07.30 - 08.30 1671 08.30 - 09.30 1419 12.00 - 13.00 625 13.00 - 14.00 766 1700 - 18.00 870 18.00 - 19.00 1038
Dari tabel diatas, didapat bahwa :
a. Pada ruas jalan titik pengamatan, volume lalulintas yang tertinggi sebesar 1671 smp terjadi pada pukul 07.30 – 08.30 WTL.
Besarnya volume lalulintas diatas kemudian digunakan dalam perhitungan derajat kejenuhan jalan (V/C rasio).
Gambar 4.2 : Grafik waktu Volume Kendaraan (smp/jam)
0 500 1000 1500 2000 07.30 -08.30 08.30 -09.30 12.00 -13.00 13.00 -14.00 1700 -18.00 18.00 -19.00 1671 1419 625 766 870 1038
Waktu Volume kendaraan (smp/jam)
07.30 - 08.30 08.30 - 09.30 12.00 - 13.00 13.00 - 14.00 1700 - 18.00 18.00 - 19.00
0 500 1000 1500 2000 998 1671 711 Titik 1 Volume (SMP) 1700 -18.00 Titik 2 Volume (SMP) 07.30 - 08.30
Dengan memperhatikan hasil traffic counting dapat diketahui waktu jam puncak pada ruas Jalan. Dari hasil perhitungan jumlah kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut dapat diperoleh rata-rata jam puncak volume lalulintas yang terjadi yaitu pada jam 07.30 – 08.30. Dari hasil traffic counting jumlah pergerakan yang menuju ke areal pendidikan, perkantoran lebih banyak dibandingkan yang arus menerus. Hal ini dimungkinkan terjadi karena dimulainya berbagai aktivitas di pagi hari diruas jalan tersebut disamping adanya arus menerus berupa angkutan umum dan pribadi sehingga menyebabkan terjadinya akumulasi pergerakan pada jam-jam sibuk.
Gambar 4.3 : Grafik Volume kendaraan (V Ratio)
Dari hasil grafik diatas bahwa dapat diperoleh harian rata – rata pada jam puncak volume lalu lintas yang terjadi pada jam 17.00 – 18.00 dan dapat nilai
yang tertinggi pada titik 2 adalah 1671 (smp).
4.5 Analisis Kapasitas Jalan di Ruas Jalan Becora
Identifikasi kapasitas jalan di ruas Jalan di Becora dimaksudkan untuk mengetahui kondisi eksisting jalan berkaitan dengan kemampuan jalan dalam menampung beban jalan. Kapasitas jalan adalah arus maksimum yang dapat dipertahankan per satuan jam yang melewati suatu titik di jalan dalam kondisi
geometri, lingkungan dan komposisi lalulintas) yang dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp/jam).
Kapasitas jalan didefinisikan sebagai arus maksimal yang dapat dipertahankan per satuan jam yang melewati suatu titik di jalan dalam kondisi yang ada. Perhitungan kapasitas jalan ini didasarkan pada perhitungan yang disesuaikan dengan perhitungan menurut MKJI. Perhitungan kapasitas ruas jalan dilakukan dengan menggunakan MKJI untuk daerah perkotaan dengan formula sebagai berikut :
C = Co . FCw . FCsp . FCsf . FCcs (smp/jam)
Berdasarkan data kondisi geometrik dan kondisi lingkungan jalan di kawasan studi maka dapat dilihat nilai nilai Co, FCw,FCsp, FCsf, FCcs sebagai berikut:
a. Kapasitas Dasar (Co)
Kapasitas dasar yang diperoleh ditentukan berdasarkan jumlah lajur dan jalur jalan yang ada di kawasan studi. Jalan Becora berupa dua lajur tak terbagi dua
arah Co = 2900 smp/jam. b. Lebar Jalur Jalan (FCw)
Lebar efektif jalur jalan di kawasan studi adalah 7,75 m 2 jalur tanpa pembatas median FCw =0,87
c. Faktor koreksi Kapasitas akibat pembagi arah (FCsp) 2 lajur 2 arah tanpa pembatas median pembagi arah 50-50 FCsp = 1,00
d. Hambatan Samping (FCsf)
Hambatan samping sangat tinggi dan lebar bahu jalan efektif < 0,5 m FCsf = 0,90
e. Faktor Koreksi Kapasitas akibat ukuran kota (FCcs)
Kota Dili termasuk golongan kota kecil dengan jumlah penduduk sekitar 137.879 jiwa FCcs = 0,94 (jumlah penduduk kota Dili 0,5-1,0 juta)
Untuk nilai C rasio pada ruas Jalan Becora dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut :
C = Co . FCw . FCsp . FCsf . FCcs (smp/jam) C = 2134,458 smp/jam.
Untuk hasil perhitungan kecepatan kendaraan berdasarkan MKJI 1997 adalah sebagai berikut :
1. Kecepatan Arus Bebas Kendaraan ringan FV = (Fvo + Fvw ) x FFVsf x Ffvcs FV = 35,06 km/jam
Kecepatan sesungguhnya kendaraan ringan = 35,06 km/jam
2. Waktu tempuh rata-rata (TT) TT = L / V
TT = 0,0106959 jam TT = 0,00106725 menit
4. Derajat Kejenuhan (DS)
Nilai arus lalu lintas maksimum total arah untuk Ruas Jalan Becora Berdasarkan hasil perhitungan volume lalulintas pada jam puncak di kawasan studi pada ruas jalan Becora Vmak = 1671 smp/jam.
Dengan mengetahui volume dan kapasitas ruas jalan dapat diketahui tingkat pelayanan ruas Jalan Becora dengan perhitungan sebagai berikut:
Maka besarnya derajat kejenuhan (DS) adalah : Titik (pengamatan) : DS = C V = 2134,458 1671 = 0,78
Dari data diatas di ruas jalan di Becora Dili Timor Leste, titik (pos) 2 nilai DS > 0,78. Jika nilai DS < 0,75, maka jalan tersebut masih layak, tetapi jika DS > 0,75 maka diperlukan penanganan pada jalan tersebut untuk mengurangi kepadatan atau kemacetan.
Kemacetan lalu lintas pada suatu ruas jalan disebabkan oleh volume lalu lintas yang melebihi kapasitas yang ada. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menaikkan kapasitas atau mengurangi volume lalu lintas.
Biasanya kapasitas dapat diperbaiki dengan jalan mengurangi penyebab gangguan, misalnya dengan memindahkan tempat parkir, mengontrol pejalan kaki atau dengan memindahkanlalu lintas ke rute yang lainnya atau mungkin dengan cara pengaturan yang lain seperti membuat jalan satu arah.
4. Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Nilai derajat kejenuhan (DS) yang terjadi pada lokasi studi (Jalan Becora Dili Timor Leste), yaitu sebesar 0,78 untuk Ruas Jalan Becorat terletak pada tingkat pelayanan jalan “D” (arus tidak stabil atau lalulintas jenuh, kecepatan mulai rendah, dan pengemudi tidak memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih kecepatan).
5. Analisis alternatif penanganan dan solusi
Untuk meningkatkan kinerja jalan pada kawasan tersebut dapat dilakukan melalui manajemen lalulintas. Manajemen lalulintas yang dimaksud pada tesis ini adalah tindakan mencari suatu alternatif solusi melalui skenario mengerjakan sesuatu, antara lain dengan cara meningkatkan kapasitas ruas jalan dan mengatur
6. Menjelaskan hubungan antara hasil pada grafik (pengaruh dan Solusi)
Untuk meningkatkan kinerja jalan pada kawasan tersebut dapat dilakukan melalui manajemen lalulintas. Manajemen lalulintas yang dimaksud pada tesis ini adalah tindakan mencari suatu alternatif solusi melalui skenario mengerjakan sesuatu, antara lain dengan cara meningkatkan kapasitas ruas jalan dan mengatur arus lalulintas.
Dalam mempermudah perhitungan analisis penelitian Kemacetan Lalulintas pada ruas jalan Becora agar dalam melakukan analisis untuk memudahkan dalam perhitungan. Variabel-variabel yang akan di analisa, kemudian dilihat pengaruhnya dengan variabel lain sehingga dapat diketahui faktor dominan yang mempengaruhi kemacetan lalulintas dan dicari alternatif penanganannya.
Strategi dan teknik yang dapy dilakukan manajemen lalu lintas adalah sebagai berikut :
1. Manajemen kapasitas
Hal yang penting dalam manajemen kapasitas adalah membuat penggunaan kapsitas ruas jalan seefektif mungkin sehingga pergerakan lalu lintas bisa lancer. Teknik yang dapt dilakukan antara lain :
a) Perbaikan persimpangan dengan penggunaan control dan geometrik secara optimal.
b) Manajemen ruas jalan seperti control parker di tepi jalan, pemisahan tipe kendaraan dan pelebaran jalan.
c) Area Traffic Control, seperti batasan tempat membelok, sistem jalan satu arah dan koordinasi lampu lalu lintas.
dengan demikian efisiensi penggunaan ruas jalan dapat dicapai. Hal yang dapt dilakukan antara lain adalah dengan penggunaan :
a) Jalur khusus bus
b) Prioritas persimpangan
c) Jalur khusus sepeda
d) Prioritas bagi angkutan barang
3. Manajemen terhadap permintaan (demand) Strategi yang dapat dilakukan dalam menajemen permintaan ini antara lain:
1) Mengubah rute kendaraan dengan tujuan memindahkan kendaraan dari daerah macet ke daerah tidak macet.
2) Mengubah moda perjalanan dari kendaraan pribadi ke angkutan umum. 3) Kontrol terhadap penyediaan tata guna lahan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari analisis dan pembahasan data yang terdapat dalam bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Perhitungan Kapasitas Jalan dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI-1997) mendapatkan nilai Kapasitas Jalan Becora, Dili Timor Leste = 2134,458 smp / jam
2. Dari metode Headway yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh nilai SMP sepeda motor antara 0,78. Nilai SMP yang terbesar didapat di simpang Jl. Becora.
3. Dari data diatas pada di ruas jalan di Becora Dili Timor Leste, titik pengamatan (pos) 2 nilai DS > 0,78. Jika nilai DS < 0,75, maka jalan tersebut masih layak, tetapi jika DS > 0,75 maka diperlukan penanganan pada jalan tersebut untuk mengurangi kepadatan atau kemacetan.
4. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menaikkan kapasitas atau mengurangi volume lalu lintas.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang didapat dari hasil penelitian diatas, maka penulis mencoba memberikan saran. Adapun saran-saran tersebut antara lain :
1. Untuk mengurangi kemacetan pada jalan Becora pada jam-jam puncak perlu dilakukan pergeseran waktu misalnya pengaturan waktu antara jam kerja dengan jam sekolah.