• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.2 Pendidikan Pemakai

2.2.6 Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Pendidikan Pemakai

Dalam pelaksanaan pendidikan pemakai harus memperhatikan waktu dan lokasi yang tepat dalam pelaksanaannya, karena pemustaka perpustakaan khusus merupakan masyarakat yang memiliki latar belakang yang berbeda serta memiliki waktu luang dan kesibukkan yang berbeda pula. Untuk itu dalam pelaksanaannya sebaiknya dilaksanakan dengan waktu yang tidak terlalu lama,singkat dan padat serta lokasi yang mudah dijangkau oleh para pemustakanya.

Waktu pelaksanaan pedidikan pemakai menurut Darmono (2001, 168) menyatakan bahwa:

Bimbingan perpustakaan biasanya dilakukan oleh pustakawan atau petugas perpustakaan. Waktu yang diberikan sangat bervariasi, tergantung, dari jenis perpustakaannya. Untuk perpustakaan besar dengan koleksi dan jenis layanan yang sangat banyak maka waktu yang dibutuhkan relatif lebih lama bila dibandingkan dengan perpustakaan yang relatif kecil.

Dalam penentuan lokasi pendidikan pemakai juga harus ditentukan sebaik mungkin yaitu dengan memilih lokasi yang strategis yang mudah diakses oleh

pemustakanya. Biasaya lokasi pelaksanaan pendidikan pemakai berada pada ruang yang telah dipilih oleh pihak perpustakaan.

Batasan pengaturan lokasi perpustakaan menurut Soedibyo (1987, 108) adalah sebagai berikut:

1. Perpustakaan itu terletak dalam arus lalu lintas manusia, tetapi tidak dijadikan lalu lintas manusia.

2. Perpustakaan itu terletak di suatu tempat yang tanahnya memungkinkan dilakukannya perluasan pada masa yang akan datang, sesuai dengan perkembangan perpustakaan serta instansi penaungnya.

3. Perpustakaan itu mudah dicapai oleh pemakai, sehingga mereka tidak membuang-buang waktu secara sia-sia.

4. Perpustakaan itu mempunyai hubungan yang fungsional dengan gedung-gedung lainnya dalam keseluruhan kompleks itu.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diketahui waktu dan lokasi pelaksanaan kegiatan pendidikan pemakai mempengaruhi kegiatan itu sendiri. Jika lokasi dan waktu dapat ditentukan dengan tepat maka pendidikan pemakai dapat dilaksanakan dengan lancar.

2.1.7 Peran Pustakawan dalam Pendidikan Pemakai

Pustakawan adalah seseorang yang profesional atau ahli dalam bidang perpustakaan dimana mereka memiliki pendidikan perpustakaan atau ahli perpustakaan atau tenaga profesional dibidang perpustakaan dan bekerja di perpustakaan.

Defenisi pustakawan menurut Hasugian (2009, 13), Pustakawan adalah person atau orang yang bekerja di perpustakaan, akan tetapi tidak semua orang yang bekerja di perpustakaan disebut pustakawan, melainkan hanya mereka yang memiliki

keahlihan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan dalam bidang perpustakaan dan informasi.

Pustakawan memiliki peran yang paling besar dalam proses penerapan pendidikan pemakai pada perpustakaan. Hal ini disebabkan karena pustakawanlah yang memang seharusnya benar-benar mengetahui segala seluk beluk fasilitas dan aktivitas jasa yang ada di perpustakaan. Oleh sebab itu, para pustakawan diharapkan benar-benar professional dalam mengajarkan materi ketika pendidikan pemakai dijalankan.

Kegiatan kerja professional pustakawan yang harus dilakukan pada layanan pendidikan pengguna menurut Soedibyo (2005, 121 ) adalah:

1. Membuat perencanaan penyampaian bahan, metode, teknik, dan sasaran usaha bimbingan pemakai.

2. Menetapkan tingkat dan sistem penyampaian bimbingan yang sesuai.

3. Menetapkan dan mengatur waktu pemberian bimbingan dan pendidikan pemakai kepada pengguna

4. Melaksanakan usaha pendidikan baik secara individu maupun secara kelompok.

Dapat diketahui bahwa pustakawan berperan penting dalam kegiatan pendidikan pemakai, pustakawan merupakan kontribusi terbesar dan menjadi penentu keberhasilan proses pendidikan pemakai, disamping kemauan dan minat pengguna juga menjadi faktor pendukung. Hal ini dapat diidentifikasi dari ada atau tidaknya peningkatan kemampuan pengguna memanfaatkan fasilitas perpustakaan setelah mengikuti pendidikan pemakai di perpustakaan.

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang dilakukan untuk mengetahui hasil dari sebuah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut (Sugiyono 2003, 11) Penelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.

3.2 Lokasi Penelitian

Berdasarkan judul penelitian ini, maka lokasi penelitian dilakukan di Perpustakaan Proklamator Bung Hatta Bukittinggi yang beralamat di Jl.Kusuma Bhakti Gulai Bancah, Bukittinggi, Sumatera Barat.

3.3 Populasi dan Sampel

Salah satu bagian dari desain penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Hal ini dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Berikut merupakan penjabaran mengenai populasi dan sampel dari penelitian ini.

3.3.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan jumlah objek atau sumber data yang dibutuhkan dalan penelitian. Menurut Sugiyono (2009, 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi penelitian ini adalah seluruh pemustaka yang terdaftar sebagai anggota aktif Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi yaitu berjumlah 13.298 orang.

Populasi ini selanjutnya akan digeneralisasikan, sehingga penelitian ini akan dilakukan terhadap sebagian populasi sekaligus menjadi sampel dalam penelitian ini.

3.3.2 Sampel

Penentuan sampel dalam sebuah penelitian merupakan langkah awal berhasilnya sebuah penelitian. Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar dapat mewakili populasi. Menurut Sugiyono (2009, 116), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Penetapan jumlah sampel penelitian adalah menggunakan rumus Slovin yaitu:

n = N 1+ Ne2

Keterangan:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = taraf kesalahan sebesar 10%

1 = konstanta

Apabila perhitungan sampel di lakukan sesuai dengan rumus Slovin tersebut, maka sampel dalam penelitian ini adalah:

n = N 1+ Ne2

n = 13.298 1+13.298 (0.1)2

n = 12.568 1+13.298 (0.01) n = 13.298

13.398

n = 99,25 dibulatkan menjadi 99 orang.

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian berdasarkan rumus Slovin adalah 99 orang.

Teknik penentuan sampel penelitian menggunakan metode aksidental sampling. Metode aksidental sampling merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai karakteristik (ciri-cirinya), maka orang tersebut dapat dijadikan sampel.

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode aksidental yaitu sampel tidak ditetapkan terlebih dahulu dimana penulis langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui yang sudah pernah melakukan kegiatan pendidikan pemakai hingga memenuhi jumlah yang ditetapkan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan peneliti dalam memperoleh data dilapangan. “Metode pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan “(Nazir 2005, 174).

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung ke Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi.

2. Kuesioner, yaitu memberikan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan masalah penelitian yang diberikan kepada pemustaka Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi.

3. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dari buku, jurnal, laporan tahunan dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

3.5. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Data Primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari responden melalui kuesioner.

2. Data Sekunder, yaitu data yang mendukung data primer yang bersumber dari buku, jurnal, laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Menurut (Arikunto 2006, 160) “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian, yang memuat indikator - indikator dari masing - masing variabel.

Menurut (Arikunto 2010, 194) kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

3.6.1 Kisi-kisi Variabel

Kisi-kisi kuesioner pada dasarnya memberikan gambaran sistematis mengenai apa yang akan ditanyakan kepada responden sehingga memberikan sinkronisasi antara permasalahan yang diteliti dengan data yang diperoleh dari responden.

Menurut (Arikunto 2006, 178), “mengadakan identifikasi terhadap variabel yang ada dalam merumuskan judul penelitian, kemudian menjabarkan variabel menjadi sub variabel”. Oleh karena itu, untuk mempermudah penyusunan kuesioner, maka penulis menyajikan kisi - kisi kuesioner sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi-kisi Variabel

Variabel Indikator Pertanyaan Item Jumlah Item

Pendidikan Pemakai

1. Materi Pendidikan Pemakai 2. Metode Pendidikan Pemakai 3. Pelaksanaan Pendidikan

3.7 Analisis Data Deskriptif

Semua data yang berasal dari kuesioner diolah sehingga menghasilkan deskripsi jawaban yang akan dipresentasikan. Data yang terkumpul dari penyebaran kuesioner dianalisis secara deskriptif. Dalam mengolah data yang diterima dari responden, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan pemeriksaan terhadapa data yang diperoleh. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan apakah responden telah menjawab seluruh pertanyaan secara benar. Kemudian dari hasil pemeriksaan ini diketahui mana kuesioner yang dapat diolah dan yang tidak dapat diolah.

2. Selanjutnya menghimpun data yang akan diolah. Data dikelompokkan berdasarkan kategori jawaban yang disediakan pada kolom isian.

3. Menghitung persentase dari setiap jawaban yang diperoleh dari responden.

Untuk menghitung persentase jawaban responden, peneliti menggunakan rumus persentase menurut Arikunto (2000 : 349), sebagai berikut:

P = f x 100%

n

Keterangan : P = Persentase F = Frekuensi

n = Jumlah Responden/Sampel

4. Untuk menginterpretasikan presentase yang didapat dari tabulasi data, peneliti menggunakan metode Hadi (2001,421) sebagai berikut:

1% – 25% : Sebagian kecil 26% – 49% : Hampir setengah 50% : Setengah

51% - 75% : Sebagian besar 76% - 99% : Pada umunya 100% : Seluruhnya

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan hasil data yang diperoleh peneliti dari jawaban responden terhadap kuesioner yang dilakukan pada Perpustakaan Proklamator Bung Hatta Bukittinggi beralamat di Jl.Kusuma Bhakti Gulai Bancah, Bukittinggi, Sumatera Barat.

4.1. Gambaran Umum Responden

Responden penelitian ini adalah anggota Perpustakaan Proklamator Bung Hatta Bukittinggi yang berjumlah 13.298 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin sehingga diperoleh sampel sebanyak 99 orang. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Jumlah pertanyaan keseluruhan adalah 14 butir. Kuesioner disebarkan kepada 99 orang responden yang merupakan anggota perpustakaan Proklamaor Bung Hatta Bukittinggi yang telah melakukan kegiatan pendidikan pemakai menggunakan teknik purposive sampling.

4.2. Analisis Data

4.2.1 Materi Pendidikan Pemakai

Materi yang diberikan perpustakaan dalam kegiatan pendidikan pemakai harus mampu menginformasikan aspek-aspek penting yang berkaitan dan dimiliki oleh perpustakaan kepada pengguna perpustakaan,sehingga pengguna perpustakaan tidak akan merasa asing dan lebih cepat beradaptasi terhadap tatanan sistem operasional perpustakaan.

4.2.1.1 Mengenali Fasilitas yang Tersedia Perpustakaan Secara Tepat

Dengan mengikuti kegiatan pendidikan pemakai, pengguna diajarkan mengetahui dan mengenali fasilitas yang tersedia perpustakaan Bung Hatta secara tepat. Jawaban responden terhadap mengetahui fasilitas yang tersedia perpustakaan Bung Hatta secara tepat dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Mengetahui Fasilitas yang Tersedia Perpustakaan Bung Hatta Secara Tepat

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

(f) (%)

1. Apakah Saudara mengetahui fasilitas

yang tersedia menyatakan sangat mengetahui fasilitas yang tersedia perpustakaan Bung Hatta secara tepat, 50 responden (50,51%) menyatakan mengetahui, 23 responden (23,23%) menyatakan kurang mengetahui, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak mengetahui.

Dari uraian diatas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden (50,51%) menyatakan mengetahui fasilitas yang tersedia di perpustakaan Bung Hatta secara tepat. Maka dapat diketahui bahwa perpustakaan berhasil memberikan materi

pengenalan fasilitas- fasilitas yang disediakan perpustakaan seperti ruang seminar, ruang auditorium, akses wifi, dan ruangan mini theater .

4.2.1.2 Mengenali Bagian-bagian Layanan Perpustakaan Bung Hatta Secara Tepat

Selain mampu mengetahui dan mengenali fasilitas yang tersedia perpustakaan, materi lain yang disampaikan dari kegiatan pendidikan pemakai adalah pemustaka mampu mengenali bagian-bagian layanan Perpustakaan Bung Hatta secara tepat. Jawaban responden terhadap mengenali bagian-bagian layanan Perpustakaan Bung Hatta secara tepat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Mengetahui Bagian-bagian Layanan Perpustakaan Bung Hatta Secara Tepat

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

(f) (%) menyatakan sangat mengenali bagian-bagian layanan Perpustakaan Bung Hatta secara tepat, 55 responden (55,56%) menyatakan mengenali, 11 responden (11,11%) menyatakan kurang mengenali, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak mengenali.

Dari uraian diatas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden (56%) menyatakan mengenali bagian-bagian layanan Perpustakaan Bung Hatta secara tepat. Hal ini perpustakaan berhasil memberikan materi pengenalan bagian-bagian layanan perpustakaan dengan metode tour yaitu pemberian materi dengan mengelilingi perpustakaan sekaligus menjelaskan bagian-bagian layanan yang ada di perpustakaan seperti layanan sirkulasi, layanan kartu anggota perpustakaan, layanan referensi, dan layanan anak.

4.2.1.3 Kebijakan dan Prosedur Perpustakaan

Dalam mengikuti kegiatan pendidikan pemakai, pemustaka diberikan materi mengenai kebijakan-kebijakan perpustakaan seperti prosedur menjadi anggota, jam-jam layanan perpustakaan dan cara mengisi buku tamu online. Jawaban responden kebijakan-kebijakan perpustakaan seperti prosedur menjadi anggota, jam-jam layanan perpustakaan dan cara mengisi buku tamu online dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Kebijakan dan Prosedur Perpustakaan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

(f) (%) menyatakan sangat memahami kebijakan-kebijakan perpustakaan seperti prosedur

menjadi anggota, jam-jam layanan perpustakaan dan cara mengisi buku tamu online, 54 responden (54,55%) menyatakan memahami, 14 responden (14,14%) menyatakan kurang memahami, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak memahami kebijakan-kebijakan perpustakaan seperti prosedur menjadi anggota, jam-jam layanan perpustakaan dan cara mengisi buku tamu online.

Dari uraian diatas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden (54,55%) menyatakan memahami kebijakan-kebijakan perpustakaan seperti prosedur menjadi anggota, jam-jam layanan perpustakaan dan cara mengisi buku tamu online, hal tersebut berdampak positif kepada pemustaka yang akan mengunjungi perpustakaan, mereka tidak akan kebingungan ketika memanfaatkan fasilitas maupun layanan perpustakaan lainnya karena sudah dibekali dengan kebijakan-kebijakan perpustakaan seperti prosedur menjadi anggota, jam-jam layanan perpustakaan dan cara mengisi buku tamu online.

4.2.1.4 Penggunaan Alat Rujukan Khusus

Dalam mengikuti kegiatan pendidikan pemakai, pemustaka diberikan materi mengenai cara menggunakan alat rujukan khusus seperti Ensiklopedi, Almanak, dan Bibliografi. Jawaban responden cara menggunakan alat rujukan khusus seperti Ensiklopedi, Almanak, dan Bibliografi dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Penggunaan Alat Rujukan Khusus

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

(f) (%)

4. Apakah Saudara

memahami cara

menggunakan alat rujukan khusus seperti Ensiklopedi, Almanak, menyatakan sangat memahami cara menggunakan alat rujukan khusus seperti Ensiklopedi, Almanak, dan Bibliografi, 25 responden (25,25%) menyatakan memahami, 48 responden (48,48%) menyatakan kurang memahami, dan 18 responden (18,18%) menyatakan tidak memahami cara menggunakan alat rujukan khusus seperti Ensiklopedi, Almanak, dan Bibliografi.

Dari uraian diatas dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengah responden sebanyak (48,48%) menyatakan kurang memahami cara menggunakan alat rujukan khusus seperti Ensiklopedi, Almanak, dan Bibliografi. Hal ini dapat disebabkan karena perpustakaan tidak spesifik mengenalkan alat rujukan khusus seperti Ensiklopedi, Almanak, dan Bibliografi.

4.2.1.5 Cara Menggunakan Koleksi Audio-visual

Dalam mengikuti kegiatan pendidikan pemakai, beberapa perpustakaan memeberikan materi mengenai cara memahami cara menggunakan koleksi audio-visual. Jawaban responden mengenai cara menggunakan koleksi audio-visual 4.9.

Tabel 4.5 Cara Menggunakan Koleksi Audio-visual

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

(f) (%)

5. Apakah Saudara

memahami cara

menggunakan koleksi audio-visual?

a. Sangat memahami 3 3,03

b. Memahami 21 21,21

c. Kurang memahami 57 57,58 d. Tidak memahami 18 18,18

Jumlah 99 100

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa 3 responden (3,03%) menyatakan sangat memahami cara menggunakan koleksi audio-visual, 21 responden (21,21%) menyatakan memahami, 57 responden (57,58%) menyatakan kurang memahami, dan 18 responden (18,18%) menyatakan tidak memahami cara menggunakan koleksi audio-visual.

Dari uraian diatas dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengah responden (49%) menyatakan kurang memahami cara menggunakan koleksi audio-visual. Hal ini dapat disebabkan karena perpustakaan tidak spesifik mengenalkan cara menggunakan koleksi audio-visual.

4.2.2 Metode Pendidikan Pemakai 4.2.2.1 Metode Presentasi atau Ceramah

Ceramah dikelas yaitu memberikan ceramah secara umum, isi ceramah mengajarkan pemakai bagaimana cara menggunakan perpustakaan dengan baik dalam rangka mengatasi kebutuhan-kebutuhan mereka akan informasi. Jawaban responden mengenai metode presentasi atau ceramah pada perpustakaan Proklamator Bung Hatta dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Metode Presentasi atau Ceramah

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

(f) (%)

6. Apakah Saudara puas dengan metode presentasi atau ceramah yang digunakan perpustakaan dalam kegiatan pendidikan pemakai? menyatakan sangat puas dengan metode presentasi atau ceramah yang digunakan perpustakaan dalam kegiatan pendidikan pemakai, 26 responden (26,26%) menyatakan puas, 49 responden (49,49%) menyatakan kurang puas, dan 19 responden (19,19%) menyatakan tidak puas.

Dari uraian diatas dapat diinterpretasikan bahwa setengah responden (50%) menyatakan kurang puas dengan metode presentasi atau ceramah yang digunakan perpustakaan dalam kegiatan pendidikan pemakai. Hal ini dapat disebabkan karena metode ini kurang memberikan feedback langsung kepada pemustaka. Hendaknya

diadakan kegiatan diskusi/kesempatan bertanya sehingga materi yang disampaikan tersalur dengan baik kepada pemustaka.

4.2.2.2 Metode Library Tour

Metode tour (perjalanan keliling perpustakaan) merupakan pemberian materi, pengenalan perpustakaan yang dilakukan dengan cara mengelilingi perpustakaan langsung. Jawaban responden mengenai metode tour (perjalanan keliling perpustakaan) pada perpustakaan Proklamator Bung Hatta dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Metode Library Tour

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

(f) (%) menyatakan sangat puas dengan metode tour (perjalanan keliling perpustakaan) yang digunakan perpustakaan dalam kegiatan pendidikan pemakai, 39 responden (39,39%) menyatakan puas, 13 responden (13,13%) menyatakan kurang puas, dan 7 responden (7,07%) menyatakan tidak puas.

Dari uraian diatas dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengah responden (41%) menyatakan sangat puas dengan metode tour (perjalanan keliling

perpustakaan) yang digunakan perpustakaan dalam kegiatan pendidikan pemakai.

Melalui metode tour penyampaian materi disampaikan langsung kepada pemustaka dengan berkeliling dan menjelaskan tiap-tiap fasilitas, layanan, kebijakkan dan koleksi yang ada diperpustakaan.

4.2.2.3 Penggunaan Buku Pedoman/pamflet

Metode ini juga merupakan pengajaran tidak langsung. Teknik ini biasanya menuntut pemakai untuk mempelajari sendiri mengenal perpustakaan melalui berbagai keterangan yang ada pada buku panduan atau pamflet. Jawaban responden mengenai Penggunaan Buku Pedoman/pamflet pada perpustakaan Proklamator Bung Hatta dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Penggunaan Buku Pedoman/pamflet

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

(f) (%) menyatakan sangat puas dengan penyampaian materi pendidikan pemakai dilakukan hanya melalui buku pedoman/pamflet tanpa didampingi oleh pustakawan, 11

responden (11,11%) menyatakan puas, 46 responden (46,46%) menyatakan kurang puas, dan 38 responden (38,38%) menyatakan tidak puas.

Dari uraian diatas dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengah responden (47%) menyatakan kurang puas dengan metode penyampaian materi pendidikan pemakai dilakukan hanya melalui buku pedoman/pamflet tanpa didampingi oleh pustakawan. Hal ini dapat disebabkan karena teknik ini biasanya menuntut pemakai untuk mempelajari sendiri mengenal perpustakaan melalui berbagai keterangan yang ada pada buku panduan atau pamfet.

4.2.3 Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Pemakai 4.2.3.1 Waktu Kegiatan PendidikanPemakai

Dalam pelaksanaan pendidikan pemakai sebaiknya dilaksanakan dengan waktu yang tidak terlalu lama,singkat dan padat. Jawaban responden mengenai waktu kegitan pendidikan pemakai pada perpustakaan Proklamator Bung Hatta dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Waktu Kegiatan Pendidikan Pemakai

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

(f) (%)

9. Apakah kegiatan pendidikan pemakai dilaksanakan pada waktu yang tepat?

a. Sangat tepat 7 7,07

b. Tepat 67 67,68

c. Kurang tepat 17 17,17

d. Tidak tepat 8 8,08

Jumlah 99 100

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa 7 responden (7,07%) menyatakan waktu yang dilaksanan pendidikan pemakai pada perpustakaan Bung Hatta sangat tepat, 67 responden (67,68%) menyatakan tepat, 17 responden (17,17%) menyatakan kurang tepat, dan 8 responden (8,08%) menyatakan tidak tepat.

Dari uraian diatas dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya responden (68%) menyatakan waktu yang dilaksanakan pendidikan pemakai pada perpustakaan Bung Hatta tepat. Hal ini dapat disebabkan karena pendidikan pemakai diadakan pada saat waktu luang peserta yang akan mengikuti, dan dalam pelaksanaan pendidikan pemakai dilaksanakan dengan waktu yang tidak terlalu lama, singkat dan padat.

4.2.3.2 Lokasi Pelaksanaan Pendidikan Pemakai

Dalam penentuan lokasi pendidikan pemakai juga harus ditentukan sebaik mungkin yaitu dengan memilih lokasi yang strategis yang mudah diakses oleh pemustakanya. Jawaban responden mengenai lokasi pelaksanaan pendidikan pemakai pada perpustakaan Proklamator Bung Hatta dapat dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.10 Lokasi Pelaksanaan Pendidikan Pemakai

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

(f) (%)

10. Bagaimanakah lokasi pelaksanaan pendidikan pemakai yang saudara ikuti?

a. Sangat strategis 19 19,19

b. Strategis 63 63,64

c. Kurang strategis 13 13,13

d. Tidak strategis 4 4,04

Jumlah 99 100

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa 19 responden (19,19%) menyatakan lokasi pelaksanaan pendidikan pemakai yang ikuti di perpustakaan Bung Hatta sangat strategis, 63 responden (63,64%) menyatakan strategis, 13 responden (13,13%) menyatakan kurang strategis, dan 4 responden (4,04%) menyatakan tidak strategis.

Dari uraian diatas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden (64%) menyatakan lokasi pelaksanaan pendidikan pemakai yang ikuti di perpustakaan Bung Hatta strategis. Hal ini dapat disebabakan karena penentuan lokasi berada di dalam gedung perpustakaan sendiri, dengan lokasi perpustakaan strategis di pusat kota yang mudah dijangkau oleh masyarakat setempat.

4.2.3.3 Ruang dan Tempat Pendidikan Pemakai

Ruang dan tempat dilaksanakannya pendidikan pemakai juga menenetukan keefektivan kegiatan. Jawaban responden mengenai Ruang dan tempat pendidikan pemakai pada perpustakaan Proklamator Bung Hatta dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Ruang dan Tempat Pendidikan Pemakai

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

(f) (%)

11. Bagaimanakah ruang dan tempat pendidikan pemakai yang saudara ikuti?

a. Sangat nyaman 27 27,27

b. Nyaman 60 60,61

c. Kurang nyaman 9 9,09

d. Tidak nyaman 3 3,03

Jumlah 99 100

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa 27 responden (27,27%) menyatakan bahwa ruang dan tempat pelaksanaan kegitan pendidikan pemakai di perpustakaan Bung Hatta sangat nyaman, 60 responden (60,61%) menyatakan nyaman, 9 responden (9,09%) menyatakan kurang nyaman, dan 3 responden (3,03%) menyatakan tidak nyaman.

Dari uraian diatas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden (61%) menyatakan bahwa ruang dan tempat pelaksanaan kegitan pendidikan pemakai di perpustakaan Bung Hatta nyaman. Hal ini disebabkan karena pihak perpustakaan selalu memperhatikan kebersihan ruangan kegiatan pendidikan pemakai maupun perpustakaan sendiri, tidak ada ditemukannya sampah, ruangan AC, dan tidak bising karena ruangan yang kedap suara.

4.2.4 Peran Pustakawan dalam Pendidikan Pemakai

4.2.4.1 Profesionalitas Pustakawan dalam Memberikan Materi Pendidikan Pemakai

Pustakawan memiliki peran yang paling besar dalam proses penerapan pendidikan pemakai pada perpustakaan. Hal ini disebabkan karena pustakawanlah

Pustakawan memiliki peran yang paling besar dalam proses penerapan pendidikan pemakai pada perpustakaan. Hal ini disebabkan karena pustakawanlah

Dokumen terkait