• Tidak ada hasil yang ditemukan

Variasi Kemasan dan Sikap Kepercayaan Konsumen

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4. Variasi Kemasan dan Sikap Kepercayaan Konsumen

Tabel 4.8 Hasil Analisis Evaluasi (ei) dan kepercayaan dan Sikap ( Ao ) terhadap Multiatribut Kemasan Jajanan Tradisional Gresik Pudak Jubung dan ayas dari Sisi Produsen

No Atribut Evaluasi

(ei)

Kepercayaan (bi) Sikap kepercayaan (Ao)

terhadap Atribut

Pudak Jubung Ayas Pudak Jubung Ayas

1 Bahan kemasan 2.00 2.00 2.00 2.00 4.000 4.000 4.000 2 Daya tarik visual 0.52 0.55 0.55 0.50 2.860 2.860 0.260 3 Daya tarik praktis 0.25 0.25 0.40 0.25 0.063 0.100 00.147 4 Etika kemasan 0.42 0.55 00.70 0.35 0.231 0.294 0.147 Jumlah 7.154 7.254 4.470

Tabel 4.8 menunjukan bahwa hasil analisis kepercayaan (bi) kepentingan terhadap atribut kemasan jajanan tradisionil pudak ternyata menunjukan bahwa atribut bahan kemasan memperoleh skor tinggi (2.00) kemudian di ikuti oleh atribut daya tarik visual dan etika kemasan dengan sekor yang sama (0.55) kemudian yang paling kecil atribut daya tarik praktis dengan skor (0.25) sedangkan nilai total (Ao) kemasan pudak sebesar 7.154 kepercayaan (bi) untuk jubung skor tertinggi pada atribut bahan kemasan dengan skor 2.00 kemudian

etika kemasan (0.7) daya tarik visual (0.55) kepercayaan (bi) kepentingan terhadap atribut kemasan jajanan tradisionil ayas ternyata menunjukan bahwa atribut bahan kemasan memperoleh skor tertinggi (2.00) kemudian di ikuti oleh atribut daya tarik visual (0.50) etika kemasan dengan skor (0.35) kemudian yang paling kecil atribut daya tarik praktis dengan skor 0.35 kemudian yang paling kecil daya tarik praktis dengan skor (0.25) sedangkan nilai total Ao kemasan ayas sebesar 4.47 dengan demikian dapat di katakana bahwa secara keseluruhan nilai Ao yang paling tinggi jajanan jubung sebesar 7.254 kemudian pudak sebesar 7.154 dan ayas 4.470 hal ini di berkaitan dengan harapan produsen jajanan tradisionil di mana bahan kemasan masih mempunyai daya tarik karena keorisinalnya dengan demikian di harapkan akan memperoleh pendapatan yang tinggi pula. Nilai evaluasi atribut yangv paling rendah adalah daya tarik praktis yang berarti bahwa produsen menganggap tidak penting di banding atribut lainya karena jajanan tradisionil mempunyai daya tarik karena kekhasanya bukan karena kepraktisan ketika konsumen sangat menginginkan suatu produk /merek tetapi mereka tidak bias memperoleh pilihan penawaran pemenuhan yang cukup maka pemasar dapat memperoleh pengertian menganai perilaku konsumen itu dengan mudah. Namun sering dengan berkembangnya perusahaan dan pasar muncul usaha yang semakin besar pula saat ini pemasar memerlukan data (perilaku) konsumen yang akurat sehingga perusahaan dapat mempertahankan dan bahkan mengembangkan keberadaanya pasar pada kebanyakan orang perilaku pembelian konsumen sering kali di awali dan di pengaruhi oleh banyaknya rangsangan (stimuli) dari luar dirinya baik barupa

rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungannya yang lain rangsangan tersebut kemudian diproses(diolah) dalam diri sesuai dengan karakteristik pribadinya sebelum akhirnya di ambil keputusan pembelian karakteristik pribadi konsumen yang di pergunakan untuk memproses rangsangan tersebut sangat komplek dan salah satunya adalah motivasi konsumen untuk membeli.

Kotler (1998) menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seorang berhubungan dengan pencarian pemilihan pembelian penggunaan serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan

dan keinginan perilaku konsumen merupakan hal – hal yang mendasari untuk

membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah ( low-involvement) proses pengambilan keputusan di lakukan dengan mudah sedangkan untuk barang berharga jual tinggi ( High-involvement ) proses

pengambilan keputusan di lakukan dengan pertimbangan yang matang. Factor –

factor yang mempengaruhi perilaku konsumen di bedakan menjadi dua bagian

yaitu factor – factor yang berasal dari dalam diri pribadi seorang konsumen dan

factor – factor yang berasal dari dalam diri pribadi seorang konsumen dan

factor yang berasal dari dalam diri konsumen antara lain : perasaan konsumen

factor – factor yang berasal dari lingkungan sekitar konsumen antara lain :

budaya etnisitas kelas social keluarga dan berpengaruh rumah tangga.

Di sisi lain berdasarkan ( lampiran 3 , 4 dan 5 ) maka kemasan dapat di katakana bahwa untuk bahan kemasan ini mulai bahan kemasan mutu bahan kemasan mutu bahan kemasan keamanan kemasan dan keawetan kemasan

seluruh responden (20 produsen ) menyatakan sangat penting sekali untuk produknya dengan alasan menjaga keonisinalitas dari pada bahan kemasan tersebut. Daya tarik visual ini meliputi bentuk kemasan jajanan gambar pada kemasan merek dan lgo dalam kemasam jajanan selanjutnya etika kemasan meliputi informai tentang komposisi bahan baki dan cara pemakaiannya berat isi dari pada produk jajanan di lengkapi dengan bahan hasil pemeriksaan dari BPPOM daya tarik praktis meliputi kepraktisan kemasan jajanan dan kemudian kemasan jajanan ini hyang di maksud kemudian dan kepraktisan dalam membuka kemasan beberapa alasan yang telah di sampaikan antara nya : pudak selalu di bungkus dengan palepah daun pinang bungkus di pilih bahan yang terbaik pembungkus dari daun pembungkus awet karena jajanan pudak belum perlu di gambar cara membuka memang harus pakai alat potong cara membuka

memang harus pakai alat potong rata – rata masih home industry hanya ijin dari

disperindang saja sedangkan untuk jubung bahan kemasan ini mulai bahan kemasan mutu bahan ke,asan keamanan kemasan dan keawetan kemasan para responden menyatakan bahwa sangat penting sekali untuk produknya dengan alsan menjaga keroisinalitas dari pada bahan baku dan cara pemakaianya dari BPPOM merek dan logo dalam kemasan jajanan dan kemudian kemasan jajanan ioni di maksud kemudahan dan kepraktisan membuka kemasan.

Untuk ayas kemasan ini muli bahan kemasan mutu bahan kemasan keamanan kemaan dan keawetan seluruh responden menyatakan bahwa sangat penting sekali untuk produk nya daya tarik visual ini meliputi bentuk kemasan jajanan etika kemsasan meliputi informasi tyentang komposisi bahan bakud an

cara pemakaianya ceras isi dari pada produk jajanan di lengkapi dnegan hasil pemerikasaan dari BPPOM daya tarik visual ini meliputi bentuk jajanan dan yang paling kecil terdapat pada atribut daya tarik praktis daya tarik praktis meliputri kepraktisan kemasan jajanan dan kemudahan kemasan ini yang di maksud kemudahan dan kepraktisan dalam membuka kemasan.

Kemsan adalah wadah atau tutup selubung sebelah luar. Kemasan dapat mempengaruhi stabilitas dan mutu produk akhir selera konsumen untuk

menjamin stabilitas dari produk ada syarat – syarat yang harus di penuhi oleh

bahan kemasan primer karena kontak langsung dengan produk baik cair padat semi padat bahan kemasan adalah bahan kemas yang kontak langsung dengan bahan yang di kemas produk bahan kemas sekunder adalah pembungkus selanjutnya biasanya di kenal dengan inner box bahan kemasan primer adalah pembungkus setelah sekunder biasanya berupa outher box untuk menjamin stabilitas produk harus di tetapkan syarat yang sangat tegas terhadap bahan kemas primer yang sering kali menyatu dengan seluruh bahan yang di sisikan baik berupa cairan dan semi padat bahkan kemasan sekunder pada umumnya tidak berpengaruh terhadap stabilitas ( kurniawan 2012).

Tabel 4.9 hasil analisis evaluasi (ei) dan kepercayaan (bi) dan sikap (ao) terhadap multiatribut

No Atribut Evaluasi

(ei)

Kepercayaan (bi) Sikap kepercayaan (Ao)

terhadap Atribut

Pudak Jubung Ayas Pudak Jubung Ayas

1 Rasa 1.93 2.00 2.00 1.80 3.860 3.860 3.474

2 Ukuran 0.75 0.70 0.70 0.10 0.525 0.525 0.075

3 Bentuk 0.30 0..30 0.300 0.10 0.090 0.090 0.030

5 Aroma jajanan 1.80 1.80 1.80 1.10 3.240 3.240 1.980 6 Tampilan sajian 0.45 0.45 0.45 1.00 0.202 0.202 0.450 7 Harga 0.97 1.40 0.10 0.10 1.358 0.097 0.097 Jumlah 11.235 9.974 6.526

Tabel 4.9 menunjukan bahwa hasil analisis kepentingan terhadap atribut isi jajanan tradisionil pudak ternyata untuk kepercayaan (bi) skor tertinggi atribut isi rasa jajanan memperoleh skor tertinggi (2.00) kemudian di ikuti oleh atribut aroma jajanan (1.80) warna dan harga memperoleh nilai skor yang sama (1.40) kemudian ukuran tampilan sajian

kemudian bentuk dengan skor masing – masing sebesar (0.70) (0.45) dan

(0.30) nilai total Ao untuk jajanan pudak sebesar 11.235 sedangkan untuk kepercayaan (bi) skor tinggi atribut isi rasa jajanan tradisionil jubung memperoleh skor tertinggii (2.00)

Kemudian di ikuti oleh atribut aroma jajanan (1.80) warna (1.40)

ukuran tampilan sajian kemudian bentuk dengan skor masing – masing

sebesar (0.70) (0.45) dan (0.30) sedangkan harga memperoleh skor yang paling kecil (0.10) kepercayaan Ao untuk jajanan tradisionil sebesar 9.974 sedangkan untuk kepercayaan (bi) skor tertinggi atribut isi rasa jajanan tradisionil ayas memperoleh skor tertinggi (1.80) kemudian di ikuti oleh atribut aroma jajanan (1.10) tampilan sajian (1.00) warna kemudian di ikuti oleh atribut (0.30) kemudian bentuk ukuran dan harga skor yang sama yaitu sebesar (6.526) dengan demikian maka dapat di katakan bahwa untuk ketiga

jenis jajanan tradisionil pudak jubung dan ayas atribut rasa semua memiliki nilai yang tertinggi kemudian di ikuti atribut aroma. Sedangkan untuk nilai sikap kepercayaan (Ao) maka jajanan pudak memiliki nilai tertinggi sebesar

11.235 kemudian di ikuti oleh jubung dan ayas masing – masing sebesar

9.974 dan 6.526 hal ini berkaitan dengan harapan produsen jajanan tradisional di manna rasa dan aroma merupakan dua atribut yang di pilih produsen untuk menjadikan produk jajanan tradisional mempunyai daya tarik karena keorisinalnya selanjutnya di harapkan dengan keorisionilannya akan dapat mempertahankan kekhasan produk jajanan pudak sebagai jajanan pudak sebagai andalan Gresik.

Kotler (1988) menyatakan bahwa proses membeli di mulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan. Pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya dan keadaan yang di inginkannya kebutuhan itu dapat di gerakan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar para pemasar perlu mengenal berbagai hal yang dapat menggerakan atau masalah yang timbul apa yang menyebabkan masalah itu timbul apa yang menyebabkan semua itu muncul dan bagaimana kebutuhan atau masalah itu menyebabkan seseorang mencari produk tertentu.

Swan et at. (1980) dalam Tjiptono 2004 ) kepuasan pelanggan sebagai evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja produk relative bagus atau jelek atau apakah produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan/pemakaian menurut kotler (2000) bahwa kepuasan

konsumen adalah hasil yang di rasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya.

Seseorang konsumen yang mulai tergugah mungkin akan atau mungkin tidak mencari informasi yang lebih banyak lagi jika dorongan konsumen adalah kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia konsumen akan membeli objek itu jika tidak kebutuhan itu tingga mengendap dalam ingatannya konsumen mungkin tidak berusaha untuk memperoleh informasi sehubungan dengan kebutuhan itu. Yang menjadi

pusat perhatian para pemasar adalah sumber – sumber informasi pokok yang

akan diperlukan konsumen dan pengaruh relative dari setiap informasi itu terhadap rangkaian keputusan membeli. ( kotler 1998 ).

4.6 Variasi Kemasan dan Sikap Kepercayaan Konsumen Jajanan Tradisional Pudak , Jubung dan Ayas Di tinjau dari sisi Konsumen Tabel 4.10 Hasil Analisis Evaluasi (ei) dan Kepercayaan (bi) dan sikap (Ao) Terhadap multiatribut kemasan Jajanan Tradisionil Gresik Pudak, Jubung dan Ayas dari Sisi Konsumen

No Atribut Evaluasi

(ei)

Kepercayaan (bi) Sikap kepercayaan (Ao)

terhadap Atribut

Pudak Jubung Ayas Pudak Jubung Ayas

1 Bahan kemasan 1.820 1.800 1.900 1.70 0 3.276 3.458 3.094 2 Daya tarik Visual 1.330 1.450 1.300 1.35 0 1.929 1.729 1.800 3 Daya tarik praktis 0.870 0.350 0.015 1.10 0 0.305 0.013 0.957 Jumlah 6.476 7.934 6.265

Tabel 4.10 hasil analisis kepercayaan (bi) kepentingan terhadap atribut kemsan jajanan tradisional pudak ternyata menunjukan bahwa atribut bahan kemasan memperoleh skor tertinggi (1.80) kemudian di ikuti oleh atribut daya tarik visual (1.450) dan etika kemasan dengan skor (1.050) kemudian yang paling kecil atribut daya tarik praktis dengan skor (0.350) Nilai total (Ao) untuk jajanan tradisional pudak dari sisi konsumen untuk kemasan sebesar (6.476) selanjutnya nilai kepercayaan (bi) kepentingan terhadap atribut kemasan memperoleh skor tinggi (1.900) kemudian di ikuti oleh atribut daya tarik visual (1.300) dan etika kemasan dengan skor (0.300) kemudian yang paling kecil atribut daya tarik praktis dengan skor (0.015) nilai totak Ao untuk jajanan tradisionil jobong dari sisi konsumen untuk kemasan sebesar ( 7.934) sedangkan nilai kepercayaan (bi) kepentingan terhadap atribut kemasan jajanan tradisionil ayas ternyata menunjukan bahwa atribut bahan kemasan memperoleh skor tertinggi (1.700) kemudian di ikuti oleh atribut daya tarik visual (1.350) dan daya tarik praktis dengan skor (1.100) kemudian yang paling kecil atribut etik kemasan dengan skor (0.450) nilai total Ao untuk kemasan jajanan tradisional ayas dari sisi konsumen dengan skor (0.450) nilai total Atau untuk kemasan jajanan tradisionil ayas dari sisi konsumen untuk kemasan sebesar (6.265) keputusan tentang apa yang akan di beli merupakan langkah

pertama yang menyebabkan tindakan atau menyisihkan produk –produk

tertentu yang tidak akan di beli. Hal tersebut menyebabkan timbulnya

pertimbangan – pertimbangan tentang harga citra servis jaminan dan akhirnya

pengambilan keputusan yaitu : pengenalan masalah di ketahui adanya problem tertentu yang di hadapi pengevaluasian aneka macam pemecahan alternative dan pengambilan keputusan.

Menutut Winardi (1999) pada dasarnya terdapat dua macam tipe keputusan produk yang di buat oleh konsumen yaitu : 1. Mereka harus mengambil keputusan tentang tipe produk dan jasa yang di perlukan oleh mereka 2. Mereka harus mengambil keputusan tentang merek tertentu dan bagaimana cara mencapainya secara umum para produsen pudak jobong dan ayas untuk masalah kemasan mulai. Mutu bahan keamanan keawetan gambar nomor periksa depkes RI, informasi komposisi dan cara pemakaian keterangan berat isi produk memiliki variasi ukuran yang beraneka ragam hal ini menunjukan bahwa semua produsen jajanan tradisionil belum ada yang mencantumkan pada produk jajanan yang di hasilkan di sisi lain para produsen menggunakan kemasan dengan pelepah daun pinang dan plastic, bentuk kemasan untuk pudak seperti segitiga jubung bulat dan ayas seggi empat khusus untuk ayas mempunyai banyak warna sedangkan pudak ada dua putih dan coklat dan jubung hanya satu warna. Kepraktisan nampaknya pudak yang agak sulit untuk membukanya. Sedangkan jubung dan ayas mudah sekali untuk variasi rasa hanya pudak saja jubung dan ayas rasanya sama sedangkan untuk merek semuanya mulai pudak jubung dan ayas mempunyai merek (sari Kelapa)

Table 4.11 hasil analisis evaluasi dan kepercayaan dan sikap terhadap multiatrubut tradisionil Gresik Pudak Jubung dan Ayas dari sisi konsumen.

No Atribut Evaluasi

(ei)

Kepercayaan (bi) Sikap kepercayaan (Ao)

terhadap Atribut

Pudak Jubun

g

Ayas Pudak Jubung Ayas

1 Rasa 1.797 1.825 1.875 1.625 3.280 3.369 2.920 2 Ukuran 0.996 1.600 1.100 1.525 1.594 1.096 1.519 3 Bentuk 1.079 0.950 1.156 1.275 1.025 1.247 1.375 4 Warna 0.763 0.825 1.350 0.775 0.629 1.030 0.973 5 Aroma jajanan 1.542 1.525 1.475 1.050 2.351 2.274 1.619 6 Tampilan sajian 1.060 0.825 0.750 0.675 0.875 0.795 0.716 7 Harga 0.962 1.350 0.375 0.700 1.299 0.361 0.673 Jumlah 11.053 10.172 9.795

Table 4.11 menunjukan bahwa hasil analisis kepercayaan (bi) kepentingan terhadap atribut rasa memperoleh skor yang tinggi (1.825) ukuran (1.600) aroma jajanan (1.525) kemudian di ikuti atribut bentuk warna dan

tampilan sajian masing – masing sebesar (0.950) (0.825) ( 0.825) nilai total Ao

untuk pudak (11.053) hal menunjukan bahwa konsumen secara umum masih menginginkan jajanan tradisional pudak masih seperti apa adanya terutama rasa ukuran dan aroma jajanan di sisi lain konsumen juga menganggap harga menjadi problem yang perlu di pertimbangkan dalam memilih jajanan tradisionil pudak ini sedangkan masalah warna bentuk dan tampilan sajian konsumen jajanan ini tidak begitu mempermasalahkan hasil analisis kepercayaan bi kepentingan terhadap atribut isi jajanan tradisionil jubung menunjukan bahwa atribut rasa memperoleh skot tertinggi (1.875) aroma

masing sebesar (1.350) , (1.156) (1.100) tampilan sajian (0.750) harga (0.375) hal menunjukan bahwa konsumen jajanan tradisinil jobong secara umum masih menginginkan rasa aroma jajan bentuk dan warna masih menjadi pilihan di dalam memilih jajanan tersebut , secara keseluruhan untuk jajanan tradisinil jubung sebesar (10.172) sedangkan hasil analisis kepercayaan (bi) kepentingan terhadap atribut isi jajanan tradisinil ayas rasa memperoleh skor yang tertinggi

(1.625) kemudian di ikuti atribut ukuran bentuk masing – masing sebesar

(1.525) (1.275) (1.050) warna (0.775) harga (0.700) dan tampilan sajian (0.675) konsumen jajanan tradisinil ayas secara umum masih mengingatkan rasa ukuran dan aroma jajanan masih menjadi pilihan di dalam memilih jajanan tersebut dan secara keseluruhan untuk jajanan tradisinil nilai Ao sebesar (9.795).

Perilaku konsumen menentukan niat beli konsumen pemasar perlu memusatkan perhatian pada niat beli konsumen proses pembelian oleh konsumen merupakan sebuah pendekatan penyesuaian masalah yang terdiri dari 5 tahap yang di lalui oleh konsumen kelima tahap tersebut adalah : pengenalan kebutuhan pencarian informasi evaluasi sebagai alternative merupakan suatu kegiatan individu dan konsumen yang secara langsung terlibat dalam

mendapatkan dan mempergunakan barang – barang yang di tawarkan. Tahap –

tahap proses perilaku konsumen dalam pembelian produk dapat digambarkan dalam sebuah model di bawah ini ( kotler 1998 )

Sikap menurut Winardi (1999) adalah : “ suatu keadaan mudah terpengaruh yang di pelajari untuk bereaksi dengan cara yang positif atau

sikap di bentuk oleh innformasi yang di peroleh seseorang melalui pengalaman masa lalu dan hubungan dengan kelompok acuan mereka (keluarga dan kelas

social) sedangkan kotler (2005) menyatakan “sikap” adalah evaluasi perasaan emosi dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap terhadap obyek atau gagasan tertentu . orang memiliki sikap terhadap semua hal seperti agama politik pakaian music makanan. Evaluasi sering mencerminkan keyakinan dan sikap.

Hal ini sesuai dengan pendapat rangkuti (2003) sikap merupakan komponen penting dalam perilaku pembelian studi tentang sikap merupakan kunci untuk memahami perilaku pembelian sikap merupakan hasil evaluasi yang mencerminkan rasa suka dan tidak suka terhadap produk sehingga pemasar dapat menduga potensi pembelian dan menyusun strategi yang lebih efektif.

Menurut Mowen dan Minor (2002) bahwa kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek atribut serta manfaatnya pengetahuan tersebut berguna dalam mengkomunikasikan suatu produk dan atributnya kepada konsumen pengambilan keputusan merupakan sebuah proses kognitif yang mempersatukan memori pemikiran pemrosesan infomasi dan

penilaian – penilaian secara evaluative. Sedangkan Winardi (1999)

menyampaikan bahwa perilaku konsumen juga dapat di terangkan sebagai sebuah proses keputusan kebanyakan konsumen memiliki sumber daya yang

serta jasa apa yang tidak akan di beli. Jadi pengambilan keputusan merupakan sebuah aspek fundamentah dari perilaku konsumen.

Menurut Ancok (1997) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan tahap awal terjadinya persepsi yang kemudian melahirkan sikap dan pada gilirannya melahirkan perbuatan atau tindakan. Dengan adanya pengetahuan yang baik tentang suatu hal maka akan mendorong terjadinya perubahan perilaku. Selanjutnya mangkuNegara (2002) menyatakan bahwa ada dua kekuatan yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu kekuatan social budaya dan kekuatan fisiologis kekuatan social budaya terdiri dari factor budaya tingkat social kelompok anutan (small reference group ) dan keluarga sedangkan kekuatan psikologis terdiri dari pengalaman belajar kepribadian sikap dan keyakinan gambaran diri (self concept)

Dokumen terkait