komitment pemeluk tiap agama taat dan fanatic dalam menerapkan ajaran agamanya dan apakah komitment yang kuat atau lemah memberikan perbedaan besar dalam menjelaskan perbedaan prilaku dalam keputusan pembelian dan orientasi belanja. Religiusitas komitment sendiri dalam jurnal ini dibagi kedalam intrapersonal religiusitas dan interpersonal religiusitas.
Religiusistas Adalah
1 Intrapersonal religiusitas
penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri antara self dengan God. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling
diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek.Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri pribadi diantaranya adalah; berdo'a, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif.berarti dapat disimpulkan bahwa variable intrapersonal religiusitas adalah variable yang menenkankan pada diri respondent termasuk golongan yang komitment religiusitas nya tinggi dan taat atau sebalikanya,berkaitan dengan ibadah dengan tuhan. Sebagai salah satu ukuran responden dengan intrapersonal kuat dengan tuhan bagaimana pola prilaku belanja dan orientasi belanjanya.Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan pemahaman akan siapa diri kita, tetapi prilaku kita selama ini memainkan peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman diri pribadi ini.Kesadaran pribadi (self awareness) memiliki beberapa elemen yang mengacu pada identitas spesifik dari individu (Fisher 1987:134). Elemen dari kesadaran diri adalah konsep diri, proses menghargai diri sendiri (self esteem), dan identitas
diri kita yang berbeda beda (multiple selves). 2 Interpersonal religiusitas
adalah pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Ini juga merupakan bidang studi.komunikasi dikembangkan dan dapat ditingkatkan atau diperbaiki dengan pengetahuan dan praktek peningkatan. Selama komunikasi interpersonal ada pengiriman pesan dan menerima pesan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode langsung dan tidak langsung. interpersonal yang sukses adalah ketika pengirim pesan dan penerima pesan memahami pesan.
Sejumlah besar ulama secara kolektif mengidentifikasi dengan dan menggunakan interpersonal istilah untuk menggambarkan pekerjaan mereka sendiri. Para sarjana ini, bagaimanapun, juga mengakui bahwa ada berbagai cukup besar dalam bagaimana mereka dan rekan-rekan mereka konseptual dan operasional mendefinisikan wilayah studi ini. Dalam beberapa hal, konstruk komunikasi interpersonal adalah seperti fenomena itu represents- yaitu, itu adalah dinamis dan berubah. Dengan demikian, upaya untuk mengidentifikasi apa yang interpersonal atau tidak sering frustasi dan jatuh pendek dari konsensus. Selain itu, banyak orang yang meneliti dan berteori tentang interpersonal melakukannya
dari seluruh banyak paradigma penelitian yang berbeda dan tradisi teoritis.
Meskipun ada banyak definisi yang tersedia interpersonal sering didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang saling tergantung dan memiliki pengetahuan satu sama lain. interpersonal meliputi apa yang terjadi antara seorang anak dan ayahnya, majikan dan karyawan, dua saudara perempuan, guru dan mahasiswa, dua kekasih, dua teman, dan sebagainya. Meskipun sebagian besar diad di alam, komunikasi interpersonal sering diperluas untuk mencakup kelompok-kelompok kecil yang intim seperti keluarga. interpersonal dapat berlangsung dalam pengaturan tatap muka, serta melalui platform media, seperti media sosial.dan intrepersonal dalam konteks jurnal ini adalah penjelasan secara operasional terhadap religiusitas komitment,dalam variable interpersonal religiusitas ini peneliti mencoba mencari tahu seberapa jauh tingkat kecerdasaan dalam kedalam interpersonal religiusitas seorang dalam membuktikan uji hipotesisi rumusan masalah apakah faktor agama memang menjelaskan perbedaan pola prilaku konsumen dalam orientasi belanjanya.
Sehingga dengan acuhan definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa interpersonal religiusitas adalah variable yang memuat dan melibatkan responden secara pribadi sebagai penganut agama taat atau dan berinteraksi dengan penganut agama lain atau lebih spesifik dalam konteks jurnal ini adalah berinteraksi dengan orang lain dalam aktivitas konsumerisme,baik untuk pola prilaku belanja,keputusan dalam belanja, orientasi belanja. Variable ini ada dan muncul sebagai salah satu variable utama untuk melakukan uji hipotesis terhadap 6 faktor sub dari orientasi belanja,apakah responden dengan variable interpersonal religiusitas yang baik menghasilkan pola prilaku belanjadan orientasi belanja yang berbeda dalam pengujian hipotesis
Jenis-jenis agama (religiusitas afiliasi) 1 Islam
2 Hindu 3 Budha 4 kristen Costumer behavior
Adalah pola prilaku kosumen terhadap pembelian barang,baik harga,merek,kualitas,impulsive pembelian,atau lifestyle disini prilaku konsumen sebagai variable dependent yang nanti dalam jurnal ini akan di benturkan dengan religiusitas sebagai variable intervening,apakah benar prilaku konsumen terhadap orientasi belanja di pengaruhi oleh agama.
Orientasi belanja (variable consumen behavior) 1 kesadaran merek
adalah variable turunan atau sub variable dari orientasi belanja sebagai variable depending sebagai salah satu faktor indikator yang nanti di ukur dan dikelola dari data angket kedalam software spps oleh peneliti
2 kenikmatan belanja
adalah variable turunan atau sub variable dari orientasi belanja sebagai variable depending sebagai salah satu faktor indikator yang nanti di ukur dan dikelola dari data angket kedalam software spps oleh peneliti
3 kesadaran fashion
adalah variable turunan atau sub variable dari orientasi belanja sebagai variable depending sebagai salah satu faktor indikator yang nanti di ukur dan dikelola dari data
4 kesadaran kualitas
adalah variable turunan atau sub variable dari orientasi belanja sebagai variable depending sebagai salah satu faktor indikator yang nanti di ukur dan dikelola dari data angket kedalam software spps oleh peneliti
5 spontanitas belanja/belanja dadakan
adalah variable turunan atau sub variable dari orientasi belanja sebagai variable depending sebagai salah satu faktor indikator yang nanti di ukur dan dikelola dari data angket kedalam software spps oleh peneliti
6 kesadaran harga
adalah variable turunan atau sub variable dari orientasi belanja sebagai variable depending sebagai salah satu faktor indikator yang nanti di ukur dan dikelola dari data angket kedalam software spps oleh peneliti
2.4
Proses Kerangka Berpikir Menetapkan variabel yang diteliti
Dalam penenilitian ini dalam abstrak dan pendahuluan peneliti beserta tim telah menetapkan variable terkait penenilitian yaitu variable agama sebagai variable intervening dimana terdiri dari
Interpersonal religiusitas menekankan pada prinsip ketaatan ibadah dan komitment terhadap agama itu sendiri sedangkan intrapersonal menekankan pada aplikasi nilai agama dalam berinteraksi dengan pemeluk agama lain atau kejadian kehidupan sehari- hari yang di alami responden,utamanya di fungsikan untuk mengetahui bagaimana respon terhadap masalah prilaku konsumen dan orientasi belanja mereka.
Sedangkan variable independentnya yaitu orientasi belanja dan di detailkan menjadi variable operasional dan terukur dan kongkrit meliputi: kesadaran harga, kesadaran merek, kesadaran kualitas,kenyamanan dalam belanja. impulsif belanja/pembelian tanpa berpikir panjang, kesadaran fashion,sub variable operasional ini sebagai pendetailan atas prilaku konsumen agar dapat dinilai secara kuantitatif deskriptif,
Religiusitas afiliasi sebagai variable dependent yaitu jenis agama yang di ambil seperti agama mayoritas yaitu islam,Kristen,hindu,budha sebagai sub variable penggolangan jenis data yang akan di uji kebeneran hipotesis dan rumusan masalah dalam jurnal yang telah dibuat.
Membaca buku dan hasil penelitian
Dalam jurnal ini peneliti banyak memasukan hasil penelitian sebelumnya para peneiliti sebagai pijakan dalam memperkaya
mengintervening prilaku konsumen masyarakat,baik secara pemahaman tentang agama itu sendiri ataupun prilaku konsumen,dimana dalam proses refrensi yang di ambil peneliti mengemukakan bahwa penenilitan sebelumnya belum cukup mampu untuk menjelaskan secara nyata bahwa agama memberikan intervensi terhadap pola pembelian konsumen dan orientasi belanjannya,dikarenakan wilayah yang di ambil/ sample responden pada konteks lintas budaya yang berbeda,disini yang dimaksudkan adalah peneliti memahami bahwa hasil sebelumnya yang dilakukan di amerika dan jepang kurang dapat mewakili dikarenakan kompelksitas budaya Negara yang bersangkutan dan prilaku taat beragama di Negara sample kurang memenuhi standart obyektifitas.namun dalam proses pengambilan berbagai hasil penenlitian sebelumnya sebagau acuan,peneliti meyakini agama apakah benar sebagai factor intervening pembentuka pola prilaku konsumen dan orientasi belanja jika di uji di Negara mereka yaitu Malaysia. Mendeskripsikan teori dan hasil penelitian
1. Teori di diskripsikan dengan mengambil berbagai pendapat para ahli dan peneliti
2. Kesimpulan terhadap definisi pemahaman teori yang di maksud religiusitas mengambil jalan tengah dari berbagai pendapat para ahli dan peneliti terbagimenjadireligiusitas afilisasi,religiusitas komitment,religiusitas interpersonal
dan intrapersonal
3. Prilaku konsumen di pahami dan didetailkan menjadi item spesifik yang di uji seperti yang dibahas pada pembahasan sebelumnya
4. Mendiskripksikan hasil penelitian sebelumnya belum mampu memenuhi standart obyektifitas dan hasil yang memuaskan dikarekan factor pengambilan sample yang kurang mengcover hasil yang dikehendaki
5. Ending dalam penelitian jurnal ini yang dikehendaki adalah uji hipotesis dapat akurat