• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN. Kementerian Pertahanan Negara ada di dalam Kementerian Keamanan Rakyat, yang dipimpin oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PEMBAHASAN. Kementerian Pertahanan Negara ada di dalam Kementerian Keamanan Rakyat, yang dipimpin oleh"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBAHASAN

3.1 Tinjauan Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan

Setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 roda pemerintahan segera bergerak, antara lain dengan pemindahan kekuasaan yang di selenggarakan dalam tempo sesingkat-singkatnya. Oleh karena itu panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI, segera menyusun kabinet pertama yaitu tipe Presidensial dan hasilnya diumumkan pada 19 Agustus 1945. Kabinet ini memiliki 15 Kementerian serta 5 Kementerian Negara, namun salah satu jabatan Menteri Negara lalu ditiadakan karena menteri yang bersangkutan yaitu AA Maramis diangkat menjadi Menteri Keuangan.

Pada kabinet pertama tersebut belum memiliki Menteri Pertahanan, dan fungsi Kementerian Pertahanan Negara ada di dalam Kementerian Keamanan Rakyat, yang dipimpin oleh Menteri Keamanan Rakyat, yakni Sodancho Suprijadi. Sebagaimana diketahui bahwa Suprijadi tidak pernah menduduki posisi sebagai Menhan dan selanjutnya posisi Menhan digantikan oleh Sulyadikusumo sebagai Menteri ad interim pada 20 Oktober 1945.

Pada masa kabinet Sjahrir ke-1 yaitu periode 14 November 1945-12 Maret 1946 fungsi pertahanan negara juga masih berada di bawah wewenang Menteri Keamanan Rakyat, yang dijabat oleh Mr. Amir Sjarifuddin. Namun pada kabinet

(2)

31 Sjahrir ke-2 periode 12 Maret – 2 Oktober 1946, dibentuk Kementerian Pertahanan yang dijabat oleh Mr. Amir Sjarifuddin.Di dalam kabinet ini fungsi pertahanan keamanan mulai ditekankan.

Dalam Perjalanannya, jabatan Menteri Pertahanan sering dijabat rangkap oleh satu orang, seperti PM Amir Sjarifuddin pada kabinetnya (3 Juli – 11 November 1947), yang menunjukan betapa pentingnya fungsi pertahanan negara dalam menghadapi beragam konflik yang terjadi pada saat itu.

Pada periode Kabinet Hatta ke-1 periode 29 Januari 1948 – 4 Agustus 1949, saat Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI dalam keadaan darurat akibat tekanan tentara Belanda, Wapres Drs. Moh.Hatta merangkap sebagai Menteri Pertahanan ad interim.Namun pada 15 Juli 1949 jabatan Menhan dipegang oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Sri Sultan juga menjabat Menhan pada masa Kabinet Hatta ke-2 dan Kabinet Republik Indonesia Serikat hingga 6 September 1950, dan kemudian menjabat lagi pada beberapa kabinet berikutnya hingga mundur atas permintaan sendiri pada 2 Juni 1953. Pada kabinet Pembangunan I di Era Orde Baru, mulai 6 Juni 1968 jabatan Menteri Pertahanan Keamanan dirangkap Persiden RI Jenderal TNI Soeharto.

Baru kemudian pada kabinet Pembangunan II periode 28 Maret 1973 – 29 Maret 1978, jabatan Menteri Pertahanan dan Keamanan diemban oleh satu orang, yakni oleh Jenderal TNI Maraden Panggabean. Selanjutnya pada Kabinet Pembangunan III periode 28 Maret 1978 – 19 Maret 1983, Menteri Pertahanan Keamanan merangkap Panglima ABRI diserahkan kepada Jenderal TNI M. Jusuf,

(3)

dan pada periode ini lahir UU Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara RI.

Pada kabinet berikutnya, periode 19 Maret 1983 – 23 Maret 1988 jabatan Menteri Pertahanan Keamanan RI di pegang oleh Jenderal TNI (Purn) Poniman.Seterusnya, Menhankam dijabat oleh Jenderal TNI (purn) LB Moerdani mulai tahun 1988 – 1993.Kemudian tahun1993 – 1998 Presiden Suharto mempercayai Jenderal TNI (purn) Edi Sudrajat sebagai Menteri Pertahanan Keamanan.

Menjelang detik-detik Reformasi, dimana selanjutnya Presiden RI Soeharto mengundurkan diri, Jenderal TNI Wiranto memegang jabatan sebagai Menteri Pertahanan Keamanan RI 14 Maret 1998 – 21 Mei 1998. Saat itu terjadi pergantian Presiden RI dari Presiden Soeharto kepada Wakil Presiden RI, B.J. Habibie. Kemudian, pada masa kabinet pertama Era Refromasi 22 Mei 1998 – 29 Oktober 1999 Jenderal TNI Wiranto tetap dipercaya untuk menduduki jabatan sebagai Menteri Pertahanan Keamanan.

Dalam perjalanannya, dimasa pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid yang akrab dipanggil Gus Dur, pada 1 Juli 2000 Kepolisian Negara Republik Indonesia resmi lepas dari Departermen Hankam, dan TNI menjadi lembaga otonom yang bertangung jawab langsung kepada Presiden RI. Pada era Kabinet yang dipimpin Gus Dur, pada 1 Juli 2000 Kepolisian Negara Republik Indonesia resmi dilepas dari Depertermen Hankam dan TNI menjadi lembaga otonom yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI. Pada era Kabinet yang di

(4)

33 pimpim oleh Gus Dur, Jabatan Menteri Pertahanan kembali dipegang oleh kalangan sipil,berasal dari kalangan akademisi, yaitu Prof. Dr. Juwono Sudarsono

periode 1999-2000, dan periode 26 Agustus 2000 – 14 Agustus 2001 dijabat oleh Prof. Dr. Mahfud M.D. Pada era kepemimpinan Megawati Soekarno Putri mulai 14 Agustus 2001 – 25 Oktober 2004 jabatan Menteri Pertahanan dipercayakan kepada H. Matori Abdul Djalil.

Pada masa Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I mulai 29 Oktober 2004 – 26 Oktober 2009 di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Prof. Dr. Juwono Sudarsono ditempatkan kembali sebagai Menteri Pertahanan RI. Sejumlah Rancangan Undang-undang (RUU) yang berkaitan dengan masalah “pertahanan” disusun dan di ajukan ke DPR untuk disahkan

menjadi UU, antara lain RUU Komponen Cadangan, RUU Keamanan Nasional, RUU Rahasia Negara, RUU Peradilan Milter dan RUU Veteran.

Selanjutnya pada Kabinet Indonesia Bersatu Ke II periode 2009 – 2014 yang kembali berada di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, jabatan Menhan dipercayakan kepada Prof. Dr. Ir. Purnomo Yusgiantoro, MA, Msc yang dalam Kabinet Indonesia Bersatu I menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral / ESDM dan Letnan Jenderal TNI Sjafrie Sjamsoeddin, MBA sebagai Wakil Menteri. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tanggal 6 November 2008 tentang Kementerian Negara, nama Departemen Pertahanan RI pun berubah menjadi Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.

(5)

Langkah-langkah dan sasaran kebijakan Kementerian Pertahanan sangat beragam, sangat tergantung situasi dan kondisi serta Pimpinan Negara saat itu dan siapa yang dipercaya sebagai Menteri Pertahanan.

Yang pasti, Kemhan RI, sejak era Proklamasi, masa Orde Lama, Orde Baru hingga di Era Reformasi, sekarang dan ke depan Kemhan senantiasa tetap pada posisi yang sangat strategis dan berperan penting dalam menjaga keamanan Negara dan keselamatan bangsa, serta kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.

Menteri Pertahanan saat ini, di era Kabinet Kerja periode tahun 2014-2019 adalah Jenderal Purnawirawan Rymizard Ryacudu, merupakan salah satu pejabat negara dari kalangan Militer yang memipmpin Kementeran Pertahanan Republik Indonesia saat ini. Dengan berlatar belakang Akademi Militer dan mantan Kepala Staf Angkatan Darat (4 Juni 2002-5 Februari 2005) serta memiliki keilmuan di bidang pertahanan tersebut dipercaya untuk memimpin Kementerian Pertahanan yang sarat dengan permasalahan strategis.

3.1.2 Visi dan Misi

a. Visi

Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, Mandiri

dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. a. Misi

(6)

35 wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional.

(7)

3.1.3 Logo dan Artinya

Gambar III.1 Logo Perusahaan

Sumber : (www.google.com)

a. Pengertian.

Logo yang dimaksud dalam surat keputusan ini adalah huruf / lambang yang mengandung makna tersendiri atas suku kata atau lebih sebagai lambang dan merupakan suatu tanda kebanggaan yang menyatakan Organisasi, Peran, Fungsi dan Tugas di lingkungan Kementrian Pertahanan.

b. Bentuk, Tata Warna dan Ukuran

Bentuk Logo Departemen Pertahanan berbentuk Bulat dengan tata warna gambar merupkan kombinasi dari enam warna terdiri atas : Merah, Putih, Biru Tua, Kuning, hitam dan Hijau dengan ukuran besar lingkaran 7 cm.

c. Arti / Makna

1. Bentuk bulat dan berwarna biru tua serta didalamnya terdapat untaian tambang melingkar, gambar Garuda Pancasila, Bendera Merah Putih, Peta Indonesia, Bintang, Jangkar dan Burung Garuda melambangkan Bangsa Indonesia yang memproklamirkan Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 bertekad bulat untuk membela, mempertahankan dan menegakkan

(8)

37 kemerdekaan serta kedaulatan negara dan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, karena aspek pertahanan merupakan faktor yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup bernegara.

2. Untaian tambang melingkar mengandung arti bahwa dengan keutuhan dan jiwa korsa yang kuat dapat terpelihara dan terjaga dengan sebaik-baiknya oleh suatu Angkatan Perang yang kokoh, utuh dan jaya.

3. Garuda Pancasila Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Bendera Merah Putih adalah Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia. 5. Peta Indonesia melambangkan wilayah kedaulatan Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang harus dipertahankan keutuhannya.

6. Bintang bersudut lima melambangkan Ketentaraan Indonesia Angkatan Darat/TNI AD, dalam filsafat ketimuran melukiskan “Kesejatian” serta senantiasa menjunjung cita-cita

tinggi ialah Keluhuran Nusa dan Bangsa serta keprajuritan yang sejati dalam semboyan “Kartika Eka Paksi”.

7. Jangkar bagi TNI AL melambangkan kekuatan, ketepatan, keamanan dan pengharapan dengan menjaga Lautan Indonesia. TNI AL menjamin kemakmuran dan kesejahteraan dengan semboyan “Jales Veva Jaya Mahe” berarti “Justru dilautan kita menang”.

8. Burung Garuda melukiskan TNI AU dengan sayap Terbentang menggambarkan bahwa TNI AU senantiasa waspada dan siap sedia mempertahankan Dirgantara Indonesia dengan semboyan “Swa Bhuwana Paksa” yang berarti “Sayap Tanah Air”.

(9)

3.1.4 Tugas dan Fungsi Humas Kementerian Pertahanan

Tugas dan Fungsi Pusat Komunikasi Publik menurut Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014, adalah:

a. Pusat Komunikasi Publik selanjutnya disebut Puskompublik adalah unsur pendukung pelaksana tugas dan fungsi pertahanan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekjen.

b. Pusat Komunikasi Publik dipimpin oleh Kepala Pusat Komunikasi Publik disebut Kapuskompublik.

Pusat Komunikasi Publik mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Kementerian di bidang informasi penyelenggaraan pertahanan negara.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Puskompublik menyelenggarakan fungsi: 1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang informasi pertahanan

dan dokumentasi;

2. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang pemberitaan, opini dan kerjasama informasi pertahanan;

3. Pelaksanaan dan evaluasi kebijakan teknis di bidang pemberitaan, opini dan kerjasama informasi pertahanan;

4. Pelaksanaan bimbingan, supervisi teknis dan pengendalian di bidang pemberitaan, opini dan kerjasama informasi pertahanan; dan

(10)

39 5. Penyiapan bahan perencanaan program dan anggaran, evaluasi dan laporan, pembinaan

kepegawaian, data dan kepustakaan, ketatalaksanaan dan kelembagaan serta ketatausahaan dan kerumahtanggaan Puskompublik.

Puskompublik terdiri atas: 1. Bagian Tata Usaha; 2. Bidang Pemberitaan; 3. Bidang Opini;

4. Bidang Kerjasama Informasi; dan 5. Kelompok Jabatan Fungsional.

(11)

3.1.5 Struktur Organisasi

Gambar III.2 Printscreen Struktur Organisasi

Sumber : (www.kemhan.go.id/puskompublik/struktur-organisasi)

KAPUSKOM PUBLIK KEMHAN Brigjen TNI Totok Sugiharto, S.Sos.

(12)

41

3.2 Proses Kerja Program Publik Relations 1.2.1 Perencanaan

a. Analisis Situasi

Menurut Key Informan Letkol Inf Susilo Wardoyo dalam proses peningkatan citra positif di Kementerian Pertahanan, dapat diidentifikasi dari adanya laporan pengaduan masyarakat terkait kinerja perusahaan. Kemudian laporan tersebut dikelola oleh PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) yang berfungsi sebagai pengelola dan penyampaian dokumen yang dimiliki oleh badan publik sesuai dengan amanat UU 14/2008 tentang keterbukaan informasi yang kemudian pengaduan tersebut diteruskan kepada pihak yang bersangkutan.Dari beberapa media sosial yang digunakan Kementerian Pertahanan, dipilihlah media sosial facebook sebagai media sosial yang mudah dan paling banyak digunakan masyarakat.Adapun analisis SWOT yang digunakan

1. Strenght

Menurut Letkol Inf SusiloWardoyo harus didasari oleh Sumber Daya Manusia yang berkompeten dalam hal ini berhubungan dengan kecermatan dalam menggunakan media sosial khususnya facebook.Karyawan Kementerian Pertahanan memiliki kompetensi tersebut.

2. Weakness

Menurut Letkol InfSusilo Wardoyo banyak dari publik yang belum mengetahui informasi berkenaan profil, program atau kegiatan yang ada di Kementerian Pertahanan sehingga minat atau daya tarik terhadap kementerian dirasa kurang.

(13)

3. Opportunity

Menurut Letkol Inf Susilo Wardoyo pada jaman modern saat ini, media sosial facebook lebih banyak diminati di kalangan masyarakat. Sehingga dalam proses penyampaian informasi dapat berjalan efisien.

4. Threat

Menurut Letkol Inf Susilo Wardoyo pada kegiatan tersebut yang berkaitan dengan media sosial facebook terkadang banyak dari publik yang sudah terlanjur percaya dengan berita yang di unggah dan penyebaran berita yang dianggap salah tersebut cukup cepat berkembang melalui media sosial.

b. Tujuan Program

Menurut Key Informan Letkol Inf Susilo Wardoyo kegiatan yang dilakukan ini guna mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Diharapkan media sosial facebook bisa membantu berjalannya kegiatan ini yang mana kemajuan tekhnologi saat ini berkembang sangat cepat.

c. Target Audience atau Khalayak

Menurut Key Informan Letkol Inf Susilo Wardoyo terdapat dua khalayak sasaran dalam penggunaan media sosial facebookyaitu :

1. Primer

a. Demografi : Netizen Indonesia berusia kisaran 20-40 tahun b. Geografi : Seluruh masyarakat Indonesia

c. Psikografi : Biasanya kaum pria lebih mengerti dan antusias tentang kegiatan kemiliteran seperti pembelian Alutsista, pengadaan kapal perang.

(14)

43 2. Sekunder

Karyawan atau para staf yang ada di Kementerian Pertahanan yang belum tentu update informasi berkenaan dengan kegiatan perusahaan dikarenakan satuan kerja yang luas.

a. Pesan

Menurut Key Informan Letkol Inf Susilo Wardoyo diharapkan pada tiap-tiap kelompok seperti masyarakat untuk tidak mudah percaya berita yang ada di media sosial yang belum tentu kebenarannya. Untuk kelompok satuan kerja diharapkan tetap mendukung satu sama lainnya dan berpegang teguh dengan bhineka tunggal ika.

b. Strategi dan Taktik

Menurut Key Informan Letkol Inf Susilo Wardoyo guna meningkatkan citra positif di Kementerian Pertahanan dapat dilihat seperti berikut :

Tabel III. 1 Strategi dan Taktik

Strategi Taktik

Penggunaan Media Sosial

Facebook

 Mempublikasikan kegiatan Bhakti Sosial yang sudah dilakukan pada tanggal 12 Juli 2018 di perbatasan Merauke.

 Mengunggah foto kegiatan seperti pengobatan massal, pemberian sembako, dan penyuluhan hukum di Merauke

 Mengunggah video yang berisikan para partisipan seperti dari TNI AU Merauke, MAKOREM 174 ANIM TI WANINGGAP yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan di Merauke

(15)

c. Media

Menurut Key Informan Bapak Susilo kegiatan yang dilakukan guna meningkatkan citra di Kementerian Pertahanan kali ini melalui media sosial facebook.Hal ini dianggap tepat

dikarenakan facebook bisa dioperasikan melalui telepon genggam atau perangkat komputer. d. Anggaran

Menurut Key Informan Bapak Susilo dalam perhitungan anggaran kegiatan terdapat pada laporan program kerja yang biasanya disusun oleh satuan kerja terkait yang kemudian di ajukan kepada yang berwenang.

e. Kriteria Evaluasi

Menurut Key Informan Bapak Susilo keberhasilan dalam meningkatkan citra postif dari masyarakat bisa terlihat dari beberapa penilaian seperti :

Tabel III.2 Kriteria Evaluasi

Strategi Tujuan Indikator

Penggunaan facebook Memberikan informasi terkait dengan kegiatan yang dilaksanakan di Kementerian Pertahanan

 Mengunggah foto dan video terkait kegiatan.

 Mencantumkan perihal tentang kementerian seperti alamat, kontak, website.

 Terdapat tools seperti kolom menyukai, mengikuti, bagikan.

(16)

45

3.2.2 Pelaksanaan

Media sosial facebook menjadi tempat penginformasian kegiatan yang dilakukan pada bulan Juli lalu oleh Kementerian Pertahanan.Adapun kegiatan di Kementerian Pertahanan Republik Indonesia yakni melaksanakan Bhakti Sosial di daerah perbatasan yang dilaksanakan pada hari Kamis (12/07/2018) bertempat di depan kantor Distrik Munting Kabupaten Merauke. Bhakti Sosial meliputi pengobatan massal dengan memberikan obat-obatan dan pemberian sembako dan penyuluhan hukum, dengan tujuan memberikan bantuan kesehatan dalam rangka mendukung kegiatan Pengamanan dan Pemberdayaan Wilayah Pertahanan (PPWP) di daerah perbatasan. Tim dari Kementerian Pertahanan dipimpin oleh Dirkes Ditjen Kuathan Kementerian Pertahanan RI Laksma TNI dr. Arie Zakaria, Sp., OT dengan membawa tim kesehatan dan penyuluhan hukum serta didukung oleh Korem 174/ATW, Kodim 1707/Merauke, Tenaga Kesehatan dari satuan TNI jajaran Merauke dan Satgas Pamtas RI-PNG Yonif Raider 323/Buaya Putuh Brigif 13 Divisi 1 Kostrad serta Tenaga Kerja Kesehatan dari Puskesmas Muting.

Terdapat beberapa tim yang ditugaskan pada acara tersebut, tidak hanya tim yang bertugas melaksanakan kegiatan seperti pengobatan massal adapun tim yang bertugas sebagai media peliputan atau dokumentasi. Hal ini dikarenakan banyaknya dari kegiatan yang dilaksanakan di Kementerian Pertahanan yang nantinya setelah kegiatan selesai akan di unggah ke website kementerian dan media sosial yang dimiliki contohnya facebook. Sehingga publik dapat melihat kegiatan atau program yang sudah dilakukan dengan disertai bukti foto dan video.

(17)

Perihal dengan tim yang melakukan tugas dan peranannya masing-masing, banyak dari satuan kerja yang bekerja sama dengan baik sehingga kegiatan yang sudah dilakukan dapat berjalan lancar. Berawal dari tim pembuatan program Bhakti Sosial, tim pelaksana dilapangan, dan tim peliputan atau dokumentasi yang masing-masing sudah memiliki tanggung jawab kerja. Hal-hal berkaitan diatas akan memudahkan penyampaian informasi tentang Kementerian Pertahanan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat merasa keingintahuannya tentang perusahaan terpenuhi. Hal ini juga yang dirasa akan membantu Kementerian Pertahanan dalam meningkatkan citra positif di masyarakat.

(18)

47

3.2.3 Evaluasi

Menurut Key Informan Letkol Inf Susilo Pengguna media sosial facebookyang mayoritas usia produktif terlebih didominasi kaum laki-laki yang memahami benar apa isi atau profil dari Kementerian Pertahanan tersebut.Facebook sebagai media monitoring proses penyampaian pesan perusahaan dengan masyarakat yang menentukan apakah informasi yang disampaikan berjalan lancar atau tidak. Bertambahnya like, subscribe, bahkan banyaknya komentar berkenaan dengan kegiatan yang sudah dilakukan tersebut merupakan apresiasi dari kepercayaan masyarakat yang mulai kembali terhadap instansi pemerintah ini.

Menurut Informan Bapak Megi Primagara penggunaan media sosial facebook dirasa cukup efektif, dikarenakan penggunaannya yang mudah dan dapat digunakan dimana saja.Terdapat isi pesan yang bisa dipahami oleh masyarakat dengan didukung oleh gambar atau video.Adanya sarana pendukung seperti kolom komentar yang berguna untuk masyarakat yang ingin memberikan kritik dan saran hal ini sangat memudahkan publik menyampaikan pendapatnya atau masukan kepada Kementerian Pertahanan.

(19)

3.3 Kendala dan Pemecahan Kendala

Kendala yang dihadapi ketika menggunakan media sosial facebook yaitu kurangnya respon masyarakat seperti memberikan komentar, menyukai halaman, yang lebih banyaknya hanya membagikan ke akun media sosial lainnya tanpa tahu apa isi dari berita tersebut. Sehingga memungkinkan berita yang ingin disampaikan kurang efektif .Adanya informasi yang disalahgunakan untuk kepentingan-kepentingan tertentu.Kurangnya pemahaman dari publik tentang apa itu Kementerian Pertahanan, sehingga banyak dari publik yang menganggap Kementerian Pertahanan hanya terpaku dengan kegiatan militernya saja.

Pemecahan

Mudahnya akses internet saat ini menjadi tujuan utama dari Puskom Publik Kementerian Pertahanan dalam mengembalikan kepercayaan masyarakat. Digunakannnya beberapa fasilitas media sosial selainfacebook adapun seperti twitter, youtubeyang digunakan guna penyebaran informasi sehigga dapat langsung diterima oleh masyarakat dengan waktu yang singkat. Meningkatkan sumber daya manusia yang dirasa menjadi faktor penting dalam keberhasilan setiap kegiatan.Lebihmengedepankan ikatan emosional pada seluruh satuan kerja yang ada di Kementerian Pertahanan sehingga terjalin komunikasi yang kuat yang berlandaskan Pancasila.

Gambar

Gambar III.2 Printscreen Struktur Organisasi
Tabel III. 1 Strategi dan Taktik
Tabel III.2 Kriteria Evaluasi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jumlah demand yang berpotensi menggunakan BST Koridor 1 pada sekolah, menentukan besarnya ATP dan WTP dari demand

Pemilihan warna orange pada logo sebagai warna utama,dipilih karena merupakan refresentasi dari warna kompresor pada umumnya, serta masyarakat sudah akrab dengan

Untuk mengetahui pengaruh Financial Stability, Financial Target, Personal Financial Need, Nature of Industry, Effective Monitoring, Pergantian Auditor secara simultan

Data yang telah disimpan pada Firebase Realtime Database akan diolah oleh Firebase Cloud Function untuk membuat sebuah kondisi berdasarkan nilai yang terdapat

Tahapan pelaksanaan KLHS diawali dengan penapisan usulan rencana/program dalam RPI2-JM per sektor dengan mempertimbangkan isu-isu pokok seperti (1) perubahan

Oleh karena itu, perlu adanya sistem sarana pembelajaran e-education yang berbasis multimedia agar dapat membantu mahasiswa untuk menyelesaikan masalah tersebut, serta

Hal mi berarti meninggalkan tanaman tetap di dalam tanah setelah tanaman mencapal ukuran tertentu (untuk ubi lalar dan taro) dan telah masak (untuk kentang). Ubi jalar akan

Penelitian empiris ini bertujuan untuk menganalisis peran instrumen ekonomi dalam bentuk pajak karbon atau pajak emisi terhadap bahan bakar yang berbasis fossil melalui model