• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.2 Tinjauan pustaka

Kebudayaan merupakan seperangkat sistem pengetahuan atau sistem

gagasan yang berfungsi menjadi blue print28 bagi sikap dan perilaku manusia

sebagai anggota atau warga dari kesatuan sosialnya, tumbuh, berkembang dan berubah sesuai dengan kebutuhan hidup manusia (Sairin, dkk, 2002:1-2).

24

Positif :bersifat nyata dan membangun ; keadaannya menunjukkan perkembangan hasilnya 25

Produktivitas kerja adalah kemampuan menghasilkan suatu kerja yang lebih banyak daripada ukuran biasanya yang telah umum

26

Negatif :kurang baik, kurang pasti 27

Strategi : rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran tertentu 28

Budaya merupakan kegiatan manusia yang sistematis29 diturunkan dari generasi kegenerasi melalui berbagai proses pembelajaran untuk menciptakan cara hidup tertentu yang paling cocok dengan lingkungannya, potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang saling mendukung. (wibowo,2007:15).

Refleksi budaya dan kerja dalam organisasi dikenal sebagai budaya kerja (Ismail, 2004:12).

Budaya kerja sudah lama dikenal oleh manusia, namun belum disadari bahwa suatu keberhasilan kerja itu berakar pada nilai-nilai yang dimiliki dan perilaku yang menjadi kebiasaannya (supriyadi dan guno, 2006:1).

Menurut Dewabrata dan Ma’mun (seperti dikutip Nugroho, 2011:18) Budaya kerja dapat diartikan sebagai sistem atau pola nilai-nilai

kepercayaan-kepercayaan, asumsi-asumsi30, sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan seseorang

atau suatu kelompok orang yang mempengaruhi perilaku kerja dan cara kerja yang dipengaruhi budaya masyarakat setempat dan budaya kerja tempat mereka bekerja.

Pengertian budaya kerja menurut Gering Supriadi dan Tri Guno adalah

suatu falsafah31 dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang

menjadi sifat kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap, prilaku, cita-cita, pendapat dan pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja (Puspita 2008: 3).

29

Sistematis : teratur menurut sistem 30

Asumsi : Pernyataan yang dapat diuji kebenarannya secara empiris berdasarkan pada penemuan, pengamatan dan percobaan dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya.

31

Falsafah : anggapan,gagasan, dan sikap batin yang paling dasar yang dimiliki oleh orang atau masyarakat ; pandangan hidup

Masyarakat dengan berbagai macam profesi pekerjaan tentunya memiliki budaya kerja yang berbeda-beda. Menurut Dewi (Skripsi 2011: 10), hal itu terjadi dikarenakan landasan dan sikap perilaku yang tercermin oleh setiap orang dalam organisasi berbeda. Hal tersebut berarti berbeda profesi tentu berbeda juga budaya kerja yang mereka miliki. Budaya kerja yang di miliki oleh setiap orang sangat di pengaruhi oleh sikap dan cara berfikirnya.

Menurut Hartanto (2009: 171-172), Budaya kerja adalah perwujudan

dari kehidupan yang di jumpai di tempat kerja. Secara lebih spesifik32, budaya

kerja adalah suatu sistem makna yang terkait dengan kerja, pekerjaan, dan interaksi kerja, yang disepakati bersama dan digunakan di dalam kehidupan sehari-hari. Budaya kerja tercermin dari :

1. Kebiasaan orang berinteraksi dan berkomunikasi di lingkungan perusahaan

2. Hubungan vertikal yang berlaku di tempat kerja

3. Semangat pekerja pada waktu menghadapi tugas dan pekerjaannya

4. Orientasi33 waktu pada waktu orang menjalani kehidupan kerja

5. Tata nilai dan norma yang dijadikan pegangan oleh pekerja pada waktu

mereka bekerja dan berinteraksi dengan sesama rekan kerjanya

Fungsi budaya kerja bertujuan untuk membangun keyakinan sumber daya manusia atau menanamkan nilai-nilai tertentu yang melandasi atau mempengaruhi sikap dan perilaku yang konsisten serta komitmen membiasakan suatu cara kerja di linkungan masing-masing. Dengan adanya suatu dan komitmen kuat merefleksikan nilai-nilai tertentu, misalnya membiasakan kerja

32

berkualitas, sesuai standar atau sesuai ekpektasi34 pelanggan (organisasi),

efektif35 atau produktif36 dan efisien37.

Menurut Kotler (1997:153), faktor budaya memiliki pengaruh yang luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Peran budaya, sub budaya dan kelas konsumen sangat berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli suatu produk.

Menurut Fernandez (seperti dikutip Darmawan, 2008: 322), budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan produktifitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang.

Menurut Brow dan Dennis (seperti dikutip nugroho, 2011:18), menyatakan bahwa budaya kerja mempengaruhi organisasi dalam berbagai cara artinya dengan peningkatan terhadap budaya kerja, maka akan berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Kerja sebagai refleksi seseorang untuk mencari dan meningkatkan

kesejahteraan hidup. Bekerja sebagai bentuk aktualisasi diri38. Dalam Teori

Budaya Organisasi Jahsen H. Sinamo menyebut Ethos sebagai “roh keberhasilan” etos merupakan komponen budaya, etos adalah kekuatan pendorong atau penggerak, sehingga manusia siap untuk bekerja keras

34

Ekspektasi adalah harapan besar yang dibebankan pada sesuatu yang dianggap akan mampu membawa dampak yang baik atau lebih baik.

35

Efektif :membawa hasil ; manjur 36

Produktif :Mampu menghasilkan dalam jumlah besar 37

Efisien : tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya ; mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat

38

aktualisasi diri : ketepatan seseorang di dalam menempatkan dirinya sesuai dengan kemampuan yang ada dalam dirinya

(Tahliziduhu, 2005: 204). Budaya kerja yang di miliki oleh setiap pengusaha turut mempengaruhi strategi yang mereka gunakan. Setiap pengusaha tentunya memiliki strategi di dalam menghadapi persaingan pasar.

Menurut Mutia (Skripsi, 2009:1), Secara umum konsep dan teori strategi bisnis berasal dari pengembangan strategi militer. Pemikiran Sun Tzu, Alexander the Great, Karl von Clausewitz, Napolen, Stonewall Jackson, dan Douuglas Mac Arthur, mengenai strategi telah dituliskan dan diadopsi dalam beberapa perspektif yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan strategi bisnis. Pada dasarnya strategi adalah merupakan ide-ide dan rencana-rencana yang ingin di capai perusahaan terhadap pesaing-pesaingnya. Sedangkan menurut Rangkuti (1997: 3), strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Definisi strategi pertama yang dikemukakan oleh Chandler (seperti di kutip Syafitri, 2013: 130), menyebutkan bahwa strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan,

serta pendayagunaan dan alokasi39 semua sumber daya yang penting untuk

mencapai tujuan tersebut.

Spredley (1997: 10) menyatakan bahwa kebudayaan sebagai sistem pengetahuan yang di peroleh manusia melalui proses belajar, yang mereka gunakan untuk menginterpretasikan dunia sekeliling mereka, dan sekaligus untuk menyusun strategi perilaku dalam menghadapi dunia sekeliling mereka. Dengan banyaknya persaingan antar pengusaha jok mobil di jalan Glugur Medan Petisah, maka para pengusaha di dalam mempertahankan eksistensi usahanya pasti memiliki strategi di dalam menghadapi ketatnya persaingan pasar.

Salah satu definisi strategi menurut Glueck dan Jauch (1998:12) mengatakan strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.

Ohmae (dalam Grant, 1995:10) mengatakan bahwa strategi bisnis dalam suatu kata adalah mengenai keungulan kompetitif/bersaing. Satu-satunya tujuan dari perencanaan strategis adalah untuk memungkinkan perusahaan memperoleh seefisien mungkin keunggulan yang dapat dipertahankan atas saingan mereka.

Menurut Hidayat (Skripsi, 2007:11), Satu-satunya tujuan dari perencanaan strategi adalah memungkinkan perusahaan memperoleh, seefisien mungkin, keunggulan yang dapat mempertahankan atas saingan mereka. Untuk mempertahankan eksistensi sebuah bisnis atau perusahaan di tengah-tengah ketatnya persaingan pasar, maka sebuah strategi sangat di perlukan.

Ade Gunawan (Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, No.01, Oktober 2001:25) menyebutkan Perusahaan yang berhasil selalu berusaha mengenali pesaingnya sebaik mungkin seperti yang dilakukannya terhadap konsumen. Persaingan yang terjadi dapat berupa :

• Persaingan Merek

Persaingan ini merupakan bentuk persaingan langsung yang banyak terjadi dimana suatu perusahaan menganggap pesaingnya adalah perusahaan lain yang menawarkan produk dan jasa serupa.

• Persaingan Industri

Bentuk persaingan ini menganggap bahwa para pesaingnya adalah semua perusahaan yang membuat produk yang sama.

• Persaingan Jenis dan Bentuk Produk

Bentuk persaingan ini merupakan bentuk persaingan di mana suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua perusahaan yang memproduksi produk yang memberikan jasa yang sama.

• Persaingan Generik

Persaingan Generik terjadi apabila suatu perusahaan menganggap bahwa para pesaingannya adalah semua perusahaan yang bersaing untuk mendapatkan uang konsumen yang sama.

• Persaingan Geografi

Persaingan dapat terjadi dalam ruang lingkup global, multinasional, nasional, regional atau metropolitan. Biasanya para pesaing tidak selalu tepat pada daerah geografi yang sesuai dengannya. Jika perusahaan beroperasi pada pasar regional atau nasional maka pesaing yang di timbulkan perusahaan lain dari lingkungan geografi yang lebih luas lagi.

Strategi yang berhasil pada dasarnya memiliki empat unsur utama (Grant, 1995: 8), yaitu:

1. Strategi tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan yang jelas dan dalam

jangka waktu yang panjang

lingkungan eksternal.

3. Strategi didasarkan pada pemahaman yang mendalam mengenai

kemampuan internal organisasi maupun indivindu.

4. Strategi dilaksanakan dengan resolusi, koordinasi serta pemanfaatan yang

efektif terhadap kemampuan dan komitmen dari semua anggota organisasi.

Dokumen terkait