• Tidak ada hasil yang ditemukan

VARIASI KEMASAN PRODUK DAN SELERA KONSUMEN DALAM MEMBELI JAJANAN TRADISIONAL KOTA GRESIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "VARIASI KEMASAN PRODUK DAN SELERA KONSUMEN DALAM MEMBELI JAJANAN TRADISIONAL KOTA GRESIK."

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

VARIASI KEMASAN PRODUK DAN SELERA KONSUMEN DALAM MEMBELI JAJANAN TRADISIONAL KOTA GRESIK

SKRIPSI

Diajukan kepada Program Studi Agribisnis Untuk Menyusun Skripsi

Oleh :

VIRA AL-FAJR NPM : 1024010015

K e p a d a

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

(2)
(3)

VIRA AL-FAJR (1024010015). ’’VARIASI KEMASAN PRODUK DAN SIKAP KONSUMEN DALAM MEMBELI JAJAN TRADISIONAL GRESIK’’ PEMBIMBING UTAMA:SRI TJONDRO WINARNO.DOSEN PEMBIMBING PENDAMPING: SUMARTONO.

RINGKASAN

Kuliner Indonesia mempunyai keanekaragaman yang sangat banyak dan setiap daerah mempunyai ciri yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Keanekaragaman jajanan tradisional tersebut terjadi karena beraneka ragamnya tradisi dan juga menjadi ciri khas daerah, serta bahan dasar yang digunakan. Jajanan tradisional merupakan komponen penting dalam pusaka kuliner Indonesia. Bukan saja karena jajanan tradisional tersebut enak rasanya atau unik warna dan penampilannya, tetapi pada saat tertentu jajan tradisional sangat sarat makna, selain itu jajan tradisional juga merupakan warisan dari para pendahulunya. Selama ini kemasan jajanan tradisional kota Gresik tidak mengalami perubahan yang signifikan, sebagai upaya untuk mencegah kerusakan produknya, kemasan juga telah menjadi bagian dari gaya hidup dan memberi nilai tambah, kemasan telah menjadi alat pemasaran sebab peran kemasan bisa menciptakan nilai tersendiri bagi konsumen dan bagi pihak perusahaan atau produsen. Dari permasalahan tersebut, mengenai variasi kemasan yang dilakukan pada produk jajanan tradisional Gresik, maka peneliti mengambil judul “ Variasi Kemasan Produk dan Sikap Konsumen dalam membeli

Jajanan Tradisional Gresik”.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat di ambil dalam penelitian ini adalah :

1. Variasi kemasan baik dari sisi produsen maupun konsumen tetap mempertahankan aspek keoriginalitasnya perlu di pertahankan terutama informasi batas kedaluarsa dari pada produk jajanan tradisionil.

2. Secara umum konsumen menghendaki atribut rasa aroma harga dan warna jajanan tradisionil pudak jubung dan ayas tetap di pertahankan.

(4)

VARIASI KEMASAN PRODUK DAN SIKAP KONSUMEN DALAM MEMBELI JAJANAN TRADISIONAL GRESIK

Vira Al-fajr 1) Sri Tjondro Winarno2) Sumartono)

Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian

UPN “Veteran” Jawa Timur

ABSTRAK

Kuliner Indonesia mempunyai keanekaragaman yang sangat banyak dan setiap daerah mempunyai ciri yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Keanekaragaman jajanan tradisional tersebut terjadi karena beraneka ragamnya tradisi dan juga menjadi ciri khas daerah, serta bahan dasar yang digunakan. Jajanan tradisional merupakan komponen penting dalam pusaka kuliner Indonesia. Bukan saja karena jajanan tradisional tersebut enak rasanya atau unik warna dan penampilannya, tetapi pada saat tertentu jajan tradisional sangat sarat makna, selain itu jajan tradisional juga merupakan warisan dari para pendahulunya.

Banyak konsumen yang menganggap jajanan tradisional merupakan jajanan kuno, karena diproduksi sudah sejak dahulu, namun walaupun begitu jajanan tradisional masih banyak diminati oleh konsumen sampai sekarang. Karena jajanan tradisional biasanya dibeli untuk keperluan oleh-oleh, dimana hal itu merupakan tradisi orang Indonesia yang masih bertahan sampai saat ini, tidak dapat dipungkiri pula bahwa peminat jajanan tradisional mulai berkurang, hal tersebut dikarenakan bergesernya selera konsumen terhadap jajanan tradisional ke jajanan modern.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di jabarkan pada bab sebelumnya maka kesimpulan yang dapat di ambil dalam penelitian ini adalah : 1.Variasi kemasan baik dari sisi produsen maupun konsumen tetap mempertahankan aspek keoriginalitasnya perlu di pertahankan terutama informasi batas kedaluarsa dari pada produk jajanan tradisionil.

2. Secara umum konsumen menghendaki atribut rasa aroma harga dan warna jajanan tradisionil pudak jubung dan ayas tetap di pertahankan.

(5)

VARIATION OF PACKAGING PRODUCTS AND CONSUMER ATTITUDES IN BUYING traditional snacks Gresik

Vira Al-fajr 1) Sri Tjondro Winarno2) Sumartono) Majoring in Agribusiness Faculty of Agriculture

UPN “ Veteran” East Java

ABSTRAC

Indonesian cuisine has so much diversity and each region has different characteristics from one region to another. Traditional snacks such diversity occurs by the various traditions and also characterizes the region, as well as the basic material used. Traditional snacks is an important component in Indonesian culinary heritage. Not only because of the traditional snacks taste good or unique color and appearance, but at certain times of traditional snacks are full of meaning, in addition

to the traditional snack is also the legacy of his predecessors.

Many consumers who consider the ancient traditional snacks are snacks, as produced long ago, but even so traditional snacks are still much in demand by consumers until now. Because traditional snacks are usually purchased for the purpose by the-by, where it is the tradition of Indonesian people who still survive to this day, there is no doubt also that the traditional snacks enthusiasts began to decrease, it is because the shifting consumer appetite for traditional snacks to modern snacks.

Based on the results of research and discussion in the previous chapter describe the

conclusions that can be drawn in this study are:

1.Variasi packaging both in terms of producers and consumers while maintaining aspects need to be maintained primarily keoriginalitasnya limit expired information

of the products of traditional snacks.

2 In general, consumers want the flavor attributes of aroma and color of the price of

traditional snacks and ayas pudak jubung remain on hold.

(6)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

membuat skripsi dengan judul VARIASI KEMASAN PRODUK DAN SIKAP

KONSUMEN DALAM MEMBELI JAJANAN TRADISIONAL GRESIK”.

Penyusunan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Pertanian dari Jurusan Agribisnis Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Dalam hal ini penulis menyadari bahwa segala keberhasilan dan kesuksesan tidak terlepas dari

sang Khaliq dan juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis ingin

mengucapkan rasa terima kasih yang sebesarbesarnyakepada : Ir. Sri

Tjondro Winarno, MM selaku dosen pembimbing utama dan Dr.Ir. Sumartono,

SU. selaku dosen pembimbing pendamping yang telah banyak memberikan

pengarahan, motivasi, masukan serta meluangkan waktu dan tenaganya

dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk membimbing penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr.Ir. Eko Nurhadi, MS selaku ketua Jurusan Agribisnis, Fakultas

Pertanian-

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Seluruh keluarga besarku terutama Ayah dan Mama Kakak dan Adek.

3. Febri Trimaksih Untuk Bantuan dan Doa Semangat yang selalu

mendukung ku.

4. Sahabat-sahabatku serta teman-temanku semester VIII Jurusan Agribisnis

yang aku banggakan, dan aku sayangi serta semua pihak terkait yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

5. Kepada seluruh konsumen roti bolu yang telah bersedia menjadi

responden penulis dengan meluangkan waktu dan memberikan informasi

demi tersusunnya penulisan ini. Namun demikian penulis menyadari

(7)

sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu penulis

harapkan kepada pembaca, kritik dan saran yang membangun demi

perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis mengharapkan

semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

para pembaca umumnya.

Surabaya, Juni 2014

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Pembatasan Masalah ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Penelitia Terdahulu ... 5

2.2. Landasan Teori ... 5

2.2.1. Variasi ... 5

2.2.2. Kebutuhan Mencari Variasi ... 6

2.2.3. Jajan Tradisional ... 7

2.2.4. Pengertian Kemasan ... 8

2.2.5. Syarat kemasan ... 10

2.2.6. Fungsi kemasan ... 10

2.2.7. Bahan kemasan ... 12

(9)

2.2.8.1. Daya tarik visual ... 13

2.2.8.2. Daya tarik praktis ... 16

2.3. Produk ... 16

2.3.1. Tingkatan dan Klasifikasi Produk ... 18

2.4. Harga ... 22

2.5. Produsen ... 23

2.5.1. Hak dan kewajiban produsen ... 24

2.5.2. Perilaku Produsen ... 24

2.6. Produksi ... 26

2.6.1. Tujuan Produksi ... 26

2.6.2. Tingkatan Produksi ... 27

2.7. Perilaku konsumen ... 28

2.7.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen 29 2.7.1.1. Faktor-faktor Kebudayaan ... 29

2.7.1.2. Factor-faktor Sosial ... 30

2.7.1.3. Pengambilan Keputusan Konsumen ... 32

2.7.1.4. Tahap-tahap Keputusan Konsumen ... 33

2.8. Model Pengambilan Keputusan ... 37

2.9. Kerangka Pemikiran ... 40

III. METODE PENELITIAN ... 43

3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian ... 43

3.2. Penentuan Responden ... 43

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.4. Definisi dan Pengukuran Variabel... 45

(10)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1. Keadaan Umum Obyek Penelitian ... 51

4.2. Keadaan Umum Jajanan Tradisional ... 53

4.3. Karakteristik Konsumen ... 57

4.4. Variasi Kemasan dan Sikap Kepercayaan Konsumen Jajanan Tradisional Pudak,Jubung,Ayas ditinjau dari sisi Produsen ... 61

4.5. Variasi Kemasan dan Sikap Kepercayaan Konsumen Jajanan Tradisional Pudak,Jubung,Ayas ditinjau dari sisi Konsumen ... 65

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

(11)

DAFTAR TABEL

NOMOR HALAMAN

Judul

3.1 Kekuatan Kepercayaan Terhadap Produk Jajanan Pudak, Ayas, dan Jubung ... 49

3.2 Unsur Evaluasi Terhadap Produk Jajanan Pudak, Ayas,Jubung ... 49 3.3 Kekuatan Kepercayaan Terhadap Isi Produk Jajanan Pudak, Ayas,

dan Jubung ... 50 3.4 Unsur Evaluasi Terhadap Isi Produk Jajanan Pudak, Ayas, dan

Jubung ... 50 4.1. komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin dikabupaten Gresik

tahun 2012 ... 52 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia ... 58 4.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Konsumen Berdasarkan

Jenis Kelamin ... 58 4.4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Konsumen Berdasarkan

Status Pernikahan... 59 4.5. Distribusi Frekuensi Karakteristik Konsumen Berdasarkan

Pendidikan ... 59 4.6. Distribusi Frekuensi Karakteristik Konsumen Berdasarkan

Pekerjaan ... 60 4.7. Distribusi Frekuensi Karakteristik Konsumen Berdasarkan

Pendapatan ... 60 4.8. Hasil Analisis Evaluasi dan Kepercayaan dan Sikap Terhadap

Multiatribut Kemasan Jajan Tradisional Gresik Pudak,Jubung,Ayas

dari sisi Produsen ... 61 4.9. Hasil Analisis Evaluasi dan Kepercayaan dan Sikap Terhadap

Multiatribut Isi Jajan Tradisional Gresik Pudak,Jubung,Ayas

dari sisi Produsen ... 65 4.10.Hasil Analisis Evaluasi dan Kepercayaan dan Sikap Terhadap

(12)

dari sisi Konsumen ... 67 4.11. Hasil Analisis Evaluasi dan Kepercayaan dan Sikap Terhadap

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman Judul

2.1. Konsep Produk ... 18

2.2. Proses Pengambilan Keputusan Pembeli ... 34

2.3. Alur kerangka Pemikiran ... 42

4.1. Jajanan Tradisional Gresik Pudak ... 54

4.2. Jajanan Tradisional Gresik Jubung ... 55

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman Judul

1. Kuesioner Bagi Produsen Jajanan Tradisional Gresik Variasi Kemasan Produk dan Selera Konsumen Dalam Membeli Jajanan Tradisional

Kota Gresik ... 78 2. Kuesioner Bagi Konsumen Jajanan Tradisional Gresik Variasi Kemasan

Produk dan Selera Konsumen Dalam Membeli Jajanan Tradisional

Kota Gresik ... 87 3. Tabulasi Kuesioner Terbuka Jajanan Tradisional Gresik Pudak

Dari Sisi Produsen ... 94 4. Tabulasi Kuesioner Terbuka Jajanan Tradisional Gresik Jubung

Dari Sisi Produsen ... 95 5. Tabulasi Kuesioner Terbuka Jajanan Tradisional Gresik Ayas

Dari Sisi Produsen ... 96 6. Evaluasi (ei) Atribut Kemasan Produk Jajanan Tradisional Pudak

Dari Sisi Produsen ... 97 7. Kepercayaan (bi) Atribut Kemasan Produk Jajanan Tradisional Pudak

Dari Sisi Produsen ... 98 8. Evaluasi (ei) Atribut Isi Produk Jajanan Tradisional Pudak

Dari Sisi Produsen ... 99 9. Kepercayaan (bi) Atribut Isi Produk Jajanan Tradisional Pudak

Dari Sisi Produsen ... 100 10. Evaluasi (ei) Atribut Kemasan Produk Jajanan Tradisional Jubung

Dari Sisi Produsen ... 101 11. Kepercayaan (bi) Atribut Kemasan Produk Jajanan Tradisional Jubung

Dari Sisi Produsen ... 102 12. Evaluasi (ei) Atribut Isi Produk Jajanan Tradisional Jubung

(15)

13. Kepercayaan (bi) Atribut Isi Produk Jajanan Tradisional Jubung

Dari Sisi Produsen ... 104 14. Evaluasi (ei) Atribut Kemasan Produk Jajanan Tradisional Ayas

Dari Sisi Produsen ... 105 15. Kepercayaan (bi) Atribut Kemasan Produk Jajanan Tradisional Ayas

Dari Sisi Produsen ... 106 16. Evaluasi (ei) Atribut Isi Produk Jajanan Tradisional Ayas

Dari Sisi Produsen ... 107 17. Kepercayaan (bi) Atribut Isi Produk Jajanan Tradisional Ayas

Dari Sisi Produsen ... 108 18. Evaluasi (ei) Atribut Kemasan Produk Jajanan Tradisional Pudak

Dari Sisi Konsumen ... 109 19. Kepercayaan (bi) Atribut Kemasan Produk Jajanan Tradisional Pudak

Dari Sisi Konsumen ... 110 20. Evaluasi (ei) Atribut Isi Produk Jajanan Tradisional Pudak

Dari Sisi Konsumen ... 111 21. Kepercayaan (bi) Atribut Isi Produk Jajanan Tradisional Pudak

Dari Sisi Konsumen ... 112 22. Evaluasi (ei) Atribut Kemasan Produk Jajanan Tradisional Jubung

Dari Sisi Konsumen ... 113 23. Kepercayaan (bi) Atribut Kemasan Produk Jajanan Tradisional Jubung

Dari Sisi Konsumen ... 114 24. Evaluasi (ei) Atribut Isi Produk Jajanan Tradisional Jubung

Dari Sisi Konsumen ... 115 25. Kepercayaan (bi) Atribut Isi Produk Jajanan Tradisional Jubung

Dari Sisi Konsumen ... 116 26. Evaluasi (ei) Atribut Kemasan Produk Jajanan Tradisional Ayas

(16)

27. Kepercayaan (bi) Atribut Kemasan Produk Jajanan Tradisional Ayas

Dari Sisi Konsumen ... 118 28. Evaluasi (ei) Atribut Isi Produk Jajanan Tradisional Ayas

Dari Sisi Konsumen ... 119 29. Kepercayaan (bi) Atribut Isi Produk Jajanan Tradisional Ayas

(17)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kuliner Indonesia mempunyai keanekaragaman yang sangat banyak dan

setiap daerah mempunyai ciri yang berbeda antara satu daerah dengan daerah

yang lainnya. Keanekaragaman jajanan tradisional tersebut terjadi karena

beraneka ragamnya tradisi dan juga menjadi ciri khas daerah, serta bahan dasar

yang digunakan. Jajanan tradisional merupakan komponen penting dalam

pusaka kuliner Indonesia. Bukan saja karena jajanan tradisional tersebut enak

rasanya atau unik warna dan penampilannya, tetapi pada saat tertentu jajan

tradisional sangat sarat makna, selain itu jajan tradisional juga merupakan

warisan dari para pendahulunya. (Tiana, 2012).

Banyak konsumen yang menganggap jajanan tradisional merupakan

jajanan kuno, karena diproduksi sudah sejak dahulu, namun walaupun begitu

jajanan tradisional masih banyak diminati oleh konsumen sampai sekarang.

Karena jajanan tradisional biasanya dibeli untuk keperluan oleh-oleh, dimana

hal itu merupakan tradisi orang Indonesia yang masih bertahan sampai saat ini,

tidak dapat dipungkiri pula bahwa peminat jajanan tradisional mulai berkurang,

hal tersebut dikarenakan bergesernya selera konsumen terhadap jajanan

tradisional ke jajanan modern.

Gresik merupakan salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan

(18)

daerah Gresik, seperti Jubung, Ayas, Pudak, Otak-otak, Bandeng Asap,

Bandeng Presto, dan Nasi Krawu akan tetapi dari semua makanan dan jajanan

tersebut yang paling dikenal konsumen dan masih terjaga tradisionalnya adalah

pudak, jubung, dan ayas. Mayoritas jajanan tradisional masih mempunyai

bentuk produk yang sederhana dan masih dipertahankan sampai sekarang,

termasuk jajanan tradisional Gresik seperti, Pudak, Jubung, dan Ayas. Pada

jajanan tersebut masih terdapat kurangnya variasi maupun inovasi terhadap

rasa, ukuran, dan kualitas. Jajanan tersebut juga mempunyai bahan kemasan

yang masih sederhana, misalnya pada jajanan pudak, kemasannya

menggunakan pelepah pinang yang cara mengemasnya pun dengan cara dijahit

dengan benang.

Kemasan jajanan dibagi menjadi dua macam yaitu kemasan dalam (isi),

kemasan luar terdiri dari atas plastik yang berisi atribut kemasan. Kemasan

suatu produk saat ini mengalami perkembangan dan perubahan yang sangat

pesat, misanylnya, dalam bentuk kemasan, bahan kemasan, komposisi warna

kemasan dan unsur-unsur warna lainnya. Kulit luar produk identik dengan kemasan, “Pembungkus dapat diartikan sebagai kegiatan secara umum dalam

perencanaan barang (Swastha, 1996).

Selama ini kemasan jajanan tradisional kota Gresik tidak mengalami

perubahan yang signifikan, sebagai upaya untuk mencegah kerusakan

produknya, kemasan juga telah menjadi bagian dari gaya hidup dan memberi

nilai tambah, kemasan telah menjadi alat pemasaran sebab peran kemasan bisa

(19)

produsen. Produk dengan kemasan tersebut belum tentu memenuhi keinginan

selera konsumen, sehingga dengan memahami sikap dan selera, serta

kepercayaan konsumen sangat perlu dalam mengembangkan usaha.

Sikap (atitudes) konsumen adalah faktor penting yang mempengaruhi

keputusan konsumen. Sikap konsumen sangat terkait dengan konsep

kepercayaan (belief) dan perilaku konsumen (behavior). Konsumen biasanya

memiliki kepercayaan terhadap atribut suatu kemasan. Kepercayaan konsumen

adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek atributnya, dan

manfaatnya. Kepercayaan konsumen atau pengetahuan konsumen menyangkut

kepercayaan bahwa suatu kemasan memiliki berbagai atribut, dan manfaat dari

berbagai atribut tersebut. Para pemasar perlu memahami atribut dari suatu

kemasan yang diketahui konsumen dan atribut mana yang digunakan untuk

mengevaluasi suatu kemasan produk. (Sumarwan, 2002).

Melihat hal tersebut diatas maka produsen perlu melakukan variasi

terhadap kemasan dan isi produk jajanan tradisional agar mereka bisa

mempertahankan minat pembeli dan bahkan menambah minat pembeli.

Perusahaan atau industri rumahan yang berkecimpung dalam bisnis jajanan

tradisional kota Gresik membutuhkan isi yang lebih inovatif dan juga kemasan

yang sekaligus mampu memberi perlindungan yang baik dan berdaya tahan

tinggi terhadap produk-produknya, tetapi juga harus memiliki daya tarik yang

tinggi terhadap konsumen. Selain itu kemasan jajan tradisional kota Gresik juga

(20)

kemasan, daya tarik kemasan dan estetika menjadi tuntutan yang harus dipenuhi

oleh suatu kemasan jajanan tradisional kota Gresik.

Dari permasalahan tersebut, mengenai variasi kemasan yang dilakukan pada produk jajanan tradisional Gresik, maka peneliti mengambil judul “

Variasi Kemasan Produk dan Sikap Konsumen dalam membeli Jajanan Tradisional Gresik”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana variasi kemasan dan sikap kepercayaan konsumen berdasarkan

atribut jajanan tradisional pudak, jubung dan ayas dari sisi produsen?

2. Bagaimana variasi kemasan dan sikap kepercayaan konsumen berdasarkan

atribut jajanan tradisional pudak, jubung dan ayas dari sisi konsumen

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menganalisis variasi kemasan dan sikap kepercayaan konsumen berdasarkan

atribut jajanan tradisional pudak, jubung dan ayas.

2. Menganalisis variasi kemasan dan sikap kepercayaan konsumen berdasarkan

atribut jajanan tradisional pudak, jubung dan ayas.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Bagi Penulis

Semoga penelitian ini dapat menambahkan pengetahuan baik teori maupun

praktek di bidang pemasaran (marketing) khususnya mengenai pengaruh

kemasan suatu produk terhadap keputusan konsumen.

(21)

Hasil daripada penelitian ini dapat memberikan beberapa informasi yang

mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi produk, dapat memberikan

kontribusi bagi perusahaan dalam menyempurnakan produknya sehingga

dapat memberikan kepuasan pada konsumennya.

3. Bagi Pihak Lain

Kemasan produk ini dapat dijadikan salah satu referensi bagi penelitian lebih

lanjut mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan kemasan produk,

dan dapat lebih dikembangkan lagi.

1.5 Pembatasan Masalah

Penelitian ini terbatas hanya pada produk jajanan tradisional pudak, jubung dan

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Pengambil penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan

perbandingan dan acuan. Selain itu untuk menghindari anggapan kesamaan

dengan penelitian yang akan dilakukan, maka dalam kajian pustaka ini peneliti

mencantumkan hasil-hasil penelitian terdahulu.

Indriastutik (2003) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Kemasan

Produk Kosmetik Terhadap Keputusan Pembelian.” Mengatakan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel tersebut akan tetapi

bahan kemasan dan model kemasan mempunyai pengaruh yang dominan.

Penelitian dilakukan pada jenis produk bedak Sari Ayu dengan sampel dan

populasi mahasiswa Univeristas Brawijaya. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh kemasan terhadap keputusan konsumen dalam membeli

suatu produk, dan untuk mengetahui variabel manakah yang paling dominan.

Adapun Santoso (2008) mengatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari

kemasan dimensi-dimensi kemasan Nu Green tea terhadap keputusan

pembelian.

Sandhika 2007, menggunakan analisis Chi Square, mengatakan bahwa

antara harga dengan keputusan konsumen terdapat adanya hubungan yang

(23)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Variasi

Menurut Desain, K (2003). Dalam jurnal yang berjudul “consumer

perceptions of product variants positioned on atypical attributes” variasi

produk adalah penawaran dari produsen kepada konsumen melalui beberapa

jenis produk yang berbeda, adapun faktor yang mempengaruhi variasi produk

yaitu, merek yang sudah dikenal, produk dipajang ditempat yang mudah dilihat

dan orientasi konsumen.

Variasi adalah rangkaian yang dapat berkembang secara kontinyu untuk

mencapai profitabilitas tertentu tanpa adanya satu ketergantungan pada satu

macam produk, selain itu bauran produk juga disebut dengan bauran produk

adalah satu set produk dan unit produk yang ditawarkan penjual bagi pembeli.

Aspek kualitas produk, hal yang paling diinginkan oleh setiap perusahaan

adalah dapat menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi dan toleransi yang

diinginkan. Adanya variasi dalam setiap proses dan produk merupakan hal yang

harus diatasi dalam pencapaian target kualitas. Variabel proses dan produk

tersebut dipengaruhi oleh variabel-variabel input proses, sehingga pengendalian

terhadap variabel-variabel input dan pengaruhnya terhadap variasi output proses

dan produk merupakan hal yang penting dalam melakukan minimalisasi variasi.

(24)

Menurut Dharmesta (2002) bahwa kebutuhan mencari variasi ini masih

terus terjadi selagi pasar masih banyak ditemukan produk sejenis yang

seimbang dengan produk yang ditawarkan perusahaan. Identifikasi pelanggan

yang suka mencoba produk baru adalah penting bagi pemasar. Mereka biasanya

disebut sebagai penemu yang sangat mendukung keberhasilan sewaktu produk

atau jasa yang baru. Ciri kepribadian sangat penting untuk membedakan antara

konsumen penemu dan bukan penemu.

Menurut Sellyana dan Dharmesta (2002), menyatakan salah satu faktor

bahwa setiap individu ingin mencari variasi yang baru. Beberapa tipe konsumen

yang mencari variasi, mempunyai ciri-ciri:

a. Perilaku beli eksploratori, merupakan keputusan perpindahan merek untuk

mendapatkan pengalaman baru dan kemungkinan alternative yang lebih

baik.

b. Eksploratori yang dilakukan oleh orang lain, merupakan konsumen mencari

informasi tentang suatu layanan yang baru atau alternatif yang berbeda,

kemudian mencoba menggunakannya.

c. Keinovatifan penggunaan, konsumen telah menggunakan dan mengadopsi

suatu produk yang lebih baru dengan teknologi yang lebih tinggi seperti

layanan internet yang teknologinya berubah.

(25)

Jajanan tradisional merupakan jajanan khas Indonesia yang diproduksi

sudah sejak dahulu dan merupakan turun menurun yang sudah menjadi

tradisi dan ikon dari setiap daerah di Indonesia. Jajanan tradisional adalah

warisan budaya yang unik dan sering terlupakan, tetapi sesungguhnya cukup

diminati. Meskipun kecil jajanan tradisional adalah bagian dari atribut tradisi

bangsa Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan.

Salah satu upaya untuk menjaganya adalah dengan mengenal lebih

jauh tentang bagaimana jenis-jenis jajajan tradisional itu, bukan hanya resep,

bahan dasar, cara membuat, cara menyajikan, namun juga cerita dibalik jajan

pasar itu sendiri. Jajan tradisional punya cita rasa yang khas terbuat dari

bahan alami yang tetap layak dan bisa digali lagi untuk dijadikan sebagai

salah satu pelestarian budaya yang menjadi daya tarik wisatawan.

Jajanan tradisional merupakan salah satu komponen penting dalam

pusaka kuliner Indonesia. Bukan saja karena jajanan tradisional enak rasanya

atau unik warna dan penampilannya, melainkan juga karena jajanan

tradisional sangat sarat dengan unsure simbolisme atau perlambangan,

dimasa lalu sangat banyak jajanan tradisional yang mempunyai makna

khusus dan menjadi bagian dalam upacara pelintasan seperti : kehamilan,

kelahiran, ulang tahun dan kematian (Anonim, 1996).

2.2.4 Pengertian Kemasan

Kemasan adalah wadah atau tutup dan selubung sebelah luar. Kemasan

(26)

menjamin stabilitas dari produk ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh

bahan kemasan primer karena kontak langsung dengan produk baik cair, padat,

semi padat. Bahan kemasan primer adalah bahan kemas yang kontak langsung

dengan bahan yang dikemas produk. Bahan kemas sekunder adalah

pembungkus selanjutnya, biasanya dikenal dengan inner box. Bahan kemasan

primer adalah pembungkus setelah sekunder biasanya berupa out box. Untuk

menjamin stabilitas produk, harus ditetapkan syarat yang sangat tegas terhadap

bahan kemas primer, yang seringkali menyatu dengan seluruh bahan yang

diisikan baik berupa cairan dan semi padat. Bahan kemasan sekunder pada

umumnya tidak berpengaruh terhadap stabilitas. (Kurniawan, 2012).

Menurut Tjiptono (1997), pengemasan (packaging) merupakan proses

yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau

pembungkus (wrapper) untuk suatu produk. Wadah suatu pembungkus itulah

yang disebut kemasan. Kemasan mencakup kemasan utama produk, kemasan

yang dibuang ketika produk digunakan, dan kemasan pengiriman yang

diperlukan untuk menyimpan, mengidentifikasi dan mengirim produk.

Menurut Saladin (1996), kemasan adalah wadah atau bungkus. Jadi

beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan kemasan adalah suatu

kegiatan merancang dan memproduksi bungkus suatu barang yang meliputi

desain bungkus dan pembuatan produk tersebut.

Menurut Saladin (1996) wadah atau kemasan terdiri dari :

(27)

b. Kemasan tambahan (secondary package) yaitu bahan yang melindungi

kemasan dasar dan dibuang bila produk tersebut digunakan.

c. Kemasan pengiriman (shipping package) yaitu setiap kemasan yang

diperlukan waktu penyimpanan dan pengangkutan.

Menurut Berkowitz dalam Tjiptono (1997) terdapat tiga manfaat dari

pemberian kemasan pada suatu produk, yaitu :

a. Manfaat Komunikasi

Manfaat utama kemasan adalah sebagai media pemberi informasi produk

yang meliputi cara penggunaan produk, komposisi, symbol halal atau telah

uji, dan informasi khusus (efek samping, frekuensi pemakaian yang optimal,

dan sebagainya).

b. Manfaat Fungsional

Kemasan memberikan manfaat fungsional seperti memberikan kemudahan,

perlindungan dan penyimpanan.

c. Manfaat Perseptual

Kemasan bermanfaat menanamkan persepsi tertentu dalam bentuk

konsumen. Contoh : Rinso anti noda diberi kemasan berwarna hijau untuk

memberikan persepsi bahwa produknya higienis.

2.2.5 Syarat Kemasan

Syarat yang harus dipenuhi sebuah kemasan (Assauri, 2004) dapat dijelaskan

sebagai berikut :

a. Harus dapat melindungi produk terhadap kerusakan, kehilangan dan

(28)

c. Haruslah ekonomis dan praktis bagi kegiatan pendistribusian produk

tersebut. Hal ini dimaksud bahwa perusahaan harus dapat memilih jenis dan

cara pembungkusan dengan tarif biaya yang relatif murah, akan tetapi dapat

memberi kemudahan bagi konsumen untuk membawa dan menyimpannya.

d. Kemasan haruslah memberikan aspek deskriptif, yaitu menunjukkan merek,

kualitas, rasa, dan campuran atau komposisi yang terdapat dalam produk

tersebut.

e. Kemasan hendaklah mempunyai citra dan aspek seni.

2.2.6 Fungsi Kemasan

a. Kemasan Sebagai Perlindungan

Kemasan harus dapat melindungi produk, baik dari pengaruh luar maupun

dari dalam, seperti sinar ultra violet, dan kelembaban, serta harus dapat

melindungi dari pengaruh handling yang tidak benar. Penggunaan bahan

baku yang berkualitas dan handling yang benar merupakan upaya

melindungi produk mulai dari saat dikemas, dikonsumsi hingga tanggal

kadaluarsa atau saat digunakan konsumen.

b. Kemasan sebagai daya tarik

Diperlukan keahlian dalam memadukan peran desain, proses cetak dan

finishing serta proses pembuatan di mesin pengemasan. Bentuk, ukuran,

warna serta jelas dan lengkapnya informasi yang dicetakkan harus dapat

menimbulkan suatu daya tarik yang luar biaya kuat. Penampilan gambar atau

(29)

suatu produk. Jadi, kemasan sangat menentukan ketertarikan konsumen

terhadap suatu produk. Jika kemasannya bagus dan menarik, konsumen akan

mengamati lebih detail produk yang ditawarkan tersebut. Bentuk kemasan

juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan harus selalu merupakan

kemasan juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan harus selalu

merupakan produk kreatif dan inovatif serta mengikuti tren yang sedang

berkembang, sehingga dapat tampil beda atau selangkah lebih maju dari

kemasan-kemasan sejenis yang ada.

c. Kemasan sebagai promosi

Secara tidak langsung, pengawasan total suatu kemasan harus dapat

berkomunikasi dengan baik dan menjadi iklan gratis atau promosi

terselumbung bila didisplay di etalase atau pada saat pendistribusiannya.

d. Kemasan sebagai Alat Penandaan

Cetakan yang tertera di kemasan, harus tertulis, terbaca dan terlihat dengan

jelas jenis produk, nama produsen atau pengimpor dan pengedar di

Indonesia, isi / berat, ukuran, cara penggunaannya dan tanda-tanda lainnya

yang diperlukan.

e. Kemasan sebagai Brand Image

Brand Image membuat konsumen atau siapapun yang melihat sepintas suatu

kemasan, dapat segera mengetahui produk yang dikemasnya. Hal ini

dikarenakan adanya suatu ciri unik yang mudah dikenali atau ciri khusus

yang sudah melekat di kemasan produk tersebut sejak lama. (Satyahdi,

(30)

2.2.7 Bahan Kemasan

Bahan yang dipergunakan untuk membuat kemasan akan sangat berpengaruh

terhadap desain dan bentuk kemasan yang akan dibuat sekaligus berpengaruh

terhadap kemasan produk yang dikemas, misalnya suatu produk yang berupa

cairan tidak akan aman atau dapat dikemas dalam bentuk, produk-produk yang

tidak tahap terhadap sinar ultra violet, tidak akan baik bila dikemas dalam

plastik atau kaca transparan.

Menurut syarief dan Irawati (1988) membagi kemasan menjadi beberapa

golongan sebagai berikut :

a. Gelas

Mudah pecah, transparan (sehingga tidak cocok untuk produk yang tidak

tahan pada sinar UV)

b. Metal

Biasanya dibuat dari aluminium, kemasan dari logam mempunyai kekuatan

yang tinggi sehingga cocok untuk mengemas produk-produk yang

membutuhkan kemasan yang muat, misalnya : untuk mengemas produk yang

membutuhkan tekanan udara yang cukup untuk pendorong keluarganya

produk tersebut dari kaleng kemasannya.

c. Kertas

kemasan dari kertas ini tidak tahan terhadap kelembaban dan air jadi mudah

rusak, jadi kemasan kertas tidak cocok untuk mengemas produk-produk

(31)

d. Plastik

Kemasan ini dapat berbentuk kantung, wadah dan bentuk lainnya seperti

botol kaleng, toples dan kotak. Pengguna plastik sebagai kemasan semakin

luas karena ongkos produksinya relative murah, mudah dibentuk dan

dimodifikasi.

2.2.8 Daya Tarik Kemasan

Daya tarik kemasan sangat penting guna tertangkapnya stimulus oleh

konsumen yang disampaikan ke produsen sehingga diharapkan konsumen

tertarik pada produk tersebut.

Menurut Wirya (1999) daya tarik kemasan dapat digolongkan menjadi

dua yaitu : daya tarik visual dan daya tarik praktis.

2.2.8.1 Daya Tarik Visual

Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan atau lebel suatu

produk mencakup warna, bentuk, merk, ilustrasi, teks, tata letak (Wirya,

1999)

1. Warna

Warna adalah suatu mutu cahaya yang dapat dipantulkan dari suatu obyek

kemata manusia. Warna terbagi dalam kategori terang (mudah), sedang,

gelap (tua).

(32)

a. Untuk identifikasi produk sehingga berbeda dengan produk pesaing

b. Untuk menarik perhatian, warna terang atau cerah akan memantulkan

cahaya lebih jauh dibanding dengan warna gelap.

c. Untuk menimbulkan pengaruh, misalnya untuk meningkatkan selera

konsumen terhadap produk makanan.

d. Untuk mengembangkan asosiasi tertentu terhadap produknya

e. Untuk menciptakan suatu citra dalam mengembangkan produknya

f. untuk menghiasi produk

g. untuk memastikan keterbacaan yang maksimum dalam penggunaan

warna kontras

h. Untuk mendorong tindakan

i. Untuk proteksi terhadap cahaya yang membahayakan

j. Untuk mengendalikan temperatur didalamnya

k. Untuk membangkitkan dalam mode

2. Bentuk

Bentuk kemasan disesuaikan dengan produknya pertimbangan yang

digunakan adalah pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, perkembangan

penjualan, pemajangan dan cara penggunaan kemasan tersebut.

a. Bentuk yang sederhana lebih disukai daripada yang rumit

(33)

c. Bentuk harus seimbang agar menyenangkan

d. Bentuk bujur sangkar lebih disukai dari pada persegi panjang

e. Bentuk cembung lebih disukai daripada cekung

f. Bentuk harus mudah terlihat dari jarak jauh

3. Merek / logo

Tanda-tanda identifikasi seperti merek dengan logo perusahaan adalah

meningkatkan daya tarik konsumen. Merek atau logo ini dipandang dapat

menaikkan gengsi atau status seorang pembeli.

Syarat-syarat logo yang baik adalah :

a. mengandung keaslian

b. mudah dibaca atau diucapkan

c. mudah diingat

d. sederhana dan ringkas

e. tidak mengandung konotasi yang negatif

f. tidak sulit digambarkan

4. Ilustrasi

Merupakan alat komunikasi sebuah kemasan bahasa universal yang dapat

menembus rintangan perbedaan bahasa. Ilustrasi ini termasuk fotografi dan

gambar-gambar untuk menarik konsumen.

(34)

Topografi adalah teks pada kemasan yang berupa pesan-pesan kita untuk

menjelaskan produk yang ditawarkan sekaligus menyerahkan konsumen

untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan harapan produsen.

6. Tata letak

Tata letak adalah paduan semua unsure grafis meliputi warna, bentuk,

merek, ilustrasi, topografi, menjadi suatu kesatuan baru yang disusun dan

ditempatkan pada halaman kemasan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

pengaturan tata letak adalah :

a. keseimbangan

b. Titik pandang dengan menjadikan satu unsur yang paling menarik

c. Perbandingan Ukuran yang serasi

d. Tata urutan alur keterbatasan yang sesuai

2.2.8.2 Daya Tarik Praktis

Daya tarik praktis ini merupakan efektifitas efisiensi suatu kemasan

yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor atau pengecer.

Daya tarik kemasan menurut (Wirya, 1999) antara lain :

a. kemasan yang menjamin dapat melindungi produk

b. kemasan yang mudah dibuka atau ditutup kembali untuk disimpan

c. kemasan dengan porsi yang sesuai

d. kemasan yang dapat digunakan kembali

(35)

f. Kemasan yang memudahkan pemakaian dalam menghabiskan dan

mengisinya kembali.

2.3 Produk

Pengertian produk menurut Kotler (2005) yaitu, segala sesuatu yang dapat

ditawarkan untuk memuaskan suatu hubungan dan keinginan konsumen.

Sedangkan Tjiptono (1997) menyatakan bahwa pengertian produk adalah

merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada seluruh pasar untuk

dipertahankan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai

pemenuhan kebutuhan atau keinginan yang bersangkutan secara lebih

terperinci.

Dari pendapatan diatas disimpulkan bahwa produk adalah suatu bentuk

penawaran kepada calon pelanggan mengenai suatu barang dan yang dapat

memenuhi kebutuhan mereka.

Menurut Tjiptono (1997) dalam merencanakan penawaran atau produk

terdapat lima tingkat produk yang meliputi :

1. Produk utama atau inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya

dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.

2. Produk generik, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk

yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi)

3. Produk harapan yaitu, produk formal yang ditawarkan dengan berbagai

atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati

(36)

4. Produk pelengkap yakni berbagai atribut produk yang dilengkapi atau

ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan

tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.

5. Produk potensial yaitu, segala macam tambahan dan perubahan yang

mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang.

Konsep produk meliputi barang, kemasan, lebel, merek, pelayanan dan

jaminan seperti terlihat pada gambar 2.1

KONSEP PRODUK

Gambar 2.1 Konsep produk (Tjiptono 1997) BARANG

KEMASAN

MEREK

LABEL

PELAYANAN

BARANG BARANG

(37)

2.3.1 Tingkatan dan Klasifikasi Produk

Menurut Tjiptono (1997) untuk merencanakan produk apa yang hendak

ditawarkan kepasar, para pemasar perlu memahami lima tingkatan produk,

yaitu :

1. Produk Inti

Produk inti yaitu manfaat inti yang dicari konsumen ketika mereka membeli

suatu produk. Jadi, ketika merancang produk terlebih dahulu pemasar harus

menetapkan inti manfaat yang diberikan produk bagi konsumen.

2. Produk Generik

Produk generik yaitu produk yang dirancang untuk memenuhi fungsi dasar

dari produk tersebut.

3. Produk Harapan

Produk harapan yaitu produk yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan

layak untuk dibeli. Produk ini mempunyai lima karakteristik yaitu, merek,

mutu, desain kemasan dan sifat.

4. Produk Pelengkap

Produk pelengkap yaitu berbagai atribut produk yang dilengkapi atau

ditambah dengan berbagai manfaat atau layanan, sehingga dapat

memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.

5. Produk potensial

Produk potensial yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang

(38)

ragam produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan menurut perusahaan

untuk mengklasifikasikan produk-produk tersebut agar memudahkan

perusahaan dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk setiap

jenis produknya.

Menurut Tjiptono (1997), produk dibagi menjadi dua kelas besar menurut

jenis konsumen yang menggunakannya, yaitu :

a. produk konsumen

produk konsumen merupakan produk yang dibeli konsumen akhir

(individu dan rumah tangga) untuk dikonsumsi pribadi. Produk konsumen

diklasifikasikan lagi berdasarkan cara konsumen membeli yakni :

1. Produk sehari-hari (convenience goods) yaitu produk dan jasa

konsumen yang biasanya sering dan cepat dibeli oleh pelanggan dan

disertai dengan usaha yang sedikit dalam membandingkan dan

membeli. Contohnya sabun, deterjen, bahan kebutuhan pokok.

2. Produk Shopping (shopping product) yaitu produk atau jasa yang

jarang dibeli konsumen, sehingga pelanggan perlu membandingkan

kecocokan kualitas, harga, dan gayanya dengan cermat. Ketika

membeli produk dan jasa ini, konsumen menghabiskan waktu dan

tenaga yang cukup besar dalam mengumpulkan informasi dan

membuat perbandingan, contohnya : perabotan, pakaian dan peralatan

rumah tangga.

3. Produk special (specialty goods) adalah produk yang memiliki

(39)

konsumen bersedia usaha untuk membelinya. Contohnya; mobil,

peralatan fotografi, dan barang elektronik.

4. Produk yang tidak dicari (unsought product) yaitu produk konsumen

dimana keberadaannya tidak diketahui atau jika diketahui oleh

konsumen pun tidak berfikir oleh mereka untuk membelinya. Sebagai

besar inovasi baru yang paling tidak dicari sampai konsumen

menyadarinya lewat iklan. Contohnya pendeteksi asap.

b. Produk Industri

Produk industri merupakan produk yang dibeli untuk pemerosesan lebih

lanjut atau penggunaan yang terkait dengan bisnis. Jadi, perbedaan produk

konsumen dan produk industri didasarkan pada tujuan dibelinya produk

tersebut. Tiga kelompok meliputi :

1. Bahan dan suku cadangan

2. Yang tergolong kelompok ini adalah barang-barang yang seluruhnya tau

sepenuhnya masuk kedalam produk jadi. Kelompok ini masih dapat

diperinci menjadi dua kelas yaitu, bahan baku serta bahan jadi dan suku

cadang.

3. Barang Modal

Barang modal merupakan barang-barang tahan lama (long lasting) yang

memberikan kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola produk

jadi. Barang modal dibagi dua kelompok yaitu, instansi dan peralatan

(40)

4. Perlengkapan dan jasa

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah barang-barang yang tidak

tahan lama (short lasting) dan jasa yang memberikan kemudahan dalam

mengembangkan atau mengelola keseluruhan produk jadi.

Sedangkan berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat dibedakan

menjadi dua kelompok utama:

a. Barang

Barang merupakan produk berwujud fisik, sehingga dapat dilihat, diraba,

dirasa, dipegang, dipindahkan, dan diperlukan fisik lainnya. Ditinjau dari

aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu :

1. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis

dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian.

2. Barang tahan lama (durable goods)

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa

bertahan lama dengan banyak pemakaian.

b. Jasa

(41)

2.4 Harga

Menurut Kotler dan Amstrong, 2001. Harga adalah sejumlah uang yang

dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukar

konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk

atau jasa tersebut.

Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan

para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peran informasi.

1. peran alokasi dan harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli

untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang

diharapkan berdasarkan daya belinya, dengan demikian adanya harga dapat

membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasinya daya

belinya pada berbagai jenis barang dan jasa.

2. Peranan informasi dari harga yaitu, fungsi harga dalam mendidik konsumen

mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat

dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor

produk atau manfaatnya secara obyektif. Persepsi yang sering berlaku adalah

bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.

Adapun empat tujuan penetapan harga yaitu terdiri dari :

2. Peranan informasi dari harga yaitu, fungsi harga dalam mendidik konsumen

mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat

dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor

produk atau manfaatnya secara obyektif. Persepsi yang sering berlaku adalah

(42)

Adapun empat tujuan penetapan harga yaitu terdiri dari :

1. Tujuan berorientasi pada laba

Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu

memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Tujuan ini

dikenal dengan istilah maksimalasi laba.

2. Tujuan berorientasi pada volume

Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume

penjualan.

3. Tujuan berorientasi pada citra

Cita (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan

harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau

mempertahankan citra prestisius.

4. Tujuan Stabilitas harga

Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, beliau

suatu perusahaan menurunkan pula harga merek.

5. Tujuan-tujuan lainnya

Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing,

mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau

(43)

2.5 Produsen

Produsen dalam ekonomi adalah orang yang menghasilkan barang dan

jasa untuk dijual atau dipasarkan. Orang yang memakai atau memanfaatkan

barang dan jasa hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan adalah konsumen.

Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai

guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat

dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa

mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah

daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan

produksi barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk

mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia berang dan

jasa dalam jumlah yang mencukupi. Pramayudha, H. (2011).

2.5.1 Hak dan Kewajiban Produsen

Hak Produsen antara lain :

1. Hak untuk menerima uang pembayaran sesuai dengan kesepakatan

2. Hak untuk menuntut konsumen apabila terjadi penipuan alat pembayaran

3. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dan pembelaan apabila produk

yang dijuak tidak terbukti berdampak negative.

Kewajiban produsen antara lain :

1. Memberikan informasi yang benar dan sesuai dengan keadaan produk

(44)

3. Memberikan jaminan kepada konsumen bahwa produk yang ditawarkan

merupakan produk yang aman dan layak untuk dikonsumsi

4. Memberikan ganti rugi apabila produk yang dijual berdampak negatif bagi

konsumen.

2.5.2 Perilaku Produsen

Shirou P. (2013) perilaku produsen adalah kegiatan pengaturan produksi

sehingga produk yang dihasilkan bermutu tinggi sehingga bisa diterima di

masyarakat dan menghasilkan laba. Seorang produsen mempunyai satu

masalahpokok, yaitu bagaimana dengan sumber daya yang terbatas mereka

dapat mencapai hasil yang optimal atau keuntungan yang besar. Oleh karena itu

laba adalah suatu ukuran keberhasilan bagi produsen. Seorang produsen

dituntut untuk bisa membandingkan antara pengorbanan yang dilakukan dengan

hasil yang didapat. Berikut ini adalah beberapa contoh perilaku produsen.

1. Mencari keuntungan dengan pemakaian modal seminimal mungkin tapi

dengan hasil semaksimal mungkin.

2. Mematok biaya produksi berdasarkan tingkat harga barang modal

3. Member potongan harga kepada konsumen yang membeli produk dalam

jumlah banyak

4. Tidak hanya menghasilkan barang atau jasa yang sesuai kebutuhan tetapi

juga sesuai trend pasar saat ini

5. Member diskon besar-besaran untuk produksi yang sudah alam mereka

(45)

6. Produsen juga mengadaptasi isu global atau keadaan sosial yang sedang

terkenal saat itu untuk memasarkan barang atau jasa yang mereka jual.

Perilaku produsen dilakukan semata-mata agar tidak merugikan produsen

namun juga tidak memberatkan konsumen. Dengan demikian daya konsumsi

akan stabil karena antara konsumen maupun produsen sama-sama saling

membutuhkan.

Perilaku produsen dalam kegiatan perekonomian :

1. bagi masyarakat : tanggung jawab sosial produsen kepada masyarakat

2. Bagi pemerintah : produsen merupakan partner untuk menjalankan tugas

pemerintah dalam mewujudkan tatanan masyarakat.

Perilaku produsen dalam kegiatan produksi :

1. Perencanaan : Faktual dan realistis, logis dan rasional, fleksibel, komitmen,

komprehensif

2. Pengorganisasian : dalam pengorganisasian ini rencana dilakukan dalam

sebuah dengan cara mengkoordinasi.

3. Pengarahan : suatu cara agar produsen bisa melakukan rencana dengan baik

atau rencana bisa terwujud.

(46)

2.6 Produksi

Produksi adalah kegiatan yang menciptakan, mengolah, mengupayakan

pelayanan, menghasilkan barang dan jasa atau usaha untuk meningkatkan suatu

benda agar menjadi lebih berguna bagi kebutuhan manusia. Orang atau badan

yang mengolah, menciptakan, dan menghasilkan barang atau jasa disebut

sebagai produsen.

2.6.1 Tujuan Produksi

Menurut Maulana P. (2013) berikut ini adalah beberapa tujuan produksi :

1. Memenuhi kebutuhan manusia. Manusia memiliki beragam kebutuhan

terhadap barang dan jasa yang harus dipenuhi dengan kegiatan produksi.

2. Mencari keuntungan atau laba. Dengan memproduksi barang dan jasa,

produsen (orang yang memproduksi) berharap bisa menjualnya dan

memperoleh laba sebanyak-banyaknya.

3. Menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Dengan memproduksi barang dan

jasa, produsen akan memperoleh pendapatan dan laba dari penjualan

produknya, yang dapat digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup

perusahaan termasuk kehidupan para karyawan.

4. Meningkatkan mutu dan jumlah produksi. Produsen selalu berusaha

memuaskan keinginan konsumen. Dengan berproduksi, produsen mendapat

kesempatan melakukan uji coba (eksperimen) untuk meningkatkan mutu

(47)

5. mengganti barang-barang yang aus dan rusak karena dipakai atau karena

bencana alam. Semua itu diganti dengan cara memproduksi barang yang

baru.

6. Memenuhi pasar dalam negeri dan luar negeri

7. Meningkatkan kemakmuran

8. Memperluas lapangan usaha

Produksi dapat digolongkan menjadi beberapa bidang :

1. Produksi ekstraktif adalah produksi yang memungut langsung hasil yang

disediakan alam tanpa melakukan pengolahan lebih lanjut.

Seperti : pertambangan, penangkapan ikan, dan lain-lain

2. Produksi agraris adalah produksi yang mengolah alam untuk memelihara

tanaman dan hewan. Seperti : pertanian, perkebunan, peternakan, dan

lain-lain.

3. Produksi industry

2.6.2 Tingkatan Produksi

Produksi dapat dibagi dalam beberapa tingkat atau tahap sebagai berikut :

1. Produksi primer, adalah produksi yang menghasilkan bahan-bahan dasar

yang bisa langsung dikonsumsi atau yang akan digunakan dalam proses

produksi selanjutnya. Bidang produksi ekstraktif dan agraris merupakan

(48)

2. Produksi sekunder, adalah produksi yang mengolah bahan-bahan dasar yang

dihasilkan oleh tingkat produksi primer. Bidang produksi industri merupakan

produksi tingkat sekunder.

3. Produksi Tersier, adalah produksi yang bersifat memperlancar proses

produksi dan menyalurkan hasil produksi. Bidang produksi perdagangan dan

jasa merupakan produksi tingkat tersier.

2.7 Perilaku Konsumen

Pemahaman mengenai perilaku konsumen merupakan kunci kesuksesan bagi

para pemasar. Para pemasar membutuhkan informasi yang handal mengenai

para konsumennya dan keterampilan khusus untuk menganalisis dan

menginterpretasikan informasi tersebut. Kebutuhan berkontribusi pada

pengembangan perilaku konsumen sebagai bidang studi spesifik dalam

pemasaran.

Sejauh ini terdapat definisi spesifik mengenai perilaku konsumen menurut beberapa pakar dalam buku “Pemasaran Jasa” (Tjiptono, 2007) diantaranya

sebagai berikut :

1. Perilaku konsumen adalah aktivitas-aktivitas individu dalam pencarian,

pengevaluasian, pemerolehan, pengonsumsian, dan penghentian pemakaian

barang dan jasa (Craig-Less, Joy & Browne, 1995 dalam Tjiptono. 2007).

2. Perilaku konsumen adalah studi mengenai proses-proses yang terjadi saat

individu atau kelompok menyeleksi, membeli, menggunakan, atau

(49)

memuaskan keinginan dan hasrat tertentu (Solomon, 1999, dalam Tjiptono.

2007).

3. Perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen dalam

mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghentikan

konsumsi produk, jasa dan gagasan (Schiffman dan Kanu, 2000, dalam

Tjiptono, 2007).

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, secara ringkas dapat dikatakan

bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

individu, kelompok, atau organisasi yang hubungan dengan proses pengambilan

keputusan dalam mendapatkan atau menggunakan barang-barang serta jenis

jasa ekonomi yang dapat dipengaruhi lingkungan.

2.7.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan,

sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah faktor-faktor

yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benar-benar

(50)

2.7.1.1 Faktor-faktor kebudayaan

a. Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan

dan perilaku seseorang. Bila makhluk lainnya bertindak berdasarkan

naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari. Seorang anak yang

sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, perfernsi dan

perilaku melalui proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan

lembaga-lembaga sosial penting lainnya.

b. Sub Budaya

Setiap kebudayaan terdiri dari sub- budaya yang lebih kecil yang

memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para

anggotanya.

c. Kelas Sosial

Kelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relative homogeny

dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki

dalam keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa.

2.7.1.2 Faktor-faktor Sosial

1. Kelompok Referensi

Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang

mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap

atau perilaku seseorang. Beberapa diantaranya adalah

(51)

seperti keluarga, teman, tetangga, dan teman sejawat.

Kelompok-kelompok sekunder, yang cenderung lebih resmi dan yang mana interaksi

yang terjadi kurang berkesinambungan. Para pemasar berusaha

mengidentifikasi kelompok-kelompok referensi dari konsumen sasaran

mereka. Orang umumnya sangat dipengaruhi oleh kelompok referensi

mereka pada tiga cara yaitu :

a. Kelompok referensi memperlihatkan pada seseorang perilaku dan gaya

hidup baru.

b. Mereka juga mempengaruhi sikap dan konsep jati diri seseorang

karena orang tersebut umumnya ingin menyesuaikan diri.

c. Mereka menciptakan tekanan untuk menyesuaikan diri yang dapat

mempengaruhi pilihan produk dan merek seseorang.

2. Keluarga

Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli,

yaitu :

a. Keluarga Orientasi, yang merupakan orang tua seseorang. Dari orang

tualah seseorang mendapatkan pandangan tentang agama, politik,

ekonomi dan merasakan ambisi pribadi nilai atau harga diri dan cinta.

b. Keluarga prokreasi yaitu pasangan hidup anak-anak seseorang

keluarga merupakan organisasi pembeli dan konsumen yang paling

penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif.

(52)

Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya,

keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok

dapat di identifikasikan dalam peran dan satatus.

3. Faktor Pribadi

a. Umum dan Tahapan Dalam Siklus Hidup

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga,

beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan

dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya

mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka

menjalani hidupnya.

b. Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja

yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.

c. Keadaan Ekonomi

yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari

pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatannya, stabilitas, dan

polanya), tabungan dan hartanya, kemampuan untuk meminjam dan

sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung.

d. Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan

oleh kegiatan, minat dan pendapatan seseorang. Gaya hidup

(53)

dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik

kelas sosial seseorang.

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Yang dimaksud dengan kepribadian adalah karakteristik psikologis

yang berbeda dari setiap orang yang memandang terhadap lingkungan

yang relative konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel

yang sangat berguna dalam menganalisis perilaku konsumen.

4. Faktor-Faktor Psikologis

a. Motivasi

Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu

keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak

nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik

yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu, seperti

kebutuhan untuk diakui kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima

(Nugroho, 20003).

2.7.1.3 Pengambilan Keputusan Konsumen

Amirullah (2003) mendefinisikan pengambilan keputusan adalah suatu

proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan

kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang

(54)

2.7.1.4 Tahap-Tahap Keputusan Konsumen

Tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap

tahap dan pengaruh apa yang bekerja dalam tahap-tahap tersebut. Pendirian

orang lain, faktor situasi tidak diantisipasi, dan resiko yang dirasakan dapat

mempengaruhi keputusan pembelian, demikian pula tingkat kepuasan pasca

pembelian konsumen dan tindakan pasca pembelian di pihak perusahaan.

Pelanggan yang puas akan terus melakukan pembelian, pelanggan yang tidak

puas akan menghentikan pembelian produk yang bersangkutan dan

kemungkinan akan menyebarkan berita tersebut pada teman-teman mereka

pada semua tingkat dalam proses pembelian (Nugroho, 2013)

Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut :

pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian

MENGENALI KEBUTUHAN

PENCARIAN ALTERNATIF

EVALUASI ALTERNATIF

KEPUTUSAN MEMBELI

(55)

Gambar 2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian (Nugroho, 2013)

Gambar 2.2 nampak bahwa konsumen melewati kelima tahap seluruhnya

pada setiap pembelian. Namun dalam pembelian yang lebih rutin, konsumen

seringkali melompati atau membalik beberapa tahap ini. Seseorang wanita

yang membeli pasta gigi merek yang sudah biasa akan mengenali kebutuhan

dan langsung ke keputusan pembelian, melompati tahap pencarian informasi

dan evaluasi. Model tersebut menunjukkan semua pertimbangan untuk

muncul ketika konsumen menghadapi situasi membeli yang kompleks dan

baru. Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengenalan Masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah

kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi

sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat

disebabkan oleh rangsangan internal dalam kasus pertama dari kebutuhan

normal seseorang, yaitu rasa lapar atau dahaga. Atau suatu kebutuhan

dapat timbul karena disebabkan rangsangan eksternal seseorang yang

melewati sebuah toko roti dan melihat roti yang baru selesai dibakar

dapat merangsang rasa lapar.

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk

mencari informasi lebih banyak, kita dapat membedakan dua tingkat yaitu

keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang

(56)

dimana ia mencari bahan-bahan bacaan, menelpon teman-temannya, dan

melakukan kegiatan mencari-mencari untuk mempelajari yang lain.

Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi

utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari

masing-masing sumber terhadap keputusan-keputusan membeli.

Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat

kelompok :

a. sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan

b. Sumber komersil : iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan dan

pameran.

c. sumber umum : media massa, organisasi konsumen

d. Sumber pengalaman : pernah menangani, menguji, menggunakan

produk

3. Evaluasi Alternatif

Ada beberapa proses evaluasi keputusan, kebanyakan model dari proses

evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang

konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk berdasarkan

pada pertimbangan yang sadar dan rasional.

a. Keputusan Membeli

Kepada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap

merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen juga

(57)

walaupun demikian dua faktor dapat mempengaruhi tujuan membeli dan

keputusan membeli.

b. Perilaku sesudah membeli

sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan

mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen

tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian

dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar.

c. keputusan tentang merek

konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan

diambil. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana

konsumen memilih sebuah merek.

d. Keputusan tentang penjual

Konsumen harus mengambil keputusan tentang apa saja yang akan dibeli.

Dalam hal ini produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui

bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.

e. Keputusan jumlah produk

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk

yang akan dibelinya pada suatu saat. Dalam hal ini produsen

mempersiapkan banyak produk yang sesuai dengan keinginan yang

Gambar

Gambar 2.1 Konsep produk (Tjiptono 1997)
Table 3.1 kekuatan terhadap kemasan produk jajanan pudak ayas.
Tabel 3.4 Unsur evaluasi terhadap jajanan pudak ayas jubung
Tabel 4.1 komposisi penduduk berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin di
+7

Referensi

Dokumen terkait

Indomaret merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang banyak ditemui di berbagai tempat dengan jumlah gerai yang sangat banyak, yang mana mereka sangat

Iklan merupakan media massa yang sangat efektif dalam menyampaikan informasi kepada 

Kendala di lapangan adalah sangat sulitnya mencari singkapan pada daerah formasi pembawa batubara, oleh karena banyak keterdapatan batuan metasedimen yang mempunyai ciri-ciri

Tipe-tipe papan partikel yang banyak itu sangat berbeda dalam hal ukuran dan bentuk partikel, jumlah resin (perekat) yang digunakan dan kerepatan panil yang dihasilkan.. Ada tiga

Kondisi geografis, tipologi Perekonomian daerah yang sangat bervariasi antar satu daerah dengan daerah lainnya menuntut adanya strategi kebijakan yang

Karakter yang berbeda-beda dari hasil perlakuan fisik adalah karena setiap bonggol jagung mempunyai struktur alur yang berbeda, sehingga respon yang dihasilkan

Kendala di lapangan adalah sangat sulitnya mencari singkapan pada daerah formasi pembawa batubara, oleh karena banyak keterdapatan batuan metasedimen yang mempunyai ciri-ciri

Karakter yang berbeda-beda dari hasil perlakuan fisik adalah karena setiap bonggol jagung mempunyai struktur alur yang berbeda, sehingga respon yang dihasilkan