• Tidak ada hasil yang ditemukan

WALI KELAS

Dalam dokumen program BK SMA DI INDONESIA (Halaman 31-40)

GURU PIKET GURU MP PTK LAIN

S I S W A Y A N G B E R P E R I L A K U

M E N Y I M P A N G

Yang termasuk ke dalam kategori (masalah) sedang, yaitu : gangguan emosional, berpacaran dengan dengan melakukan perbuatan menyimpang, berkelahi, kesulitan belajar karena masalah keluarga, mencoba minum-minuman keras, mencuri kelas sedang, melakukan gangguan social dan asusila yang masih dapat diperbaiki. Kasus sedang dapat dibimbing oleh guru pembimbing atau konselor sekolah dengan berkonsultasi dengan kepala sekolah atau staf ahli/ professional, pihak keamanan, guru dan lain sebagainya atau bisa juga mengadakan konferensi kasus.

3. Masalah (kasus) berat

Yang termasuk ke dalam masalah (kasus) berat, yaitu : gangguan emosional berat, merokok, mencoba minum-minuman keras dan narkoba, hamil atau menghamili, melakukan tindakan criminal, berkelahi dengan menggunakan senjata/alat (misalnya, ikat pingggang, senjata tajam atau mungkin senjata api). Kasus berat ini bisa dilakukan referral (alih tangan kasus), kepada psikolog, psikiater, dokter, polisi, atau ahli hukum yang saebelumnya terlebih dahulu dilakukan konferensi kasus.

Di setiap sekolah sangat mungkin ditemukan siswa yang bermasalah, dengan maenunjukan berbagai gejala penyimpagan perilaku yang rentangnya dari kategori masalah ringan sampai masalah yang berat. Upaya untuk menangani siswa yang bermasalah, khususnya yang terkait dengan pelanggaran disiplin dan tata tertib sekolah dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu: (1) pendekatan disiplin dan (2) pendekatan bimbingan konseling. Penanganan siswa yang bermasalah melalui pendekatan disiplin merujuk pada ketentuan aturan dan tata tertib yang berlaku yang disebut dengan kode etik siswa SMAN CMBBS. Sebagai salah satu komponen organisasi sekolah, aturan dan tata tertib siswa beserta sanksinya perlu ditegakkan untuk mencegah sekaligus mengatasi terjadinya berbagai penyimpangan perilaku siswa. Namun demikian, SMAN CMBBS bukan merupakan lembaga pengobatan atau rehabilitasi sehingga penanganan siswa yang mengalami gangguan psikologis yang termasuk siswa abnormal. Siswa yang membutuhkan perawatan khusus dalam hal kesehatan atau siswa dengan kecenderungan mengarah pada kriminalitas dialih kasuskan kepada pihak yang secara khusus menangani masalah tersebut. Perlu diingat, bahwa pengalihan kasus bukan berarti pihak sekolah berkeinginan untuk memindahkan tanggung jawab. Namun harus dilihat bahwa SMAN CMBBS merupakan sekolah negeri yang tidak mengkhususkan diri dalam penanganan kasus-kasus yang demikian.

Oleh karena itu, untuk membentuk siswa SMAN CMBBS agar sesuai dengan visi dan misi sekolah, selain menggunakan pendekatan pertama juga dengan menggunakan

pendekatan bimbingan dan konseling. berbeda dengan pendekatan disiplin yang memungkinkan pemberian sanksi untuk menghasilkan efek jera, penanganan siswa bermasalah melalui pendekatan bimbingan dan konseling sama sekali tidak menggunakan bentuk sanksi apapun, tetapi lebih mengandalkan pada terjadinya kualitas hubungan interpersonal yang saling percaya diantaraa guru pembimbing/konselor dengan siswa yang bermasalah. sehingga setahap demi setahap siswa tersebut dapat memahami dan menerima diri dan lingkungannya serta dapat mengarahkan diri guna tercapainya penyesuaian diri yang lebih baik.

Secara visual, kedua pendekatan dalam menangani siswa bermasalah dapat dilihat dalam bagan berikut ini:

Dengan melihat gambar bagan di atas, kita dapat memahami bahwa diantara kedua pendekatan penanganan siswa bermasalah tersebut meski memiliki cara yang berbeda tetapi jika dilihat dari segi tujuannya pada dasarnya sama, yaitu tercapainya penyesuaian diri atau perkembangan yang optimal pada siswa yang bermasalah. Oleh karena itu kedua pendekatan tersebut seyogyanya dapat berjalan sinergis dan saling melengkapi

1. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang diperlukan disesuaikan dengan kondisi SMAN CMBBS, Agar layanan Bimbingan dan Konseling berjalan dengan lancar, maka sarana dan prasarana yang diperlukan sebelum tahun pelajaran baru sudah dikonsultasikan oleh guru BK/konselor, melalui Koordinator Bimbingan dan Konseling kepada bagian Sarana . Sarana dan Prasarana yang diperlukan antara lain:

a. Sarana untuk menunjang pelayanan bimbingan, yaitu:

1) Alat pengumpul data, seperti: Instrumen Tugas Perkembangan, instrumen penelusuran potensi akademik-bakat-minat-sikap, format-format layanan, pedoman observasi, pedoman wawancara, angket peminatan (siswa, orangtua, guru BK) , catatan harian, laporan prestasi belajar, kartu konsultasi, laporan absensi, dsb

2) Alat penyimpan data, seperti: foklder peserta didik, clip kartu konseling, map peserta didik baru, loker, dsb.

3) Perlengkapan teknis, seperti: buku Satlan BK, buku referensi BK, buku agenda kerja, buku pedoman/juklak BK, buku informasi (pribadi-sosial-belajar-karir), modul layanan peminatan, LKS BK.

4) Perlengkapan teknis lainya, seperti : blangko surat, agenda surat, buku tamu, alat-alat tulis, himpunan data, format-format layanan, dan sebagainya.

5) Perlengkapan elektronik

- Komputer untuk mengolah data hasil aplikasi instrumen

- Program khusus pengolahan hasil instrumen melalui komputer

- Program khusus BK melalui komputer/internet. Seperti ; bimbingan belajar, informasi lanjutan studi, informasi lowongan kerja dan sebagainya.

b. Prasarana penunjang layanan bimbingan, antara lain: 1) Ruangan kerja konselor dengan ukuran : 5 x 8 meter 2) Ruang konseling ukuran 5 x 3 meter

3) Satu stel kursi tamu 4) Satu buah lemari

5) Satu buah rak loker-data 6) Tiga buah meja kursi guru 7) Enam buah kursi siswa

8) Papan data, Program dan Papan Pengumuman, whiteboard 9) Jam dinding, Kipas Angin dan Timbangan badan

10) Satu set komputer

11) Perlengkapan lain yang tidak disebutkan satu persatu c. Pembiayaan

Untuk dapat terselenggara kegiatan-kegiatan yang telah diprogramkan khususnya kegiatan yang memerlukan biaya/dana, seperti mendatangkan nara sumber tokoh berkarier, transportasi untuk pelatihan/seminar guru-guru BK, penelusuran tamatan, kunjungan/studi banding, home visit dan lain-lain.

Kebutuhan biaya yang diperlukan untuk melengkapi dan melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri Pandeglang tidak mendapat kesulitan, dan anggaran biaya tidak diberikan pertahun melainkan dapat diambil sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan, termasuk biaya yang dibutuhkan untuk mengadakan Home Visit (kunjungan rumah), ATK, dan kegiatan MGBK/seminar, workshop atau lokakarya Bimbingan dan Konseling.

Keseluruhan dana tersebut dibebankan kepada sekolah melalui dana Pemerintah Kota Cilegon yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan yang dibutuhkan. Adapun biaya aplikasi instrumen psikotes diselenggrajan atas kerjasama SMAN CMBBS dengan lembaga MGBK. Untuk keperluan ini biaya dibebankan kepada orang tua siswa melalui persetujuan Kepala Sekolah dan Komite Sekolah

BAB III

EVALUASI, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT A. Evaluasi

Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling penilaian atau evaluasi diperlukan untuk memperoleh umpan baik terhadap keefektifan layanan bimbingan yang telah dilaksanakan. Dengan informasi dapat diketahui sampai sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan informasi dapat ditetapkan langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya.

Ada tiga macam kegiatan penilaian program bimbingan konseling yaitu 1. Penilaian Program

Setelah pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dievaluasi, ternyata hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan dalam program, maka dianalisa atau dicari penyebab ketidakberhasilan layanan atau kegiatan Bimbingan dan Konseling tersebut, dengan melihat hasil penilaian program, apakah terdapat ketidaksesuaian dengan yang dibutuhkan atau apakah prosesnya atau pelaksanaannya tidak sesuai dengan waktu, suasana, tempat dan lingkungan.

2. Penilaian Proses

Yang dimaksud dengan penilaian proses adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana keefektifan layanan bimbingan konseling dilihat dari prosesnya.

Layanan bimbingan dan konseling perlu dinilai untuk mengetahui efektifitas layanan dan dampak positif yang diperoleh siswa. Penilaian proses juga perlu dilaksanakan yang hasilnya dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas proses layanan tersebut. 3. Penilaian Hasil

Penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektifan layanan konseling dilihat dari hasilnya. Penilaian hasil layanan meliputi tiga jenis, yaitu

penilaian segera, penilaian jangka pendek, dan penilaian jangka panjang yang masing-masing dapat dilaksanakan melalui format lisan dan tertulis. Misalnya fokus penilaian segera hasil layanan adalah diperolehnya pemahaman baru, berkembangnya perasaan positif dan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pasca layanan demi terentasnya masalah.

Adapun aspek-aspek yang dievaluasi adalah sebagai berikut: 1. Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan

2. Keterlaksanaan program

3. Hambatan-hambatan yang dijumpai

4. Dampak bimbingan konseling terhadap kegiatan belajar mengajar

5. Respon siswa, personil sekolah, orang tua dan masyarakat terhadap layanan bimbingan konseling.

6. Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan konseling, pencapaian tugas-tugas perkembangan dan hasil belajar.

7. Keberhasilan siswa setelah menamatkan sekolah baik pada studi lanjutan maupun pada kehidupan di masyarakat.

Sumber informasi untuk evaluasi dapat kita peroleh dari : siswa, orangtua, Kepala Sekolah, Wali kelas, Guru Mata Pelajaran, para Pengawas atau pejabat Dinas Pendidikan kota, Organisasi Bimbingan dan Konseling (ABKIN dan MGBK), perguruan tinggi, dan lain-lain.

Di tingkat sekolah, evaluai dilakukan oleh Kepala Sekolah dibantu Guru senior. Penilai di Tingkat kota dilakukan oleh : Pengawas BK atau pejabat yang berwenang yang ditunjuk Dinas pendidikan.

Penilaian dilakukan melalui teknik : wawancara, observasi, studi dokumenter, angket, tes analisa hasil kerja siswa. (melalui pemantauan dan/atau pengamatan)

Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu. Kegiatan penilaian baik mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis untuk kemudian dijadikan dasar dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program layanan bimbingan konseling.

1. Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dipantau, dievaluasi, dan dibina melalui kegiatan pengawasan.

2. Pengawasan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan secara: 1) interen, oleh kepala sekolah.

2) eksteren, oleh pengawas sekolah bidang bimbingan dan konseling.

3. Fokus pengawasan adalah kemampuan profesional guru BK/konselor dan implementasi kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang menjadi kewajiban dan tugas konselor di sekolah.

4. Pengawasan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.

5. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri Pandeglang tahun berikutnya.

6. Hasil penilaian dituangkan dalam form Laporan Hasil Evaluasi Program Kerja Pelayanan BK.

7. Hasil kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dalam satu semester untuk setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif sebagai bukti fisik kegiatan pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling.

8. Pelaporan secara berkala dilaksanakan melalui koodinator Bk kepada Kepala Sekolah dengan tidak menutup kemungkinan untuk melaporkan secara lisan periha-perihal yang harus diketahui oleh Kepala Sekolah, Wali Kelas dan guru mata pelajaran pada saat rapat rutin bulanan. Dan hasil analisa ini dituangkan dalam form Laporan Analisis Hasil Evaluasi.

C. Tindak Lanjut

Bila hasil evaluasi dari layanan Bimbingan dan Konseling tidak memberikan peningkatan, maka sesuai dengan analisis akan diadakan perbaikan program dan perbaikan proses untuk program di masa mendatang, yaitu program yang tidak perlu dicoret dengan menggantinya dengan yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan siswa. Dan mengenai pelaksanaannya akan sangat memperhatikan waktu, suasana, tempat dan lingkungan dan kegiatan ini dituangkan dalam Tindak Lanjut Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling.

Dari hasil evaluasi Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling tahun yang lalu kiranya sebagai tindak lanjut kami mengembangkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Guru BK/konselor bagi siswa diatur secara berkelanjutan dari mulai masuk hingga yang bersangkutan menamatkan sekolah di SMAN CMBBS

2. Pelayanan Bimbingan dan konseling secara klasikal diselenggarakan secara terjadwal sekurang-kurangnya 1 jam setiap minggu setiap kelasnya sesuai dengan pegangannya kelas masing-masing guru BK/konselor

3. Guru BK/Konselor bertanggung jawab terhadap siswa bimbingannya perihal administrasi layanan BK yang bersangkutan.

4. Pengembangan Diri siswa diselenggarakan melalui kerja sama guru BK/konselor dengan Wakil Kepala Sekolah terutama bidang kurikulum dan kesiswaan yang programnya disesuaikan dengan bakat, minat siswa yang diidentifikasi melalui angket peminatan siswa dalam meilih arah peminatan studi, pendalaman mata pelajaran, dan peminatan kegiatan pengembangan diri ekstrakurikuler (nonakademik).

5. Dalam rangka meningkatkan wawasan karir sekolah menjalin hubungan dengan dunia industri dan dunia usaha dan wawasan lanjutan studi kami menjalin hubungan dengan Lembaga Perguruan Tinggi Negeri dan swasta dengan harapan para siswa lebih mendapatkan informasi yang aktual sekaligus dapat memotivasi dalam mencapai cita-cita dan pilihan karirnya.

6. Penyelenggaraan psikotes dilakukan dengan menginformasikan terlebih dahulu kepada orang tua dengan penjelasan oleh Kepala sekolah tentang pentingnya data psikotes dalam pemilihan dan penetapan arah peminatan akademik melalui rapat pertemuan orang tua siswa baru kelas X dan pembiayaan psikotes dibebankan sepenuhnya kepada orang tua siswa.

BAB IV PENUTUP

Layanan bimbingan dan konseling yang efektif tidak mungkin terlaksana dengan baik tanpa adanya kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait, baik di dalam maupun di luar sekolah.

Untuk menjamin terlaksananya layanan bimbingan dan konseling secara tepat diperlukan pengawasan baik secara teknis maupun administratif. Pengawasan dilakukan oleh pengawas khusus yang profesional, artinya mengerti dan memahami profesi bimbingan dan konseling secara keseluruhan.

Demikian program ini kami susun dan kami menyadari bahwa program ini masih belum sempurna, namun tahap demi tahap kami bertekad untuk mengadakan evaluasi demi tercapainya visi, misi, dan tujuan yang diharapkan.

T idak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah yang telah memberikan pengarahan demi perbaikan dan keberhasilan layanan bimbingan dan konseling di SMAN CMBBS ini.

Semoga program kerja bimbingan dan konseling ini bermanfaat bagi semua yang berkepentingan.

Amiin Yaa Allah Robbal Alamiin.

Pandeglang, Juli 2014

Dalam dokumen program BK SMA DI INDONESIA (Halaman 31-40)

Dokumen terkait