• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.10 Evaluasi Tablet

3.10.4 Waktu larut

Uji waktu larut, diambil tiga tablet kemudian diuji satu persatu dalam suatu gelas yang berisi air sekitar 200 ml pada suhu 15-250C yang kemudian ditentukan waktu larutnya mulai dari tablet dimasukkan dalam gelas hingga tablet habis larut. Waktu larut tablet effervescent adalah kurang dari 5 menit (300 detik) (Dewi, Iskandarsyah, 2014).

friabilitaas = 𝐴−𝐵𝐵 x 100%

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan

Hasil identifikasi tumbuhan menunjukkan bahwa tumbuhan yang diuji adalah jahe merah (Zingiber officinale Rosc. var. Rubrum) famili Zingiberaceae yang dilakukan oleh Herbarium Medanense Universitas Sumatera Utara Medan.

Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 40.

4.2 Hasil Pengolahan Sampel

Hasil pengolahan rimpang jahe merah yang masih segar dicuci kemudian disortasi basah dan ditimbang sebanyak 12 kg. Rimpang dirajang dengan ketebalan 1-3 mm, lalu dikeringkan dalam lemari pengering pada temperatur

±40°C. Rimpang jahe merah yang telah kering ditandai dengan rapuh saat di patahkan dan dilakukan penimbangan sampai diperoleh bobot yang tetap.

Simplisia diserbuk dengan blender dan disimpan dalam wadah plastik bertutup sebanyak 1500 g. Hasil dapat dilihat pada Lampiran 3 halaman 42.

4.3 Karakterisasi Simplisia

Hasil pemeriksaan makroskopik dari simplisia rimpang jahe merah menunjukkan bahwa keping tipis, bentuk bundar, keras, rapuh, tebal 2 mm sampai 5 mm, permukaan luar berkerut, warna coklat kuning sampai coklat, bidang irisan berwarna coklat kuning buram, melengkung tidak beraturan, tidak rata, sering terdapat tonjolan melingkar pada batas antara silinder pusat dengan korteks, tebal 3 mm sampai 4 mm. Warna kuning sampai coklat kekuningan. Hasil dapat dilihat pada Lampiran 3 halaman 42.

Hasil pemeriksaan mikroskopis dari serbuk simplisia rimpang jahe merah menunjukkan beberapa fragmen antara lain butiran pati, fragmen serat, parenkim, sel minyak dan pembuluh kayu. Hasil dapat dilihat pada Lampiran 4 halaman 43.

Hasil pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia jahe merah (Zingiber officinale Rosc. var. Rubrum) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia jahe merah

No. Parameter

Penetapan kadar abu total dilakukan untuk mengetahui jumlah mineral yang terdapat pada sampel, selain itu kadar abu juga bertujuan untuk mengetahui pengotoran dari pasir atau tanah. Kadar abu total yang diperoleh adalah 4,86%, semakin rendah kadar abu maka mutu simplisia semakin bagus.

Penetapan kadar abu tidak larut dalam asam dilakukan untuk mengetahui jumlah mineral yang tidak larut dalam asam, seperti silikat. Kadar abu tidak larut asam yang diperoleh adalah 0,70%.

Hasil pemeriksan kadar sari yang larut dalam air adalah 13,20%.

Penetapan kadar sari larut air dilakukan untuk mengetahui jumlah senyawa yang bersifat polar yang dapat tersari dalam pelarut air. Kadar sari yang larut dalam etanol 13,41%, penetapan kadar sari larut etanol dilakukan untuk mengetahui jumlah senyawa yang bersifat polar maupun non polar yang dapat tersari dalam pelarut etanol.

Penentuan kadar air sangat penting untuk dilakukan karena kadar air yang berlebih akan mempercepat pertumbuhan mikroorganisme dan hidrolisis senyawa kimia. Hasil yang diperoleh dari penetapan kadar air yaitu 7,99%.

Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia diatas memenuhi persyaratan monografi yang tertera pada Materia Medika Indonesia. Pemeriksaan karakterisasi simplisia diperlukan untuk tujuan standarisasi agar mutu simplisia yang akan dijadikan ekstrak menjadi terjamin.

Hasil skrining fitokimia serbuk simplisiajahe merah (Zingiber officinale Rosc. var. Rubrum) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia jahe merah No. Golongan Senyawa Hasil

1 Alkaloida -

8 Triterpenoida/ Steroida +

4.4 Hasil Ekstraksi Rimpang Jahe Merah

Ekstrak kental jahe merah diperoleh sebanyak 204,4 g dengan persen rendemen 13,62%. Ekstrak ini digunakan sebagai bahan formulasi sediaan tablet.

4.5 Hasil Uji Preformulasi

Tabel 4.3 Hasil uji preformulasi dari 5 formula tablet effervescent

Formula Sudut Diam (°) Waktu Alir (detik) Indeks Tap (%)

Berdasarkan hasil yang tercantum pada tabel diatas, hasil uji preformulasi dari kelima formula sediaan yaitu uji sudut diam (°), uji waktu alir (detik) dan uji indeks tap (%) memenuhi persyaratan.

Uji sudut diam dari kelima formula tersebut memenuhi persyaratan seperti terlihat pada Gambar 4.1 dimana Banker dan Anderson (1994) menyatakan nilai sudut diam granul berkisar antara 20° sampai 40°, dengan nilai yang rendah menunjukkan sifat karakterisasi waktu alir yang lebih baik.

Gambar 4.1 Histogram uji sudut diam granul

Waktu alir dari kelima formula masih memenuhi persyaratan waktu alir.

Persyaratan waktu alir menurut Voigt (1995) yaitu tidak lebih dari 10 detik.

Gambar 4.2 Histogram uji waktu alir granul

Indeks tap yang dihasilkan masih memenuhi persyaratan seperti yang tertera pada Gambar 4.3 yaitu lebih kecil dari 20% (Voight, 1995). Semakin kecil nilai indeks tap granul maka volume pemampatan akan semakin besar.

F 1 F 2 F 3 F 4 F 5

F 1 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 25%

F 2 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 30%

F 3 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 35%

F 4 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 40%

F 5 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 45%

F 1 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 25%

F 2 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 30%

F 3 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 35%

F 4 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 40%

F 5 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 45%

Gambar 4.3 Histogram uji indeks tap granul

4.6 Hasil Evaluasi Tablet Effervescent

Evaluasi sediaan tablet yang dilakukan yaitu uji keseragaman bobot, uji kekerasan tablet, uji friabilitas tablet dan uji waktu larut tablet.

Hasil evaluasi keseragaman bobot tablet dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Keseragaman bobot merupakan salah satu faktor yang menentukan keseragaman zat aktif dalam tablet. Keseragaman bobot kelima formula memenuhi persyaratan keseragaman bobot menurut Farmakope Indonesia Edisi III (1979), yaitu tidak lebih dua tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata dari harga yang ditetapkan pada kolom A dan tidak satu tablet yang menyimpang dari bobot yang ditetapkan pada kolom B. Dimana nilai A=5% dan B=10%.

Tabel 4.4 Hasil keseragaman bobot

Keterangan F1 F2 F3 F4 F5

Bobot rata-rata (mg) 3183 3097 3120 3110 3130

A (%) 2,95 4,81 3,88 4,92 1,91

B (%) 2,95 3,21 3,88 4,12 1,12

Tabel 4.5 Hasil evaluasi waktu larut, kekerasan dan friabilitas

Formula Keterangan Uji

Waktu Larut (menit) Kekerasan (kg) Friabilitas (%)

F1 2,21 1,35 0,41

F 1 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 25%

F 2 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 30%

F 3 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 35%

F 4 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 40%

F 5 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 45%

Waktu larut tablet effervescent yaitu tidak lebih dari 5 menit (Dewi, Iskandarsyah, 2014). Hal ini menunjukkan bahwa formula 1-5 masih memenuhi syarat waktu larut yang ditentukan.

Gambar 4.4 Histogram uji waktu larut

Kekerasan dari kelima formula tidak memenuhi syarat. Menurut (Parrot, 1971) persyaratan yang ditetapkan untuk kekerasan tablet yaitu 4-8 kg. Hal tersebut disebabkan oleh bahan pengikat yang digunakan kurang bagus.

Turunnya kekerasan tablet seiring dengan kenaikan penyetelan tekanan pada mesin tablet (yang biasanya menaikkan kekerasan) merupakan petunjuk gagalnya sistem ikatan pada tekanan itu. Masalah kurangnya ikatan (dibuktikan oleh laminasi atau kaping pada tablet) dan lubrikan yang tidak cukup (dibuktikan permukaan tablet sumbing dan melekat pada dinding lubang kempa), karena tablet effervescent mempunyai diameter besar laminasi dan kaping dapat dideteksi

secara mudah dengan mematahkan tablet diantara ibu jari, telunjuk dan jari tengah sepanjang diameter permukaan bundar tablet (Siregar, 2010).

Garam-garam effervescent biasanya diolah dari suatu kombinasi asam sitrat dan asam tartrat daripada hanya satu macam asam saja, karena penggunaan bahan asam tunggal saja akan menimbulkan kesukaran. Asam tartrat sebagai asam

F 1 F 2 F 3 F 4 F 5

F 1 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 25%

F 2 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 30%

F 3 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 35%

F 4 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 40%

F 5 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 45%

tunggal, granul yang dihasilkan akan mudah kehilangan kekuatannya dan akan menggumpal. Asam sitrat saja sebagai asam tunggal akan menghasilkan campuran yang lekat dan sukar menjadi granul (Ansel, 2005).

Gambar 4.5 Histogram uji kekerasan

Friabilitas formula 1 sampai formula 5 memenuhi persyaratan dimana syarat friabilitas <1%. Menurut Banker G.S dan Anderson N.R (1994) menyatakan bahwa kekerasan tablet bukanlah indikator yang absolut dari kekuatan tablet, karena itu cara lain untuk mengukur kekuatan tablet, yaitu friabilitas.

Gambar 4.6 Histogram uji friabilitas

Hasil uji evaluasi tablet keseluruhan yang paling optimal adalah formula F3 dengan jumlah asam tartrat dan natrium bikarbonat sebanyak 35% dengan waktu larut 2,09 menit dan friabilitas 0,21%.

F 1 F 2 F 3 F 4 F 5

F 1 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 25%

F 2 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 30%

F 3 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 35%

F 4 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 40%

F 5 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 45%

F 1 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 25%

F 2 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 30%

F 3 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 35%

F 4 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 40%

F 5 = Jumlah asam tartrat dengan natrium bikarbonat sebanyak 45%

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak jahe merah dapat dibuat menjadi sediaan tablet effervescent dengan variasi sumber asam (asam tartrat) dengan sumber basa (natrium bikarbonat).

2. Formula F3 dengan jumlah asam tartrat dan natrium bikarbonat sebanyak 35% memberikan hasil evaluasi fisik tablet effervescent yang paling baik, yaitu dengan dengan waktu larut 2,09 menit dan friabilitas 0,21%.

5.2 Saran

1. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melanjutkan studi tentang tablet effervescent ekstrak jahe merah dengan menggunakan jenis bahan pengikat yang lain seperti Polivinilpirolidon (PVP) untuk meningkatkan nilai kekerasan tablet.

2. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menggunakan semua zat tambahan yang larut dalam air supaya menghasilkan larutan effervescent yang jernih.

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H.C. (2005). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat. Jakarta:

UI-Press. Halaman 244.

Arini, Henni, Dwi, Lannie, dan Hadisoegwinyo. (2012). Optimasi Formula Tablet Effervescent Ekstrak Rimpang Jahe (Zingiber officinale R). Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas. Vol. 9 No.2. Halaman 75-76.

Banker, G.S., dan Anderson, N.R. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri.

Edisi III Jilid II. Jakarta: UI Press. Halaman 643.

Depkes RI. (1979). Materia Medika Indonesia. Jilid III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 67, 155.

Depkes RI. (1989). Materia Medika Indonesia. Jilid V. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Halaman 194-197, 516-518, 522, 536, 540, 549-553.

Dekpes RI. (1995). Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Halaman 247-251, 321-325.

Dewi, Rosmala., Iskandarsyah dan Devi Oktarina. (2014). Tablet Effervescent Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa blimbi L.) Dengan Variasi Kadar Pemanis Aspartam. Pharm Sci Res. Vol. 1 No. 2. Halaman 120, 127, 130.

Ditjen POM RI. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 6-7.

Ditjen POM RI. (1994). Kodifikasi Peraturan Perundang-Undangan Obat Tradisional. Jilid I. Jakarta: Bakti Husada. Halaman 104, 112.

Ditjen POM RI. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.

Cetakan Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 3, 5, 10-11, 17.

Ditjen POM RI. (2010). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 5, 1086.

Farnsworth, N. R. (1966). Biological and Phytochemical Screening of Plants, Journal of Pharmaceutical Sciences. Volume 55. Number 3. Chicago:

Reheis Chemical Company. Halaman 263-264.

Harbone, J. B. (1987). Phytochemical Method. Terbitan Kedua. Penerjemah:

Kosasih Padmawinata. Bandung: Penerbit ITB Press. Halaman 147.

Hernani, M., dan Winarti, C. (2011). Kandungan Bahan Aktif Jahe dan Pemanfaatannya dalam Bidang Kesehatan. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Halaman 27.

Kartikasari, Diah, S., Yosi, B., Murti dan Mufrod. (2015). Formulasi Tablet Effervescent Ekstrak Rimpang Jahe Emprit (Zingiber officinale Rosc.).

Traditional Medicine Journal. Vol. 20 (2). Halaman 122.

Lachman, L., dan Lieberman, H.A. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri.

Edisi Ketiga. Penerjemah: Siti Suyatmi. Jakarta: UI-Press. Halaman 186.

Lantera. (2002). Khasiat dan Manfaat Jahe Merah Si Rimpang Ajaib. Jakarta:

Agromedia. Halaman 4-5.

Miftahudin. (2011). Jahe (Zingiber officinale Rosc). Bogor: Kementrian Pertanian. Halaman 1-5.

Mohrle, R. (1989). Pharmaceutical Dosage Forms Tablets. Second Edition. New York: Marcel Dekker Inc. Halaman 225, 255.

Panjaitan, Hidayat., dan Rodame, M.N. (2015). Kitab Tumbuhan Obat. Jakarta:

Penerbit Swadaya Grup. Halaman 2, 7.

Parrot, L. (1971). Pharmaceutical Technology Fundamental pharmaceutics. Edisi III. United State of America: Burges Publishing Company. Halaman 82.

Pujihandayani dan Yuni. (2010). Formulasi Tablet Effervescent Ekstrak jahe merah (Zingiber Officinale Rosc) Dengan Kombinasi Asam Fumarat Dan Asam Sitrat Dengan Natrium Karbonat. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Halaman 1-2, 4, 8-9.

Raymond, C., Rowe, dan Paul, J. (2005). Handbook of Pharmaceutical Excipients. Fifth Edition. Chicago: Pharmaceutical Press and American Pharmacist Association. Halaman 228, 545.

Rismunandar. (1988). Rempah-Rempah Komoditi Ekspor Indonesia. Bandung:

Sinar Baru. Halaman 85-87.

Siregar, C. J. P., dan wikarsa, S. (2010). Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis. Cetakan II. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman 1-2, 8, 416-418.

Suharmiati, Nur., Lestari, R., Anjani, dan Putri. (2015). Cara Benar Meracik Obat Tradisional. Jakarta: Agromedia Pustaka. Halaman 2.

Voigt, R. (1995). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Cetakan II. Penerjemah:

Soedani Noerono, Yogyakarta: UGM-Press. Halaman 159.

Wehling, F. (2004). Effervescent Composition Including Stevia. Amerilab Technologies Inc. Halaman 3.

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 2. Gambar Rimpang dan Tanaman Jahe Merah

A

B

Keterangan: A = Gambar rimpang jahe merah B = Gambar tanaman jahe merah

Lampiran 3. Gambar Simplisia Jahe Merah

A

B

Keterangan: A= Simplisia Jahe Merah

B= Serbuk Simplisia Jahe Merah

Lampiran 4. Gambar Mikroskopik Simplisia

Mikroskopik serbuk rimpang jahe merah pada media akuades dengan perbesaran 10 x 40.

Keterangan:

1. Butir pati 2. Lamela 3. Hilus

Mikroskopik penampang melintang rimpang jahe merah pada media kloralhidrat dengan perbesaran 10 x 40.

Keterangan:

1. Serat 2. Parenkim 3. Tetes minyak 4. Pembuluh kayu

1 2 3

1 2 3

4

Lampiran 5. Gambar Sediaan Tablet

A B

C D

E

Keterangan: A = Tablet Formula F1 B = Tablet Formula F2 C = Tablet Formula F3 D = Tablet Formula F4 E = Tablet Formula F5

Lampiran 6. Perhitungan % rendemen ekstrak jahe merah

Berat simplisia awal = 1500 gram Berat ekstrak kental = 204,4 gram

% Rendemen ekstrak jahe merah = 204,4

1500

x

100% = 13,6%

% Rendemen ekstrak jahe merah = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙 x 100%

% Kadar abu total = berat abu (g)

berat simplisia (g) x 100%

Lampiran 7. Perhitungan hasil karakterisasi simplisia jahe merah 1. Perhitungan penetapan kadar abu total simplisia jahe merah

NO Berat Sampel (g) Berat Abu (g) Kadar Abu (%) 1

2 3

2,0004 2,0002 2,0007

0,0960 0,1014 0,0947

4,79 5,06 4,73

Kadar abu I = 0,0960 g

2,0004 g

x

100% = 4,79%

Kadar abu II = 0,1014 g

2,0002 g

x

100% = 5,06%

Kadar abu III = 0,0947 g

2,0007 g

x

100% = 4,73%

Kadar abu rata-rata = 4,79%+5,06%+4,73%

3 = 4,86%

Kadar air = volume air (ml)

berat sampel (g) x 100%

Lampiran 7 (Lanjutan)

2. Perhitungan penetapan kadar air

Sampel 1

Berat sampel = 5,0031 g Volume air = 0,4 ml

Kadar air = 0,4

5,0031

x

100%

= 7,99 % Sampel2

Berat sampel = 5,0009 g Volume air = 0,4 ml

Kadar air = 5,00090,4

x

100%

= 7,99 % Sampel 3

Berat sampel = 5,0010 g Volume air = 0,4 ml

Kadar air = 0,4

5,0010

x

100%

= 7,99%

Kadar air rata – rata = 7,99%+7,99%+7,99%

3 = 7,99%

Lampiran 7(Lanjutan)

3. Perhitungan penetapan kadar sari yang larut dalam air

Kadar sari larut dalam air = berat simplisiaberat sari x 100

20 x 100%

Kadar sari larut dalam air I

Berat sampel = 5,0008 g Kadar sari larut dalam air II

Berat sampel = 5,0009 g Kadar sari larut dalam air III

Berat sampel = 5,0008 g

Kadar sari larut dalam air rata - rata = 7,32%+24,96%+7,32%

3

= 13,20 %

Lampiran 7 (Lanjutan)

4. Perhitungan penetapan kadar sari yang larut dalam etanol

Kadar sari larut dalam etanol I

Berat Sampel

=

5,0006 g

Berat sari

=

0,1288 g

Kadar sari larut dalam etanol

=

0,1288

5,0006

x

100

20

x

100%

=

12,88%

Kadar sari larut dalam etanol II

Berat Sampel

=

5,0008 g

Berat sari

=

0,1448 g

Kadar sari larut dalam etanol

=

0.1448

5,0008

x

100

20

x

100%

=

14,47%

Kadar sari larut dalam etanol III

Berat Sampel

=

5,0006g

Berat sari

=

0,1288 g

Kadar sari larut dalam etanol

=

0,1288

5,0006

x

100

20

x

100%

=

12,88%

Kadar sari larut dalam etanol rata-rata

=

12,88%+14,47%+12,88%

3

=

13,41 %

Kadar sari larut dalam etanol 100%

Lampiran 7 (Lanjutan)

5. Perhitungan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam

Sampel I

Berat simplisia

=

2,0004 g

Berat abu

=

0,0135g

Kadar abu larut asam

=

0,0135

2,0004

x

100%

=

0,67%

Sampel II

Berat simplisia

=

2,0009 g

Berat abu

=

0,0156g

Kadar abu larut asam

=

0,0156

2,0009

x

100%

=

0,77%

Sampel III

Berat simplisia

=

2,0004 g

Berat abu

=

0,0135g

Kadar abu larut asam

=

0,0135

2,0004

x

100%

=

0,67%

Kadar abu tidak larut asam rata-rata

=

0,67%+0,77%+0,67%

3

=

0,70%

Kadar abu tidak larut dalam asam 100%

Lampiran 8. Perhitungan pembuatan sediaan tablet Formula sediaan tablet

R/ Ekstrak kering jahe merah 300 mg

Vitamin C 3,3%

Asam tartrat x %

Natrium bikarbonat y %

Dekstrin 1%

PEG 6000 2%

Laktosa ad 3000 mg

m.f tab dtd No.L

Rencana Kerja

Berat 1 tablet = 3000 mg Berat 50 tablet = 3000 mg x 50 = 150 g

Diameter tablet = 20 mm

Metode = Granulasi basah

I. Perhitungan bahan

1. Mucilago Amili 10%

Misalnya mucilago terpakai 30% maka = 30/100 x 150 g = 45 g Amilum manihot 10% = 10/100 x 45 g = 4,5 g

Air = 45 − 4,5 = 40,5 ml

2. Ekstrak jahe merah = 300 mg x 50 = 15 g 3. Asam dan basa

BM asam tartrat = 150,09 Ekivalensi asam tartrat = 2 BM NaHCO3 = 84,01 Ekivalensi NaHCO3 = 1 Bobot ekivalen = 150,09/ 2 + 84,01/ 1

= 75,045 + 84,01

= 159,055

a. Formula F1 (25%) = 25/100 x 3000 mg = 750 mg

Berat/ mol ekivalensi = 750 mg/ 159,055 = 4,715 mg/mol ekivalensi Berat as. tartrat = 75,045x 4,715 =353,837 mg

Berat NaHCO3 = 84,01x 4,715 = 396,107mg b. Formula F2 (30%) = 30/100 x 3000 mg = 900 mg

Berat/ mol ekivalensi = 900 mg/ 159,055 = 5,658 mg/mol ekivalensi Berat as. tartrat = 75,045 x 5,658 = 424,605 mg

Berat NaHCO3 = 84,01 x 5,658 = 475,328 mg c. Formula F3 (35%) = 35/100 x 3000 mg = 1050 mg

Berat/ mol ekivalensi = 1050 mg/ 159,055 = 6,601 mg/mol ekivalensi Berat as. tartrat = 75,045 x 6,601 = 495,372 mg

Berat NaHCO3 = 84,01 x 6,601 = 554,550 mg d. Formula F4 (40%) = 40/100 x 3000 mg = 1200 mg

Berat/mol ekivalensi = 1200 mg/159,055 = 7,544 mg/mol ekivalensi Berat as. tartrat = 75,045 x 7,544 = 566,139 mg

Berat NaHCO3 = 84,01x 7,544 = 633,771 mg e. Formula F5 (45%) = 45/100 x 3000 mg = 1350 mg

Berat/mol ekivalensi =1350 mg/159,055 = 8,487 mg/mol ekivalensi Berat as. tartrat = 75,045 x 8,487 = 636,906 mg

Berat NaHCO3 = 84,01x 8,487 = 712,992 mg 4. Vitamin C = 100 x 50 = 5 g

5. Dekstrin = 30 x 50 = 1,5 g 6. PEG 6000 = 60 x 50 = 3 g

7. Laktosa

Formula F1 = 1465 x 50 =73,25 g Formula F2 = 1277 x 50 = 63,85 g Formula F3 = 1090 x 50 = 54,50 g Formula F4 = 1425 x 50 = 71,25 g Formula F5 = 1257 x 50 = 62,85 g

Lampiran 9. Dokumentasi penelitian

A B

C D

Keterangan: A = Alat pencetak tablet

B = Alat uji waktu alir dan sudut diam C = Alat uji kerenyahan tablet

D = Alat uji kekerasan tablet

Dokumen terkait