• Tidak ada hasil yang ditemukan

Variasi Jumlah Orifisi Gigi Molar Satu Mandibula Permanen

HASIL PENELITIAN

5.1 Variasi Jumlah Orifisi Gigi Molar Satu Mandibula Permanen

Keberhasilan dalam melakukan perawatan saluran akar ditentukan oleh kemampuan dokter gigi dalam menemukan dan merawat seluruh saluran akar yang ada didalam gigi. Saluran akar gigi terdiri dari : orifisi saluran akar gigi yang terletak di bagian paling atas dari komponen saluran akar, yang berbentuk lubang dan merupakan jalan masuk kedalam saluran akar, saluran akar gigi, dan foramen apikal yang terletak pada bagian paling bawah dari saluran akar (gambar 2). Oleh sebab itu untuk dapat merawat seluruh saluran akar gigi, dokter gigi harus terlebih dahulu menemukan seluruh orifisi dari saluran akar gigi.5,7,27

Jumlah orifisi dari gigi sangat beranekaragam dan tidak dapat bervariasi jumlahnya pada setiap individu. Gigi molar satu mandibula adalah gigi yang paling sering mendapat perawatan endodonti dan memiliki jumlah orifisi yang bervariasi. Secara umum literatur menunjukkan bahwa orifisi saluran akar gigi ini berjumlah tiga hingga empat buah, akan tetapi Ahmed, dkk (2013) pada penelitiannya di India menunjukkan bahwa, dapat terjadi variasi yang beraneka ragam dalam hal jumlah orifisi pada gigi ini, dari jumlah orifisi tiga hingga lima dalam satu gigi. 24,25,26 Pada penelitian ini variasi jumlah orifisi yang ditemukan adalah jumlah orifisi dua, jumlah orifisi tiga, dan jumlah orifisi empat. Tidak dijumpai gigi molar satu mandibula permanen dengan jumlah orifisi lima (tabel 1)5,18,26,28,29

Sampel yang digunakan di dalam penelitian ini adalah 25 gigi molar satu mandibula permanen yang diperoleh dari puskesmas dan praktek dokter gigi di kota medan. Sampel terdiri dari 17 gigi molar satu mandibula permanen kiri (68%) dan 8

gigi molar satu mandibula permanen kanan (32%) (tabel 1), yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi, karena pada gigi ini belum terjadi perubahan terhadap anatomi dari komponen saluran akar; seperti kalsifikasi yang disebabkan oleh pembentukan dentin sekunder pada proses penuaan, maupun pembentukan dentin tersier sebagai respon terhadap trauma. Pada penelitian ini diambil gigi dari kedua regio karena sulitnya memperoleh sampel yang seragam dan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

Pada hasil penelitian ini (tabel 1) dapat dilihat variasi jumlah orifisi dengan frekuensi tertinggi adalah gigi molar satu mandibula permanen dengan tiga orifisi (48%), diikuti oleh jumlah orifisi dua (44%), dan jumlah orifisi empat (8%). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya oleh Ahmed, dkk. (2013) di Mumbai India, dimana diperoleh variasi jumlah orifisi dengan frekuensi tertinggi adalah jumlah orifisi tiga (66%), diikuti oleh jumlah orifisi empat (30%), dan jumlah orifisi lima (4%).

Akar mesial dari gigi molar satu mandibula permanen umumnya memiliki orifisi berjumlah dua buah, akan tetapi beberapa laporan kasus menunjukkan bahwa dapat terjadi variasi yang beranekaragam hingga empat jumlah orifisi dalam satu akar mesial. 5,18,25,27 Pada penelitian ini variasi jumlah orifisi mesial yang ditemukan adalah jumlah orifisi mesial satu dan jumlah orifisi mesial dua.

Pada penelitian ini (tabel 2) variasi jumlah orifisi mesial gigi molar satu mandibula permanen dengan frekuensi tertinggi adalah gigi molar satu mandibula permanen dengan dua orifisi pada akar mesial (56%), diikuti oleh satu orifisi (44%). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Zaatar, dkk. (1998) di Kuwait, dimana dijumpai persentase gigi dengan jumlah orifisi mesial dua sebanyak 63,3% dan jumlah orifisi mesial satu sebanyak 34,7%. Pada penelitian ini tidak ditemukan gigi molar satu mandibula dengan tiga orifisi mesial, meskipun Ahmed, dkk. (2013) menunjukkan bahwa persentase variasi dari gigi molar satu mandibula permanen mencapai 15%.26,27,28

Akar distal umumnya memiliki satu orifisi, yang berada di tengah akar distal, tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa dapat terjadi variasi jumlah orifisi

yang beranekaragam pada akar gigi ini dimana ditemukan variasi hingga tiga orifisi dalam satu akar distal.5,26,28,29,30

Pada penelitian ini (tabel 3) variasi jumlah orifisi pada akar distal dengan frekuensi tertinggi pada penelitian ini adalah gigi molar satu mandibula permanen dengan satu orifisi distal (92%). Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Pattanshetti, dkk (2008) di Kuwait dimana ditemukan variasi jumlah orifisi saluran akar pada akar distal dengan frekuensi tertinggi adalah jumlah orifisi satu dengan persentase sebesar 95,5%. 26

Pada penelitian ini juga ditemukan gigi molar satu mandibula dengan dua orifisi distal dengan persentase yang jauh lebih sedikit, yaitu sebesar 8% (tabel 3), berbeda dengan penelitian sebelumnya oleh Ahmed, dkk (2013) di India dimana ditemukan gigi molar satu mandibula dengan dua orifisi distal mencapai 23%. Pada penelitian ini tidak ditemukan gigi molar satu mandibula dengan jumlah orifisi distal tiga, seperti yang ditemukan pada beberapa laporan kasus. 27,28,29,30

Perbedaan variasi jumlah orifisi yang ditemukan pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dapat disebabkan oleh divergensi ras, dimana pada penelitan sebelumnya oleh Ahmed, dkk. (2013) penelitian dilakukan pada populasi di India, sedangkan penelitian ini dilakukan pada populasi di Indonesia, dimana sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian mengenai jumlah orifisi di Indonesia. Chourasia, dkk. (2012) pada penelitiannya di India menyatakan bahwa populasi di India cenderung memiliki persentase kemunculan jumlah saluran akar empat yang lebih tinggi (36%).28,29

Perbedaan persentase variasi jumlah orifisi gigi molar satu mandibula permanen pada penelitian ini dan penelitian sebelumnya dapat disebabkan oleh perbedaan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian, dimana penelitian sebelumnya menggunakan jumlah sampel sebanyak 100 gigi molar satu mandibula, sedangkan pada penelitian ini menggunakan 25 gigi molar satu mandibula, tanpa mempertimbangkan suku, jenis kelamin, dan genetik. Oleh sebab itu, dapat dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah dari orifisi gigi molar satu mandibula permanen

Uji korelasi Spearman jumlah akar dengan jumlah orifisi gigi molar satu mandibula permanen pada penelitian ini (tabel 4) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jumlah akar dengan jumlah orifisi gigi molar satu mandibula permanen (p>0,05) (H0 ditolak), dimana dari 25 sampel gigi molar satu mandibula permanen dengan akar dua yang diteliti, ditemukan jumlah orifisi dengan variasi yang beraneka ragam. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah dari akar gigi tidak menentukan jumlah orifisi yang terdapat didalam gigi tersebut, oleh sebab itu jumlah akar gigi tidak dapat dijadikan pedoman dalam menentukan variasi jumlah orifisi yang terdapat didalam gigi tersebut.

Jumlah dari orifisi saluran akar gigi sering diidentikkan dengan jumlah dari saluran akar gigi, akan tetapi American Association of Endodontics (2010) menyatakan bahwa jumlah dari orifisi tidak selalu sama dengan jumlah dari saluran akar yang terdapat dibawahnya, dimana dapat ditemukan lebih dari satu saluran akar pada satu orifisi. Pada penelitian ini tidak dilakukan pengamatan terhadap saluran akar gigi, oleh sebab itu, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hubungan antara jumlah orifisi gigi dengan jumlah dari saluran akar gigi, dapat dilakukan penelitian lebih lanjut.31

Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini banyak metode yang dapat digunakan untuk mengamati anatomi orifisi saluran akar gigi, salah satunya adalah dengan menggunakan radiografi. Salah satu teknik radiografi yang dapat digunakan untuk mengamati anatomi saluran akar adalah CBCT ( Cone Beam Computed Tomography). Penggunaan CBCT menghasilkan gambaran radiografi dengan resolusi ketajaman gambar yang tinggi, sehingga memungkinkan pengamatan yang akurat mengenai jumlah dan letak dari orifisi saluran akar gigi.

Gambar 24. Hasil penggunaan CBCT untuk melihat jumlah orifisi gigi.33

Dengan menggunakan CBCT, dokter gigi dapat mengetahui jumlah orifisi dari gigi yang akan dirawat sebelum melakukan perawatan endodonti pada gigi tersebut.32,33 Dengan mengetahui jumlah dan lokasi dari orifisi saluran akar dari gigi yang akan dirawat, dokter gigi dapat merawat seluruh saluran akar dengan lebih efisien dan akurat, dan mencegah adanya saluran akar yang terlewat dalam melakukan perawatan.

BAB 6

Dokumen terkait