• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUANUMUM TENTANG WAKON YOSAI

3.2 Pengaruh Wakon Yosai dalam Kehidupan Masyarakat Jepang

3.2.1 Wakon Yosai dalam Politik

Ide demokrasi mulai disebarkan melalui gagasan politik yang dikenal dengan nama Jiyu Minken Undo (Gerakan Untuk Hak-hak Demokrasi). Beberapa Samurai tua mulai mengganggu di beberapa daerah. Mereka berpendapat bahwa kekuatan militer tidak dapat merobohkan pemerintahan, sehingga mereka

dengan alasan bahwa kemerdekaan nasional itu berarti pemerintah harus memenuhi keinginan rakyat dengan cara tanggap terhadap pendapat umum dan berusaha memperkuat bangsa. Tujuan utama gerakan ini ialah untuk menuntut diadakannya Dewan Perwakilan Rakyat yang dipilih, karena pemerintahan yang berlaku pada saat itu adalah monopoli kekuasaan oleh para bekas Samurai dari beberapa Han saja, yaitu Satsuma dan Chosu. Hal ini sama sekali tidak mencerminkan keinginan rakyat.

Susunan pemerintahan kemudian diperbaharui menurut pola Jerman.

Perdana Menteri bertanggung jawab atas seluruh politik pemerintahan serta kedudukan Tenno diperkuat. Dalam Undang-Undang ditegaskan bahwa Tenno merupakan sumber semua kekuasaan dan semua Undang-Undang harus mendapat persetujuan dan diumumkan oleh Tenno.

Pada tahun1890 pemerintah berhasil membuat Dai Nippon Teikoku Kenpo (Undang-Undang Negara Kekaisaran Jepang Raya). Dalam Undang-Undang tersebut ditetapkan bahwa kabinet merupakan badan yang bertanggung jawab kepada Tenno. Anggota Majelis Rendah dipilih oleh seluruh rakyat yang telah berumur 20 tahun. Dengan demikian rakyat dapat turut ambil bagian dalam menentukan jalannya politik pemerintah.

3.2.1 Wakon Yosai dalam Teknologi

Perkembangan teknologi Jepang sudah berlangsung lama dan semakin menunjukkan jati diri mereka di kancah internasional. Teknologi berawal dari sains dan ilmu pengetahuan yang mana Jepang dapatkan melalui usaha kerasnya mempelajari ilmu pengetahuan negara-negara barat. Jepang tidak main-main

selama hampir 3 abad. Modernisasi yang dilakukan Jepang tidak semata-mata berjalan dengan lancar, dibalik perubahan besarnya itu negeri sakura ini mengalami konflik intern, namun tidak membuatnya lantas pesimis dan menyerah.

Dalam melakukan perubahan besar-besaran pastinya ada dampak dan resiko tersendiri, namun Jepang membuat dunia tercengang dan terpana akan kemajuan yang sangat luar biasa itu.

Ketakjuban mengenai Jepang tidak tertuju pada teknologinya saja yang semakin canggih dan banyak diekspor ke berbagai negara, namun struktur masyarakat dan kebudayaannya juga patut diacungkan jempol. Tidak hanya berhasil memodernisasi teknologinya, namun Jepang juga berhasil memutuskan kelas-kelas sosial yang menghambat proses modernisasinya dan ia juga berhasil menjaga keutuhan budaya yang melekat sedari dulu.

Seperti mencontoh dari Perancis dan inggris untuk Angkatan Laut, Jerman untuk Angkatan Daratnya, dan Jepang berhasil memodernisasikan Angkatan Perangnya.Jepang juga menjadi negara pertama di Asia yang mampu memiliki industri besi dan baja, mampu membuat kapal tenaga uap dan listrik dengan kontruksi baja dan lainnya. Hal ini lah yang membuat Jepang berada di posisi 5 besar dunia di akhir abad 19.

3.2.2 Wakon Yosai dalam Ekonomi

Dalam usaha meningkatkan industri swasta, pemerintah membangun industri- industri baru melalui pabrik percontohan yang pada mulanya dibiayai dan dikelola dengan modal pemerintah. Untuk menciptakan peluang pengembangan industri dan mendorong para Samurai memasuki lapangan bisnis,

pemerintah juga membuat kebijaksanaan pendirian perusahaan-perusahaan pemerintah dan penciptaan kesempatan kerja. Pusat penelitian, laboratorium dan sekolah banyak didirikan untuk melatih, membantu dan mendukung berbagai industri. Setelah industri-industri tersebut terorganisasikan dengan rapi dan usahanya berjalan dengan baik, secara bertahap pemerintah akan menjualnya kepada perusahaan swasta dengan harga yang murah. Hal ini pun ditujukan untuk merangsang pertumbuhan industri dan mendorong para Samurai untuk memasuki lapangan bisnis.

Karena kurangnya pengalaman dan tidak hadirnya modal asing, maka pertumbuhan perekonomian Jepang berjalan sangat lambat, tidak sesuai dengan yang diharapkan. Walaupun begitu usaha mencari pinjaman luar negeri dilakukan hanya kepada Inggris, dan penanaman modal asing dibatasi, karena orang Jepang tidak menghendaki sebagian besar ekonominya dikuasai orang asing. Sebaliknya bantuan teknik asing dibuka seluas-luasnya. Pemerintah banyak mendatangkan teknisi dari luar negeri dan mengirimkan mahasiswa ke luar negeri untuk mempelajari dan mengamati perkembangan teknologi Barat.

Dalam usahanya mendirikan dan membangun perusahaan tersebut, pemerintah banyak menggunakan peralatan dan teknologi Barat. Para industriawan mengimpor pabrik tekstil lengkap dari Perancis dan mendatangkan teknisi-teknisi Perancis untuk memasang peralatan dan mengajar para pekerja Jepang bagaimana cara menjalankan peralatan tersebut.

Bersamaan dengan modernisasi ekonomi, untuk menunjang kemajuan perindustrian, pemerintah menciptakan sistem perbankan modern. Pada tahun 1873, didirikan Bank Nasional dengan mencontoh Amerika. Penataan kembali

sistem keuangan nasional dilakukan secara mendasar dengan mencontoh model Eropa. Pada tahun 1899, disusun Undang-Undang Perbankan dan Bank Sentral Jepang didirikan, untuk lebih mendorong pertumbuhan ekonomi.

Untuk memodali perdagangan dan membantu eksportir Jepang dalam persaingan dengan orang-orang asing, pemerintah mendirikan Bank Spacie Yokohama sebagai bank utama untuk pertukaran luar negeri. Bank Hipotik Jepang (Nihon Kangyo Ginko) menyediakan pula pinjaman jangka panjang untuk membantu perkembangan industri.

Kemudian pada abad ke-18 Jepang melakukan eksploitasi hutan yang bertujuan untuk mengumpulkan kayu dari hutan alam telah tergantikan oleh hutan buatan yang senantiasa terus menerus menghasilkan kayu. Setelah restorasi Meiji tahun 1968, lahan hutan dibagi menjadi milik swasta dan pemerintah. Hutan nasional luasnya kira-kira 7,3 juta hektar dari total hutan Jepang, dan sisanya dimiliki oleh pemerintah lokal. Luas hutan swasta meliputi 56 % dari total hutan.

Sebagai hasilnya Jepang menempati urutan yang tinggi di kalangan negara-negara penghasil kayu dunia, walaupun hasilnya tidak sampai memenuhi setengah dari kebutuhannya sendiri yang sangat memerlukan pulp (bubur kayu) yang berguna untuk industri dan perumahan swasta.

Laut yang mengelilingi Jepang juga merupakan kekayaan ekonomi yang pokok bagi Jepang. Lautan adalah sumber pengadaan yang pokok untuk protein ikan dan juga ganggang laut yang kaya vitamin yang banyak sekali digunakan oleh orang Jepang dalam masakannya.

Pembudidayaan hasil laut dilakukan untuk meningkatkan industri perikanan Jepang. Negara ini telah lama melakukan pembiakan ikan, tiram, dan

ganggang laut. Dan sejumlah besar pusat ternak ikan dan kerang-kerangan telah berdiri di sepanjang pantai Jepang, dimana spesies ikan dan kerang-kerangan tertentu dikembangbiakkan dengan teknologi yang kemudian di lepas ke laut sampai ukuran tertentu yang cocok untuk dipanen.

Bangsa Jepang sangat sadar bahwa sumber daya alam di negerinya sangat terbatas, maka orang Jepang menitikberatkan perkembangan industrinya kepada keterampilan dan keahlian tenaga manusia membuat barang-barang untuk diekspor dari bahan-bahan baku yang mereka impor.

Dengan prinsip Wakon Yosai itulah masyarakat dapat belajar dengan melihat kemajuan barat dan mengoptimalkan kemampuan pada diri sendiri, inilah yang disebut dengan jiwa Wakon Yosai. Dengan adanya keterbatasan membuat masyarakat Jepang berfikir bahwa belajar adalah usaha untuk mendapatkan solusi.

Maka dari itu, sejak dulu kala pendidikan (termasuk pendidikan pada diri pribadi) dilakukan dengan giat karena pendidikan memperoleh tempat penting dalam kehidupan bangsa.

3.2.3 Wakon Yosai dalam Sosial Budaya

Pengaruh Barat dapat dilihat dengan jelas dari penampilan banyak individu. Pada masa itu, pakaian bergaya Barat menjadi begitu populer. Pria memakai jas, mantel atau tuxedo. Wanita memakai kimono yang diberikan sentuhan gaya atau aksesoris yang bergaya Barat, bahkan mereka juga mengenakan gaun pada beberapa kesempatan tertentu. Aksesoris seperti arloji dan payung digunakan oleh banyak orang. Sepatu juga menjadi semakin banyak dikenakan oleh banyak orang. Potongan rambut yang populer pada masa itu

pada 1869 di Ginza. Nilai-nilai etiket atau tata krama yang berasal dari tingkah laku orang-orang Eropa juga mulai diterapkan dan disebarluaskan melalui buku.

Tindakan ini disusul dengan penghapusan beberapa kebiasaan tradisional yang sudah lapuk. Sebagai gantinya mereka meniru berbagai cara dan kebiasaan Barat tersebut. sehingga pakaian kerja orang Jepang yang sejak dulu terdiri dari dua potong, kini diganti dengan pakaian kerja ala Eropa yang dapat dikatakan lebih praktis, menarik dan sesuai untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.Yang pertama-tama memakai pakaian ala Eropa ini ialah para serdadu, karena sejak akhir zaman Bakufu, mereka sering mengadakan latihan dan memerlukan pakaian yang lebih praktis.

Sejak awal di era Meiji pegawai pemerintah pun mulai memakai pakaian Eropa, kemudian Kaisar dan para pembantunya secara resmi berpakaian ala Eropa.

Selanjutnya pemerintah menetapkan undang-undang bahwa pangkat, topi maupun pakaian seragam digunakan kostum ala Eropa. Pakaian buruh dan pakaian resmi pun pada akhirnya diganti dengan pakaian Eropa.

Kemudian bangunan-bangunan banyak dibangun dengan menerapkan gaya arsitektur Barat. Untuk menghindari kebakaran yang sering terjadi, bahan dasar bangunan yang biasa menggunakan kayu kemudian diganti dengan batu bata.

Pembangunan tata kotanya juga diatur sedemikian rupa agar terlihat seperti kota-kota di negara-negara Barat. Daimaru atau Mitsukoshi adalah department store yang menjadi salah satu pusat kegiatan perdagangan. Daerah Ginza menjadi tempat pusat hiburan, aktivitas kesenian, bahkan perdagangan. Pada tahun 1868 didirikan hotel Tsukiji di Tokyo yang merupakan hotel pertama yang arsitekturnya meniru Eropa. Pada tahun 1874 didirikan pusat pertokoan bertingkat

dua yang dinamakan Renga Zukuri di Ginza. Selanjutnya banyak didirikan bangunan yang meniru gaya arsitektur Eropa.

Masakan Barat atau bahan makanan yang berasal dari negara-negara Barat-pun menjadi banyak dikonsumsi oleh masyarakat Jepang. Daging yang tadinya dilarang untuk dikonsumsi menurut ajaran Budha, tapi demi pertimbangan kesehatan bagi pasukan militer Jepang, akhirnya diperbolehkan untuk dikonsumsi.

Kemudian mulai diperkenalkanlah “dansa” pada masyarakat. Dansa pada waktu itu juga menjadi seperti ajang untuk bersosialisasi. Pada tahun 1883, dibuka sebuah gedung pertemuan bernama Rokumeikan sebagai tempat untuk dansa dan bersosialisasi. Rokumeikan menjadi simbol westernisasi dan kehidupan kosmopolitan zaman Meiji. Mulai tahun 1884, dansa mulai serius dipelajari dan banyak tempat-tempat kursus dansa dibuka.

Dalam hal ini dapat dlihat bahwa untuk mempercepat modernisasi kehidupan nasional, secara serentak pemerintah mengambil langkah-langkah positif untuk mendorong adat kebiasaan Barat, terutama yang mendorong kemajuan. Karena pengaruh kebudayaan dan teknologi Barat, banyak terjadi perubahan nyata dalam kehidupan masyarakat Jepang. Berbagai seni mengalami perubahan, setiap gerak langkah dan kemajuan disesuaikan dengan paham Barat yang merupakan gejala perkembangan masyarakat. Dengan adanya pengaruh Barat diadakan modifikasi dalam adat kebiasaan yang tidak sesuai dengan adat kebiasaan Barat. Ini lah yang dikatakan jiwa Wakon Yosai, masyarakat menyerap ilmu barat kemudian mengadopsinya lalu disesuaikan dengan kemampuan/lingkungan Jepang.

3.3 Hasil Analisis Wakon Yosai Dewasa Ini

Dewasa ini, diakui atau tidak, Jepang adalah salah satu negara adi daya dalam bidang ekonomi, industri, keuangan, dan teknologi. Bahkan boleh dikatakan, tidaklah berlebihan bila negara ini juga dianggap memiliki kekuatan militer terbesar dalam masyarakat dunia internasional. Dengan kekuatan tersebut, Jepang akan mampu mempengaruhi kondisi dan situasi dari lingkungannya, tidak saja negara tetangga, tapi juga kawasan, baik yang dekat, maupun yang jauh. Apa yang dicapai Jepang menjadi sesuatu yang diimpikan oleh negara lain; dia menjadi simbol bagi suatu negara yang ingin membangun perekonomian nasionalnya; Jepang mempunyai daya tarik yang sangat kuat bagi negara yang ingin kebudayaan nasionalnya tidak punah akibat pengaruh luar.

Hal ini dikarenakan masyarakat Jepang menciptakan sebuah persamaan persepsi dari seluruh lapisan masyarakat bangsanya dalam melihat apa yang terbaik bagi mereka. Kesamaan persepsi ini terlihat dalam kebijakan yang diambil oleh negarawan Meiji ketika merumuskan kebijakan nasionalnya pada tahun 1868 yaitu melalui slogan Wakon Yosai (semangat Jepang, Kemampuan Barat).

Peran slogan Wakon Yosai ternyata tidak berhenti di masa lalu saja, tetapi saat ini pun dapat dilihat bahwa masyarakat masih menggunakannya dalam membuat Jepang yang lebih baik lagi. Slogan Wakon Yosai mempunyai 2 makna dalam penerapannya, yaitu sebagai alat yang digunakan dalam memperoleh ilmu dengan menggabungkannya dengan mentalitas/lingkungan Jepang dan sebagai tameng untuk menjaga tradisi serta identitas diri masyarakat Jepang. Hal ini dapat dilihat banyaknya inovasi yang tercermin dari teknologi barat seperti robot, Harajuku style, menjamurnya gedung-gedung bertingkat, munculnya Anime dan

Manga yang kemudian dijadikan kebijakan politik luar negeri Jepang yang dikukuhkan dalam Diplomatic Bluebook Japan dengan program Cool Japan, menguatnya perusahaan Jepang di belahan dunia.

1) Pembangunan Gedung-Gedung Bertingkat

Menjamurnya bangunan-bangunan yang dibangun dengan menerapkan gaya arsitektur barat. Jika kita mengunjungi Jepang, maka kita akan menjumpai berbagai gedung bertingkat layaknya yang kita jumpai pada berbagai negara maju di Barat. Namun, di Jepang masih banyak bangunan tradisional yang dapat dijumpai dengan fungsi dan keadaan alam yang sama seperti dahulu. Hal ini lah yang membedakan kondisi lingkungan di negara Barat dengan Jepang. Walau sudah meniru semua model bangunan seperti di negara Barat, Jepang masih menjaga kelestarian alam dan budayanya.

2) Gaya Berpakaian Harajuku Style

Pengaruh Slogan Wakon Yosai tidak hanya dapat dilihat dari berbagai pembangunan yang ada di Jepang. Salah satu pengaruh yang juga dapat kita lihat adalah dari gaya berpakaian para remaja putri di Jepang. Belakangan ini muncul tren bagi remaja putri di Jepang untuk memakai pakaian serba ditumpuk-tumpuk, serba terbuka, dan tabrak motif serta warna. Gaya berpakaian seperti ini sangat dipengaruhi oleh tren dunia Barat, yang kemudian dicontoh oleh remaja-remaja putri Jepang melalui berbagai majalah mode. Harajuku (原宿) sendiri adalah sebutan populer untuk kawasan di sekitar Stasiun JR Harajuku, Distrik Shibuya, Tokyo. Kawasan ini terkenal sebagai tempat anak-anak muda berkumpul.

3) Manga dan Anime a. Anime

Anime ( アニ メ ) adalah animasi khas Jepang, yang biasanya dicirikan melalui gambar-gambar berwarna-warni yang menampilkan tokoh-tokoh dalam berbagai macam lokasi dan cerita, yang ditujukan pada beragam jenis penonton.

Anime dipengaruhi gaya gambar Manga, komik khas Jepang. Kata Anime tampil dalam bentuk tulisan dalam tiga karakter katakana a, ni, me ( ア ニ メ ) yang merupakan bahasa serapan dari bahasa Inggris "Animation" dan diucapkan sebagai "Anime-shon".

b. Manga

Manga ( 漫 画 ) (baca: man-ga, atau ma-ng-ga) merupakan kata komik dalam bahasa Jepang; di luar Jepang, kata tersebut digunakan khusus untuk membicarakan tentang komik Jepang. Mangaka (漫画家) (baca: man-ga-ka, atau ma-ng-ga-ka) adalah orang yang menggambar Manga. Perbedaan mendasar antara sebutan manga dan komik adalah pembedaan pengelompokan, di mana Manga lebih terfokus kepada komik-komik Jepang (kadang juga termasuk Asia), dan komik lebih kepada komik komik buatan Eropa/Barat.

4) Musik

J-Pop (singkatan dari Japanese pop) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada musik populer Jepang. Contoh aliran musik yang termasuk J-pop adalah pop, rock, soul, rap, jazz. Selain J-pop, masih adalah istilah lainnya seperti

"J-Rap", "J-Rock", yang merujuk kepada sejenis aliran musik Jepang secara

spesifik. Meskipun begitu, aliran-aliran tersebut juga dianggap sebagai bagian dari J-pop.

5) Perayaan/ Festival di Jepang

Proses modernisasi yang dilakukan Jepang secara besar-besaran tidak membuat Jepang meninggalkan segala bentuk kebudayaan dan kepercayaannya.

Rakyat Jepang masih melakukan ritual-ritual kepercayaannya. Seperti Matsuri yaitu sebuah perayaan atau festival budaya rakyat yang umumnya berkaitan dengan festival di kuil baik kuil Shinto (Jinja) maupun kuil Buddha (Tera) yang biasanya dilakukan sebagai perwujudan dari rasa syukur yang mendalam terhadap Kami-sama (dewa).

6) Kehidupan Sosial

Dalam kehidupan sosial, masyarakat Jepang masih konsisten dengan etika dan tradisi mereka walaupun pengaruh globalisasi dan modernisasi sangat kuat, misalnya seperti :

a. Salam

Mengucapkan salam atau Aisatsu di Jepang dilakukan dengan cara membungkukkan badan sekitar 90 derajat, semakin membungkukkan tubuh menunjukkan derajat seseorang dan semakin menghormati orang lain. Hal ini dilakukan untuk menghormati lawan bicara atau orang dihadapan kita. Namun berbeda dengan halnya di negara Barat, salam yang digunakan hanya dengan berjabat tangan saja.

b. Adab di tempat umum

Masyarakat Jepang sangat menjaga kesopanan. Mereka mematuhi

norma-mengganggu orang lain. Kerapihan, ketertiban dan kedisiplinan warga Jepang memang patut diacungi Jempol. Bahkan saat mengantri masuk ke dalam kereta.

Tidak ada yang berebut, anak kecil pun berdiri sabar menunggu giliran.

c. Budaya Malu

Di Jepang, Semua punya budaya malu yang tinggi, misalnya ada pejabat yang merasa gagal dalam memegang dan menjalankan amanah, mereka tidak segan-segan mengundurkan diri karena rasa malu.

d. Tatakrama ketika makan

Tatakrama makan merupakan suatu keharusan. Dari set peralatan makan yang tetap untuk tiap orang, pengaturan tempat duduk yang sudah jelas (posisi tempat duduk tiap anggota keluarga), dan paling penting ungkapan yang harus diucapkan sebelum dan sesudah makan Orang Jepang selalu mengucapkan

“Itadakimasu” sebelum acara makan disertai dengan menangkupkan kedua tangan seperti berdoa kemudian mengucapkan “Gochisousamadeshita”. Hal Ini menunjukkan orang Jepang selalu bersyukur akan semua yang telah didapatnya.

7) Kemajuan Teknologi a. Teknologi Otomotif

Mobil Jepang sekarang sangat populer di Amerika Serikat, penyebabnya adalah karena pemakaian bensin yang hemat jika dibandingkan dengan mobil-mobil Amerika model besar, selain itu juga karena konstruksinya yang sangat cermat, dan dikerjakan dengan keterampilan sangat teliti, serta yang tak kalah penting yaitu harga yang ditawarkan begitu murah jika dibandingkan dengan harga yang bandrol dipasaran Amerika. Misalnya Honda yang merupakan salah

satu pabrik otomotif yang menggunakan teknologi Hybrid. Honda juga berhasil menciptakan mobil yang cukup ramah dan tidak menggunakan BBM.

b. Teknologi Robot

Teknologi robot Jepang sudah menjadi yang terdepan saat ini. Salah satu robot yang canggih seperti manusia saat ini adalah Asimo, Q-RIO, Maido-Kun dan Hrp-4C yang mampu berjalan di catwalk seperti model.

c. Teknologi Tahan Gempa

Wilayah Jepang berada diantara lempengan Samudera Pasifik yang membuat Jepang rentan diguncang gempa. Maka dari itulah Jepang membuat teknologi tahan gempa pada bangunan dengan membuat bangunan menjadi lentur dan tidak mudah roboh. Teknologi ini tidak hanya di buat untuk bangunan saja tapi juga minimarket yang dirancang untuk memiliki cadangan energi. Dengan adanya cadangan ini maka aliran listrik akan tetap ada meskipun secara umum terputus karena gempa dan lain sebagainya.

Faktor utama yang memungkinkan Jepang untuk memadukan berbagai teknologi adalah keterbukaan struktur intern perusahaannya. Pada perusahaan Jepang terjalin komunikasi hubungan kerja antara orang-orang dari berbagai keahlian dan dari berbagai bagian terjalin sangat lancar, sehingga tercapailah tingkat kerjasama antar bagian yang tinggi. Kenyataan bahwa teknisi Jepang luwes dan tidak terikat pada bidang spesialisai pokoknya, merupakan faktor lain yang memungkinkan mereka terampil dalam memadukan berbagai teknologi.

Kekuatan teknologi Jepang yang lain adalah hubungan yang erat antara pengembang, desain, dan bidang produksi.

Sebuah keunikan dari Jepang adalah tradisi kebudayaannya tidak terganggu meski mengadopsi beberapa kebudayaan barat. Jepang selalu memilih produk kebudayaannya sendiri dan yang cocok dengan tujuannya sendiri, mempelajari dan menyerap yang dianggap saja tanpa menyertakan cara berpikir dan falsafahnya, sehingga pada zaman modern Jepang telah memperkenalkan teknologi mereka tanpa mengimpor modal mereka.

8) Kemajuan Ekonomi

Jepang merupakan salah satu Negara paling maju di dunia. Saat ini ekonomi pasar bebas dan industri Jepang merupakan yang ketiga terbesar di dunia setelah Amerika Serikat, dilihat dari segi varitas daya beli internasional. Ekonomi jepang ini dibentuk dari semua elemen yang membentuk ekonomi modern yaitu : industri, perdagangan, pertanian, dan lain sebagainya. semuanya ini disokong oleh sistem informasi dan transportasi serta perbankan yang baik.

Faktor lain, yang juga mendukung perekonomian Jepang adalah hubungan baik dengan berbagai banyak negara yang akhirnya membantu melancarkan perdagangan luar negerinya. Ciri-ciri khas ekonomi Jepang di antaranya adalah kerja sama yang erat diantara perusahaan yang bergerak di bidang perbekalan, pengedaran, dan bank (kelompok kerja sama ini disebut keiretsu), negosiasi upah antara perusahaan swasta dengan serikat buruh (shunto), hubungan baik dengan birokrasi pemerintahan, dan jaminan karir sepanjang hayat (shushin koyo) untuk hampir sepertiga tenaga kerja di kota, serta jaminan kontrak kerja bagi buruh.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Faktor utama yang mendorong Jepang melakukan perubahan di segala aspek adalah cerminan dalam diri setiap warganya yang bertekad tidak ingin menjadi negara jajahan dan muncullah slogan Wakon Yosai yang merupakan modifikasi dari slogan lama Wakon Kansai sebagai bentuk usaha Jepang dalam mengejar ketertinggalannya dengan berusaha mempelajari ilmu Barat tanpa harus menghapus identitas diri.

2. Pada dasarnya Wakon Yosai memiliki makna sebuah usaha untuk mempelajari ilmu Barat guna melakukan suatu perubahan dan menyesuaikannya dengan kemampuan atau mentalitas masyarakat Jepang di era Meiji. Namun, seiring dengan berjalannya waktu slogan Wakon Yosai juga dimaknai sebagai solusi untuk mempertahankan identitas diri atau antisipasi dari derasnya pengaruh budaya Barat.

3. Kesuksesan yang di capai Jepang dengan menanamkan slogan Wakon Yosai pada masyarakat Jepang, membuat masyarakat Jepang menemukan slogan Wakon dengan pusat pengetahuan yang berbeda seperti, Wakon Beisai (和魂

3. Kesuksesan yang di capai Jepang dengan menanamkan slogan Wakon Yosai pada masyarakat Jepang, membuat masyarakat Jepang menemukan slogan Wakon dengan pusat pengetahuan yang berbeda seperti, Wakon Beisai (和魂

Dokumen terkait