Posisi lidah depan tengah belakang Striktur
tinggi atas i u tertutup
bawah semitertutup madya atas e o bawah semiterbuka rendah atas bawah a terbuka
tak bulat tak bulat bulat Bentuk bibir
Berdasarkan penemuan dan pembuktian fonem diftong yang ada, bahasa Mk hanya memiliki sebuah fonem diftong /ai/. Fonem diftong tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan sebagai diftong naik-menutup-maju. Satu-satunya diftong yang ditemukan tersebut hanya dapat menempati posisi akhir kata. Berikut ini disajikan beberapa kata bahasa Mk yang mengandung diftong dimaksud. Diftong /ai/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
- - asukai ‘laki-laki’
- - budikai ‘dahi’
- - delekai ‘dagu’
- - haisai ‘habis’
- - murikai ‘hidung’
- - tanabulu harai ‘jari manis’
- - iti ra’a wai ‘jejak kaki’
Untuk lebih jelasnya, diftong /ai/ bahasa Mk dapat dipetakan seperti di bawah ini. Bagan 12: Diftong Bahasa Makasai
3) Konsonan (1) Konsonan /p/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
depan tengah belakang
tinggi
madya
rendah
[i]
pubuti ‘besok’ tupurai ‘perempuan’ -(gi)puhu ‘bunga’ asa sapa ‘ayam sabung’ -pairoba ‘harga’ epara ‘berhenti’ -para ‘kapal, perahu’ apu ‘gondong’
-(gi)pu ‘pohon’ lapu’u ‘hidup’
-pi ‘kita’ uparena ‘impian’
-pukala ‘licin’ sope ‘kenal’
-panu ‘muka’ api ‘ikan’
-pobu ‘penduduk, rakyat’ apa mata ‘kerikil’ -pasini ‘bersin’ upulai ‘lalat’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Mk memiliki fonem konsonan /p/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan hambat letup, bilabial, dan tak bersuara. Fonem /p/ dalam bahasa Mk berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
(2) Konsonan /b/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
(gi)baba ‘ayah’ kaba ‘bangau’
-bai ‘babi’ nairoba ‘berapa’
-baunu ‘banyak’ kabene ‘bersetubuh’
-busu ‘belanga’ pubuti ‘besok’
-(gi)bouru ‘lemak’ itibui ‘betis’ -bokolo ‘sembunyi’ bebesi ‘cepat’ -buloko ‘burung besar’ gabara ‘cokelat’ -butukini ‘burung pipit’ pairoba ‘harga’
-boke ‘buta’ sobu ‘hukum adat’
-budikai ‘dahi’ saburaka ‘jeruk’
-Data di atas menunjukkan bahwa bahasa Mk memiliki fonem konsonan /b/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan hambat letup, bilabial, dan bersuara. Fonem /b/ dalam bahasa Mk berdistribusi
tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
(3) Konsonan /t/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
talasi ‘baku bentak’ netani ‘ada apa’ -tupurae ‘perempuan’ ate (gi)ira ‘buah pohon’ -tagau tula ‘bercerai’ sitae ‘alat babat rumput’
-ti’iri ‘berat’ wata ‘kelapa’
-tarata’a ‘berjumpa dgn’ (gi)mata ‘anak’ -tafuni ‘bersama-sama’ ata ‘api’ -turukai ‘bibir’ ata latu ‘arang’ -tutu guru ‘burung hantu’ mutakai ‘belakang’ -tara ‘campak’ (penyakit) fatu ‘bengkak’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Mk memiliki fonem konsonan /t/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan hambat letup, apiko-alveolar, dan tak bersuara. Fonem /t/ dalam bahasa Mk berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
(4) Konsonan /d/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
data lolo ‘cerita’ budikai ‘dahi’ -delakai ‘dagu’ nama do’o ‘dari atas’ -debe ‘denda, hutang’ sidi ‘dinding’
-deti ‘dosa’ matadu’u ‘hamil’
-(gi) diru ‘empedu’ medai ‘kalung’ -dahu ‘enam’ modo (gi)ira ‘langsat’ -dau ‘jarum namade ele ‘melompat’
-dawala ‘kawin’ rada ‘menjaga’
-dila ‘katak’ tadede ‘mirip’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Mk memiliki fonem konsonan /d/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan hambat letup, apiko-alveolar, dan bersuara. Fonem /d/ dalam bahasa Mk berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
(5) Konsonan /k/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
kaloa ‘pelangi’ nukai ‘mulut’
-kaidila ‘pohon lontar’ bi’iki ‘pahit’ -kola ‘sarung’ la’a deke ‘pergi ambil’
-keta ‘sawah’ ahaku ‘sebentar’
-kali u ‘se-kali’ sibiki’i ‘sedikit’ -koatu u ‘sepuluh ribu’ asukai ‘suami’
-kahu ‘tahi’ oboko ‘susut’
-kereke ‘tulisan’ sikada ‘tangga’ -kiri ‘kencing’ teko ‘tempayan’ -kuana ‘menguris’ ririki ‘terbang’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Mk memiliki fonem konsonan /k/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan hambat letup, dorso-velar, dan tak bersuara. Fonem /k/ dalam bahasa Mk berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
(6) Konsonan /g/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
(gi)noko ‘ari-ari’ resegua ewari ‘balebale’ -gora-gora ‘bangku perahu’ wagu ‘batas’ -gua mi ‘bangku duduk’ ne egu ‘belum’
-geugini ‘bermain’ tagau tula ‘bercerai’ -gugulai ‘bisu’ (gi)logo ‘berdusta’ -gabara ‘cokelat’ haigisi cukup’
-gamu ‘gelap’ talagaha ‘gagap’
-gira-gira ‘gila’ togisi ‘kurang’
-gaga’a ‘jauh’ togaha ‘lembut’
-ga’awai ‘bilik’ aga ‘malu, takut’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Mk memiliki fonem konsonan /g/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan hambat letup, dorso-velar, dan bersuara. Fonem /g/ dalam bahasa Mk berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
(7) Konsonan /’/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
- haire’e ‘lusa’
-- sada mera’a ‘merah’
-- nimige’ere ‘merasai’
-- iu’u ‘panas’
-- hatu gu’u ‘pantat’
-- beu’u ‘pasti’
-- si’i ‘pedang’
-- bi’iki ‘pedas’
-- la’a pergi’
-- mu’u ‘pisang’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Mk memiliki fonem konsonan /’/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan glotal. Fonem /’/ dalam bahasa Mk berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi tengah kata (medial) atau antarvokal.
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir mata asukai ‘anak laki’ nana ginamu ‘alis’
-me’er(e) ‘asin’ asa ginami ‘ayam jantan’ -mutakai ‘belakang’ amu bere ‘badan’ -munu ‘belukar’ umadai ‘balai dusun’ -muhiri ‘bermain’ sumasu ‘bantal’ -mali ‘besan’ amu’u ‘bau busuk’ -mutu ‘dalam’ (piring) gimina ‘berlemak’ -mosa ‘dukun’ tatema ‘berzinah’ -matadu’u ‘hamil’ toma ene ‘bodoh’ -murikai ‘hidung’ umu rafa ‘bukit’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Mk memiliki fonem konsonan /m/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan nasal, bilabial, dan bersuara. Fonem /m/ dalam bahasa Mk berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
(9) Konsonan /n/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
nunamu ‘janggut’ uparena ‘impian’
-nana ‘mata’ tana ‘tangan’
-nuhu namu ‘kumis’ daana ‘jimat’ -naku ‘lumpur’ metanisi ‘kapan’
-napu ‘mabuk’ hai geni ‘kena’
-nawa ‘makan’ kona ‘kera’
-nanawa ‘makanan’ ilubana ‘ketiak’ -nunamu ‘belum matang’ wani ‘lebah’ -nasara ‘pemerintah’ manekai ‘leher’ -nama dane ‘menjinjing’ sanuria ‘longgar’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Mk memiliki fonem konsonan /n/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan nasal, apiko-alveolar, dan bersuara. Fonem /n/ dalam bahasa Mk berdistribusi
tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
(10) Konsonan /l/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
lua ‘abu’ alakai ‘alu’
-liurai ‘bangsawan’ talasi ‘baku bentak’
-loho’o ‘bawah’ anale ‘benang’
-laihona ‘bawang’ fatili ‘bedil’ -loleni ‘berbicara’ sala ‘berperang’ -(gi)logo ‘berdusta’ bokolo ‘bersembunyi’
-la’a ‘berjalan’ mali ‘besan’
-leki luru ‘bintang’ ifilai ‘cacing’
-leka ‘botak’ felunu ‘cantik’
-liu ‘danau’ noli ‘cincin’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Mk memiliki fonem konsonan /l/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan lateral, apiko-alveolar, dan bersuara. Fonem /l/ dalam bahasa Mk berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
(11) Konsonan /r/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
rata’a ‘dapat’ uru ‘puluhan, gasing’
-riku ‘kaya’ waru ira ‘embun’
-rara’a ‘keringat’ bouru ‘gemuk’ -rikabo’o ‘kurus’ gira-gira ‘gila’ -resa leri ‘tabur benih’ sare’e ‘gundul’(kepala) -ramia ‘mencintai’ lumuru ‘hijau’
-rata ‘menemukan’ ira’a ‘haus’
-ruru ‘mengeluh’ erau ‘jangan’
-roro ‘mengendus’ (anjing) were ‘itu’ (dekatmu) -rei ‘menghirup’ para ‘kapal, perahu’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Mk memiliki fonem konsonan /r/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan getar, apiko-alveolar, dan bersuara. Fonem /r/ dalam bahasa Mk berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
(12) Konsonan /s/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
sahala ‘menggoreng’ resa ‘padi’ -setimara ‘menyampaikan’ asa ‘ayam’ -siaka ‘menyalak’ hasara ‘menyuruh’ -sari gapu ‘obat dr dukun’ asana ‘panjang’ -sitae ‘parang’ litasena ‘pelit’ -sada ‘paru-paru’ amiasa ‘pengecut’ -sari uli ‘penyakit kulit’ ta rusu-rusu ‘persegi’
-si’i ‘pedang’ oso ‘pinang’
-suti ‘pisau’ da asa ‘rambut’
-suma ‘roh’ sisiri ‘sakit’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Mk memiliki fonem konsonan /s/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan frikatif, lamino-alveolar, dan tak bersuara. Fonem /s/ dalam bahasa Mk berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
(13) Konsonan /f/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
fibada ‘sahabat’ tafuli ‘mengajak’
-fimai ‘berdua’ afa ‘batu’ -filiri ‘berkedip’ (gi)sufa ‘baru’ -falini ‘mengunyah’ (gi)ifala ‘basah’ -faili ‘menjilat’ (gi)lafa’i ‘bekas luka’ -faru ‘baju’ tafuni ‘berkumpul’ -fatili ‘bedil’ defarika ‘jahe’ -fatu ‘bengkak’ umu rafa ‘bukit’ -fara seti ‘kentut’ ifilai ‘cacing’
-Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Mk memiliki fonem konsonan /f/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan frikatif, labio-dental, dan tak bersuara. Fonem /f/ dalam bahasa Mk berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
(14) Konsonan /h/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
hasa ‘aliran’ dane beraha ‘badai’ -hau du’ur(u) ‘bangun’ ira wahe ‘banjir’ -hai la’a ‘berangkat’ a’aha ‘berbisik-bisik’ -haisai ‘habis’ (gi)puhu ‘bunga’ -harai ‘kecil’ talagaha ‘gagap’ -hiara ‘menangis’ hai uha ‘bertelur’ -hurulele ‘mengiringi’ i’ihi ‘gigit’ -himiri ‘merah’ nerahasa ‘gusi’ -hau tae ‘berbaring’ uhu ‘hangat’ -hasara ‘menyuruh pergi’ ahale ‘kapas’
-Data di atas menunjukkan bahwa bahasa Mk memiliki fonem konsonan /h/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan konsonan frikatif, laringal, dan tak bersuara. Fonem /h/ dalam bahasa Mk berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata (inisial) dan posisi tengah kata (medial).
(15) Konsonan /w/
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
we’e ‘ada’ resegua ewari ‘balebale’ -wata ‘kelapa’ gawai ‘tempat seram’ -wari ‘sarang’ awa giloo ‘batang pelir’ -wagu ‘batas’ afa wame’e ‘batu asah’
-wasu ‘belut’ lawa ‘uang’
-(gi)wa ‘biji’ ga’awai ‘kamar, bilik’
-wehani ‘boleh’ dawala ‘kawin’
-wai muta ‘dari bawah’ nawa ‘makan’
-wai ‘darah’ niwaru ‘mandi’
-wala ‘lahir’ (binatang) wawali ‘anting-anting’
-Data di atas menunjukkan bahwa bahasa Mk memiliki fonem konsonan /w/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan semi vokal, bilabial, dan bersuara. Fonem /w/ dalam bahasa Mk berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya bisa menempati posisi awal kata dan posisi tengah kata.
Berdasarkan penemuan dan pembuktian di atas, bahasa Mk memiliki lima belas fonem konsonan, meliputi /p/, /t/, /b/, /d/, /k/, /g/, /’/, /m/, /n/, /l/ /r/, /f/, /s/, /h/, dan /w/. Fonem konsonan tersebut hanya dapat menempati posisi awal kata (inisial) dan tengah kata (medial), kecuali fonem konsonan / ’ / yang hanya dapat menempati posisi tengah kata. Semua fonem konsonan tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut.