Sistem serebrovaskular memberi otak aliran darah yang banyak mengandung zat makanan yang penting bagi fungsi normal otak. Terhentinya aliran darah serebrum (CBF) selama beberapa detik saja akan menimbulkan gejala disfungsi serebrum. Apabila berlanjut selama beberapa detik, defisiensi CBF menyebabkan kehilangan kesadaran dan akhirnya iskemia serebrum. Kerusakan otak reversibel akan mulai timbul setelah 4 sampai 6 menit penghentian total pasokan oksigen (biasanya akibat henti kardiopulmonal). Apabila sebuah pembuluh darah serebrum tersumbat, sirkulasi kolateral membantu mempertahankan CBF ke daerah iskemik. Bagian-bagian otak yang berdekatan yang mendapatkan CBF terbatas melalui aliran kolateral disebut “penumbra iskemik”.
Otak disuplai oleh dua arteri karotis interna dan dua arteri vertebralis. Keempat arteri ini beranastomosis pada permukaan inferior otak dan membentuk circulus willisi (circulus arteriosus).
Arteria Karotis
Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteria karotis komunis kira-kita setinggi tulang rawan tiroid. Arteria karotis komunis kiri langsung bercabang dari arkus aorta, tetapi arteria karotis komunis kanan berasal dari arteria brakiosefalika. Arteria karotis eksterna mendarahi wajah, tiroid, lidah, dan faring. Cabang dari arteia karotis eksterna yaitu arteria meningea media, mendarahi struktur-struktur dalam di daerah wajah dan mengirimkan satu cabang yang besar ke duramater.
Arteri karotis interna masuk kedalam tengkorak dan bercabang kira-kira setinggi kiasma optikum, menjadi arteria serebri anterior dan media. Arteria serebri media adalah lanjutan langsung dari arteria karotis interna.
Cabang-cabang cerebral arteri carotis interna
A. Opthalmica dipercabangkan sewaktu a. carotis interna keluar dari sinus cavernosus. pembuluh ini mendarahi mata dan isi orbita lainnya, bagian hidung dan sinus-sinus udara. Bila cabang arteri carotis interna ini tersumbat (misalnya pada stroke) dapat mengakibatkan kebutaan monokular.
A. Communicans posterior, adalah pembuluh kecil yang berjalan kebelakang untuk bergabung dengan a. Cerebri posterior. Arteris ini merupakan penyelamat bila terjadi perubahan tekanan darah arteria yang dramatis
A. Choroidea, sebuah cabang kecil, berjalan kebelakang, masuk ke dalam cornu inferior ventriculus lateralis, dan berakhir di plexus choroideus.
A. Cerebri anterior memberi suplai darah pada struktur-struktur seperti nukleus caudatus dan putamen ganglia basalis, bagian kapsula interna dan korpus kalosum, dan bagian-bagian (terutama medial) lobus frontalis dan parietalis serebri, termasuk korteks somestetik dan korteks motorik. Bila arteis serebri anterior mengalami sumbatan pada cabang utamanya, akan terjadi hemiplegia kontralateral yang lebih berat dibagian kaki dibandingkan bagian tangan . paralisis bilateral dan gangguan sensorik timbul bila terjadi sumbatan total pada kedua arteri serebri anterior, tetapi pada keadaan inipun ekstremitas bawah lebih parah terkena daripada ekstremitas atas.
A. Cerebri media menyuplai darah untuk bagian lobus temporalis, parietalis, dan frontalis korteks serebri dan membentuk penyebaran pada permukaan lateral yang menyerupai kipas. Arteria ini merupakan sumber darah utama girus presentralis dan postsentralis. Korteks auditorius, somestetik, motorik, dan pramotorik disuplai oleh arteria ini seperti juga korteks asosiasi yang berkaitan dengan fungsi integrasi yang lebih tinggi pada lobus sentralis tersebut. Arteria serebri yang tersumbat di dekat percabangan kortikal utamanya (pada trunkus arteria) dapat menimbulkan afasia berat bila yang terkena hemisferium serebri dominan bahasa. Selain itu juga mengakibatkan hilangnya sensasi posisi dan diskriminasi taktil dua titik kontralateral serta hemiplagia kontralateral yang berat terutama ekstremitas atas dan wajah.
Arteri Vertebralis
Cabang dari bagian pertama a. subclavia, berjalan ke atas melalui foramen processus transverses vertebra C1-6. Pembuluh ini masuk ke tengkorak melalui foramen magnum dan berjalan ke atas , depan dan medial medulla oblongata. Pada pinggir bawah pons arteri ini bergabung dengan arteri dari sisi lainnya membentuk a. basilaris.
Cabang-cabang cerebral arteri vertebralis: Aa. meningeae
A. spinalis anterior dan posterior A. cerebella posteroinferior Aa. medullares
A. basilaris dibentuk dari gabungan kedua a. vertebralis, berjalan naik di dalam alur pada permukaan anterior pons. Pada pinggir atas pons bercabang menjadi dua a. cerebri poseterior.
Cabang-cabang arteri basilaris:
Cabang untuk pons, cerebellum, telinga dalam A. cerebri posterior
Pada masing-masing sisi melengkung ke lateral dan belakang di sekeliling mesenchepalon. Cabang-cabang cortical menyuplai permukaan inferolateral lobus temporalis dan permukaan lateral dan medial lobus occipitalis. Jadi menyuplai cortex visual. Cabang-cabang central menembus substansia otak dan menyuplai masa substansia grisea di dalam hemisphere cerebri dan mesenchepalon.
Circulus Willis
Terletak di dalam fossa interpenduncularis pada dasar otak. Circulus ini dibentuk oleh anastomosis antara kedua a. carotis interna dan kedua a. vertebralis. Circulus willisi memungkinkan darah yang masuk melalui a. carotis interna ata a. vertebralis didistribusikan ke setiap bagian dari kedua hemispherium cerebri.
Arteria-arteria Konduksi dan Penembus
Pada umumnya, arteria serebri mempunyai fungsi konduksi atau penembus. Arteria konduksi (arteria carotis interna, serebri anterior, media dan posterior, arteria vertebrobasilaris dan cabang utama arteria-arteria ini) membentuk suatu jalinan pembuluh yang luas meliputi permukaan otak. Arteria penembus merupakan pembuluh nutrisi yang berasal dari cabang-cabang arteria konduksi. Masuk kedalam otak secara tegak lurus dan mengalirkan darah ke struktur-struktur serebral bagian dalam seperti diensefalon, ganglia basalis, kapsula interna dan bagian-bagian otak tengah. Arteria-arteria kecil ini seringkali terlibat dalam sindrom stroke.
Tn. Budi, 63 tahun
Diabetes Melitus Hipertensi
Kerusakan Endotel P. darah Pengerasan endotel dan tunika media
Tidak terkontrol
Mudah terbentuknya trombus
Thrombus rupture -> emboli
Emboli menyumbat ke arteri cerebri media
Suplai oksigen menurun
Merusak sel saraf sekitar
Daerah saraf motoric Saraf VII Saraf XII
Kerusakan pada traktus kortikospinalis
Reflex fisiologis ekstremitas kanan meningkat
Babinsky (+)
Kelemahanotot ekstremitas 4/5
Bibir menyimpang ke sampingLipatan nasolabialis kanan datar pelo
Lidah deviasi kekanan Sirkulasi kolateral dapat terbentuk secara perlahan-lahan saat aliran normal ke suatu
bagian berkurang. Sebagian besar aliran kolateral serebrum antara arteri-arteri besar adalah melalui sirkulus willisi. Efek sirkulasi kolateral ini adalah untuk menjamin terdistribusinya darah ke otak sehingga iskemia dapat ditekan minimal apabila terjadi sumbatan arteri. Otak juga memiliki tempat-tempat sirkulasi kolateral lain, seperti antara arteri carotis eksterna dan interna melalui arteri oftalmika. Kolateral-kolateral ini hanya berfungsi kalau rute lain terganggu.
Pengaturan Aliran Darah Otak
Autoregulasi otak adalah kemampuan otak normal mengendalikan volume aliran darahnya sendiri bawah kondisi tekanan arteri yang berubah-ubah. Fungsi ini dilakukan dengan mengubah resistensi pembuluh untuk mempertahankan tekanan aliran darah ke otak dalam rentang fisiologik antara 60-160 mmHg tekanan arteri rata-rata. Apabila tekanan arteri sitemik turun mendadak ke tekanan yang lebih rendah dari rentang fisiologik, arteriol-arteriol berdilatasi untuk menurunkan resistensi sehingga aliran darah ke otak dipertahankan normal. Sebaliknya jika tekanan arteri sistemik meningkat, arteriol-arteriol berkontraksi untuk mempertahankan aliran darah ke otak walaupun terjadi peningkatan tekanan dorongan darah arteri.
Autoregulasi otak sangat penting untuk melindungi otak dari peningkatan atau penurunan mendadak tekanan darah arteri. Tetapi pada tekanan-tekanan ekstrim yang melebihi rentang fisiologik antara 60-160 mmHg, mekanisme autoregulasi protektif inidapat gagal sehingga aliran darah otak secara pasif mengikuti tingkat tekanan di sirkulasi sistemik.
KERANGKA KONSEP 63 | P a g e
KESIMPULAN
Tn.Budi umur 63 tahun menderita stroke iskemik yang disebabkan oleh tromboemboli.
DAFTAR PUSTAKA
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/09/kompilasi_kronik_dan_penyakit_peny erta_pada_diabetesi.pdf (diakses 10 Februari 2015)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17124/4/Chapter%20II.pdf (diakses 10 Februari 2015) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21466/4/Chapter%20II.pdf (diakses 10 Februari 2015) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24433/4/Chapter%20II.pdf (diakses 10 Februari 2015)
Kapita Selekta Kedokteran Bagian llmu Penyakit Syaraf : Media Aesculapius; Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2000.
Lumbantobing, S.M : Stroke Bencana Peredaran Darah di Otak : Fakultas Keodkteran Universitas Indonesia
Maharmarjuna, DR. Prof ; Neurologi Klinik Dasar
Moore, Keith.L. 2010. Clinically Oriented Anatomy 6th edition: Lippincott Williams & Wilkins: Philadelphia