• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Waktu dan Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Gunungkidul antara lain :

1. Pantai Baron (Dusun Rejosari, Kecamatan Kemadang, Kabupaten Gunungkidul)

2. Gunung Api Purba (Dusun Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul)

3. Goa Pindul (Dusun Gelaran2, Kecamatan Seropan, Bejiharjo, Karangmojo Kabupaten Gunungkidul)

4. Air terjun Sri getuk (Dusun Menggoran, Kecamatan Bleberan, Playen Kabupaten Gunungkidul )

5. Embung (Dusun Sriten, Kecamatan Pilangrejo, Nglipar Kabupaten Gunungkidul)

b. Waktu penelitian

23 Maret sampai dengan 12 April 2020 D. Variabel Penelitian

1. Identifikasi variabel

a. Variabel bebas (independen variabel)

Variabel bebas merupakan variabel yang keberadaannya berpengaruhi besar atau kecilnya nilai dependen variabel baik secara positif maupun negatif. Simbol X untuk mewakili variabel bebas yang dijadikan sebagai variabel independen ialah faktor yang memengaruhi konsumen yaitu :

Kualitas produk sebagai daya tarik wisata (X1) Kualitas pelayanan atau jasa (X2)

Emosional (X3)

Harga (X4)

Kemudahan (X5)

b. Variabel terkait (dependen variabel)

Variabel terkait adalah faktor yan diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti.simbol Y untuk mewakili variabel terkait. Variabel terkait dalam penelitian ini ialah minat kunjung ulang.

2. Definisi Operasional Variabel

Tabel III.1

Devinisi Operasional Variabel

Variabel Devinisi Operasional Indikator Kualitas Obyek Wisata pelanggan akan merasa

puas bila hasil mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas

1. Lingkungan yang bersih

2. Udara yang sejuk 3. Ketersediaan tempat

untuk santai atau istirahat

Kualitas Pelayanan Pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.

1. Keamanan pengunjung 2. Pengelola daya tarik

wisata ramah dan siap membantu.

3. Pengunjung merasa

puas dengan

pelayanan pengelola

Emosional mendefinisikan emosi

sebagai suatu gejala psiko-fisiologis yang menimbulkan efek pada presepsi, sikap, dan tingkah laku, dalam bentuk ekspresi tertentu.

1. Perasaan senang setelah berkunjung 2. Konsumen merasa

bahwa daya tarik yang dapat menimbulkan persepsi tersendiri dan kemudian melakukan penelitian terhadap produk tersebut.

1. Harga tiket masuk terjangkau.

Kemudahan Kemudahan penggunaan

adalah mudah dipelajari, mudah dipahami, simple

dan mudah

Minat Kunjung Ulang Minat kunjung ulang adalah dorongan

1. Memiliki niat untuk berkunjung kembali.

wisatawan untuk melakukan kunjungan kembali ke Gunungkidul yang dipengaruhi oleh pengalaman yang telah dirasakan sebelumnya tentang obyek wisata di Gunungkidul 4. Merekomendasikan

kepada orang lain mengenai keindahan yang ada di daya tarik wisata Gunungkidul 1. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian in adalah skala Likert.

Dalam skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, atau presepsi seseorang atau sekelompok orang. Skala likert didesain untuk menilai sejauh mana subjek setuju atau tidak dengan pernyataan yang diajukan.

Tabel III. 2 Tabel skala Likert

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017:136) populasi adalah wilayah generealisasi yang terdiri atas daya tarik yang memiliki kualitas dan

Kode Keterangan Skor

SS Sangat Setuju 5

S Setuju 4

N Netral 3

TS Tidak Setuju 2

STS Sangat Tidak Setuju 1

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari lalu ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pengunjung daya tarik wisaya yang ada di Gunungkidul.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2017:137) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi yang bersifat representatif. Sample dalam penelitian ini adalah wisatawan yang sudah melakukan kunjungan wisata di Gunungkidul.

F. Unit Analisis

Unit analisis pada penelitian ini adalah wisatawan yang sudah pernah berkunjung wisata di Guungkidul.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Metode yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara sengaja dan sesuai dengan persyaratan tertentu (sifat-sifat, kriteria, ciri, karakteristik).

Kriteria yang dipilih oleh peneliti yaitu pengunjung yang sedang berkunjung dan pernah berkunjung minimal satu kali. Karena tidak dapat dipastikan berapa jumlah anggota populasi pada penelitian ini maka jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus :

2 2

) ( 4 moe nz

Keterangan:

n =Jumlah sampel

Z =Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel 95%

Moe =Margin Of Error, yaitu tingkat kesalahan maksimal yang dapat ditoleransi, ditentukan sebesar 10%

Maka jumlah sampel yang diteliti adalah sebesar 96,4 dibulatkan menjadi 100 responden.

H. Sumber Data

Dalam peneitian ini sumber data yang digunkan oleh peneliti, yaitu data Primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek yang diteliti. Data primer penelitian ini diperoleh langsung dari hasil kuisioner yang dibagikan kepada sejumlah wisatawan yang sudah pernah kunjungan wisata di Gunungkidul

1. Data primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik dari individu maupun perseorangan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang bisa dilakukan oleh peneliti (Sugiarto 2017:178).

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang diperoleh oleh pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh

pengumpul maupun oleh pihak lain dalam bentuk tabel atau diagram-diagram (Sugiarto 2017:202).

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara kuesioner (angket). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atu pernyatan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuisioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas (Sugiyono 2017:225). Desain kuisioner yang peneliti buat adalah sebagai berikut.

1. Bagian I mengenai identitas responden yang berisi jenis kelamin responden, usia, dan asal.

2. Bagian II mengenai petunjuk pengisian yang menjelaskan mengenai kriteria penilaian .

3. Bagian III mengenai pertanyaan variabel penelitian yang diantaranya ada kepuasan konsumen dan minat kunjung ulang yang masing dibagi menjadi dua yaitu harapan dan kenyataan.

Adanya pendemi covid 19 peneliti menggunakan media penelitian google form untuk meminimaliisir kontak langsung dengan responden.

J. Teknik Pengujian Instrumen

Instrumen penelitian yang baik akan menghasilkan data yang benar dan data yang benar akan menghasilkan kesimpulan yang sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Agar instrumen penelitian dapat menghasilkan

data yang baik dan benar, maka instrumen tersebut harus valid dan reliabel.

untuk itu instrumen penelitian harus diuji validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Jika peneliti menggunakan kuisioner dalam pengumpulan data, kuisioner yang disusun harus mengukur apa yang akan diukur nantinya.validitas dalam penelitian merepresentasikan drajat ketepatan antara data yang dilaporkan oleh peneliti (Sugiarto,2017:205) untuk mengukur validitas dalam penelitian ini dapat menggunakan rumus product momet dari Karl Pearson, yaitu:

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi suatu butir/item n = jumlah subyek

X = jumlah skor X Y = jumlah skor Y

Dengan kriteria pengujuan sebagai berikut:

A. Jika ≥ dengan taraf keyakinan 95% maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.

B. Jika < dengan taraf keyakinan 95% maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

2

 

2 ( )2

2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang konsisten dalam menunjukkan adanya ketelitian. Instrumen yang relliabel akan menghasilkan data yang konsisten. Artinya, berapapun banyak pengulangan yang dilakukan dengan menggunakan instrumen tersebut, kesimpulan yang diperoleh tetap sama (Sugiarto,2017:209).

Banyak rumus yang digunaan untuk mengukur reabilitas diantaranya adalah rumus cronbach’s alpha. Rumus ini digunakan untuk mencari nilai cronbach’s alpha yang sekornya anatara 1 dan 0

keterangan :

r = koefisien reliability instrument k = banyaknya butir pertanyaan

= total varians butir = total varians

Ketentuan yang berlaku adalah nilai Cornbach’s Alpha >0,60 maka data kuisioner dinyatakan baik atau reliabel.

J. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2008), analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Dalam analisis data kegiatan yang dilakukan adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang



diteliti, melakukan penelitian untuk menjawab masalah dan melakukan perhitungan untuk menyaji hipotesis yang telah dilakukan. Dari pengertian tersebut maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui pengaruh kepuasan terhadap minat kunjung ulang daya tarik wisata di Gunungkidul. Bobot nilai tertinggi 5 dan bobot terendah 1. Jumlah kelas 4 sehingga jumlah interval dapat dihitung berikut ini:

Dengan rentang skala 1 maka skor variabel pada penelitian ini dikelompokkan sebagai berikut:

Tabel III.3

Tabel Skala Data Pengaruh Kepuasan terhadap Minat Kunjung ulang daya tarik wisata di Gunungkidul

Skala Data Kelas Kategori Kepuasan

2. Regresi linier berganda

Analisis Regresi Linear Berganda digunakan pada saat mengukur variabel bebas yang memiliki lebih dari satu variabel terhadap variabel terikat. Didalam penelitian ini teknik analaisis linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh dari kualitas daya tarik wisata, kualitas pelayanan, emosional, harga, dan kemudahan terhadap minat kunjung ulang daya tarik wisata di Gunungkidul. Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :

Keterangan :

Y = Variabel Dependen A = Konstanta Regresi

3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Sebelum menggunakan uji beda, peneliti menggunakan uji normalitas untuk melihat apakah data yang diperoleh dari

x

responden berdistribusi secara normal atau tidak. Menurut Wiyono (dalam Yustina Kusuma, 2018:40), Uji ini biasanya dilakukan untuk mengukur data berskala ordinal, interval ataupun rasio.

Dalam uji normalitas akan digunakan uji One Sample Kolmogorof-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikasi lebih besar dari 0,05 atau 5%.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2013:105) uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Dasar pengambilan keputusan pada uji multikolinearitas adalah dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance value. Jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance value > 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas.

Sedangkan jika nilai VIF ≥ 10 dan nilai tolerance value ≤ 0,1 maka terjadi multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2013:139) uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residualsatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan residual. Apabila signifikansi antara variabel independen dengan residualnya > 0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas.

4. Pengujian Hipotesis a. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu kualitas daya tarik wisata, kualitas pelayanan, emosional, harga, dan kemudahan terhadap variabel terikat yaitu minat kunjung ulang. Rumus yang digunakan :

Keterangan :

b = koefisiensi regresi X =variabel independen Y =variabel dependen b. Uji F

Uji F digunakan sebagai alat penguji model regresi atas pengaruh variabel independen tetap terhadap variabel dependen (Kristanti 2015). Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji F menggunakan bantuan SPSS:

1. Menentukan tingkat signifikan

Tingkat signifikan yang sering digunakan dalam penelitian yaitu 5% atau 0,05

Keterangan :

= Koefisien determinasi N = Jumlah data

K = Jumlah variabel independen

2. Menentukan

Df1 = Jumlah variabel-1 Df2 = n-k-2

Keterangan : n = jumlah sampel

k = jumlah variabel independen

df = degree of freedom/ derajat kebebasan c. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji suatu variabel bebas berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas.

Untuk mengetahui apakah variabel secara parsial berpengaruh nyata atautidak, dalam pengujian uji t menggunakan bantuan SPSS:

)

Menentukan Fhitung Fhitung

tabel

F

1. Menentukan tingkat signifikan

Tingkat signifikan yang sering digunakan dalam penelitian yaitu 5% atau 0.05

Keterangan :

r = Koefisiensi korelasi parsial k = Jumlah variabel independen N = Jumlah data

a) Tabel distribusi t dicari pada a=5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-2 (n adalah sample dan k adalah jumlah variabel independen)

b) Kriteria Pengujian

5. Kesimpulan

Jika ditolak dan diterima maka kualitas daya tarik wisata, kualitas pelayanan, emosional, harga, dan kemudahan berpengaruh terhadap minat kunjung ulang. Jika diterima dan ditolak

maka kualitas daya tarik wisata, kualitas pelayanan, emosional, harga, dan kemudahan tidak berpengaruh terhadap loyalitas pengunjung.

41 BAB IV

GAMBARAN UMUM

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terkenal dengan sebutan kota budaya serta kota wisata alam, salah satunya tempat wisata yang berada di Gunungkidul. Wisata Gunungkidul menyimpan banyak wisata alam yang tidak boleh terlewatkan bagi traveller pecinta alam. Gunungkidul memiliki banyak variasi wisata di antaranya wisata pantai, wisata sungai, wisata embung, wisata air terjun dan masih banyak lainnya.

Wisata pantai masih mendominasi di salah satu kabupaten Gunungkidul ini, hal tersebut tidak terlepas dari letak geografis dari kabupaten Gunungkidul yang berdekatan dengan pantai laut selatan. Berikut beberapa daya tarik wisata yang menjadi tempat penelitian ini:

A. Pantai Baron

Pantai merupakan salah satu daya tarik dan daya tarik wisata banyak diminati wisatawan. Banyak kawasan wisata yang terkenal terletak di pantai.

Jenis daya tarik dan daya tarik ini erat kaitannya dengan aktivitas seperti berjemur matahari, berselancar, berjalan-jalan di pinggiran pantai. Dalam perkembangannya secara umum diperlukan aksesbilitas menuju lokasi dan tempat parkir yang memadai.

Di pantai tidak boleh terdapat bangunan, kecuali fasilitas-fasilitas non permanen seperti parasol dan lain-lain. Pantai umum harus memiliki fasilitas-fasilitas penjaga pantai, P3k, pos keamanan, kios-kios, restauran dan

dimungkinkan adanya fasilitas olah raga dan bermain lainnya seperti bola voli, bulu tangkis dan lain lain.

Pantai Baron termasuk salah satu pantai laut selatan yang memiliki keindahan alam yang menarik. Wisata Pantai Baron juga merupakan cikal bakal dimulainya era wisata alam pantai di Gunungkidul. Pantai Baron termasuk dua wisata terbaik di provinsi Yogyakarta setelah Pantai Parangtritis Yogyakarta.

Pantai Baron memang sudah lama menarik banyak pengunjung terutama dengan satu keunikannya yang membuat beda dengan pantai yang lain yaitu pantai Baron adalah sebuah teluk yang memiliki aliran sungai di sisi sebelah barat nya, sumber air sungai berasal dari sungai bawah tanah yang keluar dari kaki bukit. Aliran airnya cukup deras ke arah lautan. Jadi, selain bisa bermain-main di air laut yang asin, atau yang takut bermain dengan air laut, bisa bermain di aliran sungai yang lebih tawar dan lebih segar itu. Pemandangan lain yang ada di Pantai Baron adalah sebuah bukit yang berada di sekitar pantai. Pengunjung dapat menikmati keindahan pantai dari atas bukit tersebut.

Pantai baron memiliki setidaknya ribua pengunjung setiap bulannya, baik wisatawan domestik hingga macanegara. Selain memiliki spot yang indah, pantai baron sampai saat ini tercatat sebagai pantai perdagangan hasil laut dengan pendapatan tertinggi di wisata alam Gunungkidul. Foto Pantai Baron terlihat pada Gambar IV.1 berikut

Gambar IV.1 Pantai Baron Gunungkidul Sumber: www.dinaspariwisataGk.com Diakses pada tanggal 4 Februari 2020

Tiket masuk Pantai Baron para pengunjung hanya dikenakan biaya tarif masuk pantai baron dengan harga Rp 10.000/orang saja. Dengan tiket masuk tersebut sekaligus juga sudah dapat berkunjung ke tiga kawasan pantai lainnya seperti Pantai Kukup. Pantai Sundak, dan Pantai Krakal. Untuk biaya parkir akan ditarik tarif sebesar Rp 5000 untuk mobil dan Rp 2000 untuk kendaraan roda dua.

Fasilitas Pantai Baron Jogja sangat beragam. Mulai dari pelelangan ikan, perahu bermesin, wahana permainan anak-anak, dan beberapa toko cinderamata. Cinderamata terbuat dari berbagai olahan buah seperti pisang, sirkaya, tanduk, sirsak, dan berbagai macam cinderamata yang terbuat dari kerang laut seperti figura, bros, tirai kerang, lampu hias, cermin berhias karang, dan aneka karakter hewan juga terbuat dari kerang laut.

Terdapat banyak penginapan di Pantai Baron Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta 55881 yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu diperuntukkan bagi wisatawan yang ingin bermalam .

Penginapan tersebut, umumnya setara dengan hotel kelas melati. Fasilitas yang tersedia beragam, terdapat fasilitas yang menggunakan kipas angina maupun full AC. Harga dari fasilitas penginapan di Pantai Baron tergolong murah contohnya Hotel Dewi Ratih dan hotel Baronsari, dengan tarif per malam berkisar antara

B. Gunung Api Purba Nglanggeran

Gunung api purba Nglanggera adalah salah satu gunung api yang aktif puluhan juta tahun lalu, namun sampai saat ini gunung api purba sudah tidak aktif lagi dan saat ini menjadi daya tarik wisata yang cukup menarik dikunjungi. Gunung yang berbentuk bongkahan batu adestik raksasa ini terletak di kecamatan Patuk Gunungkidul. daya tarik wisata Gunungkidul ini berjarak 25 Km dari pusat kota Yogyakarta. Perjalanan menuju lokasi cukup nyaman karena sepanjang perjalanan sudah beraspal, sehingga memudahkan wisatawan untuk menikmati panorama gunung api purba.

Selain keindahan alam yang dimiliki, Gunung Nglanggeran juga memiliki cerita rakyat yang berkembang di masyarakat. Bukit Nglanggeran konon merupakan tempat menghukum warga desa yang ceroboh merusak wayang. Nglanggeran berasal dari kata nglanggar yang mempunyai arti dalam Bahasa Indonesia melanggar. Menurut cerita pada ratusan tahun yang lalu, penduduk desa sekitar mengundang seorang dalang untuk mengadakan pesta syukuran hasil panen. Akan tetapi ada beberapa warga desa yang melakukan hal ceroboh. Mereka mencoba merusak wayang milik dalang. Sang dalang murka dan mengutuk warga desa yang merusak wayang milik sang dalang

menjadi sosok wayang dan dibuang ke Bukit Nglanggeran. Berikut gambar Gunung Api Purba

Gambar IV.2 Gunung Api Purba Nglanggeran Sumber: www.dinas pariwisataGk.com

Diakses pada tanggal 4 Februari 2020

Tidak hanya menyimpan beragam kisah menyelimuti wisata gunung api purba, namun juga fenomena alam yang harus wisatawan rasakan disini.

Fenomena alam di sini merupakan pepohonan rindang yang tumbuh di atas gunung api purba yang didominasi oleh batu kapur. Selain itu terdapat jalur panjat tebing yang menantang bagi mereka yang memiliki hobi memanjat tebing. Setelah wisatawan sampai di lokasi wisata, apabila ingin beristirahat telah disediakan pendopo berbentuk rumah joglo. Keindahan alam berupa deretan pegunungan dan perkampungan penduduk unik dan menarik.

Terdapat tiga bangunan gardu pandang yang dapat dipakai untuk mengexplorasi panorama alam di gunung ini dari ketinggian. Gunung ini ternyata memiliki nilai histori dan sejarah tinggi. Suasana perbukitan tenang dan nyaman, tidak jarang membuat wisatawan larut dalam ketenangan

batin. Hingga menjadikan gunung Api Purba sebagai tempat untuk menenangkan jiwa dengan melakukan meditasi merasakan udara alam yang segar. Untuk kegiatan ini, nenek moyang menyebutnya sebagai “Semedi“, sebuah tindakan bermakna untuk mengheningkan cipta.

Selain fasilitas alam memukau, wisata gunung api Purba memiliki fasilitas umum. Seperti Posko kesehatan bagi wisatawan yang sedang mengalami cidera saat di lokasi wisata, pusat informasi bagi wisatawan yang membutuhkan guide wisata, Home stay diperuntukkan wisatawan hendak bermalam, tempat ibadah dan pusat kuliner khas Yogyakarta.

Pengelola, Masyatarkat, dan Desa juga sangat antusias dalam meningkatkan potensi dan pengembangkan sarana prasarana yang ada di Gunung Api Purba (GAP) guna memberikan fasilitas yang lebih baik bagi wisatawan sehingga wisatawan yang berkunjung ke Gunung Api Purba Mampu merasakan kepuasan dan kenyamanan saat berkunjung Selain ikut merasakan dampak dari potensi wisata yang ada di Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba (GAP).

Dapat dilihat bahwa Desa tidak hanya menikmati dan merasakan hasil begitu saja saja, namun Desa juga memberikan peran penting dalam meningkatkan potensi di Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba (GAP).

Salah satu peran yang dilakukan oleh Desa adalah dengan ikut berkontribusi dalam penganggaran di Desa untuk membangun sarana prasarana dalam pengembangan atraksi wisata sehingga hal ini dapat memberikan kepuasan

dan kenyaman bagi wisatawan yang datang berkunjung ke Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba

C. Goa Pindul

Goa Pindul Jogja adalah sebuah goa yang sangat unik, di dalam goa ini terdapat sebuah sungai yang melintas di sepanjang goa tersebut. Aktivitas yang umumnya dilakukan di wisata ini adalah cave tubing. Cave tubing adalah aktifitas menyusuri sungai yang ada di dalam goa dengan menggunakan sebuah ban pelampung. cave tubing sebenarnya hampir mirip dengan rafting, namun yang membedakan keduanya adalah, rafting biasanya dilakukan di aliran air sungai yang deras. Sedangkan cave tubing dilakukan di aliran sungai yang tenang.

Wisata goa pindul memiliki tiga zona utama yaitu zona pertama adalah zona terang dimana di zona ini terkesan terang sehingga dapat menyaksikan goa secaralangsung. Zona kedua adalah zona remang, dibagian ini cahaya mula slit di temukan hanya bebrapa bagian kecil cahaya degan bantuan pantulan air bening pada dinding goa membuat cahaya remang tersebut terasa indah. Dan zona ketiga merupakan zona gelap, untuk menyusuri zona ini memerlukan alat bantu penerangan. Waktu tempuh pada zona ketiga ini kira-kira 45 menit, penelusuran akan diakhiri pada dam yang ada di kawasan wisata goa pindul.

Gambar IV.3 Goa Pindul Gunungkidul Sumber: www.dinaspariwisataGk.com Diakses pada tanggal 4 Februari 2020

Pengelolaan daya tarik wisata Goa Pindul ini dilakukan oleh masyarakat Bejiharjo. Kelompok masyarakat yang ada di daya tarik wisata Goa Pindul ini bernama Dewa Bejo. Kelompok ini dibentuk secara formal dengan Keputusan Kepala Desa Bejiharjo. Kemampuan Dewa Bejo dalam pengelolaan daya tarik wisata Goa Pindul dimulai dari proses pembentukan

Pengelolaan daya tarik wisata Goa Pindul ini dilakukan oleh masyarakat Bejiharjo. Kelompok masyarakat yang ada di daya tarik wisata Goa Pindul ini bernama Dewa Bejo. Kelompok ini dibentuk secara formal dengan Keputusan Kepala Desa Bejiharjo. Kemampuan Dewa Bejo dalam pengelolaan daya tarik wisata Goa Pindul dimulai dari proses pembentukan

Dokumen terkait