• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KEGIATAN PENDIDIKAN PEMAKAI PADA PERPUSTAKAAN PROKLAMATOR BUNG HATTA BUKITTINGGI SKRIPSI. Nurrahma Yanti NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EVALUASI KEGIATAN PENDIDIKAN PEMAKAI PADA PERPUSTAKAAN PROKLAMATOR BUNG HATTA BUKITTINGGI SKRIPSI. Nurrahma Yanti NIM"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KEGIATAN PENDIDIKAN PEMAKAI PADA PERPUSTAKAAN PROKLAMATOR BUNG HATTA BUKITTINGGI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam Bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Nurrahma Yanti NIM 120709016

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2016

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Evaluasi Layanan Pendidikan Pemakai Pada Perpustakaan Proklamator Bukittinggi

Oleh : Nurrahma Yanti

NIM : 120709016

Pembimbing I : Hotlan Siahaan, S.Sos., M.I.Kom NIP : 1978033 1200501 2 003

Tanda Tangan :

______________________

Tanggal :

______________________

Pembimbing II : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd NIP : 19511119 198601 2 001 Tanda Tangan :

______________________

Tanggal :

______________________

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Evaluasi Layanan Pendidikan Pemakai Pada Perpustakaan Proklamator Bukittinggi

Oleh : Nurrahma Yanti

NIM : 120709016

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ketua Jurusan : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd NIP : 19511119 198601 2 001 Tanda Tangan :

______________________

Tanggal :

______________________

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Budi Agustono, M.S NIP : 19600805 198703 1 001 Tanda Tangan :

______________________

Tanggal :

______________________

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, September 2016 Penulis

Nurrahma Yanti 120709016

(5)

ABSTRAK

Nurrahma Yanti. 2016. Evaluasi Pendidikan Pemakai Pada Perpustakaan Proklamator Bukittinggi. Medan: Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kegiatan pendidikan pemakai pada perpustakaan proklamator Bung Hatta Bukittinggi yang beralamat di Jl.Kusuma Bhakti Gulai Bancah, Bukittinggi, Sumatera Barat.

Jenis penelitian ini adalah deskripif. Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota perpustkaan Proklamator Bung Hatta Bukittinggi yang berjumlah 13.298 orang. Penentuan sampel berpedoman pada rumus Slovin dengan taraf kesalahan 10%, dapat diketahui banyaknya sampel adalah 99 orang. Teknik penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan studi kepustakaan.

Hasil penelitian menunjukkan evaluasi pendidikan pemakai pada perpustakaan Proklamator Bung Hatta Bukittinggi sudah dikategorikan baik. Hal ini dapat diketahui dari sebagian besar pemustaka sudah mampu memanfaatkan perpustakaan, baik dalam pengenalan layanan (55,56%), fasilitas (50,51%), dan peraturan perpustakaan (54,55%) maupun dalam penggunaan katalog perpustakaan (64,65%) untuk penelusuran informasi yang dibutuhkan, profesionalitas pustakawan dalam pemberian materi (69,70%), penenetuan waktu dan lokasi yang tepat.

Kata kunci : Pendidikan Pemakai

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Layanan Pendidikan Pemakai Pada Perpustakaan Proklamator Bukittinggi” sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan guna mencapai gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terima kasih yang teristimewa dan sebesar-besarnya kepada Ayahanda H.Syafril dan Ibunda Hj. Darnis beserta kakak-kakak tercinta atas segala doa dan dukungannya selama ini kepada penulis. Penulisan skripsi ini dapat selesai karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd, selaku Ketua Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera

(7)

Utara dan dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos., M.I.Kom, selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktunya dan senantiasa sabar membimbing serta memberikan nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Laila Hadri Nasution, S.Sos, M.P Selaku dosen penguji I.

5. Bapak Ishak SS M.Hum Selaku dosen penguji II.

6. Seluruh staf pengajar Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah mendidik penulis selama perkuliahan.

7. Seluruh staff pegawai Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

8. Teman-teman IMPUS 2012 terkhusus sahabat Firda, Ayu, Zumara, Nur Fatimah, adik-adik kos Dina dan Mila.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya, terima kasih.

Medan, September 2016

Penulis Nurrahma Yanti 120709016

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup ... 4

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Umum ... 5

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Umum ... 6

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Umum ... 7

2.1.3 Peran Perpustakaan Umum ... 9

2.2 Pendidikan Pemakai ………..11

2.2.1. Fungsi Pendidikan Pemakai ... 12

2.2.2 Tujuan Pendidikan Pemakai ... 14

2.2.3 Materi Pendidikan Pemakai ………...16

2.2.4 Metode Pendidikan Pemakai ... 18

2.2.5 Manfaat Pendidikan Pemakai ... 21

2.2.6 Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Pendidikan Pemakai ... 22

2.2.7 Peran Pustakawan dalam Pendidikan Pemakai ... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 26

3.2 Lokasi Penelitian ... 26

3.3 Populasi dan Sampel ... 26

3.3.1 Populasi ... 26

3.3.2 Sampel ... 27

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.5. Jenis dan Sumber Data ... 29

3.6 Instrumen Penelitian ... 30

3.5.1 Kisi-kisi Kuesioner ... 30

3.7 Analisis Data Deskriptif ... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden ... 33

4.2. Analisis Data ... 33

(9)

4.2.1 Materi Pendidikan Pemakai ... 33

4.2.2 Metode Pendidikan Pemakai ... 40

4.2.3 Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Pemakai ... 43

4.2.4 Peran Pustakawan dalam Pendidikan Pemakai ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 51

5.2 Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53 LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner ... 33

Tabel 4.1 Mengetahui Fasilitas yang Tersedia di Perpustakaan Bung Hatta Secara Tepat ... 34

Tabel 4.2 Mengetahui Bagian-bagian Layanan Perpustakaan Bung Hatta Secara Tepat ... 35

Tabel 4.3 Kebijakan-kebijakan Perpustakaan Seperti Prosedur Menjadi Anggota, Jam-jam Layanan Perpustakaan dan Cara Mengisi Buku Tamu Online ... 36

Tabel 4.4 Menggunakan Alat Rujukan Khusus Seperti Ensiklopedi, Almanak, dan Bibliografi ... 38

Tabel 4.5 Cara Menggunakan Koleksi Audio-visual 39 Tabel 4.6 Metode Presentasi atau Ceramah ... 40

Tabel 4.7 Metode Tour (Perjalanan Keliling Perpustakaan) ... 41

Tabel 4.8 Penggunaan Buku Pedoman/pamphlet ... 42

Tabel 4.9 Waktu Kegiatan Pendidikan Pemakai ... 43

Tabel 4.10 Lokasi Pelaksanaan Pendidikan Pemakai... 44

Tabel 4.11 Lokasi Pelaksanaan Pendidikan Pemakai ... 45

Tabel 4.12 Pustakawan dan Pegawai Perpustakaan Bersikap Professional Ketika Memberikan Materi Pendidikan Pemakai .. 47

Tabel 4.13 Pustakawan dan Staff Bersikap Ramah Terhadap Peserta dalam Menyampaikan Materi Pendidikan Pemakai ... 48

Tabel 4.14 Penyampaian Materi Pendidikan Pemakai ... 49

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian Evaluasi Kegiatan Pendidikan Pemakai pada Perpustakaan Proklamator Bung Hatta

Bukittinggi ... 56

(12)
(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dan informasi merupakan dua aspek yang saling berkaitan guna mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan sarana untuk mengembangkan keterampilan dengan memanfaatkan sarana sumber informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi secara efektif dan efisien. Kegiatan pendidikan tidak akan terselenggara dengan baik apabila tidak didukung dengan sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan. Salah satu sarana yang diperlukan dalam kegiatan pendidikan adalah perpustakaan.

Perpustakaan merupakan tempat yang menyediakan koleksi bahan pustaka dan tempat mengembangkan pengetahuan dan informasi untuk menunjang proses pendidikan.

Perpustakaan akan terselenggara dengan baik apabila dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pemustakanya melalui sarana dan prasarana serta koleksi yang telah disediakan, dengan kata lain pemustaka dapat menelusur informasi yang diinginkannya secara cepat dan tepat.

Untuk mewujudkan hal tersebut perpustakaan perlu mengadakan pelatihan untuk pemustaka yang disebut dengan Pendidkan pemakai. Adapun istilah yang dipakai untuk mendefinisikan pendidikan pemakai diantaranya user education (pendidikan pengguna, bimbingan pengguna), library orientation (orientasi perpustakaan, penyuluhan perpustakaan), library instruction (pengajaran perpustakaan), bibliographic instruction, library use instruction, dan user guidance.

(14)

Pendidikan pemakai merupakan salah satu kegiatan jasa pemanduan dari perpustakaan yang memberikan suatu ilmu keterampilan dan tata cara untuk menggunakan perpustakaan secara optimal. Pendidikan pemakai diharapkan dapat menimbulkan kemandirian pemustaka dalam menulusur informasi dan memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan. Adapun pengertian pendidikan pemakai pendidikan pemakai menurut Lasa (2009, 241) yang menyatakan bahwa:

Pendidikan pemakai merupakan program yang diselenggarakan perpustakaan untuk memberikan bimbingan, petunjuk, maupun pendidikan kepada calon pemakai perpustakaan dalam kegiatan mereka, memanfaatkan jasa informasi dan sarana perpustakaan.

UPT. Perpustakaan Proklamator Bung Hatta Bukittinggi selanjutnya disingkat menjadi Perpustakaan Bung Hatta merupakan salah satu perpustakaan yang memberikan layanan pendidikan pemakai kepada pengguna perpustakaan untuk lebih memanfaatkan perpustakaan secara efektif dan efisien. Kegiatan pendidikan pemakai pada Perpustakaan Bung Hatta diadakan secara berkala yaitu 4 (empat) kali setahun dengan kuota sebanyak 50 orang dalam sekali kegiatan yang dipandu oleh 1 (satu) orang pustakawan dan dibantu oleh staff bagian layanan lainnya. Kegiatan pendidikan pemakai dipromosikan dengan cara pembagian brosur di perpustakaan dan pada saat anggota baru membuat kartu anggota. Sasaran pendidikan pemakai pada Perpustakaan Bung Hatta adalah anggota yang baru mendaftar ataupun anggota yang belum pernah melakukan kegiatan bimbingan pemustaka dengan mengutamakan kelompok Mahasiswa/i, SMA/MA/Sederajat, dan kelompok umum dengan usia produktif. Kegiatan pendidikan pemakai di Perpustakaan Bung Hatta

(15)

bertujuan agar pemustaka dapat mengetahui, menggunakan / memanfaatkan perpustakaan secara efektif dan efisien Penyelenggaraan pendidikan pemakai menggunakan teknik atau metode antara lain dengan presentasi atau ceramah, tour perpustakaan,penggunaan buku atau pamphlet, dan pemberian latihan.Masing-masing teknik atau metode dapat dikombinasikan agar penyampaian materi pengajaran dapat lebih efektif.

Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan di Perpustakaan Bung Hatta ditemukan beberapa permasalahan dan kendala dalam kegiatan perpustakaan. Hal ini terlihat dari terbatasnya pengetahuan pemakai secara teoritis maupun secara praktis dalam penerapan kegiatan sehari-hari diperpustakaan. Kendala tersebut antara lain masih banyak pemustaka yang belum bisa memanfaatkan perpustakaan secara optimal, sulitnya menelusur informasi yang dibutuhkan dan masih banyak pemustaka yang belum bisa menggunakan OPAC. Kurang efektifnya kegiatan yang hanya diadakan 4 kali setahun dengan kuota peserta 50 orang sedangkan pemustaka dalam setahun dapat mencapai 1.000 orang lebih. Melihat dari permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk lebih mengetahui lagi “ Evaluasi Layanan Pendidikan Pemakai Pada Perpustakaan Proklamator Bukittinggi”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan layanan pendidikan pemakai pada Perpustakaan Proklamator Bung Hatta Bukittinggi?”.

(16)

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kegiatan layanan pendidikan pemakai pada Perpustakaan Proklamator Bung Hatta Bukittinggi.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Bagi Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi, sebagai salah satu bahan masukan dalam mengambil kebijakan sehubungan dengan layanan pendidikan pemakai.

2. Peneliti lain, dapat dijadikan sebagai referensi dan perbandingan dalam penelitian lanjutan yang memfokuskan pada penelitian yang sama.

3. Penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta pemahaman dalam bidang pelayanan perpustakaan.

1.5. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah mengenai materi pendidikan pemakai, metode pendidikan pemakai, pelaksanaan pendidikan pemakai dan peran pustakawan dalam pendidikan pemakai pada Perpustakaan Proklamator Bung Hatta Bukittinggi.

(17)

BAB II

KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Umum

Perpustakaan Umum merupakan tempat pembelajaran seumur hidup (life- long learning) dimana semua lapisan masyarakat dari segala umur, dari balita sampai usia lanjut bisa terus belajar tanpa dibatasi usia dan ruang-ruang kelas. Perpustakaan umum juga sebagai sarana pendidikan untuk mendidik diri sendiri dengan kata lain tempat mendapatkan pendidikan nonformal, mempunyai tugas untuk menghimpun, memelihara dan mendayagunakan bahan perpustakaaan untuk kepentingan masyarakat Indonesia. Adapun pengertian perpustakaan umum menurut Samosir (2004, 7) menyatakan bahwa:

Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang bertugas mengumpulkan, menyimpan, mengatur dan menyajikan bahan pustakanya untuk masyarakat umum. Perpustakaan umum diselenggarakan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa memandang latar belakang pendidikan, agama, adat istiadat, umur, jenis dan lain sebagainya, maka koleksi perpustakaan Umum pun terdiri dari beraneka ragam bidang dan pokok masalah sesuai dengan kebutuhan informasi dari pemakainya.

Sedangkan Hermawan dan Zulfikar (2003, 3) menyatakan bahwa:

Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan dan sebagainya. Konsep dasar perpustakaan umum adalah didirikan oleh masyarakat, untuk masyarakat, dan didanai dengan dana masyarakat.

Selain kedua pendapat diatas pengertian perpustakaan umum menurut Sutarno (2003 : 32) menyatakan bahwa:

Perpustakaan umum sering diibaratkan sebagai Universitas Rakyat atau Universitas Masyarakat maksudnya adalah bahwa perpustakaan umum

(18)

merupakan lembaga pendidikan yang demokratis karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan melayaninya tanpa membedakan suku bangsa, agama yang dianut, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur dan pendidikan serta perbedaan lainnya.

Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang bertugas mengumpulkan, menyimpan, mengatur dan menyajikan bahan pustakanya untuk masyarakat tanpa memandang latar belakang pendidikan, agama, adat istiadat, umur, tingkat sosial, jenis kelamin dan perbedaan lainnya.

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum sebagai sebuah lembaga yang melayani masyarakat harus mempunyai tujuan agar kegiatan yang dilaksanakan dapat berhasil secara maksimal.

Adapun tujuan utama perpustakaan umum adalah menciptakan masyarakat terinformasi yang mendukung kegiatan belajar-mengajar tanpa memandang latar belakang masyarakat tersebut.

UNESCO dalam Sudarsono (2006, 158) mengeluarkan manifesto perpustakaan umum. Manifesto tersebut menyatakan bahwa ada 4 pokok penting tujuan perpustakaan umum, yaitu:

1. Kemerdekaan, kesejahteraan dan pembangunan masyarakat maupun perorangan adalah nilai dasar kemanusiaan. Ini hanya akan terwujud melalui tingkat kemampuan warga yang sadar informasi untuk melakukan hak demokratis dan dan memainkan peran aktifnya dalam masyarakat.

Partisipasi konstruktif dan upaya pembangunan demokrasi sangat tergantung pada cukupnya pendidikan dan juga pada kemerdekaan akses yang tak terbatas pada pengetahuan, pemikiran dan budaya informasi.

2. Perpustakaan umum merupakan gerbang menuju pengetahuan, menyediakan kondisi awal bagi perorangan maupun kelompok sosial untuk melakukan kegiatan belajar seumur hidup, pengambilan keputusan mandiri dan pembangunan budaya.

3. Manifesto ini menyatakan keyakinan Unesco pada perpustakaan umum sebagai kekuatan yang menghidupkan budaya pendidikan dan informasi

(19)

serta sebagai lembaga untuk membina kedamaian dan kesejahteraan spiritual melalui pemikiran manusia.

4. Oleh karena itu Unesco mendorong pemerintahan baik daerah maupun pusat agar mendukung dan terlibat aktif dalam usaha membangun perpustakaan umum. ang tak terbatas pada pengetahuan, pemikiran dan budaya informasi.

Sedangkan Hermawan dan Zulfikar (2006 : 31) menyatakan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah:

1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan kesejahteraan.

2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari – hari.

3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.

4. Bertindak sebagai agen kultural, sehingga menjadi pustaka utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitar.

5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

Dari uraian pendapat diatas dapat diketahui bahwa tujuan perpustakaan umum adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan dan menyediakan informasi yang berguna bagi kehidupan masyarakat serta memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

2.1.2. Fungsi Perpustakaan Umum

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perpustakaan umum harus dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Adapun fungsi perpustakaan umum menurut Samosir (2004, 7) menyatakan sebagai berikut:

1. Pusat Informasi : menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat pemakai.

(20)

2. Preservasi kebudayaan : menyimpan dan menyediakan tulisan-tulisan tentang kebudayaan masa lampau, kini dan sebagai pengembangan kebudayaan di masa yang akan datang.

3. Pendidikan : mengembangkan dan menunjang pendidikan non formulir diluar sekolah dan universitas dan sebagai pusat kebutuhan penelitian.

4. Rekreasi : dengan bahan-bahan bacaan yang bersifat hiburan perpustakaan umum dapat digunakan oleh masyarakat pemakai untuk mengisi waktu luang.

5. Dan lain-lain

Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000 : 6) dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan umum adalah:

1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan.

2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui pembelian, langganan, tukar menukar, dan lain - lain.

3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka.

4. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi.

5. Pendayagunaan koleksi.

6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung ke perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximili, dan lain - lain.

7. Pemasyarakatan perpustakaan.

8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.

9. Pelaksanaan koordinasi dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi mitra kerja lainnya.

10. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi bersama dan sarana atau prasarana, dan

11. Pengolahan dan ketatausahaan perpustakaan.

Selain kedua pendapat di atas Siregar, (2004 : 76) menjelaskan peran utama perpustakaan umum yang ditugaskan pemerintahan negara kepada suatu perpustakaan umum yaitu :

1. Membantu masyarakat terutama remaja dan anak - anak menjadi melek informasi termasuk di dalamnya mengajarkan bagaimana cara menelusur informasi dan mengembangkan kebiasaan membaca;

2. Membantu orang dewasa untuk “belajar sepanjang hayat”dan belajar kembali untuk perubahan atau peningkatan karier; dan

(21)

3. Memelihara dan mempromosikan kebudayaan. Peran tersebut termasuk unik karena tidak dapat dipenuhi oleh lembaga jenis lainnya

Dari ketiga pendapat di atas, dapat diuraikan bahwa pada dasarnya fungsi perpustakaan adalah sebagai pusat informasi, proservasi kebudayaan, pendidikan dan rekreasi serta membantu masyarakat umum untuk belajar sepanjang hayat.

2.1.3 Peran Perpustakaan Umum

Menurut Sutarno (2006, 68), peranan sebuah perpustakaan adalah bagian tugas pokok yang harus dijalankan di dalam perpustakaan. Peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsi perpustakaan, peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan antara lain:

a. Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi, pendidikan, penelitian, perservasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat.

b. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan pemakainya.

c. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.

d. Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, dan budaya baca, kegemaran membaca, dan yang

(22)

membutuhkan sumber bacaan, dapat berkurang secara perlahan - lahan dan hilang semangatnya.

e. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuannya dan pengalamannya.

f. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan umat manusia. Sebab berbagai penemuan sejarah, pemikiran, dan ilmu pengetahuan yang telah ditemukan pada masa lalu, yang direkam dalam bentuk tulisan atau bentuk tertentu yang disimpan di perpustakaan.

g. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan. Mereka dapat belajar secara mandiri, melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan dan mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan.

h. Petugas perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai, dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya perpustakaan bagi orang banyak.

i. Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua hasil karya umat manusia yang tidak ternilai harganya.

j. Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran atau kemajuan masyarakat dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan. Sebab

(23)

masyarakat yang sudah maju dapat ditandai dengan adanya perpustakaan yang maju pula, sebaliknya masyarakat yang sedang berkembang biasanya belum memiliki perpustakaan yang memadai representatif.

k. Secara tidak langsung, perpustakaan yang berfungsi dan telah dimanfaatkan dengan sebaik - baiknya, dapat ikut berperan dalam mengurangi dan mencegah kenakalan remaja seperti tawuran, penyalahgunaan obat - obat terlarang, dan indispliner.

Menurut Siregar (2005:1), setidaknya ada tiga peran utama yang ditugaskan oleh banyak pemerintahan negara kepada suatu perpustakaan umum yaitu:

1. Membantu masyarakat terutama remaja dan anak0anak menjadi melek informasi termasukdidalamnya mengajarkan bagaimana cara menulusur infomasi dan mengembangkan kebiasaan membaca.

2. Membantu orang dewasa untuk “belajar sepanjang hayat” dan belajar kembaliuntuk perubahan atau peningkatan karier.

3. Memelihara dan mempromosikan kebudayaan

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan umum dapat berperan aktif sebagai fasilator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuannya dan pengalamannya.

2.2 Pendidikan Pemakai

Dalam bahasa Inggris ada bermacam-macam istilah yang dipakai untuk mendefinisikan pendidikan pemakai diantaranya user education (pendidikan pengguna, bimbingan pengguna, bimbingan pemustaka), library orientation (orientasi perpustakaan, penyuluhan perpustakaan), library instruction (pengajaran perpustakaan), bibliographic instruction, library use instruction, dan user guidance.

(24)

Definisi pendidikan pemakai menurut Lasa (2009, 241) yang menyatakan bahwa :

Pendidikan pemakai merupakan program yang diselenggarakan perpustakaan untuk memberikan bimbingan, petunjuk, maupun pendidikan kepada calon pemakai perpustakaan dalam kegiatan mereka, memanfaatkan jasa informasi dan sarana perpustakaan.

Definisi lain dikemukakan oleh Rahayuningsih (2007, 123) yang menyatakan bahwa:

Bimbingan pengguna adalah kegiatan yang dirancang untuk mendidik penguna agar mengetahui sumber-sumber informasi perpustakaan yang terdiri dari koleksi, fasilitas, dan jasa perpustakaan, mendidik pengguna dalam memanfaatkan sumber-sumber informasi secara tepat dan cepat, serta mendidik pengguna perpustakaan untuk menjadi pengguna yang tertib dan bertanggung jawab.

Selain pendapat di atas masih ada pendapat lain tentang pendidikan pemakai oleh Sutarno (2006, 95) yang menyatakan bahwa “pendidikan pemakai adalah suatu kegiatan yang bermaksud memberi panduan, penjelasan tentang pengunaan perpustakaan kepada sekelompok pengguna baru perpustakaan”.

Dari pengertian di atas dapat di diketahui bahwa pendidikan pemakai adalah salah satu kegiatan jasa pemanduan dari perpustakaan yang memberikan suatu ilmu ketrampilan dan tata cara untuk menggunakan perpustakaan secara cepat dan tepat sehingga pemakai dapat lebih memanfaatkan semua layanan dan fasilitas yang disediakan perpustakaan secara maksimal.

2.2.1. Fungsi Pendidikan Pemakai

Pendidikan pemakai harus diiringi dengan keberadaan fungsinya agar pengguna perpustakaan menyadari fungsi pendidikan yang diperolehnya tersebut.

(25)

Sutarno (2006, 95) menyatakan bahwa fungsi dari bimbingan pemakai adalah suatu kegiatan yang bermaksud memberikan panduan, penejelasan tentang pengguna perpustakaan kepada sekelompok pengguna baru perpustakaan. Fungsi dilakukannya bimbingan pemakai bagi perpustakaan yaitu :

1. Pemakai perpustakaan dapat mengenal dan memahami serta menggunakan sistem yang dilakukan di perpustakaan tersebut.

2. Menggunakan sarana temu informasi yang tersedia seperti kode/nomor klasifikasi, kartu katalog, dan penunjuk yang lain.

3. Pemakai perpustakaan dengan cepat dan tepat menemukan apa yang diperlukan, tanpa banyak membunag waktu, tidak menemui kesulitan dan hambatan.

4. Pendidikan pemakai memperluas jangkauan pemakaian koleksi oleh pengunjung dan anggota perpustakaan.

5. Pendidikan pemakai mengembangkan citra perpustakaan sebagai bagian dari lembaga pendidikan.

Pendapat lain juga diungkapkan Clarke (1999, 4) yang menyatakan bahwa pendidikan pemakai berfungsi sebagai:

1. Pengguna yang telah mendapatkan pendidikan pemakai dapat memanfaatkan sepenuhnya layanan dan fasilitas yang ada diperpustakaan.

2. Dalam pencarian informasi pengguna akan lebih cepat mencarinya secara mandiri kecuali untuk permintaan yang spesifik.

3. Dengan adanya alat penelusur yang tepat pengguna akan dapat mencari literatur mereka sendiri. Hal ini akan memudahkan bagi pustakawan.

Sedangkan fungsi pendidikan pemakai menurut Sudarsih (2011 : 1) menyatakan bahwa:

Pendidikan pemakai adalah suatu proses dimana pemakai perpustakaan pertama-tama didasarkan Oleh luasnya dan jumlah sumber-sumber perpustakaan, jasa layanan, dan sumber informasi yang tersedia bagi pemakai, dan kedua diajarkan bagaimana menggunakan sumber informasi tersebut yang tujuannya untuk mengenalkan keberadaan perpustakaan, menjelaskan mekanisme penelusuran informasi serta mengajarkan pemakai bagaimana mengeksploitasi sumber daya yang tersedia.

(26)

Dari beberapa pendapat diatas dapat dipahami bahwa pendidikan pemakai memiliki fungsi yang tak kalah pentingnya dengan fungsi perpustakaan itu sendiri.

Hal ini berarti pendidikan pemakai memiliki peran yang besar dalam mendukung perpustakaan yang ingin dimanfaatkan oleh masyarakat penggunanya secara lebih fungsional.

2.2.2 Tujuan Pendidikan Pemakai

Perpustakaan khusus memiliki pemustaka dari berbagai kalangan, tidak hanya pelajar ataupun mahasiswa tetapi juga masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang berbeda. Untuk itu tujuan pendidikan pemakai harus diidentifikasi dengan berbagai target dan sasaran yang ingin dicapai berdasarkan prioritas pada porsinya masing-masing. Tujuan utama diadakannya kegiatan pendidikan pemakai adalah agar pemakai dapat memanfaatkan perpustakaan secara optimal.

Secara umum tujuan pendidikan pemakai tercantum dalam perpustakaan perguruan tinggi : Buku Pedoman (2004 , 95) sebagai berikut :

1. Meningkatkan keterampilan pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan sumber daya perpustakaan secara mandiri.

2. Membekali pengguna dengan teknik yang memadai dan sesuai untuk menemukan informasi dalam subjek tertentu.

3. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan layanan perpustakaan.

4. Mempromosikan layanan perpustakaan.

5. Menyiapkan pengguna agar dapat mengantisipasi perkembangan ilmu dan teknologi.

Menurut (Rahayuningsih 2007, 96) ada bermacam-macam tujuan dilaksanakannya pendidikan pemakai, diantaranya adalah :

1. Agar pemakai menggunakan perpustakaan secara efektif dan efisien.

(27)

2. Agar pemakai dapat menggunakan sumber-sumber literatur dan dapat menemukan informasi yang relevan dengan masalah yang dihadapi.

3. Memberi pengertian kepada mahasiswa akan tersedianya informasi di perpustakaan dalam bentuk tercetak atau tidak

4. Memperkenalkan kepada mahasiswa jenis-jenis koleksi dan ciri-cirinya.

5. Memberikan latihan atau petunjuk dalam menggunakan perpustakaan dan sumber-sumber informasi agar pemakai mampu meneliti suatu masalah, menemukan materi yang relevan, mempelajari dan memecahkan masalah.

6. Mengembangkan minat baca pengguna perpustakaan.

7. Memperpendek jarak antara pustakawan dengan penggunanya

Adapun tujuan pendidikan pemakai menurut Sulistyo (2004, 392) adalah sebagai berikut :

Mengembangkan keterampilan pemakai yang diperlukannya untuk menggunakan perpustakaan atau pusat dokumentasi, mengembangkan keterampilan tersebut untuk mengidentifikasi masalah informasi yang dihadapi pemakai, merumuskan kebutuhan informasinya sendiri (pemakai), mengindentifikasi kisaran kemungkinan sumber informasi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya, menilai kecepatan, kekuatan dan kelemahan masing-masing sumber informasi dan yang paling penting mampu menghadapi ketidaksamaan informasi yang disediakan oleh sumber yang berlainan dan megasimilasi, mengumpulkan, menyajikan, dan menerapkan informasi.

Pendapat lain juga dinyatakan oleh Darmono (2001, 32) menjelaskan bahwa pemanfaatan perpustakaan berkenaan erat dengan adanya proses bimbingan pemanfaatan perpustakaan. Bimbingan pemanfaatan perpustakaan merupakan salah satu bentuk layanan perpustakaan yang sering dilakukan oleh berbagai jenis perpustakaan.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa tujuan diadakannya kegiatan pendidikan pemakai perpustakaan adalah untuk memperkenalkan sistem yang ada di perpustakaan dan meningkatkan keterampilan dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan menganalisa kebutuhan informasinya serta mampu menghadapi ketidaksamaan

(28)

informasi yang disediakan oleh sumber yang berlainan dan megasimilasi, mengumpulkan, menyajikan, dan menerapkan informasi.

2.2.3 Materi Pendidikan Pemakai

Materi pendidikan pemakai yang dilakuakan oleh setiap perpustakaan relatif sama yaitu mengenalkan perpustakaan secara umum kepada pemustakanya. Secara umum (Darmono 2001 : 23) menyebutkan beberapa materi bimbingan pemanfaatan perpustakaan antara lain adalah :

1. Pengenalan terhadap denah perpustakaan.

2. Peraturan perpustakaan.

3. Alat penelusuran informasi.

4. Pengenalan terhadap bagian-bagian layanan perpustakaan.

5. Pengenalan terhadap penempatan koleksi.

6. Pengenalan terhadap ruang baca.

Materi dan tujuan dalam proses pendidikan pemakai tergantung dari tingkat atau jenjang pendidikan pengguna.Adapun tujuan dan materi pendidikan pemakai diklasifikasikan oleh Rice (1981, 3) sebagai berikut:

1. Orientasi Perpustakaan.

Materi yang di ajarkan berupa pengenalan terhadap perpustakaan secara biasanya diberikan ketika siswa/mahasiswa baru memasuki suatu lembaga pendidikan bersangkutan, materinya antara lain : Pengenalan Gedung Perpustakaan, pengenalan Katalog dan alat penelusuran lainnya, pengenalan beberapa sumber bacaan termasuk bahan-bahan rujukan dasar. Sedangkan Tujuan yang ingin dicapai adalah:

a. Mengenal fasilitas-fasilitas fisik gedung perpustakaan itu sendiri.

b. Mengenal bagian-bagian layanan dan staf dari tiap bagian secara tepat.

c. Mengenal layanan-layanan khusus seperti penelusuran melalui komputer, layanan peminjaman, dll.

(29)

d. Mengenal kebijakan-kebijakan perpustakaan seperti prosedur menjadi anggota, jam-jam layanan perpustakaan, dll.

e. Mengenal pengorganisasian koleksi dengan tujuan untuk mengurangi kebingungan pemakai dalam mencari bahan-bahan yang dibutuhkan.

f. Termotivasi untuk datang kembali dan menggunakan sumber-sumber yang ada di perpustakaan.

g. Terjalinnya komukasi yang akrab antara pemakai dengan pustakawan.

2. Pengajaran Perpustakaan.

Materi yang diajarkan merupakan penjelasan lebih dalam lagi mengenai bahan-bahan perpustakaan secara spesifik, materinya antara lain:

a. Teknik penggunaan indeks, katalog, bahan-bahan rujukan, dan alat-alat bibliografi.

b. Penggunaan bahan atau sumber pustaka sesuai dengan subyek atau jurusan.

c. Melaksanakan teknik-teknik penelusuran informasi dalam sebuah tugas penelitian atau pembuatan karya ilmiah lainnya.

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah:

a. Dapat menggunakan pedoman pembaca untuk mencari bahan-bahan artikel.

b. Dapat menemukan buku-buku yang berhubungan dengan subyek khusus melalui katalog.

c. Dapat menggunakan bentuk mikro dan alat-alat baca lainnya secara tepat.

d. Dapat menggunakan alat rujukan khusus seperti Ensiklopedi, Alamanak, Bibliografi dll.

e. Menemukan koleksi visual dan dapat menggunakannya.

f. Mengetahui sumber-sumber yang tersedia di perpustakaan lain dan dapat melakukan permintaan peminjaman.

g. Melakukan suatu penelusuran dalam layanan pengindeksan seperti pada Pusat Informasi Sumber Pendidikan dan dapat menemukan dan menggunakan hasil-hasil sitasi.

3.Pengajaran Bibliografi.

Materi yang diajarkan lebih condong sebagai langkah persiapan mengadakan atau sebagai dasar penelitian dalam rangka menyusun karya akhir. Pada level ketiga

(30)

ini bisa ditawarkan melalui mata ajar formal sebagai bagian dari kurikulum muatan lokal (Mulok). Materi yang ingin dicapai antar lain:

a. Informasi dan pengorganisasiannya.

b. Tajuk subyek dan definisi suatu topik karya ilmiah.

c. Macam-macam sumber untuk penelitian.

d. Membuat kerangka teknik dan perencanaan suatu karya ilmiah.

e. Teknik-teknik membuat catatan dalam karya ilmiah.

f. Gaya, catatan kaki, rujukan dan sumber bahan bacaan.

g. Strategi penelitian, kesempurnaan dalam penelitian, dan pemakaian yang tepat layanan koleksi yang diberikan perpustakaan.

h. Membuat/menulis karya ilmiah.

Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa materi yang diberikan perpustakaan dalam kegiatan pendidikan pemakai harus mampu menginformasikan aspek-aspek penting yang berkaitan dan dimiliki oleh perpustakaan kepada pengguna perpustakaan,sehingga pengguna perpustakaan tidak akan merasa asing dan lebih cepat beradaptasi terhadap tatanan sistem operasional perpustakaan.

2.2.4 Metode Pendidikan Pemakai

Agar program pendidikan pemakai perpustakaan berjalan dengan baik, maka perlu menentukan terlebih dahulu metode yang sesuai dan efektif untuk digunakan.

Hills dalam Fjallbrant (1978 : 33) menyebutkan ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode dan media pengajaran untuk pendidikan pemakai perpustakaan ini, antara lain:

1. Motivation

Pengajaran harus memberikan suatu motivasi yang tinggi, misalnya ketika pengguna ingin menemukan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan atau pelajaran tertentu.

2. Activity

(31)

Kerja aktif dalam pembelajaran pemecahan masalah akan kelihatan lebih efektif daripada hanya sekedar menyebutkan atau menjelaskan suatu rangkaian pekerjaan.

3. Understanding

Pendidikan pemakai akan lebih efektif jika pengguna memahami apa dan kenapa mereka mengerjakan hal demikian, jika hal ini merupakan permasalahan yang baru dapat dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.

4. Feedback

Umpan balik atau informasi perkembangan yang dibuat harus tersedia bagi para pengguna.

Menurut Nusharee Trelowjorg yang dikutip oleh Irawan (2005 : 21) pada dasarnya metode pendidikan pemakai terbagi 2 (dua) macam, yaitu metode pengajaran langsung dan metode pengajaran tidak langsung.

1. Pengajaran langsung adalah pelajaran yang diberikan melalui hubungan langsung antara pengajar dengan mahasiswa. Metode dapat bersifat resmi dan tidak resmi.

a. Pengajaran langsung bersifat resmi, yaitu pengajaran yang merupakan bagian integral dari kurikulum perguruan tinggi yang bersangkutan, dan memperoleh bobot kredit semester.

b. Pengajaran langsung bersifat ptidak resmi, yaitu pengajaran tersebut bukan

bagian integral dari kurikulum perguruan tinggi dan tidak memperoleh bobot kredit semester

2. Pengajaran tidak langsung yaitu pengajaran yang diberikan melalui media tertentu

(32)

Ada beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan dalam pendidikan pemakai dilingkungan sivitas Perguruan Tinggi : Lectures atau kuliah di kelas, Tour of The Library atau wisata perpustakaan, Audio Visual Methods atau penggunaan audio visual, permainan dan tugas mandiri, Pamflet atau penggunaan buku pedoman, yaitu menurut Fjallbrant (1984, 43) adalah:

1. Lectures atau Ceramah di kelas

Ceramah dikelas yaitu memberikan ceramah secara umum, isi ceramah mengajarkan pemakai dalam hal ini mahasiswa bagaimana cara menggunakan perpustakaan dengan baik dalam rangka mengatasi kebutuhan-kebutuhan mereka akan informasi.

2. The Tour of The Library atau Wisata Perpustakaan

Wisata perpustakaan yaitu dengan melakukan perjalanan keliling di perpustakaan sekaligus memperkenalkan perpustakaan secara umum.

Kegiatan ini dapat dilaksanakan pada masa orientasi mahasiswa. Beberapa teknik yang bisa dilakukan dalam memandu wisata perpustakaan, antara lain :

a. Menciptakan suasana yang bersahabat dan informal serta terbuka untuk beberapa pertanyaan.

b. Usahakan berbicara tidak terlalu cepat dan sensitif terhadap kebingungan yang dialami pemakai.

c. Gunakan sarana pembantu untuk memperjelas sesuatu yang didiskusikan, misal : penggunaan katalog.

(33)

d. Buatlah para peserta berperan aktif untuk mencoba menggunakan fasilitas yang ada.

e. Waktu yang digunakan tidak terlalu lama, maksimal 45 menit.

f. Sediakan buku panduan yang dapat membantu mereka selama mengikuti wisata perpustakaan tersebut.

3. Audio Visual Methods atau Penggunaan Audio Visual

Metode ini merupakan pengajaran tidak langsung yaitu pengajaran yang diberikan melalui media tertentu. Media yang digunakan diantaranya adalah kaset, televisi, slide, CD-ROM, dan lain-lain. Pemakai perpustakaan dapat menjelajahi perpustakaan dengan mendengarkan instruksi yang direkam dalam kaset. Mereka dapat mematikan dan mengulang kaset tersebut sesuai dengan kemampuannya dalam memahami instruksi yang terdapat dalam kaset.Orientasi perpustakaan dapat juga dikakukan melalui penggunaan televisi, para peserta dapat menyaksikan dan memperoleh penjelasan mengenai berbagai hal, seperti: fasilitas perpustakaan, pelayanan perpustakaan, dan fungsinya masing-masing. Slide dapat digunakan dalam menerangkan lokasi, fasilitas dan pelayanan perpustakaan dengan memberikan keterangan-keterangan yang diberikan oleh pemandu atau rekaman suara.

4. Pamflet atau Penggunaan Buku Pedoman atau.

Metode ini juga merupakan pengajaran tidak langsung. Teknik ini biasanya menuntut pemakai untuk mempelajari sendiri mengenal

(34)

perpustakaan melalui berbagai keterangan yang ada pada buku panduan atau pamflet. Biasanya diterapkan ketika peserta melaksanakan wisata Perpustakaan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa berbagai jenis metode yang dapat diterapkan dalam pendidikan pemakai di perpustakaan harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna perpustakaan sendiri.

2.2.5 Manfaat Pendidikan Pemakai

Pada dasarnya kegiatan pendidikan pemakai bermanfaat untuk meningkatkan kempampuan pustakawan dalam memanfaaatkan perpustakaan secara maksimal.

Menurut Fjallbrant yang dikutip oleh Alam (2003, 5) menyatakan bahwa manfaat pendidikan pemakai adalah :

1. Menyadari eksistensi perpustakaan universitasnya, mengetahui kandungan isinya dan waktu layanan yang tersedia.

2. Mampu mengenai lokasi buku, diktat, ensiklopedia, kamus, penerbitan berkala dan tempat dimana bisa bahan yang diperlakukannya.

3. Mampu membedakan setiap jenis katalog.

4. Mampu menggunakan perpustakaan dan mengisi format isian yang umum digunakan di perpustakaan mereka.

5. Memiliki keinginan yang besar untuk menggunakan dan memahami cara penggunaan perpustakaan dengan percaya diri terutama bahan-bahan yang terkait langsung dengan perkuliahan yang sedang ditempuh.

Ada beberapa manfaat pendidikan pemakai yang mendukung tercapainya fungsi dan tujuan pendidikan pemakai. Menurut Ratnaningsih (1994 , 2) pemberian pendidikan pemakai sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak yaitu :

1. Dari segi pengguna, dengan diperolehnya bekal tehnik dan strategi pemanfaatan perpustakaan maka menambah rasa percaya diri dalam penemuan koleksi/informasi yang dibutuhkan, serta mampu memilih informasi yang spesifik bagi dirinya dengan cepat dan tepat.

(35)

2. Bagi perpustakaan, kegiatan pendidikan pemakai dapat meningkatkan citra perpustakaan dan pustakawannya.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa manfaat pendidikan pemakai adalah pemustaka memperoleh bekal teknik dan strategi pemanfaatan perpustakaan, menambah rasa percaya diri dalam memanfaatkan layanan maupun fasilitas perpustakaan, dan mampu memilih informasi yang spesifik bagi dirinya dengan cepat dan tepat sehingga perpustakaan dapat meningkatkan citraperpustakaan dan pustakawannya.

2.2.6 Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Pendidikan Pemakai

Dalam pelaksanaan pendidikan pemakai harus memperhatikan waktu dan lokasi yang tepat dalam pelaksanaannya, karena pemustaka perpustakaan khusus merupakan masyarakat yang memiliki latar belakang yang berbeda serta memiliki waktu luang dan kesibukkan yang berbeda pula. Untuk itu dalam pelaksanaannya sebaiknya dilaksanakan dengan waktu yang tidak terlalu lama,singkat dan padat serta lokasi yang mudah dijangkau oleh para pemustakanya.

Waktu pelaksanaan pedidikan pemakai menurut Darmono (2001, 168) menyatakan bahwa:

Bimbingan perpustakaan biasanya dilakukan oleh pustakawan atau petugas perpustakaan. Waktu yang diberikan sangat bervariasi, tergantung, dari jenis perpustakaannya. Untuk perpustakaan besar dengan koleksi dan jenis layanan yang sangat banyak maka waktu yang dibutuhkan relatif lebih lama bila dibandingkan dengan perpustakaan yang relatif kecil.

Dalam penentuan lokasi pendidikan pemakai juga harus ditentukan sebaik mungkin yaitu dengan memilih lokasi yang strategis yang mudah diakses oleh

(36)

pemustakanya. Biasaya lokasi pelaksanaan pendidikan pemakai berada pada ruang yang telah dipilih oleh pihak perpustakaan.

Batasan pengaturan lokasi perpustakaan menurut Soedibyo (1987, 108) adalah sebagai berikut:

1. Perpustakaan itu terletak dalam arus lalu lintas manusia, tetapi tidak dijadikan lalu lintas manusia.

2. Perpustakaan itu terletak di suatu tempat yang tanahnya memungkinkan dilakukannya perluasan pada masa yang akan datang, sesuai dengan perkembangan perpustakaan serta instansi penaungnya.

3. Perpustakaan itu mudah dicapai oleh pemakai, sehingga mereka tidak membuang-buang waktu secara sia-sia.

4. Perpustakaan itu mempunyai hubungan yang fungsional dengan gedung- gedung lainnya dalam keseluruhan kompleks itu.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diketahui waktu dan lokasi pelaksanaan kegiatan pendidikan pemakai mempengaruhi kegiatan itu sendiri. Jika lokasi dan waktu dapat ditentukan dengan tepat maka pendidikan pemakai dapat dilaksanakan dengan lancar.

2.1.7 Peran Pustakawan dalam Pendidikan Pemakai

Pustakawan adalah seseorang yang profesional atau ahli dalam bidang perpustakaan dimana mereka memiliki pendidikan perpustakaan atau ahli perpustakaan atau tenaga profesional dibidang perpustakaan dan bekerja di perpustakaan.

Defenisi pustakawan menurut Hasugian (2009, 13), Pustakawan adalah person atau orang yang bekerja di perpustakaan, akan tetapi tidak semua orang yang bekerja di perpustakaan disebut pustakawan, melainkan hanya mereka yang memiliki

(37)

keahlihan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan dalam bidang perpustakaan dan informasi.

Pustakawan memiliki peran yang paling besar dalam proses penerapan pendidikan pemakai pada perpustakaan. Hal ini disebabkan karena pustakawanlah yang memang seharusnya benar-benar mengetahui segala seluk beluk fasilitas dan aktivitas jasa yang ada di perpustakaan. Oleh sebab itu, para pustakawan diharapkan benar-benar professional dalam mengajarkan materi ketika pendidikan pemakai dijalankan.

Kegiatan kerja professional pustakawan yang harus dilakukan pada layanan pendidikan pengguna menurut Soedibyo (2005, 121 ) adalah:

1. Membuat perencanaan penyampaian bahan, metode, teknik, dan sasaran usaha bimbingan pemakai.

2. Menetapkan tingkat dan sistem penyampaian bimbingan yang sesuai.

3. Menetapkan dan mengatur waktu pemberian bimbingan dan pendidikan pemakai kepada pengguna

4. Melaksanakan usaha pendidikan baik secara individu maupun secara kelompok.

Dapat diketahui bahwa pustakawan berperan penting dalam kegiatan pendidikan pemakai, pustakawan merupakan kontribusi terbesar dan menjadi penentu keberhasilan proses pendidikan pemakai, disamping kemauan dan minat pengguna juga menjadi faktor pendukung. Hal ini dapat diidentifikasi dari ada atau tidaknya peningkatan kemampuan pengguna memanfaatkan fasilitas perpustakaan setelah mengikuti pendidikan pemakai di perpustakaan.

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang dilakukan untuk mengetahui hasil dari sebuah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut (Sugiyono 2003, 11) Penelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.

3.2 Lokasi Penelitian

Berdasarkan judul penelitian ini, maka lokasi penelitian dilakukan di Perpustakaan Proklamator Bung Hatta Bukittinggi yang beralamat di Jl.Kusuma Bhakti Gulai Bancah, Bukittinggi, Sumatera Barat.

3.3 Populasi dan Sampel

Salah satu bagian dari desain penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Hal ini dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Berikut merupakan penjabaran mengenai populasi dan sampel dari penelitian ini.

3.3.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan jumlah objek atau sumber data yang dibutuhkan dalan penelitian. Menurut Sugiyono (2009, 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

(39)

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi penelitian ini adalah seluruh pemustaka yang terdaftar sebagai anggota aktif Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi yaitu berjumlah 13.298 orang.

Populasi ini selanjutnya akan digeneralisasikan, sehingga penelitian ini akan dilakukan terhadap sebagian populasi sekaligus menjadi sampel dalam penelitian ini.

3.3.2 Sampel

Penentuan sampel dalam sebuah penelitian merupakan langkah awal berhasilnya sebuah penelitian. Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar dapat mewakili populasi. Menurut Sugiyono (2009, 116), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Penetapan jumlah sampel penelitian adalah menggunakan rumus Slovin yaitu:

n = N 1+ Ne2

Keterangan:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = taraf kesalahan sebesar 10%

1 = konstanta

(40)

Apabila perhitungan sampel di lakukan sesuai dengan rumus Slovin tersebut, maka sampel dalam penelitian ini adalah:

n = N 1+ Ne2

n = 13.298 1+13.298 (0.1)2

n = 12.568 1+13.298 (0.01) n = 13.298

13.398

n = 99,25 dibulatkan menjadi 99 orang.

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian berdasarkan rumus Slovin adalah 99 orang.

Teknik penentuan sampel penelitian menggunakan metode aksidental sampling. Metode aksidental sampling merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai karakteristik (ciri-cirinya), maka orang tersebut dapat dijadikan sampel.

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode aksidental yaitu sampel tidak ditetapkan terlebih dahulu dimana penulis langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui yang sudah pernah melakukan kegiatan pendidikan pemakai hingga memenuhi jumlah yang ditetapkan.

(41)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan peneliti dalam memperoleh data dilapangan. “Metode pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan “(Nazir 2005, 174).

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung ke Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi.

2. Kuesioner, yaitu memberikan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan masalah penelitian yang diberikan kepada pemustaka Perpustakaan Bung Hatta Bukittinggi.

3. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dari buku, jurnal, laporan tahunan dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

3.5. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Data Primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari responden melalui kuesioner.

2. Data Sekunder, yaitu data yang mendukung data primer yang bersumber dari buku, jurnal, laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

(42)

3.6 Instrumen Penelitian

Menurut (Arikunto 2006, 160) “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian, yang memuat indikator - indikator dari masing - masing variabel.

Menurut (Arikunto 2010, 194) kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

3.6.1 Kisi-kisi Variabel

Kisi-kisi kuesioner pada dasarnya memberikan gambaran sistematis mengenai apa yang akan ditanyakan kepada responden sehingga memberikan sinkronisasi antara permasalahan yang diteliti dengan data yang diperoleh dari responden.

Menurut (Arikunto 2006, 178), “mengadakan identifikasi terhadap variabel yang ada dalam merumuskan judul penelitian, kemudian menjabarkan variabel menjadi sub variabel”. Oleh karena itu, untuk mempermudah penyusunan kuesioner, maka penulis menyajikan kisi - kisi kuesioner sebagai berikut:

(43)

Tabel 3.1 Kisi-kisi Variabel

Variabel Indikator Pertanyaan Item Jumlah Item

Pendidikan Pemakai

1. Materi Pendidikan Pemakai 2. Metode Pendidikan Pemakai 3. Pelaksanaan Pendidikan

Pemakai

4. Peran Pustakawan

1,2,3,4,5 6,7,8 9,10,11 12,13,14

5 3 3 3 Jumlah 14

3.7 Analisis Data Deskriptif

Semua data yang berasal dari kuesioner diolah sehingga menghasilkan deskripsi jawaban yang akan dipresentasikan. Data yang terkumpul dari penyebaran kuesioner dianalisis secara deskriptif. Dalam mengolah data yang diterima dari responden, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan pemeriksaan terhadapa data yang diperoleh. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan apakah responden telah menjawab seluruh pertanyaan secara benar. Kemudian dari hasil pemeriksaan ini diketahui mana kuesioner yang dapat diolah dan yang tidak dapat diolah.

2. Selanjutnya menghimpun data yang akan diolah. Data dikelompokkan berdasarkan kategori jawaban yang disediakan pada kolom isian.

3. Menghitung persentase dari setiap jawaban yang diperoleh dari responden.

Untuk menghitung persentase jawaban responden, peneliti menggunakan rumus persentase menurut Arikunto (2000 : 349), sebagai berikut:

(44)

P = f x 100%

n

Keterangan : P = Persentase F = Frekuensi

n = Jumlah Responden/Sampel

4. Untuk menginterpretasikan presentase yang didapat dari tabulasi data, peneliti menggunakan metode Hadi (2001,421) sebagai berikut:

1% – 25% : Sebagian kecil 26% – 49% : Hampir setengah 50% : Setengah

51% - 75% : Sebagian besar 76% - 99% : Pada umunya 100% : Seluruhnya

(45)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan hasil data yang diperoleh peneliti dari jawaban responden terhadap kuesioner yang dilakukan pada Perpustakaan Proklamator Bung Hatta Bukittinggi beralamat di Jl.Kusuma Bhakti Gulai Bancah, Bukittinggi, Sumatera Barat.

4.1. Gambaran Umum Responden

Responden penelitian ini adalah anggota Perpustakaan Proklamator Bung Hatta Bukittinggi yang berjumlah 13.298 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin sehingga diperoleh sampel sebanyak 99 orang. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Jumlah pertanyaan keseluruhan adalah 14 butir. Kuesioner disebarkan kepada 99 orang responden yang merupakan anggota perpustakaan Proklamaor Bung Hatta Bukittinggi yang telah melakukan kegiatan pendidikan pemakai menggunakan teknik purposive sampling.

4.2. Analisis Data

4.2.1 Materi Pendidikan Pemakai

Materi yang diberikan perpustakaan dalam kegiatan pendidikan pemakai harus mampu menginformasikan aspek-aspek penting yang berkaitan dan dimiliki oleh perpustakaan kepada pengguna perpustakaan,sehingga pengguna perpustakaan tidak akan merasa asing dan lebih cepat beradaptasi terhadap tatanan sistem operasional perpustakaan.

(46)

4.2.1.1 Mengenali Fasilitas yang Tersedia Perpustakaan Secara Tepat

Dengan mengikuti kegiatan pendidikan pemakai, pengguna diajarkan mengetahui dan mengenali fasilitas yang tersedia perpustakaan Bung Hatta secara tepat. Jawaban responden terhadap mengetahui fasilitas yang tersedia perpustakaan Bung Hatta secara tepat dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Mengetahui Fasilitas yang Tersedia Perpustakaan Bung Hatta Secara Tepat

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

(f) (%)

1. Apakah Saudara mengetahui fasilitas

yang tersedia

perpustakaan Bung Hatta secara tepat?

a. Sangat mengetahui 26 26,26

b. Mengetahui 50 50,51

c. Kurang mengetahui 23 23,23 d. Tidak mengetahui

0 0,00

Jumlah 99 100

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa 26 responden (26,26%) menyatakan sangat mengetahui fasilitas yang tersedia perpustakaan Bung Hatta secara tepat, 50 responden (50,51%) menyatakan mengetahui, 23 responden (23,23%) menyatakan kurang mengetahui, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak mengetahui.

Dari uraian diatas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden (50,51%) menyatakan mengetahui fasilitas yang tersedia di perpustakaan Bung Hatta secara tepat. Maka dapat diketahui bahwa perpustakaan berhasil memberikan materi

(47)

pengenalan fasilitas- fasilitas yang disediakan perpustakaan seperti ruang seminar, ruang auditorium, akses wifi, dan ruangan mini theater .

4.2.1.2 Mengenali Bagian-bagian Layanan Perpustakaan Bung Hatta Secara Tepat

Selain mampu mengetahui dan mengenali fasilitas yang tersedia perpustakaan, materi lain yang disampaikan dari kegiatan pendidikan pemakai adalah pemustaka mampu mengenali bagian-bagian layanan Perpustakaan Bung Hatta secara tepat. Jawaban responden terhadap mengenali bagian-bagian layanan Perpustakaan Bung Hatta secara tepat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Mengetahui Bagian-bagian Layanan Perpustakaan Bung Hatta Secara Tepat

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

(f) (%)

2. Apakah Saudara

mengenali bagian-bagian layanan Perpustakaan Bung Hatta secara tepat?

a. Sangat mengenali 33 33,33

b. Mengenali 55 55,56

c. Kurang mengenali 11 11,11

d. Tidak mengenali 0 0,00

Jumlah 99 100

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa 33 responden (33,33%) menyatakan sangat mengenali bagian-bagian layanan Perpustakaan Bung Hatta secara tepat, 55 responden (55,56%) menyatakan mengenali, 11 responden (11,11%) menyatakan kurang mengenali, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak mengenali.

(48)

Dari uraian diatas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden (56%) menyatakan mengenali bagian-bagian layanan Perpustakaan Bung Hatta secara tepat. Hal ini perpustakaan berhasil memberikan materi pengenalan bagian- bagian layanan perpustakaan dengan metode tour yaitu pemberian materi dengan mengelilingi perpustakaan sekaligus menjelaskan bagian-bagian layanan yang ada di perpustakaan seperti layanan sirkulasi, layanan kartu anggota perpustakaan, layanan referensi, dan layanan anak.

4.2.1.3 Kebijakan dan Prosedur Perpustakaan

Dalam mengikuti kegiatan pendidikan pemakai, pemustaka diberikan materi mengenai kebijakan-kebijakan perpustakaan seperti prosedur menjadi anggota, jam- jam layanan perpustakaan dan cara mengisi buku tamu online. Jawaban responden kebijakan-kebijakan perpustakaan seperti prosedur menjadi anggota, jam-jam layanan perpustakaan dan cara mengisi buku tamu online dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Kebijakan dan Prosedur Perpustakaan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

(f) (%)

3. Apakah Saudara memahami kebijakan- kebijakan perpustakaan seperti prosedur menjadi anggota, jam-jam layanan perpustakaan dan cara mengisi buku tamu online?

a. Sangat memahami

31 31,31

b. Memahami

54 54,55

c. Kurang memahami

14 14,14

d. Tidak memahami

0 0,00

Jumlah 99 100

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa 31 responden (31,31%) menyatakan sangat memahami kebijakan-kebijakan perpustakaan seperti prosedur

(49)

menjadi anggota, jam-jam layanan perpustakaan dan cara mengisi buku tamu online, 54 responden (54,55%) menyatakan memahami, 14 responden (14,14%) menyatakan kurang memahami, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak memahami kebijakan-kebijakan perpustakaan seperti prosedur menjadi anggota, jam-jam layanan perpustakaan dan cara mengisi buku tamu online.

Dari uraian diatas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden (54,55%) menyatakan memahami kebijakan-kebijakan perpustakaan seperti prosedur menjadi anggota, jam-jam layanan perpustakaan dan cara mengisi buku tamu online, hal tersebut berdampak positif kepada pemustaka yang akan mengunjungi perpustakaan, mereka tidak akan kebingungan ketika memanfaatkan fasilitas maupun layanan perpustakaan lainnya karena sudah dibekali dengan kebijakan-kebijakan perpustakaan seperti prosedur menjadi anggota, jam-jam layanan perpustakaan dan cara mengisi buku tamu online.

4.2.1.4 Penggunaan Alat Rujukan Khusus

Dalam mengikuti kegiatan pendidikan pemakai, pemustaka diberikan materi mengenai cara menggunakan alat rujukan khusus seperti Ensiklopedi, Almanak, dan Bibliografi. Jawaban responden cara menggunakan alat rujukan khusus seperti Ensiklopedi, Almanak, dan Bibliografi dapat dilihat pada Tabel 4.4.

(50)

Tabel 4.4 Penggunaan Alat Rujukan Khusus

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

(f) (%)

4. Apakah Saudara

memahami cara

menggunakan alat rujukan khusus seperti Ensiklopedi, Almanak, dan Bibliografi?

a. Sangat memahami

8 8,08

b. memahami

25 25,25

c. Kurang memahami

48 48,48

d. Tidak memahami

18 18,18

Jumlah 99 100

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa 8 responden (8,08%) menyatakan sangat memahami cara menggunakan alat rujukan khusus seperti Ensiklopedi, Almanak, dan Bibliografi, 25 responden (25,25%) menyatakan memahami, 48 responden (48,48%) menyatakan kurang memahami, dan 18 responden (18,18%) menyatakan tidak memahami cara menggunakan alat rujukan khusus seperti Ensiklopedi, Almanak, dan Bibliografi.

Dari uraian diatas dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengah responden sebanyak (48,48%) menyatakan kurang memahami cara menggunakan alat rujukan khusus seperti Ensiklopedi, Almanak, dan Bibliografi. Hal ini dapat disebabkan karena perpustakaan tidak spesifik mengenalkan alat rujukan khusus seperti Ensiklopedi, Almanak, dan Bibliografi.

(51)

4.2.1.5 Cara Menggunakan Koleksi Audio-visual

Dalam mengikuti kegiatan pendidikan pemakai, beberapa perpustakaan memeberikan materi mengenai cara memahami cara menggunakan koleksi audio- visual. Jawaban responden mengenai cara menggunakan koleksi audio-visual 4.9.

Tabel 4.5 Cara Menggunakan Koleksi Audio-visual

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

(f) (%)

5. Apakah Saudara

memahami cara

menggunakan koleksi audio-visual?

a. Sangat memahami 3 3,03

b. Memahami 21 21,21

c. Kurang memahami 57 57,58 d. Tidak memahami 18 18,18

Jumlah 99 100

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa 3 responden (3,03%) menyatakan sangat memahami cara menggunakan koleksi audio-visual, 21 responden (21,21%) menyatakan memahami, 57 responden (57,58%) menyatakan kurang memahami, dan 18 responden (18,18%) menyatakan tidak memahami cara menggunakan koleksi audio-visual.

Dari uraian diatas dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengah responden (49%) menyatakan kurang memahami cara menggunakan koleksi audio-visual. Hal ini dapat disebabkan karena perpustakaan tidak spesifik mengenalkan cara menggunakan koleksi audio-visual.

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi Variabel
Tabel 4.1  Mengetahui  Fasilitas yang Tersedia Perpustakaan Bung Hatta Secara  Tepat
Tabel 4.2  Mengetahui  Bagian-bagian Layanan Perpustakaan Bung Hatta  Secara Tepat
Tabel 4.3 Kebijakan dan Prosedur Perpustakaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

KPB, Barang, Uang kembalian KPB, Barang, Uang kembalian, DHP, ID agen, Deposit, KPD, Struk transaksi, Uang, KPP, CP, CK Identitas agen, Uang, ID agen, Kode transfer deposit, Kode

lelang yang dilakukan oleh Terlapor VIII, Terlapor IX dan Terlapor X merupakan tindakan melawan hukum;--- 1.8 Tentang Hubungan Terlapor VIII, Terlapor IX dan Terlapor X; --- 1.8.1

Jumlah Pengunjung Tugu Pahlawan, Balai Pemuda, dan Taman Hiburan Rakyat per Bulan Number of Visitor Tugu Pahlawan, Balai Pemuda and Taman Hibura Ra.. Ta be l

Perseroan mengusulkan agar Rapat menyetujui Laporan Tahunan dan mengesahkan Laporan Keuangan sekaligus memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab

Merekomendasi kan pekerjaan rehabilitasi jembatan sesuai hasil survei dan analisa struktur secara menyeluruh serta melaksanakan rehabilitasi jembatan secara utuh maupun

kan untuk lebih memperhatikan loyalitas konsumen dalam hal memilih merek produk yang banyak diminati oleh konsumen dengan cara menambah jumlah persediaan barang yang

Kelas yang diberi perlakuan collaborative learning berbasis quiz edutainment menunjukan hasil belajar yang lebih bagus dibandingkan dengan kelas yang tidak menggunakan

PROGRAM / KEGIATAN LOKASI/KECAMATAN VOLUME JUMLAH SUMBER DANA METODE PENGADAAN...