• Tidak ada hasil yang ditemukan

Visi dan Misi Perangkat Daerah a. Visi

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang (Halaman 27-34)

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.2. Visi dan Misi Perangkat Daerah a. Visi

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai dilandasi oleh kondisi dan potensi serta prediksi tantangan dan peluang pada masa yang akan datang. Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan Visi Pemerintah Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 – 2021, maka visi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 – 2021 adalah:

“Terwujudnya Lingkungan Yang Bersih dan Hijau Menuju Wonogiri Sejahtera”

b. Misi

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan dan diwujudkan agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi serta dilandasi oleh visi, maka misi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 – 2021 adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas lingkungan;

2. Meningkatkan kebersihan dan keindahan kota. 4.3. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah

a. Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Penetapan tujuan dalam Rencana Strategis didasarkan pada potensi dan permasalahan serta isu utama bidang lingkungan hidup di Kabupaten Wonogiri.

Adapun rumusan tujuan di dalam Rencana Strategis Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 – 2021 adalah :

1. Mewujudkan penataan lingkungan;

2. Mewujudkan kebersihan dan keindahan kota. b. Sasaran

Sasaran adalah penjabaran tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh Dinas

Lingkungan Hidup dalam jangka waktu tahunan, sampai lima tahun mendatang. Sasaran di dalam Rencana Strategis Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 – 2021 adalah :

1. Terwujudnya kualitas lingkungan yang tetap memenuhi baku mutu lingkungan;

2. Terwujudnya kebersihan dan keindahan kota. 4.2. Strategi dan Kebijakan

a. Strategi

Untuk mencapai tujuan dan sasaran di dalam Rencana Strategis (Renstra) diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengkaji kondisi organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Wonogiri sehingga dapat mengetahui kompleksitas permasalahan yang dihadapi serta potensi yang dimiliki oleh organisasi.

Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi dijadikan salah satu rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah (strategy focused management). Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan. Rumusan strategi menunjukkan keinginan yang kuat bagaimana pemerintah daerah menciptakan nilai tambah (value added) bagi stakeholder pembangunan daerah.

Disini penting untuk mendapatkan parameter utama

yang menunjukkan bagaimana strategi tersebut menciptakan nilai (strategy objective). Melalui parameter tersebut, dapat dikenali indikasi keberhasilan atau kegagalan suatu strategi sekaligus untuk menciptakan budaya “berpikir strategis” dalam menjamin bahwa transformasi menuju pengelolaan pembangunan daerah yang baik, partisipatif, transparan, akuntabel dan berkomitmen terhadap kinerja; strategi harus dikendalikan dan dievaluasi (learning process).

Untuk menganalisa lingkungan strategis ini tidak terlepas dari pengaruh lingkungan internal dan eksternal organisasi. Dari analisis lingkungan internal dapat diformulasikan faktor – faktor kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness), sedangkan dari faktor – faktor eksternal dapat diformulasikan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang dihadapi organisasi.

ditentukan strategi yang akan diterapkan organisasi dalam mencapai tujuan strateginya. Dengan menggunakan matrik SWOT ini dapat ditentukan 4 alternatif strategi yaitu :

1. Strategi S – O (Kekuatan – Peluang) ; memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang.

2. Strategi S – T (Kekuatan – Ancaman) ; menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman.

3. Strategi W – O (Kelemahan – Peluang) ; memanfaatkan peluang untuk meminimalkan kelemahan.

4. Strategi W – T (Kelemahan – Ancaman) ; meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

Hasil dari analisis SWOT Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Wonogiri dalam lima tahun kedepan untuk menjalankan tugas dan fungsinya secara rinci seperti pada tabel 4.2.1. berikut ini.

Tabel 4.2.1 Analisa SWOT

FAKTOR INTERNAL KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)

1. Adanya peraturan perundang-undangan

baik tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten Wonogiri sebagai pedoman dalam pelaksanaan kinerja

1. Kurangnya kesamaan persepsi terhadap pelaksanaan kewenangan akibat belum memadainya pedoman dan petunjuk pelaksanaan

2. Dukungan kebijakan dan regulasi di

bidang Lingkungan Hidup baik dari Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten

2. Belum optimalnya keterpaduan pelaksanaan tugas pembangunan bidang lingkungan hidup

3. Tersedianya anggaran dalam

melaksanakan kinerja 3. Keterbatasan kuantitas dan kualitas sumber daya manuasia yang profesional

4. Adanya minat yang tinggi membangun

daerah 4. Belum padunya kerjasama antar unit organisasi

5. Keterbatasan data yang akurat

6. Kurangnya SDM yang memadai untuk petugas kebersihan

FAKTOR EKSTERNAL

7. Kurangnya sarana dan prasarana

penunjang operasional termasuk sarana dan prasarana kebersihan dan ketersediaan peralatan laboratorium lingkungan

PELUANG

(OPPORTUNITIES) ASUMSI STRATEJIK SO ASUMSI STRATEJIK WO

1. Undang-undang No. 32 Tahun 2009

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Mendayagunakan kekuatan berupa dukungan peraturan perundangan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, minat dan semangat membangun dengan memanfaatkan peluang potensi sumber daya alam,

berkembangnya sektor industri dan

konstruksi melalui peningkatan sumber daya manusi, kerjasama lintas instansi maupun antar unit dalam organisasi

Mengupayakan mengatasi kelemahan berupa perbedaan persepsi, belum memadainya pedoman dan petunjuk pelaksanaan, belum optimalnya keterpaduan pelaksanaan tugas,

keterbatasan kualitas dan profesionalisme sumber daya manusia, belum padunya kerjasama antar instansi, lemahnya koordinasi lintas batas, keterbatasan sarana dan prasarana penunjang operasional dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk mewujudkan pembangunan lingkungan hidup yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan melalui peningkatan koordinasi dan kerjasama antar instansi dan stakeholder

2. Adanya motivasi dari pengelola

Lingkungan Hidup (PPLH PTN dan/atau PTS serta LSM) untuk terus mendukung pelaksanaan program pembangunan berkelanjutan yang mengedepankan aspek penyelamatan fungsi lingkungan hidup

3. Tersedianya instrumen yang dapat

meningkatkan kinerja lingkungan industri dan masyarakat (PROPER, ADIPURA, ADIWIYATA, KALPATARU)

4. Adanya tuntutan global terhadap pelaku

usaha untuk menerapka teknologi ramah lingkungan

ANCAMAN (THREATS) ASUMSI STRATEJIK ST ASUMSI STRATEJIK WT

1. Kurangnya kesadaran masyarakat akan

kewajibannya untuk menjaga dan melestarikan fungsi lingkungan hidup

Mengupayakan kesiapan menghadapi ancaman dari wilayah lain, isu lingkungan, pencemaran dan perbedaan kepentingan dengan pelanggaran perijinan dengan mendayagunakan kekuatan yang ada secara maksimal untuk mendukung terwujudnya pembangunan lingkungan hidup yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

Usaha mengatasi atau meminimalkan dampak negatif dalam pelaksanaan tugas sektor lingkungan dengan cara

menanggulangi kelemahan internal serta mengurangi dampak negatif dari pencemaran lingkungan.

2. Laju kerusakan dan pencemaran

lingkungan yang terjadi tidak sebanding dengan usaha pencegahan, pemulihan dan pengelolaan ingkungan yang dilakukan

3. Jumlah penduduk yang semakin

meningkat memicu peningkatan pencemaran dari sumber domestik dan emisi kendaraan bermotor

4. Adanya peningkatan beban pencemaran dari industri dan usaha lain baik berskala besar, menengah dan kecil 5. Masih banyak perusahaan yang tidak

memiliki dokumen lingkungan 6. Belum optimalnya pengelolaan sampah

akibat dari terbatasnya lahan untuk Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah

7. Kurang optimalnya penanganan keindahanpertamanan kota

Strategi yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Wonogiri dalam rangka percepatan pencapaian tujuan yang telah dirumuskan sesuai dengan misi yang dilaksanakan tahun 2016 – 2021 adalah sebagai berikut;

1. Meningkatkan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan pada air, tanah serta udara serta meningkatkan perlindungan dan konservasi sumber daya alam untuk pembangunan berkelanjutan;

2. Meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan, peningkatan luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) serta

pembangunan taman kota dan trotoar secara

berkesinambungan. b. Kebijakan

Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengerahkan perumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari tahun ke tahun selama 5 (lima) tahun. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. Arah kebijakan merupakan fokus/tema pembangunan setiap tahunnya selama 5 (lima) tahun. Pentahapan dan fokus/tema ini mencerminkan urgensi permasalahan yang hendak diselesaikan, berkaitan dengan pengaturan waktu.

Penekanan fokus/tema dalam setiap tahunnya selama 5 (lima) tahun memiliki kesinambungan dari satu periode ke periode lainnya dalam rangka mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Arah kebijakan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Wonogiri disusun sebagai berikut:

1. Menurunkan beban pencemaran lingkungan melalui

pemantauan, pengawasan dan pengendalian pencemaran lingkungan dari sumber pencemaran serta pemulihan kualitas sumber daya alam melalui perlindungan dan konservasi;

2. Meningkatkan sistem pengelolaan persampahan untuk

mendukung peningkatan tingkat pelayanan penduduk, dan meningkatnya kualitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, serta penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di perkotaan serta meningkatkan keindahan kota dengan penambahan dan pemeliharaan taman kota dan trotoir.

Untuk mendukung program prioritas yang mendukung misi ini difokuskan pada :

1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan; 2. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan

Hidup;

3. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam; 4. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya

Alam;

5. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup;

6. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH); 7. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang.

Tujuan dan sasaran jangka menengah yang akan dicapai Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Wonogiri seperti diuraikan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2.2

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan PD

NO TUJUAN INDIKATOR TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN (OUTCOME) RUMUS SATUAN

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN KONDISI AWAL 2016 2017 2018 2019 2020 2021 KONDISI AKHIR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1. Mewujudkan penataan lingkungan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Terwujudnya kualitas lingkungan yang tetap memenuhi baku mutu lingkungan Cakupan pengawasan kegiatan yang wajib memenuhi dokumen lingkungan.

(Jumlah Industri dan usaha atau kegiatan lainnya yang memenuhi dokumen lingkungan dibagi Jumlah total industri dan usaha atau kegiatan lainnya yang wajib memenuhi dokumen lingkungan) dikalikan 100%

% 55% 57% 59% 61% 62% 64% 65% 65%

Indeks Kualitas Air (Jumlah Titik Pantau Dengan Peningkatan Kualitas dibagi Jumlah Total Titik Pantau) dikali 100 %. Kualitas Air Dihitung Menggunakan Metode Indeks Pencemaran Air (IPA)

% 4% 4% 5% 5% 6% 6% 7% 7%

Cakupan sumber mata air yang terkonservasi

Jumlah sumber mata air yang terkonservasi Titik 6 Titik 7 Titik 8 Titik 9 Titik 9 Titik 10 Titik 10 Titik 10 Titik Indeks Kualitas Udara (Jumlah Titik Pantau Dengan

Peningkatan Kualitas dibagi Jumlah Total Titik Pantau) dikali 100 %. Kualitas Udara Dihitung Menggunakan Metode Indeks Pencemaran Udara (IPU)

% 4% 4% 3% 3% 3% 2% 2% 2%

Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB

(Luas Ruang Terbuka Hijau dibagi Luas Wilayah Ber HPL/HGB) dikalikan 100%

% 64,6 % 64,9 % 65,4 % 66,5 % 67,3 % 67,6 % 68% 68%

Persentase ekosistem

pesisir laut yang tertangani (Luas Pesisir Laut Yang Tertangani dibagi Luas Pesisir Laut Keseluruhan) dikali 100% % 10% 10% 10% - - - - - 2. Mewujudkan kebersihan dan keindahan kota Prosentase kebersihan dan keindahan kota Terwujudnya kebersihan dan keindahan kota Persentase Penanganan

Sampah (Volume sampah yang ditangani dibagi volume produksi sampah) dikalikan 100%

% 48% 50% 52% 54% 56% 58% 60% 80%

Persentase Pemanfaatan Tata Ruang Sesuai Peruntukannya

(Luas Ruang Publik yang sesuai peruntukannya (ha) dibagi Luas Ruang Publik yang tersedia (ha)) dikalikan 100%

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang (Halaman 27-34)

Dokumen terkait