• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Preferensi Konsumen Yoghurt My Healthy Di Dramaga Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Preferensi Konsumen Yoghurt My Healthy Di Dramaga Bogor"

Copied!
169
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam perkembangan gaya hidup masyarakat pada saat ini tak terkecuali masyarakat Indonesia yang lebih mengutamakan kesehatan maka banyak produk kesehatan yang menjadi bahan konsumsi utama. Dalam paradigma kesehatan anak-anak Indonesia yang mempunyai simbol “empat sehat lima sempurna” adalah faktor gizi yang cukup diperlukan bagi ketahanan tubuh maupun kecerdasan masyarakat Indonesia. Salah satu produk kesehatan yang mempunyai peranan penting bagi kesehatan adalah susu. Susu adalah hasil pemerahan dari ternak sapi perah atau dari ternak menyusui lainnya yang diperah secara berkelanjutan. Produk olahan susu bermacam-macam seperti susu kental manis, keju, es krim, susu bubuk, dan olahan susu dengan cita rasa murni bahkan tambahan rasa dengan produk akhir susu segar siap minum seperti susu pasteurisasi dan susu sterilisasi (Prafitdhin, 2011).

Adanya kepentingan akan susu maka dari tahun ke tahun para peternak sapi perah meningkatkan jumlah produksinya serta menambah kuota sapi perah yang siap dipanen susunya. Pentingnya susu dalam kebutuhan gizi masyarakat indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data populasi sapi perah dan produksi susu

Tahun Populasi sapi perah Produksi susu

2003 374.000 ekor 553.400 ton

2004 364.000 ekor 549.900 ton

2005 361.000 ekor 536.000 ton

2006 369.000 ekor 616.500 ton

2007 378.000 ekor 636.900 ton

Sumber : Nugoho (2008)

(2)

Streptococcus thermophilus yang mempunyai rasa khas, tekstur semi padat dan halus, kompak dengan rasa asam dan segar. Di balik rasa asam yoghurt ternyata terkandung beberapa manfaat bagi tubuh seperti memperbaiki mikroflora dalam saluran pencernaan, menurunkan kolesterol darah, meningkatkan sistem imunitas tubuh dan mencegah terjadinya kanker (Prafitdhin, 2011). Yoghurt mengandung Kalori, Protein, Karbohidrat, Kalsium, dan Potasium lebih tinggi dibandingkan susu segar. Selain gizinya yang cukup tinggi juga bermanfaat bagi orang–orang yang tidak tahan gula susu (laktosa) atau sering dikenal dengan istilah lactose

intolerance maka keterbatasannya dalam mengkonsumsi susu dapat diatasi

dengan mengkonsumsi yoghurt. Sehingga tidak heran jika minuman hasil fermentasi susu ini populer dikalangan para pencinta makanan kesehatan khususnya dikalangan para remaja. Untuk mengetahui kandungan gizi susu dan yoghurt per 100 gram dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan gizi susu dan yoghurt per 100 gram

No Kandungan (unit/100g) Susu Yoghurt

1 1 Kalori 67,5 72

2 Protein (g) 3,5 3,9

3 Lemak (g) 4,25 3,4

4 Karbohidrat (g) 4,75 4,9

5 Calsium (mg) 119 145

6 Sodium (mg) 50 47

7 Potassium (mg) 152 186

Sumber : Tamine dan Robinson (2007)

(3)

Tabel 3. Produksi yoghurt di Indonesia pada tahun 2002-2005

Tahun Produksi (Liter) Nilai (000 Rp) Pertumbuhan (%)

2002 1.039.279 8.985.642 -

2003 1.536.824 11.356.826 26.39

2004 1.682.642 13.475.394 18.65

2005 1.765.031 30.438.258 125.88

Sumber : BPS (2005)

Adanya berbagai macam merek yoghurt yang ditawarkan di pasaran tentunya membuat konsumen dihadapkan dengan berbagai alternatif yang ada sehingga konsumen cenderung mempunyai preferensi tertentu sebelum melakukan proses pengambilan keputusan. Kegunaan preferensi konsumen terhadap barang atau jasa adalah untuk mengetahui apakah barang atau jasa tersebut sesuai dengan yang diinginkan konsumen selama ini. Oleh karena itu, para produsen yoghurt harus mampu merumuskan strategi yang tepat untuk menghadapi persaingan sehingga mampu bertahan dalam industri yoghurt.

Menurut Syamsir (2011), mengatakan bahwa prospek usaha yoghurt ke depan akan semakin baik. Hal ini terkait dengan nilai tambah yoghurt bila dibandingkan dengan susu biasa dan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang peduli dengan kesehatan. Salah satu pelaku bisnis yang sedang berkembang di kota Bogor dalam hal memproduksi yoghurt adalah UKM yoghurt My Healthy

milik Kemas Ridwan yang didirikan pada tanggal 5 Maret 2010. Pelaku bisnis di industri yoghurt memiliki banyak perbedaan dan keunggulan, namun pada penelitian ini bisnis pengolahan yoghurt yang akan diteliti adalah yoghurt My

Healthy karena di samping harganya yang relatif murah yaitu Rp 500,- bila

dibandingkan dengan merek yoghurt lain yoghurt My Healthy sudah memiliki pangsa pasar yang cukup luas di daerah Bogor, khususnya di daerah Dramaga Bogor. Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui dan menganalisis lebih jauh mengenai karakteristik, proses pengambilan keputusan, serta preferensi konsumen yoghurt My Healthy.

1.2. Perumusan Masalah

(4)

yang dilakukan dengan pemilik dari yoghurt My Healthy yaitu Kemas Ridwan menyatakan bahwa penjualan terbanyak dari usaha yoghurt My Healthy saat ini berada di daerah Dramaga dan sekitarnya. Dilain sisi banyak kompetitor produk yang sama yang beredar di daerah Dramaga dan sekitarnya seperti, yoghurt Fapet dan yoghurt TQ. Yoghurt My Healthy memiliki harga jual Rp 500,- per 25 ml dengan kemasan pelastik menyerupai es mambo, sedangkan yoghurt Fapet memiliki harga jual Rp 3000,- per 120 ml dengan kemasan cup berukuran kecil dan yoghurt TQ memiliki harga jual Rp 5000,- per 250 ml dengan kemasan botol.

Berdasarkan latar belakang dan permasalah yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah yang akan diteliti adalah :

1. Bagaimana karakteristik responden yang menjadi konsumen yoghurt My

Healthy?

2. Bagaimana proses pengambilan keputusan konsumen yoghurt My

Healthy?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi konsumen untuk membeli yoghurt My Healthy?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui karakteristik responden yang menjadi konsumen yoghurt

My Healthy.

2. Mengetahui proses pengambilan keputusan konsumen yoghurt My Healthy.

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen untuk membeli yoghurt My Healthy.

1.4. Manfaat Penelitian

(5)

1. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan dan pengalaman dalam menganalisis proses pengambilan keputusan konsumen terhadap produk yoghurt My Healthy.

2. Bagi pihak perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat serta mempermudah pengelola dalam menetapkan langkah-langkah operasional untuk menghadapi persaingan pasar. 3. Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi dalam penelitian selanjutnya pada bidang yang sejenis.

1.5. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan didaerah Dramaga Bogor yang meliputi enam gerai penjualan My Healthy, di antaranya: kantin ITK, kantin Ayu, warung sekitar Badoneng, kantin Silvasari, warung Kunuwanol, dan Lab. MSP. Penelitian ini meliputi bidang manajemen pemasaran dan perilaku konsumen My Healthy. Responden dalam penelitian ini adalah orang yang pernah mengkonsumsi yoghurt

My Healthy. Tempat ini dipilih karena populasinya dapat diukur dan proporsi

(6)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemasaran

Keberhasilan keuangan sering tergantung pada kemampuan pemasaran. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan. Pemasaran lebih berurusan dengan pelanggan dibandingkan fungsi bisnis lainnya. Menurut Kotler dan Amstrong (2003), pemasaran didefinisikan sebagai proses sosial dan manajerial di mana individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan nilai keuntungan yang optimal atas produk atau jasa yang dihasilkan berkaitan dengan pemenuhan kepuasan bagi konsumen yang menggunakannya. Untuk dapat tercapainya tujuan ini, maka individu atau perusahaan harus dapat menentukan bentuk produk atau jasa seperti apa yang dapat memberikan nilai kepuasan dari keinginan dan kebutuhan konsumen yang dituju dengan cara-cara yang lebih efektif dan efisien dari pada pesaing.

2.2. Produk

Kotler dan Amstrong (2003), mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, digunakan, atau dikonsumsi yang bisa memuaskan kebutuhan atau keinginan. Produk mencakup lebih dari sekedar barang-barang yang berwujud (tangible). Dalam arti luas, produk meliputi objek-objek fisik, jasa, acara, orang, tempat, organisasi, ide atau bauran entitas-entitas ini.

(7)

2.3. Perilaku Konsumen

Engel et. al, (1994), mendifinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Sedangkan menurut Sumarwan (2004), perilaku konsumen pada hakikatnya untuk memahami “why do consumers do hat they do”. Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. Studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi).

2.4. Pengambilan Keputusan Konsumen

Menurut Engelet. al, (1994), keputusan konsumen untuk membeli suatu produk tidak hanya tergantung pada kemampuan dan keinginan tetapi juga tergantung pada kemampuan membeli produk tersebut. Menurut Kotler dan Amstrong (2003), proses pengambilan keputusan konsumen terdiri dari lima tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Gambar 1 menunjukkan tahapan proses pengambilan keputusan.

Gambar 1. Proses pengambilan keputusan (Kotler, 2003)

Pada proses pertama pengambilan keputusan adalah pengenalan kebutuhan. Proses keputusan pembelian dimulai ketika konsumen mengenali permasalahan atau kebutuhan. Tahap kedua adalah pencarian informasi yaitu suatu tahap proses keputusan pembelian di mana konsumen tergerak untuk mencari informasi tambahan, pada tahap ini konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin pula mencari informasi secara aktif. Tahap

ketiga adalah evaluasi alternatif yaitu suatu tahap proses keputusan pembelian di

(8)

mana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan. Tahap keempat adalah keputusan pembelian yaitu suatu tahap proses keputusan pembelian di mana konsumen secara akual melakukan pembelian produk. Tahap kelima adalah tahap pasca pembelian yaitu suatu tahap proses keputusan pembeli konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka.

2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong (2003), banyak faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen, di antaranya faktor budaya, faktor sosial, pribadi, dan psikologis. Adapun penjelasan dari faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Faktor Budaya

Faktor budaya memiliki pengaruh yang terluas dan terdalam dalam perilaku konsumen. Faktor budaya yang mempengaruhi proses keputusan pembelian oleh konsumen terdiri dari budaya, sub budaya, dan kelas sosial.

2. Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga, peran sosial, dan status yang melingkupi konsumen tersebut.

3. Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri.

4. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian dipengaruhi empat faktor psikologi utama, yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta kepercayaan dan sikap.

2.6. Preferensi Konsumen

(9)

kepuasan bagi konsumen. Misalnya ada konsumen yang ingin mengkonsumsi produk dengan sumberdaya terbatas, maka ia harus memilih alternatif sehingga nilai guna atau utilitas yang diperoleh mencapai optimal. Terdapat banyak aksioma yang digunakan untuk menerangkan tingkah laku individu dalam masalah penetapan pilihan, yaitu :

1. Kelengkapan (Completeness)

Jika A dan B merupakan dua kondisi, maka tiap orang selalu harus bisa menspesifikasikan apakah:

a. A lebih disukai dari pada B b. B lebih disukai dari pada A c. A dan B sama-sama disukai

Dengan posisi ini tiap orang diasumsikan selalu dapat menentukan pilihan diantara dua alternatif.

2. Transivitas (Transivity)

Jika seseorang mengatakan ia lebih menyukai A dari pada B, dan lebih menyukai B dari pada C, maka ia lebih menyukai A dari pada C.

3. Kontinuitas (Continuity)

Jika seseorang mengatakan “A lebih disukai daripada B” maka situasi yang mirip dengan A harus lebih disukai dari pada B.

Dalam konsep penetapan pilihan tersebut, para ahli mengasumsikan bahwa dari berbagai macam produk yang ada, konsumen akan memilih produk yang diminati, dapat memaksimumkan kepuasannya, dan tentunya mempunyai karakteristik yang sesuai dengan penilaian, keinginan, dan kebutuhan konsumen. Dengan kata lain, karakteristik produk tersebut akan mempengaruhi preferensi konsumen.

2.7. Persepsi Konsumen

(10)

dipengaruhi oleh nilai-nilai, harapan, dan kebutuhan yang sifatnya sangat individual.

2.8. Artribut Produk

Seorang konsumen akan melihat suatu produk berdasarkan kepada karakteristik atau ciri atau atribut dari produk tersebut. Menurut Sumarwan (2004), atribut suatu produk dibedakan ke dalam atribut fisik dan atribut abstrak. Atribut fisik menggambarkan ciri-ciri fisik dari suatu produk sedangkan atribut abstrak menggambarkan karakteristik subjektif dari suatu produk berdasarkan persepsi konsumen.

Menurut Kotler dan Amstrong (2003), pengembangan produk dan jasa memerlukan pendefinisian manfaat-manfaat yang akan ditawarkan. Manfaat-manfaat tersebut kemudian dikomunikasikan dan disampaikan melalui atribut-atribut produk seperti kualitas, fitur, serta gaya dan desain.

1. Kualitas

Merupakan salah satu sarana positioning utama pemasar. Dalam arti sempit, kualitas dedefinisikan sebagai “bebas dari kerusakan”, sedangkan pada sebagian besar perusahaan yang berpusat pada pelanggan mendefinisikan kualitas berdasarkan penciptaan nilai dan kepuasan pelanggan.

2. Fitur

Merupakan sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari produk pesaing.

3. Gaya dan Desain

(11)

2.9. Yoghurt

2.9.1 Pengertian Yoghurt

Istilah “yoghurt” berasal dari bahasa Turki, yang berarti susu asam. Yoghurt didefinisikan sebagai bahan makanan yang berasal dari susu dengan bentuk menyerupai bubur atau es krim, yang rasanya asam. Dari dulu hingga sekarang penggemar berat yoghurt adalah masyarakat-masyarakat Eropa dan Amerika, terutama Belanda, Perancis dan Swiss. Walaupun tidak sepopuler di negara Barat, di Indonesia saat ini yoghurt sudah mulai populer. Produk ini dengan mudah dapat dijumpai di berbagai pasar swalayan dalam berbagai kemasan, warna dan cita rasa yang khas (http://www.hanyawanita.com, 2010).

Yoghurt atau yogurt yang juga dikenal sebagai susu asam merupakan hasil fermentasi dari susu. Yoghurt sendiri adalah sebuah produk susu yang dihasilkan oleh bakteri fermentasi susu. Fermentasi dari laktosa menghasilkan asam laktat yang bekerja pada protein susu sehingga membuat yoghurt lebih padat serta memiliki tekstur dan aroma yang khas. Umumnya yoghurt dibuat menggunakan susu sapi, namun ada beberapa yoghurt juga menggunakan susu kedelai. Yoghurt telah dikonsumsi selama lebih dari 4500 tahun dan telah terkenal di seluruh dunia dewasa ini. Yoghurt memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk kesehatan. Beberapa keunggulan yoghurt adalah kaya protein, memiliki kandungan kalsium, riboflavin, vitamin B6 dan vitamin B12 (http://www.kumpulan.info/sehat/artikel- kesehatan/48-artikel-kesehatan/58-yoghurt-untuk-kesehatan.html, 2008).

2.9.2 Manfaat Yoghurt

Menurut Rai (2008), yoghurt telah dikenal lama sebagai makanan yang terbuat dari susu murni yang telah difermentasi melalui campuran bakteri baik (friendly bacteria). Yoghurt memiliki beberapa manfaat kesehatan yang nyata:

Menjaga keseimbangan bakteri di dalam tubuh Menjaga / meningkatkan daya tahan tubuh Menjaga kesehatan organ pencernaan

Menjaga regularitas pembuangan kotoran tubuh Menormalkan kolesterol

(12)

Menurut (http://www.kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kes ehatan/58-yoghurt-untuk-kesehatan.html, 2008) menyatakan beberapa manfaat dari yoghurt yaitu:

Menyehatkan pencernaan

Berdasarkan hasil penelitian, yoghurt dapat mengatasi berbagai masalah pencernaan seperti diare, radang usus, kanker usus atau intoleransi laktosa. Mengurangi risiko terjadinya infeksi pada vagina

Wanita yang mengkonsumsi yoghurt dapat mengurangi tingkat keasaman (pH) sehingga dapat mengurangi perkembangan infeksi jamur.

Menurunkan risiko darah tinggi

Dengan mengkonsumsi yoghurt 2-3 porsi sehari, dapat mengurangi risiko tekanan darah tinggi.

Mencegah osteoporosis

Karena berbahan dasar susu, maka dalam yoghurt mengandung kalsium dan vitamin D. Kedua zat ini dapat membentu seseorang terkena osteoporosis. Membantu kita lebih kenyang

Kandungan kalori yang terdapat dalam yoghurt manjadikan yoghurt makanan yang dapat membantu sesorang merasa lebih kenyang.

2.9.3 Proses Pembuatan Yoghurt

Yoghurt dibuat melalui proses fermentasi menggunakan campuran bakteri

Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus. Bakteri-bakteri ini

menguraikan gula susu (laktosa) menjadi asam laktat. Adanya asam laktat inilah yang menyebabkan yoghurt berasa asam. Proses fermentasi menyebabkan kadar laktosa dalam yoghurt berkurang, sehingga yoghurt aman dikonsumsi oleh yang telah lanjut usia atau yang alergi terhadap susu (http://www.hanyawanita.com, 2010).

Pada umumnya yoghurt yang baik memiliki total asam laktat 0,85 % sampai 0,95 % atau derajat keasaman (pH) 4 – 4.5. Untuk memperoleh hasil yoghurt yang baik maka perbandingan penggunaan starter Thermophylus dan

Lacto.bulgaricus adalah 1:1. Tahapan proses pembuatan yoghurt adalah

(13)

bentuk flavoured yoghurt, maka tahapan proses dilanjutkan dengan penambahan gula sebagai pemanisan dan flavoured, pengemasan dan pembekuan.

Pemanasan

Pemanasan ini bertujuan untuk mematikan semua mikroba yang ada pada susu seperti Mycobacteriumtubercolis, Micrococcus dll, yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri stater. Di samping itu juga untuk menurunkan kandungan air pada susu sehingga pada akhirnya akan diperoleh yoghurt dengan konsistensi yang cukup padat. Pemanasan susu ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain sebagai berikut : Susu dipanaskan pada suhu tinggi (di bawah suhu didih) dalam jangka tertentu hingga volumenya berkurang menjadi 2/3 dari jumlah semula, patokannya adalah volume susu (pemanasan tidak sampai mendidih). Susu dipanaskan dengan menggunakan kombinasi suhu dan waktu sebagai berikut :

85C – 90C selama 10 – 15 menit 80C – 85C selama 15 – 20 menit

Pendinginan

Proses ini bertujuan untuk memberikan kondisi yang optimum bagi bakteri starter, pendinginan dikerjakan sampai suhu 43-45 derajat C, kemudian setelah suhu tercapai ditambahkan bakteri starter 2-3 % dari jumlah susu.

Pemeraman atau Inkubasi

Pemeraman dapat dilakukan pada suhu 37 derajat C selama 24 jam atau dalam inkubator dengan suhu 45 derajat C selama 4-6 jam , Inkubasi dihentikan bila telah tercapai keasaman 4–4,5.

Pengemasan dan Pembekuan yoghurt

Pengemasan diperlukan untuk menghindari produk dari kontaminasi atau pencemaran, di samping itu juga diperlukan kemasan yang menarik bagi konsumen. Jenis atau macam kemasan tergantung pada customer atau konsumen. Biasanya untuk yoghurt digunakan bahan kemasan : plastik, cup , dan botol.

Kemasan plastik ukuran 4x 20 diisi 50 ml Kemasan aqua diisi 250 ml

(14)

Kemudian, setelah yoghurt dikemas, lakukan proses pembekuan yoghrut. Dan yoghurt siap untuk dikonsumsi.

2.10. Analisis Faktor

Menurut Santoso (2006), analisis faktor (factor Analysis) termasuk pada

interdependence techniques, yang berarti tidak ada variabel dependen ataupun

variabel independen. Proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan (interrelationship) antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lainnya, sehingga bias dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Sebagai contoh, ada 10 variabel yang bersifat independen satu dengan yang lain. Dengan analisis faktor, kesepuluh variabel tersebut mungkin bisa diringkas hanya dengan menjadi 3 kumpulan variabel baru (new set variables). Kumpulan variabel tersebut disebut faktor, di mana faktor tetap mencerminkan variabel-variabel aslinya. Secara umum, jumlah sampel yang dianjurkan untuk analisis faktor berkisar antara 50 sampai 100 sampel.

2.11. Penelitian Terdahulu

Fitriyana (2009) dalam judul penelitiannya yang berjudul Analisis Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Terhadap Objek Wisata Pemancingan “Fishing Valley” Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, proses dan faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen yang berkunjung ke objek pemancingan Fishing Valley. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Faktor. Hasil dari analisis faktor terbentuk lima faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen, yaitu faktor keandalan (reliability) sebesar 0,514. Faktor kesigapan (responsiveness) sebesar 0,649, faktor keyakinan atau jaminan (assurance) sebesar 0,414, faktor berwujud (tangible) sebesar 0,655 dan faktor perhatian (empathy) sebesar 0,125.

(15)

dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen restotan Gurih 7. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis deskriptif dan Analisis Faktor. Hasil dari analisis faktor menunjukkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi adalah faktor reability sebesar 0,698, faktor

responsiveness sebesar 0,611, faktor assurance sebesar 0,742, faktor tangible

sebesar 0,697, dan faktor empathy sebesar 0,567.

Handayati (2011) dalam judul penelitiannya yang berjudul Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Preferensi Konsumen Rehat Café Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen Rehat Café, mengidentifikasi proses pengambilan keputusan konsumen Rehat Café, dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen Rehat Café. Alat analisis yang digunakan adalah Tabulasi silang, Analisis deskriptif, dan Analisis faktor. Hasil dari analisis faktor terbentuk delapan faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen, yaitu faktor kualitas layanan sebesar 10,006, faktor perhatian sebesar 2,572, faktor keamanan sebesar 1,965, faktor dukungan teknologi informasi jasa sebesar 1,609, faktor mudah dijangkau sebesar 1,388, faktor kualitas makanan sebesar 1,188, faktor pilihan sebesar 1,070, dan faktor harga sebesar 1,009.

Penelitian mengenai “Analisis Preferensi Konsumen Yoghurt My Healthy

(16)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Menurut Syamsir (2011), salah satu industri pengolahan minuman yang memiliki prospek yang semakin baik adalah industri yoghurt. Hal ini terkait nilai tambah yoghurt dibandingkan dengan susu biasa dan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang peduli dengan kesehatan. Ditambah lagi dengan adanya berbagai manfaat serta kandungan yoghurt. Hal ini menimbulkan sebuah peluang usaha dan kemudian para pelaku usaha pun melirik usaha industri pengolahan yoghurt.

Banyaknya pesaing usaha yoghurt saat ini tentu saja tidak menyurutkan sang pemilik yoghurt My Healthy dalam menjalankan usahanya. Bahkan dengan adanya kompetitor yang bergerak di bidang industri yang sama akan menjadikan usaha tersebut semakin berkualitas. Banyak cara atau strategi yang dimiliki dalam menjalankan suatu usaha agar usahanya berada pada tingkat aman. Oleh karena itu, untuk menghadapi tingkat persaingan dan untuk meraih pangsa pasar selain dengan membuat visi dan misi perusahaan juga diperlukan pengetahuan yang mendalam mengenai prilaku konsumen dalam pembelian suatu produk khususnya produk yoghurt. Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan mengenai preferensi berupa kebutuhan konsumen terhadap produk yoghurt My Healthy yang meliputi karakteristik konsumen, proses pengambilan keputusan konsumen serta faktor-faktor yang mempengaruhi para konsumen untuk membeli yoghurt My

Healthy. Diharapkan dengan berbekal pengetahuan tersebut perusahaan dapat

terus memperbaiki produknya. Hal ini dilakukan agar terdapat keselarasan antara apa yang diinginkan konsumen dengan yang akan diberikan oleh produsen.

(17)

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih adalah di daerah Dramaga Bogor tepatnya dienam outlet penjualan My Healthy di antaranya: kantin ITK, kantin Ayu, warung sekitar Badoneng, kantin Silvasari, warung Kunuwanol, dan Lab. MSP.

Produk yang ditawarkan Visi dan Misi Perusahaan

Pesaing semakin ketat

Perlu mengetahui kebutuhan konsumen

Karakteristik konsumen

Proses pengambilan keputusan konsumen

Faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen

Analisis Deskriptif Analisis Faktor

(18)

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan responden adalah orang yang pernah mengkonsumsi yoghurt My Healthy. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan April 2012.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Menurut Suliyanto (2005), data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perseorangan langsung dari objeknya, dalam hal ini penulis melakukan pengambilan data dengan menyebarkan kuesioner yang diberikan kepada responden serta wawancara yang dilakukan dengan pihak terkait. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi. Data sekunder penelitian ini dapat diambil dari berbagai literatur, internet, buku-buku, dan dari hasil penelitian terdahulu yang berkaitan.

3.4. Teknik Pengambilan Data

Menurut Malhotra (2005), populasi adalah gabungan seluruh elemen yang memiliki serangkaian karakteristik serupa yang mencakup semesta untuk kepentingan riset pemasaran. Menurut Umar (2003), ada beberapa macam cara yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah sampel dari suatu popolasi, salah satunya yaitu:

N = ………..……… (1)

Keterangan:

n = Jumlah sampel (orang) N = Jumlah populasi (orang)

e = Nilai kritis yang digunakan 10%

(19)

n =

= 91,30≈ 100 orang

Metode yang digunakan untuk penentuan sampel adalah Purposive

Sampling. Purposive sampling adalah sampel yang dipilih berdasarkan

syarat-syarat yang telah ditetapkan sebelumnya, di antaranya kesediaan responden yang mengisi kuesioner tersebut adalah orang yang pernah mengkonsumsi yoghurt My Healthy.

3.5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data responden yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Wawancara adalah untuk memperoleh data primer, yaitu teknik pengumpulan data yang pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung dengan responden dan pihak terkait dari UKM yoghurt My Healthy. Instrumen yang digunakan dapat berupa kuesioner dan pedoman wawancara.

2. Studi literatur adalah studi untuk memperoleh data sekunder. Data sekunder adalah data yang berasal dari buku, internet, dan hasil penelitian terdahulu.

3.6. Metode dan Analisis Data

Metode yang sudah terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan analisis deskriptif untuk mengidentifikasikan karakteristik dan proses pengambilan keputusan konsumen UKM yoghurt My Healthy. Sedangkan data mengenai faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen diolah dengan menggunakan analisis faktor.

3.6.1 Uji Validitas

Menurut Suliyanto (2005), validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Pengertian valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kemampuan alat ukur tersebut untuk mengukur objek yang diukur dengan cermat dan tepat. Menurut Umar (2003), validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur apayang akan diukur. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi

(20)

menyatakan seberapa kuat hubungan suatu peubah dengan peubah lain. Uji validitas dalam penelitian ini terdiri dari uji validitas responden dan uji validitas kuesioner. Teknik korelasi Product Moment Pearson memiliki rumus sebagai berikut:

rxy = ……….……….(2)

Keterangan:

rxy = Korelasi antara X dan Y n = Banyaknya butir pertanyaan X = Skor masing-masing pertanyaan Y = Skor total pertanyaan

Uji validitas dilakukan pada 30 responden awal dan hasil pengujian tingkat validitas pada penelitian ini menunjukan bahwa r hitung lebih besar dari pada r tabel. Di mana r hitung atribut dalam pertanyaan tersebut memiliki nilai korelasi atau r hasil antara 0,403 sampai dengan 0,832 dan tidak ada yang lebih kecil dari r tabel 0,361. Sehingga pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner pada penelitian ini dikatakan valid. Pengujian validitas diolah dengan menggunakan SPSS versi

16 for windows. Hasil pengujian validitas dapat dilihat pada Lampiran 3.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Menurut Suliyanto (2005), reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan berulang menghasilkan hasil yang relatif sama, pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik. Sedangkan menurut Umar (2003), reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukan konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan memberikan hasil pengukuran yang konsisten.

Alat ukur yang digunakan untuk menguji tingkat reliabilitas ini adalah dengan analisis Conbach’s Alpha dengan bantuan SPSS versi 16 for windows.

Rumus dari teknik Cronbach’s Alpha adalah sebagai berikut:

(21)

Keterangan:

ri = Reliabilitas instrument k = Banyak butir pertanyaan

t2 = Jumlah ragam total

∑ b2 = Jumlah varian butir

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan menunjukan bahwa nilai alpha sebesar 0,926 untuk 30 responden awal. Di mana nilai alpha tersebut lebih dari 0,60. Hal tersebut menunjukan bahwa pertanyaan pada kuesioner tersebut reliabel. Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 4.

3.6.3 Analisis Deskriptif

Menurut Nazir (1998), analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Rumus dari analisis deskriptif adalah sebagai berikut:

P = x 100% ……….………. (4)

Keterangan:

P = Persentase responden yang memilih kategori tertentu

fi = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu = Total jawaban

3.6.4 Analisis Faktor

Menurut Suliyanto (2005), analisis faktor adalah suatu teknik untuk menganalisis tentang saling ketergantungan atau interpendence dari beberapa variabel secara simultan dengan tujuan untuk menyederhanakan dari bentuk hubungan antara beberapa variabel yang diteliti menjadi sejumlah faktor yang lebih sedikit daripada variabel yang diteliti, yang berarti dapat juga menggambarkan tentang struktur data dari suatu penelitian.

(22)

dimungkinkan dari beberapa atribut yang mempengaruhi suatu komponen variabel dapat diringkas menjadi beberapa faktor utama yang jumlahnya lebih sedikit. Analisis faktor dapat digunakan untuk:

1. Mengidentifikasi dimensi-dimensi mendasar yang dapat menjelaskan korelasi dari serangkaian variabel

2. Mengidentifikasi variabel-variabel baru yang lebih kecil, untuk menggantikan variabel tidak berkorelasi dari serangkaian variabel asli yang berkorelasi

3. Mengidentifikasi beberapa variabel kecil dari sejumlah variabel yang banyak untuk dianalisis dengan analisis multivariate lainnya.

Prinsip utama dalam analisis faktor adalah korelasi, artinya variabel yang memiliki korelasi erat akan membentuk suatu faktor, sedangkan variabel yang ada dalam suatu faktor akan memiliki korelasi lemah dengan variabel yang terdapat pada faktor yang lain. Karena prinsip utama dalam analisis faktor adalah korelasi, maka asumsi dalam analisis faktor berkaitan erat dengan korelasi berikut:

1. Korelasi atau keterkaitan antar variabel harus kuat

2. Indeks perbandingan jarak antara koefisien korelasi dengan koefisien korelasi parsialnya secara keseluruhan harus kecil

3. Dalam beberapa kasus, setiap variabel yang akan dianalisis dengan menggunakan analisis faktor harus menyebar secara normal.

Pada dasarnya, model analisis faktor dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

a. Principal Components Analysis

Principal Components Analysis merupakan model dalam analisis faktor

yang tujuannya untuk melakukan preduksi terhadap sejumlah faktor yang dihasilkan. Jika ditulis dalam bentuk matriks adalah:

F = ℓ X, di mana:

F = faktor Principal Components Analysis (unobservable)

(23)

produk, kehalalan, kepuasan produk, kualitas tahan lama, keamanan mengkonsumsi, kenyamanan mengkonsumsi, promosi, kemudahan mendapatkan produk, kemudahan mendapatkan informasi, ketersediaan produk, variasi rasa produk, kesesuaian rasa dan aroma, dan fleksibel untuk semua kalangan.

ℓ = bobot dari kombinasi linier (loading)

b. Common Factor

Common Factor merupakan model dalam analisis faktor yang tujuannya

untuk mengetahui struktur dari variabel yang diteliti (karakteristik dari observasi). Jika ditulis dalam bentuk matriks adalah:

X = ℓF +

є,

di mana:

F = Common Factor (unobservable) X = variabel yang diteliti (observable) ℓ = bobot dari kombinasi linier (loading)

(24)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

Usaha yoghurt My Healthy ini didirikan pada tanggal 5 Maret 2010 dan merupakan usaha yang bergerak di bidang agribisnis. Nama produk My Healthy

inidipilih karena pemilik ingin memberikan kesan positif berupa produk yang menyehatkan bagi konsumennya sehingga dapat mempengaruhi konsumen untuk dapat melakukan pembelian terhadap prodak ini. Pemilik mendirikan usaha ini karena pemilik melihat adanya peluang pasar di industri pengolahan susu sapi segar serta adanya keinginan untuk membuka lapangan pekerjaan di lingkungan sekitar tempat usahanya berjalan. Untuk mendirikan usaha ini pemilik membutuhkan modal awal sebesar 10 juta rupiah yang dipinjamnya dari Sual Wiyah (kakak ipar) pemilik yang sekaligus berperan penting mengurusi bagian keuangan usaha yoghurt ini.

Bahan baku berupa susu sapi segar yang disupplay semakin meningkat hal ini berbanding lurus dengan permintaan akan yoghurt. Pada awalnya kebutuhan akan bahan baku susu sapi segar ini adalah 10 lt per hari, namun saat ini kebutuhan akan bahan baku tersebut meningkat hingga 150 lt per hari. Hal ini berdampak pada peningkatan omset perusahaan yang mencapai 70 juta rupiah per bulan.

Menurut informasi yang diperoleh dari pemilik My Healthy sejak awal berdirinya usaha hingga saat ini sudah memiliki pemasaran yang cukup luas, yaitu di kawasan JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi). Usaha yoghurt ini memiliki luas lahan 120 m² dengan luas bangunan sebesar 65 m² yang di dalamnya terdapat area parkir, ruang freezer, ruang produksi, ruang

packaging, ruang peracikan, dapur, toilet, gudang dan mushola. Usaha yoghurt

My Healthy memiliki lokasi yang cukup strategis yaitu berlokasi di kampung

(25)

4.1.1 Visi dan Misi Perusahaan

Visi perusahaan adalah “Menjadikan Produk Yoghurt My Healthy Sebagai Produk Unggulan Dikalangan Masyarakat“. Sedangkan misi perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas yoghurt My Healthy

2. Melakukan promosi secara berkala melalui media informasi dan media sosial

3. Memperluas jaringan pemasaran agar pangsa pasar semakin meningkat

4. Memperhatikan segmentasi pasar agar mampu berinovasi sesuai kebutuhan pasar.

4.1.2 Logo Perusahaan

Usaha yoghurt My Healthy ini memiliki logo yang digunakan sebagai media pengenalan merek kepada konsumen. Logo dari yoghurt My Healthy ini berupa gambar sapi perah yang memiliki arti bahwa yoghurt ini adalah hasil olahan susu sapi yang segar, kemudian tulisan My Healthy disesuaikan dengan nama merek produk yoghurt tersebut. Logo yoghurt My Healthy ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Logo yoghurt My Healthy

4.1.3 Struktur Organisasi

(26)

pemilik usaha dalam menjalankan usahanya. Struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Struktur organisasi usaha kecil menengah yoghurt My Healthy

Secara keseluruhan UKM yoghurt My Healthy terdiri dari 1 orang pimpinan umum yang bernama Kemas Ridwan, 1 orang sekertaris, 9 orang produksi, 1 orang bagian keuangan, 12 orang bagian pemasaran, dan 1 orang yang menangani bagian sarana prasarana. Pada bagian pemasaran dibedakan menjadi dua bagian, yaitu sales dan agen yang masing-masing memiliki jumlah sebanyak 2 agen dan 10 sales. Adapun pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian pada UKM yoghurt My Healthy adalah sebagai berikut:

Pimpinan

Pimpinan memiliki tugas pokok mengawasi dan mengkoordinir para karyawan dalam melakukan pekerjaannya, memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan yang terbaik untuk usahanya, serta bertanggung jawab atas kelancaran usaha.

Sekretaris

Membantu pimpinan dalam berkomunikasi dengan para karyawan, menyusun laporan manejemen, serta kegiatan yang berhubungan dengan kesekertariatan, pengelolaan kehumasan, dll

Produksi

Produksi bertugas untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika barang dapat tersedia dalam jumlah yang mencukupi.

Pimpinan

Sekertaris

Produksi Keuangan Sarana

Prasarana

Agen

Pemasarann

(27)

Keuangan

Merupakan personalia yang memiliki tugas yaitu mengurus segala bentuk administrasi dan keuangan perusahaan.

Pemasaran

Bertugas menyelesaikan permasalahan seputar pemasaran, antara lain mendistribusikan produk ke pedagang/distributor, melayani kebutuhan pelanggan, dan membuat media pemasaran, seperti brosur dan pamflet.

Sarana prasarana

Bertugas menyediakan kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam hal ini sarana transportasi dan sarana produksi, mengkoordinasikan pendayagunaan sarana prasarana, melakukan pengelolaan pembiayaan alat-alat, dan menyusun laporan pelaksanaan urusan sarana prasarana secara berkala.

4.1.4 Sarana dan Prasarana

Sarana prasarana yang ada saat ini adalah: a. Komputer dan printer

b. Freezer

c. Mesin pasteurisasi d. Mobil

e. Motor f. Toilet g. Dapur h. Mushola i. Gudang j. Kipas angin k. TV

l. Telepon

(28)

4.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Uji awal yang dilakukan adalah uji validitas dan reliabilitas kuesioner yang telah disebar kepada 30 responden (N=30) yang menjadi konsumen yoghurt

My Healthy. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan metode Product

Moment Pearson pada tingkat kepercayaan 90% (α = 0.1). Butir pertanyaan

dinyatakan valid apabila nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Hasil pengujian tingkat validitas menunjukan bahwa r hitung atribut dalam pertanyaan tersebut memiliki nilai korelasi atau r hasil antara 0,403 sampai dengan 0,832 dan tidak ada yang lebih kecil dari r tabel 0,361. Hal tersebut menunjukkn bahwa pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner dikatakan valid.

Setelah kuesioner dikatakan valid maka dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Metode yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah dengan teknik

Cronbach’s Alpha yaitu teknik mencari reliabilitas melalui software SPSS 16 for

windows. Berdasarkan hasil pengujian tersebut menunjukan bahwa nilai alpha

sebesar 0,926 untuk 30 responden. Di mana nilai alpha tersebut lebih dari 0,60. Hal tersebut menunjukan bahwa pertanyaan pada kuesioner tersebut reliabel. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4.

4.3. Karakteristik Konsumen Yoghurt My Healthy

Kuesioner penelitian ini dikumpulkan dari 100 responden yang merupakan konsumen dari yoghurt My Healthy yang tersebar di enam outlet di kawasan Dramaga dan sekitarnya. Penentuan responden dilakukan menggunakan teknik

Purposive Sampling. Berdasarkan pengumpulan data responden tersebut,

diperoleh hasil karakteristik umum konsumen berdasarkan jenis kelamin, status pernikahan, tempat tinggal, pendapatan rata per bulan, dan pengeluaran rata-rata per bulan.

4.3.1 Jenis Kelamin

(29)

berjenis kelamin laki-laki. Gambar 5 menggambarkan karakteristik responden tersebut.

Gambar 5. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

4.3.2 Usia

Memahami usia konsumen adalah penting, karena konsumen yang berbeda usia akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda. Perbedaan usia juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek. Usia penting dimasukkan ke dalam karakteristik umum dalam penelitian ini karena pemasar perlu mengetahui komposisi dan distribusi usia penduduk dari suatu wilayah atau daerah yang dijadikan target pasarnya.

Karakteristik konsumen yang menjadi responden yoghurt My Healthy

berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 6. Di mana responden didominasi oleh rentang usia antara 17-23 tahun sebanyak 97%. Hal ini terjadi karena mengingat responden sebagian besar masih berstatus sebagai mahasiswa, maka mereka cenderung berada pada rentang usia 17-23 tahun.

Gambar 6. Karakteristik responden berdasarkan usia

4.3.3 Status Pernikahan

Dilihat dari Gambar 7, diperoleh informasi bahwa sebesar 99% responden belum menikah dan 1% berstatus sudah menikah. Hal ini dikarenakan konsumen yang menjadi responden yoghurt My Healthy sebagian besar masih berstatus sebagai mahasiswa mengingat daerah Dramaga dan sekitarnya memang

(30)

didominasi oleh mahasiswa khususnya mahasiswa IPB yang sebagian besar berusia 17-23 tahun dan merupakan mahasiswa aktif. Kondisi konsumen yang berstatus belum menikah ini membuat konsumen bertindak sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya sendiri tanpa memikirkan orang lain.

Gambar7. Karakteristik responden berdasarkan status penikahan

4.3.4 Tempat Tinggal

Di mana seorang konsumen tinggal akan mempengaruhi pola konsumsinya. Oleh karena itu pemasar harus dapat memahami di mana konsumen tinggal, agar ia bisa memfokuskan ke mana produknya akan dijual.

Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal, sebanyak 80% bertempat tinggal di rumah sewa atau kost. Hal ini dikarenakan konsumen produk yoghurt My Healthy sebagian besar adalah mahasiswa IPB Dramaga Bogor yang sebagian besar mahasiswanya berasal dari luar Bogor, sehingga sebagian besar responden tersebut bertempat tinggal di rumah sewa atau kost. Gambar 8 menggambarkan karakteristik responden tersebut.

Gambar8. Karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal

4.3.5 Pendapatan Rata-rata Per Bulan

Pendapatan adalah sumber daya material yang sangat penting bagi konsumen. Pendapatan pada umumnya diterima dalam bentuk uang. Karena

Menikah (1%) Belum Menikah (99%)

(31)

dengan pendapatan itulah, konsumen bisa membiayai kegiatan konsumsinya. Jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli dari seorang konsumen. Daya beli akan menggambarkan banyaknya produk dan jasa yang bisa dibeli dan dikonsumsi oleh seorang konsumen. Karena alasan inilah para pemasar dari My Healthy perlu mengetahui pendapatan konsumen yang menjadi sasaran pasarnya, karena pendapatan konsumen akan menjadi indikator penting besarnya jumlah produk yang bisa dibeli konsumen.

Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa sebagian besar konsumen

My Healthy memiliki pendapatan rata-rata per bulan antara Rp 500.00–Rp

1.000.000 sebanyak 67%. Secara lebih terperinci karakteristik konsumen berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan

4.3.6 Pengeluaran Rata-rata Per Bulan

Menurut Sumarwan (2004), jumlah pengeluaran dapat dianggap sebagai indikator pendapatan rumah tangga. Di mana pengeluaran konsumen juga akan menjadi indikator penting besarnya jumlah produk yang bisa dibeli konsumen sehingga pemasar My Healthy dianggap perlu mengetahui jumlah pengeluaran konsumennya. Berdasarkan pengeluaran per bulan, sebagian besar responden menghabiskan pengeluaran pada rentang Rp 500.000-Rp 1.000.000 sebanyak 70%. Hal ini dikerenakan reponden mengeluarkan sebagian besar biayanya untuk kebutuhan sehari-hari. Secara lebih terperinci karakteristik konsumen berdasarkan pengeluaran dapat dilihat pada Gambar 10.

(32)

Gambar 10. Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran

4.4. Analisis Proses Pengambilan Keputusan

Sumarwan (2004), mengatakan bahwa proses keputusan konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi produk dan jasa akan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu (a) kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh produsen dan lembaga lainnya, (b) faktor perbedaan individu konsumen, (c) faktor lingkungan konsumen. Proses keputusan akan terdiri atas tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan kepuasan konsumen.

4.4.1 Pengenalan Kebutuhan

Tahap awal dalam proses pengambilan keputusan konsumen terhadap suatu produk atau jasa adalah dengan melalui tahap pengenalan kebutuhan, dimana konsumen pada saat sebelum memutuskan untuk mengkonsumsi produk atau jasa, konsumen mencoba untuk mengenali kebutuhan mereka hingga munculah suatu dorongan untuk mengkonsumsi produk atau jasa tersebut. Menganalisis tahap pengenalan kebutuhan pada proses pengambilan keputusan konsumen yoghurt My Healthy dilakukan dengan memberikan pertanyaan terkait tujuan dan manfaat yang dicari dari pembelian yoghurt My Healthy.

Data yang disajikan dalam Tabel 4 menunjukan bahwa tujuan utama yang mendasari konsumen untuk membeli yoghurt merek My Healthy adalah sebagai pengganti minuman sebanyak 77%. Hal ini dapat dilihat dari adanya pergeseran gaya hidup sehat dikalangan mahasiswa yang mulai beralih pada produk olahan susu seperti yoghurt. Saat ini mayoritas konsumen lebih memilih membeli yoghurt dari pada minuman mineral dengan alasan yoghurt memiliki rasa yang bervariasi juga menyehatkan dari pada minuman mineral yang harganya terpaut sama.

(33)

Tabel 4. Tujuan konsumen membeli yoghurt Merek My Healthy

Tujuan Frekuensi (Orang) Persentase (%)

Pengganti minuman 77 77

Dijual kembali - -

Bahan tambahan pembuat kue - -

Campuran minuman 1 1

Harga yang terjangkau 18 18

Lainnya 4 4

Total 100 100

Data yang disajikan pada Tabel 5 menunjukan manfaat utama yang mendasari konsumen untuk membeli yoghurt My Healthy adalah karena faktor kesehatan sebanyak 84%. Hal ini karena yoghurt memiliki beragam manfaat dan kandungan gizi yang baik untuk kesehatan. Adapun berbagai manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dari mengkonsumsi yoghurt diantaranya adalah: mengatasi diare, mual, muntah, dan sakit maag; menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah tinggi; meningkatkan stamina dan kekebalan tubuh; mencegah osteoporosis, kanker, dan jantung koroner; melangsingkan badan; dan merupakan sumber karbohidrat, protein, multi vitamin, dan nutrisi yang mudah untuk dicerna.

Tabel 5. Manfaat membeli My Healthy

Manfaat Frekuensi (orang) Persentase (%)

Kesehatan 84 84

Menambah selera makan 9 9

Lainnya 7 7

Total 100 100

4.4.2 Pencarian Informasi

Tahapan selanjutnya dalam proses pengambilan keputusan konsumen adalah tahap pencarian informasi. Tahapan ini dilakukan setelah konsumen mengetahui kebutuhan apa yang harus dipenuhi, maka selanjutnya konsumen akan melalui tahap pencarian informasi baik secara internal maupun eksternal untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 6, sumber informasi tertinggi yang diperoleh konsumen mengenai yoghurt My Healthy berasal dari kantin atau warung sebanyak 47,41%, di mana warung atau kantin tempat menjual yoghurt

(34)

responden melakukan aktifitas perkuliahan (luar dan dalam kampus IPB Dramaga, Bogor).

Tabel 6. Sumber informasi konsumen mengenai My Healthy

Sumber Informasi Frekuensi (Jawaban) Persentase (%)

Mencari Sendiri 6 5,17

Kantin/warung 55 47,41

Lainnya - -

Total 116 100

Data yang disajikan pada Tabel 7 menunjukan fokus perhatian konsumen terhadap promosi yang diberikan oleh My Healthy. Dapat dilihat bahwa sebanyak 52% responden memilih harga sebagai fokus perhatian utama terhadap promosi dari My Healthy. Dapat diketahui bahwa harga satuan dari produk yoghurt My

Healthy adalah sebesar Rp 500,- dan harga tersebut dapat terjangkau di kalangan

responden yang sebagian besar adalah mahasiswa.

Tabel 7. Fokus perhatian konsumen terhadap promosi My Healthy Fokus Perhatian Konsumen Dalam

Kemudahan Mendapatkan produk 4 4

Keamanan dan kehalalan produk 21 21

Banyaknya rasa yang ditawarkan 17 17

Bentuk dan ukuran produk 2 I

Merek yang sudah terkenal 2 I

Total 100 100

Tabel 8 menunjukan pengaruh iklan dan promosi terhadap konsumen My

Healthy. Sebanyak 71% responden memilih tertarik untuk mengetahui informasi

(35)

Tabel 8. Pengaruh iklan dan promosi terhadap konsumen My Healthy

Pengaruh Iklan dan Promosi Frekuensi (orang) Persentase (%) Tertarik untuk mengetahui informasi 71 71

Tidak tertarik sama sekali 29 29

Total 100 100

4.4.3 Evaluasi Alternatif

Tahapan selanjutnya dalam proses pengambilan keputusan konsumen setelah konsemen melakukan tahap pencarian informasi adalah tahap evaluasi alternatif, yaitu tahap di mana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan.

Tabel 9 menunjukkan prioritas utama pilihan konsumen terhadap My

Healthy jika dihadapkan dengan beberapa pilihan produk yang ditawarkan di

pasaran. Sebanyak 55% rosponden tidak menjadikan yoghurt My Healthy sebagai prioritas utama mereka untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, pihak My Healthy

sebaiknya perlu meningkatkan loyalitas para konsumen dan menarik pangsa pasar baru agar konsumen memilih yoghurt My Healthy sebagai pilihan produk mereka untuk dikonsumsi. Di mana loyalitas tersebut akan terjadi apabila konsumen sudah merasakan puas terhadap produk My Healthy dan konsumen akan melakukan pembelian ulang terhadap produk sehingga My Healthy akan menjadi prioritas konsumen untuk dikonsumsi. Pembelian ulang yang terus menerus dari produk dan merek yang sama akan menunjukkan loyalitas konsumen terhadap merek. Hal yang diharapkan oleh produsen adalah suatu loyalitas merek. Peningkatan loyalitas tersebut dapat dilakukan dengan cara adanya peningkatan kualitas produk dan meningkatkan komunikasi pemasaran sehingga dapat terciptanya loyalitas merek.

Tabel 9. Prioritas utama konsumen My Healthy pilihan untuk dikonsumsi

Prioritas Utama Frekuensi (orang) Persentase (%)

Ya 45 45

Tidak 55 55

(36)

4.4.4 Proses pembelian

Tahap keempat dalam proses pengambilan keputusan konsumen adalah tahap proses pembelian, yaitu suatu tahap proses keputusan pembelian di mana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk.

Tabel 10 menunjukkan alasan untuk konsumen melakukan pembelian produk yoghurt My Healthy. Sebanyak 40,21% responden memilih harga sebagai alasan mereka membeli produk My Healthy. Harga adalah atribut produk yang paling sering digunakan oleh konsumen dalam keputusan pembeliannya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hampir sebagian responden memilih yoghurt My

Healthy karena alasan harga yang terpaut murah dan terjangkau apabila

dibandingkan dengan harga yoghurt merek lain yang berada di area Dramaga dan sekitarnya seperti yoghurt Fapet dan merek lainnya. Harga satuan untuk yoghurt Fapet adalah Rp 3.000,- dan merek lainnya berada pada kisaran Rp 5.000,- di mana dapat diketahui bahwa harga satuan untuk yoghurt My Healthy adalah Rp 500,-.

Tabel 10. Alasan membeli My Healthy

Alasan Membeli Frekuensi (jawaban) Persentase (%)

Harga 76 40,21

Produk yang berkualitas 19 10,05

Merek yang sudah dikenal 3 1,59

Tekstur produk yang berkualitas 7 3,70

Ukuran produk 8 4,23

Bentuk produk 4 2,12

Adanya label halal 41 21,69

Banyaknya varian rasa 31 16,40

Total 189 100

Berdasarkan hasil pada Tabel 11, menunjukkan bahwa terdapat dua cara bagi konsumen untuk memutuskan pembelian terhadap produk yoghurt My

Healthy, yaitu cara direncanakan dan mendadak. Sebanyak 90% responden

memutuskan melakukan pembelian secara mendadak atau tidak direncanakan sebelumnya.

(37)

terlebih dahulu. Keinginan untuk membeli seringkali muncul di warung, toko, atau di mal. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut. Adanya produk yang ditawarkan dengan harga murah tentunya akan menarik perhatian konsumen sehingga konsumen merasakan adanya kebutuhan yang mendesak untuk membeli produk yang dipromosikan tersebut. Keputusan pembelian seperti ini sering disebut sebagai pembelian impuls (impulse purchasing). Pembelian secara mendadak atau tanpa direncanakan ini biasanya meliputi pembelian barang kebutuhan sehari-hari di mana dalam prosesnya melibatkan lebih sedikit keputusan dan lebih sedikit pertimbangan seperti halnya dalam pembelian yoghurt. Sedangkan pembelian yang direncanakan sepenuhnya biasanya adalah hasil dari proses keputusan yang diperluas atau keterlibatan tinggi, seperti halnya dalam melakukan pembelian mobil atau motor yang memerlukan lebih banyak keputusan dan lebih banyak pertimbangan.

Tabel 11. Keputusan membeli My Healthy

Keputusan Membeli Frekuensi (orang) Persentase (%)

Direncanakan 10 10

Mendadak 90 90

Total 100 100

Produk baru muncul hampir setiap hari, dan diiklankan atau dikomunikasikan melalui berbagai media oleh perusahaan pembuatnya. Produk yang dikomunikasikan dengan menarik dan efektif akan memicu seorang konsumen untuk menyadari akan kebutuhannya tersebut. Brosur dan pamflet merupakan sebuah alat pemasaran yang menarik dan bisa membangkitkan kebutuhan konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Namun, pada penelitian ini brosur dan pamflet yang digunakan sebagai media pemasaran tidak berjalan dengan efektif, sehingga media pemasaran ini tidak berpengaruh terhadap konsumen sehingga perlu dikaji ulang agar media pemasaran tersebut berjalan dengan efektif.

(38)

Tabel 12. Pengaruh media bagi konsumen untuk membeli My Healthy Pengaruh Media Frekuensi (orang) Persentase (%)

Ya 39 39

Tidak 61 61

Total 100 100

Tabel 13 menunjukkan sumber yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian yoghurt My Healthy. Sumber terbesar yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian yoghurt My Healthy adalah berasal dari teman sebanyak 75,93%. Hal ini menunjukkan bahwa sumber informasi dari teman adalah pengaruh yang kuat. Bagi UKM yoghurt My Healthy sebaiknya lebih memperhatikan pemasarannya melalui media yang sudah digunakan sebelumnya seperti seperti brosur dan pamflet sehingga selain konsumen mendapatkan informasi langsung dari teman atau kerabatnya, informasi juga dapat diperoleh memalui media promosi lain seperti brosur dan pamflet.

Tabel 13. Sumber yang mempengaruhi konsumen membeli My Healthy Sumber Yang

Mempengaruhi Frekuensi (jawaban) Persentase (%)

Keluarga/Saudara 6 11,11

Teman 41 75,93

Media elektronik - -

Brosur/pamphlet 5 9,26

Media massa 2 3,70

Lainnya - -

Total 54 100

Inovasi varian rasa merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan suatu usaha. Tabel 14 menunjukkan pilihan rasa yoghurt yang ditawarkan oleh My Healthy kepada konsumen. Menurut hasil persentase, mayoritas konsumen menyukai yoghurt rasa strawberry sebanyak 26,62%. Pengetahuan berupa informasi ini dapat digunakan produsen sabagai alat untuk memenuhi keinginan konsumen dalam hal rasa.

Tabel 14. Pilihan rasa yoghurt My Healthy yang disukai konsumen

Pilihan Rasa Frekuensi (jawaban) Persentase (%)

Strawberry 41 26,62

Orange 28 18,18

Anggur 35 22,72

(39)

Lanjutan Tabel 14.

Pilihan Rasa Frekuensi (jawaban) Persentase (%)

Melon 27 17,53

Total 154 100

Hasil pada Tabel 15 menunjukkan frekuensi pembelian konsumen terhadap yoghurt My Healthy. Sebanyak 41% responden menyatakan telah membeli yoghurt My Healthy tersebut lebih dari tiga kali. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen loyal terhadap yoghurt My Healthy karena telah melakukan pembelian ulang hingga lebih dari tiga kali. Loyalitas konsumen terbentuk dari adanya rasa puas terhadap produk yang dikonsumsi sehingga konsumen melakukan pembelian ulang terhadap produk yang sama walaupun dihadapkan dengan berbagai merek lain.

Tabel 15. Frekuensi pembelian My Healthy

Frekuensi Pembelian Frekuensi (orang) Persentase (%)

Pertama kali 34 34

2 kali 18 18

3 kali 7 7

Lebih dari 3 kali 41 41

Total 100 100

Tabel 16 menunjukkan pengeluaran konsumen dalam melakukan pembelian yoghurt My Healthy. Dari jumlah 100 responden yang ada, sebanyak 52% responden menghabiskan uangnya antara Rp 1.000–Rp 3.000 dalam pembelian yoghurt My Healthy.

Tabel 16. Pengeluaran konsumen dalam melakukan pembelian My Healthy Pengeluaran Pembelian Frekuensi (orang) Persentase (%)

< Rp 1.000 39 39

(40)

berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka terhadap produk atau jasa yang sebelumnya digunakan. Untuk mengetahui sikap konsumen pasca pembelian, maka dibelikan pertanyaan mengenai tingkat kepuasan, sikap konsumen untuk menyarankan dan mempromosikan kepada orang lain, keunggulan yang terdapat pada yoghurt My Healthy, sikap jika harga yoghurt My

Healthy mengalami kenaikan.

Setelah mengkonsumsi suatu produk atau jasa, konsumen akan memiliki perasaan puas dan tidak puas terhadap produk atau jasa yang dikonsumsinya. Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai tingkat kepuasan konsumen setelah mengkonsumsi yoghurt My Healthy, sebanyak 56% responden menyatakan „puas‟ terhadap yoghurt My Healthy. Hal ini menunjukkan bahwa produk yoghurt My

Healthy cukup memenuhi kebutuhan konsumennya karena jumlah konsumen yang

merasa sangat tidak puas setelah mengkonsumsi yoghurt My Healthy memiliki persentase yang kecil yaitu 2%. Menurut Engel et. al, (1994), kepuasan didefinisikan sebagai alternatif yang dipilih setidaknya dapat memenuhi atau melampaui harapan. Teori yang menjelaskan bagaimana kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terbentuk adalah the expectancy disconfirmation model,

yang mengemukakan bahwa kepuasandan ketidakpuasan konsumen merupakan dampak dari perbandingan antara harapan konsumen sebelum pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh konsumen dari produk yang dibeli tersebut. Produk berfungsi lebih baik dari yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai

diskonfirmasi positive. Jika ini terjadi, maka konsumen akan merasa puas. Tabel 17 menunjukkan tingkat kepuasan konsumen terhadap yoghurt My Healthy.

Tabel 17. Tingkat kepuasan konsumen terhadap My Healthy

Tingkat Kepuasan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Sangat puas 5 5

Puas 56 56

Biasa saja 36 36

Kurang puas 1 1

Sangat Tidak puas 2 2

Total 100 100

(41)

sebanyak 67%. Dapat diketahui bahwa kepuasanakan mendorong konsumen membeli dan mengkonsumsi ulang produk tersebut. Sebaliknya perasaan yang tidak puas akan menyebabkan konsumen kecewa dan menghentikan pembelian kembali dan konsumsi produk tersebut. Hal ini dapat dijadikan bahan informasi oleh produsen yoghurt My Healthy agar dapat meningkatkan kualitas produk serta pelayanannya agar konsumen tetap merasa puas dan akan mendorong pembelian ulang produk sehingga konsumen tidak memiliki keinginan beralih ke merek lain.

Tabel 18. Keinginan beralih ke merek lain

Keinginan Beralih Frekuensi (orang) Persentase (%)

Ya 67 67

Tidak 33 33

Total 100 100

Berdasarkan hasil pada Tabel 19, dapat dilihat bahwa sebanyak 68% konsumen My Healthy akan menyarankan untuk membeli dan mempromosikan

My Healthy kepada orang lain. Hal ini tentunya dapat memberikan dampak positif

bagi pihak My Healthy karena mayoritas konsumen akan membantu mempromosikan yoghurt My Healthy sehingga selain melakukan promosi melalui media seperti brosur dan pamflet promosi juga dapat dilakukan berupa word of

mouth yang secara teori bentuk promosi ini merupakan media promosi yang baik

dan dapat diandalkan. Word of mouth adalah penyampaian informasi dari mulut ke mulut dari seseorang yang merasa puas terhadap produk atau jasa sehingga seseorang tersebut menyampaikan informasi kepada konsumen atau pelanggan lain.

Tabel 19. Kesediaan untuk menyarankan membeli dan mempromosikan My Healthy kepada orang lain

Kesediaan Konsumen Frekuensi (orang) Persentase (%)

Ya 68 68

Tidak 32 32

Total 100 100

(42)

seperti harga, hal ini terlihat dengan harga jual yang ditawarkan My Healthy ke pasaran. My Healthy menggunakan konsep produksi, di mana konsumen akan lebih menyukai produk yang tersedia secara luas dan dengan harga murah. Pemilik My Healthy sendiri mengasumsikan bahwa konsumen terutama akan tertarik pada produk yang murah. Oleh karena itu, My Healthy memiliki harga jual murah bila dibandingkan dengan merek lain yang sejenis. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 20 yang menunjukkan keunggulan My Healthy, dapat ditarik pernyataan bahwa sebanyak 33,19% responden memilih harga sebagai keunggulan yang dimiliki oleh My Healthy. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen lebih mengunggulkan harga bila dibandingkan dengan yang lainnya.

Tabel 20. Keunggulan My Healthy

Keunggulan My Healthy Frekuensi (orang) Persentase (%)

Harga 75 33,19

Tekstur produk halus 24 10,62

Produk yang berkualitas 15 6,64

Ukuran kemasan 12 5,31

Bentuk produk 4 1,77

Adanya label halal 42 18,58

Banyaknya rasa yang ditawarkan 54 23,89

Total 226 100

Apabila konsumen dihadapkan dengan kondisi di mana yoghurt My

Healthy mengalami kenaikan harga, maka sebanyak 52% responden memilih

(43)

kembali pangsa pasar dari para kompetitor sejenis dan produsen dituntut agar memiliki pengetahuan dan strategi pemasaran. Tabel 21 menunjukkan pengaruh pembelian konsumen terhadap kenaikan harga My Healthy.

Tabel 21. Pengaruh pembelian konsumen terhadap kenaikan harga My Healthy

Pengaruh Pembelian Terhadap

Konsumen Kenaikan Harga Frekuensi (orang) Persentase (%) Akan tetap menjadi konsumen

yoghurt My Healthy 48 48

Beralih ke produk yoghurt lain 52 52

Total 100 100

Berdasarkan data yang telah diuraikan sebelumnya mengenai tahapan proses pengambilan keputusan, yang terdiri lima tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian, dan perilaku pasca pembelian dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel22. Hasil Rekapitulasi proses pengambilan keputusan konsumen My Healthy

No. Tahap Proses Pengambilan Keputusan

Proses

1 Pengenalan Kebutuhan 1. Tujuan pembelian: pengganti minuman

2. Manfaat pembelian: kesehatan 2 Pencarian Informasi 1. Sumber informasi konsumen:

kantin/warung

2. Tempat pembelian: warung/kantin 3. Fokus perhatian konsumen: harga 4. Pengaruh iklan: tertarik untuk

mengetahui informasi

3 Evaluasi Alternatif 1. Prioritas utama konsumen: tidak 4 Proses Pembelian 1. Alasan pembelian: harga

2. Keputusan pembelian: mendadak 3. Pengaruh media: tidak

4. Sumber yang mempengaruhi konsumen: teman

5. Pilihan rasa: strawberry

6. Frekuensi pembelian: lebih dari 3 7. Pengeluaran konsumen: Rp 1.000

Gambar

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

sosial ial, , eko ekonom nomi i mau maupun pun per peranny annya a dal dalam am men mening ingkat katkan kan kua kualit litas as vis visual ual dan dan estetika

ITaIam ha1 ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang berusaha mendomng dosea untuk melakukan penelitian sebagai bagian integral dari kegiafan mengajarnya, baik yang

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, penulis memperoleh pikiran, tenaga, dan kekuatan sehingga dapat

Adapun judul penelitian yang dilakukan adalah Analisis Kualitas Air Dan Kebutuhan Air Bagi Masyarakat Yang Bermukim Di Sekitar Sungai Way Kandis Kelurahan Rajabasa

Untuk itu memiliki sumber daya manusia yang handal adalah kunci keberhasilan dalam memenangkan persaingan, sumber daya manusia yang handal tercipta dengan memperhatikan

Subjek dari penelitian ini adalah masyarakat di Kota Denpasar yang melakukan impulse buying behavior, maka dari pada itu peneliti melakukan penelitian dengan

Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk peningkatan kesehatan terutama dalam menunjang status gizi lansia dan pencegahan penyakit, dilakukan melalui pemantauan keadaan

Berdasarkan hasil penelitian dan pem- bahasan yang disajikan dapat diambil simpulan, bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat