• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vivipar. Telur-telur dikandung lalu menetas didalam tubuh betina

Dalam dokumen NASKAH MODUL ELEKTRONIK (Halaman 36-45)

3. Paedogenesis. Reproduksi premature. Misalnya beberapa sel telur lalat kecil berkembang menjadi larva secara parthenogenesis kemudian keluar melalui kulit induk betina

4. Satu embrio dapat menghasilkan banyak individu melalui pembelahan sel pada perkembangan awal sel

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan reproduksi, utamanya pada serangga laut adalah potongan sampah plastik. Adanya potongan sampah plastik ini memungkinkan serangga untuk meletakkan telurnya, dibandingkan bahan-bahan alami seperti kayu atau cangkang moluska. Sedangkan sampah plastik tersebut dapat menyebabkan ikan-ikan tersedak.

37 e. Habitat

Tingkah laku serangga dalam membuat tempat tinggal sedikitnya ada tiga macam yaitu (1) Dwellers (permukaan substrat), (2) Tunnelers (terowongan) dan (3) Rollers (menggelinding). 1. Dwellers

Serangga-serangga tersebut menghuni permukaan berbagai macam benda antara lain kayu, ranting dan permukaan pasir.

Gambar 38 Serangga Dwellers

2. Tunnelers

Serangga-serangga mendiami terowongan yang berhubungan satu sama lain yang dibuat untuk melindunginya dari predator maupun dari air laut pasang surut, terutama serangga yang habitatnya di sekitar pantai. Ukuran dari lubang yang terdapat pada permukaan berukuran kecil dan pada bagian dalam berukuran lebih besar, sehingga air tidak dapat masuk ke dalam lubang tersebut.

38 Gambar 38 Serangga Tunnelers

3. Rollers (menggelinding)

Serangga-serangga tersebut menggelinding dan berkumpul saling berdekatan satu sama lain.

39 Interaksi antar serangga satu sama lain dalam hal habitat dan tingkah laku, menyebabkan serangga tersebut berkompetisi satu sama lain terhadap ruang dan makanan baik pada fase larva maupun dewasa dengan skema sebagai pada gambar berikut:

Gambar 40 Interaksi antar serangga

Catatan: (+) ada pengaruh dan (-) tidak ada pengaruh

Serangga laut merupakan serangga yang habitatnya di laut atau berasosiasi dengan daerah di sekitar pantai (pesisir). Umumnya serangga laut ditemukan di zona intertidal yang selanjutnya dapat dikategorikan berdasarkan tipe vegetasi (tumbuhan) yang berasosiasi dengan serangga tersebut (microhabitat) misalnya lamun dan rumput asosiasi (Spartina dan Juncus), alga (hijau, biru-hijau), Mangrove (Rhizopora, Avicennia, Bruguiera dan Sonneratia) dan berbagai tumbuhan tingkat tinggi lainnya yang berada di sekitar pantai (Xylocarpa dan Achantus).

Salinitas di perairan bervariasi, di daerah pasang surut cenderung payau hingga asin. Larva dari beberapa organisme lain seperti Chinoromids (nyamuk) hidup disepanjang vegetasi yang berada pada zona sublitoral termasuk tumbuhan berwarna hijau antara lain Lamun (Enhalus,

Halophila, dan Halodule) dan alga (Halimeda dan Corallina).

Jenis-jenis serangga yang memiliki toleransi terhadap variasi salinitas yaitu: 1. Diptera: nyamuk, Ceratopoginidae, Epydridae

2. Homoptera: Fulgoridae, Aphidae 3. Coleoptera: Staphylinidae

4. Odonata: Coenagrionidae, Libellulidae

Jenis-jenis serangga laut yang umumnya ditemukan sebagai berikut: 1. Halobates (Sea Skaters)

Serangga ini memiliki sekitar 46 jenis baik yang terdapat di perairan tawar maupun di laut. Serangga yang hidup pada salinitas tinggi contohnya adalah Halobates (Sea skaters). Dikenal sebagai sea skaters karena serangga ini bergerak seperti berselancar di air laut. Serangga ini merupakan sebuah grup (genus) serangga yang tidak bersayap. Halobates merupakan satu-satunya serangga yang habitatnya di daerah pelagis yang terdapat pada perairan terbuka.

40 Terdapat 46 spesies Halobates telah teridentifikasi. Empat spesies diantaranya hidup di perairan terbuka dan umum ditemukan di perairan Pasifik, Atlantik dan Hindia. Spesies yang lain ditemukan berasosiasi dengan mangrove dan tumbuhan laut lainnya. Pada spesies yang terdapat di sekitar pantai, telur-telurnya diletakkan pada lamun, alga koralin, patahan karang (rubble) dan hanya ditemukan hanya pada surut terendah. Pada spesies yang hidup di perairan terbuka, telur-telur diletakkan pada benda mengapung apapun yang berada di sekitar betina antara lain, benih, bulu burung, potongan plastic, sepotong kayu, cangkang moluska dan lain-lain.

(Andersen & Cheng, 2004)

Gambar 41 Halobates (sea skaters)

Serangga ini mengkonsumsi zooplankton yang terdapat pada permukaan. Mangsa dari serangga ini dipegang dengan menggunakan kaki depan yang pendek kemudian memakannya dalam keadaan kering. Serangga ini tidak menyelam untuk mendapatkan mangsa. Melekatkan telur-telur pada apapun yang mengapung. Sedangkan beberapa spesies yang hidupnya di pantai menyimpan telu-telurnya pada benda yang tetap antara lain batang pohon dan bebatuan.

Halobates dan anggota Subfamily Halobatinae terdapat pada berbagai habitat antara lain, bebatuan, mangrove, pantai berkarang dan perairan terbuka. Berikut ini dendogram yang menggambarkan hubungan kekerabatan diantara Halobates spp.

41 Gambar 42 Hubungan kekerabatan antar spesies Halobates

2. Pontomyia spp. (Marine midges)

Serangga ini merupakan serangga yang tidak dapat terbang, panjangnya hanya 1 mm. Pontomyia dapat ditemukan pada saat senja dan pada malam hari ketika fase bulan baru atau bulan purnama. Fase hidup serangga ini hanya 30 hari. Pejantan dewasa hanya hidup satu atau tiga jam saja. Ketika akan melakukan reproduksi, pejantan mendekati betina dengan kecepatan tinggi, setelah melakukan kopulasi, pejantan kemudian mencari betina yang lain, sedangkan betina meletakkan telurnya yang sambung menyambung seperti tongkat pada permukaan karang mati atau substrat apapun yang terdapat di sekitar atau di atas permukaan air.

42 Gambar 43 Marine midges

3. Bledius spectabilis (Intertidal Rove Beetles)

Serangga ini merupakan serangga predator kecil yang membuat benteng pertahanan dengan cara membuat lubang di pasir. Serangga ini tidak dapat bertahan tanpa air, sehingga aktif bergerak bilamana air surut. Bila mana pasang, lubang (terowongan) serangga tersebut tidak kemasukan air dikarenakan ukurannya kecil 2 mm

Gambar 44 Bledius spectabilis

4. Lalat Alga (Seaweed flies)

Lalat tersebut sangat tertarik dengan bau khas alga yang telah membusuk yang terdapat pada pantai pada saat air laut surut. Telur-telur dan larva diletakkan pada permukaan alga yang telah membusuk. Lalat dewasa memiliki masa hidup pendek, tugasnya adalah mencari pasangan dan kemudian melakukan reproduksi kemudian mencari alga yang membusuk lainnya untuk meletakkan telur-telurnya.

43 Gambar 45 lalat pada alga

5. Spring tails (Anurida maxima)

Anurida maxima merupakan serangga tanpa sayap yang berwarna biru-keabuabuan.

Umumnya, Anurida memiliki organ khusus yang digunakan untuk melompat yang disebut sebagai furcula. Pada spesies A. maritime, organ tersebut tidak dimiliki sehingga serangga tersebut merayap pada bebatuan.

Gambar 46 Spring tails (Anurida maritima)

6. Lebah siput (Osmia aurulenta)

Serangga ini ditemukan di atas daerah pasang surut menuju ke daratan, berada di sekitar tumbuhan asosiasi yang terdapat di pantai. Lebah ini memakan nectar dan pollen, sama seperti lebah pada umumnya. Serangga ini disebut sebagai lebah siput dikarenakan, lebah ini hidup pada cangkang siput (gastropoda) sebagai sarangnya dan distribusinya terbatas hanya di sekitar daerah pesisir saja.

44 Gambar 47 Snail bees (Osmia aurulenta)

Nilai penting Serangga laut

Berikut ini beberapa nilai penting serangga laut, baik yang menguntungkan maupun merugikan bagi hewan dan tumbuhan sendiri maupun bagi manusia:

1. Secara ekologis, serangga laut Halobates spp. (sea skaters) merupakan makanan bagi burung-burung pantai sebagaimana yang terdapat pada Laut pacific tropis selatan. Namun, tidak semua spesies Halobates yang dikonsumsi oleh burung-burung laut, H. sobrinus salah satunya dan sampai saat ini masih belum diketahui penyebabnya.

2. Serangga membantu dalam proses reproduksi terutama kumbang dan lalat

3. Memproduksi madu, lilin dan royal jelly, sutra, pewarna makanan dan bahan-bahan lainnya yang dibutuhkan.

4. Berperan dalam daur nutrient khususnya pemakan detritus (detrivor) maupun tipe scavenger 5. Bahan makanan yang mengandung protein

Selain, dampak positif keberadaan serangga laut bagi organisme lain dan utamanya manusia, serangga laut dapat pula menjadi vector penyakit antara lain lalat laut terutama bagi masyarakat yang terdapat pada daerah pesisir. Selain itu, beberapa serangga yang berada disekitar pantai seperti nyamuk, lalat kuda, lalat rusa dan mengganggu kehidupan manusia maupun organisme lainnya.

45 DAFTAR PUSTAKA

Andersen, N.M. & Cheng, L. (2004). The marine insect Halobates (Heteroptera: Gerridae): biology, adaptations, distribution, and phylogeny.

Associate press, 2012. Ocean Trash Disrupting Marine Insect Reproduction http://www.laboratoryequipment.com/news/2012/05/ocean-trash-disrupting-marine-insect-reproduction

Cheng, L., Spear, L., Ainley, D.G., 2010. Importance of Marine Insects (Heteroptera: Gerridae, Halobates Spp.) as Prey of Eastern Tropical Pacific Seabirds. Marine Ornithology 38: 91– 95.

esccalbe.blogspot.com/2013/10/unit-2-arthropods-are-animals-that-have.html, diakses 16 November 2013.

Maddrell, S.H.P . (1998). Why are there no insects in the open sea?.

http://konservasi-laut.blogspot.com/2011/05/marine-insecta-serangga-laut.html

Sistem Respirasi Pada Serangga (Belalang). http://iki-saiin.blogspot.com/2012/07/sistem-respirasi-pada-serangga-belalang.html, diakses 21 November 2013.

Soong, K. Chen, G. and Cao, J., 1999 .Life History Studies of the Flightless Marine Midges Pontomyia spp. (Diptera: Chironomidae). Zoological Studies 38(4): 466-473.

University of Sydney, 2004. Reproduction.

http://bugs.bio.usyd.edu.au/learning/resources/Entomology/internalAnatomy/reprodu ction.html, diakses 20 November 2013.

Dalam dokumen NASKAH MODUL ELEKTRONIK (Halaman 36-45)

Dokumen terkait