• Tidak ada hasil yang ditemukan

Visual Basic 2008

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 33-40)

Visual Basic berasal dari singkatan BASIC (Beginner’s All-purpose Symbolic Instruction Code) yang dibuat oleh Profesor lhon Kemeny dan Thomas Kurtz dari Darmont pada pcrtengahan tahun 1960. Perintah-perintah bahasa program yang digunakan adalah bahasa lnggris, dengan tujuan dapat mcmpermudah programmer yang menggunakan bahasa pemrograman ini (Hendrayudi, 2009).

Bahasa pemrograman BASIC dikembangkan dengan berbagai bentuk, diantaranya adalah Microsoft QBASIC, QUICKBASIC, GWBASIC, IBM BASICA, dan Apple BASIC. Apple BASIC dikembangkan oleh Steve Wozniak, seorang karyawan Hewlett-Packard yang pada akhirnya pada bulan April 1976 secara resmi membentuk perusahaan Apple Computer.

Kemudahan menggunakan bahasa pemrograman BASIC akhirnya mendorong Microsoft untuk mengembangkan bahasa BASIC dengan GUI-BASED. Graphical User Interface membuat pengguna bahasa Basic semakin senang dengan komponen yang disediakan oleh pembuatnya, mereka merasakan kemudahan dalam menggunakan dan membuat program dengan bahasa yang berbasis visual.

Sejak itu bahasa pemrograman Visual Basic berkembang dengan berbagai versi, dan sampai pada akhimya muncul bahasa pemrograman Visual Basic 2008 atau Visual Basic 9. Visual Basic 2008 adalah salah satu kelompok bahasa

pemrograman yang dibuat oleh Microsoft dan tergabung dalam satu paket bahasa pemrograman Microsoft Visual Studio 2008.

Paket pemrograman tersebut terdiri dari Microsoft Visual C# 2008, Microsoft Visual Basic 2008, Microsoft C++ 2008, dan Microsoft Web Developer 2008.

2.10 Flowchart (Bagan Alir)

Flowchart program adaiah suatu bagan yang menggambarkan atau mempresentasikan suatu algoritma atau prosedur untuk menyelesaikan masalah (Sismoro, 2005).

2.10.1 Jenis Flowchart

Flowchart terbagi menjadi dua, yaitu flowchart system dan flowchart program.

2.10.1.1 Flowchart System

Flowchart system yaitu bagan yang menggambarkan suatu prosedur dan proses suatu file dalam suatu media menjadi file dalam media yang lain dalam suatu sistem data. Simbol:

Gambar 2. 32 Simbol Flowchart System

Gambar 2.33 Contoh Flowchart System

Sumber: (Sismoro, 2005)

2.10.1.2 Flowchart Program

Flowchart program yaitu bagan yang menggambarkan urutan logika dari suatu prosedur pemecahan masalah. Simbol yang digunakan:

: (terminal symbol), menunjukkan awal dan akhir dari program

: (preparation symbol), memberikan nilai awal pada suatu variabel atau counter

: (processing symbol), menunjukkan pengolahan aritmatika dan pemindahan data

: (input/output symbol), menunjukkan proses input atau output

: (decision symbol), mewakili operasi perbandingan logika

: (predefined process symbol), proses yang ditulis sebagai subprogram, yaitu prosedur/fungsi

: (connector symbol), penghubung pada halaman yang sama

: (off page connector symbol), penghubung pada halaman yang berbeda

2.10.2 Struktur dasar Algoritma

Algoritma berisi langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Langkah-langkah tersebut bisa berupa urutan aksi (kejadian/tindakan), pemilihan aksi, dan pengulangan aksi. Berikut adalah tiga struktur dasar algoritma, yaitu (Sismoro, 2005) :

2.10.2.1 Sequence Structure (Struktur Runtunan)

Struktur runtunan adaiah struktur dasar algoritma di mana instruksi akan dieksekusi secara berurutan. Digunakan untuk program yang instruksinya sequential/ berurutan.

Gambar 2. 34 Flowchart Sequence Structure

Sumber: (Sismoro, 2005)

2.10.2.2 Selection Structure (Struktur Percabangan)

Struktur percabangan adaiah struktur dasar algoritma di mana instruksi/pernyataan akan dieksekusi apabila memenuhi atau tidak memenuhi suatu kondisi, yang digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. 35 Flowchart Selection Structure

Sumber: (Sismoro, 2005)

2.10.2.3 Repetition Structure (Slruklur Perulangan)

Struktur perulangan adalah struklur dasar algorilma di mana instruksi akan dieksekusi secara berulang-ulang apabila memenuhi atau tidak memenuhi suatu kondisi, yang digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. 36 Flowchart Repetition Structure

Sumber: (Sismoro, 2005)

2.10.3 Diagram Konteks

Diagram konteks (context diagram) adalah diagram tingkat atas, merupakan diagram dari sebuah sistem yang menggambarkan aliran data yang masuk dan keluar dari sistem dan yang masuk dan keluar dari entitas luar.

Hal yang harus diperhatikan:

1. Memberikan gambaran tentang seluruh sistem.

2. Terminal yang memberikan masukan ke sistem disebut Source. 3. Terminal yang menerima keluaran disebut sink.

4. Hanya ada satu proses. 5. Tidak boleh ada data store.

2.11 ERD (Entity Relationship Diagram)

Bentuk ERD ini diagram yang dibuat akan mengilustrasikan komponen-komponen data. Sebagai contoh. elemen mahasiswa akan digambarkan bersama atribut yang melekat pada elemen mahasiswa tersebut, seperti NIM, Nama, alamat, dan lain sebagainya. Dengan ERD ini kita dapat membuat sebuah relational condition/hubungan antar-elemen di mana pada tahap selanjutnya dapat dimplementasikan ke dalam bentuk tabel relasi. Memodelkan sebuah sistem ke dalam bentuk ERD, kita perlu melakukan langkah langkah berikut (Karuniawan, 2001):

2.11.1 Mengumpulkan Semua Entitas Data dari Sistem yang Diteliti.

Proses ini semua variabel masukan didaftar, yaitu semua elemen data yang terdapat dalam sistem.

Daftar entitas di atas, analis diharapkan mampu menganalisisnya untuk kemudian menentukan daftar kejadian dalam ruang lingkup sistem inrormasi yang akan kita buat (Event List).

Tahapan selanjutnya kita akan mencoba menyaring entitas-entitas mana saja yang berpengaruh/digunakan di dalam sistem. Biasanya kita menyaring entitas yang ada dari daftar event list yang kita buat, yaitu dengan menentukan entitas tertentu yang dijadikan variable masukan dalam sistem.

2.11.2 Menentukan Entitas-Entitas yang Berpengaruh.

Sebagaimana telah kita bahas sebelumnya, hanya entitas tertentu saja yang terlibat pada proses suatu sistem dalam daftar event list yang telah kita buat sebelumnya. Akan lebih baik jika kita memasukkan entitas seminimal mungkin agar pengguna tidak merasa terbebani oleh kewajiban-kewajiban yang harus ia lakukan ketika mengakses sebuah system pemasukan data. Hal ini tergantung pada struktur algoritma yang dapat dirancang oleh seorang analis.

2.11.3 Menentukan Relasi Antar Entitas.

Penentuan relasi antar-entitas yang terkait mempunyai tujuan agar sebuah entitas yang menjadi penghubung antara dua atau lebih entitas terkait dapat dijadikan sebagai sebuah indeks pendefinisian atau pencarian data. Ada bermacam hubungan antar-entitas, yaitu sebagai berikut:

2.11.3.1 One to One (Satu ke Satu)

Sebuah bentuk relasi antara suatu entitas dengan jumlah 1 ke entitas lain dengan jumlah yang sama. Contoh, relasi antara entitas kota dengan entitas wali kota. Sebagai sebuah analisa, entitas kota dengan entitas wali kota terhubung oleh relasi “dipimpin oleh”, yaitu sebuah kota hanya dipimpin oleh satu orang wali kota. Relasi seperti ini dinamakan relasi satu ke satu.

Gambar 2. 37 One to One

2.11.3.2 One to Many (Satu ke Banyak)

Merupakan bentuk relasi dari suatu entitas dengan jumlah satu ke entitas lain dengan banyak alternatif tujuan (entitas dengan jumlah lebih dari satu). Sebagai contoh pada kasus "Kota memiliki data satelit”. Relasi seperti ini kita namakan satu ke banyak.

Gambar 2. 38 One to Many

2.11.3.3 Many to One (Banyak ke Satu)

Relasi ini mendefinisikan hubungan antara entitas dengan jumlah lebih dari satu menuju sebuah entitas dengan jumlah tunggal. Sebagai contoh, hubung- an antara entitas kota dengan entitas propinsi yang dihubungkan dengan relasi “bagian dari”. Beberapa kota (dengan jumlah banyak) dapat menjadi bagian dari sebuah propinsi yang sama. Relasi ini kita namakan relasi dari banyak ke satu.

1 1 Kota Memiliki Data satelit Memiliki 1 1 Kota Dipimpin oleh Wali Kota

Gambar 2. 39 Many to One

2.11.3.4 Many to Many (Banyak ke Banyak)

Relasi ini mendeskripsikan permasalahan yang agak kompleks, yaitu hubungan antara entitas dengan jumlah yang tidak tunggal menuju ke suatu entitas yang mempunyai anggota jamak. Sebuah kasus didefinisikan hubungan antara kota dengan jalan yang direlasikan dengan “mempunyai”, di mana kota dengan jumlah yang tidak tunggal dapat mempunyai sejumlah jalan yang lebih dari satu jenis. Maka relasi semacam ini dapat kita definisikan sebagai relasi dari banyak ke banyak.

Gambar 2. 40 Many to Many

1 1 Kota Bagian dari Propinsi 1 1 Kota Memiliki Jalan

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 33-40)

Dokumen terkait