• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA,Tbk

B. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia,Tbk

1. Visi BMI adalah Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional.

2. Misi BMI Menjadi ROLE MODEL Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai kepada stakeholder.2

C. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia,Tbk.

Organisasi merupakan proses untuk merancang struktur format yang mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas diantara para anggota untuk mencapai tujuan. Dari pengertian ini perlu kita ketahui bentuk organisasi yang ada pada bank syariah. Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi yang sangat membedakan dari bank syariah adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan landasan syariat yang ditunjuk oleh Dewan Pengawas Nasional.

Yang membedakan dari bank syariah adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan landasan syariah. Anggota DPS harus terdiri dari para pakar dibidang syariah muamalat yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional. Oleh karena itu struktur bank perlu disesuaikan.

2

Gambar 3

1. Sha ria Su pe r vi so r y B oa rd ( De wan Pe nga wa s Sya ri ah)

Dewan Pengawas syariah (DPS) biasanya diletakkan pada posisi setingkat dengan Dewan Komisaris pada setiap bank. Hal ini untuk menjamin efektifitas dari setiap opini yang diberikan oleh DPS. Karena itu, penetapan anggota DPS biasanya dilakukan oleh RUPS, setelah para anggota DPS itu mendapat rekomendasi dari DSN.

2. Boa r d of Com m iss ion e rs ( De wan K o mi sa ri s)

Dewan komisaris bertugas sebagai penentu garis-garis besar kebijakan perusahaan, diantaranya adalah mengawasi kebijakan direksi dalam menjalankan Perseroan serta memberikan nasehat kepada direksi dan melaksanakan tugas-tugas secara khusus yang diamanatkan dalam anggaran dasar.

3. P re si de nt Di r ec to r (D ew an Di re ks i)

Dewan direksi sebagai pejabat pelaksanaan yang terlibat langsung dan bertanggung jawab atas kegiatan operasi bank mempunyai tugas-tugasnya adalah menghimpun dan mengurus Perseroan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas Perseroan.

KEPENGURUSAN BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk

Dewan Pengawas Syariah-Sharia Supervisory Board

Ketua: KH. Ma’ruf Amin Anggota:

Prof. Dr. H. Umar Shihab Prof. Dr. H. Muardi Chatib

Dewan Komisaris-Board of Commissioners Komisaris Utama: Widigdo Sukarman

Komisaris: Irfan Ahmed Akhtar

Abdulla Saud Abdul Azis Al-Mulaifi Sultan Mohammed Hasan Abdulrauf Andre Mirza Hartawan Emirsyah Satar

Direksi-Board of Directors Direktur Utama: Arviyan Arifin

Direktur: Andi Buchari Luluk Mahfudah Farouk Abdullah Alwyni Adrian Asharyanto Gunadi

D. Kegiatan Usaha Bank Muamalat Indonesia,Tbk.

1. Produk Penghimpunan Dana a. Shar-e

Shar-e adalah tabungan instan Investasi syariah yang memadukan kemudahan akses ATM, Debit dan Phone Banking dalam satu kartu dan dapat dibeli di kantor layanan Bank Muamalat juga di Kantor Pos Online di seluruh Indonesia. Hanya dengan Rp. 125.000, langsung dapat diperoleh satu paket kartu Shar-e dengan saldo awal tabungan Rp. 100.000. Shar-e adalah sarana menabung dan berinvestasi di Bank Muamalat dan diinvestasikan hanya untuk usaha halal dengan bagi hasil kompetitif. Shar-e memiliki fasilitas Tarik Tunai bebas biaya di seluruh jaringan ATM BCA/PRIMA dan ATM Bersama, akses di seluruh merchant Debit BCA/PRIMA dan fasilitas SalaMuamalat (Phone banking 24 jam untuk layanan otomatis cek saldo, informasi history transaksi, transfer antar rekening sampai dengan Rp 50 juta dan berbagai fitur pembayaran). Shar-e juga sudah terhubung dengan jaringan ATM Malaysia yang tergabung dalam MEPS (Malaysian Electronic Payment System) : Maybank, Hong Leong Bank, Affin Bank dan Southern Bank. Shar-e memiliki beberapa pengembangan produk bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan asuransi di Indonesia, yaitu :

• Shar-e fulPROTEK, berkerja sama dengan PT.Asuransi Takaful Keluarga • Shar-e Sharia Mega Covers, bekerja sama dengan PT.Asuransi Jiwa Mega

Life

• Shar-e Fitrah Card, bekerja sama dengan PT.Asuransi Jiwa Sinarmas b. Tabungan Ummat

Merupakan investasi tabungan dengan akad Mudharabah di kantor layanan Bank Muamalat di seluruh Indonesia yang penarikannya dapat dilakukan secara bebas biaya di seluruh counter Bank Muamalat, ATM Muamalat, jaringan ATM BCA/PRIMA dan jaringan ATM Bersama. Tabungan Ummat dengan Kartu Muamalat juga berfungsi sebagai akses debit di seluruh merchant Debit BCA/PRIMA di seluruh Indonesia. Selain itu, nasabah tabungan Ummat akan memperoleh bagi hasil yang kompetitif perbulannya. c. TabunganKu

Merupakan tabungan bebas biaya administrasi bulanan yang dapat diakses dengan mudah dan murah. Nasabah cukup menyediakan dana Rp 20.000 untuk dapat memiliki rekening TabunganKu. Nasabah TabunganKu dapat menyetor di seluruh kantor cabang dan menarik di kantor cabang Bank Muamalat secara bebas biaya.

d. Tabungan Haji Arafah dan Arafah Plus

Merupakan tabungan yang ditujukan bagi nasabah yang berencana untuk menunaikan ibadah haji. Produk ini akan membantu nasabah untuk merencanakan ibadah haji sesuai dengan kemampuan keuangan dan waktu pelaksanaan yang diinginkan. Dengan fasilitas asuransi jiwa secara cuma-cuma nasabah akan mendapat penggantian sebesar selisih nilai biaya Ibadah Haji (BPIH) dengan saldo tabungan melalui ahli waris manakala meninggal dunia. Tabungan haji Arafah juga menjamin Nasabah untuk memperoleh porsi

keberangkatan karena Bank Muamalat telah terhubung on-line dengan Siskohat Departemen Agama. Tabungan Haji Arafah Plus diperuntukkan bagi nasabah premium yang memiliki perencanaan haji singkat. Dengan menjadi nasabah Tabungan Haji Arafah Plus, nasabah juga akan mendapat perlindungan cacat, rawat inap dan layanan darurat medis.

e. Deposito Mudharabah

Merupakan jenis investasi syariah bagi nasabah perorangan dan badan hukum yang memberikan bagi hasil yang optimal. Dana nasabah yang disimpan pada Deposito Mudharabah akan dikelola melalui pembiayaan kepada berbagai jenis usaha sektor riil yang halal dan baik saja, sehingga memberikan bagi hasil yang halal. Tersedia dalam jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan dengan pilihan mata uang dalam rupiah dan USD. Deposito Mudharabah dapat diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over) dan juga dapat dijadikan jaminan pembiayaan di Bank Muamalat.

f. Deposito Fulinves

Merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah perorangan, dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan. Deposito Fulinves memiliki keunggulan perlindungan asuransi jiwa secara cuma-cuma dan dapat diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over) dan dapat dipergunakan sebagai jaminan pembiayaan di Bank Muamalat. Deposito Fulinves memberikan bagi hasil setiap bulan yang optimal.

g. Giro Wadi’ah

Merupakan titipan dana pihak ketiga berupa simpanan giro yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro dan aplikasi pemindahbukuan. Diperuntukkan bagi nasabah pribadi maupun perusahaan untuk mendukung aktivitas usaha. Fasilitas khusus giro perorangan, nasabah akan mendapat kartu ATM dan Debit, tarik tunai bebas biaya di seluruh jaringan ATM BCA/PRIMA dan ATM Bersama serta akses di seluruh merchant Debit BCA/PRIMA.

h. Kas Kilat

Muamalat kas kilat-i (mk2) adalah layanan pengiriman uang yang cepat, mudah, murah dan aman dari Malaysia ke keluarga di tanah air melalui rekening tabungan Shar-e. Layanan kas kilat bekerja sama dengan Bank Muamalat Malaysia Berhad membantu nasabah mengirimkan uang secepat kilat dari Malaysia ke Indonesia.

i. Dana Pensiun Muamalat

DPLK Muamalat dapat diikuti oleh mereka yang berusia 18 tahun, atau sudah menikah, dan pilihan usia pensiun 45- 65 tahun dengan iuran sangat terjangkau, yaitu minimal Rp. 50.000 perbulan dan pembayarannya dapat didebet secara otomatis dari rekening Bank Muamalat atau dapat ditransfer dari bank lain. Peserta juga dapat mengikuti program WASIAT UMAT, dimana selama masa kepesertaan akan dilindungi asuransi jiwa sesuai ketentuan berlaku. Dengan asuransi ini, keluarga peserta akan memperoleh

dana pensiun sebesar yang diproyeksikan sejak awal jika peserta meninggal dunia sebelum memasuki masa pensiun.

j. Obligasi syariah

Merupakan suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil / margin / fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Bank Muamalat Indonesia,Tbk menerbitkan obligasi syariah pada tanggal 15 Juli 2003 dengan nama Obligasi Syariah I Subordinasi Bank Muamalat Indonesia Tahun 2003. Obligasi Syariah ini menggunakan akad mudharabah dimana Bank Muamalat Indonesia,Tbk (Emiten) memberikan pendapatan berupa bagi hasil kepada Pemegang Obligasi (Investor). Obligasi subordinasi diartikan bahwa obligasi tersebut dapat dimasukkan ke dalam komponen modal lapis kedua. Pemegang obligasi yang pembayarannya diutamakan adalah obligasi yang memiliki tanggal penerbitan paling awal yang disebut obligasi senior, setelah obligasi ini dilunasi maka barulah pembayaran pelunasan obligasi subordinasi dilakukan. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia obligasi subordinasi ini minimal berjangka waktu 5 (lima) tahun.

2. Produk Pembiayaan.

Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Muamalat dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujroh, tanpa imbalan, atau bagi hasil. Pembiayaan yang diberikan dapat digunakan untuk kebutuhan Modal Kerja, Investasi atau Konsumtif. Penyalurannya dapat dilakukan secara bilateral yaitu oleh satu bank syariah kepada satu pihak maupun secara multilateral/sindikasi yaitu oleh lebih dari satu bank syariah/unit usaha syariah/lembaga keuangan kepada satu pihak.

a. Pembiayaan Jual Beli 1). Murabahah

Adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Harga jual tidak boleh berubah selama masa perjanjian. Konsep ini cocok untuk pembiayaan Modal Kerja, Investasi dan Konsumtif.

2). Salam

Adalah pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari dimana pembayaran dilakukan dimuka secara tunai. Konsep Salam cocok untuk pembiayaan di bidang pertanian.

3). Istishna’

Adalah jual beli dimana produsen (shaani’) ditugaskan untuk membuat suatu barang pesanan dari pemesan (mustashni’). Istishna’ mirip dengan

Salam yaitu dari segi obyek pesanannya harus dibuat atau dipesan terlebih dahulu dengan ciri-ciri khusus. Perbedaannya, pembayaran Istishna’ dapat dilakukan di awal, di tengah atau di akhir pesanan. Konsep Istishna’ cocok untuk pembiayaan pembangunan property dan penyediaan barang atau aset yang memiliki kriteria spesifik.

b. Pembiayaan Bagi Hasil 1).Musyarakah

Adalah kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana, pekerjaan atau keahlian dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Konsep ini cocok untuk pembiayaan Modal Kerja dan Investasi.

2). Musyarakah Mutanaqisah

Adalah Musyarakah atau Syirkah yang kepemilikan asset (barang) atau modal salah satu pihak (syarik) berkurang disebabkan pembelian secara bertahap oleh pihak lainnya. Konsep ini dapat digunakan untuk pembelian rumah, melalui pengajuan pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah (KPR) Syariah Baiti Jannati.

3). Mudharabah

Adalah kerja sama antara dua pihak dimana salah satu pihak (Bank) bertindak sebagai penyedia dana (shahibul maal), dan pihak lain (nasabah) bertindak sebagai pengelola usaha (mudharib). Dalam hal ini, Bank menyerahkan modalnya kepada nasabah untuk dikelola. Pembiayaan

Mudharabah banyak digunakan untuk pembiayaan proyek atau usaha-usaha yang memiliki proyeksi dan pencatatan pendapatan dan biaya usaha-usaha yang definitif. Konsep ini cocok untuk pembiayaan Modal Kerja dan Investasi.

c. Pembiayaan Sewa 1). Ijarah

Adalah perjanjian antara Bank sebagai pemberi sewa (mu’ajjir) dengan nasabah selaku penyewa (musta’jir) atas suatu barang atau aset milik Bank. Bank mendapatkan imbalan jasa atas barang atau aset yang disewakannya.

2). Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT)

Adalah perjanjian antara Bank sebagai pemberi sewa (Mu’ajjir) dengan nasabah selaku penyewa (Musta’jir). Dengan konsep IMBT, nasabah (penyewa) setuju akan membayar uang sewa selama masa sewa yang diperjanjikan dan bila sewa berakhir penyewa mempunyai hak opsi untuk memindahkan kepemilikan obyek sewa tersebut dari pemberi sewa. Pembiayaan Ijarah dan IMBT umumnya digunakan untuk pembiayaan investasi alat-alat berat.

3). Qardh

Adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali. Menurut teknis perbankan, qardh adalah pemberian pinjaman dari Bank kepada nasabah yang dipergunakan untuk kebutuhan mendesak, seperti dana talangan dengan kriteria tertentu dan bukan untuk

pinjaman yang bersifat konsumtif. Pengembalian pinjaman ditentukan dalam jangka waktu tertentu (sesuai kesepakatan bersama) sebesar pinjaman tanpa ada tambahan keuntungan dan pembayarannya dilakukan secara angsuran atau sekaligus. Konsep ini dapat digunakan untuk Pembiayaan Dana Talangan Haji.

3. Produk Jasa

a. Perwakilan (Wakalah)

Berarti penyerahan, pendelegasian atau pemberian mandat. Secara teknis perbankan, wakalah adalah akad pemberian wewenang/kuasa dari lembaga/seseorang (sebagai pemberi mandat) kepada pihak lain (sebagai wakil) untuk melaksanakan urusan dengan batas kewenangan dan waktu tertentu. Segala hak dan kewajiban yang diemban wakil harus mengatasnamakan yang memberikan kuasa. Prinsip wakalah biasa digunakan untuk layanan L/C collection, agency, dan arranger sindikasi pembiayaan. b. Penjaminan (Kafalah)

Merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain, Kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin. Konsep kafalah biasa digunakan untuk layanan Bank Garansi. c. Penanggungan (Hawalah)

Adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam pengertian lain, merupakan pemindahan

beban hutang dari pihak yang berutang (muhil) menjadi tanggungan pihak yang berkewajiban membayar hutang (muhal’alaih).

d. Gadai (Rahn)

Adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana, rahn adalah perikatan jaminan hutang atau gadai.

4. Jasa Layanan a. ATM

Layanan ATM 24 jam yang memudahan Nasabah melakukan penarikan dana tunai, pemindahbukuan, transfer antar Bank, pemeriksaan saldo, pembayaran Zakat-Infaq-Sedekah (ZIS), dan tagihan telepon. Untuk penarikan tunai, kartu ATM Muamalat dapat diakses di seluruh ATM Muamalat, ATM BCA/PRIMA dan ATM Bersama, secara bebas biaya di seluruh Indonesia. Kartu ATM Muamalat juga dapat dipakai untuk bertransaksi di seluruh merchant Debit BCA/PRIMA.

b. SalaMuamalat

Merupakan layanan phone banking 24 jam dan call center yang dapat diakses melalui nomor telepon (021) 2511616, dan 0807 1 MUAMALAT. SalaMuamalat memberikan kemudahan kepada nasabah, setiap saat dan dimanapun nasabah berada untuk memperoleh informasi mengenai produk,

saldo dan informasi transaksi, pemindahbukuan antar rekening pembayaran, serta mengubah PIN.

c. Pembayaran Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS)

Jasa yang memudahan Nasabah dalam membayar Zakat-Infaq-Sedekah (ZIS), melalui kantor dan ATM Bank Muamalat, baik ke lembaga pengelola ZIS Bank Muamalat maupun ke lembaga-lembaga ZIS lainnya yang bekerjasama dengan Bank Muamalat. Nasabah juga dapat membayar (ZIS), melalui layanan SalaMuamalat.

d. Jasa-jasa lain

Bank Muamalat juga menyediakan jasa-jasa perbankan lainnya kepada masyarakat luas, seperti transfer, collection, standing instruction, bank draft, referensi bank.3

3

PENGARUH DANA OBLIGASI SYARIAH TERHADAP PENDAPATAN BANK MUAMALAT INDONESIA,Tbk.

( Periode Tahun 2003-2008 )

A. Obligasi Syariah Mudharabah Subordinasi Bank Muamalat Indonesia,Tbk. 1. Nama Obligasi

Nama Obligasi yang ditawarkan melalui Penawaran Umum ini adalah

“Obligasi Syariah I Subordinasi Bank Muamalat Tahun 2003”

2. Jumlah Pokok Obligasi

Seluruh Jumlah Pokok Obligasi diterbitkan sebanyak-banyaknya Rp.200.000.000.000,- (dua ratus milyar Rupiah) dan ditawarkan sebesar 100% (seratus persen) dari nilai nominal Obligasi.

3. Jangka Waktu dan Jatuh Tempo

Obligasi ini akan jatuh tempo dan harus dilunasi dengan harga yang sama dengan jumlah pokok yang tertulis pada Sertifikat Jumbo Obligasi pada Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi, yaitu tanggal 15 Juli 2010 sejak Tanggal Emisi atau pada waktu yang lebih awal apabila Perseroan melaksanakan Opsi Beli yaitu tanggal 15 Juli 2008 sejak Tanggal Emisi dengan memperhatikan ketentuan tentang Pelunasan Awal.

4. Pendapatan Bagi Hasil Obligasi

Obligasi ini ditawarkan dengan ketentuan Perseroan untuk membayar kepada Pemegang Obligasi sejumlah Pendapatan Bagi Hasil pada Tanggal Pembayaran

Pendapatan Bagi Hasil dan membayar kembali dana Obligasi pada Tanggal Pembayaran Kembali Jumlah Pokok Obligasi. Pendapatan Bagi Hasil dibayarkan setiap 3 bulan. Besarnya Pendapatan Bagi Hasil yang menjadi hak Pemegang Obligasi pada Tanggal Pembayaran Pendapatan Bagi Hasil dihitung berdasarkan perkalian antara Nisbah Pemegang Obligasi dengan pendapatan yang diterima Perseroan dalam triwulan terakhir sebelum Tanggal Pembayaran Pendapatan Bagi Hasil yang akan dibagihasilkan dengan Pemegang Obligasi. Dimana Nisbah untuk Pemegang Obligasi sebesar 91% dan Nisbah untuk Bank Muamalat Indonesia,Tbk sebesar 9%. Pendapatan Bagi Hasil Obligasi dibayarkan oleh Agen Pembayaran setiap 3 (tiga) bulan sesuai dengan tanggal Pembayaran Pendapatan Bagi Hasil Obligasi di dalam Perjanjian Perwaliamanatan. Pembayaran Pendapatan Bagi Hasil Obligasi pertama kali akan dilakukan pada tanggal 15 Nopember 2003 sedangkan pembayaran Pendapatan Bagi Hasil terakhir akan dilakukan pada tanggal 15 Juli 2010 atau pada waktu lebih awal yaitu tanggal 15 Juli 2008 (ulang tahun ke-5 sejak Tanggal Emisi) jika Perseroan melaksanakan Opsi Beli. Pokok Obligasi akan Jatuh Tempo dan dilunasi pada tanggal 15 Juli 2010 atau pada waktu yang lebih awal yaitu tanggal 15 Juli 2008 jika Perseroan melaksanakan Opsi Beli.

5. Penggunaan Dana yang Diperoleh dari Hasil Penawaran Umum.

Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum ini yaitu sebesar Rp. 200.000.000.000,- ( dua ratus miliar rupiah ) akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan guna mengembangkan kegiatan pembiayaan syariah yang merupakan bagian dari kegiatan usaha Perseroan juga digunakan untuk meningkatkan kinerja usaha secara berkelanjutan melalui perluasan jaringan

pelayanan, mengembangkan berbagai inovasi produk serta peningkatan pembiayaan dengan tetap menjaga kehati-hatian, kesehatan bank dan reputasi sebagai bank pertama murni syariah di Indonesia.1

B. Peran Obligasi Syariah Mudharabah Subordinasi Terhadap Pengembangan Dana Bank Muamalat Indonesia,Tbk.

Dalam rangka memperkuat struktur modalnya pada bulan Juli 2003 Bank Muamalat Indonesia,Tbk menerbitkan obligasi subordinasi yang disebut Obligasi Syariah I Subordinasi Bank Muamalat Indonesia,Tbk tahun 2003. Berdasarkan keterangan wawancara dengan Bapak Yudistia Brilliano, Divisi Head Treasury di Bank Muamalat Indonesia,Tbk tanggal 8 Juni 2009, dana yang diperoleh dari hasil penawaran obligasi seluruhnya akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan guna mengembangkan kegiatan pembiayaan syariah yang merupakan bagian dari kegiatan usaha perseroan dan juga digunakan untuk meningkatkan kinerja usaha secara berkelanjutan melalui perluasan jaringan pelayanan, mengembangkan berbagai inovasi produk serta peningkatan pembiayaan dengan tetap menjaga kehati-hatian, kesehatan bank dan reputasi sebagai bank pertama murni syariah di Indonesia.

Melalui penerbitan obligasi subordinasi ini, selain memperkuat permodalan Bank Muamalat Indonesia,Tbk dan meningkatkan kinerja usaha juga dapat terus meningkatkan pembiayaan dan melaksanakan fungsi intermediasinya dalam spirit perbankan syariah yang menjaga kemurnian transaksi kepada usaha-usaha yang halal, anti riba, dan anti penipuan.

1

PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk, Prospektus Obligasi I Syariah Bank Muamalat Indonesia,Tbk tahun 2003, h. x-xi

Sesuai prinsip bagi hasil dalam kaidah syariah, Bank Muamalat Indonesia,Tbk dapat menempuh dua pola bagi hasil yaitu revenue sharing atau profit sharing. Dalam hal ini, Bank Muamalat Indonesia,Tbk menempuh pola revenue sharing sehingga pemegang obligasi memperoleh bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati.

Bagi pemegang obligasi, pilihan untuk memilih instrument investasi syariah setidaknya ditentukan oleh dua alasan utama yaitu pertimbangan bisnis rasional dan spiritual seiring faktor-faktor religius. Dalam perhitungan rasional, hasil investasi dari obligasi akan menjadi investasi pada obligasi syariah ini. Namun, alasan spiritual untuk memperoleh hasil investasi yang halal, bersih, tidak meragukan secara keyakinan, kemurnian niat ibadah, tentunya akan menjadi bagian dalam perhitungan.

Dengan melihat kinerja Bank Muamalat Indonesia,Tbk dengan kinerja yang terus membaik, reputasi dan kemampuannya lolos dalam masa krisis moneter, rencana bisnis yang disiapkan, kecenderungan bagi hasil dari nisbah yang diajukan yaitu memberikan keyakinan bagi investor.

Kedua motif investasi untuk membeli obligasi syariah mudharabah subordinasi dari Bank Muamalat Indonesia,Tbk yaitu rasional maupun spiritual tampaknya dapat diperoleh melalui obligasi syariah mudharabah ini. Hal itu mengingatkan secara rasional obligasi ini dapat memberi return yang besar. Sedangkan secara spiritual juga dapat memberikan solusi bagi masyarakat yang mengharamkan bunga dan memberikan ketentraman karena terbebas dari pendapatan yang haram. 2

2

C. Pengaruh Dana Obligasi Syariah Mudharabah Subordinasi Terhadap Pendapatan Bank Muamalat Indonesia,Tbk. ( Periode Tahun 2003 – 2008 ).

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari Laporan Bagi Hasil Obligasi Syariah Mudharabah Subordinasi Muamalat. Total pendapatan Bank Muamalat Indoensia Tbk, dari hasil penerbitan Obligasi Syariah Mudharabah Subordinasi Tahun 2003-2008 berjumlah Rp. 145,870,634,086.89.

Pada Tabel 4.1 dibawah ini memberikan data tentang Pendapatan per Triwulan Bank Muamalat Indonesia,Tbk dari Hasil Penerbitan Obligasi Syariah Mudharabah Subordinasi Tahun 2003-2008, dimana pendapatan terbesar diperoleh pada awal penerbitan obligasi syariah yaitu pada Tahun 2003 Triwulan IV sebesar Rp.11.366.940.970,- sedangkan pendapatan terkecil pada Tahun 2008 Triwulan III sebesar Rp. 4.280.098.359,27,-.

Tabel 4. 1

Pendapatan per Triwulan Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Dokumen terkait