• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Evaluasi Mutu Fisik Sediaan Gel Sampo Antiketombe Minyak Atsiri Lemon Lemon

4.3.2 Uji daya busa dan uji waktu retensi busa

Gambar 4.2 Hasil uji homogenitas sediaan gel sampo antiketombe minyak atsiri lemon. F1. Formula dengan konsentrasi minyak atsiri 12,5%; F2.Formula dengan

konsentrasi minyak atsiri 15%; F3. Formula dengan konsentrasi minyak atsiri 17,5%.

Berdasarkan Gambar 4.2 terlihat bahwa sediaan gel sampo antiketombe minyak atsiri lemon menunjukkan susunan yang homogen dimana tidak terlihat butiran kasar pada kepingan kaca, sehingga sediaan memenuhi persyaratan homogenitas. (Depkes RI, 1979)

4.3.2 Uji daya busa dan uji waktu retensi busa

Hasil uji daya busa dan uji waktu retensi busa gel sampo antiketombe minyak atsiri lemon dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.

Tabel 4.2 Data pemeriksaan daya pembusa gel sampo antiketombe minyak atsiri Lemon

No. Sediaan Ketinggian busa (mm)

1. F1 140

2. F2 150

12,5

%

17,5

% 15 %

Tabel 4.3 Data pemeriksaan waktu retensi busa gel sampo antiketombe minyak

F1 : Formula dengan konsentrasi minyak atsiri 12,5%

F2 : Formula dengan konsentrasi minyak atsiri 15%

F3 : Formula dengan konsentrasi minyak atsiri 17,5%

Berdasarkan Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 diperoleh hasil bahwa setiap konsentrasi minyak atsiri lemon dalam sediaan gel sampo antiketombe menghasilkan busa.

Busa paling tinggi terdapat pada formula 17,5%. Parameter tinggi busa sangat tergantung pada surfaktan yang digunakan, kesadahan air, suhu ruangan saat pengukuran, waktu pendiaman dan konsentrasi hidroksi propil metil selulosa dalam formula sampo, yang juga berfungsi sebagi penstabil busa.

Pengamatan tinggi busa dilakukan segera setelah sepuluh kali pengocokan larutan uji sediaan gel sampo antiketombe minyak atsiri lemon dan empat menit dengan interval waktu satu menit setelah pengocokan untuk melihat kestabilan busa yang terbentuk. Hasil pengukuran tinggi busa mencerminkan kemampuan suatu deterjen untuk menghasilkan busa. Tinggi busa tidak menunjukkan kemampuan dalam membersihkan, sehingga tidak ada syarat tinggi busa minimum atau maksimum untuk sediaan sampo. Hal ini lebih terkait pada persepsi psikologis dan estetika yang disukai oleh konsumen (Kartiningsih, 2008).

Mekanisme pembentukan busa dimulai ketika gelembung gas masuk ke dalam larutan surfaktan. Kemudian surfaktan akan terabsorpsi pada antarmuka gas/cairan dan terbentuk gelembung gas yang terbungkus oleh lapisan film atau

disebut busa. Busa ini akan cenderung naik ke permukaan karena berat jenis gas lebih kecil daripada air. Namun pada permukaan cairan juga terdapat surfaktan yang duduk pada lapisan batas air dan udara. Sehingga busa yang terbentuk tidak bisa lepas keluar ke udara, melainkan tetap tertahan pada batas permukaan cairan.

Jika busa-busa di permukaan semakin banyak maka mereka akan saling mendekat, sehingga akhirnya dapat kontak satu sama lain atau bahkan saling bergabung membentuk busa yang lebih besar (Exerowa, 1998)

4.3.3 Uji waktu membasahi

Hasil waktu uji membasahi rambut menggunakan sampo gel antiketombe minyak atsiri lemon dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Data pemeriksaan waktu membasahi gel sampo antiketombe minyak atsiri lemon

No. Sediaan Daya pembasah

1. F1 21,40 detik

2. F2 23,25 detik

3. F3 25,30 detik

Keterangan:

F1 : Formula dengan konsentrasi minyak atsiri 12,5%

F2 : Formula dengan konsentrasi minyak atsiri 15%

F3 : Formula dengan konsentrasi minyak atsiri 17,5%

Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh waktu membasahi yang tidak jauh berbeda pada setiap konsentrasi minyak atsiri lemon dalam sediaan gel sampo antiketombe. Hal ini disebabkan karena jumlah surfaktan yang digunakan sama pada semua formula. Metode yang digunakan adalah cakram kanvas, metode ini merupakan tes yang cepat, efisien dan juga dapat diandalkan untuk mengevaluasi merupakan tes yang cepat, kemampuan membasahi dari sampo ( Khan dan Badi,

2014).

Larutan surfaktan menurunkan sudut kontak antara permukaan cairan pembasah dan memindahkan fase udara pada permukaan dan menggantikannya dengan suatu fase cair. Molekul-molekul di udara di sekitar rambut akan tergantikan oleh larutan detergen sehingga tegangan antarmuka rambut dan larutan detergen menjadi turun dan rambut mudah dibasahi (Khan dan Badi, 2014) 4.3.4 Uji daya pembersih

Hasil uji daya pembersih gel sampo antiketombe minyak atsiri lemon dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5 Data pemeriksaan daya pembersih gel sampo minyak atsiri lemon No. Sediaan Rata-rata kotoran yang dapat dihilangkan

1. F1 33% ± 0,015

2. F2 33.3% ± 0,007

3. F3 33,5% ± 0,003

Keterangan:

F1 : Formula dengan konsentrasi minyak atsiri 12,5%

F2 : Formula dengan konsentrasi minyak atsiri 15%

F3 : Formula dengan konsentrasi minyak atsiri 17,5%

Berdasarkan tabel 4.5 diproleh daya pembersih yang tidak jauh berbeda dari ketiga konsentrasi minyak atsiri lemon dalam sediaan gel sampo antiketombe karena penggunaan jumlah surfaktan yang sama pada semua formula. Gel sampo dapat menghilangkan kotoran disebabkan oleh adanya surfaktan. Meskipun pembersihan kotoran dan penghilangan sebum adalah tujuan utama sampo, uji evaluasi daya pembersih untuk sampo tidak ada suatu standar yang harus dipenuhi dalam hal kotoran, proses produksi kotoran atau jumlah ideal kotoran yang harus dihilangkan oleh sampo (Khan dan Badi, 2014).

Surfaktan pada sampo akan menurunkan tegangan antarmuka antara kotoran

dengan permukaan rambut dan kulit kepala. Bagian polar dari surfaktan akan berinteraksi dengan air pada rambut dan kulit kepala, sedangkan bagian non polar akan berinteraksi dengan kotoran yang biasanya berupa lemak. Surfaktan tersebut akan menyusun diri membentuk misel dengan kotoran terjebak di bagian dalamnya. Bagian luar misel yang merupakan gugus polar mudah berinteraksi dengan air, sehingga saat pembilasan misel tersebut akan terbawa oleh air dan kotoran juga akan ikut terbawa (Mitsui, 1997 dan Rieger, 2000).

4.3.5 Penetuan pH

Hasil penetuan pH sediaan gel sampo antiketombe minyak atsiri lemon dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Data penentuan pH gel sampo antiketombe minyak atsiri lemon No. Sediaan Hari

F1 : Formula dengan konsentrasi minyak atsiri 12,5%

F2 : Formula dengan konsentrasi minyak atsiri 15%

F3 : Formula dengan konsentrasi minyak atsiri 17,5 %

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan nilai pH yang sedikit berbeda pada setiap formula gel sampo antiketombe minyak atsiri lemon, tetapi pH tetap stabil selama penyimpanan selama 28 hari pada suhu kamar. Hal ini disebabkan semakin tinggi konsentrasi minyak atsiri lemon nilai pH semakin menurun, hal ini dapat terjadi karena minyak atsiri lemon merupakan asam lemah. Namun nilai pH masih dapat diterima sesuai dengan syarat sediaan sampo. Menurut Standar Nasional Indonesia (1992), persyaratan pH sampo yang baik yaitu 5,0-9,0.

17,5% masih memenuhi standart Nasional Indonesia. Pengukuran pH gel sampo minyak atsiri lemon bertujuan untuk melihat keamanan sediaan agar tidak mengiritasi kulit ketika digunakan (Fahrizal dan Widyastuti, 2014).

Rambut yang terkena larutan asam pH 1 akan menyusut sedemikian rupa sehingga hancur. Sebaliknya, rambut yang terkena larutan basa pH 14 akan mengembang sedemikian rupa sehingga juga menjadi hancur. Oleh sebab itu hanya derajat keasaman dan kebasaan antara pH 5,0-9,0 yang aman digunakan untuk rambut dan kulit kepala. (Lubis,dkk. 2019).

4.3.6 Penentuan viskositas

Hasil uji viskositas sediaan gel sampo antiketombe minyak atsiri lemon dapat dilihat padaTabel 4.7

Tabel 4.7 Data penentuan viskositas gel sampo antiketombe minyak atsiri lemon No. Sediaan Hari

F1 : Formula dengan konsentrasi minyak atsiri 12,5%

F2 : Formula dengan konsentrasi minyak atsiri 15%

F3 : Formula dengan konsentrasi minyak atsiri 17,5%

Berdasarkan table 4.7 menunjukkan bahawa adanya perbedaaan konsentrasi gel sampo minyak atsiri lemon terhadap nilai viskositas. Semakin tinggi konsentrasi sampo gel minyak atsiri lemon, maka nilai viskositas juga semakin tinggi. Viskositas dari ketiga formula sediaan gel sampo yang minyak atsiri lemon sedikit menurun selama penyimpanan 28 hari pada suhu kamar. Viskositas merupakan suatu pernyataan tahanan untuk mengalir dari suatu sistem sehingga semakin kental suatu cairan maka semakin besar kekuatan yang diperlukan oleh

cairan tersebut untuk mengalir ( Martin dkk,1983) 4.3.7 Uji stabilitas fisik

Hasil uji stabilitas fisik gel sampo minyak atsiri lemon dapat dilihat padaTabel 4.8.

Tabel 4.8 Data uji stabilitas fisik gel sampo antiketombe minyak atsiri lemon

Pemeriksaan Sediaan Bulan ke-1 Bulan

ke-2

F1 : Formula dengan konsentrasi minyak atsiri 12,5%

F2 : Formula dengan konsentrasi minyak atsiri 15%

F3 : Formula dengan konsentrasi minyak atsiri 17,5%

g : gel p : Putih

al : Aroma lemon

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat terlihat bahwa uji stabilitas minyak atsiri lemon dilakukan dengan penyimpanan selama 3 bulan pada suhu kamar dan diperoleh hasil yang stabil, karena tidak terdapat perubahan pada warna, bau dan bentuk dari sediaan. Sediaan memiliki wangi dan aroma khas lemon disebabkan terdapatnya senyawa terpen pada wangi

minyak atsiri lemon. (Ketaren,1986)

Uji stabilitas fisik dilakukan untuk menjamin sediaan memiliki sifat yang sama setelah sediaan dibuat dan masih memenuhi parameter kriteria selama penyimpanan. Ketidakstabilan fisika dari sediaan gel ditandai dengan adanya

pemucatan warna atau munculnya warna, timbul bau, perubahan, atau pemisahan fase, sineresis, perubahan konsistensi, terbentuknya gas dan perubahan fisik lainnya. Untuk memperoleh nilai kestabilan suatu sediaan farmasetika atau kosmetik dalam waktu yang singkat, maka dapat dilakukan dengan uji stabilitas dipercepat. Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi optimum gel dan stabilitas fisiknya pada waktu sesingkat mungkin dengan cara menyimpan sampel pada kondisi yang dirancang untuk mempercepat terjadinya perubahan yang biasanya terjadi pada kondisi normal. Jika hasil pengujian suatu sediaan pada uji dipercepat selama 3 bulan diperoleh hasil yang stabil, maka sediaan tersebut stabil pada penyimpanan suhu kamar selama setahun. ( Sayuti,2015)

4.4 Uji Aktivitas Antijamur Gel Sampo Antketombe Minyak Atsiri lemon

Dokumen terkait