Posisi lidah depan tengah belakang Striktur
tinggi atasbawah i u tertutup
semitertutup
madya atasbawah e o
semiterbuka
rendah atasbawah a terbuka
tak bulat tak bulat bulat Bentuk bibir
Berdasarkan penemuan dan pembuktian fonem diftong yang ada, bahasa Ft hanya memiliki sebuah fonem diftong /ai/. Fonem diftong tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan sebagai diftong naik-menutup-maju. Satu-satunya diftong yang ditemukan tersebut hanya dapat menempati posisi akhir kata. Berikut ini disajikan beberapa kata bahasa Ft yang mengandung diftong dimaksud. Diftong /ai/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
- - cicirai ‘bermain’ - - halufai ‘berperang’ - - purafai ‘berdagang’ - - nitafai ‘bersetubuh’ - - lafai ‘besar’ - - haisai ‘habis’
- - ikaparana fai ‘jahat’
- - lohai ‘panjang’
- - aca koifai ‘padamkan api’
- - em namai ‘membangun’
- - ina utufai ‘pejamkan mata’
Untuk lebih jelasnya, diftong /ai/ bahasa Or dapat dipetakan seperti di bawah ini. Bagan 9: Diftong Bahasa Fataluku
3) Konsonan
depan tengah belakang
tinggi
madya
rendah
[i]
(1) Konsonan /p/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
pari ‘angin’ ulupa ‘abu’
-poi ina ‘atap’ ipar(i) ‘anjing’ -pal(i/u) ‘ayah iparari ‘bekas luka’ -pai ‘babi’ upuna’e ‘di belakang’ -penu ‘bajak’ (luku) tarupaha ‘berapa’ -patu’e ‘batuk’ horupe ‘berdamai’
-papake ‘bembam’ nope ‘besok’
-purapai ‘berdagang’ tapi ‘betul’
-piri ‘berdusta’ opira ‘bibir’
-palise ‘berenang’ ipinaka ‘bintang’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Ft memiliki fonem konsonan /p/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan hambat letup, bilabial, dan tak bersuara. Fonem /p/ dalam bahasa Ft berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
(2) Konsonan /t/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
teane ‘apa’ aluti ‘alu’
-tapin(i) ‘asap’ utu teve ‘padamkan api’ -tifare ‘berlaki’ ma’ate ‘asin’
-tapi ‘betul’ refuti ‘badai’
-tamu ‘bibi’ atu’e ‘batuk’
-tarute ‘bilamana’ fute ‘kentut’
-tupuka ‘bukit’ rata ‘cerita’
-taukava ‘bulat’ matarea ‘pohon damar’ -tupukur(u) ‘burung hantu’ nete’e ‘gagap’ -tahine ‘cantik’ lata ‘kampung’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Ft memiliki fonem konsonan /t/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan hambat letup, apiko-alveolar, dan tak bersuara. Fonem /t/ dalam bahasa Ft
berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
(3) Konsonan /c/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
cicika ‘bahu’ moco ‘anak’
-cucu ‘bambu’ aca ‘api’
-cau tapuni ‘kepala’ ukuculu ‘basah’ -cure ‘bangun’ ica katutu ‘benci’ -ceherana ‘bekal’ eceremu ‘berpikir’ -ci’ire ‘berat’ hai ucu’e ‘bertelur’ -cicirai ‘bermain’ poicolor(i) ‘buaya’ -calu ‘cucu’ mucucane ‘terbenam’
-cipi ‘dahi’ koco ‘dinding’
-cuma ‘domba’ mucune ‘di dalam’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Ft memiliki fonem konsonan /c/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan hambat letup, medio-palatal, dan tak bersuara. Fonem /c/ dalam bahasa Ft berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
(4) Konsonan /j/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
jeu ‘istri’ aja ‘hujan’
jampata ‘jembatan’ ajamani ‘musim hujan’ jeuvale ‘kawin’
julkavu ‘buah pelir’ jen (e) ‘saya’
Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Ft memiliki fonem konsonan /j/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan hambat letup, medio-palatal, dan bersuara. Fonem /j/ dalam bahasa Ft berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
(5) Konsonan /k/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
karina ‘benang’ noko ‘adik’
-kaile bengkok’ aca nonoki ‘arang’ -kule ‘berteriak’ cicika ‘bahu’
-kafu ‘biji’ silaki ‘belalang’
-kolo ‘bisu’ papake ‘bembam’
-kapare ‘buruk’ akuse ‘berak’
-koho ‘burung bangau’ luku ‘berbicara’ -koe ‘uta’ palake ‘bersembunyi’ -karisa ‘cabe’ ipinaka ‘bintang’
-kava ‘delapan’ akani ‘budak’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Ft memiliki fonem konsonan /k/. Fonem trsebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan hambatletup, dorso-velar, dan tak bersuara. Fonem /k/ dalam bahasa Ft berdistibusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
(6) Konsonan /’/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
- ma’ate ‘asin’
-- he’eni ‘belikar’
-- la’a ‘berjalan’
-- o’o ‘mulut’
-- u’ureke ‘biru, hijau’
-- po’o-po’o ‘merpati’
-- ma’a wari ‘jinak’
-- ru’ubi ‘jendela’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Ft memiliki fonem konsonan /’/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan glotal. Fonem /’/ dalam bahasa Ft berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi tengah kata (medial) atau antarvokal.
(7) Konsonan /m/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
moco ‘anak’ ami ‘susu’
-ma’ate ‘asin’ nimisi ‘setia’
-matar (a) ‘batu’ imiri ‘baru’
-muatoto ‘berjaga’ amu kese ‘bau busuk’ -mali ‘besan’ eceremu ‘berpikir’ -mani ‘bulir’ yamu poko ‘betis’ -mai ‘burung rajawali’ tamu ‘bibi’ -matarea ‘pohon damar’ nitam(a) rau ‘damai’
-mau ‘datang’ eme ‘dapat’
-malusuke ‘dilahirkan’ cuma ‘domba’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Ft memiliki fonem konsonan /m/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan nasal, bilabial, dan bersuara. Fonem /m/ dalam bahasa Ft berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan tengah kata (medial). (8) Konsonan /n/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
nawarana ‘dukun’ tanu kani ece ‘dua belas’ -nete’e ‘gagap’ tanece ‘dua puluh -nana-nana ‘gila’ tahine ‘elok, bagus’
-nalu ‘ibu’ kaune ‘gelap’ -naruni ‘kuburan’ irini ‘hutan’ -namirara ‘laki-laki semua’ tana ‘tangan’
-nel(e) ‘langit’ eni ‘ini’
-nucece ‘mandi’ teneni ‘kanan’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Ft memiliki fonem konsonan /n/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan nasal, apiko-alveolar, dan bersuara. Fonem /n/ dalam bahasa Ft berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
(9) Konsonan /l/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
lolu’e ‘persembahan’ wale ‘melahirkan’ (bntg) -leocava ‘menantu’ nekule ‘marah’ -la’aloine ‘mengadili’ valahana ‘mas kawin’ -liare ‘menjawab’ mucupela ’masuk’ -lore ‘menugal benih’ emkale ‘melempar’ -loli ‘roboh’ heluhana ‘berharap’
-lua ‘kera’ eluhe ‘menghendaki’
-lo ‘musang’ isile ‘mengikat’
-lauhana ‘nyawa’ eluhe ‘setuju’ -lahe ‘pemali, pantangan’ apale ‘meraba’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Ft memiliki fonem konsonan /l/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan lateral, apiko-alveolar, dan bersuara. Fonem /l/ dalam bahasa Ft berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir rakane ‘panggang’ iriki ‘pantat’
-rau ‘piring, baik, bagus’ purafai ‘pedagang’ -rata ‘sejarah, cerita’ emere ‘pertama’ -rahukane ‘seratus’ ulawari ‘pinggan’
-ramahe ‘pijat’ waliara ‘pipi’
-rekise ‘potong’ hikari ‘pisau, sabit’ -rokise ‘keriting’ aru ‘kemaluan wanita’
-rukusi ‘cincin’ nerana ‘rata’
-redi ‘jala’ heru ‘biang keringat’
-rusi ‘jendela’ vari ‘sarang’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Ft memiliki fonem konsonan /r/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan getar, apiko-alveolar, dan bersuara. Fonem /r/ dalam bahasa Ft berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
(11) Konsonan /s/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
silaki ‘belalang’ kusal(a) ‘belimbing’
-sala ‘beranda’ akuse ‘berak’
-sasale ‘bodoh’ amuseke ‘bau busuk’
-sarani ‘cerana’ karisa ‘cabe’
-suku ‘desa’ kalasa ‘celana’
-sisivele ‘ikat pinggang’ rukusi ‘cincin’
-sapurika ‘jeruk’ asa ‘daun’
-saka ‘kerang’ asir(i) ‘garam’
-sapa ‘kudis’ kisi ‘gusi’
-sarika ‘kurang’ kase ‘haus’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Ft memiliki fonem konsonan /s/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan frikatif, lamino-alveolar, dan tak bersuara. Fonem /s/ dalam bahasa Ft berdistribusi
tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
(12) Konsonan /f/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
fiarana ‘agama’ hufur(u) ‘badan’
-faru ‘baju’ refuti ‘badai’
-foti ‘senapan’ halufai ‘berperang’ -fulehe ‘berbelok’ tifare ‘berlaki’ -fute ‘kentut’ nitafai ‘bersetubuh’
-fel(e) ‘busur’ lafai ‘besar’
-fanina ‘di sana’ kafu ‘biji’
-fate ‘empat’ tufuka ‘busung pasir’
-fanare ‘gadis’ ifi ‘cacing’
-fei ‘gagah’ ulafuka ‘ekor’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Ft memiliki fonem konsonan /f/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan frikatif, labio-dental, dan tak bersuara. Fonem /f/ dalam bahasa Ft berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
(13) Konsonan /v/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
vaya-vaya ‘air mayat’ hocava ‘tuhan’ -vata paru ‘ampas kelapa’ utu teve ‘padamkan api’ -vali-vali ‘anting-anting’ navarana ‘dukun’
-venu ‘benih’ avatula ‘bambu’
-vaya ‘getah’ lavane ‘banyak’
-voru-voru ‘berminyak’ iravahu ‘banjir’ -varese ‘bersih’ ava ‘batang pelir’ -vahil(i) ‘bisul’ sirivesi ‘bekerja’
-valale ‘cepat’ ivina’e ‘di situ’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Ft memiliki fonem konsonan /v/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan frikatif, labio-dental, dan bersuara. Fonem /v/ dalam bahasa Ft berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
(14) Konsonan /h/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
hala ‘hanya’ pihete ‘erat’
-hulusile ‘ikat kepala’ auhe ‘gemuk’
-hau ‘kabut’ ihira ‘harga’
-hekisa ‘keras’ lauhe ‘hidup’
-heru ‘keringat’ mihi ‘ingus’
-hila-hila ‘licin’ vahilene ‘jantan’ -hoki ‘lumpur’ rohonua ‘kemarin dulu’ -helu lere ‘balas dendam’ ehefe ‘kenal’
-hiyare ‘bayar’ mahune ‘kikir’
-hinarure menangisi muhare ‘lapar’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Ft memiliki fonem konsonan /h/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan frikatif, laringal, dan tak bersuara. Fonem /h/ dalam bahasa Ft berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
(15) Konsonan /w/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
waite ‘gendong dgn tali’ aliwana ‘pemukiman’ -wirake ‘mengupas’ nawarana ‘pemali’
-waliara ‘pipi’ ulawari ‘pinggan’ -walale ‘mata-mata’ awau hala ‘saya sendiri’ -waliku ‘siku’ fatukawa ‘tulang belikat’ -wali kasa ‘daun telinga’ cewerana ‘berhutang’ -waka ‘kijang’ awa are ‘mengunjungi’ -wari uvane ‘terikat’ anawa ‘rasa’ -wara toto ‘terjaga’ lawani ‘uang’ -waline ‘mengelak’ arawane ‘bawah’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Ft memiliki fonem konsonan /w/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan semi vokal, bilabial, dan bersuara. Fonem /w/ dalam bahasa Ft berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial). (16) Konsonan /y/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
yamu poko ‘betis’ taya-taya ‘berbaring’ -yara ‘rahang’ hiyamoi ‘terbit’ -yani-yani ‘rapi’ tau-tau kaya ‘bundar’ -iya patane ‘di jalan’ -kayare ‘lelah’
-paya ‘mangga’
-vayani ‘ipar’
-iyamari ‘jejak kaki’
-iya ‘kaki’
-taya ‘tidur’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Ft memiliki fonem konsonan /y/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan semi vokal, medio-palatal, dan bersuara. Fonem /y/ dalam bahasa Ft berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
Berdasarkan penemuan dan pembuktian di atas, bahasa Ft memiliki enam belas fonem konsonan, yaitu /p/, /t/, /c/, /j/, /k/, /’/, /m/, /n/, /l/ /r/, /f/, /v/, /s/, /h/, /w/, dan /y/. Semuanya hanya dapat menempati posisi awal (inisial) dan tengah kata (medial), kecuali fonem konsonan / ’ / hanya dapat menempati posisi tengah kata. Semua fonem konsonan tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut.