• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN 4 Verbatim

VERBATIM

WAWANCARA 1 RESPONDEN 1 (W1R1) Tanggal : 30 Januari 2014

Lokasi : rumah responden

No Iter/Itee

Transkrip Wawancara

Analisis Awal (Padatan Faktual)

1 IR pertama saya mau tanya identitas Ibu, nama lengkap Ibu 2 IE nama lengkap Ibu? Asli aja bikin

3 IR langsung asli aja, gak apa-apa kan bu?

4 IE iya gak apa-apa

5 IR oke Bu, kalau begitu pendidikan Ibu?

6 IE s1

7 IR s1 sarjana pendidikan?

8 IE iya

9 IR ibu ini pns kan?

10 IE iya

11 IR langsung ditempatkan di percut?

12 IE iya

13 IR tahun berapa?

14 IE tahun 96

153 16

IE

ibu gitu lulus, lama ibu lulus jadi ibu rumah tangga dulu. Udah gitu ngelamar

Latar belakang menjadi guru 17 kan, masuk pns tahun 96. Aturan tahun 93 pun. Kami tertunda karena ada itu dulu

18 menteri TB Silalahi itu gak mau keluarkan SK kami. Terpendam tiga tahun. Aturan 19 tahun 93 jadi 96 keluarnya. Ada berapa orang dulu kami itu SK nya belum keluar. 20 IR nunggu SK nya berarti tiga tahun

21

IE iya, udah itu baru ditempatkan emang disana. Terpencil, belum ada jembatan, Pengalaman pertama sekali ke sekolah

22 naik sampan.

23

IR sebelum di tempatkan disana, Ibu udah pernah dengar gak sebelumnya nama tempat itu.

24 IE belum pernah dengar Ibu 25 IR jadi waktu tahu..

26

IE

waktu itu tahu kaget setengah mati lah. Mau gak mau Ibu. Lama ibu datang ke situ.

Pengalaman dan kondisi emosi yang dirasakan saat pertama sekali ke lokasi sekolah.

Sumber kesulitan responden 27 Naik sampan kan Ibu takut. Lama juga Ibu. Udah sebulan penempatan, baru ibu

28 masuk, baru ibu datang. Karena nengok naik rakit kan, itu desa pedalaman. Dulu 29 gak kayak sekarang, becek, naik RBT kedalam. Lama juga Ibu naik RBT ke 30 dalam. payah lah itu. Jam-jamnya kalau nyebrang sampan itu, kalau ibu sudah 31 sampai tapi sampannya udah nyebrang kesana, kemarinya lagi dia berapa jam lagi, 32 soalnya nunggu disana baru Ibu dijemput. Gitu lah tiap hari.

33

IR berarti waktu tahun 96 ibu tahu kalau ibu ditempatkan di paluh merbau, itu ibu langsung cek kesana?

34 IE bapak yang cek kesana. Penolakan responden ke lokasi

35 IR Ibu gak nengok?

36

IE Ibu gak nengok, dia yang cerita. Gak tau Ibu. Pas penempatan, datang baru Penolakan responden ke lokasi

154 38 IR baru tahu kalau begitu kondisi sekolahnya?

39 IE iya

40

IR hhm, berarti Bu, sebelum jadi guru, Ibu tidak ada kerja, hanya menjadi

41 Ibu rumah tangga?

42 IE iya, dulunya gak kerja, hanya jadi ibu rumah tangga. 43 IR jadi begitu tahu dari cerita bapak, rasanya gimana sih Bu? 44

IE

sebetulnya lulus itu senang ya, Cuma mikir apa ditempat itu nanti bisa, gitu kan.

Kendala dan rasa susah yang dirasakan responden

45 Kendalanya itu jalan. Disitu waktu masa itu RBT masuk kedalam jalannya masih 46 licin itu. Tapi Ibu jalanin juga. Kos ibu disana. Ada Ibu 8 bulan kos lah, mau tahu 47 situasi disana. Pulang ke medan kan jauh kali. Naik RBT ibu, kos lah disana. 48 Udah tahu situasinya, mulailah ambil kredit kereta Ibu.

49 IR kos 8 bulan di daerah mana Bu?

50 IE di daerah Cinta Rakyat. Ibu nyewa disitu, kos.

51 IR waktu Ibu tahu lokasinya seperti itu, ada gak Bu rasa..

52 IE mau pindah gitu?

53 IR iya

54

IE

ada sih, tapi kan perjanjian dulu tugas kami 5 tahun. Udah gitu anak-anak masih

Dorongan untuk pindah. 55 sekolah, yang sekarang udah besar dulu masih SD, SMP, SMA jadi Ibu mikir gini,

56 sekolah orang itu mau berapa dapur? Gaji waktu itu masih Rp 180.000.

57 IR masih Rp 180.000?

58

IE waktu penempatan pertama masih 80.000 perak. Udah gitu Rp 180.000 seratus

59 persennya PNS disana.

60 IR Rp 180.000 dengan biaya-biaya yang harus ditanggung?

155 62 Ibu pulang seminggu sekali kos disana.

63 IR kan tadi ibu rasa kayak mau pindah gitu kan?

64 IE iya

65 IR Jadi akhirnya Ibu memutuskan untuk tetap bertahan itu gimana? 66

IE

akhirnya ibu bertahan karena peningkatan itu ada lah disana. Terus kenaikan-

Kemampuan responden untuk bertahan mengajar.

Kemampuan untuk mengatasi kesusahan yang dirasakan.

67 kenaikan PNS kan ada sedikit-sedikit. Itulah mulai nanjak Ibu. Ambil kereta, ya 68 udah lah ditahankan sakit-sakit. Gitu Ibu pikir. Akhirnya bertahan. Semua dialami 69 akhirnya bertahan. Banyak lah gejolak-gejolak disana. Ibu tahan juga. Kan disana 70 udah dua kali ganti kepala sekolah.

71 IR dua kali Bu?

72

IE

iya, dua kali. Kami baru datang, bapak itu udah pensiun, baru ganti ini. Ditahankan

Kemampuan responden untuk bertahan mengajar.

Kemampuan untuk mengatasi kesusahan yang dirasakan.

73 demi semuanyalah, karena SK jatuh disana. Kalau gak ibu, aduh.. Udah gak tau 74 lagi bilangnya kan? Kami disitu ditempatkan enam, semua sudah pindah. Ibu masih 75 bertahan, tinggal tiga kami disana. Ibu Armaeni yang di jalan mistar, Ibu sama Ibu

76 Zahara disana dia tinggal.

77 IR awalnya orang Medan Bu?

78 IE orang Medan semua kami. Dia orang Belawan. 79 IR ibu Zahara tadi?

80

IE

iya, Ibu zahara orang Belawan. Ibu Armaeni terus ada lagi ibu Asmaboti orang 81 Marendal. Semua kami dari Medan. Semua pindah, tinggal kami tiga yang

Kemampuan responden untuk bertahan mengajar.

82 bertahan, yang jauh. Terus Ibu zahara mutuskan pindah kesitu karena waktu itu 83 anaknya masih kecil. masih bisa dibawa. masih kecil lah anaknya. Di sekolah kami 84 semua itu anaknya. Sampe sekarang anaknya udah kuliah, kami masih bertahan

156 86 IR berarti dari tahun 96 sampai sekarang 2014 ibu masih bertahan 87 IE iya, udah 17 tahun

88

IR

gini Bu, kalau tadi kan dari faktor eksternal nih. Maksudnya kan faktor-faktor dari 89 perbaikan jalan dan ada dari sekolah juga yang buat bertahan. Nah, kalau dari Ibu 90 sendiri yang buat Ibu bertahan gitu Bu?

91

IE

bertahannya gini, disana kan peraturan sekolah itu ketat kan? Tapi kami dapat

Faktor yang mempengaruhi responden untuk bertahan

92 dispensasi kalau hujan, kami kan jauh, kalau hujan ke dalam, kami yang jauh bisa 93 libur. Jadi guru yang handle yang di dalam. Karena hujan kan jalan licin, makanya 94 bisa libur. Dapat keringanan dari dinas lah. Kalau hujan gak mungkin Ibu terobos 95 hujan. Kalau rumahnya jauh. Kalau disuruh kerja banting tulang, tapi kalau hujan 96 gak berani juga lah. Kalau hujan, maklumlah yang dari dalam.

97

IR Boleh gak Bu cerita, mengingat kembali, flash back waktu pertama kali Ibu 98 menginjakkan kaki di Percut, di Paluh Merbau nya hingga ke sekolahnya gitu Bu. 99

IE

Ibu menjerit. Gak tahan Ibu. Ngeri kali situasinya disana. Situasinya itu, kalau

hujan Kendala dan rasa susah yang dirasakan

responden 100 licinnya itu kayak gimana ya. Ibu pernah jalan dari mulai jembatan sampai ke

101 simpang warno.

102 IR jalan Bu?

103

IE

iya, jalan kaki pulang karena RBT gak berani masuk. Licin, daripada Ibu jatuh,

Kenangan mengajar 104 kami jalan. Pulang dari situ jalan, pernah Ibu. Udah gitu sama kawan-kawan pernah

105 kami naik sampan, terbalik pernah, masuk, ditolong orang sana. Banyak kenang- 106 kenangan karena waktu itu kan belum siap titi. Kenang-kenangan banyak lah disitu.

107 Udah gitu pernah juga kami di daerah sana, maksudnya kan masyarakatnya kan Tingkat ekonomi masyarakat yang rendah sehingga proses pendidikan sulit

157

109 ckck, kayak manalah kita mau memajukan disana tapi minta dananya itu susah. dilaksanaka 110 Takutlah kita itu kan, orang itu kan ntah ada pelajaran bawa karton. Pokoknya soal

111 kutip mengutip itu susah lah kalo disana. Kalo kami tanya pun anak-anak itu 112 katanya kadang makan pun kami Bu cuma pagi aja, siang kadang pisang rebus

Reaksi partisipan saat melihat kondisi lingkungan di sekitarnya

113 yang dimakan. Kita gak tega kan anak-anak kayak gitu. Pas orangtuanya sakit, 114 meninggal, kami melayat, liat rumahnya itu. Kan selama ini kita tidak tahu situasi 115 rumah mereka. Sesudah kita datang, yang selama ini kita marah mereka datang 116 terlambat, rumah anak-anak itu kan jauh dari sini, ditanya "kenapa bisa terlambat?" 117 jawabnya gini gini gini. Rupanya kita tengok rumahnya, haduh.. gak layak huni lah.

118 Kasihan nengoknya daerah sana.

119 IR masuk agak jauh ya Bu? 120

IE

iya, jauh kedalam. Rumah orang itu jaraknya jauh. Pas kami datang dia sakit gitu,

Reaksi responden melihat kondisi lingkungan.

Sumber kesulitan dan rasa susah yang dirasakan oleh responden

121 rupanya yang selama ini kita marah-marah, minta ini minta ini kadang dia gak bawa, 122 keterampilan dia gak bawa. Bayar uang ini dia gak bayar. Dulu kan masih bayar 123 uang sekolah, belum kayak sekarang. Rupanya situasinya kita gak ngerti kayak 124 mana susahnya mereka luarbiasa. Mau masuk rumahnya takut Ibu tumbang. Kalau 125 nengok situasi kayak gitu, pantas dia datang terlambat, bajunya gitu. Sedih lah 126 pokoknya, kaki ayam semua. Ini aja sekarang masih banyak anak-anak yang kaki 127 ayam. Sepatu pun baru-baru ini aja ada sumbangan. Gak ada yang beli sepatu 128 sangking payahnya. Pernah ibu sampe rumah malam juga, itulah karena RBT tadi 129 gak berani lah karena jalan licin. Mau pulang yang dari medan, jalan kaki kami, 130 kaki ayam, gak pernah ibu ngajar dulu pake sepatu. jadi ya kaki ayak kami, tahun

131 96 itu dulu.

158 133

IE

ooh ngeri dulu, jalan setapak. Jembatan itu aduuh. Jembatan itu pun dulu gak

Sumber kesulitan dan rasa susah yang dirasakan oleh responden.

134 permanen gitu. Setelah kami gak bersampan, dulu jembatan itu masih papan. Udah 135 ambruk, itu yang kami jalanin tiap hari. Kalau jembatan itu putus, gak berani lah 136 kami ngajar ya kan? Sejak diganti kepala sekolah itu, agak-agak diberi keringanan 137 sedikitlah. Istilahnya administrasi tadi, yang penting ngajarnya lah datang. Yang

Tekad untuk terus mengajar. 138 penting anak-anak itu tahu baca tulis, gitu aja kami bikin. kalau apanya nanti lah,

139 yang penting ibu bisa ngajarlah disana. sekolah disana pun ada dua itu, ada satu lagi

140 sekolah yang jauh.

141 IR oh iya, kalau gak salah ada empat kelas ya Bu di sekolah yang jauh itu. 142 IE iya, ibu pernah ngajar di sekolah yang sana itu setahun.

143 IR gimana kalau disana Bu? 144

IE

wah itu jalan kaki kesana, nangis ibu di jalan. Jalannya untuk dijalanin kaki aja

Sumber kesulitan dan rasa susah yang dirasakan oleh responden.

145 payah. Dijalanin kaki, apalagi naik kereta. Licin, pernah ibu terjatuh gak masuk. Ibu 146 terkilir, berapa hari baru bisa ngajar lagi. Ibu tahun 2012 di sana, berdua sama Ibu 147 Ar lah kami. Nyoba ke sana kami. Jarang orang, sebetulnya enak disana lagi, 148 udaranya. Cuma luarbiasa, gak pernah disentuh-sentuh. Kalo nengok disana lebih 149 parah lagi kondisinya. Kalau disini agak maju sedikitlah. Kalau disana, kaki ayam

150 semua lah. Susah-susah.

151 IR rumah banyak Bu kalau yang disana?

152 IE satu-satu. Jaraknya jauh-jauh, gak berani kita pas maghrib keluar gitu. 153 IR kalau sekolah yang di Paluh masih banyak rumahnya.

154

IE

iya, masih banyak. Kalau disana gelaplah kita kalau malam, seram. Gak ada

Sumber kesulitan dan rasa susah yang dirasakan oleh responden.

155 tempat jamban-jamban buang airnya, susah Ibu disana. Anak-anak kencing ntah

159 157 IR kayaknya sih kalau melihat kebersihan agak kurang ya Bu? 158

IE

disini pun baru-baru aja ini ada toilet, dulu pertama Ibu disana mana ada. Susah,

Sumber kesulitan dan rasa susah yang dirasakan oleh responden.

159 numpang juga. Di rumah guru ada yang ngajar di belakang. Nah, di rumah Ibu itulah 160 kami numpang. Jamban itu kan penting, itu pulak yang gak ada, itu lah yang buat 161 gak betah. Kebersihan tadi kurang, penjaga sekolah kami orang Batak, kepala 162 sekolah kita juga orang Batak, agamanya beda dengan kita. Mungkin kalau Ibu 163 rasa, bapak itu kurang begitu gigih, kurang keras bapak itu mungkin karena satu 164 sukunya. Ntah dipakenya suku lain, mungkin lebih bersih. Kayak sekolah selain 165 kami yang di tanjung rejo. Bapak kepala sekolah disana, pegawai negeri memang. 166 Bersih ibu tengok kan, gak kayak sekolah. Mungkin bapak itu kurang keras lah ya. 167 Tapi Ibu tengok sekedar marah-marah dia. Tapi dia, ntah mudah baik atau kayak 168 mana, gak diapainnya lagi kebersihan itu tadi. kena itu aja disana, tentang

169 kebersihan itu. Berapa kali datang dinas kesana, itu lagi kena. Tak ada perubahan. 170 Pintu aja udah mau jebol itu.

171 IR pernah kena inspeksi juga ya Bu? 172

IE

pernah juga. Ini nanti bulan 3 mau ada pemeriksaan dari Jakarta. Dia dapat 173 akreditas A pulak, sekolah percontohan. Terus kami guru bilang, aduh, apa pantas? 174 Bobrok kayak gitu. Lemari Ibu itu, tikus semua itu, pokoknya alat-alat tidak bisa

Sumber masalah yang menggangu aktivitas mengajar.

175 tinggal disana, Ibu bawa pulang semua. Tikus penuh, anak-anak itu menjerit, pas 176 ibu buka udah penuh. Ibu bilang ke penjaga, lemari ini kita bongkar, udah

177 dibongkar, masih datang juga. Namanya juga situasi disana ya, tikus itu luarbiasa,

178 apa ibu habis lah.

179 IR kalau bantuan itu Bu, untuk sekolah bangunan?

160

181 masuk-masuk, diselewengkannya uang lah kayak gitu, Rp 120 juta. Nah gitu lah itu,

Sumber masalah yang menggangu aktivitas mengajar.

182 sekolah kayak gitu. Apapun gak ada, buku bacaan hancur semua. Buku bacaan itu 183 ada yang gak dapat. Murid Ibu itu pun satu kelas gak memadai, ada 56 orang, 184 aturan kan itu udah dua kelas. Udah Ibu bilang, Pak ini harusnya udah kelas, dia 185 jawab yah kek mana Bu. Saya bilang juga banyak yang gak dapat buku pak, 186 sebagian gak punya buku, kongsi-kongsi, kek mana lah nanti kata orangtuanya. 187 ada murid baru tiga orang, sebiji pun gak dapat buku. Ibu sudahbilang, tapi apalah 188 daya Ibu, cuma guru yang mengajar. Ibu bilang kalian baru masuk nak, gak dapat 189 buku, sudah habis, kongsi-kongsilah. Ada tiga murid baru yang masuk, pindahan di 190 2013. Semalamlah ada LKS terbaru Ibu campur-campur. Kalau buku paket satu- 191 satu udah gak dapat lagi. Itu pun ada yang dapat ada yang gak, asal dibagi aja lah. 192 Bantuan buku ntah dari kapan-kapan. Tapi bapak itu selalu bayar buku puluhan 193 juta-puluhan juta, tapi bukunya ntah kemana. Gak nampak, hancur sudah. Lihat

Cara responden mengatasi masalah yang dialami

194 kantor kami itu kan? Kan buku lama kamu nampak kan? Buku-buku lama itu. 195 Kurikulum 2013 untuk kelas 1-4, yang kelas lain LKS. Pokoknya buku sudah 196 hancurlah. Pernah ibu sarankan sekali, pernah ibu ribut dengan kepala sekolah. 197 Tentang buku matematika. Itu udah ribut kalilah. Pertama Ibu keluhkan gak ada 198 buku dia diam. Diam kayak-kayak tahu, ibu adukan ke penjaga sekolah, kan 199 tangan kanan dia untuk buku-buku kami. Katanya, Ibu sudah satu semester kok 200 baru bilang. Loh saya jawab, Pak kan dari awal sudah saya bilang kelas 3 gak 201 punya buku matematika. Matematika kan penting. Dia ngamuk terus bilang ya udah 202 lah, ibu udah tahan marah. Terakhir ibu belikkan pake uang ibu sendiri. Pergi ibu ke 203 Gramedia, ibu pesan buku, dibayar dialah sama orang gramed itu, berapa jumlah 204 murid ibu. Akhirnya punya buku agak baru lah itu matematika. Biarlah marah dia.

161

205 Ibu pergi naik kereta, ada kawan yang punya mobil dari paluh, nah, naik mobil dia 206 kesitu, Ibu naik keretalah. Ibu cicil bawa bukunya, kan banyak itu. Itulah baru 207 punya buku. Ada hikmahnya juga punya buku seterusnya kan? Biar lah kena marah 208 Ibu. Padahal dari awal masuk, dari Ibu pegang kelas tiga itu, Ibu kelas yang lama 209 udah bilang gak punya buku. Orang Ibu nanya, " Bu Sam kenapa ibu gak keluhkan 210 gak punya buku?" Rupanya udah dibilang sama Ibu itu tapi dia (kepala sekolah) 211 gak peduli. Tiba di Ibu pulak, gak punya buku juga. Ibu bilang, gak peduli dia. 212 Udah ibu bilang matematikanya pak gak ada. Dia malah bilang "ih, bisa ibu sampai 213 mid semester". Saya bilang aja saya pada-padakan saya punya buku Pak. Wah, 214 emosi dia, ntah apa-apalah yang dia bilang. Diam aja Ibu. Ibu bilang aja "saya 215 ngatakan kebenaran Pak. Bapak mau marah, ya marahlah''. Saya ceritakan kalau 216 saya udah bilang ke penjaga sekolah. Penjaga sekolahnya pun bilang kalo saya ada 217 minta buku. Akhirnya ada hikmahnya lah. Agak baru buku matematikanya tok, 218 yang lain udah hancur, boleh diperiksalah. Hancur semua.

219

IR

gini Bu, kalau hal yang bantu Ibu dari luar, yang bantu Ibu tetap bertahan. Kayak 220 tadi kan contohnya ada masalah, sedih lihat anak-anak itu. Gimana sih Ibu

221 mengatasinya. Solusi dari Ibu? 222

IE

yah, solusi dari Ibu itulah, ngajar orang itu. Kalau ibu ada baju bekas, juga banyak

Cara responden mengatasi permasalahan yang muncul.

Tanggungjawab terhadap profesi 223 Ibu bawa kesana dari rumah. Ibu bagikan baju anak-anak Ibu yang gak terpake,

224 terus baju-baju tetangga ibu kan yang anak-anaknya udah gak sekolah. Daripada 225 orang itu kasih ke oranglain, biar kubawa ke sekolah, ibu bilang gitu. Berapa goni 226 Ibu bawa itu. Senang kali lah orang itu kan. Kawan-kawan pun udah gak jauh-jauh 227 lagi kalau mau kasih barang. Ibu bawa goni, tiap hari cicil. Udah banyak lah, 228 ngatasin baju orang itu. Belakangan-belakangan ini adalah kalau juara satu dikelas

162

229 itu di bagi seratus ribu dibelikkan baju. Juara satu dapat baju. Udah gitu ada juga 230 bantuan sepatu dari Yamaha itu. Kan agak-agak lumayanlah baju orang itu. Tapi 231 ada juga lah yang gak terbantu semua. Itulah yang bikin semangat juga. Terus 232 pengabdianlah ibu, emang guru disana.

233

IR

kalau yang buat ibu lebih optimis, semangat untuk ngajar mereka. Walaupun 234 kondisi sekolah jauh, jalan jelek. Apa sih Bu yang buat ibu semangat tetap

235 mengajar?

236

IE

ya satu tadi lah. Kami ada sertifikasi itu, jadi adalah penambahan sedikit untuk

sumber penambah semangat dan optimisme untuk mengajar

237 guru. Selama ini kan pas-pasan juga gaji kami. Ada penambahan dari sertifikasi 238 guru itu, yang buat nambah semangat juga lah. Emang tuntutannya banyak juga lah 239 kan? Harus begini begini, udah sertifikasi jadi tuntutan dari pemerintah banyak. Itu 240 buat semangat jugalah, ada tambahan-tambahan. Terus dengar-dengar lagi

241 pemerintah Deli Serdang ini mau ngadain ada uang makan guru lah katanya. Udah

Bentuk dukungan dan pertolongan dari teman

242 gitu karena kawan-kawanlah. Kan udah lama jadi mengerti juga. Dengan kondisi 243 kita yang jauh , kita gak datang, mereka menolonglah kelas kita yang kosong tadi 244 mereka bantu. Di sms, tolong kelas saya ya, iya pasti mereka bilang. Itu ajalah,

245 tolong menolong antar teman.

246 IR kalau dari siswanya Bu? 247

IE

dari siswanya gitu juga. Orang itu semangat mau sekolah. Gak pernah absen pulak.

Faktor yang mempengaruhi responden untuk bertahan

248 Jarang kecuali sakit kan. Hujan pun mereka datang. Kita yang gak datang yang gak 249 enak sama mereka. Tapi kalau situasinya hujan, jalannya kan becek. Yang

250 rumahnya dekat bisa lah datang, tapi kalau yang jauh kan gak. Kalau orangtuanya 251 bilang, ke sekolah aja payah Bu, lengket tanahnya dijalanin dengan kereta apalagi di 252 jalanin kaki. Kalau hujan pun jarang juga orang itu datang. Tapi kalau yang datang,

163

253 ada guru yang handle. tapi kelas 1,2,3 nya digabung lah kan. Kalau hujan pagi, sikit 254 juga orang itu yang datang.

255

IR

berarti kalau dari anak-anaknya sendiri semangat ya Bu. Kalau di kota kan 256 beberapa siswanya punya biaya tapi mereka yang gak mau ke sekolah? Kalau

Dokumen terkait