• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Ringkas

3. Visi dan Misi

a. Visi Direktorat Jendral Pajak

Visi dari Direktorat Jendral Pajak adalah Menjadi Institusi Penghimpun Penerimaan Negara yang Terbaik demi Menjamin Kedaulatan dan Kemandirian Negara.

b. Misi Direktorat Jendral Pajak

Menjamin penyelenggaraan negara yang berdaulat dan mandiri dengan:

1. Mengumpulkan penerimaan berdasarkan kepatuhan pajak sukarela yang tinggi dan penegakan hukum yang adil;

2. Pelayanan berbasis teknologi modern untuk kemudahan pemenuhan kewajiban perpajakan.

3. Aparatur pajak yang berintegritas,kompeten dan professional; dan

4. Kompensasi yang kompetitif berbasis sistem manajemen kinerja.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian

Hasil penelitan yang diperoleh dari KPP Pratama Makassar Selatan sebagai berikut:

Table 3.1

Data Target dan Realisasi Penerimaan Pajak atas Hasil Pemeriksaan Pajak dan Data Penyelesaian SP2 Wajib Pajak di

KPP Pratama Makassar Selatan

(Sumber : KPP Pratama Makassar Selatan) Tahun Target

SP2

Realisasi SP2

Target Penerimaan (Rp)

Realisasi Penerimaan (Rp)

2020 659 628 30.405.183.000 8.080.359.296

2021 703 679 71.616.680.336 1.221.851.730

24

Gambar 3.2

Data Target dan Realisasi Penerimaan Pajak atas Hasil Pemeriksaan Pajak dan Data Penyelesaian SP2 Wajib Pajak di

KPP Pratama Makassar Selatan

(Sumber : KPP Pratama Makassar Selatan)

Pada data diatas, penulis melakukan perhitungan tingkat efektivitas pemeriksaan pajak dari dua segi yaitu berdasarkan Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) yang diterbitkan dan berdasarkan penerimaan pajak atas hasil pemeriksaan pajak serta mencari tahu penyebab meningkatnya Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) dan mencari tahu penyebab tidak tercapainya target penerimaan pajak atas pelaksanaan pemeriksaan pajak pada KPP Pratama Makassar Selatan tahun 2020 sampai dengan tahun 2021 beserta hambatan-hambatan selama melakukan pemeriksaan pajak dan upaya-upaya yang dilakukan petugas pemeriksa pajak KPP Pratama Makassar Selatan dalam meminimalkan Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) yang diterbitkan sehingga penerimaan pajak pada KPP Pratama Makassar Selatan dapat ditingkatkan agar tingkat efektivitas pemeriksaan pajak dapat tercapai.

a. Bentuk pemeriksaan yang dilakukan di KPP Pratama Makassar Selatan.

Dalam hal ini Pemeriksaan yang dilakukan di KPP Pratama Makassar Selatan adalah pemeriksaan yang disetujui oleh kantor pusat Direktorat Jenral Pajak (DJP). Dimana Pemeriksaan yang dilakukan terkait pemeriksaan yang terindikasi temuan adanya laporan ataupun transaksi yang dilapor atau dibayar oleh Wajib Pajak.

b. Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak di KPP Pratama Makassar Selatan Dalam hal ini semua proses pemeriksaan yang dilakukan oleh tim pemeriksa KPP Pratama Makassar Selatan telah dilaksanakan sesuai dengan Standar Operasional Peosedur (SOP) yang berlaku terkait dengan pemeriksaan.

c. Kendala bagi petugas pemeriksa pajak dalam melakukan pemeriksaan Dalam hal ini, ada tiga factor yang menjadi kendala

d. Wajib Pajak tidak ditemukan dikarenakan alamat yang tercantum tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan.

e. Wajib Pajak Tidak kooperatif dalam hal peminjaman berkas atau dokumen yang diminta oleh prtugas pajak.

f. Jumlah petugas pemeriksa yang masih belum cukup memadai.

1. Keefektivan KPP Makassar Selatan untuk meningkatkan penghasilan pajak.

Dalam hal ini KPP Pratama Makassar Selatan sudah efektif dikarenakan tercapainya target penerimaan pajak yang telah ditentukan.

2. Penyebab realisasi penerimaan pajak tidak tercapai.

26

Dalam hal ini penyebab realisasi penerimaan pajak tidak tercapai yaitu tingginya target penerimaan pemeriksaan, Wajib Pajak yang tidak kooperatif dalam melaksanakan peninjauan dan jumlah peninjauan yang terhenti dengan cepat karena banyaknya jumlah warga negara yang diperiksa yang mengikuti program Amnesti Pajak.

Tabel 3.2

Data Target dan Realisasi Penerimaan Pajak atas Hasil Pemeriksaan Pajak dan Data Penyelesaian SP2 Wajib Pajak di KPP Pratama Makassar Selatan.

Tahun Target

2020 659 628 30.405.183.000 8.080.359.296

2021 703 679 71.616.680.336 1.221.851.730

Berdasarkan tabel 3.2 di atas, cenderung terlihat bahwa informasi objektif dan pengakuan pendapatan pengeluaran akibat review penilaian dan informasi akhir SP2 di KPP Pratama Makassar Selatan telah berkurang karena perhatian warga dalam membayar kewajiban tugas dan selanjutnya Ditjen Pajak telah menggarap pameran pelaksanaan beban di KPP Pratama Makassar. Selatan. Berdasarkan pertemuan yang dipimpin analis dengan salah satu pekerja Seksi Pemeriksaan KPP Pratama Makassar Selatan, penelaahan yang diselesaikan adalah pemeriksaan yang didukung oleh kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP), dimana pemeriksaan yang dilakukan terkait. dengan penilaian yang menunjukkan ditemukannya suatu laporan atau pertukaran yang dipertanggungjawabkan atau dibayar oleh Wajib Pajak. Sebelum memimpin peninjauan, dimulai dengan

pembentukan kelompok peninjau tugas yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak yang diberi tugas, wewenang, dan kewajiban untuk menyelesaikan peninjauan. Sejak saat itu, Pengawas membuat pengaturan penyelidikan, setelah rencana peninjauan disahkan oleh Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan (UP2), diberikan Surat Perintah Pemeriksaan (SP2). Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) adalah suatu gerakan peninjauan kembali yang diajukan atau ditunjukkan oleh kelompok penelaah penilaian dalam menyelesaikan komitmen tugasnya dan untuk memenuhi keistimewaan Wajib Pajak yang akan dievaluasi. Pelaksanaan review penilaian di KPP Pratama Makassar Selatan pada umumnya berpedoman pada pedoman materiil. Seluruh proses pemeriksaan yang dilakukan oleh kelompok pemeriksaan KPP Pratama Makassar Selatan telah dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait dengan penilaian. Pemeriksa penilaian dapat memulai pemeriksaan dengan asumsi Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) telah diberikan, disampaikan dan telah diterima oleh Wajib Pajak yang akan dilakukan pemeriksaan.

Pemeriksa tugas harus membuat pengaturan sebelum mengarahkan peninjauan untuk memperoleh gambaran Wajib Pajak yang akan dievaluasi, khususnya:

a) Berkonsentrasi pada catatan Wajib Pajak untuk memperoleh gambaran tentang kegiatan usaha Wajib Pajak, komitmen pembebanan dan lain-lain.

b) Pemeriksaan Surat Pemberitahuan (SPT) dari Laporan Keuangan yang menjadi alasan untuk memutuskan pelaksanaan kerja organisasi yang merupakan jalan masuknya seberapa besar penghasilan yang diperoleh Wajib Pajak.

28

c) Membedakan hal-hal yang terdapat dalam dokumen informasi Wajib Pajak dan Laporan Keuangan.

d) Mengenali wilayah Wajib Pajak sepenuhnya bermaksud untuk memperoleh kepastian mengenai lokasi, luas, dan denah Wajib Pajak.

e) Putuskan sejauh mana masalah dengan tujuan bahwa inspektur dapat memutuskan tingkat dan posisi analis secara akurat.

f) Membina program review yang akan dilakukan terhadap Wajib Pajak yang akan diperiksa sehingga review selesai dengan tepat.

g) Memutuskan arsip/buku/rekaman yang akan diperoleh diharapkan berusaha untuk tidak mendapatkan yang tidak diperlukan dalam penilaian.

h) Berikan kantor penilaian. Selain hal-hal lain, review KTP, biaya pesanan review, biaya surat pemberitahuan review, surat permintaan untuk mendapatkan laporan, berbagai buku/catatan informasi.

Setelah pemeriksaan tugas selesai, pejabat pemeriksa penilaian membuat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang diinformasikan dicatat dalam bentuk hard copy kepada Wajib Pajak. Warga mungkin mencatat masalah dengan efek samping dari tinjauan dengan menghubungkan bukti pendukung yang tepat.

Reaksi terhadap hasil review akan dibicarakan oleh kelompok review penilaian sebagai bahan dalam memimpin pembicaraan terakhir hasil pemeriksaan.

Berdasarkan table 3.3 dapat dilihat bahwa target dan realisasi Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) ditahun 2020 sebesar 80 SP2 dimana realisasi telah mencapai target yang telah ditentukan yaitu 80 SP2. Pada tahun 2021 realisasi SP2 sejumlah 90 SP2 juga telah mencapai target yang ditentukan sebesar 90 SP2.

Perintah efektivitas pemeriksaan pajak berdasarkan SP2 yang terealisasi dari tahun 2020-2021 dapat dirumuskan yaitu:

Efektivitas =

Rekapitulasi perhitungana efektivitas SP2 dari tahun 2022-2021 Tahun Realisasi telah dicapai pada tahun 2020-2021 adalah 100 persen, termasuk

langkah-30

langkah yang sangat memaksa. Sangat besar bahwa penyempurnaan tahunan dapat mempengaruhi pengakuan pendapatan tugas di KPP Pratama Makassar Selatan. Apakah tinjauan berhasil tergantung pada presentasi inspektur penilaian. Dalam melakukan review, sangat penting untuk memperhatikan keselarasan antara pengakuan penerbitan dan hasil SP2. Perhitungan kecukupan pemeriksaan dalam SP2 mengacu pada pelaksanaan tugas pemeriksa dengan menggunakan kaidah kelayakan, yaitu secara khusus memperkirakan pencapaian hasil dalam pelaksanaan pemeriksaan sesuai target yang telah ditetapkan.

2. Pembahasan

Pemeriksaan biaya diselesaikan oleh pemeriksa biaya yang merupakan individu dari kelompok pemeriksaan biaya berdasarkan Surat Perintah Pemeriksaan (SP2). Latihan charge review dilakukan untuk menguji konsistensi warga dalam memenuhi komitmen tugasnya sehingga dengan menyelesaikan latihan review penilaian wajar jika konsistensi warga bisa meningkat yang juga mempengaruhi pendapatan charge. Surat Perintah Peninjauan (SP2) yang diberikan di KPP Pratama Makassar Selatan dari tahun 2020 hingga 2021 secara umum akan membangun, hal ini menunjukkan bahwa tingkat pelanggaran warga semakin rendah/berkurang seperti yang terlihat dari tabel 3.2 bahwa perluasan tujuan dan pengakuan SP2 di KPP Pratama Makassar Selatan Hal ini karena kesadaran warga dalam membayar kewajiban pengeluarannya. Pelaksanaan peninjauan

biaya pemeriksaan biaya mempengaruhi pemeriksaan biaya yang sangat kuat karena kesadaran warga dalam membayar kewajiban penilaian mereka dan selanjutnya perangkat biaya bekerja pada sifat pelaksanaan penilaian penilaian.

Dari penelitian yang telah dilakukan di KPP Makassar Selatan, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kurang efektinya pemeriksaan dalam pelaksanaan pemeriksaaan pajak . Adapun faktor yang menyebabkan meningkatnya Surat Perintah Pemeriksaan (SP2), sebagai berikut:

a) Adanya usul peninjauan kembali yang diajukan kepada pusat administrasi atau Kanwil Direktorat Jenderal Pajak yang dijatuhkan atau disahkan oleh Wajib Pajak yang melakukan kekeliruan atau kepalsuan dalam mengungkapkan SPT, dengan tujuan agar pejabat pemeriksa biaya memberikan daya pikat untuk menunjukkan realitas SPT yang disusun oleh Wajib Pajak.

b) Pembukaan NPWP, karena Wajib Pajak tidak lagi mempunyai usaha atau tidak mempunyai penghasilan, Wajib Pajak memasukkan/menggabungkan NPWP orang penting lainnya, Wajib Pajak yang telah meninggal dunia atau masih hidup dan telah meninggalkan Indonesia sampai dengan akhir waktu.

c) Besaran SPT (LB) Lebih Bayar yang disatukan oleh Wajib Pajak sehingga penting dilakukan penilaian untuk menunjukkan kebenaran SPT yang disampaikan oleh Wajib Pajak.

32

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di KPP Makassar Selatan, keuntungan yang didapatkan apabila efektivitas pemeriksaan pajak telah mencapai target adalah ;

a. Masyarakat mampu menikmati kemudahan dalam berusaha. Program pembangunan usaha yang dilakukan pemerintah melalui pajak juga hanya bisa dinikmati oleh pengusaha yang membayar pajak.

b. Masyarakat mampu melakukan segala aktivitas dengan mudah.

Kepemilikan NPWP biasanya menjadi syarat tertentu dalam melakukan aktivitas tertentu. Pinjaman misalnya.

c. Masyarakat memiliki peluang yang besar untuk berkembang melalui pendidikan dan ketersediaan lapangan kerja dan usaha.

d. Bagi perusahaan, kewajiban pajak mampu mempermudah perusahaan dalam mengembangkan usahanya.

e. Melindungi masyarakat dari produksi luar negeri agar bisa lebih bersaing di dalam negeri. Misalnya pemberlakuan pajak impor atau barang mewah.

f. Masyarakat dapat menikmati kebijakan pemerintah dalam kondisi genting.

Misalnya subsidi atau bantuan sosial.

Eksplorasi ini juga diperkuat oleh peneliti sebelumnya Devi Septia Anggraini (2016) yang menyatakan bahwa tingkat kelayakan pelaksanaan tinjauan penilaian tergantung pada pengakuan penerimaan tinjauan biaya, berdasarkan faktor-faktor yang telah ditentukan sebelumnya. Kecukupan tinjauan biaya mencakup mentalitas Wajib Pajak, Petugas Pemeriksaan Pajak,

Waktu Pemeriksaan yang Singkat, Fasilitas Kantor, Komunikasi dan dukungan dari administrasi dan partisipasi yang besar antar divisi.

ii BAB VI

Dokumen terkait