PERANAN PAJAK EMISI GAS CO
2BAHAN BAKAR FOSIL
DALAM MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN.
”SUATU PERSPEKTIF UNTUK INDONESIA”
KEMAS FACHRUDDIN
SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007
ABSTRAK
KEMAS FACHRUDDIN. Peranan Pajak Emisi Gas CO2 Bahan Bakar Fosil Dalam Mengurangi Dampak Lingkungan. ”Suatu Perspektif Untuk Indonesia”. AKHMAD FAUZI sebagai ketua; AHMAD BEY, dan SURJONO H.SURTJAHJO, sebagai anggota komisi pembimbing
Pada tahun 2001 Indonesia termasuk peringkat ke 21 sebagai negara penghasil emisi gas CO2 terbesar. Pada tahun 1990 total emisi gas CO2 yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil adalah sebesar lebih kurang 83,8 juta ton dan diperkirakan pada akhir tahun 2020 total emisi tersebut menjadi 368,3 juta ton. Pada saat ini belum ada peraturan baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan pemerintah yang mengatur secara khusus untuk mengatasi laju pertumbuhan emisi tersebut.
Ada beberapa pendekatan didalam mengatasi masalah emisi gas CO2 yaitu melalui instrumen regulasi (command and control) atau melalui instrumen ekonomi (market based instrument). Berdasarkan pengalaman dari beberapa negara maju instrumen ekonomi dalam bentuk pajak karbon atau pajak emisi lebih banyak disukai dibandingkan dengan pendekatan regulasi.
Penelitian empiris ini bertujuan untuk menganalisis peran instrumen ekonomi dalam bentuk pajak karbon atau pajak emisi terhadap bahan bakar yang berbasis fossil melalui model DICE yang telah dimodifikasi. Model DICE disebut juga ”Three Box Model” atau yang dikenal dengan ”Two Folded” model.
Hasil output model dengan menggunakan berbagai nilai rate of social
preference (R) menunjukkan bahwa pajak optimal untuk bahan bakar minyak
dan batubara yang sesuai adalah dengan menggunakan nilai R sebesar 5%. Besarnya pajak karbon per ton dalam kondisi optimal untuk periode 1990-2019 adalah sebesar 3,90-40,35 dolar Amerika atau sebesar 1,06 -11,00 dolar Amerika per ton untuk emisi gas CO2. Harga tersebut ekivalen dengan 0,002 -0,024 dolar Amerika per liter bahan bakar minyak dan untuk batubara berada pada kisar 1,95 -20,25 dolar Amerika per ton.
Output model menunjukkan bahwa pajak karbon atau emisi dengan skenario optimal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan masyarakat relatif terhadap skenario ”Base Case”, justru menunjukkan sebaliknya. Pada skenario optimal abatement cost berkisar antara 0,1-6,7 % GDP untuk periode 1990-2019. Jika pemerintah menggunakan kebijakan instrumen pajak dengan skenario optimal, maka penerimaan pajak emisi diperkirakan berkisar antara 457,6 – 2.362,8 juta dolar Amerika untuk periode 1990 -2019. Penerimaan tersebut terdiri dari penerimaan yang berasal dari bahan bakar minyak sebesar 376,1-1.585,6 juta dolar Amerika dan dari batubara berkisar 81,4 – 777,2 juta dolar Amerika.
ABSTRACT
KEMAS FACHRUDDIN. Role of CO2 Gas Emission Tax On Fossil Fuel In Reducing Environmental Impact. “A Perspective for Indonesia”. AKHMAD FAUZI as Chairman; AHMAD BEY, and SURJONO H.SURTJAHJO, as Members of the advisory Committee.
In the year 2001, Indonesia was ranked 21 st in producing CO2 emission. In 1990 total emission of CO2 from the burning of fossil fuel was estimated 83.8 million tones and at the end of year 2020 the total emission will be 368.3 million tones. Currently, Indonesia has no specific regulation for controlling CO2 emission either in form of act or government regulation.
Some approaches in controlling such emissions are through command and
control and or market based instrument (sometimes this term is called economic
instrument). Based on experience from developed countries, economic instrument in the form of carbon tax or emission tax is preferred due to it’s effectiveness compared with the common and control instrument.
This empirical study is intended to analyze role of economic instrument in forms of a carbon or emission tax on the energy of fossil fuel through modified DICE model. DICE model is also called a “Three –Box Model” or “Two Folded
Model”
By using some of rate of social preference (R), model outcome suggests that appropriate optimal taxes for petrol and coal are if model using value of R5%. Value of carbon tax per ton in optimal condition for period of 1990-2019 having range $US3.90 – 40.35 or $US1.06 -11.00 USD CO2 emission per ton. The price is equivalent to $US 0.002 – 0.024 per liter petrol and $US 1.95 -20.25 per ton coal.
Based on the output model its indicated that carbon or emission tax with optimal scenario has no significant impact on income per capita relative to “Base
Case”. Shall the government apply tax instruments with optimal scenario,
revenue of emission taxes will fall between $US 457.6 – $US 2,362.8 million for period 1990-2019. The revenue consists of $US 376.1 – US$ 1,585.6 million generated from petrol and $US 81.4 – $US 777.2 million from coal.
xvi
© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007 Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi dengan judul “ Peranan Pajak Emisi Gas CO2 Bahan Bakar Fosil Dalam Mengurangi Dampak Lingkungan: “Suatu Perspektif Untuk Indonesia “ adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir disertasi ini.
Bogor, Agustus 2007
Kemas Fachruddin Nrp : P 062034254/PSL
PERANAN PAJAK EMISI GAS CO
2BAHAN BAKAR FOSIL
DALAM MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN.
”SUATU PERSPEKTIF UNTUK INDONESIA”
KEMAS FACHRUDDIN
Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada
Bidang Pengelolaan Lingkungan dan Sumberdaya Alam
SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007
Judul Disertasi : Peranan Pajak Emisi Gas CO2 Bahan Bakar Fosil Dalam Mengurangi Dampak Lingkungan. ”Suatu
Perspektif Untuk Indonesia”
Nama Mahasiswa : Kemas Fachruddin Nomor Pokok : P 062034254
Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Disetujui Komisi Pembimbing
Prof.Dr.Ir Akhmad Fauzi Syam, M.Sc Ketua
Prof.Dr.Ir Ahmad Bey,M.Sc Dr.Ir Surjono H.Sutjahjo,M.S Anggota Anggota
Plh.Ketua Program Studi Pengelolaan Dekan Sekolah Pascasarjana Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Dr.Ir Etty Riani,MS Prof.Dr.Ir Khairil Anwar Notodiputro,MS
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir pada tanggal 04 Juli 1958 di Palembang,Sumatera Selatan, dari pasangan Kemas Dencik dan Tapsiah. Penulis beristrikan Nurachmi Suryani dan memiliki putra Fari Fatullah dan Kemas Hadid serta putri Nyimas Faradilla
Penulis berhasil menyelesaikan pendidikan di Universitas Ahmad Yani Bandung sampai tingkat sarjana dan memperoleh sarjana muda teknik industri pada tanggal 5 Oktober tahun 1981. Melanjutkan pendidikan pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Program Extension dan berhasil memperoleh sarjana ekonomi pada tahun 1995. Pada tahun 1997 melanjutkan pendidikan S-2 pada program studi Magister Management Teknologi di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, dan sarjana Magister Management Teknologi diperoleh pada tahun 2001. Penelitian yang dilakukan dalam rangka menyelesaikan pendidikan S-2 di ITS adalah ” Reducing Weld Defects By Using
Six Sigma Methodogy ” dengan melakukan riset experimental yang
pendanaannya dibantu oleh General Electric Power System Amerika. Pada tahun 2003 menempuh pendidikan S-3 di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor pada program studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan dan perkuliahan diselesaikan pada tahun 2004.
Pernah mengikuti berbagai pelatihan manajemen dan teknik baik didalam maupun diluar negeri untuk berbagai disiplin ilmu seperti Welding Technology, Inspection, Financial Management, Material Management, Procurement dan Advance Procurement dan Fabrication untuk Steam Turbine dan Gas Turbine di Schenectady - New York, South Carolina Amerika Serikat, Shanghai-China, Bangkok dan Malaysia.
Selama lebih kurang delapan tahun yaitu mulai tahun 1981 sampai dengan 1988 bekerja pada konsultan nasional yang bergerak pada bidang Technical Services dan Inspection Engineering dan pernah ditugaskan pada berbagai proyek seperti LNG expansion di Bontang, Pertamina Refinery Expansion Balikpapan, Nilam Expansion Project – HUFFCO di Kalimantan Timur, Union Oil di Kalimantan Timur dan beberapa proyek Petro Kimia di Jabotabek. Posisi terakhir adalah sebagai Manager Teknik dan Operasi.
Tahun 1989 sampai dengan tahun 1994 bekerja pada perusahaan multi nasional – Bechtel International yang bergerak dibidang Design Engineering, Procurement dan Construction. Posisi sebagai Chief Engineer dan pernah terlibat dalam pembangunan beberapa proyek seperti Well Dehydration Project Mobil Oil di Aceh dan beberapa proyek Petro Kimia di Jawa Barat, dan selama lebih kurang dua tahun bekerja pada PT Freeport Indonesia di bagian logistik sebagai Chief Materials dan Quality di Jakarta.
Penulis pernah bekerja pada perusahaan multi nasional – General Electric (GE) selama enam tahun pada bisnis unit Power System sebagai senior Global Sourcing Manager. Bertanggung jawab terhadap pembelian Global dan transfer teknologi kepada pihak pemasok, termasuk yang ada di Indonesia untuk komponen – komponen dari Power System baik untuk Gas Turbine maupun Steam Turbine.
Mulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 bekerja pada perusahaan multi nasional yang bergerak pada sektor perminyakan. ExxonMobil Indonesia selama satu tahun dan sampai sekarang bekerja pada ConocoPhillips Indonesia pada bagian proyek infra struktur di Jakarta.
Sejak tahun 1990 penulis juga aktif bekerja pada konsultan teknik dan manajemen untuk mengajar beberapa topik pelatihan seperti Manajemen Pembelian dan Persedian, Manajemen Operasi dan Manajemen Proyek. Dibidang teknik pernah mengajar untuk pelajaran ”Welding Inspection and Procedure”, “Piping and Pressure Vessel Fabrication”. Pernah mengajar pada Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya pada program D-III Perkapalan untuk program pelatihan Inspektur Las.
PRAKATA
Hanya berkat rachmat dan hidayahNya lah penulisan disertasi ini dapat terlaksana. Hidayah sehat dan kemampuan berpikir yang terus-menerus diberikan oleh Allah swt kepada penulis adalah merupakan kontribusi yang sangat besar dalam menyelesaikan studi yang diakhiri dengan penyelesaian penulisan penelitian.
Suatu kegiatan selalu akan menimbulkan eksternalitas baik negatip mapun positip. Permasalahan akan timbul bila eksternalitas tersebut menimbulkan dampak negatip bagi masyarakat. Dampak eksternalitas yang merugikan masyarakat tersebut tidak serta merta dapat dikoreksi oleh masyarakat itu sendiri. Oleh karenanya perlu campur tangan pihak pemerintah selaku pembuat kebijakan agar dampak eksternalitas tersebut dapat diminimalisasi dan jika memungkinkan dihilangkan.
Salah satu masalah eksternalitas yang ditimbulkan oleh hasil pembakaran dari bahan bakar berbasis fosil seperti minyak bumi dan batubara yang terjadi pada saat ini sangat berdampak kepada masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Gas CO2 merupakan gas rumah kaca langsung. Sebanyak 50% emisi gas CO2 secara global yang ada pada saat ini yaitu sebesar 2,3 triliun ton adalah dihasilkan dalam periode 1974 – 2004. Peningkatan secara absolut dari emisi gas CO2 yang terbesar terjadi pada tahun 2004 dengan jumlah 28 milyar ton. Penyebab utamanya adalah pembakaran bahan bakar fosil. Sebesar 1,5% dari total emisi tersebut adalah kontribusi dari negara Indonesia. Gas rumah kaca akan berimplikasi pada perubahan iklim global dengan meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi.
Topik penelitian ini sebenarnya berangkat dari pola pikir bahwa eksternalitas yang ditimbulkan oleh hasil pembakaran bahan bakar fosil yang terjadi pada saat ini tidak efektif diatasi permasalahannya dengan menggunakan pendekatan Instrumen Regulasi (Command and Control). Berdasarkan pengalaman dari negara-negara Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pengembangan (OECD), pendekatan dengan menggunakan Instrumen Ekonomi
(EI) yaitu Instrumen Pajak adalah lebih baik dibandingkan dengan menggunakan Instrumen Regulasi (CAC) yang bersifat top-down. Instrumen Ekonomi ini biasanya juga disebut dengan Market Based Instrumen (MBI). Kebijakan Command and Control (CAC) tidak begitu fleksibel dalam pendekatan pengurangan emisi gas, karena cenderung untuk memaksa pihak-pihak yang mengeluarkan emisi dengan perlakuan yang sama dan mengabaikan aspek biaya yang ditimbulkan.
Dengan pendekatan instrumen pajak atau instrumen yang menggunakan pendekatan pasar (Market Based Instrument) harga bahan bakar akan berubah sesuai dengan kekuatan pasar, dan dalam jangka panjang kebijakan ini dapat merubah tingkah laku konsumen dan produsen dalam melihat masalah lingkungan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada ketua komisi pembimbing yaitu: Prof.Dr.Ir Akhmad Fauzi,MSc yang sangat banyak membantu, baik didalam memberikan referensi dan bimbingannya serta membantu dalam penyelesaian modeling yang digunakan dalam penelitian ini, kepada Prof.Dr. Ir Ahmad Bey,MSc dan Dr.Ir Surjono H.Sutjahjo,MS masing-masing sebagai komisi pembimbing yang banyak memberikan masukan dan perbaikan arah penelitian serta terus mendorong penulis dalam menyelesaikan studi di PSL .
Penghargaan juga saya sampaikan kepada Dr.Ir Surjono H.Sutjahjo selaku ketua program studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan dan Prof.Dr Bibiana W.S.Lay,MSc yang selalu memberikan konsultasi mengenai studi di PSL; Dekan Sekolah Pascasarjana Prof.Dr.Ir Sjafrida Manuwoto,MSc yang sering memberikan pencerahan dibidang keilmuan.
Terima kasih saya kepada Dr.Ir Moses L.Singgih,MSc dari Institut Teknologi Sepuluh November-Surabaya dan Dr.Ir Gde Pradnyana sebagai Kepala Divisi Operasi dan Konstruksi dari BPMIGAS yang telah memberikan rekomendasi studi Doktor saya ke Institut Pertanian Bogor sebagai salah satu syarat diterimanya sebagai mahasiswa program Doktor; Dr.Ir Widodo Wahyu dan Dr.Ir Yulianto Sulistyo Nugroho dari Pengkajian Energi Universitas
xvi
Indonesia yang telah meluangkan waktunya dalam menjelaskan data-data mengenai energi yang dikeluarkan oleh PEUI.
Kepada Prof.William D.Nordhaus dari Yale University, Prof.Rob Dellink dari Wergeningan University, Prof.Brian O’NEILL dari International Institute for Applied Systems Analysis dan Prof Christian Azar dari Chalmers Environmental Initiative yang banyak membantu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dan klarifikasi dalam permodelan melalui email.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada rekan-rekan satu kelas yang biasa kita sebut dengan kelas Kimpraswil, terutama kepada saudari Rini dan Lina Warlina yang banyak membantu dalam memberikan informasi administrasi perkuliahan; Ririn dan Suli keduanya staf administrasi program PSL yang selalu memberikan informasi mengenai jalannya perkuliahan di PSL.
Secara khusus, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada istri (Nurachmi Suryani) dan anak ( Nyimas Faradilla ) yang selama lebih kurang tiga tahun bersedia mengerti dan mengorbankan waktu liburnya untuk kepentingan studi dan penyelesaikan disertasi ini.
Kepada pihak-pihak dan rekan-rekan yang selama ini membantu dalam menyelesaikan penelitian dan disertasi, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan secara ikhlas, semoga Allah membalas kebaikan saudara.
Hasil penelitian ini tidak akan bermanfaat jika kita sebagai insyan yang diciptakan oleh Allah swt tidak berbuat sesuatu untuk memperbaiki situasi yang ada. Melakukan penelitian dan menulis hanyalah sebuah perbuatan kecil kita sebagai tanggung jawab dari daya fikir yang dikaruniai oleh Allah swt, tetapi berbuat sesuatu akan jauh lebih baik buat kehidupan masa depan kita semua.
Pada akhirnya jika ada kesalahan didalam penulisan disertasi ini, penulis mohon maaf dan selalu ada ruang untuk memperbaiki kesalahan.
Bogor, Agustus, 2007 Kemas Fachruddin
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xxiv
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan Penelitian ... 7 1.3 Kerangka Pemikiran... 7 1.4 Perumusan Masalah ... 8 1.5 Manfaat Penelitian ... 12
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ... 12
1.7 Novelty Penelitian ... 13
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Eksternalitas Dan Pajak Lingkungan ... 14
2.2 Pajak Karbon Dan Energi ... 17
2.3 Emisi Per Kapita, Energi dan Karbon Intensitas ... 22
2.4 Emisi Dan Pertumbuhan Emisi Gas CO2 ... 25
2.5 Elastisitas ... 30
2.6 Model Ekonomi Pemanasan Global ... 32
2.6.1 Model DICE ... 34
2.6.2 Deskripsi Dari Model DICE ... 36
2.6.3 Discounting ... 41
2.6.4 Perubahan Teknologi ... 43
2.6.5 Investasi Dan Interest Rate ... 45
2.6.6 Variabel Dan Parameter Dalam Model DICE ... 47
2.6.7 Sekenario Kebijakan Model DICE ... 48
xvi
2.7 Kebijakan Terhadap Emisi ... 51
2.7.1 Instrumen Regulasi (CAC) VS Ekonomi (EI) ... 55
2.7.2 Pajak Emisi Optimal ... 56
III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka dan Pelaksanaan Penelitian ... 59
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 60
3.3 Perhitungan Jumlah Dan Tren Emisi Gas CO2 ... 61
3.4 Energi Dan Karbon Intensitas... 65
3.5 Elastisitas Dan Kalibrasi ... 67
3.5.1 Perhitungan Elastisitas ... 67
3.5.2 Kalibrasi ... 68
3.6 Deskripsi Model ... 68
3.6.1 Horizon Waktu ... 71
3.6.2 Kesejahteraan ( Walfare) …... 71
3.6.3 Dicount Rate Dan Pure Rate of Social Preference …… 72
3.6.4 Populasi …... 74
3.6.5 Perubahan Teknologi …... 74
3.6.6 Investasi Dan Interest Rate …... 77
3.6.7 Emisi Gas CO2 ... 78
3.6.8 Dampak Kerusakan …... 78
3.6.9 Faktor Pengurang …... 80
3.6.10 Siklus Karbon (Konsentrasi Emisi Gas CO2)... 81
3.6.11 Perubahan Iklim... 82
3.6.12 Radiative Forcing... 83
3.6.13 Pajak Emisi Gas CO2 ... 84
3.7 Persamaan Model ... 86
3.8 Variabel Dan Parameter Dalam Model Penelitian ... 87
IV. BASELINE ANALISIS 4.1 Analisis Emisi Dan Intensitas Energi ... 91
4.2.1 Elastisitas Konsumsi Energi Terhadap GDP ... 95
4.2.2 Elastisitas harga Terhadap GDP ... 96
4.3 Analisis Dampak Emisi Gas CO2... 97
V. ANALISIS DAN SKENARIO KEBIJAKAN PAJAK EMISI 5.1 Kalibrasi Model... 102
5.2 Skenario ... 103
5.3 Pajak Emisi Gas CO2 Yang Optimal ... 104
5.4 Dampak Dari Pajak Emisi Gas CO2... 110
5.5 Analisis Sensitivitas... 114
5.6 Skenario Kebijakan... 118
5.7 Penerimaan Pajak Emisi Gas CO2 ... 119
VI. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN ... 121
6.1 Kesimpulan ... 121
6.2 Implikasi Kebijakan ... 123
DAFTAR PUSTAKA ... 128
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Pajak karbon pada beberapa negara Eropa Utara ... 20
2. Presentase pajak lingkungan dan pajak energi terhadap GDP... 21
3. Instrumen pajak yang telah diimplementasi dan direncanakan dibeberapa negara Eropa Utara ... 22
4. Faktor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan emisi gas CO2 ... 28
5. Baseline emisi gas CO2 menurut tipe energi ... 29
6. Tipikal elastisitas harga permintaan pada negara OECD... 31
7. Model pemanasan global yang berhubungan dengan proyeksi populasi 33 8. Pajak dan fiskal untuk tujuan efisiensi energi sektor industri... 33
9. Tingkat penurunan tingkat discount jangka panjang... 42
10. Alternatif kebijakan dalam model DICE ... 48
11. Parameter model DICE... 68
12. Hubungan strp, dfg dan nilai yang akan datang... 73
13. Nilai g untuk Indonesia ………... 73
14. Discount rate yang disarankan ……….. 73
15. Discount rate yang akan dipakai dalam analisis…... 74
16. Estimasi pertumbuhan TFP Indonesia ……….. 76
17. Persen kerusakan terhadap GDP ..………….…... 79
18. Data dan proyeksi pertumbuhan rata-rata tahunan (p.1%)...……..…... 92
19. Data dan proyeksi pertumbuhan rata-rata tahunan (p.1,2%) ... 92
20. Perubahan emisi gas CO2 Indonesia terhadap negara OECD dan non-OECD dari tahun 1990-2020 ... 94