BAB III GAMBARAN UMUM
2. Visi dan Misi Republika,
Sikap Umum yang diambil Republika sebagai landasan penerbitannya adalah:
1. Menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.
2. Membela, meliundungi, dan melayani kepentingan umat. 3. Mengkritisi tanpa menyakiti.
90
4. Mencerdaskan, menyelidik, dan mencerahkan. 5. Berwawasan kebangsaan.
2.2. Misi
Republika mempunyai misi di beberapa bidang, antara lain: Bidang Politik
1. Mengembangkan demokrasi.
2. Optimalisasi peran lemmbaga-lembaga negara.
3. Mendorong partisipasi politik semua lapisan masyarakat. 4. Mengutamakan kejujuran dan moralitas dalam politik. 5. Penghargaan terhadap hak-hak sipil.
6. Mendorong terbentuknya pemerintahan yang bersih. Bidang Ekonomi
1. Mendukung keterbukaan dan demokrasi ekonomi. 2. Mempromosikan profesionalisme.
3. Berpihak pada kepentingan ekonomi domestic dari pengaruh globalisasi. 4. Pemerataan sumber-sumber daya ekonomi.
5. Mempromosikan etika dan moral dalam berbisnis. 6. Mengembangkan ekonomi syari‟ah.
7. Berpihak pada usaha menengah, kecil, mikro, dan koperasi (UMKMK).
1. Kritis-apresiatif terhadap bentuk-bentuk ekspresi kreatif budaya yang berkembang di masyarakat.
2. Mengembangkan bentuk-bentuk kesenian dan hiburan yang sehatt, mencerdaskan, menghaluskan perasaan, dan mempertajam kepekaan nurani.
3. Menolak bentuk-bentuk kebudayaan/kesenian yang merusak moral, akidah, dan mereduksi nilai-nilai kemanusiaan.
4. Menolak pornografi dan pornoaksi. Bidang Agama
1. Mensyiarkan Islam.
2. Mempromosikan semangat toleransi.
3. Mewujudkan “Islam rahmatan lil alamin” dlam segala bidang kehidupan. 4. Membela, melindungi, dan melayani kepentingan umat.
Bidang Hukum
1. Mendorong terwujudnya masyarakat sadar hukum. 2. Menjunjung tinggi supremasi hukum.
3. Mengembangkan mekanisme checks and balances pemerintah-masyarakat.
4. Menjunjung tinggi HAM.
4. Struktur Organisasi Republika
Berdasasarkan data company profil Republika per tanggal 9 Desember 2010, berikut adalah susunan redaksi harian tersebut:91
Tabel 3.1
Struktur Organisasi Republika Pemimpin Redaksi : Nasihin Masha
Wakil Pemimpin Redaksi : Arsy Hilman Redaktur Pelaksana : Elba Damhuri
Wakil Redaktur Pelaksana : Syahruddin El-Fikri, Irfan Junaidi,
S. Kumara Dewatasari Asredpel halaman 1, Ekbis,
Olahraga, Luar Negeri, IPTEK :
Halaman 1 : Ekonomi Bisnis :
Olahraga :
Luar Negeri/IPTEK :
Nur Hasan Murtiaji
Rahmad Budi Harto, Budi Rahardjo Wulan Tunjung Palupi, Fikrah Fansuri, Zaky Al Hamsah
Israr, Endro Yuwanto Yeyen Rostiyani
91
Asredpel Nasional,
Didaktika, Kabar Kota, Gen I : Politik : Nasional/ Hukum : Didaktika : Kabar Kota : Gen I : Joko Sadewo Andri Saubani Dewi Mardiani Burhanuddin Bella Maghfiroh Yanny
Priyantono Oemar, Natalia Endah Hapsari
Asredpel Agama, Siesta :
Dialog Jum’at Islam Digest : Hlm 12/ Khazanah : Siesta : Subroto Ferry Kisihandi Heri Rusian Wachidah Handasah Nina Chairani Ibrahim Asredpel Special Product : Bidramnanta
Irwan Kelana
Khoirul Azwar Siregar Christine Purwatiningsih Redaktur Senior :
Reporter Senior :
Anif Punto Utomo Muhammad Subarkah Harul Hussein
Teguh Setiawan Selamet Ginting Andi Nur aminah Budi Utomo
Investigasi : Darmawan Sepriyosa Kepala Quality Control dan
Bahasa :
Rakhmat Hadi Sucipto
Kepala Biro Foto : Fachrul Ratzi Kepala desain : Sarjono
Sekretaris Redaksi Fachrul Ratzi Kepala Newsroom : Irwan Ariefiyanto
Rachmat santosa Basarah EH Ismail
Palupi Annisa Auliani Kepala ROL :
Kepala Redaksi
Agung Pragitya Vazza Johan arief
Stevy maradona
Siwi Tri Puji Budiwiyati Ajeng Pitakasari
Didi Purwadi
Kepala Perwakilan Jabar : Maman Sudiaman Kepala Perwakilan
DIY-Jateng :
Indra Wisnu Wardhana
Kepala Perwakilan Jatim : Asep Nurzaman
B. Profil Media Indonesia
1. Sejarah Singkat Media Indonesia
Media Indonesia diterbitkan di Jakarta oleh Badan Penerbit “Yayasan Warta Indonesia” yang diketuai oleh Teuku Yously Syah yang juga merupakan pendiri Media Indonesia. Edisi perdananya diterbitkan pada hari Senin, 19 Januari 1970 dengan motto “Pembawa Suara Rakyat”. Pada masa itu, Media Indonesia baru bisa terbit 4 halaman dengan tiras yang amat terbatas. Media Indonesia dapat terbit berdasarkan Surat Izin Terbit (SIT) yang dikeuarkan oleh Departemen Penerangan No. 0856/SK/Dir-PK/SIT/1969 tanggal 6 Desember 1969.92
Tahun pertama penerbitan, Media Indonesia bukanah harian politik atau bisnis melainkan harian yang isi pemberitaannya lebih banyak di bidang hiburan seperti cerita artis, yang menyebabkan pada saat itu Media Indonesia dikatakan sebagai Koran kuning. Tahun 1976, Media Indonesia yang mulanya hanya baru bisa menerbitkan 4 halaman meningkat menjadi 8 halaman setiap hari.
92
Perkembangan Media Indonesia di dunia industri media massa berlangsung seperti kehidupan pers nasional pada umumnya yang pada saat itu tak lepas dari berbagai kendala, baik kendala minimnya Sumber Daya Manusia maupun finansial. Hal tersebut menyebabkan Media Indonesia mengalami ketidakteraturan dalam penerbitan. Media Indonesia dengan terpaksa harus menghentikan penerbitannya setiap hari diganti dengan terbit seminggu sekali dan berubah nama menjadi surat kabar mingguan. Akibat dari ketidakteraturan penerbitan itu, pada tahun 1981 Departemen Penerangan mengeluarkan sanksi dengan menerbitkan Surat Pembatalan Sementara terhadap SIT Media Indonesia melalui Surat Keputusan Menteri Penerangan RI No.986/Ditjen-PPG/1982.
Berdasarkan keputusan siding Pleno XXXI Dewan Pers tahun 1988 di Pulau batam, Riau, dalam membantu penerbit pers yang masih dalam keadaan lemah dengan memberikan kesempatan kepada penerbit pers nasional untuk melakukan kerjasama baik di bidang teknik, manajemen maupun permodalan dengan pihak lain. Akhirnya, pada tahun 1988 Teuku Yousli melakukan kerjasama dengan Surya Paloh, mantan pemimpin umum Harian “Prioritas” yang dibredel pada tahun 1986, dibidang permodalan dan manajemen baru Harian Umum Media Indonesia. Kerjasam tersebut melahirkan media Indonesia dengan manajemen baru di bawah PT.Citra Media Nusa Purnama.
Di bawah manajemen baru, Media Indonesia mengalami perubahan baik di segi kualitas SDMnya maupun isinya. Isi penerbitan berubah dengan kuantitas berita
politik sama besar dengan berita ekonomi, perubahan isi tersebut juga diiringi dengan perubahan segmentasi sasaran pembaca yakni kalangan menengah ke atas.
Surya Palohpun sebagai pemimimpin Media Indonesia, tetap memperjuangkan kebebasan pers dengan mengajukan kasus penutupan Harian Prioritas ke pengadilan dan menuntut menteri Penerangan untuk mencabut Peraturan Menteri No.01/84 yang dirasakan membelenggu kebebasan pers di tanah air.
Pada tahun 1995, Media Indonesia berpindah tempat usahanya dari jalan Gondangdia Lama, Menteng, Jakarta Pusat ke jalan Pilar Mas Raya, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat karena seiring dengan pengembangan usaha Media Indonesia daam bidang percetakan sehingga diharapkan Media Indonesia menjadi suatu bisnis pers terintegrasi. Media Indonesia menjunjung tagline “Jujur Bersuara”, yang mengungkap fakta apa adanya tanpa basa- basi.93
2. Visi Misi Media Indonesia94
1. Visi
“Menjadi Surat Kabar Independen yang Inovatif, Lugas, Terpercaya dan Paling Berpengaruh”
Uraian Visi dari Media Indonesia adalah sebagai berikut:
93
Wawancara pribadi dengan Kadiv Content Enrichment Media Indonesia, Gaudensius Suhardi, Jakarta, 31 Januari 2011.
94
Independen, yaitu sikap non partisipan, dimana karyawan tidak menjadi pengurus partai politik; menolak segala bentuk pemberian yang dapat mempengaruhi objektivitas; dan mempunyai keberanian sikap beda.
Inovatif, yaitu terus menerus menyempurnakan dan mengembangkan kemampuan teknologi dan Sumber Daya Manusia; serta secara terus menerus mengembangkan rubrik; halaman dan penyempurnaan perwajahan.
Lugas, yaitu menggunakan bahasa yang terang dan langsung.
Terpecaya, yaitu selalu melakukan check dan recheck; meliputi berita dari dua pihak dan seimbang; serta selalu melakukan investigasi dan pendalaman.
Poling berpengaruh, yaitu dibaca oleh para pengambi keputusan; memiliki kualitas editorial yang dapat mempengaruhi pengambil keputusan; mampu membangun kemampuan antisipatif; mampu membangun network narasumber; dan memiliki pemasaran/distribusi yang andal.
2. Misi
1. Menyajikan informasi terpecaya secara nasional dan regional serta berpengaruh bagi pengambil keputusan.
2. Mempertajam isi yang relevan untuk pengembangan pasar.
3. Membangun sumber daya manusia dan manajemen yang professional dan unggul, mampu mengembangkan perusahaan penerbitan yang sehat dan menguntungkan.