• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL I. Identifikasi Lecanicillium Isolat Bogor

I. Morfologi Isolat Cendawan Lecanicillium isolat Bogor

2. Identifikasi berdasarkan karakter Molekuler 1. Hasil Amplifikasi DNA Lecanicillium isolat Bogor

3.2. Virulensi Lecanicillium isolat Bogor terhadap Larva H. armigera

Aplikasi Lecanicillium isolat Bogor mampu menyebabkan mortalitas pada larva H.

armigera. Perbedaan tingkat kerapatan konidia yang diaplikasikan berpengaruh nyata terhadap

28 semakin banyak larva yang terinfeksi cendawan. Mortalitas larva H. armigera tertinggi pada kerapatan 107 konidia/ml sebesar 41.25% (Gambar 4). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi jumlah konidia, maka peluang kontak konidia dengan larva H. armigera semakin besar sehingga memberi peluang yang lebih baik untuk mempenetrasi ke dalam tubuh larva H.

armigera. Shinde et al. (2010) menyatakan bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya infeksi

cendawan entomopatogen pada serangga adalah jumlah inokulum.

Gambar 4 Mortalitas larva H. armigera akibat perlakuan berbagai kerapatan konidia

Lecanicillium isolat Bogor

Keberhasilan pengendalian hama dengan cendawan entomopatogen ditentukan oleh kerapatan konidia yang diaplikasikan dan kerapatan konidia yang dibutuhkan untuk mengendalikan hama bergantung pada spesies dan populasi hama yang akan dikendalikan. Pengujian patogenisitas cendawan pada berbagai tingkat kerapatan konidia bertujuan untuk efisiensi penggunaan propagul cendawan secara optimum sebagai agens hayati dalam pengendalian hama sasaran. Terlalu banyak konidia yang digunakan menjadikannya boros dan tidak efisien. Setiap spesies cendawan atau hama akan memiliki dosis optimum tersendiri. Dalam pengendalian H. armigera perlu diketahui kerapatan konidia tertentu yang dapat menyebabkan mortalitas larva dalam jumlah dan waktu tertentu sesuai dengan target yang diinginkan.

Lethal Concentration (LC50)cendawan yang dibutuhkan untuk mematikan 50% populasi larva H. armigera mencapai 1.7 x 106. Ini adalah angka teoritis yang diperoleh setelah analisis probit. Agustin (2014) memperoleh mortalitas larva O. furnacalis sebesar 71.25%, dengan kerapatan konidia yang sama, secara empiris. Hal ini mengindikasikan bahwa Lecanicillium isolat Bogor mampu menyebabkan mortalitas larva H. armigera sehingga isolat tersebut mempunyai peluang yang besar untuk digunakan dalam pegendalian H. armigera sekaligus untuk mengendalikan O. furnacalis.

Kontrol 105

106

29 Kemampuan membunuh isolat Lecanicillium isolat Bogor terlihat dari nilai Lethal Time (LT). Nilai LT25, 50 dan 70 Lecanicillium isolat Bogor terhadap larva H. armigera pada kerapatan 107 (konidia/ml) adalah 3.95, 4.84 dan 12.82 (hari). Lamanya waktu kematian tersebut disebabkan karena cendawan membutuhkan beberapa tahap untuk dapat mematikan serangga yaitu mulai dari proses penempelan konidia, perkecambahan, penetrasi, invasi dan kolonisasi dalam hemosel, jaringan dan organ (Inglis et al. (2001)). Wang et al. (2004) menyatakan bahwa tingkat mortalitas serangga dipengaruhi oleh faktor kerapatan konidia, fase serangga dan virulensi isolat yang digunakan. Vey et al. (2001) mengemukakan bahwa L. lecanii memproduksi beberapa jenis toksin yaitu dipicolinic acid, hydroxycarboxylic acid, dan

cyclosporin. Kemungkinan Lecanicillium isolat Bogor juga mematikan inang dengan cara yang

sama dengan menghasilkan toksin.

Luaran yang dicapai 1. Draft disertasi

30 VI. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Hasil analisis urutan DNA menunjukkan Lecanicillium isolat Bogor memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan L. kalimantanense strain BTCC F23 dengan tingkat homologi sebesar 94%. Lecanicillium isolat Bogor mampu menyebabkan mortalitas terhadap larva H. armigera dengan nilai LT50 sebesar 4.84 hari dan LC50 sebesar 1.7 x 106 konidia/ml,

dan juga mampu menghambat penetasan telur dan aplikasi konidia berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup larva instar 1.

SARAN

Perlu dilakukan pengambilan isolat cendawan entomopatogen dari berbagai sentra perkebunan jagung di Indonesia agar diperoleh isolat yang lebih virulen.

31 DAFTAR PUSTAKA

Adnan AM. 2009. Teknologi penanganan hama utama tanaman jagung. Prosiding Seminar Nasional Serealia: 454-469.

Agustin D. 2014. Keefektifan cendawan entomopatogen Beauveria Bassiana (Balsamo) Vuillemin Dan Lecanicillium Lecanii (Zimm.) Zare & Gams terhadap penggerek batang jagung Asia Ostrinia furnacalis Guenée (Lepidoptera: Crambidae). [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Aiuchi D, Horie S, Koike M. 2007. Screening of Verticillium lecanii (=Lecanicillium lecanii) hybrid strains based on evaluation of pathogenicityagainst cotton aphid and greenhouse whitefly and viability on leaf surface. J. Appl Entomol and Zool.51: 205-212.

Alavo TB. 2015. The insect pathogenic fungus Verticillium lecanii (Zimm.) Viegas and its use for pests control: a review. Journal of Experimental Biology. 3(4): 337-345.

Allan H, Smith-Pardo. 2014. The old world bollworm Helicoverpa armigera (HUBNER) (Lepidoptera: Noctuidae: Heliothinae) Its biology, economic importance and its recent introduction in to the western hemisphere. Boletin Del Museo Entomológico. 6(11):18-28.

Bakhri S. 2007. Petunjuk teknis budidaya jagung dengan kosep pengelolaan tanaman terpadu (PTT). DEPTAN BPTP. SULTENG.

Bedjo. 2012. Peningkatan keefektifan Nuclear Polyhedrosis Virus (NPV) dengan beberapa bahan pembawa untuk mengendalikan hama polong kedelai Helicoverpa armigera.

Buletin Palawija. 23. [diunduh 2016 Novp 15]. Tersedia pada: http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/bulpa/article/ view/1303.

Broome JR, Sikorowski PP, Norment BR. 1976. A mechanism of pathogenicity of Beauveria

bassiana on larvae of the imported fire ant. Solenopsis richteri. J Invertebr

Pathol.28:87-91.

Cuthbertson AGS, North JP, Walters KFA. 2005. Effect of temperature and host plant leaf morphology on the efficacy of two entomopathogen biocontrol agents of Thrips palmi (Thysanoptera: Thripidae). Bull Entomol Res. 95: 321-327.

[EFSA] European Food Safety Authority. 2014. Scientific Opinion on the pest categorisation of Helicoverpa armigera (Hübner). EFSA Journal. 12(10): 3833.

Elrod SL, Stansfield WD. 2007. Genetika. Damaringtyas, penerjemah. Jakarta (ID): Erlangga.

Ganga -Visalakshy PN, Krishnamoorthy A, and Manoj-Kumar. 2005. Effect of plant oils and adhesive stickers on the mycelia gowth and condition of Verticillium lecanii, a potential entomopathogen. Phytopar. 33(4):367-369.

32 Fatiha L, Ali S, Ren S, Afzal M. 2007. Biological characterictics and pathogenicity of

Verticillium lecanii against Bemisia tabaci (Homoptera: Aleyrodidae) on eggplant. J .Pak Entomol. 29(2): 63-72.

Feng KC, Liu BL, Tzeng YM. 2002. Morphological characterization and germination of aerial and submerged spores of the entomopathogenic fungus Verticillium lecanii. World J.

Microbiol and Biotechnol. 18(3):17-24.

Finney DJ. 1971. Probit Analysis. London (UK): Cambridge Univ Press.

Hasan S. 2014. Entomopathogenic fungi as potent agents of biological control. International

Journal of Engineering &Technology Research. 2: 234-237.

Indrayani IGGA. 2011. Potensi jamur entomopatogen Nomuraea rileyi (Farlow) Samson untuk pengendalian Helicoverpa armigera Hubner pada kapas. Perspektif. 1(10):11- 21. Inglis GD, Goettel MS, Butt TM, Strasser H. 2001. Use of hyphomycetous fungi for managing

insect pests. In: Butt TM, Jackson CW, Magan N. (eds.). Fungi as biocontrol agents:

Progess, problems and potential. London (UK): CABI Publishing.

Karim AI, Iswati R, Zakaria F. 2013. Tingkat Serangan Hama Penggerek Tongkol (Helicoverpa armigera Hubner) pada Jagung Varietas Bisi-2 dan Lokal Motorokiki. [diunduh 2016 Jan 26]. Tersedia pada: http//helic/2473-2466-1-PB Tingkat Serangan Hama Penggerek Tongkol (Helicoverpa armigera Hubner).pdf.

Kelly AC. Rick W. 2004. Corn Earworm (Helicoverpa zea). IPM: Field Crops : Corn Earworm (Heliothis zea). [diunduh 2016 Jan 16]. Tersedia pada: http://ipm.illinois.edu/fieldcrops/insects/corn earworm

Khasanah N. 2008. Pengendalian hama penggerek tongkol jagung Helicoverpa armigera Hubner. (Lepidoptera: Noctuidae) Dengan Beauveria Bassiana strain lokal pada pertanaman jagung manis di kabupaten Donggala. J.Agroland. 15 (2):106 - 111. Kim JJ, Lee MH, Yoon CS, Kim HS, Yoo JK, Kim KC. 2001. Control of cotton aphid and

greenhouse whitefly with a fungal pathogen. Biological Control of Geen-house Pests. 8-15.

Koswara S. 2009. Teknologi pengolahan jagung (teori dan praktek). E Book pangan.com. [diunduh 2016 Mei 26]. Tersedia pada: http://tekpan.unimus.ac.id/wpcontent/uploads/2013/07/Teknologi Pengolahan Jagung Teori dan -praktek.pdf

Li Z, Blissard GW. 2009. The Autogapha californica multicapsid nucleopolyhedrovirus GP64 protein: Analysis of transmembrane domain length and sequence requirements. J. Virol. 89(9): 4447-4461.

Mustea D. 1999. The main pests of maize crops in central transylvania (Principalii daunatori ai culturii porumbului in centrul Transilvaniei). Contributii ale cercetarii

stintifice la dezvoltarea agriculturii. 6:205-213.

33 endospores to extreme terrestrial and extraterrestrial environments. Microbiological

Molecular Biological Review. 64: 548–572.

Nilsson RH, Kristiansson E, Ryberg M, Hallenberg N, Larsson KH. 2008. Intraspecific ITS variability in the kingdom fungi as expressed in the international sequence database and its implications for molecular species identification. Evol Bioinfo. 4:193-201.

Ompusunggu. 2015. Efectivity Test of Metarhizium anisopliae (Metch.) and Helicoverpa

armigera Nuclear Polyhedrosis Virus (HearNPV) to Helicoperva armigera Hubner

(Lepidoptera: Noctuidae) in the field. Jurnal Online Agroekoteaknologi. 3(2):779-784. Ouedraogo RM, Cusson M, Goettel MS & Brodeur J. 2003. Inhibition of fungal gowth in

thermoregulating locusts, Locusta migatoria, infected by the fungus Metarhizium

anisopliae var. acridum. Journal of Invertebrate Pathology. 82:103-109.

Ouedraogo A, Fargues J, Goettel MS & Lomer CJ. 2004. Effect of temperature on vegetative gowth among isolates of Metarhizium anisopliae and Metarhizium flavoviride.

Mycopathologia. 137: 37-43.

Pabbage MS, Nonci N dan Baco D. 2001. Keefektifan Trichogrammatidea bactrae fumata dalam mengendalikan penggerek tongkol jagung (Helicoverpa armigera) di lapangan. Laporan Tahunan Penelitian Hama dan Penyakit. Balitjas.

Pabbage MS, Adnan AM, Nonci N. 2007. Pengelolaan Hama Prapanen Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros. [diunduh 2016 Feb 20]. Tersedia pada: http://balitsereal.litbang.pertanian.go.id/images/stories/satuenam.pdf.

Park H, Kim K. 2010. Selection of Lecanicillium Strain with High Virulence against Developmental Stages of Bemisia tabaci. Mycobiology 38 (3): 210-214.

Pendland JC, Lopez-Lastra C, and Boucias DG. 1994. Laminin-binding sites on cell walls of the entomopathogen Nomuraea rileyi associated with growth and adherence to host issues. Mycologia 86: 327-335.

Prayogo Y. 2009. Kajian cendawan entomopatogen Lecanicillium lecanii (Zimm.) (Viegas) Zare & Gams untuk menekan perkembangan telur hama pengisap polong kedelai Riptortus linearis (F.). [Disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Rangel DEN, Braga GuL, Anderson AJ & Roberts DW. 2005a. Variability in conidial thermo tolerance of Metarhizium anisopliae isolates from different geogaphic origins. Journal

of Invertebrate Pathology. 88:116-125.

Rangel DEN, Butler MJ, Torabinejad J, Anderson AJ, Braga GuL, Day AW & Roberts DW. 2006a. Mutants and isolates of Metarhizium anisopliae are diverse in their relationships between conidial pigmentation and stress tolerance. Journal of Invertebrate Pathology. 93:170-182.

Ramanujam B, Balachander M, Roopa G, Rangeshwaran R, Karmakar P. 2013. ITS sequencing of Indian isolates of Lecanicillium species. Journal of Biological Control. 25(4):337-41.

34 [RENSTRA] Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015 - 2019. Produksi tanaman pangan. [diunduh 2016 Juli 10]. Tersedia pada: http://pertanian.go.id/file/RENSTRA 2015-2019.pdf.

Quesada-Moraga E, Santos-Quirós R, Valverde-García P & Santiago AC. 2004. Virulence, horizontal transmission, and sublethal reproductive effects of Metarhizium anisopliae (Anamorphic fungi) on the German cockroach (Blattodea: Blattellidae). Journal of

Invertebrate Pathology. 87: 51-58.

Samsudin 1999. Karakteristik virus patogen dari ulat bawang Spodoptera exigma (Lepidoptera: Noctuidae) isolat Indonesia. [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Shinde SV, Patel KG, Purohit MS, Pandya JR, & Sabalpara. 2010. Lecanicillium lecanii (Zimm.) Zare and Games an important biocontrol agent for the management of insect pests A riview. Agr Review. 31(4): 235-252.

Sigsgaard L, Greenstone MH, Duffield SJ. 2002. Egg cannibalism in Helicoverpa armigera on sorghum and pigeonpea. Bio Control. 47(2):151-165.

Soekarno N, Kurihara Y, Park JY, Inaba S, Ando K. 2009. Lecanicillium and Verticillium species from Indonesia and Japan including three new species. Mycoscience. 50(5): 369-379.

Tamura K, Dudley J, Nei M, Kumar S. 2007. MEGA 4: molecular evolutionary genetic analysis (MEGA) software version 4.0. Molec. Bio. Evol. 24:1596-1599.

Tanada Y. Kaya HK. 1993. Insect pathology. Academic Press. New York.

Tay WT, Soria MF, Walsh T, Thomazoni D, Silvie P, Behere GT, Anderson C, Downes S. 2013. A brave new world for an old world pest: Helicoverpa armigera (Lepidoptera: Noctuidae) in Brazil. Plos One. 8 (11):1-7.

Varela A, Morales E. 1996. Characterization of some Beauveria bassiana isolates and their virulence toward the coffee berry Hypothenemus hampei. J Invertebr Pathol. 67:147-152.

Vey A, Hoagland RE, Butt TM. 2001. Toxic metabolites of fungal biocontrol agents. Di dalam: Fungi as biocontrol agents, Progress, Problems, and potential. Butt TM, Jackson C and Magan N, editor. Oxford (UK): CABI Publishing. P.311-346.

Wahyudi P. 2008. Enkapsulasi propagul jamur entomopatogen Beauveria bassiana menggunakan alginat dan pati jagung sebagai produk mikoinsektisida. Jurnal Ilmu

Kefarmasian Indonesia. 6(2):51-56.

Wang L, Huang J, You M, Liu B. 2004. Time dose mortality modelling and virulence indices for six strain of Verticillium lecanii against swett potato whitefly Bemisia tabaci (Genadius). J Appl Entomol. 128 (7): 494-500.

White TJ, Bruns T, Lee S, Taylor J. 1990. Amplification and direct sequencing of fungal ribosomal RNA genes for phylogenetics. In: Innis MA, Gelfand DH, Sninsky JJ, White

35 TJ, (eds.). PCR Protocols: a Guide to Methods and Applications. San Diego: Academic Press, pp.315-322.

Xu X, Yu Y and Shi Y. 2011. Evaluation of inert and organic carriers for Verticillium lecanii spore production in solid-state fermentation. Biotechnol. Lett. 33: 763-768.

36 LAMPIRAN

Lampiran 1. Personalia Tenaga Pelaksana beserta kualifikasinya A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Sempurna Ginting, SP, M.Si 2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

4 NIP/NIK/Identitas lainnya 198205232012122001

5 NIDN 0023058204

6 Tempat, Tanggal Lahir Sembahe, 23 Mei 1982

7 E-mail purgint 82@yahoo.com

8 Nomor Telepon/HP 081376263649

9 Alamat Kantor Jl.W.R.Soepratman Kandang Limun Bengkulu 10 Nomor Telepon/Faks 0736-21170

11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = - orang; S-2 = - orang; S-3 = - orang 12 Nomor Telepon/Faks -

13 Mata Kuliah yang Diampu

1. Praktikum dasar-dasar mikrobiologi 2. 3 dst B. Riwayat Pendidikan S-1 S-2 S-3 Nama Perguruan Tinggi

Universitas Jambi Institut Pertanian Bogor Institut Pertanian Bogor

Bidang Ilmu

Hama dan Penyakit Tumbuhan Entomologi/Fitopatologi Entomologi Tahun Masuk-Lulus 2000-2005 2006-2008 2014 Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Pengaruh Inokulasi Xanthomonas oryzae pv. oryzae pada berbagai tingkat umur terhadap

Patogenisitas Beberapa Isolat Cendawan Entomopatogen terhadap Rayap Tanah

Coptotermes curvignathus

Holmgren dan

37 perkembangan

penyakit hawar daun bakteri pada tanaman padi (Oryza sativa L.)

Schedorhinotermes javanicus Kemmer (Isoptera: Rhinotermitidae) Nama Pembimbing/Promotor D Trias Novita, SP, M.Si. Ir. Asniwita, Msi.

Dr. Ir. Teguh Santoso, DEA Dr. Ir. Idham Sakti Harahap,

M.Si

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

Dokumen terkait