• Tidak ada hasil yang ditemukan

VESICA URINARIA (KANDUNG KEMIH)

Dalam dokumen Laporan Tutorial Skenario 2 Blok 2.1.Docx (Halaman 29-45)

Struktur histologis kandung kemih sama seperti pada ureter yaitu terdiri atas 3 lapisan. Namum pada kandung kemih tunika mukosanya dilapisi epitel transisional yang lebih tebal dibanding ureter. Pada keadaan penuh, sel pada bagian permukaan menjadi datar. Lamina  propria kandung kemih dan jaringan ikat ireguler padat submukosa  banyak vaskularisasi. Lapisan muskularis terdiri atas tiga lapisan yang tidak berbatas tegas, secara kolektif disebut otot detrusor. Ketiga lapisan otot ini terlihat paling jelas di leher kandung kemih dekat uretra.

4) URETRA

Uretra merupakan suatu saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke luar. Mukosa uretra memiliki lipatan longitudinal yang besar, yang memberikannya tampilan khusus dalam potongan melintang. Pada pria, dua duktus untuk transport sperma selama ejakulasi menyatukan uretra dengan kelenjar prostat. Uretra pria lebih panjang dan terdiri dari tiga segmen, yaitu :

Uretra pars prostatica yang dilapisi oleh epitel transisional.

Uretra pars membranacea dilepisi oleh epitel silindris  bertingkat/bertingkat semu.

Uretra pars spongiosa dilapisi oleh epitel silindris  bertingkat dan silindris berlapis serta epitel berlapis gepeng  pada bagian distal.

Uretra wanita awalnya dilapisi oleh epitel transisional, kemudian oleh epitel berlapis gepeng dan sejumlah area dengan epitel silindris  bertingkat. Bagian tengah uretra wanita di kelilingi oleh otot rangka

spingter uretra eksterna.6

5. Penyebab urin bisa berwarna kuning

Warna kuning pada urine disebabkan karena adanya suatu zat yang disebut urochrome (urobilinogen) yang merupakan turunan dari bilirubin.  Normalnya, zat tersebut memiliki warna bervariasi mulai dari kuning  pucat hingga amber tua. Warna urine sendiri tergantung dari konsentrasi urochrome di urine, jika sedikit mengkonsumsi cairan maka warna urine akan terlihat kuning tua, sebaliknya jika mengkonsumsi banyak cairan maka warnanya menjadi kuning muda (terkadang bahkan terlihat bening). Warna urine yang kuning muda juga dapat disebabkan karena mengkonsumsi obat diuretik yang merangsang tubuh untuk mengeluarkan  banyak cairan melalui urine. Urochrome sendiri sebenarnya adalah produk

hasil rombakan dari sel darah merah yang telah mati yang sebelumnya telah diproses di hati untuk mengalami proses detoksifikasi, baru kemudian disaring oleh ginjal dan akhirnya keluar melalui urine sekaligus  berperan dalam memberi warna urine itu sendiri. Warna urine tidak hanya dipengaruhi oleh urochrome, tetapi juga oleh makanan atau mungkin obat yang kita konsumsi. Contoh saja ketika banyak mengkonsumsi jus wortel maka urine akan berwarna oranye, jika mengkonsumsi Asparagus maka warna urine kamu akan menjadi lebih cerah sebagaimana mengkonsumsi vitamin-vitamin seperti vitamin B dan C. Obat-obatan seperti Rifamycin dapat membuat urine menjadi berwarna merah darah, pasien yang minum obat ini harus diberitahu kalau urine-nya akan berwarna merah darah, kalau tidak dia akan berpikir kalau air seninya mengandung darah. Warna urine juga merefleksikan kondisi kesehatan seseorang, sebagai contoh seperti yang telah dikatakan di atas bahwa warna merah darah dalam urine mengindikasikan bahwa orang tersebut menderita hematuria (urine mengandung darah). 7

6. Hormone yang mempengaruhi produksi urin

Hormon yang mempengaruhi produksi urin adalah: 1)  Norepinefrin dan epinefrin

Hormon ini dilepaskan dari medula adrenal. Hormon ini memberi sedikit pengaruh pada hemodinamika ginjal, kecuali pada kondisi ekstrim, seperti pada pendarahan hebat. Hormon ini memberikan efek berupa konstriksi arteriol aferen dan eferen sehingga menurunkan GFR dan RBF.

2) Endotelin

Hormon ini dihasilkan oleh sel endotel vaskuler ginjal atau  jaringan lain yang rusak. Jika pembuluh darah rusak, maka endotelnya pun akan rusak dan melepaskan endotelin. Hormon ini memiliki efek untuk vasokonstriktor kuat sehingga dapat mencegah hilangnya darah. Efeknya terhadap ginjal adalah menurunkan GFR.

3) Angiotensin II dan Aldosteron

Angiotensin II dapat merangsang sekresi hormon aldosteron oleh korteks adrenal. Keduanya memainkan peranan penting dalam mengatur reabsorpsi natrium oleh tublus ginjal. Bila asupan natrium rendah, peningkatan kadar kedunya akan merangsang reabsorpsi natrium oleh ginjal sehingga dapat mencegah kehilangan natrium yang besar. Sebaliknya, dengan asupan natr ium yang tinggi, penurunan pembentukan kedua hormon ini memungkinkan ginjal mengeluarkan natrium dalam jumlah besar. 4) Prostaglandin dan Bradikinin

Kedua hormon ini cenderung mengurangi efek vasokonstriktor ginja akibat aktivitas saraf simpatis, sehingga meningkatkan GFR. 5) Antideuritik Hormon (ADH)/ Vasopresin

ADH berperan dalam pengaturan konsentrasi urin, sehingga juga turut mengatur osmolaritas plasma dan konsenrasi natrium. Jika osmolaritas plasma meningkat di atas normal (zat terlarut dalam

cairan tubuh terlaru pekat), kelenjar hipofisis posterior akan terangsang untuk menyekresikan ADH. ADH akan meningkatkan  permeabilitas tubulus distal dan duktus koligentes terhada air sehingga meningkatkan reabsorpsi air dan mengurangi volume urin. Sebaliknya, jika terdapat kelebihan air di dalam tubuh (osmolaritas cairan ekstrasel menurun), sekresi ADH akan dikurangi. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya permeablitas tubulus distal & duktus koligentes terhadap air sehingga urin menjadi encer.8

7. Proses pembentukan urin

Darah yang mengalir ke ginjal normalnya sekitar 22% dari curah jantung atau sekitar 1100ml/menit.  Arteri renalis  memasuki ginjal melalui hilum dan kemudian bercabang-cabang secara progresif membentuk arteri interlobaris, arteri arkuata, arteri interlobularis dan arteriol aferen  yang menuju ke kapiler glomerulus, tempat sejumlah besar cairan dan zat terlarut (kecuali protein plasma) difiltrasi untuk pembentukan urin.

1) Filtrasi Glomerulus

Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan melalui kapiler glomerulus ke dalam kapsula bowman. Kapiler glomerulus relative impermeable terhadap protein, sehingga cairan cairan hasil filtrasi (filtrate glomerulus) pada dasarnya bebas protein dan tidak mengandung elemen selular, termasuk sel darah merah. 1

Cairan yang difiltrasi dari glomerulus ke dalam kapsul Bowman harus melewati tiga lapisan berikut yang membentuk membrane glomerulus, yaitu : (1) dinding kapiler glomerulus yang terdiri dari satu lapis sel endotel gepeng. Lapisan ini memiliki banyak pori besar yang menyebabkan 100 kali lebih permeable terhadap air dan zat terlarut daripada kapiler di bagian lain tubuh. (2) membrane basal yang merupakan lapisan gelatinosa aselular (tidak mengandung sel) yang

terbentuk dari kolagen dan glikoprotein yang tersisip di antara glomerulus dan kapsula Bowman. Kolagen menghasilkan kekuatan structural, dan glikoprotein menghambat filtrasi protein plasma yang kecil. (3) lapisan dalam kapsul Bowman yang merupakan lapisan yang terdiri dari podosit, sel mirip gurita yang mengelilingi glomerulus. Setiap podosit memiliki banyak foot process yang memanjang yang saling menjalin dengan foot process podosit sekitar, seperti anda menjalinkan jari-jari tangan anda ketika anda memegang bola dengan kedua tangan. 2

Konsentrasi isi filtrart glomerulus lainnya, termasuk sebagian besar garam dan molekul organic, serupa dengan konsentrasinya dalam  plasma. Pengecualian terhadap keadaan umum ini ialah beberapa zat dengan berat molekul yang ringan, seperti kalsium dan asam lemak, yang tidak difiltrasi secara bebas karena zat tersebut sebagian terikat  pada protein plasma. Hampir setengah dari kalsium plasma dan sebagian asam lemak plasma terikat pada protein, dan bagian yang terikat ini tidak difiltrasi dari kapiler glomerulus. 1

2) Reabsorbsi Tubulus

Selain zat sisa dan kelebihan bahan yang harus dikeluarkan oleh tubuh, cairan filtrasi juga mengandung nutrient, elektrolit, dan bahan lain yang dibutuhkan oleh tubuh. Bahan-bahan esensial yang terfiltrasi dikembalikan ke dalam tubuh melalui reabsorpsi tubulus.

Dari 125 ml/menit cairan yang terfiltrasi, biasanya 124 ml/menit direabsorbsi. Tubulus biasanya mereabsorpsi 99% dari H2O yang terfiltrasi, 100% gula yang terfiltrasi dan 99,5% garam yang terfiltr asi.

Reabsorpsi tubulus melibatkan transpor transepitel, berikut tahapannya:

Tahap pertama, bahan harus meninggalkan cairan tubulus dengan melewati membrane luminal sel tubulus.

Tahap kedua, bahan harus melewati sitosol dari satu sisi sel tubulus ke sisi lainnya.

Tahap ketiga, bahan harus melewati membrane basolateral sel tubulus untuk masuk ke cairan interstisium.

Tahap keempat , bahan harus berdifusi melalui cairan interstisium.

Tahap kelima, bahan harus menembus dinding kapiler untuk masuk ke plasma darah.

Reabsorpsi tubulus adalah suatu proses yang sangat selektif. Terdapat dua jenis reabsorpsi tubulus yaitu reabsorpsi  pasif   dan reabsorpsi aktif , bergantung pada apakah diperlukan  pengeluaran energy local untuk mereabsorpsi bahan tertentu. Pada reabsorpsi pasif, semua tahap dalam transpor transepitel tidak ada  pengeluaran energy pada perpindahan nettokimia atau osmotic. Pada reabsorpsi aktif, dalam transport transepitel memerlukan energy karena melawan gradient elekrokimia. Bahan yang secara aktif direabsorpsi bersifat penting bagi tubuh, misalnya glukosa, asam amino, dan nutrient organic lainnya, serta Na+ dan elektrolit lain seperti PO43-. 2,9

Tabel tampat dan zat yang direabsorpsi

Tempat Zat yang direabsorpsi Tubulus kontortus proksimal Glukosa, asam amino,

ion-ion organic, air. Lengkung henle Ion natrium, air Tubulus kontortus distal Ion natrium, air

Duktus kolektivus Ion natrium, urea, air

3) Sekresi Tubulus

Seperti reabsorpsi tubulus, sekresi tubulus melibatkan transport transepitel, tetapi langkah-langkahnya dibalik. Sekresi tubulus adalah pemindahan diskret bahan dari kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus, menjadi mekanisme pelengkap yang meningkatkan eliminasi bahan-bahan dari dalam tubuh. Bahan-bahan penting yang disekresikan oleh tubulus adalah ion hydrogen (H+), ion kalium (K +), serta anion  dan kation organic, yang banyak di antaranya merupakan senyawa yang asing bagi tubuh. 2

8. Penyebab rasa tidak nyaman pada area suprapubik ketika menahan kemih Vesika urinaria adalah kantong berotot yang dapat mengempis, terletak 3 sampai 4 cm dibelakang simpisis pubis (tulang kemaluan). Vesika urinaria mempunyai 2 fungsi, yaitu :

a. Sebagai tempat penyimpanan urin sebelum meninggalkan tubuh.

 b. Dibantu uretra, vesika urinaria berfungsi mendorong urin keluar tubuh Retensi urin adalah penumpukan urine dalam vesika urinaria dan ketidakmampuan vesika urinaria mengosongkan isinya, sehingga menyebabkan overdistensi dari vesika urinaria. Kandungan urine normal

dalam vesika urinaria sebesar 250-450 ml, sampai batas jumlah tersebut urine merangsang refleks untuk miksi. Karena vesika urinaria terletak di daerah suprapubik, sehingga ketika vesika urinaria terisi penuh ia akan meregang sehingga menyebabkan rasa nyeri atau rasa tidak nyaman di daerah suprapubik tersebut.10

9. Komponen pada urin normal

Komposisi zat dalam urine bervariasi tergantung jenis makanan serta air yang diminumnya. Urine normal berwarna jernih transparan, sedang warna urine kuning muda berasal dari zat warna empedu (bilirubin darn  biliverdin). Urin normal pada manusia terdiri dari air, urea, asam urat,

amoniak, kreatinin, asam laktat, asam fosfat, asam sulfat, klorida, garam-garam terutama garam-garam dapur,dan zat-zat berlebihan dalam darah misalnya vitamin c dan obat-obatan. Semua cairan dan materi pembentuk urin tersebut berasal dari darah atau cairan intestinal. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, missal glukosa diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. (Kus Irianto, Kusno Waluyo, 2004). 11

KOMPONEN JUMLAH Asam urat 1,2 gr Ion bikarbonat 1,2 gr Kreatinin 2,7 gr Ion potassium 3,2 gr Ion sodium 4,1 gr Ion khlor 6,6 gr Urea 25,5 gr

10. Mekanisme menahan kemih

Sebanarnya mekanisme memahan kemih ini merupakan control volunter berkemih di mana yang bersangkutan dapat dengan sengaja mencegah pengosongan kandung kemih dengan mengencangkan spinter uretra eksternus dan diafragma pelvis. Impuls eksitatorik volunteer dari korteks serebri mengalahkan sinyal inhibitorik refleks dan reseptor regang ke neuron-neuron motorik yang terlibat sehingga otot-otot spingter uretra eksternus tetap berkontraksi dan tidak ada urin yang di keluarkan.

 Namun, berkemih tidak bisa ditahan selamanya. Karena kandung kemih terus terisi maka sinyal refleks dari reseptor regang meningkat seiring waktu. Akhirnya sinyal inhibitorik refleks ke neuron motorik spingter eksternus menjadi sedemikian kuat sehingga tidak dapat lagi diatasi oleh sinyal eksitatorik volunteer sehingga spingter melemas dan kandung kemih secara tak terkontrol mengosongkan isinya.

Ada sebuah kasus yaitu Inkontinensia urin, atau ketidakmampuan mencegah keluarnya urin, terjadi ketika jalur-jalur desendens di medulla spinalis yang memerantarai control volunteer spingter eksternus dan diafragma pelvis terganggu, misalnya pada cedera medulla spinalis. Karena komponen-komponen lengkung refleks berkemih masih utuh di medulla spinalis bawah, maka pengosongan kandung kemih diatur oleh refleks spinal yang tidak dapat dikendalikan, seperti pada bayi. Derajat inkontinensia yang lebih ringan yang ditandai oleh keluarnya urin ketika tekanan kandung kemih dengan mendadak meningkat, seperti ketika batuk atau bersin, dapat terjadi akibat gangguan fungsi spingter. Hal ini sering terjadi pada wanita yang pernah melahirkan atau pada pria yang spingternya mengalami cedera sewaktu pembedahan prostat. 2

11. Otot- otot yang berperan dalam perkemihan 1) Muskulus Detrusor pada kandung kemih

Kandung kemih merupakan suatu organ yang berfungsi untuk menampung urin sebelum di keluarkan melalui uretra. Di dalam kandung kamih terdapat susunan otot polos yang berlapis-lapis. Seperti karakteristik oto polos pada umumnya, otot kandung kemih dapat teregang sedemikian besar tanpa menyebabkan peningkatan tegangan dinding kandung kemih. Otot pada kandung kemih ini  banyak mengandung serat simpatis, yang stimulasinya

menyebabkan kontraksi kandung kemih.

2) Muskulus Sfingter Uretra Internus dan Eksternus

Sfingter adalah cincin otot yang ketika berkontraksi, menutup saluran melalui suatu lubang. Spingter uretra internus terdiri atas otot polos. Ketika kandung kemih melemas, susunan anatomic region sfingter uretra internus menutup pintu keluar kandung kemih. Di bagian lebih bawah saluran keluar, uretra dilingkari oleh satu lapisan otot rangka, yaitu sfingter uretra eksternus. Sfingter ini diperkuat oleh diafragma pelvis, suatu lembaran otot rangka yang membentuk dasar panggul dan membantu menunjang organ-organ  panggul. Dalam keadaan normal, ketika kandung kemih melemas dan terisi, baik sfingter internus maupun eksternus menutup dan menjaga agar urin tidak menetes. 2

12. Penyebab warna urin dapat berbeda-beda

Warna urin yang di keluarkan tergantung dari konsentrasi dan sifat  bahan yang larut dalam urin. Warna urin dapat berubah karena: obat-obatan, makanan, serta penyakit yang diderita. Urin normal berwarna putih  jernih, kuning muda atau kuning. Warna urin berhubungan dengan derasnya diueresis (banyak kencing), lebih besar dieresis warna urin lebih condong putih jernih. Warna kuning urin normal disebabkan antara lain

oleh urochrom dan urobilin. Pada keadaan dehidrasi atau demam, warna urin lebih kuning dan pekat dari biasanya. (Gandasoebrata,2006)

Adanya infeksi traktus urinarius urin akan berwarna putih seperti susu yang disebabkan oleh bakteri, lemak dan adanya silinder. Warna urin  patologis lain adalah:

1) Warna kuning coklat (seperti teh) penyebabnya adalah bilirubin. 2) Warna merah coklat penyebabnya hemoglobinuria dan popyrin 3) Warna merah dengan kabut coklat penyebabnya darah dengan

 pigmen-pigmen darah

4) Warna coklat hitam penyebabnya melanin dan warna hitam disebabkan oleh pengaruh obat-obatan. (Kee, Joyce LeFever, 1997). 12

13. Organ-organ yang berada pada area suprapubik

Area suprapubik/ region hipogastrik merupakan area di atas tulang kemaluan. Organ-organ yang berada pada area suprapubik adalah vesica urinaria dan ileum. 13

14. Mekanisme mengapa saat udara dingin urin banyak dihasilkan

Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air, maka pada saat cuaca  panas, tubuh berkeringat untuk menstabilkan suhu tubuh dan juga menjaga cairan dalam tubuh agar tetap normal. Dalam cuaca atau lingkungan sekitar yang dingin, tubuh manusia cenderung untuk tidak mengeluarkan  banyak keringat. Padahal tubuh membutuhkan jalan keluar cairan lain agar  jumlah cairan dalam tubuh tetap normal, salah satu caranya adalah dengan

lebih sering mengeluarkan cairan melalui urin.

Ketika berada dalam lingkungan atau udara yang dingin tubuh tetap  berusaha menstabilkan suhunya, sehingga manusia harus mengeluarkan kelebihan air dalam tubuh. Ketika cuaca dingin, tubuh bereaksi  berbeda terhadap produksi urin. Paparan dingin menyebabkan penurunan

aliran darah ke permukaan kulit yang menyebabkan penyempitan  pembuluh darah sehingga menghambat keluarnya cairan dalam tubuh dari hasil uap pembakaran energi, sehingga secara tidak langsung tubuh merespon dengan melepaskan cairannya melalui urin dan menjadikan manusia lebih sering buang air kecil. Saat cuaca dingin, alat eksresi ginjal lebih aktif mengeluarkan sisa metabolisme berupa air, garam mineral, dan urea sehingga membuat kantong kemih lebih cepat penuh. Kantong kemih yang sudah penuh akan mendesak katup uretra untuk mengeluarkan air seni.

Frekuensi buang air kecil pada saat cuaca dingin sangat berbeda pada setiap orang. Namun pada umumnya, wanita cenderung lebih dominan dari  pada pria dalam hal ini, ini disebabkan saluran kemih wanita lebih pendek dari saluran kemih laki-laki. Pria cenderung memakan waktu lebih lama untuk memenuhi kandung kemihnya sehingga mereka lebih jarang buang air kecil.

Meskipun begitu, intensitas buang air kecil yang meningkat selama udara dingin adalah suatu hal yang wajar. Karena ini adalah mekanisme  pertahanan tubuh terhadap udara dingin itu sendiri untuk menjaga suhu

tubuh tetap stabil. 14

15. Mengapa setelah meminum segelas air jeruk, B langsung ingin berkemih. Sedangkan waktu berolahraga dan meminum segelas air mineral, B tidak ingin berkemih?

Seperti kita tahu, bahwa cairan yang masuk dalam tubuh akan dikeluarkan kembali melalui organ tubuh untuk proses keseimbangan. Tubuh manusia membutuhkan keseimbangan antara pemasukan dan  pengeluaran. Cairan dimasukkan melalui mulut, atau secara parenteral dan

cairan meninggalkan tubuh dari saluran pencernaan, paru –  paru, kulit, dan ginjal.

1) Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal, kulit paru, dan gastrointestinal.

a. Ginjal

Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit. Hal ini terlibat pada fungsi ginjal, yaitu sebagai pengatur air,  pengatur konsentrasi garam dalam dara, pengatur

keseimbangan asam basa darah, dan ekskresi bahan  buangan atau kelebihan garam. Proses pengaturan kebutuhan kaseimbangan air ini diawali oleh kemampuan bagian ginjal, seperti glomerulus, dalam menyaring cairan. Rata-rata setiap satu liter darah mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui glomerulus, 10 persennya disaring keluar. Cairan yang tersaring (filtrat glomerulus), kemudian mengalir melaui tubuli renalis yang sel-selnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat dipegruhi okleh ADH dan aldosteron rata-rata 1 ml/kg/bb/jam.

 b. Paru-Paru

Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan insensible water loss kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan respons akibat perubahan upaya kemampuan bernapas.

c. Kulit

Kulit merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh vaso motorik dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan dengan cara vasodilatasi dan vasokonstriksi. Proses pelepasan  panas dapat dilakukan dengan cara penguapan panas. Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung pada  banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah

dalam kulit. Proses pelepasan panas lainnya dapat dilakukan melaui cara pemancaran panas keudara sekitar konduksi (yaitu, pengalihan panas kebenda yang disentuh), dan konveksi (yaitu, pengaliran udara panas kepermukaan yang lebih dingin). Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat dibawah pengendalian saraf simpatis. Melalui kelenjar keringat ini suhu dapat diturunkan dengan  jumlah air yang dapat dilepaskan, kurang lebih setengah liter sehari. Perangsangan kelenjar keringat yang dihasilkan dapat diperoleh melalui aktivitas otot, suhu lingkungan , dan kondisi sushu tubuh yang panas.

d. Gastrointestinal

Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernaan yang  berperan dalam mengeluarkan cairan melalui proses  penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan yang hilang dalam sistem ini sekitar 100-200 ml/hari. Hasil-hasil pengeluaran cairan adalah:

1. Urin

Pembentukan urine terjadi di ginjal dan dikeluarkan melalui vesika urinaria (kandung kemih). Proses ini merupakanproses pengeluaran cairan tubuh yang utama. Cairan dalam ginjal disaring pada glomerulus dan dalam tubulus ginjal untuk kemudian diserap kembali ke dalam aliran darah. Hasil ekskresi terakhir  proses ini adalah urine. Jika terjadi penurunan volume dalam sirkulasi darah, reseptor atrium jantung kiri dan kanan akan mengirimkan impuls kembali nke ginjal dan memproduksi ADH sehingga memengaruhi  pengeluaran urine.

2. Keringat

Keringat terbentuk bila tubuh menjadi panas akibat  pengaruh suhu yang panas. Keringat banyak mengandung garam, urea, asam laktat, dan ion kalium. Banyaknya jumlah keringat yang keluar akan memengaruhi kadar natrium.

Jadi, kondisi meminum air mineral yang banyak namun diiringi langsung oleh olahraga akan mempercepat regulasi cairan didalam tubuh lewat kulit untuk mengeluarkan keringat. Sedangkan jika kita meminum air namun tanpa melakukan aktivitas fisik yang memicu timbulnya regulasi cairan lewat keringat, makan akan diteruskan untuk dikeluarka. Lewat traktus urinarius, sehingga vesica urinaria cepat penuh dan menimbulkan rangsang untuk segera dikeluarkan, sehingga timbullah rasa ingin segera miksi. 15

Dalam dokumen Laporan Tutorial Skenario 2 Blok 2.1.Docx (Halaman 29-45)

Dokumen terkait