23 Kesesuaian rasa dan aroma 1.000 0,66
24 Fleksibel untuk semua kalangan 1.000 0,63 Setelah itu, tabel Total Variance explained dapat dilihat pada lampiran 5 Tabel ini menunjukkan jumlah faktor yang terbentuk dari seluruh variabel. Faktor-faktor baru yang terbentuk memiliki eigenvalue lebih dari 1. Berdasarkan hasil dari Total Variance explained, terbentuklah 6 faktor. Keenam faktor tersebut bertirut-turut memiliku nilai eigenvalue sebesar faktor pertama sebesar 7,29, faktor kedua sebesar 2,37, faktor tiga sebesar 1,71, faktor keempat sebesar 15,07, faktor kelima sebesar 1,26, dan faktor keenam sebesar 1,10.
Tabel 24 menunjukkan Tabel Component Matrix yang merupakan distribusi dari keseluruhan variabel yang telah diekstrak ke dalam faktor yang terbentuk berdasarkan factor loadings-nya. Factor loadings menunjukkan tingkat
keeratan suatu variabel dengan faktor baru yang terbentuk. Di mana variabel-variabel akan masuk ke dalam suatu faktor berdasarkan perbandingan besar korelasi dari nilai factor loadings-nya, yaitu nilai yang menunjukkan antara variabel dengan faktor 1, faktor 2, faktor 3, faktor 4, faktor 5, dan faktor 6 (Lampiran 5).
Tabel 24. Hasil analisis faktor
Faktor Varian (persen)
Variabel Asal Loading Factor
Faktor Pertama (Atribut Produk)
30,36 1. Komposisi/kandungan nutrisi produk 2. Kualitas produk
3. Kehalalan produk 4. Sifat/cara kerja produk 5. Hasil/manfaat produk 6. Keamanan kemasan produk
0,79 0,70 0,67 0,66 0,61 0,51 Faktor Kedua (Fitur Produk)
9,85 1. Variasi rasa produk
2. Kesesuaian rasa dan aroma 3. Fleksibel untuk semua kalangan 4. Variasi warna kemasan produk 5. Ketersediaan produk 0,77 0.70 0,70 0,55 0,55 Faktor Ketiga (Harga dan Kemasan Produk)
7,14 1. Harga produk yang terjangkau 2. Ukuran kemasan
3. Kemasan yang menarik 4. Bentuk kemasan produk
0,66 0,65 0,54 0,47 Faktor Keempat (Jaminan Produk) 6,28 1. Kenyamanan mengkonsumsi 2. Keamanan mengkonsumsi 3. Promosi yang diberikan 4. Kualitas tahan lama 5. Kepuasan produk 0,78 0,63 0,60 0,56 0,48 Faktor Kelima (Merek)
5,25 1. Daya tarik merek
2. Tingkat kemudahan mengingat merek
0,75 0,65 Faktor Keenam
(Kemudahan)
4,56 1. Kemudashan mendapatkan produk
2. Kemudahan mendapatkan informasi
0,72 0,68
Hasil analisis faktor itu sendiri diambil dari proses rotasi, di mana proses rotasi digunakan untuk memperjelas sebuah variabel akan dimasukan ke faktor yang mana dari keenam faktor yang terbentuk. Proses rotasi pada penelitian ini
menggunakan metode rotasi Varimax. Hasil dari proses rotasi dapat dilihat pada tabel Rotated Component Matrix (Lampiran 5) yang menunjukkan distribusi seluruh atribut yang telah diekstrak ke dalam faktor yang terbentuk berdasarkan
factor loading-nya.
Pada penelitian ini menghasilkan enam faktor baru dari seluruh atribut yang diuji. Di mana faktor-faktor yang terbentuk merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap produk yoghurt My Healthy. Faktor-faktor tersebut masing-masing terdiri dari beberapa atribut yang sudah dikelompokkan berdasarkan nilai korelasinya, antara lain: (1) faktor atribut produk yang terdiri dari komposisi/kandungan nutrisi produk, kualitas produk, kehalalan produk, sifat/cara kerja produk, hasil/manfaat produk, dan keamanan kemasan produk, (2) faktor fitur produk yang terdiri dari variasi rasa produk, kesesuaian rasa dan aroma, fleksibel untuk semua kalangan, variasi warna kemasan produk, dan ketersediaan produk, (3) faktor harga dan kemasan produk yang terdiri dari harga yang terjangkau, ukuran kemasan, kemasan yang menarik, dan bentuk kemasan produk, (4) faktor jaminan produk yang terdiri dari kenyamanan mengkonsumsi, keamanan mengkonsumsi, promosi yang diberikan, kualitas tahan lama, dan kepuasan produk, (5) faktor merek yang terdiri dari daya tarik merek dan tingkat kemudahan mengingat merek, dan (6) faktor kemudahan yang terdiri dari kemudahan mendapatkan produk dan kemudahan mendapatkan informasi.
4.5.1 Faktor Pertama (Atribut Produk)
Faktor pertama yang terbentuk dinamakan faktor atribut produk. Faktor ini terdiri dari enam variabel yaitu komposisi/kandungan nutrisi produk, kualitas produk, kehalalan produk, sifat/cara kerja produk, hasil/manfaat produk, keamanan kemasan produk. Faktor atribut produk ini merupakan faktor yang tertinggi dari analisis faktor karena mimiliki nilai Eigenvalue terbesar yaitu 7,29. Nilai Eigenvalue yang besar dapat menunjukkan bahwa faktor pertama adalah faktor yang paling memengaruhi preferensi konsumen yoghurt My Healthy. Faktor ini dapat menerangkan keragaman sebesar 30,36%. Variabel yang terbentuk pada faktor atribut ini memiliki nilai loading factor antara 0,51 sampai
0,79. Hal ini menunjukkan hubungan tingkat keeratan antara variabel dengan faktor yang terbentuk.
Banyaknya produk yoghurt yang beredar di pasaran tentunya membuat para konsumen yoghurt memilih yoghurt yang terbaik yang dapat memberikan kenyamanan bagi dirinya. Setiap produk yang ditawarkan harus dapat memiliki komposisi/kandungan nutrisi yang baik bagi kesehatan tubuh, di mana produk yoghurt sudah dapat dipastikan memiliki komposisi/kandungan nutrisi yang baik bagi tubuh karena yoghurt itu sendiri merupakan hasil olahan susu murni yang menyehatkan. Selain itu, suatu produk harus dapat memiliki kualitas yang menjanjikan konsumennya sehingga konsumen akan memilih produk tersebut dibandingkan produk lainnya yang kurang berkualitas. Kualitas suatu produk khususnya produk makanan seperti yoghurt harus diimbangi dengan adanya sebuah kehalalan dari pihak terkait sehingga dapat dikonsumsi dengan aman.
Variabel selanjutnya yang dipertimbangkan adalah sifat/cara kerja di mana suatu produk harus memiliki sifat/cara kerja yang baik dan dapat memberikan hasil/manfaat bagi yang mengkonsumsinya sehingga produk yang dikonsumsi tersebut akan memberikan rasa aman terhadap yang mengkonsumsi, karena pada dasarnya orang menyukai produk yang menyehatkan bagi dirinya.
4.5.2 Faktor Kedua (Fitur Produk)
Faktor kedua yang terbentuk dinamakan faktor fitur produk. Faktor ini terdiri dari lima variabel yaitu variasi rasa produk, kesesuaian rasa dan aroma, fleksibel untuk semua kalangan, variasi warna kemasan produk, dan ketersediaan produk. Nilai Eigenvalue dari faktor ini sebesar 2,37 dan mampu menerangkan keragaman sebesar 9,85%. Variabel yang terebentuk pada faktor atribut ini memiliki nilai loading factor antara 0,55 sampai 0,77. Hal ini menunjukkan hubungan tingkat keeratan antara variabel dengan faktor yang terbentuk.
Variasi rasa produk dapat memudahkan konsumen dalam menentukan kriteria produk yang dapat memberikan kepuasan maksimal ketika dikonsumsi. Selain itu, hadirnya beragam varian rasa yang ditawarkan harus disesuaikan dengan aroma dari produk sehingga kesesuaian rasa dan aroma tersebut tersebut dapat menarik hati konsumen untuk dapat membeli produk tersebut. Sedangkan untuk variabel selanjutnya yaitu fleksibel untuk semua kalangan, hal ini juga
berpengaruh terhadap konsumen karena mayoritas konsumen memilih produk yang fleksibel dan dapat digunakan untuk semua kalangan baik muda maupun kalangan tua. Variasi warna kemasan yang menarik dapat memberikan pengaruh kepada konsumen karena dengan adanya tampilan warna yang menarik dari suatu produk dapat meningkatkan daya beli konsumen terhadap produk tersebut. Variabel terakhir yaitu adanya ketersediaan produk menunjukkan bahwa produk tersebut dapat dengan mudah tersedia dan didapatkan oleh konsumen ketika permintaan konsumen akan produk tersebut meningkat.
4.5.3 Faktor Ketiga (Harga dan Kemasan Produk)
Faktor ketiga yang terbentuk dinamakan faktor harga dan kemasan produk. Faktor ini terdiri dari empat variabel yaitu harga produk yang terjangkau, ukuran kemasan, kemasan yang menarik, dan bentuk kemasan produk. Nilai Eigenvalue
dari faktor ini sebesar 1,71 dan mampu menerangkan keragaman sebesar 7,14%. Variabel yang terbentuk pada faktor atribut ini memiliki nilai loading factor
antara 0,47 sampai 0,66. Hal ini menunjukkan hubungan tingkat keeratan antara variabel dengan faktor yang terbentuk.
Dalam proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen adalah dengan mempertimbangkan harga produk yang akan dibelinya dengan kemampuan daya beli mereka. Oleh sebab itu, variabel harga yang terkjangkau memiliki pengaruh terhadap preferensi konsumen. Ukuran kemasan merupakan hal yang penting untuk dipertimbangkan karena berhubungan dengan perasaan konsumen yaitu sesuai dengan harapan yang diinginkan ketika mereka mengkonsumsi produk tersebut. Kemasan yang menarik menjadi hal yang berpengaruh terhadap konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk karena dengan adanya tampilan kemasan yang menarik dapat menarik perhatian konsumen untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk. Variabel terakhir yaitu bentuk kemasan produk yang pada penelitian ini tidak terlalu memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap konsumen karena bentuk apapun produk yang ditawarkan terhadap konsumen, konsumen akan lebih mempertimbangkan ukuran dari produk yang akan dikonsumsinya dari pada bentuk produknya.
4.5.4 Faktor Keempat (Jaminan Produk)
Faktor keempat yang terbentuk dinamakan faktor jaminan produk. Faktor ini terdiri dari lima variabel yaitu kenyamanan mengkonsumsi, keamanan mengkonsumsi, promosi yang diberikan, kualitas tahan lama, dan kepuasan produk. Nilai Eigenvalue dari faktor ini sebesar 1,51 dan mampu menerangkan keragaman sebesar 6,28%. Variabel yang terebentuk pada faktor atribut ini memiliki nilai loading factor antara 0,48 sampai 0,78. Hal ini menunjukkan hubungan tingkat keeratan antara variabel dengan faktor yang terbentuk.
Mayoritas konsumen akan memilih produk yang memiliki jaminan. Dalam melakukan pembelian konsumen akan memilih produk yang memiliki kenyamanan dan keamanan karena pengaruh jaminan berupa rasa nyaman dan aman tersebut akan mempengaruhi preferensi konsumen terhadap suatu produk. Selain itu, promosi produk juga berpengaruh terhadap konsumen ketika promosi yang dilakukan pemasar berhasil. Pemasar dapat melakukan berbagai cara untuk dapat mengajak konsumen melalui promosi produknya dengan menawarkan berbagai keunggulan yang dimiliki oleh produk tersebut. Kualitas tahan lama merupakan variabel yang berpengaruh yang membuat konsumen meningkatkan kepercayaannya karena produk tersebut dianggap memiliki jaminan berupa kualitas tahan lama sehingga konsumen cenderung memilih produk tersebut. Variabel terakhir adalah kepuasan produk yang pada penelitian ini menunjukkan kurang berpengaruh terhadap konsumen dalam pembelian suatu produk.
4.5.5 Faktor Kelima (Merek)
Faktor kelima yang terbentuk dinamakan faktor merek. Faktor ini terdiri dari dua variabel yaitu daya tarik merek dan tingkat kemudahan mengingat merek. Nilai Eigenvalue dari faktor ini sebesar 1,26 dan mampu menerangkan keragaman sebesar 5,25%. Variabel yang terbentuk pada faktor atribut ini memiliki nilai
loading factor antara 0,65 sampai 0,75. Hal ini menunjukkan hubungan tingkat
keeratan antara variabel dengan faktor yang terbentuk.
Daya tarik merek dan tingkat kemudahan mengingat merek mempengaruhi konsumen dengan korelasi yang positif. Pembelian yang dilakukan konsumen akan mempertimbangkan merek apa yang akan mereka konsumsi. Ketika suatu produk memiliki daya tarik merek dan adanya tingkat kemudahan dalam
mengingat merek maka konsumen cenderung mengingat produk tersebut ketika mereka mencari produk yang sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga kedua variabel ini dinamakan faktor merek.
4.5.6 Faktor Keenam (Kemudahan)
Faktor keenam yang terbentuk dinamakan faktor kemudahan. Faktor ini terdiri dari dua variabel kemudahan yaitu kemudahan mendapatkan produk dan kemudahan mendapatkan informasi. Nilai Eigenvalue dari faktor ini sebesar 1,10 dan mampu menerangkan keragaman sebesar 4,56%. Variabel yang terbentuk pada faktor atribut ini memiliki nilai loading factor antara 0,68 sampai 0,72. Hal ini menunjukkan hubungan tingkat keeratan antara variabel dengan faktor yang terbentuk. Variabel pengaruh kemudahan mendapatkan produk dan kemudahan mendapatkan informasi mempengaruhi konsumen dengan korelasi yang positif.
Variabel yang dipertimbangkan pada faktor terakhir (kemudahan) ini adalah variabel kemudahan mendapatkan produk yang menunjukkan kemampuan suatu produk untuk dapat menjangkau pasar sehingga produk tersedia saat konsumen membutuhkan. Variabel terakhir yang dipertimbangkan adalah kemudahan mendapatkan informasi. Variabel ini menunjukkan bahwa informasi merupakan variabel yang besar pengaruhnya pada konsumen ketika konsumen memerlukan informasi mengenai produk yang diinginkannya sehingga konsumen dapat dengan mudah mengetahui keberadaan produk yang diinginkannya.
4.6. Implikasi Manajerial
Berdasarkan hasil analisis preferensi konsumen yoghurt My Healthy di Dramaga Bogor, didapatkan hasil mengenai karakteristik konsumen, proses pengambilan keputusan konsumen, dan faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap yoghurt My Healthy. Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh UKM yoghurt My Healthy untuk dapat mempertahankan dan mengembangkan produk yang ditawarkan di pasar berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Promosi merupakan sarana komunikasi yang dapat memperkenalkan produk kepada target pasarnya. Promosi juga dapat merangsang preferensi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan pemasar. My Healthy
media promosi yang dilakukan pemasar kurang sehingga konsumen kurang terpengaruh untuk membeli produk My Healthy walaupun pada kenyataannya mayoritas konsumen tertarik untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai produk yoghurt My Healthy. Dengan demikian diharapkan konsumen dapat memberikan informasi yang diperoleh kepada temannya mengenai yoghurt My Healthy sehingga adanya ketertarikan untuk membeli produk My Healthy.
2. Memperhatikan dan meningkatkan distribusi pemasaran secara lebih luaskepada konsumen merupakan hal yang penting dalam menjalankan suatu usaha agar konsumen menyadari akan adanya produk yoghurt My Healthy di samping adanya produk yoghurt lain. Hal ini berhubungan dengan ketersediaan produk yang dalam penelitian ini berpengaruh terhadap daya beli konsumen sehingga produsen dapat meningkatkan distribusinya agar produk tersebar luas dikalangan masyarakat dan ketika masyarakat membutuhkan produk yoghurt My Healthy tersebut sudah tersedia.
3. Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa harga sangatlah berpengaruh terhadap daya beli konsumen dan mayoritas konsumen akan memilih untuk beralih ke produk yoghurt lain apabila adanya kenaikan harga pada yoghurt
My Healthy. Penetapan harga yang sesuai akan meningkatkan minat
konsumen untuk membeli yoghurt My Healthy. Penentuan harga produk My
Healthy dapat melakukan penetapan harga yang diimbangi dengan
peningkatan mutu sehingga konsumen tidak merasa dirugikan dan usaha My
Healthy pun tidak menimbulkan kerugian karena kehilangan pangsa
pasarnya.
4. Inovasi sangat diperlukan dalam melakukan suatu usaha agar dapat bertahan dan bersaing dengan kompetitor lain dalam merebut pangsa pasar. Inovasi varian rasa diperlukan agar konsumen tidak bosan terhadap varian rasa yang ada selama ini. Selain itu, bentuk yang unik juga dapat mempengaruhi daya beli konsumen terhadap produk My Healthy.
Oleh
ROSSELINA CINDY KAUTSAR
H24080061
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2005. Produksi Yoghurt Di Indonesia pada Tahun 2002-2005. (http://www.bps.go.id) [19 April 2012].
Engel, J. F. et al. 1994. Perilaku Konsumen (Terjemahan). Edisi Keenam Jilid 1. Binaputra. Jakarta.
Fitriyana, D. 2009. Analisis Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Terhadap Objek Wisata Pemancingan “Fishing Valley” Bogor. Skripsi pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Handayati, N. 2011.Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Preferensi
konsumen Rehat Cafe Bogor.Skripsi pada Program Sarjana Manajemen. Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran (Terjemahan). Edisi Milenium. PT Indeks. Jakarta.
Kotler, P. dan Garry Amstong. 2003. Dasar-Dasar Pemasaran, Jilid 1 (Terjemahan). Jakarta. Indeks.
Malhotra, N. K. 2005. Riset Pemasaran Pendekatan Terapan (edisi keempat). Jakarta. Indeks.
Miftah, A. R. A. 2010. Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Preferensi Konsumen terhadap restoran Gurih 7. Skripsi pada Program Sarjana Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Nazir, M. 1998. Metode Penelitian. Ghalia. Jakarta.
Nugroho, W.S. 2008. Pangan Dan Kesehatan Masyarakat Veteriner. (http://weesnugroho.staff.ugm.ac.id/) [5 Juni 2012].
Prafitdhin, A. 2011.Yogurt Minuman Menyehatkan. (http://www.prafitdhin-achmad.blogspot.com/2011/11/yogurt-minuman-menyehatkan.html) [28 November 2011].
Rai,A. 2008.Yoghurt Snack Sehat Kaya Manfaat. (http://www.andriewongso.com /artikel/health_corner/1930/Yoghurt_-_Snack_Sehat_Kaya_Manfaaf/) [1Maret 2012].
Santoso, S. 2006. Menggunakan SPSS Untuk Statistik Multivariat. PT Elek Media Komputindo. Jakarta.
Suliyanto. 2005. Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor.
Sumarwan, U. 2004. Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor.
Syamsir, E. 2011. Peluang Usaha Yoghurt. (http://www.iriansar.wordpress.com/-2011/06/08/peluang-usaha-yoghurt/) [20 April 2012].
Tamine and Robinson.2007. Kandungan Gizi Susu dan Yoghurt per 100 gram. (http://yoghurtcienceandtechnology.ebook.org) [19 April 2012].
Tjiptono, F. 2008. Strategi Pemasaran, Edisi III. ANDI.Yogyakarta.
Umar, H. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen dan Jasa.Ghalia Indonesia. Jakarta.
2008. Yoghurt untuk Kesehatan. (http://www.kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/58-yoghurt-untuk-kesehatan.html) [1 Maret 2012].
2010. Yoghurt Minuman Sehat Pengganti Susu. (http://www.hanyawanita.com) [1 Maret 2012].
Oleh
ROSSELINA CINDY KAUTSAR
H24080061
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
ROSSELINA CINDY KAUTSAR. H24080061. Analisis Preferensi Konsumen Yoghurt My Healthy Di Dramaga Bogor. Di bawah bimbingan MIMIN AMINAH
Prospek usaha yoghurt ke depan akan semakin baik. Hal ini terkait nilai tambah yoghurt dibandingkan dengan susu biasa dan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang peduli dengan kesehatan (Syamsir, 2011). Usaha Kecil Menengah (UKM) My Healthy adalah salah satu usaha yang bergerak dalam bidang industri yoghurt di kota Bogor yang berdiri sejak tanggal 5 Maret 2010. Tingginya persaingan dalam industri ini menjadi salah satu faktor bagi perusahaan untuk melakukan pengembangan usaha. Berdasarkan kondisi tersebut maka pengetahuan perusahaan terhadap konsumen sangat diperlukan dikarenakan konsumen memiliki preferensi tertentu terhadap produk yang ditawarkan. Penelitian ini menganalisis tentang perilaku konsumen khususnya tentang proses pengambilan keputusan dan preferensi konsumen terhadap yoghurt My Healthy
yang dilakukan di daerah Dramaga Bogor pada bulan Februari sampai April 2012. Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui karakteristik responden yang menjadi konsumen yoghurt My Healthy, (2) Mengetahui proses pengambilan keputusan konsumen yoghurt My Healthy, dan (3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen untuk membeli yoghurt My Healthy. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling
sebanyak 100 responden. Analisis data dalam penelitian ini adalah Uji Validitas, Reliabilitas, Analisis deskriptif dan Analisis Faktor. Pengolahan data menggunakan Microsoft Excel 2007 dan program SPSS versi 16 for windows.
Hasil penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar konsumen yang mengkonsumsi yoghurt My Healthy adalah perempuan (60%), konsumen sebagian besar berusia antara 17-23 tahun sebanyak (97%). Di mana mayoritas konsumen berstatus belum menikah (99%). Tempat tinggal konsumen mayoritas di rumah sewa/kost sebanyak (80%). Konsumen sebagian besar memiliki pendapatan terbanyak berkisar antara Rp 500.000-Rp 1.000.000 per bulan (67%) dan pengeluaran terbanyak berkisar antara Rp 500.000-Rp 1.000.000 per bulan (70%).
Healthy, antara lain: (1) Faktor atribut produk, yang terdiri dari komposisi/kandungan nutrisi produk, kualitas produk, kehalalan produk, sifat/cara kerja produk, hasil/manfaat produk, dan keamanan kemasan produk, (2) Faktor fitur produk, yang terdiri dari variasi rasa produk, kesesuaian rasa dan aroma, fleksibel untuk semua kalangan, variasi warna kemasan produk, dan ketersediaan produk, (3) Faktor harga dan kemasan produk, yang terdiri dari harga yang terjangkau, ukuran kemasan, kemasan yang menarik, dan bentuk kemasan produk, (4) Faktor jaminan produk, yang terdiri dari kenyamanan mengkonsumsi, keamanan mengkonsumsi, promosi yang diberikan, kualitas tahan lama, dan kepuasan produk, (5) Faktor merek, yang terdiri dari daya tarik merek dan tingkat kemudahan mengingat merek, dan (6) Faktor kemudahan, yang terdiri dari kemudahan mendapatkan produk dan kemudahan mendapatkan informasi.
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
OLEH
ROSSELINA CINDY KAUTSAR
H24080061
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Nama : Rosselina Cindy Kautsar
NIM : H24080061
Menyetujui, Pembimbing
Ir. Mimin Aminah, MM NIP . 19660907199103 2002
Mengetahui : Ketua Departemen
Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc. NIP . 19610123 198601 1 002
iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 03 April 1990 dari pasangan Asep Kusmadiadi dan Erty Ernawati. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, kakak penulis bernama Brian Angga Prawira dan adik penulis bernama M. Ridwan Al Fath.
Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-Kanak Sandhi Putra Kota Bogor, pada tahun 1995 sampai tahun 1996. Kemudian dilanjutkan ke pendidikan sekolah dasar di SDN Pabrik Gas 1 Kota Bogor dan lulus pada tahun 2002. Penulis melanjutkan ke pendidikan SLTP di SMP Negeri 6 Kota Bogor dan lulus pada tahun 2005. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 9 Kota Bogor dan lulus pada tahun 2008. Tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswi Institut Pertanian Bogor, Program Studi Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) dan sebelumnya ditempatkan di kelas TPB (Tingkat Persiapan Bersama) B18.
Selama masa studi penulis mengikuti berbagai kegiatan organisasi internal sekolah kampus. Penulis aktif sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Profesi
Centre of Management (COM@) sebagai anggota divisi IT (Information and
Technology) selama dua periode, yaitu periode 2009-2010 dan periode 2010-2011,
Selama periode 2009-2010 penulis aktif dalam organisasi Coast Fotografer BEM FEM IPB, sebagai anggota Tim Basket Manajemen angkatan 45, dan aktif dalam organisasi BALISTIS BEM FEM IPB, dan pada periode 2010-2011 penulis pernah menjadi pengajar kumulasi Mata Kuliah Manajemen Keuangan angkatan 46.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas karunia dan rahmat yang telah dilimpahkan dalam penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Ilmu Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Judul skripsi ini adalah Analisis Preferensi Konsumen Yoghurt My Healthy Di Dramaga Bogor. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, mengakibatkan jauh dari sempurna atau yang diharapkan. Meskipun demikian penulis tetap berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mengharapkan saran dan kritik pembaca dalam upaya penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi semua pihak yang berkepentingan dan memberikan manfaat bagi yang membacanya.
Bogor, Juni 2012
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Selama proses penyusunan skripsi, penulis mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak untuk kelancaran penelitian. Pada kesempatan ini