• Tidak ada hasil yang ditemukan

Via Teh Risty jam 15.48:

Dalam dokumen diskusi lsbd hikmatul iman 3 brodc3a9lla (Halaman 35-37)

(Ieu KG) copas KD diatas berisi jawabannya teh Herni.

Aksi nyata yg dapat kita lakukan paling sederhana seperti yg dicontohkan KD diatas. Kemaren di

G.Padang saya melihat bagaimana KD dgn penuh percaya diri bercerita tentang siapa bangsa kita kepada pengunjung yg ada di G.Padang yg menunjukkan ketertarikannya. Bercerita, ngadongeng atau ngobrol adalah cara paling sederhana yg kita semua umumnya bisa lakukan. Pada siapa? Siapa saja yg bisa kita bercerita \=D/ Ђëë°º° \=D/ ђëë°º° \=D/ ђëë°º°

KD jam 16.18:

Fw: Kemungkinan Indonesia sebagai pusat peradaban pada Zaman Pra Sejarah

Assww, Buya TAS, bgmn dg berita di Gn Paddang Cianjur ada bangunan “man made” dibawah situs megalitikum itu,Juga dg Piramida Sadahurip Garut, data2 Geolistrik dan georadar -kata Andang Bahtiar” menunjukkan anomali ttt yg menguatkan dugaan keberadaan piramida tsb,Tks,$wasslmCc Kang Oman, Kang Danny, fyi Buya TAS adalah, dosen ITB yg ahli Gempa, bukunya ttg Tsunami Aceh sangat mencerahkan, beliau memiliki peralatan juga yg bisa melihat “sesuatu” di kedalaman bumi, Pemikiran banyak ahli akan mengerucut menjadi “gerbang’ pembuka ke peradaban masa lalu nenek moyang kita yg “adiluhung”,,,insya Allah.

Subject: Kemungkinan Indonesia sebagai pusat peradaban pada Zaman Pra Sejarah

Dear all,Dibawah ini forward dari email Kang Danny Hilman Natawidjaja ke sebuah milist. Isinya mengelaborasi berita-berita seputar apa yang disampaikan oleh Openheimer tentang Indonesia sebagai sumber peradaban di masa Pra Sejarah pada saat beliau bertemu dengan Presiden SBY (atau dalam ungkapan lainnya yang senada sebagaimana ditulis oleh beberapa media :)).

Berita ini menarik karena dituturkan langsung oleh saksi mata yang mengikuti pertemuan tersebut. Selamat menikmati:#...Perkenankan saya menguraikan ini dari sudut yang berbeda.Kebetulan saya berkesempatan berdiskusi panjang lebar sampai 1 jam lebih dengan Mang Stephen Oppenheimer itu waktu tgl 2 Februari kemarin. Sayajuga hadir ketika rombongan Pak Gumilar dan Mang Oppenheimer bertemu danberbincang-bincang dengan Presiden SBY. Oppenheimer adalah seorang dokter spesialisasi di bidang genetika. Obyekutama dari riset beliau adalah DNA manusia dari berbagai pelosok Indonesia,Asia, Afrika, dll.

Saya sangat kagum dengan kemampuan dari riset DNA ini, meskipun terusterang belum mengerti sepenuhnya. Yang jelas, dari DNA manusia yang hidup di satu wilayah kita bisa merekonstruksi evolusiperkembangan DNA tersebut sampai sampai puluhan ribu tahun ke belakang dengan ketelitian yang mengagumkan (meskipun tentu saja tidak seakurat radiometric dating

untuk time histories-nya). Nah berdasarkan riset DNA, manusia Indonesia yang hidup sekarang dapat diketahui bahwa nenek moyangnya sudah di Nusantara sejak 60.000 tahun lalu. Ini sangat menarik, karena kemungkinannya adalah permulaan masa re-populasi manusia setelah Letusan Katastropik Toba! Dari meneliti DNA ini pula Openheimer dapat memetakan pergerakan populasi manusia purba. Yang membuat saya “excited” adalah hasil pemetaan DNA yang

menunjukan adanya penyebaran populasi tiba-tiba dari manusia (humandispersions) sebagai respon terhadap bencana banjir besar (kenaikan air laut yang sangat cepat atau tiba-tiba) sebanyak tiga kali yaitu dalam perioda 15.000 sampai dengan 8.000 tahun lalu (seperti yang pernah saya uraikan di email ke Pak Koesoema). Alhamdulillah, saya juga dapat Info baru dari

Oppenheimer bahwa diduga kuat terjadi banjir katastropik purba sekitar 8000 tahun lalu (6000 SM) ditandai oleh “human dispersal” tsb. Jadi banjir katastropik ini tidak hanya terjadi pada sekitar 14.800 tahun lalu dan 12.000-an tahun lalu saja seperti yang saya pahami sebelumnya. Ngomong-ngomong soal penggenangan daratan Sunda sejak 20.000 s/d 8000 tahun lalu itu, Openheimer bilang bahwa dia terpaksa ngomong bak geologist untuk bukunya tsb, dan dengan rendah hati minta maaf kalau salah- salah katanya (sambil tersenyum). Kemudian kita ngobrol tentang betapa indah permainya ”lembah” Laut Jawa pada waktu masa sebelum tergenang laut, yaitu sebuah dataran padang rumput yang sangat luas dialiri oleh sungai yang sangat besar yang berhulu ke Pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan sekarang, juga dikelilingi oleh hutan tropis, dan gunung-gunung api... benar-benar Eden inthe East.

Ingat juga bahwa pada jaman dingin diantara 20.000 s/d 10.000tahun lalu iklim masih ekstrim - dan wilayah yang paling tidak ekstrim adaah di dekat khatulistiwa (Saya dengar baru-baru ini ada larangan ke beberapa Negara di Eropa karena iklim di sana sangat ekstrim - banyak orang meninggal...). Saya bercanda bahwa:”kalau saya adalah bangsa yang paling adikuasa di Dunia waktu itu maka sudah dipastikan wilayah Indonesia khususnya lembah Laut Jawa yang akan saya diami (kalau perlu saya taklukan dulu penduduk aslinya)” - Oppenheimer tertawa, lalu bilang: “Benar, tentu saja; Saya yakin bahwa manusia Nusantara Purba mendiami wilayah dataran rendah tersebut sebelum digenangi air”.

Lalu teman di sebelah langsung nyeletuk iseng: “ Jadi Pak Oppenheimer percaya bahwa Atlantis itu di Indonesia”. Ini jawaban Oppenheimer: “Hmm, saya selalu berusaha menghindari nama itu (bukannya tidak percaya) karena setiap saya bilang Atlantis orang-orang langsung memalingkan muka”. Katanya sambil mesem- mesem.Kemudian teman di sebelah saya nyeletuk lagi:”

Sudah dengar tentang Piramid Sadahurip? Apakah Pak Oppenheimer percaya Piramid itu ada”? (dalam hati saya: “waduhh konyol juga nih teman...kaya pertanyaan wartawan aja J).Jawaban Oppenheimer, seperti yang saya duga: “Hmm, yeahh, that’s interesting, but forgive me that I always be skeptical to hear such things until I know the facts”. Teman itu terlihat agak kecewa, tapi saya bisikan:” Jawaban dia justru bagus, artinya dia peneliti beneran; kalau dia bilang percaya saya malah akan kecewa”. Kemudian saya cerita bahwa kami menemukan hard facts yang menakjubkan di Gunung Padang - yang dikenal sebagai Situs Megalitikum. Saya cerita sedikit - dan Oppenheimer kelihatannya sangat tertarik, dia bilang ingin sekali berdiskusi tentang masalah “scientiic indings” detil di Gunung Padang. Dia bilang kalau punya waktu ingin berkunjung ke sana. Oppenheimer sebetulnay berencana datang pada acara tgl7 Februari, tapi minta maaf tidak bisa karena harus segera ke Bali untuk persiapan acara Seminar Kebudayaan di Sanur yang diadakan oleh UI. Kemudian Oppenheimer bilang bahwa tentu saja akan sangat mengagumkan apabila kita dapat menemukan artefak berupa sebuah Monumen/bangunan purba yang megah, meskipun demikian dia tidak riset ke arah sana karena terlalu susah katanya (dalam hati saya:”tentu saja, ente kan dokter... ). “Yang saya cari adalah domestikasi/peralatan- peralatan sederhana untuk pertanian dan peternakan karena ini gampang ditemukan di mana-mana. Untuk bikin monumen yang megah-megah pasti butuh makan kan” Kata Oppenheimer sambil senyum.

Nah, hasil penelitian Oppenheimer ini dahsyat, diantaranya adalah sbb:

1. Bahwa binatang ternak ayan, babi, dan kambing (kalo tidak salah) adalah berasal dari Nusantara. Bangsa nusantara sudah berternak ini sejak SEBELUM 10.000 tahun lalu! Oppenheimer menemukan bukti bahwa sekitar 8000 tahun lalu hewan-hewan ternak ini sudah dibawa oleh para pelaut Nusantara ke Pulau Bismarck dan pulau-pulau lainnya di Paciic. Kemudian juga tentunya hewan-hewan ternak ini menyebar ke Asia juga.

2. Induk peradaban teknologi pertanian juga dari Nusantara (lebih dari 10.000 tahun lalu)

3. Teknologi pelayaran di dunia ini asal-muasalnya juga dari Nusantara. Menurut Oppenheimer, yang mendorong bangsa Nusantara “dipaksa” mengembangkan teknologi pelayaran ini adalah peristiwa banjir besar dari 14.8000 sampai 8000 tahun lalu tersebut.

Nah, bagi saya konklusi Oppenheimer bahwa di Zaman Pra Sejarah Indonesia adalah pusat peradaban dari teknologi pertanian, perikanan, dan pelayaran sudah lebih dari cukup. Itu adalah basis utama untuk

membangun peradaban adijaya pada masa itu...apapun namanya...sebut sajalah Kerajaan Inohong Sunda Purba...he he he.

Masa Dokter Oppenheimer kita paksa juga untuk ngerti masalah gunung dan piramida (mending kalo ditemenin Cici Piramida), lebih-lebih lagi disuruh nyilem ke dasar laut seperti candaannya Pak Sby.. Kasian dong bo, udah tua

lagi...tega amat... Ta Iya J.

Catatan: Dalam acara temu-muka dengan RI-1, Pak SBY hanya tanya apakah dia (Oppenheimer) ada niat untuk melanjutkan penelitian di Indonesia, dan kalo iya kenapa engga ditelliti aja tuh Laut jawa yang dia duga sebagai pusat peradaban purba-nya. Si Oppenheimer tentu saja kelabakan - klemar-klemer dan jawabnya muter-muter ga jelas... Akhirnya Pak SBY ngomong sambil nyengir: “Don’t worry, I know your background is a medical doctor”. J

Wassalam DHN#

Semoga bermanfaat mana

Via Teh Risty (KG):

Untuk bisa bercerita sebetulnya mudah, kita tinggal bikin pancingan aja agar orang yg memulai untuk bertanya. Misal kita pakai jam tangan yg putarannya berlawanan arah jarum jam, pakai kaos bertuliskan huruf LEMURIA, menenteng buku ARKHYTIREMA dll itu semua kan terlihat asing dan punya potensi memancing orang untuk bertanya. Saat mereka

bertanya hmmmm itu kan moment yg kita tunggu \=D/ Ђëë°º° \=D/ ђëë°º° \=D/ ђëë°º°

1-41. Pisang Mas dan

Dalam dokumen diskusi lsbd hikmatul iman 3 brodc3a9lla (Halaman 35-37)