• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Tutorial Skenario 2 Blok 2.1.Docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Tutorial Skenario 2 Blok 2.1.Docx"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUTORIAL

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 2 BLOK 2.1

SKENARIO 2 BLOK 2.1

SISTEM URINARIUS

SISTEM URINARIUS

Tutor : dr. Ave Olivia Rahman M.Sc

Tutor : dr. Ave Olivia Rahman M.Sc

MERI

MERI SATRIYAWATI SATRIYAWATI G1A116049G1A116049 FAZILLA

FAZILLA MAULIDIA MAULIDIA G1A116050G1A116050 ANNISA

ANNISA RAMADHANI RAMADHANI G1A116051G1A116051 DIANA

DIANA OCTAVINA OCTAVINA G1A116052G1A116052 RIZA

RIZA PUTRI PUTRI OCTARIANTI OCTARIANTI G1A116053G1A116053 RENI

RENI DWI DWI ASTUTI ASTUTI G1A116054G1A116054 OBRILIAN

OBRILIAN ISLAMI ISLAMI JUANY JUANY G1A116055G1A116055  NANDA ANANDITA

 NANDA ANANDITA G1A116056G1A116056 FEBI

FEBI SOFIANA SOFIANA G1A116057G1A116057 RIRIN

RIRIN HAYU HAYU PANGESTU PANGESTU G1A116058G1A116058 PUTI

PUTI ASSYIFA ASSYIFA ALWIS ALWIS G1A116059G1A116059 SHOFIA

SHOFIA WAHDINI WAHDINI G1A116060G1A116060 LARASSATI G1A116061 LARASSATI G1A116061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS JAMBI

UNIVERSITAS JAMBI

2016/2017

2016/2017

(2)
(3)

SKENARIO : SKENARIO :

Di suatu siang yang terik, B baru selesai menjalani perkuliahan di Fakultas Di suatu siang yang terik, B baru selesai menjalani perkuliahan di Fakultas Kedokteran. Karena haus, B membeli segelas air jeruk di kantin. Setelah 30 menit, Kedokteran. Karena haus, B membeli segelas air jeruk di kantin. Setelah 30 menit, B merasa ingin berkemih. Namun B yang sedang dalam perjalanan pulang ke B merasa ingin berkemih. Namun B yang sedang dalam perjalanan pulang ke rumah harus menahan keinginannya tersebut. Sesampainya di rumah, B merasa rumah harus menahan keinginannya tersebut. Sesampainya di rumah, B merasa tidak nyaman di daerah suprapubik. Saat buang air kecil, B melihat urinnya tidak nyaman di daerah suprapubik. Saat buang air kecil, B melihat urinnya  berwarna

 berwarna kuning kuning muda. muda. B B berpikir berpikir mengapa mengapa dirinya dirinya yang yang baru baru menghabiskanmenghabiskan segelas air jeruk langsung merasa ingin berkemih sedangkan sewaktu B segelas air jeruk langsung merasa ingin berkemih sedangkan sewaktu B  berolahraga

 berolahraga dan dan menghabiskan menghabiskan satu satu botol botol air air mineral, mineral, B B tidak tidak merasa merasa inginingin  berkemih?

 berkemih?

A. Klarifikasi Istilah A. Klarifikasi Istilah

1.

1. Haus Haus : : keadaan keadaan kekurangan kekurangan cairan cairan (dehidrasi)(dehidrasi) 2.

2. Berkemih Berkemih : : proses proses pengeluaran pengeluaran cairan cairan berupa berupa urinurin 3.

3. Area Area suprapubik suprapubik : : area area di di atas atas symphisis symphisis pubispubis 4.

4. Urin Urin : : cairan cairan hasil hasil metabolisme metabolisme yang yang diekskresikan diekskresikan ginjalginjal B. Identifikasi Masalah

B. Identifikasi Masalah 1.

1. Bagaimana mekanisme dari haus?Bagaimana mekanisme dari haus? 2.

2. Bagaimana mekanisme berkemih atau buang air kecil?Bagaimana mekanisme berkemih atau buang air kecil? 3.

3. Apa saja factor-faktor Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi buang air kecil/eliminasi urin?yang mempengaruhi buang air kecil/eliminasi urin? 4.

4. Bagaimanakah susunan anatomi dan histology dari sistem urinaria?Bagaimanakah susunan anatomi dan histology dari sistem urinaria? 5.

5. Mengapa urin berwarna kuning?Mengapa urin berwarna kuning? 6.

6. Hormone apa saja Hormone apa saja yang mempengaruhi produksi urin?yang mempengaruhi produksi urin? 7.

7. Bagaimana proses pembentukan urin?Bagaimana proses pembentukan urin? 8.

8. Apa yang menyebabkan rasa tidak nyaman di area suprapubik ketikaApa yang menyebabkan rasa tidak nyaman di area suprapubik ketika menahan kemih?

menahan kemih? 9.

9. Apa saja komponen dalam urine normal?Apa saja komponen dalam urine normal? 10.

10. Bagaimana mekanisme menahan kemih?Bagaimana mekanisme menahan kemih? 11.

11. Otot-otot apa saja yang berperan dalam perkemihan?Otot-otot apa saja yang berperan dalam perkemihan? 12.

(4)

13.

13. Organ apa saja yang berada pada area Organ apa saja yang berada pada area suprapubik?suprapubik? 14.

14. Mengapa saat suhu dingin urin banyak dikeluarkan?Mengapa saat suhu dingin urin banyak dikeluarkan? 15.

15. Mengapa setelah meminum segelas air jeruk, B langsung ingin berkemih.Mengapa setelah meminum segelas air jeruk, B langsung ingin berkemih. Sedangkan waktu berolahraga dan meminum segelas air mineral, B tidak Sedangkan waktu berolahraga dan meminum segelas air mineral, B tidak ingin berkemih?

ingin berkemih? C. Curah Pendapat C. Curah Pendapat

1.

1. Bagaimana mekanisme dari haus?Bagaimana mekanisme dari haus? Jawab :

Jawab :

Pusat mekanisme rasa haus terdapat pada hipotalamus yang disebut thrist Pusat mekanisme rasa haus terdapat pada hipotalamus yang disebut thrist center. Ketika berkurangnya cairan tubuh akibat banyak berkeringat dan center. Ketika berkurangnya cairan tubuh akibat banyak berkeringat dan diare atau saat mengkonsumsi makanan yang terlalu asin, hipotalamus diare atau saat mengkonsumsi makanan yang terlalu asin, hipotalamus akan mengirimkan pesan kepada tubuh berupa rasa haus yang kita alami. akan mengirimkan pesan kepada tubuh berupa rasa haus yang kita alami. 2.

2. Bagaimana mekanisme berkemih atau buang air kecil?Bagaimana mekanisme berkemih atau buang air kecil? Jawab :

Jawab :

Ketika vesika urinaria sudah penuh, akan mengirimkan sinyal ke Ketika vesika urinaria sudah penuh, akan mengirimkan sinyal ke hipotalamus yang akan mengirimkan rangsangan agar m. detrusor hipotalamus yang akan mengirimkan rangsangan agar m. detrusor  berkongtraksi

 berkongtraksi sehingga sehingga urin urin akan akan masuk masuk ke ke urethra urethra melalui melalui spingterspingter urethra interna dan akan keluar jika dikehendaki spingter urethra eksterna urethra interna dan akan keluar jika dikehendaki spingter urethra eksterna yang bersifat volunter.

yang bersifat volunter. 3.

3. Apa saja factor yang mempengaruhi buang air kecil/elimiApa saja factor yang mempengaruhi buang air kecil/eliminasi urin?nasi urin? Jawab :

Jawab :

Hormone, suhu lingkungan, air yang dikonsumsi, konsumsi garam, dan Hormone, suhu lingkungan, air yang dikonsumsi, konsumsi garam, dan kondisi psikologi seseorang.

kondisi psikologi seseorang. 4.

4. Bagaimanakah susunan anatomi dan histology dari sistem urinaria?Bagaimanakah susunan anatomi dan histology dari sistem urinaria? Jawab :

Jawab : Anatomi

Anatomi : : terdiri terdiri dari dari 2 2 ren, ren, 2 2 ureter, ureter, 1 1 vesika vesika urinaria, urinaria, dan dan 1 1 urethra.urethra. Histology

(5)

5.

5. Mengapa urin berwarna kuning?Mengapa urin berwarna kuning? Jawab :

Jawab :

Karena adanya pigman urochrom dan urobilin. Karena adanya pigman urochrom dan urobilin. 6.

6. Hormone apa saja Hormone apa saja yang mempengaruhi produksi urin?yang mempengaruhi produksi urin? Jawab :

Jawab :

Hormone yang terlibat adalah hormone ADH, insulin, rennin, dan Hormone yang terlibat adalah hormone ADH, insulin, rennin, dan aldosteron.

aldosteron. 7.

7. Bagaimana proses pembentukan urin?Bagaimana proses pembentukan urin? Jawab :

Jawab :

Terdiri dari proses filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi. Terdiri dari proses filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi. 8.

8. Apa yang menyebabkan rasa tidak nyaman di area suprapubik ketikaApa yang menyebabkan rasa tidak nyaman di area suprapubik ketika menahan kemih?

menahan kemih? Jawab :

Jawab :

Karena adanya peregangan m. detrusor pada vesika urinaria yang terisi Karena adanya peregangan m. detrusor pada vesika urinaria yang terisi  penuh sehingga menimbulkan rasa tidak ny

 penuh sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman.aman. 9.

9. Apa saja komponen dalam urine normal?Apa saja komponen dalam urine normal?

95% air, hormone, zat buangan nitrogen, bahan keton, elektrolit berupa ion 95% air, hormone, zat buangan nitrogen, bahan keton, elektrolit berupa ion natrium, klor dan kalium.

natrium, klor dan kalium. 10.

10. Bagaimana mekanisme menahan kemih?Bagaimana mekanisme menahan kemih? Jawab :

Jawab :

Ketika vesika urinaria telah terisi penuh dan hipotalamus telah Ketika vesika urinaria telah terisi penuh dan hipotalamus telah memberikan sinyal ingin berkemih lalu spingter urethra interna telah memberikan sinyal ingin berkemih lalu spingter urethra interna telah membuka namun spingter urethra eksterna mengirimkan sinyal untuk membuka namun spingter urethra eksterna mengirimkan sinyal untuk menahan sehingga urin tidak di keluarkan.

(6)

11. Otot-otot apa saja yang berperan dalam perkemihan? Jawab :

m. detrusor, m. spingter urethra interna, m. spingter urethra eksterna. 12. Apa penyebab warna urin dapat berbeda-beda?

Jawab :

Urin normal berwarna kuning pucat hingga kuning gelap yang dipengaruhi  pigmen urochrom, yang tergantung bagaimana urin tersebut diencerkan atau dikonsentrasikan. Selain itu karena ada senyawa lain yang tergantung  pada makanan dan obat-obatan yang sedang dikonsumsi. Dan jika urin  berwana pink maka ada kemungkinan infeksi saluran kemih dan jika  berwarna kuning gelap akibat kurangnya minum air.

13. Organ apa saja yang berada pada area suprapubik? Jawab :

Colon sigmoid, vesica urinaria dan beberapa organ genitalia. 14. Mengapa saat suhu dingin urin banyak dikeluarkan?

Karena pori-pori tubuh mengecil, cairan tubuh yang seharusnya keluar melalui berkeringat beralih memjadi urin.

15. Mengapa setelah meminum segelas air jeruk, B langsung ingin berkemih. Sedangkan waktu berolahraga dan meminum segelas air mineral, B tidak ingin berkemih?

Jawab :

Karena saat berolahraga cairan dalam tubuh dibantu pengeluarannya melalui keringat. Sedangkan setelah minum air jeruk B tidak melakukan kegiatan yang membuatnya berkeringat sehingga vesika urinara terisi  penuh.

(7)

D. Analisis Masalah

1. Mekanisme rasa haus

Ginjal meminimalkan kehilangan cairan selama terjadi kekurangan air, melalui sistem umpan balik osmoreseptor-ADH. Akan tetapi, asupan cairan yang adekuat diperlakukan untuk mengimbangi kehilangan cairan yang terjadi melalui keringat dan napas serta melalui saluran pencernaan. Asupan cairan diatur oleh mekanisme rasa haus, yang bersama mekanisme osmoreseptor ADH, mempertahankan control osmolaritas cairan ekstrasel dan konsentrasi natrium secara tepat.

Pusat rasa haus pada sistem saraf pusat terdapat pada daerah kecil yang terletak anterolateral dari nucleus preoptik, yang bila distimulasi secara listrik, menyebabkan kegiatan ingin minum dengan segara dan  berlanjut selama rangsangan berlangsung. Selain itu pada daerah sepanjang dinding anteroventral dan ventrikel ketiga yang meningkatkan  pelepasan ADH juga merangsang rasa haus. Semua daerah ini bersama- bersama disebut pusat rasa haus.

 Neuron-neuron di pusat rasa haus member respon terhadap  penyuntikan larutan garam hipertonik dengan cara merangsang perilaku minum. Peningkatan osmolaritas cairan cerebrospinal di ventrikel ketiga member pengaruh yaitu menimbulkan keinginan untuk minum. 1

Tabel pengaturan rasa haus

Peningkatan Rasa Haus Pengurangan Rasa Haus ↑ Osmolaritas ↓ Osmolaritas

↓ Volume darah ↑ Volume darah ↓ Tekanan darah ↑ Tekanan darah ↑ Angiotensin ↓ Angiotensin II Kekeringan mulut Distensi lambung

(8)

2. Mekanisme berkemih

Urin yang dihasilkan oleh ginjal ditampung sementara di kandung kemih melalui ureter. Kandung kemih terdiri dari otot polos yang dilapisi oleh epitel khusus. Otot kandung kemih dapat teregang sedemikian, dan lipatan-lipatan di dalamnya menjadi rata sewaktu pengisian untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan.

Otot polos kandung kemih banyak mengandung serat parasimpatis, yang stimulasinya menyebabkan kontraksi kandung kemih. Jika saluran melalui uretra keluar terbuka maka kontraksi kandung kemih akan mengosongkan urin dari kandung kemih. Pintu kandung kemih dijaga oleh spingter uretra internus dan eksternus. Miksi atau berkemih diatur oleh dua mekanisme yaitu refleks berkemih dan control volunter.

a) Refleks Berkemih

Refleks berkemih terpicu ketika reseptor regang di dalam dinding kandung kemih terangsang. Kandung kemih pada orang dewasa dapat menampung hingga 250  –   400 ml urin sebelum tegangan di dindingnya mulai cukup meningkat untuk mengaktifkan reseptor regang. Semakin besar regangan melebihi ukuran maka semakin besar  pengaktifan reseptor. Serat-serat aferen dari reseptor regang membawa impuls ke medulla spinalis dan akhirnya melalui antarneuron, merangsang saraf parasimpatis untuk kandung kemih dan menghambat neuron motoris ke spingter eksternus. Stimulasi saraf parasimpatis kandung kemih menyebabkan organ ini berkontraksi kemudian spingter uretra internus terbuka. Secara bersamaan spingter uretra eksternus melemas karena neuron-neuron motoriknya dihambat. Kini, kedua spingter terbuka dan urin terdorong melalui uretra oleh gaya yang ditimbulkan oleh kontraksi kandung kemih. Refleks berkemih ini, yang seluruhnya adalah refleks spinal, mengatur pengosongan kandung kemih pada bayi.

(9)

 b) Control Volunter Berkemih

Selain memicu refleks berkemih, pengisian kandung kemih juga menyadarkan yang bersangkutan akan keinginan untuk berkemih. Persepsi penuhnya kandung kemih muncul sebelum spingter eksternus secara refleks melemas, member peringatan bahwa miksi akan segera terjadi. Akibatnya, control volunter berkemih yang dipelajari selama toilet training  pada masa anak-anak ini dapat mengalahkan refleks  berkemih sehingga pengosongan kandung kemih dapat berlangsung sesuai keinginan yang bersangkutan. Jika waktu refleks miksi tersebut kurang sesuai maka yang bersangkutan dapat dengan sengaja mencegah pengosongan kandung kemih dengan mengencangkan spingter eksternus dan diafragma pelvis. Impuls eksitatorik volunteer dari korteks serebri mengalahkan sinyal inhibitorik refleks dari reseptor regang ke neuron-neuron motorik yang terlibat sehingga otot spingter berkontraksi dan tidak ada urin yang keluar. 2

(10)

3. Factor-faktor yang mempengaruhi buang air kecil atau eliminasi urin

Factor-faktor yang mempengaruhi eliminasi urin menurut Tartowo dan Wartonah (2006) antara lain:

1) Pertumbuhan dan Perkembangan

Usia dan berat badan dapat mempengaruhi jumlah pengeluaran urin. Pada usia lanjut volume kandung kemih berkurang,

(11)

 perubahan fisiologis banyak ditemukan setelah usia 50 tahun. Demikian juga wanita hamil sehingga frekuensi berkemih juga akan lebih sering.

2) Sosiokultural

Budaya masyarakat di mana sebagian masyarakat hanya dapat  berkemih pada tempat tertutup dan sebaliknya ada masyarakat

yang dapat berkemih pada lokasi terbuka. 3) Psikologis

Pada keadaan cemas dan stress akan meningkatkan stimulasi  berkemih.

4) Kebiasaan seseorang

Misalnya seseorang hanya bisa berkemih di toilet sehingga sehingga ia tidak dapat berkemih pada pot urin.

5) Tonus otot

Eliminasi urin membutuhkan tonus otot kandung kemih, otot abdomen, dan pelvis untuk berkontraksi. Jika ada gangguan tonus otot, dorongan untuk berkemih juga akan berkurang. Salah satu  peristiwa awal adalah relaksasi otot-otot dasar panggul, hal ini

mungkin menimbulkan tarikan yang cukup besar pada otot detrusor untuk merangsang kontraksi.

6) Intake cairan dan makanan

Alcohol menghambat antideuritik hormone sedangkan kopi, teh, coklat dan cola (yang mengandung kafein) dapat meningkatkan  pembuangan dan ekskresi urin.

7) Kondisi penyakit

Pada pasien yang demam akan terjadi penurunan produksi urin karena banyak cairan yang di keluarkan melalui kulit. Peradangan dan iritasi organ kemih menyebabkan retensi urin.

8) Pembedahan

Penggunaan anestesi menurunkan filtrasi glomerulus sehingga  produksi urin akan menurun.

(12)

9) Pengobatan

Penggunaan deuritik meningkatkan output urin, anti kolinergik dan antihipertensi menimbulkan retensi urin.

10) Pemeriksaan diagnostic

Intravenous pyelogram dimana pasien dibatasi intake sebelum  prosedur untuk mengurangi output urin.

Rata-rata individu mengeluarkan urin sebanyak 1200-1500 ml selama 24 jam. Jumlah ini tergantung asupan cairan, respirasi, suhu lingkungan, muntah dan diare. 3

4. Susunan anatomi fisiologi dan histology sistem urinaria Anatomi sistem urinarius

1) GINJAL

Ginjal adalah organ retroperitoneal karena hanya permukaan anteriornya yang dilapisi oleh peritoneum dan permukaan posteriornya  berhadapan langsung dengan dinding posterior abdomen. Kutub superior dari ginjal kiri berada pada setinggi vertebra thorakal 12 dan kutub inferiornya di sekitar vertebra lumbal 3. Kutub superior dari ginjal kanan lebih rendah kurang lebih 2cm dari ginjal kiri untuk

(13)

mengakomodasi besarnya ukuran hepar. Sebuah kelenjar suprarenal  bertumpu pada setiap kutub superior dari ginjal.

Ginjal memiliki batas medial cekung yang disebut hilus di mana  pembuluh darah, saraf dan ureter terhubung ke gunjal. Hilus diteruskan

ke ruangan dalam pada setiap ginjal yaitu sinus renalis yang di dalamnya terdapat arteri dan vena renalis, jaringan limfe, saraf, pelvis renalis, calyx-calyx renalis, dan jaringan ikat adipose. Batas lateral ginjal berbentuk cembung.

Ginjal terdiri dari beberapa lapisan yaitu : 1. Kapsula fibrosa/ kapsula renalis

Terdiri dari jaringan ikat padat yang tidak teratur yang melekat  pada ginjal. Kapsula fibrosa ini mempertahankan bentuk ginjal, melindungi dari trauma dan mencegah pathogen memasuki ginjal.

2. Kapsula adipose/ lemak perirenal

Berada di luar dari kapsula fibrosa yang terdiri dari jaringan ikat adipose yang bervariasi ketebalannya, melapisi seluruh ginjal, dan berfungsi sebagai sekat dan bantalan ginjal.

3. Fascia renalis

Terletak di luar kapsula adipose yang terdiri dari jaringan ikat  padat tidak beraturan yang mengaitkan ginjal ke peritoneum

dan dinding posterior abdomen. 4. Lemak pararenal

Merupakan lapisan terluar ginjal terdiri dari jaringan ikat adipose yang terbentang antara fascia renalis dan peritoneum. Pada potongan koronal ginjal dapat terlihat lapisan luar (korteks renalis) dan lapisan dalam (medulla renalis), medulla cenderung  berwarna lebih gelap dari korteks. Korteks renalis mengalami invaginasi menjadi kolumna renalis menjorok ke medulla dan

(14)

membagi medulla menjadi pyramid-piramid. Ginjal orang dewasa  biasanya terdiri dari 8-15 piramid.

Darah dibawa ke ginjal melewati A.Renalis melewati A.aorta abnominalis setinggi vertebra L1 L2, A.renalis bercabang mencapai kurang lebih 5 A.segmentalis pada sinus renalis yang kemudian  bercabang menjadi A.lobaris dan bercabang lagi menjadi A.interlobaris selama masih di sinus renalis. A.interlobaris berjalan melewati columna renalis bertini menuju corticomedullaris junction dimana mereka bercabang menjadi A.Arcuata, arteri ini berjalan mengelilingi basis piramid medulla dan bercabang menjadi A.interlobularis yang menjulur ke korteks dan berjalan bergantian dengan Processus Ferreini, di korteks mereka memberikan cabang-cabang kecil yaitu arteriol afferen. Afferen yang masuk kedalam struktur renal corpuscle membentuk jaringan kapiler yang disebut glomerulus sebagian darah difiltrat disini, darah yang tidak difiltrat meninggalkan glomerulus melewati arteriol efferen yang pada nefron kortikalis akan bercabang menjadi kepiler peritubular di korteks ginjal sedangkan dan pada nefron juxtamedullaris bercabang menjadi kapiler vasa recta di medulla di kapiler inilah terjadi pertukaran gas, nutrisi, dan zat-zat sisa dari ginjal, kapiler peritubular dan vasa recta mengalami arus balik ke vena-vena renalis, yang terkecil adalah vena interlobularis yang berjalan berdampingan dengan A.interlobularis, V.interlobularis bergabung membentuk V.arcuata yang berjalan sepanjang basis piramid dan kemudian bergabung membentuk V.interlobaris yang berjalan menelusuri columna renalis bertini dan membentuk V.renalis yang bermuara ke V.cava inferior. Ginjal tidak memiliki V.segmentalis dan V.lobaris.

(15)

Nefron

 Nefron merupakan unit fungsional terkecil dari ginjal yang terdiri dari korpus Malpighi (glomerulus dan kapsula Bowman), tubulus kontortus proksimal, ansa henle segmen tebal descendens dan ascendens, tubulus kontortus distal, tubulus kolektivus, duktus kolektivus, dan duktus papailaris bellini. 4

(16)

2) URETER

Manunisa memiliki sepasang ureter. Kedua ureter merupakan saluran muscular yang terbentang dari ren ke facies posterior vesika urinaria. Setiap ureter mempunyai panjang sekitar 10 inchi (25 cm) dan mempunyai tiga penyempitan, yaitu:

 Di tempat pelvis renalis berhubungan dengan ureter

 Di tempat ureter melengkung pada waktu menyilang

aperture pelvis superior

 Di tempat ureter menembus dinding vesika urinaria.

Arteri yang memperdarahi ureter adalah : ujung atas diperdarahi oleh arteri renalis, bagian tengah ureter diperdarahi oleh arteri testicularis atau asteri ovarica, dan di dalam pelvis diperdarahi oleh arteri vesicalis superior. Sedangkan yang mempersarafi ureter adalah  plexus renalis, testicularis, dan plexus hypogastricus (di dalam pelvis). Serabut-serabut aferen berjalan bersama dengan saraf simpatis dan masuk medulla spinalis setinggi segmen lumbalis 1 dan 2. 5

(17)

3) VESIKA URINARIA

Vesica urinaria terletak tepat di belakang pubis di dalam cavitas  pelvis. Vesica urinaria yang kosong pada orang dewasa seluruhnya terletak di dalam pelvis, bila vesica urinaria terisi dinding atasnya terangkat sampai masuk region hypogastrium. Pada anak kecil, vesika urinaria yang kosong menonjol di atas aperture pelvis superior, kemudian bila cavitas pelvis membesar, vesika urinaria terbenam di dalam pelvis untuk menempati posisi seperti pada orang dewasa.

Vesica urinaria yang kosong berbentuk pyramid, mempunyai apex,  basis, sebuah facies superior, dua buah facies inferolateral dan

mempunyai collum.

Apex vesicae mengarah ke depan dan terletak di belakang pinggir atas symphysis pubis. Apex vesicae dihubungkan dengan umbilicus oleh ligamentum umbilicale medianum.

Basis,  atau facies posterior vesicae, menghadap ke posterior dan  berbentuk segitiga. Sudut superolateralis merupakan tempat muara

(18)

Facies superior vesicae  diliputi peritoneum dan berbatasan dengan lengkung ileum atau colon sigmoideum. Sepanjang pinggir lateral permukaan ini, peritoneum melipat ke dinding lateral pelvis.

Facies inferolateralis di begian depan berbatasan dengan bantalan lemak retropubica dan pubis. Lebih ke porterior, facies tersebut  berbatasan di bagian atas dengan musculus obturatorius internus dan

di bawah dengan musculus levator ani.

Collum vesicae berada di inferior dan terletak pada facies superior  prostat. Collum vesicae dipertahankan pada tempatnya oleh

ligamentum puboprostaticum pada laki-laki dan ligamentum  pubovesicale pada perempuan.

Vesica urinaria diperdarahi oleh arteri vesicalis superior dan inferior, cabang arteri iliaca interna. Sedangkan persarafannya berasal dari pleksus hypogastricus inferior. 5

4) URETRA

Uretra Maskulina

Uretra maskulina panjangnya sekitar 8 inchi (20 cm) dan terbentang dari collum vesicae urinaria sampai ostium uretra eksternum pada glands penis. Uretra maskulina dibagi menjadi tiga  bagian yaitu:

1. Uretra pars prostatica

Uretra pars prostatica mempunyai panjang kurang lebih 3cm dan berasal dari collum vesicae. Uretra pars prostaatica berjalan dari basis prostatae, selanjutnya di apex prostatae diteruskan sebagai uretra pars membranacea. Uretra pars prostatica merupakan bagian yang paling lebar dan berdiameter paling lebar dari seluruh bagian uretra.

(19)

2. Uretra pars membranacea

Memiliki panjang kurang lebih 1,25 cm dan terletak dalam diafragma urogenital serta dikelilingi oleh musculus spingter uretrae.

3. Uretra pars spongiosa

Panjangnya sekitar 15,75 cm dan dibungkus di dalam bulbus dan corpus spongiosum penis. 5

(20)

Uretra Feminina

Panjang uretra feminine kurang lebih 3,8 cm. uretra terbentang dari collum vesicae sampai ostium uretra eksternum yang bermuara ke vestibulum sekitar 2,5 cm distal dari clitoris. Uretra menembus musculus spingter uretra dan terletak tepat di depan vagina.

Histology Sistem Urinarius 1) GINJAL

(21)

Ginjal memiliki korteks di luar dan medulla pada bagian dalam. Medulla ginjal terdiri atas 8-15 struktur berbentuk kerucut yang disebut piramida ginjal, yang dipisahkan oleh penjuluran korteks yang disebut columna renalis. Setiap piramida medulla ditambah jaringan korteks di dasarnya dan di sepanjang sisinya membentuk lobus ginjal.

Setiap ginjal terdiri atas 1-1,4 juta unit fungsional yang disebut nefron. Cabang utama setiap nefron adalah:

 Korpuskel ginjal, yaitu pelebaran bagian awal korteks.

 Tubulus kontortus proksimal, yang terutama berada di korteks.  Bagian tipis dan tebal gelung nefron (ansa Henle) yang

menurun ke dalam medulla, dan menanjak kembali ke korteks.

 Tubulus kontortus distal.  Tubulus colligens

Tubulus colligens dari sejumlah nefron berkonvergensi ke dalam ductus colligens yang mengangkut urin ke calyx dan ureter. Nefron korteks berada hampir sepenuhnya di korteks sementara nefron  jukstamedular di dekat medulla memiliki gelung panjang di medulla.

(22)

Pada bagian awal setiap nefron terdapat sebuah korpuskel ginjal yang mengandung seberkas kapiler, glomerulus dan dikelilingi oleh simpai epitel berdinding ganda yang disebut simpai (Bowman) glomerular. Simpai Bowman terdiri dari lapisan internal (lapisan visceral) yang menyelubungi kapiler glomerulus dan lapisan parietal yang membentuk permukaan luar simpai Bowman. Di antara kedua lapisan tersebut terdapat ruang kapsular atau perkemihan yang menampung cairan yang di saring melalui dinding kapiler dan lapisan visceral. Pada korpuskel ginjal memiliki kutub vascular, tempat masuknya arteriol aferen dan keluarnya arteriol eferen, serta memiliki kutub tubular, tempat tubulus kontortus proksimal berasal.

Lapisan parietal simpai glomerular terdiri atas selapis epitel squamosa yang ditunjang lamina basal dan selapis tipis serat reticular di bagian luar. Di kutub tubular, epitelnya berubah menjadi epitel selapis kuboid yang menjadi ciri tubulus  proksimal.

Selama perkembangan embrional, epitel selapis pada lapisan parietal relative tidak mengalami perubahan, sedangkan lapisan visceral sangat termodifikasi. Sel-sel lapisan visceral ini yaitu podosit, memiliki badan sel yang menjulurkan beberapa  prosesus primer. Setiap prosesus primer menjulurkan banyak  prosesus sekunder, atau pedikel yang memeluk bagian kapiler glomerulus. Bahan sel podosit tidak berkontak dengan membrane basal kapiler, tetapi setiap pedikel berkontak langsung dengan struktur tersebut.

Pedikel ini saling mengunci dan membentuk celah-celah memanjang selebar lebih kurang 30-40 nm yang berfungsi sebagai celah filtrasi. Suatu diafragma semipermiabel tipis dengan ketebalan seragam merentangi prosesus yang  berdekatan dan menjembatani celah-celah filtrasi.

(23)

Di antara sel-sel endotel bertingkap dari kapiler glomerulus dan podosit yang menutupi bagian luarnya, terdapat membrane  basal glomerular. Membrane basal ini terbentuk dari penyatuan

lamina basal yang dihasilkan kapiler dan podosit dan dipertahankan oleh podosit.

Selain sel endotel kapiler dan podosit, korpuskel ginjal  juga mengandung sel mesangial yang menyerupai perisit dalam menghasilkan komponen suatu selubung lamina eksternal. Sel mesangial sulit dikenali.

2. Tubulus Kontortus Proksimal

 Keterangan: P = tubulus kontortus proksimal  D = tubulus kontortus distal

Di kutub tubular korpuskel ginjal, epitel skuamosa lapisan  parietal simpai Bowman berhubungan langsung dengan epitel kuboid tubulus kontortus proksimal. Sel-sel tubulus proksimal memiliki sitoplasma yang asidofilik yang di sebabkan adanya sejumlah besar mitokondria. Apeks sel memiliki banyak mikrovili panjang, yang membentuk suatu brush border untuk reabsorpsi.

(24)

Secara ultrastruktural, sitoplasma apical sel-sel ini memiliki  banyak lekuk dan vesikel di dekat dasar mikrovili, yang

mengindikasikan pinositosis aktif. 3. Gelung Nefron (Ansa Henle)

Tubulus kontortus proksimal berlanjut sebagai tubulus lurus yang lebih pendek dan memasuki medulla serta menjadi gelung nefron. Gelung ini merupakan struktur berbentuk U dengan segmen desendens dan segmen asendens, keduanya terdiri atas selapis epitel kuboid di dekat korrteks, tetapi berupa epitel skuamosa di dalam medulla. Di medulla luar, bagian lurus tubulus proksimal dengan diameter luar sekitar 60 mikrometer, tiba-tiba menyempit sampai sekitar 12 mikrometer dan  berlanjut sebagai segmen tipis desendens gelung nefron. Lumen pada segmen nefron ini lebar dan dindingnya terdiri atas sel epitel skuamosa dengan inti yang hanya sedikit menonjol ke dalam lumen.

Kira-kira sepertujuh dari semua nefron terletak dekat  perbatasan korteks-medulla sehingga disebut nefron  jukstamedular. Nefron jukstamedular biasanya memiliki gelung yang sangat panjang dan masuk jauh ke dalam medulla dengan

(25)

segmen lurus tebal di proksimal, segmen desendens dan asendens tipis yang panjang, dan segmen asendens tebal yang  panjang.

4. Tubulus Kontortus Distal dan Apparatus Juxtaglomerularis

Segmen tebal asendens gelung nefron menjadi lurus saat memasuki korteks, dan kemudian berkelok-kelok sebagai tubulus kontortus distal. Selapis sel kuboid tubulus tersebut  berbeda dengan sel kuboid tubulus kontortus proksimal karena lebih kecil dan tidak memiliki brush border. Karena sel-sel tubulus distal lebih gepeng dan lebih kecil daripada sel tubulus  proksimal, tampak lebih banyak inti di dinding tubulus distal

ketimbang di dinding tubulus proksimal. Sel-sel tubulus kontortus distal banyak mengalami invaginasi membrane basal dan mitokondria terkait yang serupa dengan mitokondria tubulus proksimal yang menunjukkan fungsi transport ionnya.

(26)

Bagian awal tubulus distal yang lurus berkontak dengan kutub vascular di korpuskel ginjal nefron induknya dan membentuk struktur khusus yaitu apparatus juxtaglomerularis. Di tempat kontak arteriol, sel-sel di tubulus distal menjadi kolumnar dan lebih erat terkemas dengan inti apical, kompleks golgi basal, dan sistem kanal dan pengangkut ion yang lebih rumit dan bervariasi. Bagian tebal dinding tubulus ini disebut macula densa. bersebelahan dengan macula densa, tunika media arteriol aferen juga termodiifikasi. Sel otot polos membentuk suatu fenotif sekretorik dengan inti yang lebih  bulat, RE kasar, komples Golgii dan granula zimogen dan disebut sel granular juxtaglomerular. Di kutub vascular juga terdapat sel lacis.

(27)

5. Tubulus dan Ductus Colligens

Urin mengalir dari tubulus kontortus distal ke tubulus colligens, bagian terakhir setiap nefron yang saling bergabung membentuk ductus colligens yang lebih besar dan lebih lurus,  berjalan di tepi piramida ginjal dan bermuara ke dalam calyx

minor. Tubulus colligens dilapisi epitel kubpid dan berdiameter sekitar 40 mikrometer. Sel-sel ductus colligens yang  berkonvergensi berbentuk kolumnar dan berdiameter ductus

Duktus colligens

(28)

mencapai 200 mikrometer di dekat puncak piramida medulla ginjal.

Di sepanjang perjalanannya, tubulus dan ductus colligens terutama terdiri atas epitheliocytus prinpalis (principal cell) yang terpulas lemah dengan sedikit organel dan mikrovili. Batas antarsel tersebut jelas terlihat dengan mikroskop cahaya. Sel yang tersebar di antara epitheliocytus principalis adalah epitheliocytus intercalates (intercalated cell) yang lebih gelap dengan lebih banyak mitokondria yang membantu mengatur keseimbangan asam basa dengan menyekresi H+ dan menyerap HCO3-.

2) URETER

Terdiri atas tiga lapisan yaitu tunika lapisan mukosa, muskularis dan tunika adventisia. Mukosa organ ini dilapisi oleh epitel transisional. Pada lapisan muskularisnya, bagian 2/3 atas tersusun oleh otot polos longitudinal pada bagian dalam dan sirkular pada bagian luar. Sedangkan pada bagian 1/3 bawah diluar lapisan otot sirkular terdapat lagi lapisan otot longitudinal. Pada tunika adventisia, terdiri atas jaringan ikat longgar dan banyak ditemukan pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfatik.

(29)

3) VESICA URINARIA (KANDUNG KEMIH)

Struktur histologis kandung kemih sama seperti pada ureter yaitu terdiri atas 3 lapisan. Namum pada kandung kemih tunika mukosanya dilapisi epitel transisional yang lebih tebal dibanding ureter. Pada keadaan penuh, sel pada bagian permukaan menjadi datar. Lamina  propria kandung kemih dan jaringan ikat ireguler padat submukosa  banyak vaskularisasi. Lapisan muskularis terdiri atas tiga lapisan yang tidak berbatas tegas, secara kolektif disebut otot detrusor. Ketiga lapisan otot ini terlihat paling jelas di leher kandung kemih dekat uretra.

(30)

4) URETRA

Uretra merupakan suatu saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke luar. Mukosa uretra memiliki lipatan longitudinal yang besar, yang memberikannya tampilan khusus dalam potongan melintang. Pada pria, dua duktus untuk transport sperma selama ejakulasi menyatukan uretra dengan kelenjar prostat. Uretra pria lebih panjang dan terdiri dari tiga segmen, yaitu :

 Uretra pars prostatica yang dilapisi oleh epitel transisional.  Uretra pars membranacea dilepisi oleh epitel silindris

 bertingkat/bertingkat semu.

 Uretra pars spongiosa dilapisi oleh epitel silindris

 bertingkat dan silindris berlapis serta epitel berlapis gepeng  pada bagian distal.

Uretra wanita awalnya dilapisi oleh epitel transisional, kemudian oleh epitel berlapis gepeng dan sejumlah area dengan epitel silindris  bertingkat. Bagian tengah uretra wanita di kelilingi oleh otot rangka

spingter uretra eksterna.6

(31)

5. Penyebab urin bisa berwarna kuning

Warna kuning pada urine disebabkan karena adanya suatu zat yang disebut urochrome (urobilinogen) yang merupakan turunan dari bilirubin.  Normalnya, zat tersebut memiliki warna bervariasi mulai dari kuning  pucat hingga amber tua. Warna urine sendiri tergantung dari konsentrasi urochrome di urine, jika sedikit mengkonsumsi cairan maka warna urine akan terlihat kuning tua, sebaliknya jika mengkonsumsi banyak cairan maka warnanya menjadi kuning muda (terkadang bahkan terlihat bening). Warna urine yang kuning muda juga dapat disebabkan karena mengkonsumsi obat diuretik yang merangsang tubuh untuk mengeluarkan  banyak cairan melalui urine. Urochrome sendiri sebenarnya adalah produk

hasil rombakan dari sel darah merah yang telah mati yang sebelumnya telah diproses di hati untuk mengalami proses detoksifikasi, baru kemudian disaring oleh ginjal dan akhirnya keluar melalui urine sekaligus  berperan dalam memberi warna urine itu sendiri. Warna urine tidak hanya dipengaruhi oleh urochrome, tetapi juga oleh makanan atau mungkin obat yang kita konsumsi. Contoh saja ketika banyak mengkonsumsi jus wortel maka urine akan berwarna oranye, jika mengkonsumsi Asparagus maka warna urine kamu akan menjadi lebih cerah sebagaimana mengkonsumsi vitamin-vitamin seperti vitamin B dan C. Obat-obatan seperti Rifamycin dapat membuat urine menjadi berwarna merah darah, pasien yang minum obat ini harus diberitahu kalau urine-nya akan berwarna merah darah, kalau tidak dia akan berpikir kalau air seninya mengandung darah. Warna urine juga merefleksikan kondisi kesehatan seseorang, sebagai contoh seperti yang telah dikatakan di atas bahwa warna merah darah dalam urine mengindikasikan bahwa orang tersebut menderita hematuria (urine mengandung darah). 7

(32)

6. Hormone yang mempengaruhi produksi urin

Hormon yang mempengaruhi produksi urin adalah: 1)  Norepinefrin dan epinefrin

Hormon ini dilepaskan dari medula adrenal. Hormon ini memberi sedikit pengaruh pada hemodinamika ginjal, kecuali pada kondisi ekstrim, seperti pada pendarahan hebat. Hormon ini memberikan efek berupa konstriksi arteriol aferen dan eferen sehingga menurunkan GFR dan RBF.

2) Endotelin

Hormon ini dihasilkan oleh sel endotel vaskuler ginjal atau  jaringan lain yang rusak. Jika pembuluh darah rusak, maka endotelnya pun akan rusak dan melepaskan endotelin. Hormon ini memiliki efek untuk vasokonstriktor kuat sehingga dapat mencegah hilangnya darah. Efeknya terhadap ginjal adalah menurunkan GFR.

3) Angiotensin II dan Aldosteron

Angiotensin II dapat merangsang sekresi hormon aldosteron oleh korteks adrenal. Keduanya memainkan peranan penting dalam mengatur reabsorpsi natrium oleh tublus ginjal. Bila asupan natrium rendah, peningkatan kadar kedunya akan merangsang reabsorpsi natrium oleh ginjal sehingga dapat mencegah kehilangan natrium yang besar. Sebaliknya, dengan asupan natr ium yang tinggi, penurunan pembentukan kedua hormon ini memungkinkan ginjal mengeluarkan natrium dalam jumlah besar. 4) Prostaglandin dan Bradikinin

Kedua hormon ini cenderung mengurangi efek vasokonstriktor ginja akibat aktivitas saraf simpatis, sehingga meningkatkan GFR. 5) Antideuritik Hormon (ADH)/ Vasopresin

ADH berperan dalam pengaturan konsentrasi urin, sehingga juga turut mengatur osmolaritas plasma dan konsenrasi natrium. Jika osmolaritas plasma meningkat di atas normal (zat terlarut dalam

(33)

cairan tubuh terlaru pekat), kelenjar hipofisis posterior akan terangsang untuk menyekresikan ADH. ADH akan meningkatkan  permeabilitas tubulus distal dan duktus koligentes terhada air sehingga meningkatkan reabsorpsi air dan mengurangi volume urin. Sebaliknya, jika terdapat kelebihan air di dalam tubuh (osmolaritas cairan ekstrasel menurun), sekresi ADH akan dikurangi. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya permeablitas tubulus distal & duktus koligentes terhadap air sehingga urin menjadi encer.8

7. Proses pembentukan urin

Darah yang mengalir ke ginjal normalnya sekitar 22% dari curah jantung atau sekitar 1100ml/menit.  Arteri renalis  memasuki ginjal melalui hilum dan kemudian bercabang-cabang secara progresif membentuk arteri interlobaris, arteri arkuata, arteri interlobularis dan arteriol aferen  yang menuju ke kapiler glomerulus, tempat sejumlah besar cairan dan zat terlarut (kecuali protein plasma) difiltrasi untuk pembentukan urin.

1) Filtrasi Glomerulus

Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan melalui kapiler glomerulus ke dalam kapsula bowman. Kapiler glomerulus relative impermeable terhadap protein, sehingga cairan cairan hasil filtrasi (filtrate glomerulus) pada dasarnya bebas protein dan tidak mengandung elemen selular, termasuk sel darah merah. 1

Cairan yang difiltrasi dari glomerulus ke dalam kapsul Bowman harus melewati tiga lapisan berikut yang membentuk membrane glomerulus, yaitu : (1) dinding kapiler glomerulus yang terdiri dari satu lapis sel endotel gepeng. Lapisan ini memiliki banyak pori besar yang menyebabkan 100 kali lebih permeable terhadap air dan zat terlarut daripada kapiler di bagian lain tubuh. (2) membrane basal yang merupakan lapisan gelatinosa aselular (tidak mengandung sel) yang

(34)

terbentuk dari kolagen dan glikoprotein yang tersisip di antara glomerulus dan kapsula Bowman. Kolagen menghasilkan kekuatan structural, dan glikoprotein menghambat filtrasi protein plasma yang kecil. (3) lapisan dalam kapsul Bowman yang merupakan lapisan yang terdiri dari podosit, sel mirip gurita yang mengelilingi glomerulus. Setiap podosit memiliki banyak foot process yang memanjang yang saling menjalin dengan foot process podosit sekitar, seperti anda menjalinkan jari-jari tangan anda ketika anda memegang bola dengan kedua tangan. 2

Konsentrasi isi filtrart glomerulus lainnya, termasuk sebagian besar garam dan molekul organic, serupa dengan konsentrasinya dalam  plasma. Pengecualian terhadap keadaan umum ini ialah beberapa zat dengan berat molekul yang ringan, seperti kalsium dan asam lemak, yang tidak difiltrasi secara bebas karena zat tersebut sebagian terikat  pada protein plasma. Hampir setengah dari kalsium plasma dan sebagian asam lemak plasma terikat pada protein, dan bagian yang terikat ini tidak difiltrasi dari kapiler glomerulus. 1

2) Reabsorbsi Tubulus

Selain zat sisa dan kelebihan bahan yang harus dikeluarkan oleh tubuh, cairan filtrasi juga mengandung nutrient, elektrolit, dan bahan lain yang dibutuhkan oleh tubuh. Bahan-bahan esensial yang terfiltrasi dikembalikan ke dalam tubuh melalui reabsorpsi tubulus.

Dari 125 ml/menit cairan yang terfiltrasi, biasanya 124 ml/menit direabsorbsi. Tubulus biasanya mereabsorpsi 99% dari H2O yang

(35)

Reabsorpsi tubulus melibatkan transpor transepitel, berikut tahapannya:

 Tahap pertama, bahan harus meninggalkan cairan tubulus

dengan melewati membrane luminal sel tubulus.

 Tahap kedua, bahan harus melewati sitosol dari satu sisi sel

tubulus ke sisi lainnya.

 Tahap ketiga, bahan harus melewati membrane basolateral

sel tubulus untuk masuk ke cairan interstisium.

 Tahap keempat , bahan harus berdifusi melalui cairan

interstisium.

 Tahap kelima, bahan harus menembus dinding kapiler

untuk masuk ke plasma darah.

Reabsorpsi tubulus adalah suatu proses yang sangat selektif. Terdapat dua jenis reabsorpsi tubulus yaitu reabsorpsi  pasif   dan reabsorpsi aktif , bergantung pada apakah diperlukan  pengeluaran energy local untuk mereabsorpsi bahan tertentu. Pada reabsorpsi pasif, semua tahap dalam transpor transepitel tidak ada  pengeluaran energy pada perpindahan nettokimia atau osmotic. Pada reabsorpsi aktif, dalam transport transepitel memerlukan energy karena melawan gradient elekrokimia. Bahan yang secara aktif direabsorpsi bersifat penting bagi tubuh, misalnya glukosa, asam amino, dan nutrient organic lainnya, serta Na+ dan elektrolit lain seperti PO43-. 2,9

(36)

Tabel tampat dan zat yang direabsorpsi

Tempat Zat yang direabsorpsi Tubulus kontortus proksimal Glukosa, asam amino,

ion-ion organic, air. Lengkung henle Ion natrium, air Tubulus kontortus distal Ion natrium, air

Duktus kolektivus Ion natrium, urea, air

3) Sekresi Tubulus

Seperti reabsorpsi tubulus, sekresi tubulus melibatkan transport transepitel, tetapi langkah-langkahnya dibalik. Sekresi tubulus adalah pemindahan diskret bahan dari kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus, menjadi mekanisme pelengkap yang meningkatkan eliminasi bahan-bahan dari dalam tubuh. Bahan-bahan penting yang disekresikan oleh tubulus adalah ion hydrogen (H+), ion kalium (K +), serta anion  dan kation organic, yang banyak di antaranya merupakan senyawa yang asing bagi tubuh. 2

8. Penyebab rasa tidak nyaman pada area suprapubik ketika menahan kemih Vesika urinaria adalah kantong berotot yang dapat mengempis, terletak 3 sampai 4 cm dibelakang simpisis pubis (tulang kemaluan). Vesika urinaria mempunyai 2 fungsi, yaitu :

a. Sebagai tempat penyimpanan urin sebelum meninggalkan tubuh.

 b. Dibantu uretra, vesika urinaria berfungsi mendorong urin keluar tubuh Retensi urin adalah penumpukan urine dalam vesika urinaria dan ketidakmampuan vesika urinaria mengosongkan isinya, sehingga menyebabkan overdistensi dari vesika urinaria. Kandungan urine normal

(37)

dalam vesika urinaria sebesar 250-450 ml, sampai batas jumlah tersebut urine merangsang refleks untuk miksi. Karena vesika urinaria terletak di daerah suprapubik, sehingga ketika vesika urinaria terisi penuh ia akan meregang sehingga menyebabkan rasa nyeri atau rasa tidak nyaman di daerah suprapubik tersebut.10

9. Komponen pada urin normal

Komposisi zat dalam urine bervariasi tergantung jenis makanan serta air yang diminumnya. Urine normal berwarna jernih transparan, sedang warna urine kuning muda berasal dari zat warna empedu (bilirubin darn  biliverdin). Urin normal pada manusia terdiri dari air, urea, asam urat,

amoniak, kreatinin, asam laktat, asam fosfat, asam sulfat, klorida, garam-garam terutama garam-garam dapur,dan zat-zat berlebihan dalam darah misalnya vitamin c dan obat-obatan. Semua cairan dan materi pembentuk urin tersebut berasal dari darah atau cairan intestinal. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, missal glukosa diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. (Kus Irianto, Kusno Waluyo, 2004). 11

KOMPONEN JUMLAH Asam urat 1,2 gr Ion bikarbonat 1,2 gr Kreatinin 2,7 gr Ion potassium 3,2 gr Ion sodium 4,1 gr Ion khlor 6,6 gr Urea 25,5 gr

(38)

10. Mekanisme menahan kemih

Sebanarnya mekanisme memahan kemih ini merupakan control volunter berkemih di mana yang bersangkutan dapat dengan sengaja mencegah pengosongan kandung kemih dengan mengencangkan spinter uretra eksternus dan diafragma pelvis. Impuls eksitatorik volunteer dari korteks serebri mengalahkan sinyal inhibitorik refleks dan reseptor regang ke neuron-neuron motorik yang terlibat sehingga otot-otot spingter uretra eksternus tetap berkontraksi dan tidak ada urin yang di keluarkan.

 Namun, berkemih tidak bisa ditahan selamanya. Karena kandung kemih terus terisi maka sinyal refleks dari reseptor regang meningkat seiring waktu. Akhirnya sinyal inhibitorik refleks ke neuron motorik spingter eksternus menjadi sedemikian kuat sehingga tidak dapat lagi diatasi oleh sinyal eksitatorik volunteer sehingga spingter melemas dan kandung kemih secara tak terkontrol mengosongkan isinya.

Ada sebuah kasus yaitu Inkontinensia urin, atau ketidakmampuan mencegah keluarnya urin, terjadi ketika jalur-jalur desendens di medulla spinalis yang memerantarai control volunteer spingter eksternus dan diafragma pelvis terganggu, misalnya pada cedera medulla spinalis. Karena komponen-komponen lengkung refleks berkemih masih utuh di medulla spinalis bawah, maka pengosongan kandung kemih diatur oleh refleks spinal yang tidak dapat dikendalikan, seperti pada bayi. Derajat inkontinensia yang lebih ringan yang ditandai oleh keluarnya urin ketika tekanan kandung kemih dengan mendadak meningkat, seperti ketika batuk atau bersin, dapat terjadi akibat gangguan fungsi spingter. Hal ini sering terjadi pada wanita yang pernah melahirkan atau pada pria yang spingternya mengalami cedera sewaktu pembedahan prostat. 2

(39)

11. Otot- otot yang berperan dalam perkemihan 1) Muskulus Detrusor pada kandung kemih

Kandung kemih merupakan suatu organ yang berfungsi untuk menampung urin sebelum di keluarkan melalui uretra. Di dalam kandung kamih terdapat susunan otot polos yang berlapis-lapis. Seperti karakteristik oto polos pada umumnya, otot kandung kemih dapat teregang sedemikian besar tanpa menyebabkan peningkatan tegangan dinding kandung kemih. Otot pada kandung kemih ini  banyak mengandung serat simpatis, yang stimulasinya

menyebabkan kontraksi kandung kemih.

2) Muskulus Sfingter Uretra Internus dan Eksternus

Sfingter adalah cincin otot yang ketika berkontraksi, menutup saluran melalui suatu lubang. Spingter uretra internus terdiri atas otot polos. Ketika kandung kemih melemas, susunan anatomic region sfingter uretra internus menutup pintu keluar kandung kemih. Di bagian lebih bawah saluran keluar, uretra dilingkari oleh satu lapisan otot rangka, yaitu sfingter uretra eksternus. Sfingter ini diperkuat oleh diafragma pelvis, suatu lembaran otot rangka yang membentuk dasar panggul dan membantu menunjang organ-organ  panggul. Dalam keadaan normal, ketika kandung kemih melemas dan terisi, baik sfingter internus maupun eksternus menutup dan menjaga agar urin tidak menetes. 2

12. Penyebab warna urin dapat berbeda-beda

Warna urin yang di keluarkan tergantung dari konsentrasi dan sifat  bahan yang larut dalam urin. Warna urin dapat berubah karena: obat-obatan, makanan, serta penyakit yang diderita. Urin normal berwarna putih  jernih, kuning muda atau kuning. Warna urin berhubungan dengan derasnya diueresis (banyak kencing), lebih besar dieresis warna urin lebih condong putih jernih. Warna kuning urin normal disebabkan antara lain

(40)

oleh urochrom dan urobilin. Pada keadaan dehidrasi atau demam, warna urin lebih kuning dan pekat dari biasanya. (Gandasoebrata,2006)

Adanya infeksi traktus urinarius urin akan berwarna putih seperti susu yang disebabkan oleh bakteri, lemak dan adanya silinder. Warna urin  patologis lain adalah:

1) Warna kuning coklat (seperti teh) penyebabnya adalah bilirubin. 2) Warna merah coklat penyebabnya hemoglobinuria dan popyrin 3) Warna merah dengan kabut coklat penyebabnya darah dengan

 pigmen-pigmen darah

4) Warna coklat hitam penyebabnya melanin dan warna hitam disebabkan oleh pengaruh obat-obatan. (Kee, Joyce LeFever, 1997). 12

13. Organ-organ yang berada pada area suprapubik

Area suprapubik/ region hipogastrik merupakan area di atas tulang kemaluan. Organ-organ yang berada pada area suprapubik adalah vesica urinaria dan ileum. 13

14. Mekanisme mengapa saat udara dingin urin banyak dihasilkan

Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air, maka pada saat cuaca  panas, tubuh berkeringat untuk menstabilkan suhu tubuh dan juga menjaga cairan dalam tubuh agar tetap normal. Dalam cuaca atau lingkungan sekitar yang dingin, tubuh manusia cenderung untuk tidak mengeluarkan  banyak keringat. Padahal tubuh membutuhkan jalan keluar cairan lain agar  jumlah cairan dalam tubuh tetap normal, salah satu caranya adalah dengan

lebih sering mengeluarkan cairan melalui urin.

Ketika berada dalam lingkungan atau udara yang dingin tubuh tetap  berusaha menstabilkan suhunya, sehingga manusia harus mengeluarkan kelebihan air dalam tubuh. Ketika cuaca dingin, tubuh bereaksi  berbeda terhadap produksi urin. Paparan dingin menyebabkan penurunan

(41)

aliran darah ke permukaan kulit yang menyebabkan penyempitan  pembuluh darah sehingga menghambat keluarnya cairan dalam tubuh dari hasil uap pembakaran energi, sehingga secara tidak langsung tubuh merespon dengan melepaskan cairannya melalui urin dan menjadikan manusia lebih sering buang air kecil. Saat cuaca dingin, alat eksresi ginjal lebih aktif mengeluarkan sisa metabolisme berupa air, garam mineral, dan urea sehingga membuat kantong kemih lebih cepat penuh. Kantong kemih yang sudah penuh akan mendesak katup uretra untuk mengeluarkan air seni.

Frekuensi buang air kecil pada saat cuaca dingin sangat berbeda pada setiap orang. Namun pada umumnya, wanita cenderung lebih dominan dari  pada pria dalam hal ini, ini disebabkan saluran kemih wanita lebih pendek dari saluran kemih laki-laki. Pria cenderung memakan waktu lebih lama untuk memenuhi kandung kemihnya sehingga mereka lebih jarang buang air kecil.

Meskipun begitu, intensitas buang air kecil yang meningkat selama udara dingin adalah suatu hal yang wajar. Karena ini adalah mekanisme  pertahanan tubuh terhadap udara dingin itu sendiri untuk menjaga suhu

tubuh tetap stabil. 14

15. Mengapa setelah meminum segelas air jeruk, B langsung ingin berkemih. Sedangkan waktu berolahraga dan meminum segelas air mineral, B tidak ingin berkemih?

Seperti kita tahu, bahwa cairan yang masuk dalam tubuh akan dikeluarkan kembali melalui organ tubuh untuk proses keseimbangan. Tubuh manusia membutuhkan keseimbangan antara pemasukan dan  pengeluaran. Cairan dimasukkan melalui mulut, atau secara parenteral dan

cairan meninggalkan tubuh dari saluran pencernaan, paru –  paru, kulit, dan ginjal.

1) Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal, kulit paru, dan gastrointestinal.

(42)

a. Ginjal

Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit. Hal ini terlibat pada fungsi ginjal, yaitu sebagai pengatur air,  pengatur konsentrasi garam dalam dara, pengatur

keseimbangan asam basa darah, dan ekskresi bahan  buangan atau kelebihan garam. Proses pengaturan kebutuhan kaseimbangan air ini diawali oleh kemampuan bagian ginjal, seperti glomerulus, dalam menyaring cairan. Rata-rata setiap satu liter darah mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui glomerulus, 10 persennya disaring keluar. Cairan yang tersaring (filtrat glomerulus), kemudian mengalir melaui tubuli renalis yang sel-selnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat dipegruhi okleh ADH dan aldosteron rata-rata 1 ml/kg/bb/jam.

 b. Paru-Paru

Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan insensible water loss kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan respons akibat perubahan upaya kemampuan bernapas.

c. Kulit

Kulit merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh vaso motorik dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan dengan cara vasodilatasi dan vasokonstriksi. Proses pelepasan  panas dapat dilakukan dengan cara penguapan panas. Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung pada  banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah

(43)

dalam kulit. Proses pelepasan panas lainnya dapat dilakukan melaui cara pemancaran panas keudara sekitar konduksi (yaitu, pengalihan panas kebenda yang disentuh), dan konveksi (yaitu, pengaliran udara panas kepermukaan yang lebih dingin). Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat dibawah pengendalian saraf simpatis. Melalui kelenjar keringat ini suhu dapat diturunkan dengan  jumlah air yang dapat dilepaskan, kurang lebih setengah liter sehari. Perangsangan kelenjar keringat yang dihasilkan dapat diperoleh melalui aktivitas otot, suhu lingkungan , dan kondisi sushu tubuh yang panas.

d. Gastrointestinal

Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernaan yang  berperan dalam mengeluarkan cairan melalui proses  penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan yang hilang dalam sistem ini sekitar 100-200 ml/hari. Hasil-hasil pengeluaran cairan adalah:

1. Urin

Pembentukan urine terjadi di ginjal dan dikeluarkan melalui vesika urinaria (kandung kemih). Proses ini merupakanproses pengeluaran cairan tubuh yang utama. Cairan dalam ginjal disaring pada glomerulus dan dalam tubulus ginjal untuk kemudian diserap kembali ke dalam aliran darah. Hasil ekskresi terakhir  proses ini adalah urine. Jika terjadi penurunan volume dalam sirkulasi darah, reseptor atrium jantung kiri dan kanan akan mengirimkan impuls kembali nke ginjal dan memproduksi ADH sehingga memengaruhi  pengeluaran urine.

(44)

2. Keringat

Keringat terbentuk bila tubuh menjadi panas akibat  pengaruh suhu yang panas. Keringat banyak mengandung garam, urea, asam laktat, dan ion kalium. Banyaknya jumlah keringat yang keluar akan memengaruhi kadar natrium.

Jadi, kondisi meminum air mineral yang banyak namun diiringi langsung oleh olahraga akan mempercepat regulasi cairan didalam tubuh lewat kulit untuk mengeluarkan keringat. Sedangkan jika kita meminum air namun tanpa melakukan aktivitas fisik yang memicu timbulnya regulasi cairan lewat keringat, makan akan diteruskan untuk dikeluarka. Lewat traktus urinarius, sehingga vesica urinaria cepat penuh dan menimbulkan rangsang untuk segera dikeluarkan, sehingga timbullah rasa ingin segera miksi. 15

(45)

Mind Mapping

ber

Haus

Minum Air Jeruk

Merasa Ingin

Berkemih

Menahan Kemih

Tidak Nyaman

di suprapubik

Berkemih

Urin berwarna Kuning

Mekanisme Kemih Hormon yang pengaruh

Seorang Mahasiswa

bernama B

Otot-otot yang berperan

(46)

DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton dan Hall.  Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . EGC : Jakarta; 2006. 2. Sherwood, Lauralee.. fisiologi manusia. EGC : Jakarta; 2011.

3. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-soesilowat-6105-3-babii.pdf Diakses pada tanggal 6 Maret 2017 pukul 15:00 WIB.

4. http://dokumen.tips/documents/anatomi-sistim-saluran-kemih.html Diakses pada tanggal 6 Maret 2017 pukul 15:35 WIB.

5. Snell, Richard S.  Anatotomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. EGC : Jakarta; 2006.

6. Mescher, Anthony L.  Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas. EGC: Jakarta; 2011.

7. Ganong, W.F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta; 2005.

8. www.matrapendidikan.com Diakses pada tanggal 6 Maret 2017 pukul 17:00 WIB.

9. http://www.softilmu.com/2015/01/proses-pembentukan-urin-ginjal-adalah.html Diakses pada tanggal 6 Maret 2016 pukul 14:15 WIB. 10. Watson, Roger. Anatomi dan Fisiologi. EGC : Jakarta; 2002.

11. www.jurnalhealthyscience.com Diakses pada tanggal 5 Maret 2017 pukul 19:20 WIB.

12. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-langgengse-5657-2-babii.pdf Diakses pada tanggal 6 Maret 2017 pukul 15:15 WIB. 13. http://fk.unand.ac.id/images/berita/2015/Blok/Penuntun_KK_Blok_1.4.pdf 

Gambar

Tabel pengaturan rasa haus
Tabel tampat dan zat yang direabsorpsi

Referensi

Dokumen terkait

Perkerasan kaku adalah konstruksi perkerasan yang terdiri dari plat beton yang tersambung atau menerus, tanpa/dengan tulangan, terletak diatas lapis

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Iuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat serta rahmatNya yang begitu besar sehingga penulis rnarnpu rnenyelesaikan

12 andika lubis Laki-laki 46 Undifferentiated Squamous cell carcinoma. 13 lubis Laki-laki 60

Kemudian laporan tersebut dikelola oleh PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) yang berfungsi sebagai pengelola dan penyampaian dokumen yang dimiliki oleh

Ekstrak n-heksana, diklorometana, dan metanol daun beluntas memiliki aktivitas sitotoksik yang potensial terhadap sel HeLa dengan IC 50 berturut-. turut 18,06 µg/ml, 74,56

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa metode isolasi seperti ini dapat berhasil dengan baik bila setiap pool mengandung paling sedikit 30 ekor serangga per spesies..

!epentingan smoke point dalam praktek ialah untuk menentukan kualitas kerosin yang penggunaan utamanya adalah sebagai bahan bakar lampu penerangan. !erosin yang

Menurut Dirjen Bina Produksi Hortikultura (2004) standar mutu yang berlaku sacara nasional adalah menurut Standar Nasional Indonesia, SNI 01-3164-1992 (Tabel 5), dimana syarat