• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Deskripsi Obyek Penelitian dan Relawan Demokrasi

2.3. Visi dan Misi Kabupaten Deli Serdang

Dalam upaya lebih memberikan arah pembangunan yang dicita-citakan di Kabupaten Deli Serdang, Visi Pembangunan yang ditetapkan pada periode 2009-2014 adalah :

“Deli Serdang yang maju dengan masyarakatnya yang religius, sejahtera, bersatu dalam kebhinnekaan melalui pemerataan pembangunan, pemanfaatan sumber daya yang adil, dan penegakan hukum yang ditopang oleh tata pemerintahan yang baik“

Untuk mencapai Visi Pembangunan Deli Serdang tersebut, disusun 4 (empat) Misi Pembangunan yang harus di emban yaitu :

1. Mendorong pembangunan yang menjamin pemerataan yang seluas-luasnya didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, infrastruktur yang maju, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan yang berwawasan lingkungan, serta didukung oleh kondisi yang kondusif.

2. Mendorong pembangunan akhlaq mulia generasi muda, saling menghormati, rukun dan damai, tidak diskriminatif, mengabdi pada kepentingan masyarakat luas, dan menghormati hak azasi manusia.

3. Mendorong pembangunan yang merata, pemanfaatan sumber daya yang adil guna mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat, rasa aman dan damai, mampu menampung aspirasi masyarakat yang dinamis, menegakkan persatuan dan kesatuan dalam kebhinnekaan dengan ditopang oleh tata pemerintahan yang baik. 4. Mendorong tercapainya supremasi hukum dan masyarakat yang taat hukum,

yang akuntabel, transparan, profesional, dan mampu menjalankan fungsinya sebagai fasilitator bagi semua stakeholdernya.

2.4.Relawan Demokrasi

Program relawan demokrasi adalah gerakan sosial yang dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilih dalam menggunakan hak pilih. Program ini melibatkan peran serta masyarakat yang seluas-luasnya dimana mereka ditempatkan sebagai pelopor (pioneer) demokrasi bagi komunitasnya. Relawan demokrasi menjadi mitra KPU dalam menjalankan agenda sosialisasi dan pendidikan pemilih berbasis kabupaten/kota. Bentuk peran serta masyarakat ini diharapkan mampu mendorong tumbuhnya kesadaran tinggi serta tanggung jawab penuh masyarakat untuk menggunakan haknya dalam pemilu secara optimal.

Sesuai dengan Peraturan Perundang undangan yaitu UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM. Dalam ketentuan umum Pasal 1 ayat 5 yaitu “Penyelenggara Pemilihan umum adalah lembaga yang menyelenggarakan Pemilu untuk memilih anggota dewan perwakilan rakyat , dewan perwakilan daerah , dewan perwakilan rakyat daerah dan Presiden dan wakil presiden , serta kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung oleh rakyat. Dan ayat 6 “ Komisi Pemilihan Umum selanjutnya disebut KPU adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.

Didalam undang undang ini diatur mengenai KPU, KPU Provinsi dan KPU kabupaten/Kota sebagai lembaga penyelenggara pemilihan umum yang permanen. KPU dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab sesuai dengan peraturan perundang undangan serta dalam hal seluruh tahapan pemilihan umum dan tugas lainnya, KPU memberikan laporan kepada Dewan perwakilan Rakyat dan Presiden.

Salah satu Tugas , wewenang dan kewajiban KPU dimana tertuang didalam pasal 8 ayat 1 huruf q.yaitu melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan pemilu dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU kepada masyarakat” maka KPU mengadakan pertemuan Rapat Penyusuan Desain Pembentukan Relawan Demokrasi KPU Provisi se-Indonesia yang diselenggarakan pada tanggal 22-24 Juli 2013 di hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, Bersamaan dengan Rapat ini dikeluarkan dan disampaikan Surat Edaran KPU Nomor 609/KPU/XI/2013 yang ditanda tangani Ketua KPU Tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Relawan Demokrasi Pemilu 2014, agar ketua KPU/KIP Provinsi dan Ketua KPU/KIP Kabupaten/Kota seluruh Indonesia, untuk melaksanakan Petunjuk Pelaksanaan Program Relawan Demokrasi Pemilu 2014. Dimana salah satu isi nya KPU Membuka Pendaftaran Untuk Menjadi Relawan Demokrasi Pemilu 2014.

Berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelengaraan Pemilihan Umum pada Pasal 7 ayat (1) “Ketua KPU , KPU Provinsi dan KPU Kab/Kota mempunyai Tugas

1. Memimpin Rapat Pleno dan seluruh kegiatan KPU, KPU Provinsi dan KPU Kab.Kota.

2. Bertindak untuk dan atas nama KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/kota ke luar dan kedalam

3. Memberikan keterangan resmi tentang kebijakan dan kegiatan KPU, KPU Provinsi, KPU Kab/kota dan,

4. Menandatangani seluruh peraturan dan keputusan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota

dan pada ayat (2) nya “Dalam Menjalankan Tugas nya , Ketua KPU , KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota bertanggung jawab kepada Rapat Pleno”

Pembentukan relawan demokrasi dilakukan atas dasar surat edaran KPU No. 609/KPU.IX/2013 tentang Penyampaian Petunjuk Pelaksanaan Relawan Demokrasi PEMILU 2014 yang diteruskan kepada setiap KPU Kabupaten/Kota untuk menindaklanjuti Surat Edaran tersebutmaka KPU Kabupaten Deli Serdang mengeluarkan SK pembentukan relawan demokrasi No.14/Kpts/Seskab-655895/I/2014 (SK berdasarkan kabupaten/kota).

Maka Surat Edaran KPU Nomor 609/KPU/XI/2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Relawan Demokrasi Pemilu 2014 yang ditanda tangani Ketua KPU dianggap mempunyai kekuatan hukum yang harus dilaksanakan secara kelembagaan ke dalam oleh tingkatan dibawah nya yaitu ketua KPU/KIP Provinsi dan Ketua KPU/KIP Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.

Program relawan demokrasi dilatarbelakangi oleh partisipasi pemilih yang cenderung menurun. Tiga pemilu nasional terakhir dan pelaksanaan pemilukada di

berbagai daerah menunjukkan indikasi itu. Pada pemilu nasional misalnya, yaitu pemilu 1999 (92%), pemilu 2004 (84%) dan pemilu 2009 (71%) menjadi salah satu tantangan yang dihadapi dalam upaya untuk mewujudkan kesuksesan Pemilu 2014. Banyak faktor yang menjadikan tingkat partisipasi mengalami tren penurunan, di antaranya adalah jenuh dengan frekuensi penyelenggaraan pemilu yang tinggi, ketidakpuasan atas kinerja sistem politik yang tidak memberikan perbaikan kualitas hidup, mal-administrasi penyelenggaraan pemilu, adanya paham keagamaan anti demokrasi, dan melemahnya kesadaraan masyarakat tentang pentingnya pemilu sebagai instrumen transformasi sosial, dan lain sebagainya.34

Tabel 2. Daftar Nama – nama Relawan Demokrasi PEMILU 2014 KABUPATEN DELI SERDANG

No. NAMA ALAMAT

1. Saibatul Hamdi Desa Kelambir kec. Hamparan Perak 2. Delima Sari Tandukan Raga Dusun I STM Hilir 3. Ahamd, S.Pd Desa Durian Kec. Pantai Labu

4. Imam Munandar Gunung Meriah

5. Ummi Khairani Hrp. Jl. Balai desa Dusun I Desa Marindal 6. Umy Fitirani Jl. Pertahanan Kec. Tanjung Morawa 7. Fachri Oktaryadi Desa Wonosari Kec. Tanjung Morawa 8. Edy Saputra Efendy Jl. Lestari Dusun IV Kec. Deli Tua

9. M. Faisal Jl. Koramil Gg. Darma Lk. II

34

10. Rindu Sirait Gg. Nogia No.96 Kel. Deli Tua Timur 11. Walimah Putri Jl. Deli Tua Perumahan Asabri 12. Bima Persadanta Simpang Ranting kec. Biru - Biru 13. Ahmad Muthma Lbs Jl. Enggang XV No. 221 P.Mandala 14. Ahmad Arfah Lbs Jl. Enggang XV No. 221 P.Mandala 15. Lukman Ahmadi Pohan Jl. Pertahanan Patumbak 16. Andri Dwi Cahya Perum. Bumi Tuntungan Blok 123 17. Andhika Mulatua Dusun XIX Pasar IV Kelambir V

18. Bayu Atmaja Desa Manunggal

19. Alimuda Rezeki Jl. Kiwi 17 No. 370 P.Mandala 20. Munyati Muhasanah Jl. Pengabdian Dusun I B. Setia 21. Windra Hardi Purba Jl. Benteng Dusun VII Desa Tumpatan 22. Budiman Dusun III Desa Lau Barus STM. Hilir

23. Mekar Sari Dusun Bina Karya Pasar V

24. Guwandi Jl. Cempaka Bakaran Batu. L.Pakam 25. Ida Sari Siregar Jl. Galang Lubuk Pakam Sumber : KPU Deli Serdang

2.4.1. Tujuan

Program Relawan Demokrasi bertujuan sebagai berikut: 1. Meningkatkan Kualitas Pemilu

2. Meningkatkan partisipasi pemilih

4. Membangkitkan kesukarelaan masyarakat sipil dalam agenda pemilu dan demokratisasi

2.4.2. Persyaratan Relawan Demokrasi

Untuk mengikuti program Relawan Demokrasi, seseorang harus memiliki persyaratan sebagai berikut:

1. Warga Negara Indonesia.

2. Berusia minimal 17 tahun pada saat mendaftar, khusus untuk relawan pemilih pemula maksimal berusia 25 tahun.

3. Pendidikan minimal SLTA atau sederajat. 4. Berdomisili di wilayah setempat.

5. Non-partisan, sekurang-kurangnya dalam 5 (lima) tahun terakhir. 6. Memiliki komitmen menjadi relawan pemilu

7. Terdaftar sebagai pemilih

8. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik 9. Bertanggungjawab dan berakhlak baik

10.Bukan bagian dari penyelenggara pemilu

11.Memiliki pengalaman terkait kegiatan penyuluhan atau aktif dalam organisasi kemasyarakatan/kemahasiswaan.

12.Tidak pernah terlibat tindak pidana atau tidak sedang menjalani proses hukum atas tindak pidana.

Persyaratan tersebut dibuktikan dengan: 1. Fotocopi KTP yang masih berlaku.

2. Fotocopi ijazah SLTA atau sederajat. 3. Pas photo 4 x 6 sebanyak 4 (empat) lembar. 4. Surat pemenuhan persyaratan yang meliputi

a. Pernyataan kesediaan menjadi relawan demokrasi.

b. Pernyataan tidak menjadi anggota partai politik sekurang-kurangnya dalam 5 (lima) tahun terakhir dan tidak dalam kedudukan sebagai calon anggota DPD

c. keterangan terdaftar sebagai pemilih dari PPS.

d. pernyataan tidak pernah terlibat tindak pidana atau tidak sedang menjalani proses hukum atas tindak pidana

e. pernyataan bukan bagian dari penyelenggara pemilu 2014. 5. Curriculum Vitae (daftar riwayat hidup)

2.4.3. Rekrutmen

Dalam melakukan rekrutmen peserta relawan demokrasi 1. Rekrutmen relawan demokrasi dilakukan di tingkat KPU Kab/Kota.

2. Relawan demokrasi meliputi segmen pemilih pemula, kelompok agama, kelompok perempuan, penyandang disabilitas dan kelompok pinggiran.

3. Jumlah relawan demokrasi maksimal 25 orang per-kab/kota, dengan rincian setiap segmen terdiri dari 5 (lima) orang relawan atau disesuaikan dengan kebutuhan setempat.

4. Apabila terdapat relawan di luar jumlah yang ditentukan KPU Kab/Kota dapat memfasilitasinya dengan tanpa pembebanan anggaran DIPA KPU.

5. Pendaftaran relawan demokrasi dilakukan melalui:

a. pendaftaran langsung di KPU kab/kota berdasarkan pengumuman terbuka kepada publik atau institusi strategis dari setiap komunitas; atau

b. berdasarkan usulan atau rekomendasi dari institusi strategis setiap komunitas.

6. Terhadap pendaftar dilakukan seleksi administrasi dan wawancara kompetensi.

2.4.4. Peningkatan Kompetensi

Guna meningkatkan kompetensi yang diperlukan dalam menjalankan tugasnya, relawan demokrasi mengikuti Training of trainer untuk Relawan Demokrasi dengan materi:

a. Pentingnya demokrasi, pemilu dan partisipasi.

b. Pemahaman tentang teknis tahapan pemilu yang strategis. c. Kode etik relawan.

d. Teknik-teknik berkomunikasi publik. e. Materi lain yang relevan.

2.4.5. Materi sosialisasi

Dalam menjalankan tugasnya, relawan demokrasi menyampaikan materi tentang:

a. Pentingnya demokrasi, pemilu dan partisipasi. b. Tata cara pemberian suara dalam pemilu. c. Pengenalan terhadap kontestan pemilu.

d. Hal-hal lain yang dianggap sesuai dengan kebutuhan segmen.

2.4.6. Mekanisme kerja

1. Dalam menjalankan tugasnya relawan demokrasi menggunakan pilihan metode yang sesuai dengan kebutuhan, antara lain:

a. Simulasi

b. Bermain peran/role playing c. Diskusi kelompok/FGD d. Ceramah

e. Alat bantu (visual dan non visual)

f. Posting materi sosialisasi ke media sosial 2. Agenda kegiatan Relawan Demokrasi meliputi:

a. Memetakan varian kelompok sasaran (mapping). b. Mengidentifikasi kebutuhan varian kelompok sasaran.

c. Identifikasi materi dan metode sosialisasi yang akan dilakukan.

d. Menyusun jadwal kegiatan dan berkoordinasi dengan relawan pemilu yang lain.

e. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal.

2.4.7. Kode etik

Agar dapat menjalankan tugas sebagaimana mestinya, Relawan pemilu diwajibkan mematuhi kode etik yang telah ditetapkan, yaitu:

- Bersikap independen, imparsial, dan non partisan terhadap peserta pemilu. - Tidak melakukan tindak kekerasan.

- Menghormati adat dan budaya setempat. - Tidak bertindak diskriminatif.

- Tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun dari peserta pemilu yang menunjukkan indikasi keberpihakan atau gratifikasi.

Dalam hal terjadi pelanggaran kode etik diberikan sanksi pemberhentian sebagai Relawan Demokrasi, setelah dilakukan klarifikasi.

2.4.8. Pembiayaan

Honor peserta Relawan Demokrasi dibebankan kepadan APBN Komisi Pemilihan Umum tahun 2014 yang tercantum dalam DIPA Anggaran belanja Pemilihan Umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2014 dan dibayarkan setiap bulannya terhitung sejak Surat Keputusan ini ditetapkan.

Alokasi anggaran dimaksud adalah untuk membiayai 25 orang relawan. Apabila terdapat relawan di luar jumlah yang ditentukan, KPU Kab/Kota dapat memfasilitasinya dengan tanpa pembebanan anggaran DIPA KPU.

BAB III

PERANAN RELAWAN DEMOKRASI DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH DI DELI SERDANG

Perwujudan dari pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yaitu diberikannya pengakuan kepada rakyat untuk berperan serta secara aktif dalam menentukan wujud penyelenggaraan pemerintahan tersebut. Sarana yang diberikan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat tersebut yaitu diantaranya dilakukan melalui kegiatan pemilihan umum.

Demi terciptanya pemilih yang cerdas dan pemilu yang demokratis tentunya membutuhkan kerja keras dari seluruh pihak, bukan hanya tanggung jawab dari KPU tetapi menjadi tanggung jawab bersama. Ketika suatu negara melakukan pemilihan umum untuk menentukan pemimpinnya, maka saat itu pula terjadi partisipasi dan keinginan rakyat untuk ikut terlibat dalam pemilihan umum tersebut. Dengan ikut serta dalam melakukan pemilu maka secara tidak langsung kita telah berpartisipasi dalam membangun bangsa dan negara ini.

Dalam hal ini, keaktifan dan keikutsertaan masyarakat menjadi peran penting dalam pemilu. Saya dapat mengasumsikan bahwa peran dan keaktifan masyarakat tersebut merupakan perilaku dalam berpolitik, walau hanya terjadi pada tingkat individu.

Program relawan demokrasi merupakan salah satu peran keikutsertaan masyarakat dalam berpatisipasi menghadapi pemilu 2014. Dalam partisipasi politik

masyarakat yang tergabung dalam relawan demokrasi termasuk golongan partisipasi aktif dan menurut Milbrath kegiatan pastisipasi ini disebut kegiatan monoton yang bercirikan mengajak orang untuk memilih, menyelenggarakan diskusi politik dan memberi suara.

Bila dikorelasikan dengan teori sosialisasi politik menurut Ramlan Surbakti yang membagi sosialisasi politik kedalam pendidikan politik dan indoktrinasi politik, relawan demokrasi merupakan termasuk jenis sosialisasi pendidikan politik, dimana pendidikan politik yang dilakukakan relawan demokrasi yaitu suatu proses sosialisasi melalui pemberi pesan (relasi) dan penerima pesan (masyarakat) untuk mengenal dan mempelajari mengenai pemilihan umum.

Pendidikan politik yang berupa hak dan kewajiban warga negara selama ini hanya terbatas pada kelompok tertentu. Dalam kesempatan kegiatan bertema Pendidikan Politik dan Hak-Hak Sipil kadang hanya ada di tempat-tempat tertentu, dengan peserta terbatas dan tertentu pula. Lima segmen masyarakat yang menjadi sasaran Relawan Demokrasi ala KPU harus diakui jarang disentuh. Lima segmen masyarakat itu umumnya hanya menjadi korban mobilisasi massa dalam kepentingan politik seperti kampanye. Di sinilah arti dan makna penting hadirnya Relawan Demokrasi itu.

Pada posisi inilah, pendidikan politik masyarakat memiliki kaitan yang erat dengan suksesnya proses demokratisasi negara kita. Jika kecenderungan mobilisasi kepentingan, mobilisasi warga, politisasi birokrasi, politik uang, transaksi jabatan publik, dan kepentingan jangka pendek lainnya yang selalu mewarnai kehidupan

proses setiap pelaksanaan pemilihan umum. Maka resikonya sangat besar dan akibatnya kita tidak akan pernah melangkah kemanapun dari kemajuan demokrasi kita, karena ulah kita sendiri.

Bab ini akan membahas bagaimana proses pembentukan relawan demokrasi, peran dan tugas relawan demokrasi melakukan pendidikan politik untuk meningkatkan dan mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam memberikan hak suara pada pemilihan legislatif 2014 di Deli Serdang serta hasil akhir dari pembentukan relawan demokrasi ini yang akan dilihat dari tingkat partisipasi pemilih dan keterkaitan relawan demokrasi itu sendiri dalam memainkan perannya.

3.1. Proses Pembentukan Relawan Demokrasi

Pembentukan relawan demokrasi dilakukan atas dasar surat edaran dari KPU pusat dengan No. 609/KPU.IX/2013 tentang Penyampaian Petunjuk Pelaksanaan Relawan Demokrasi PEMILU 2014 yang diteruskan kepada setiap KPU Kabupaten/Kota untuk ditindaklanjuti dengan mengangkat relawan demokrasi dalam surat keputusan No. 14/Kpts/Seskab-655895/I/2014 (SK berdasarkan kabupaten/kota).

Pendanaan perserta relawan demokrasi dibebankan kepada APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) Komisi Pemilihan Umum tahun 2014 yang termasuk dalam DIPA (Daftar Isian Pembelanjaan Anggaran) Pemilihan Umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Tahun 2014 dan akan dibayarkan setiap bulannya sebesar Rp.350.000/orang terhitung bulan januari – maret 2014.

Dalam teori kebijakan publik mempunyai pengertian mengenai apa yang sebenarnya dilakukan daripada apa yang diusulkan dalam tindakan mengenai suatu persoalan tertentu, dan apa yang dilakukan dan tidak semata-mata menyangkut usulan tindakan, hal ini dilakukan karena kebijakan merupakan suatu proses yang mencakup pula tahap implementasi dan evaluasi.

Pembentukan relawan demokrasi merupakan salah satu upaya yang pertama kali dibentuk oleh Lembaga KPU dalam meningkatkan kualitas proses pemilu, meningkatkan partisipasi pemilih, meningkatkan kepercayaan publik serta membentuk kesukarelaan masyarakat itu sendiri untuk ikut terlibat dalam agenda pemilu itu sendiri. Seperti yang dikatakan salah satu komisioner KPUD Deli Serdang :

"Dengan relawan ini kami harap dapat menggerakkan masyarakat agar mau menggunakan hak pilihnya dengan bijaksana dan penuh tanggung jawab, sehingga partisipasi Pemilu Legislatif 2014 di sini sesuai dengan yang kita targetkan yaitu sebesar 80 persen partisipasi pemilih," 35

Program ini melibatkan peran serta masyarakat dimana merekalah yang dijadikan pelopor demokrasi bagi kelompok komunitasnya oleh KPU berbasis Kabupaten/Kota. Masyarakat yang menjadi sukarelawan inilah yang diharapkan mampu mendorong tumbuhnya kesadaran tinggi masyarakat lainnya untuk menggunakan haknya secara cerdas dan dapat menjadi mitra KPU dalam menjalankan agenda sosialisasi dan pendidikan pemilih.

35

Program Relawan Demokrasi ini dibentuk dengan membagi 25 orang anggotanya ke kelompok masyarakat yang berasal dari 5 (lima) segmen pemilih strategis yaitu pemilih pemula, kelompok agama, kelompok perempuan, penyandang disabilitas dan kelompok pinggiran(marjinal). Pelopor-pelopor demokrasi ini akan menjadi penyuluh sesuai komunitasnya. Segmentasi itu dilakukan dengan kesadaran bahwa tidak semua komunitas mampu dijangkau oleh program KPU.

Dalam teori kebijakan publik, demi tecapainya sasaran yang tepat membutuhkan variabel – variabel dalam pembentukan suatu kebijakan, program relawan demokrasi juga menggunakan variabel – variabel sebagai berikut :

a. Tujuan yang akan dicapai. Ini mencakup tujuan yang diinginan dalam setiap kebijakan. Untuk program relawan demokrasi tujuan yang diinginkan sederhana namun kompleks yaitu menaikkan partisipasi pemilih.

b. Sumber daya yang mendukung suatu kebijakan. Dalam program relawan demokrasi sumber daya yang dibutuhkan bukan hanya bersifat material namun juga fasilitas yang dapat membantu proses sosialisasi seperti surat suara, alat peraga, dan alat bantu lainnya.

c. Kemampuan aktor yang terlibat dalam pembuatan kebijakan. Kualitas suatu kebijakan akan dipengaruhi oleh para aktor yang terlibat, dalam artian aktor yang dimaksud ialah lembaga KPU Deli Serdang yang merekrut para anggota relawan demokrasi dan melakukan bimbingan teknis untuk relawan demokrasi tersebut. Tentu saja kegiatan ini

membutuh orang – orang yang kompeten agar mampu menciptakan orang – orang yang kompeten pula dalam melakukan sosialisasi politik.

d. Strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan. Strategi yang digunakan untuk mengimplementasi program relawan demokrasi adalah dengan melakukan dua jenis sosialisasi, yaitu sosialisasi penuh (tatap muka) dan sosialisasi cepat (pembagian stiker pemilu).

Ketika ditanyakan mengapa program ini menggunakan metode pembagian segmentasi bukannya pembagian lokasi, salah satu komisioner KPUD Deli Serdang Menyatakan bahwa dengan membagi ke setiap segmen, para relawan akan lebih fokus dan mudah dalam melakukan sosialisasi karena pengelompokan tersebut adalah masyarakat yang dianggap oleh KPU jarang menggunakan hak pilihnya karena beberapa alasan tertentu. Seperti yang diutarakan oleh salah satu komisioner KPUD Deli Serdang Bapak Baharuddin Harahap,

“sebenarnya kelompok – kelompok yang terdiri dari 5 segmen itu adalah kelompok yang sering tidak menggunakan hak pilihnya, contohnya kelompok distabilitas, hal ini dikarenakan orang – orang penyandang distabilitas kebanyakan tidak menggunakan hak pilih bukan karena mereka tidak mau memilih tapi karena mereka tidak tahu cara memilih jadi timbul ketidakpedulian juga terhadap calon – calon atau pun partai yang ada.”36

Hal senada juga disampaikan anggota KPU bagian Humas dan Informasi, Wiwin Azmi mengenai pembagian segmen,37

“kalau ke masyarakat awam kebanyakan mereka sendiri udah lebih cerdas karena pasti sering liat foto – foto caleg, baca di baliho yang ada dijalanan, bahkan dari media televisi yang sudah pasti sering ada berita pemilu kan. Tapi kalau kaum marjinal misalnya, mereka belum tentu ada liat info – info mengenai pemilu di keseharian mereka.”

36

Wawancara dilakukan pada tanggal 3 juni 2014 di kpud deli serdang 37

Dari pendapat diatas bisa dipahami bahwa tujuan pembentukan relawan demokrasi diharapkan dapat memberikan pemahaman dan meningkatkan kesadaran kepada masyarakat berdasarkan komunitasnya perihal pemilu dan pentingnya memberikan hak suara mereka. Sehingga tercapainya tujuan akhir yang diinginkan bahwa dengan cara ini dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dan menciptakan pemilih yang berkualitas.

Proses pembentukan relawan demokrasi membutuhkan orang – orang yang mahir bersosialisasi, karena para pelopor ini lah yang akan berhadapan langsung dan membagi informasi pemilu kepada tatanan masyarakat yang tidak ataupun kurang mengerti. Maka dari itu persyaratan yang harus dipenuhi jika ingin menjadi relawan demokrasi salah satunya yaitu memiliki pengalaman terkait kegiatan penyuluhan atau aktif dalam organisasi kemasyarakatan/kemahasiswaan selain itu juga memiliki keampuan komunikasi yang baik dan berpendidikan minimal SLTA/sederajat.

Relawan demokrasi juga harus bersifat netral ataupun tidak mempunyai kepentingan lain dalam menjalankan tugasnya. Maksudnya disini relawan demokrasi tidak terlibat dalam partai politik atau tim sukses dari para calon legislatif sekurang – kurangnya 5 tahun terakhir.

Proses perekrutan anggota relawan demokrasi di kabupaten deli serdang di lakukan dengan cara sistem pendaftaran online di website kpud deliserdang dan memberikan pengumuman kepada KPPS pemilu seluruh kecamatan untuk merekomendasi masyarakatnya agar menjadi relawan demokrasi. Cara ini dilakukan agar perekrutan sesuai dengan salah satu syarat menjadi relawan demokrasi yang

harus berdomisili di daerah setempat. Dari beberapa anggota yang saya wawancara juga mengatakan kebanyakan dari mereka direkomendasi dari PPS daerah tempat tinggalnya, melihat dari media sosial facebook ataupun mendapatkan informasi dari anggota KPU langsung.

Seperti pengakuan dari salah satu Relawan Demokrasi ketika ditanyakan

Dokumen terkait