• Tidak ada hasil yang ditemukan

program BK SMA DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "program BK SMA DI INDONESIA"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM KERJA

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

SMAN CAHAYA MADANI BANTEN BOARDING SCHOOL

TAHUN PELAJARAN 2014 – 2015

Disusun oleh:

ADE TARYADI

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Rasional

Salah satu peran Guru BK/Konselor di sekolah dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 adalah mengembangkan program Bimbingan dan Konseling (BK) secara terintegrasi dan terkoordinasikan dengan baik. Jika koordinator BK yang diberikan kewenangan kebijakan di sekolah dalam menatakelola BK tidak berjalan kondusif, maka program BK sulit diwujudkan dengan baik. Untuk itu kebijakan program BK jangan sampai terpisah-pisah atau mengabaikan kebijakan program pendidikan lainnya di sekolah, seperti kebijakan tentang program pembelajaran baik akademik maupun non akademik, program kesiswaan, serta program manajemen pendidikan di sekolah lainnya.

Semua komponen program BK harus terintegrasi, terkoordinasi dan saling mendukung satu sama lain dan terarah pada tujuan akhir yang sama, yaitu perkembangan peserta didik secara optimal dalam berbagai aspek (fisik, intelektual, bakat, peminatan, rencana studi, karir, dsb.) sesuai dengan tingkat perkembangan dan peluang lingkungannya. Pengelola sekolah harus memiliki kesamaan sikap dan orientasi yang sama tentang kemajuan mutu yang ingin dicapai oleh sekolah secara keseluruhan. Kebijakan pimpinan sekolah dalam hal program BK sebaiknya ditetapkan berdasarkan atas pemahaman tentang hasil analisis potensi peserta didik dan karakteristik lingkungan Provinsi Banten serta sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional, juga ketersediaan sarana dan prasarana penunjang belajar dan pembelajaran yang memadai di sekolah.

Untuk itu dalam penyusunan program BK dalam Kurikulum 2013, struktur dan isi/materi programnya bersifat fleksibel, harus disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan peserta didik berdasarkan hasil penilaian kebutuhan (needs assessment) di sekolah.

B. Landasan Bimbingan dan Konseling

Landasan yang menjadi acuan program layanan bimbingan dan konseling di SMAN CMBBS adalah sebagai berikut:

1. Landasan Formal/Yuridis

(3)

didik, dan Pasal 4 ayat (4) bahwa pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, tentang perubahan atas PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang memuat pengembangan diri peserta didik dalam struktur kurikulum setiap satuan pendidikan difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan.

d. Dasar Standarisasi Profesi Konseling yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2007 untuk memberi arah pengembangan profesi konseling di sekolah dan di luar sekolah.

e. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Profesional Th. 2007

f. SKB Mendikbud dan kepala BAKN No 0433/F/1993 No. 25 Th. 1993. g. Kebijakan Sekolah

2. Landasan Konseptual

Landasan konseptual ini berdasarkan kepada manusia yang secara hakiki sebagai pribadi dan sebagai makhluk sosial, diantaranya:

a. Landasan Filosofis

(1) Manusia sebagai makhluk sosial yang educable perlu mendapatkan pendidikan untuk menjadikannya manusia dewasa dan mandiri. Manusia juga makhluk unik yang berbeda antara satu dan lainnya dalam berbagai hal. (2) Bimbingan dan konseling adalah profesi yang menekuni masalah sikap,

kepribadian, serta keunikan manusia berupaya menelusuri dan mewujudkannya menuju kedewasaan dan kemandirian sesuai bakat, minat serta keunikan tersebut.

(3) Arah peminatan adalah program yang dipilih peserta didik berdasarkan bakat, minat, serta keunikannya meraih perestasi yang bermakna bagi diri dan masa depannya.

b. Landasan Religius

(4)

merupakan acuan untuk melaksanakan kaidah-kaidah (aturan-aturan hukum) keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah Tuhan YME

c. Landasan Psikologis

Manusia sebagai pribadi memiliki dan membawa “potensi” yang beragam dengan kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Secara psikologis layanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan usaha membantu peserta didik menjalani tugas-tugas perkembangannya secara memadai.

Adapun tugas perkembangan peserta didik SMA, antara lain:

(1) Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME. (2) Mencapai kematangan dalam hubungan dengan teman sebaya, serta

kematangan dalam perannya sebagai pria dan wanita (3) Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat.

(4) Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan program kutikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan yang lebih luas.

(5) Mencapai kematangan dalam pilihan karir.

(6) Mencapai kematangan gambar dan sikap tentang kehidupan mandiri, secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi.

(7) Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

(8) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi sosial dan intelektual serta apresiasi seni.

(9) Mencapai kematangan dalam system etika dan nilai. d. Landasan Sosial Budaya

(1) Bangsa Indonesia menjunjung tinggi nilai-nilai adat ketimuran juga menjunjung tinggi “budi pekerti” luhur dan kesantunan serta keramahan, syarat dengan tradisi penuh makna, keragaman budaya bangsa dan negara perlu dipatenkan dan dilestarikan agar eksistensi bangsa dapat dipertahankan.

(2) Bangsa Indonesia juga terdiri dari berbagai suku dan agama namun ada dalam satu naungan yaitu Pancasila, kendatipun berbeda namun tetap berada dalam kesatuan Republik Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika.

(5)

Lembaga pendidikan merupakan lingkungan yang menanamkan ilmu pengetahuan (knowledge/kognitif), skill (keterampilan) dan peneneman sikap serta nilai-nilai (afektif/attitude dan values) didukung teknologi pembelajaran yang menunjang lingkungan pada lembaga pendidikan adalah “ramah” transformasi ilmu secara ilmiah melalui pemanfaatan.

f. Landasan Pedagogik

(1) Pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, jejaring berbasis alat multimedia dan interaktif.

(2) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik.

(3) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak

(4) Pola pasif menjadi pembelajaran kritis yang aktif-mencari dan berbasis kelompok (team-work)

(5) Pola pembelajaran dengan penerapan didaktik metodik yang tepat agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berfikir holistik, kreatif, objektif, inovatif dan logis sehingga merasa “nyaman” di kelas/di ruang BK yang pada akhirnya memacu peserta didik untuk mengoptimalkan potensi dan mengembangkan dirinya.

C. Visi dan Misi 1. Visi

Terwujudnya kemandirian peserta didik secara optimal sesuai dengan hakikat kemanusiaanya sebagai hamba Allah SWT dan makhluk sosial dalam berhubungan dengan manusia dan alam semesta sehingga dapat meraih kehidupan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan prestasi baik akademik maupun non akademik, pengentasan masalah belajar dan pembelajaran, serta perencanaan studi dan karier agar berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.

2. Misi

(6)

menjalani kehidupan sehari-hari secara efektif, kretif dan dinamis, serta memiliki kecakapan hidup untuk masa depannya melalui:

a. Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta melalui pembentukan prilaku efektif-normatif dan ketakwaan kepada Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari danmasa depan.

b. Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan peminatan akademik peserta didik di lingkungan sekolah untuk berprestasi dan berkarier setinggi-tingginya.

c. Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah pribadi-sosial peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.

D. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Berdasarkan visi dan misi layanan bimbingan dan konseling, tujuan layanan bimbingan dan konseling di SMAN CMBBS adalah sebagai berikut:

1. Membantu peserta didik memahami, menerima, mengarahkan, dan mengembangkan potensi minat, bakat, kreativitas dan kemampuannya, serta kompetensi belajarnya seoptimal mungkin.

2. Membantu peserta didik menyesuaikan diri dengan keadaan dan kebiasaan dalam kehidupan di lingkungan asrama, sekolah, dan masyarakat serta kemampuan sosial dalam kehidupan keagamaan.

3. Membantu peserta didik memiliki wawasan terhadap arah studi dan perencanaan karier serta mandiri dalam merencanakan kehidupan masa depannya yang sesuai dengan tuntutan baik pada saat ini maupun di masa yang akan datang.

E. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dilaksanakan secara optimal melalui fungsi-fungsi bimbingan dan konseling, yaitu:

1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta didik memahami diri, tuntutan studi, peminatan dan lingkungannya.

2. Fungsi Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta didik memelihara dan menumbuhkembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya secara optimal sesuai dengan tuntutan karakter cerdas yang terpuji.

(7)

menghambat perkembangan diri pada umumnya, dan kesuksesan studi serta peminatan pada khususnya.

4. Fungsi Pengentasan, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta didik mengatasi atau mengentaskan masalah yang dialaminya.

5. Fungsi Advokasi, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan/atau kepentingannya, baik berkenaan dengan hak-hak kehidupan pada umumnya, maupun yang berkenaan dengan hak kependidikan pada khususnya yang kurang atau tidak mendapat perhatian.

F. Prinsip dan Asas Bimbingan dan Konseling

Prinsip dan asas dasar pelayanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:

1. Prinsip-prinsip pelayanan bimbingan dan konseling berkenaan dengan kondisi diri peserta didik sebagai sasaran layanan dan permasalahan yang dialaminya, program pelayanan, serta tujuan dan pelaksanaan pelayanan, mengacu pada pelayanan yang efektif dan efisien, untuk kehidupan yang cerdas dan berkarakter. Yaitu sebagai berikut:

a. Sasaran layanan; (1) melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi, (2) memperhatikan tahapan perkembangan individu, (3) perhatian adanya perbedaan individu “individual defferencies” dalam layanan

b. Permasalahan yang dialami individu / konseli; (1) menyangkut pengaruh kondisi mental maupun fisik individu terhadap penyesuaian pengaruh lingkungan baik di rumah, di sekolah dan masyarakat sekitar, (2) Timbulnya masalah pada individu oleh karena adanya kesenjangan sosial ekonomi dan budaya

c. Program Pelayanan BK; (1) BK bagian integral dari upaya pendidikan dan pengembangan diri konseli, (2) harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan konseli maupun lingkungan, (3) untuk SMA disusun dengan mempertimbangkan adanya tahapan perkembangan individu, (4) perlu diadakan penilaian hasil layanan d. Tujuan dan pelaksanaan pelayanan; (1) diarahkan untuk pengembangan individu

(8)

perlu dengan pihak lain yang berkewenangan dengan permasalahan individu, (5) proses pelayanan BK melibatkan individu yang telah memperoleh hasil pengukuran dan penilaian layanan

2. Asas-asas pelayanan bimbingan dan konseling: Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh diwujudkannya asas-asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus, dan tut wuri handayani

a. Asas kerahasiaan, untuk menjaga kerahasian peserta didik (klien) guru pembimbing/Konselor berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.

b. Asas Kesukarelaan, guru pembimbing/Konselor berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan peserta didik dalam mengikuti layanan yang diperlukannya.

c. Asas keterbukaan, guru pembimbing/Konselor berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien).

d. Asas Kegiatan, guru pembimbing/Konselor perlu mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukkan baginya.

e. Asas Kemandirian, guru pembimbing/Konselor hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.

f. Asas Kekinian, asas yang mengacu pada obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling pada permasalahan peserta didik (klien) dalam kondisi sekarang.

g. Asas Kedinamisan, isi layanan terhadap sasaran layanan (klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.

h. Asas keterpaduan, adanya kerja sama antara guru pembimbing/Konselor dan pihak-pihak yang berperanan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling.

i. Asas Kenormatifan, segenap layanan bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada.

(9)

k. Asas Alih tangan kasus, layanan yang dilakukan bila pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.

l. Asas Tut Wuri Handayani, dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju.

G. Struktur Program

Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan Bimbingan dan Konseling memfasilitasi pengembangan peserta ddik, secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, Serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.

Muro & Kottman (1995) mengemukakan struktur program bimbingan dan konseling diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan : 1) Layanan dasar bimbingan, 2) Layanan responsive, 3) Perencanaan individual, dan 4) Dukungan system.

1. Layanan Dasar

Merupakan proses pemberian bantuan kepada peserta didik secara sistematis melalui kegiatan-kegiatan klasikal atau kelompok. Layanan dasar bimbingan merupakan inti dari pendekatan perkembangan yaitu layanan bantuan bagi seluruh siswa (for all) melaui kegiatan-kegiatan kelas atau di luar kelas, yang disajikan secara sistematis, dalam rangka membantu peserta didik mengembangkan potensinya secara optimal. Layanan dasar bimbingan diberikan melaui jenis-jenis layanan pemberian informasi dan diskusi atau sharing pendapat (brain-storming).

(10)

Layanan dasar bertujuan untuk membantu semua peserta didik agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, memperoleh keterampilan dasar hidupnya.

Tujuan layanan dasar ini dapat juga dirumuskan sebagai berikut :

a. Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya, dan agama).

b. Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku tepat (memadai) bagi penyesuaian dirinya dengan lingkungannya.

c. Mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya

Strategi pelaksanaan layanan dasar dapat dilakukan baik melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Strategi ini dapat dilakukan melalui pelayanan klasikal, orientasi, informasi, bimbingan kelompok, dan pelayanan pengumpulan data. Masing-masing strategi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Bimbingan Klasikal

Bimbingan klasikal adalah proses memfasilitasi perkembangan konseli (peserta didik) dengan cara melakukan kontak langsung di kelas secara terjadwal dalam bentuk diskusi kelas atau brain storming (curah pendapat).

Tujuan bimbingan klasikal adalah sebagai berikut: (1) memfasilitasi konseli menemukan alternatif pemecahan masalah, (2) menjaga diri agar tidak bermasalah, (3) menemukan alternatif pengembangan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki, (4) memfasilitasi konseli memperoleh penguatan atas perilaku positif yang dilakukannya, (5) memfasilitasi konseli agar dapat mengembangkan potensi, (6) tanggung jawab, (7) hubungan interpersonal, (8) motivasi, (9) komitmen, dan (10) daya juang serta pengembangan karir.

Adapun jenis layanan yang diberikan dalam bimbingan klasikal berupa: 1) Layanan Orientasi

(11)

2) Layanan Informasi

Layanan informasi adalah pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi konseli melalui komunikasi langsung maupun tidak langsung. Layanan informasi bertujuan membantu peserta didik memperoleh informasi yang berkenaan dengan pribadi, sosial, belajar, dan karir.

Berikut ini merupakan materi pengembangan layanan informasi:

a) Informasi pengembangan potensi, kemampuan, dan kondisi pribadi antara lain sebagai berikut : Kecerdasan, Bakat, Minat, Karakteristik pribadi, pemahaman diri, Tugas perkembangan, Gejala perkembangan tertentu, Perbedaan individual, Keunikan diri, dan sebagainya.

b) Informasi potensi, kemampuan dan kondisi hubungan sosial antara lain sebagai berikut Pemahaman terhadap orang lain, Kiat berteman, Hubungan antar remaja, Hubungan dalam keluarga, Hubungan dengan guru, orangtua dan pimpinan masyarakat, Data sosiogram,dll

c) Informasi tentang potensi, kemampuan, kegiatan dan hasil belajar antara lain sebagai berikut: Kiat belajar, Kegiatan belajar di dalam kelas, Belajar kelompok, Belajar mandiri, Hasil belajar mata pelajaran, Persiapan ujian. d) Informasi tentang potensi, kemampuan, arah, dan kondisi karir antara lain

sebagai berikut: Hubungan antara bakat, minat, pekerjaan dan pendidikan, Persyaratan karir, Pendidikan umum dan pendidikan kejuruan, Informasi karir / pekerjaan / pendidikan

b. Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok adalah pelayanan yang diberikan oleh konselor kepada peserta didik melalui kelompok kecil (5 sampai dengan 10 orang). Tujuan bimbingan kelompok adalah merespon kebutuhan dan minat peserta didik mengenai masalah yang bersifat umum yang dirasakan sebagai masalah bersama. 2. Layanan Responsif

(12)

perkembangannya. Indikator dari kegagalan itu berupa ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri atau perilaku yang bermasalah (maladjustment)

Layanan responsif dapat dilakukan dengan beberapa strategi antara lain melalui konseling individual, konseling kelompok, referal, kolaborasi, bimbingan teman sebaya, konferensi kasus, dan kunjungan rumah. Masing-masing srtategi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Konseling Individual

Konseling individual adalah proses memfasilitasi konseli agar mampu menyadari dan berkomitmen terhadap pentingnya keluar dari masalah, menjaga diri agar tidak bermasalah, dan pentingnya pengembangan diri melalui komunikasi konseling baik secara berhadapan maupun melalui media.

Tujuan konseling individual adalah membantu konseli dalam mengidentifikasi masalah yang dihadapinya, membantu konseli dalam menemukan penyebab masalah membantu konseli dalam menemukan alternatif pemecahan masalah dan membantu konseli mengambil keputusan secara tepat.

Prediksi masalah dalam konseling individual adalah kurangnya pemahaman konseli mengenai potensi diri, ketidakmampuan konseli dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, kurang motivasi dan solusi dalam menghadapi permasalahan belajar, dan konseli merasa perlu mendapatkan pengarahan dalam perencanaan karir.

b. Konseling Kelompok

Konseling kelompok merupakan jenis layanan yang memungkinkan konseli memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Tujuan dari konseling kelompok adalah mengurangi rasa canggung dalam mengungkapkan permasalahan, meminimalisir beban yang diderita konseli, memunculkan alternatif penyelesaian masalah yang lebih variatif, dan membantu mengentaskan persoalan berat yang dialami konseli. Prediksi masalah dalam konseling kelompok adalah sejumlah peserta didik yang memiliki permasalahan yang sama (disadari atau tidak disadari), konseli yang memiliki masalah dengan teman di sekolahnya, dan masalah yang meliputi permasalahan pribadi, sosial, belajar, dan karir

c. Referal

(13)

konseli mendapat pennganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialaminya, dengan jalan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak kepada pihak lain yang lebih ahli/kompeten.

d. Konferensi Kasus

Konferensi kasus yaitu pembahasan permasalahan secara spesifik. Peserta didik tertentu dalam suatu forum diskusi yang dihadiri oleh pihak-pihak terkait (seperti konselor sebagai penyelenggara, wali kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah, orang tua dan tenaga ahli lainnya) untuk memudahkan terentaskannya permasalahan yang dihadapi konseli. Tujuan dari konferensi kasus adalah terhimpunnya data dan keterangan yang relevan, jelas, mendalam, dan konperhensif tentang permasalahan konseli kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau yang bersangkutan, sehingga penanganan masalah itu menjadi lebih mudah dan tuntas.

e. Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah yaitu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh berbagai keterangan (data) yang diperluan dalam pemahaman lingkungan dan permasalahan konseli, yang ditujukan untuk pembahasan serta pengentasan permasalahan konseli. Kunjungan rumah memiliki tujuan sebagai berikut :

1) Untuk memperoleh berbagai keterangan tambahan yang diperlukan dalam memahami lingkungan dan permasalahan konseli terutama mengenai keadaan orang tua/keluarganya.

2) Untuk mengkomunikasikan kepada orang tua tentang permasalahan yang sedang dihadapi konseli.

3) Membangun komitmen orang tua terhadap pembahasan dan pengentasan permasalahan konsel

3. Layanan Perencanaan Individual

(14)

memutuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Juga dapat belajar memantau dan memahami perkembangan dirinya. Dapat melakukan kegiatan atau tindakan berdasarkan pemahamannya atau tujuan yang telah dirumuskan secara proaktif. Adapun isi layanan perencanaan individual, sebagai berikut:

a. Bidang pendidikan dengan topik-topiknya belajar yang efektif, belajar memantafkan program keahlian yang sesuai denganbakat, minat, dan karakteristik kepribadian lainnya.

b. Bidang karir dengan topik-topiknya mengidentifikasi kesempatan karir yang ada di lingkungan masyarakat, mengembangkan sikap yang positif terhadap dunia kerja dan merencanakan kehidupan karirnya.

c. Bidang sosial-pribadi yang topik-topiknya adalah mengembangkan konsep diri yang positif, mengembangkan keterampila-keterampilan sosial yang tepat, belajar menghindari konflik dengan teman, dan belajar memahami perasaan orang lain.

H. Format Program

1. Program Kerja Umum, yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing tingkatan kelas di sekolah. Yang terdiri atas program tahunan, semesteran, bulanan, mingguan dan harian dalam bentuk Satuan kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling (Satlan-BK atau RPL/SKL-BK) dan dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait. Rencana kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling ini meliputi kegiatan di dalam kelas dan di luar kelas untuk masing-masing kelas peserta didik yang menjadi tanggung jawab Guru BK/konselor masing-masing tingkatan kelas di sekolah.

2. Program Kerja Khusus Peminatan, yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan mulai siswa diterima di kelas X (sepuluh)

I. Pendekatan Kegiatan Layanan

1. Pendekatan Individual, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani peserta didik secara perorangan.

(15)

3. Pendekatan Klasikal, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah peserta didik dalam satu kelas.

4. Pendekatan Lapangan, yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.

(16)

BAB II

PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Arah Layanan Program Bimbingan dan Konseling

Secara keseluruhan pelayanan bimbingan dan konseling terselenggara dalam lima arah pelayanannya, yaitu:

1. Pelayanan Dasar

Yaitu pelayanan kepada terpenuhinya kebutuhan peserta didik yang paling elementer, yaitu kebutuhan makan dan minum, udara segar, dan kesehatan, serta kebutuhan hubungan sosio-emosional. Orang tua, guru, dan orang-orang yang dekat (significant persons) memiliki peranan paling dominan dalam pemenuhan kebutuhan dasar peserta didik. Dalam hal ini Guru BK/Konselor pada umumnya berperan secara tidak langsung dan mendorong para significant persons) berperan optimal dalam memenuhi kebutuhan paling elementer peserta didik.

2. Pelayanan Pengembangan

Yaitu pelayanan untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan tahap-tahap dan tugas-tugas perkembangannya. Dengan pelayanan pengembangan yang cukup baik peserta didik akan dapat menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya dengan wajar, tanpa beban yang membatkan, memperoleh penyaluran bagi pengembangan potensi yang dimiliki secara optimal, serta menatap masa depan dengan cerah. Pelayanan BK yang dilaksanakan oleh Guru BK/Konselor selalu diarahkan dan mengacu kepada tahap dan tugas perkembangan peserta didik.

3. Pelayanan Arah Peminatan Studi

Yaitu pelayanan yang secara khusus tertuju kepada peminatan peserta didik sejak masuk di kelas X (sepuluh) sesuai dengan konstruk dan isi kurikulum yang ada. Arah peminatan ini terkait dengan bidang bimbingan pribadi, sosial,belajar, dan karir dengan menggunakan segenap perangkat (jenis layanan dan kegiatan pendukung) yang ada dalam pelayanan BK. Pelayanan peminatan peserta didik ini terkait pula dengan aspek-aspek pelayanan pengembangan tersebut di atas.

4. Pelayanan Teraputik

(17)

peserta didik, Guru BK/Konselor memiliki peran dominan. Peran pelayanan teraputik oleh Guru BK/Konselor dapat menjangkau aspek-aspek pelayanan dasar, pelayanan pengembangan, dan pelayanan peminatan.

5. Pelayanan Diperluas

Yaitu pelayanan dengan sasaran di luar diri peserta didik pada satuan pendidikan, seperti personil satuan pendidikan,orangtua, dan warga masyarakat lainnya yang semuanya itu terkait dengan kehidupan satuan pendidikan dengan arah pokok terselenggaranya dan suksesnya tugas utama satuan pendidikan, proses pembelajaran, optimalisasi pengembangan potensi peserta didik. Pelayanan diperluas ini dapat terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan pelayanan dasar,pengembangan peminatan, dan pelayanan teraputik tersebut di atas.

B. Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling

Dengan arah pelayanan sebagaimana tersebut di atas, bidang pelayanan BK pada satuan pendidikan pada khususnya adalah bidang pengembangan kehidupan pribadi, sosial, kemampuan belajar dan pengembangan karir. Keempat bidang ini diintegrasikan secara simultan dan menyeluruh dengan pelayanan pembelajaran oleh guru mata pelajaran, peserta didik diarahkan untuk menjadi pribadi yang utuh, berkembang secara optimal, tangguh, mandiri dan berkemampuan mengendalikan diri.Yaitu:

1. Pengembangan Kehidupan Pribadi, yaitu bidang pelayanan BK yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi kehidupan yang berkarakter cerdas dan beragamana sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik

2. Pengembangan Kehidupan Sosial, yaitu bidang pelayanan BK yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat, efektif dan berkarakter-cerdas dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.

3. Pengembangan Kemampuan Belajar, yaitu bidang pelayanan BK yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar sesuai program studi dan arah peminatannya, berdisiplin, ulet dan optimal dalam rangka mengikuti pendidikan pada jenjang/jenis satuan pendidikannya, serta belajar secara mandiri.

(18)

C. Kegiatan Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling 1. Program Harian/Mingguan/Bulanan

Pada dasarnya program kegiatan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh guru BK berlangsung setiap hari, setiap minggu, sepanjang semester dan sepanjang tahun.

Oleh karena itu dalam program kegiatan harian / mingguan / bulanan ini kami mencoba menuangkan ke dalam jenis-jenis layanan yang diperkirakan menjadi kebutuhan siswa dan perkiraan volume kegiatan yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, sarana dan prasarana yang tersedia.

MATRIK PROGRAM HARIAN / MINGGUAN / BULANAN

NO Jenis Layanan Volume kegiatan tiap

minggu Ket

* : Kemungkinan dilaksanakan di ruang kelas ** : Dilaksanakan di ruang BK

*** : Bekerja sama dengan pihak lain ((wali kelas, guru mata pelajaran) **** : Kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahun

***** : Dilaksanakan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan

****** : Beban tugas maksimal guru BK dengan siswa asuh lebih dari 250 orang adalah 30 jam dan dihargai sama dengan 15 kegiatan

Dari matrik di atas disusun Perencanaan Program Pelayanan BK berupa Satuan kegiatan layanan (SKL-BK/Satlan-BK) untuk Program Harian, Mingguan dan Bulanan. Setelah itu Guru BK/Konselor membuat Agenda Kerja Guru BK baik untuk kegiatan klasikal/kelompok maupun individual, baik kegiatan di kelas maupun di ruang konseling.

(19)

mendesak dikonseling dan mencatat hasilnya pada Kartu Konseling. Selain kebutuhan layanan yang mendesak layanan bimbingan melalui program harian, mingguan dan bulanan juga bersifat insidentil atas kemauan siswa yang bermasalah, baik masalah pribadi, belajar, sosial, karir, keluarga, ekonomi, kesehatan, dan masalah lainnya.

Layanan konseling juga dapat dilakukan bagi siswa yang mendapatkan rekomendasi dari guru piket, guru mata pelajaran ataupun wali kelas. Jika hasil konseling melibatkan orang tua siswa, guru BK berkoordinasi dengan bagian TU, bagian Kesiswaan untuk mengundang orang tua siswa terkait. Guru BK menjelaskan dari hasil konseling terkait kepada orang tua agar dapat bekerja sama melakukan pembinaan dari hal yang dikeluhkan siswa. Guru BK mengkoordinasikan kepada walikelas dan guru mata pelajaran untuk membantu memantau siswa dengan status out standing student (bermasalah).

Jika diperlukan, oleh karena ketidakmampuan orang tua datang ke sekolah (dengan alasan ekonomi dan kesehatan atau beberapa kali dipanggil tidak datang) wali kelas mencari informasi berkunjung ke rumah orang tua siswa (Home Visit). Home visit juga bisa dilaksanakan apabila dibutuhkan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi siswa (misal: ketidak hadiran).

Jika masalah tidak terselesaikan karena memerlukan pendapat / perhatian dari guru lain yang terkait maka diadakan konferensi kasus bersama orang tua siswa, bahkan jika diperlukan juga melibatkan Waka Bidang Kesiswaan serta Kepala Sekolah.

Sekiranya masalah siswa yang memerlukan penanganan khusus seperti dari Dokter, Psikolog, Kepolisian maka siswa dialihtangankan (Referal) kepada yang berwenang di antara tersebut di atas dengan mengisi formulir.

Layanan BK yang telah dilaksanakan dituangkan dalam formulir rekap pelaksanaan program layanan Bimbingan dan Konseling. Berupa Laporan harian, mingguan dan bulanan.

2. Program Semester

Program semester merupakan rekapitulasi dari perkiraan program kegiatan harian / mingguan / bulanan. Yang tentu saja disesuaikan dengan situasi kondisi dan kebutuhan siswa masing-masing.

(20)

Untuk mengamati tingkah laku siswa terkait dengan tingkah lakunya baik di kelas maupun di luar kelas guru BK berkoordinasi dengan guru-guru mata pelajaran dengan mengisi formulir pedoman observasi.

Untuk lebih menjelaskan mengenai kegiatan layanan yang akan dilaksanakan oleh guru BK masing-masing kelas, maka selain garis besar program semester, akan dijabarkan pula masing-masing kegiatan layanan tersebut kedalam bentuk satuan kegiatan layanan, dan bentuk satuan kegiatan pendukung untuk masing-masing kegiatannya. Berdasarkan layanan bimbingan yang tersedia dalam setiap semester tersebut, Koordinator BK menyusun personel BK yang terdiri dari guru BK beserta pembagian tugasnya. Setiap guru BK membuat satuan kegiatan layanan bimbingan dan konseling (Satlan-BK) yang selanjutnya diajukan kepada kepala sekolah untuk mendapatkan persetujuan.

Untuk kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling di kelas dilaksanakan secara terjadwal berdasarkan kondisi sekolah, dengan ketentuan:

a. Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk menye-lenggarakan bimbingan klasikal, layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas.

b. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah minimal 1 (satu) jam per kelas per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal.

c. Di luar jam pembelajaran terjadwal, dilakukan untuk menyelenggarakan layanan layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan mediasi, konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.

d. Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam kelas.

e. Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di luar jam pembelajaran sekolah maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan sekolah.

(21)

Berdasarkan program kerja tersebut koordinator BK membuat jadwal kegiatan layanan bimbingan dan konseling per semester yang memuat program bulanan tentang operasional pelayanan bimbingan dan konseling. Volume keseluruhan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling dalam satu minggu minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor di sekolah 18-24 jam, atau 150 – 250 siswa per tahun. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung bimbingan dan konseling berbobot ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran.

3. Program Tahunan

Setiap awal tahun pelajaran baru, Koordinator BK membuat perencanaan program layanan Bimbingan dan Konseling, berdasarkan hasil analisa assesmen kebutuhan layanan kepada peserta didik, yang selanjutnya diajukan kepada kepala sekolah untuk mendapatkan persetujuan. Need assessment dimaksud diperoleh melalui aplikasi instrumentasi atau kegiatan pendukung layanan bimbingan konseling dengan menggunakan:

 Angket Siswa dan orang tua

 ATP / ITP

 Daftar Cek Masalah

 Peta Siswa dan Peta Rawan Kelas

 Sosiometri : Lembar Isian Sosiometri, Tabel Sosiometri, dan Lembar Sosiogram. Program layanan Bimbingan dan Konseling yang telah disetujui dan disahkan kepala sekolah akan menjadi program kerja operasional Bimbingan dan Konseling. Program Kerja Tahunan bimbingan dan konseling ini dibuat semata-mata sebagai pola atau acuan umum bagi pelaksanaan program satuan layanan atau satuan pendukung.

Oleh karena program-program satuan layanan dan satuan pendukung merupakan wujud nyata dari kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik dengan segala karakteristik dan kebutuhannya, maka uraian kegiatan yang tertuang dalam program kerja tahunan ini mungkin saja dalam pelaksanaannya di lapangan akan disesuaikan oleh guru BK dengan program harian, mingguan atau bulanan melalui satuan kegiatan layanan dan satuan kegiatan pendukung yang disesuaikan dengan situasi, kondisi dan kebutuhan siswa saat ini.

(22)

form Data minat dan kemampuan siswa sebagai salah satu pertimbangan dalam kriteria peminatan. Rekapitulasi data peminatan kemudian diserahkan kepada bidang akademik/kurikulum yang berhubungan dengan peminatan, wali kelas dan bidang kesiswaan. Substansi program pelayanan peminatan ini sesuai dengan arah dan bidang layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan, dan volume/beban tugas konselor.

Program bimbingan dan konseling yang berkaitan dengan pelayanan peminatan seyogyanya memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antar arah peminatan, pendalaman kelompok mata pelajaran dan/atau lintas peminatan, serta antar jenjang kelas. Dan mensinkronisasikan program pelayanan bimbingan dan konseling dengan kegiatan pembelajaran akademik dan kegiatan ekstra kurikuler (nonakademik), serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah.

Untuk melengkapi data keperluan konseling pada umumnya dan arah peminatan akademik pada khususnya, guru BK berkoordinasi dengan bagian kesiswaan, kurikulum dan wali kelas untuk memperoleh data sebagai berikut:

Data ketidakhadiran siswa: Absensi

Data kejadian / pelanggaran tata tertib: Surat Panggilan, Surat Perjanjian, Konfrensi Kasus, Studi kasus,dll.

Data hasil Psikotes: Hasil Tes IQ, bakat, minat, dan kepribadian

Data nilai UN (SMP/MTs), dan nilai raport hasil belajar SMP/MTs.

Data nilai semester Nilai Prestasi Hasil Belajar di SMA

D. Prioritas Layanan Bimbingan dan Konseling

Adapun yang menjadi prioritas pelayanan bimbingan dan konseling di SMAN CMBBS adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan Potensi Akademis c. Layanan Pengayaan dan Pemantapan

(23)

membuat konsep, laporan, proposal, adu argumentasi serta memberi peluang untuk memahami akses-akses bakat minat peserta didik sehingga terampil belajar mandiri yang pada akhirnya menjadi insan yang mampu bersaing di era pasar bebas dan era globalisasi seperti sekarang ini.

d. Layanan Repetition

Program Repetition adalah satu bentuk upaya bimbingan dan konseling untuk mengantisipasi kegagalan peserta didik yang menghadapi kesulitan belajar pada mata pelajaran tertentu hingga prestasi peserta didik berada di 27% atau 5 terendah di kelas, melalui pembimbingan teman sebaya.

e. Layanan SNMPTN, SBMPTN dan Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru PTN Kedinasan.

1) SNMPTN diperuntukkan bagi semua peserta didik yang memiliki nilai semester 1 s.d. 5 di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) berhak untuk mengikuti jalur Undangan sebagai satu peluang masuk PTN tanpa tes dengan dukungan fasilitasi akreditasi sekolah dan jaringan alumni (di dalamnya terdapat peluang bagi peserta didik yang kurang mampu dengan persyaratan yang telah ditetapkan Bidikmisi, biaya nol rupiah).

2) SBMPTN adalah ujian saringan masuk PTN melalui tes tertulis bagi peserta didik yang berminat dengan biaya yang telah ditetapkan (di dalamnya terdapat peluang bagi peserta didik yang kurang mampu dengan persyaratan yang telah ditetapkan Bidikmisi, biaya nol rupiah)

3) UM, untuk peserta didik yang berminat masuk PTN di luar SNMPTN dan SBMPTN, dengan kekhususan persyaratan masing-masing PTN.

4) Program penerimaan calon mahasiswa baru dari perguruan tinggi kedinasan, Layanan diberikan dengan memberikan informasi-informasi tentang sekolah tinggi kedinasan, diantaranya : STAN, STP, STPDN, IIP, dan lain-lain.

2. Pengembangan Potensi Nonakademis

(24)

didik mendapat kesempatan untuk dikembangkan serta sebagai wahana memupuk rasa percaya diri, memperluas insight, menambah pengalaman dan ilmu juga sebagai wadah untuk mengekspresikan diri, belajar bersosialisasi memanaj waktu), disiplin diri bertanggung jawab, selalu tepat waktu mampu membuat dan melaksanakan skala prioritas pada kegiatan-kegiatan yang bermanfaat tanpa mengganggu kegiatan akademis.

Layanan Pengembangan “Keterampilan” non akademis layanan seperti tersebut di atas adalah upaya bantuan pada peserta didik agar terampil dalam bidang non akademis dengan mengarahkan supaya potensi tersebut berkembang, sehingga tujuan pendidikan nasional mengenai generasi yang memiliki kecakapan hidup (life skill) tercapai. Adapun bidang-bidang yang berkenaan dengan pengembangan keterampilan non akademis terdiri dari :

a. Layanan pengembangan bidang seni budaya (Muatan Lokal)

Manusia adalah yang suka keindahan baik yang didengar maupun yang dilihat dan manusia adalah pembuat seni budaya, dengan mengembangkan keterampilan potensi akademis bidang seni budaya, penataan kegiatan keterampilan seni budaya, informasi akses-akses bakat minat seni budaya serta merujuk pada pembimbing ekstra kurikuler bidang seni dan budaya sehingga siap untuk mengikuti perlombaan baik di sekolah, maupun perlombaan-perlombaan audisi.

b. Pengembangan keterampilan bidang olah raga (Muatan Lokal)

Selain terampil peserta didik diharapkan menjadi generasi yang kuat fisik maupun mental dengan merujuk pada pembimbing ekstra kurikuler sesuai bakat minat, seperti : Volley, basket, karate, taekwondo, bulu tangkis dll, sehingga siap untuk menjadi wakil kelas saat porak (pekan olah raga dan seni) atau menjadi duta sekolah pada kegiatan lainnya diluar sekolah.

c. Pengembangan keterampilan prakarya dan kewirausahaan (Muatan Lokal)

Dalam kurikulum 2013 peserta didik yang selain harus memiliki kompetensi akademik, siswa juga harus mampu untuk memiliki jiwa kewirausahaan dan satu kecakapan khusus yang memungkinkan ia hidup layak di masyarakat (life skill), selain itu memiliki profil kepribadian yang menarik untuk terjun ke dunia kerja/dunia usaha, mampu bersosialisas.

d. Pengembangan kepemimpinan dan berorganisasi siswa

(25)

masyarakat) memiliki jiwa pemimpin, profil kepribadian yang menarik, agamis, memiliki kecerdasan bersosialisasi, terampil membaca situasi, berpenampilan menarik, bersih dan rapih dirujuk kepada pembina OSIS agar mendapat pelatihan kepemimpinan (LDKS). Demikian pula bagi peserta didik yang memiliki bakat minat pada kegiatan berorganisasi dirujuk pada pembina OSIS untuk mengikuti kegiatan organisasi sekolah untuk pengembangan keterampilan berorganisasi agar kelak terampil berorganisasi di masyarakat lebih lanjut dapat menjadi anggota organisasi secara nasional baik organisasi kemasyarakatan maupun organisasi politik sebagai generasi penerus bangsa yang mampu mempertahan-kan eksistensi bangsa dan negara.

E. Strategi Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling

Secara umum strategi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling (BK) didasarkan pada kebutuhan dan permasalahan yang secara aktual obyektif dan asumtif prediktif dirasakan dan dihadapi oleh siswa.( Suharso : 2009). Aktual obyektif artinya kebutuhan dan permasalahan siswa yang diperoleh dari hasil aplikasi instrumentasi baik dengan test maupun non tes. Sedangkan asumtif prediktif diperoleh dari hasil evaluasi program tahun yang lalu dan diperkirakan dibutuhkan oleh siswa untuk dimasukkan dalam program.

1. Personil Pelaksana Kegiatan dan Subyek Sasaran Layanan

Pada tahun pelajaran 2013/2014, personil pelaksana kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri Pandeglang berjumlah 3 orang, dengan rincian kelas bimbingan/asuhannya sebagai sasaran layanan bimbingan konseling berkenaan dengan upaya pemberian bantuan pada peserta didik adalah sebagai berikut :

NO NAMA KELAS JUMLAH SISWA JMLH

(26)

XI MS-4

a. Pelaksana kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling adalah Guru BK atau konselor sekolah

b. Guru BK/Konselor pelaksana kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah wajib:

1) Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya pelayanan profesional bimbingan dan konseling.

2) Merumuskan dan menjelaskan peran profesional konselor kepada pihak-pihak terkait, terutama peserta didik, pimpinan sekolah, sejawat pendidik, dan orang tua.

3) Melaksanakan tugas pelayanan profesional bimbingan dan konseling yang setiap kali dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan, terutama pimpinan sekolah, orang tua, dan peserta didik.

4) Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan kegiatan pelayanan profesional bimbingan dan konseling.

5) Mengembangkan kemampuan profesional bimbingan dan konseling secara berkelanjutan

c. Beban tugas wajib konselor ekuivalen dengan beban tugas wajib pendidik lainnya di sekolah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

d. Di SMAN CMBBS telah menerapkan rasio seorang Guru BK/konselor untuk 150 orang peserta didik. Dengan jumlah guru BK sebanyak 6 orang dengan 1 orang Koordinator BK dengan jumlah rombongan belajar 14 kelas. Dengan perincian kelas X.MIA ada 4 kelas, X.IIS ada 1 kelas, XI MIA ada 1 kelas, XI IIS ada 1 kelas, XII IPAada 3 kelas, dan XII IPS ada 1 kelas

2. Organigram Layanan Bimbingan dan Konseling

(27)

organisasi tersebut selain ada guru pembimbing/konselor ada pula pimpinan sekolah, koordinator bimbingan dan konseling, wali kelas, guru mata pelajaran dan staf administrasi yang masing-masing memiliki tugas pokok dan fungsi sendiri.

Dalam pengelolaan bimbingan dan konseling dilengkapi fasilitas yang diperlukan, yaitu ruang kerja, peralatan instrumentasi, peralatan administrasi dan sarana pendukung lainnya.

Organisasi pelayanan bimbingan dan konseling meliputi segenap unsur dengan susunan seperti tertera pada halaman berikut :

Keterangan :

= Garis Komando

--- = Garis Konsultasi/ Garis Koordinasi

Tanggung Jawab, Tugas Pokok dan Fungsi

1. Kepala Sekolah

Yaitu penanggung jawab pelaksanaan program pendidikan secara keseluruhan di sekolah termasuk pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan di sekolah kepada Kepala Dinas Pendidikan yang menjadi atasannya.

PENGAWAS SEKOLAH

TENAGA/ INSTANSI AHLI

KEPALA SEKOLAH

.

. WK. KEPALA

SEKOLAH KOMITE

SEKOLAH

TATA USAHA

WALI KELAS

KOORD. BK & GURU BK/

KONSELOR SEKOLAH

GURU MP/

PIKET/PEMBI-NA/PTK LAIN

(28)

Tugas pokok dan fungsi kepala sekolah:

 Mengkoordinasikan segenap kegiatan yang diprogramkan di sekolah, sehingga kegiatan pengajaran, pelatihan dan bimbingan merupakan kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis

 Menyediakan prasarana, tenaga, sarana dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya layanan bimbingan yang efektif dan efisien.

 Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan.

 Melaksanakan hubungan dengan lembaga-lembaga di luar sekolah dalam rangka kerjasama pelaksanaan pelayanan bimbingan

 Dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan dalam melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah terutama pelaksanaan bimbingan dan konseling

 Dibantu Tata Usaha Sekolah dalam penyelenggaraan administrasi, ketatausahaan dan pelaksanaan administrasi bimbingan dan konseling

2. Koordinator BK

Penanggung jawab dan pelaksana utama dalam mengkoordi-nasikan semua kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan BK di sekolah, administrasi dan manajemen pelayanan bimbingan dan konseling

Tugas pokok dan fungsi:

 Memasyarakatkan pelayanan Bimbingan dan Konseling kepada segenap warga sekolah, orang tua siswa dan masyarakat

 Menyusun dan melaksanakan program Bimbingan dan Konseling

 Mengadministrasikan pelayanan Bimbingan dan Konseling

 Memastikan pelaksanaan program bimbingan konseling berjalan lancar

 Mengevaluasi progran dan pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling

 Memberikan tindak lanjut terhadap hasil penilaian bimbingan dan konseling 3. Guru BK/Konselor

Adalah guru yang diberi tugas utama sebagai pelaksana kegiatan pelayanan Bimbingan dan konseling di sekolah, bertanggung jawab terhadap semua kegiatan pelayanan yang terkait dengan perkembangan siswa asuhnya, serta mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan layanan BK kepada Koordinator BK. Tugas poko dan fungsi:

(29)

 Merencanakan dan melaksanakan layanan Bimbingan dan konseling

 Melaksanakan segenap layanan Bimbingan dan konseling

 Melaksanakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling

 Menilai proses dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling dan kegiatan pendukungnya

 Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan penilaian

 Mengadministrasikan layanan bimbingan dan konseling pada koordinator 4. Guru Mata Pelajaran/Pelatih/Guru Pembina

Adalah pelaksana pembelajaran/pelatihan yang bertanggung jawab memberikan informasi tentang siswa untuk kepentingan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Tugas pokok dan fungsi:

Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa

Membantu guru bimbingan dan konseling/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memrlukan layanan bimbingan dan konseling

Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada guru bimbingan dan konseling

Menerima alih tangan dari guru BK, yaitu siswa yang menurut guru BK memerlukan pelayanan pembelajaran khusus (pengayaan, remedial)

Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru siswa dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling

Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling

Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa seperti konferensi kasus

Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling dan upaya tindak lanjutnya

5. Wali Kelas

Bertanggung jawab membantu Guru BK/Konselor dalam kegiatan bimbingan konseling di kelasnya masing-masing.

Tugas poko dan fungsi:

(30)

Mengumpulkan data tentang siswa

Menyelenggarakan bimbingan kelompok

Menyelenggarakan penyuluhan

Meneliti kemajuan dan perkembangan siswa

Pengaturan dan penempatan siswa

Mengidentifikasi siswa sehari-hari

Kunjungan rumah/konsultasi dengan orang tua/wali

Membantu guru mata pelajaran melaksanakan perannya dalam pelayanan bimbingan dan konseling khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di

kelas yang menjadi tanggung jawabnya untuk mengikuti layanan bimbingan dan konseling

6. Siswa

Peserta didik yang berhak menerima pelayanan pembelajaran, pelatihan dan pelayanan bimbingan dan konseling.

7. Komite Sekolah

Adalah badan yang secara khusus dibentuk untuk menjadi mitra sekolah dalam pembinaan dan pengembangan sekolah sekaligus wakil dari orang tua/wali siswa, dan pihak terkait yang berkewajiban membantu penyelenggaraan pendidikan termasuk pelaksanaan bimbingan dan konseling.

8. Pengawas Sekolah

Merupakan unsur Kantor Dinas Pendidikan, adalah personil yang bertugas melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap penyelenggraan, pelayanan bimbingan dan konseling sekolah.

9. Tata Usaha (TU) Sekolah

Adalah pembantu Kepala Sekolah dalam penyelenggaraan administrasi ke- Tata Usahaan Sekolah dan pelaksanaan administrasi bimbingan dan konseling di sekolah.

F. Mekanisme Penanganan Peserta Didik Bermasalah

(31)

1. Seorang siswa yang melanggar tata tertib dapat ditindak oleh semua guru/petugas lain, guru piket, wali kelas atau bahkan langsung oleh kepala sekolah.

2. Tindakan tersebut diinformasikan kepada wali kelas yang bersangkutan untuk ditindak lanjuti.

3. 3Sementara guru pembimbing/konselor berperan dalam mengetahui sebab-sebab yang melatarbelakangi sikap dan tindakan siswa tersebut.

Dalam hal ini guru pembimbing/konselor bertugas membantu menangani masalah siswa tersebut dengan meneliti latar belakang tindakan siswa melalui serangkaian wawancara dan informasi dari sejumlah sumber data, setelah wali kelas merekomendasikannya. Mekanisme penanganan siswa yang bermasalah di SMAN CMBBS dapat dilihat secara jelas melalui bagan di bawah ini:

Adapun Kategori Permasalahan Siswa dan Penanganannya adalah sebagai berikut:

1. Masalah (kasus) ringan

Yang termasuk ke dalam kategori masalah (ringan), yaitu: membolos, malas, kesulitan belajar pada bidang study tertentu, bertengkar, berpacaran, mencuri barang kelas ringan. Kasus ringan ini dibimbing oleh wali kelas dan guru dengan berkonsultasi kepada guru pembimbing atau konselor sekolah.

2. Masalah (kasus) sedang.

KOMITE SEKOLAH

KEPALA

SEKOLAH

.

TENAGA/ INSTANSI AHLI

KOORD. BK & GURU

BK/ KONSELOR

SEKOLAH

WALI

KELAS

GURU PIKET

GURU MP

PTK LAIN

(32)

Yang termasuk ke dalam kategori (masalah) sedang, yaitu : gangguan emosional, berpacaran dengan dengan melakukan perbuatan menyimpang, berkelahi, kesulitan belajar karena masalah keluarga, mencoba minum-minuman keras, mencuri kelas sedang, melakukan gangguan social dan asusila yang masih dapat diperbaiki. Kasus sedang dapat dibimbing oleh guru pembimbing atau konselor sekolah dengan berkonsultasi dengan kepala sekolah atau staf ahli/ professional, pihak keamanan, guru dan lain sebagainya atau bisa juga mengadakan konferensi kasus.

3. Masalah (kasus) berat

Yang termasuk ke dalam masalah (kasus) berat, yaitu : gangguan emosional berat, merokok, mencoba minum-minuman keras dan narkoba, hamil atau menghamili, melakukan tindakan criminal, berkelahi dengan menggunakan senjata/alat (misalnya, ikat pingggang, senjata tajam atau mungkin senjata api). Kasus berat ini bisa dilakukan referral (alih tangan kasus), kepada psikolog, psikiater, dokter, polisi, atau ahli hukum yang saebelumnya terlebih dahulu dilakukan konferensi kasus.

Di setiap sekolah sangat mungkin ditemukan siswa yang bermasalah, dengan maenunjukan berbagai gejala penyimpagan perilaku yang rentangnya dari kategori masalah ringan sampai masalah yang berat. Upaya untuk menangani siswa yang bermasalah, khususnya yang terkait dengan pelanggaran disiplin dan tata tertib sekolah dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu: (1) pendekatan disiplin dan (2) pendekatan bimbingan konseling. Penanganan siswa yang bermasalah melalui pendekatan disiplin merujuk pada ketentuan aturan dan tata tertib yang berlaku yang disebut dengan kode etik siswa SMAN CMBBS. Sebagai salah satu komponen organisasi sekolah, aturan dan tata tertib siswa beserta sanksinya perlu ditegakkan untuk mencegah sekaligus mengatasi terjadinya berbagai penyimpangan perilaku siswa. Namun demikian, SMAN CMBBS bukan merupakan lembaga pengobatan atau rehabilitasi sehingga penanganan siswa yang mengalami gangguan psikologis yang termasuk siswa abnormal. Siswa yang membutuhkan perawatan khusus dalam hal kesehatan atau siswa dengan kecenderungan mengarah pada kriminalitas dialih kasuskan kepada pihak yang secara khusus menangani masalah tersebut. Perlu diingat, bahwa pengalihan kasus bukan berarti pihak sekolah berkeinginan untuk memindahkan tanggung jawab. Namun harus dilihat bahwa SMAN CMBBS merupakan sekolah negeri yang tidak mengkhususkan diri dalam penanganan kasus-kasus yang demikian.

(33)

pendekatan bimbingan dan konseling. berbeda dengan pendekatan disiplin yang memungkinkan pemberian sanksi untuk menghasilkan efek jera, penanganan siswa bermasalah melalui pendekatan bimbingan dan konseling sama sekali tidak menggunakan bentuk sanksi apapun, tetapi lebih mengandalkan pada terjadinya kualitas hubungan interpersonal yang saling percaya diantaraa guru pembimbing/konselor dengan siswa yang bermasalah. sehingga setahap demi setahap siswa tersebut dapat memahami dan menerima diri dan lingkungannya serta dapat mengarahkan diri guna tercapainya penyesuaian diri yang lebih baik.

Secara visual, kedua pendekatan dalam menangani siswa bermasalah dapat dilihat dalam bagan berikut ini:

Dengan melihat gambar bagan di atas, kita dapat memahami bahwa diantara kedua pendekatan penanganan siswa bermasalah tersebut meski memiliki cara yang berbeda tetapi jika dilihat dari segi tujuannya pada dasarnya sama, yaitu tercapainya penyesuaian diri atau perkembangan yang optimal pada siswa yang bermasalah. Oleh karena itu kedua pendekatan tersebut seyogyanya dapat berjalan sinergis dan saling melengkapi

(34)

1. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang diperlukan disesuaikan dengan kondisi SMAN CMBBS, Agar layanan Bimbingan dan Konseling berjalan dengan lancar, maka sarana dan prasarana yang diperlukan sebelum tahun pelajaran baru sudah dikonsultasikan oleh guru BK/konselor, melalui Koordinator Bimbingan dan Konseling kepada bagian Sarana . Sarana dan Prasarana yang diperlukan antara lain:

a. Sarana untuk menunjang pelayanan bimbingan, yaitu:

1) Alat pengumpul data, seperti: Instrumen Tugas Perkembangan, instrumen penelusuran potensi akademik-bakat-minat-sikap, format-format layanan, pedoman observasi, pedoman wawancara, angket peminatan (siswa, orangtua, guru BK) , catatan harian, laporan prestasi belajar, kartu konsultasi, laporan absensi, dsb

2) Alat penyimpan data, seperti: foklder peserta didik, clip kartu konseling, map peserta didik baru, loker, dsb.

3) Perlengkapan teknis, seperti: buku Satlan BK, buku referensi BK, buku agenda kerja, buku pedoman/juklak BK, buku informasi (pribadi-sosial-belajar-karir), modul layanan peminatan, LKS BK.

4) Perlengkapan teknis lainya, seperti : blangko surat, agenda surat, buku tamu, alat-alat tulis, himpunan data, format-format layanan, dan sebagainya.

5) Perlengkapan elektronik

- Komputer untuk mengolah data hasil aplikasi instrumen

- Program khusus pengolahan hasil instrumen melalui komputer

- Program khusus BK melalui komputer/internet. Seperti ; bimbingan belajar, informasi lanjutan studi, informasi lowongan kerja dan sebagainya.

b. Prasarana penunjang layanan bimbingan, antara lain: 1) Ruangan kerja konselor dengan ukuran : 5 x 8 meter 2) Ruang konseling ukuran 5 x 3 meter

3) Satu stel kursi tamu 4) Satu buah lemari

5) Satu buah rak loker-data 6) Tiga buah meja kursi guru 7) Enam buah kursi siswa

(35)

10) Satu set komputer

11) Perlengkapan lain yang tidak disebutkan satu persatu c. Pembiayaan

Untuk dapat terselenggara kegiatan-kegiatan yang telah diprogramkan khususnya kegiatan yang memerlukan biaya/dana, seperti mendatangkan nara sumber tokoh berkarier, transportasi untuk pelatihan/seminar guru-guru BK, penelusuran tamatan, kunjungan/studi banding, home visit dan lain-lain.

Kebutuhan biaya yang diperlukan untuk melengkapi dan melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri Pandeglang tidak mendapat kesulitan, dan anggaran biaya tidak diberikan pertahun melainkan dapat diambil sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan, termasuk biaya yang dibutuhkan untuk mengadakan Home Visit (kunjungan rumah), ATK, dan kegiatan MGBK/seminar, workshop atau lokakarya Bimbingan dan Konseling.

(36)

BAB III

EVALUASI, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT

A. Evaluasi

Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling penilaian atau evaluasi diperlukan untuk memperoleh umpan baik terhadap keefektifan layanan bimbingan yang telah dilaksanakan. Dengan informasi dapat diketahui sampai sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan informasi dapat ditetapkan langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya.

Ada tiga macam kegiatan penilaian program bimbingan konseling yaitu 1. Penilaian Program

Setelah pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dievaluasi, ternyata hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan dalam program, maka dianalisa atau dicari penyebab ketidakberhasilan layanan atau kegiatan Bimbingan dan Konseling tersebut, dengan melihat hasil penilaian program, apakah terdapat ketidaksesuaian dengan yang dibutuhkan atau apakah prosesnya atau pelaksanaannya tidak sesuai dengan waktu, suasana, tempat dan lingkungan.

2. Penilaian Proses

Yang dimaksud dengan penilaian proses adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana keefektifan layanan bimbingan konseling dilihat dari prosesnya.

Layanan bimbingan dan konseling perlu dinilai untuk mengetahui efektifitas layanan dan dampak positif yang diperoleh siswa. Penilaian proses juga perlu dilaksanakan yang hasilnya dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas proses layanan tersebut. 3. Penilaian Hasil

(37)

penilaian segera, penilaian jangka pendek, dan penilaian jangka panjang yang masing-masing dapat dilaksanakan melalui format lisan dan tertulis. Misalnya fokus penilaian segera hasil layanan adalah diperolehnya pemahaman baru, berkembangnya perasaan positif dan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pasca layanan demi terentasnya masalah.

Adapun aspek-aspek yang dievaluasi adalah sebagai berikut: 1. Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan

2. Keterlaksanaan program

3. Hambatan-hambatan yang dijumpai

4. Dampak bimbingan konseling terhadap kegiatan belajar mengajar

5. Respon siswa, personil sekolah, orang tua dan masyarakat terhadap layanan bimbingan konseling.

6. Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan konseling, pencapaian tugas-tugas perkembangan dan hasil belajar.

7. Keberhasilan siswa setelah menamatkan sekolah baik pada studi lanjutan maupun pada kehidupan di masyarakat.

Sumber informasi untuk evaluasi dapat kita peroleh dari : siswa, orangtua, Kepala Sekolah, Wali kelas, Guru Mata Pelajaran, para Pengawas atau pejabat Dinas Pendidikan kota, Organisasi Bimbingan dan Konseling (ABKIN dan MGBK), perguruan tinggi, dan lain-lain.

Di tingkat sekolah, evaluai dilakukan oleh Kepala Sekolah dibantu Guru senior. Penilai di Tingkat kota dilakukan oleh : Pengawas BK atau pejabat yang berwenang yang ditunjuk Dinas pendidikan.

Penilaian dilakukan melalui teknik : wawancara, observasi, studi dokumenter, angket, tes analisa hasil kerja siswa. (melalui pemantauan dan/atau pengamatan)

Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu. Kegiatan penilaian baik mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis untuk kemudian dijadikan dasar dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program layanan bimbingan konseling.

(38)

1. Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dipantau, dievaluasi, dan dibina melalui kegiatan pengawasan.

2. Pengawasan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan secara: 1) interen, oleh kepala sekolah.

2) eksteren, oleh pengawas sekolah bidang bimbingan dan konseling.

3. Fokus pengawasan adalah kemampuan profesional guru BK/konselor dan implementasi kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang menjadi kewajiban dan tugas konselor di sekolah.

4. Pengawasan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.

5. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri Pandeglang tahun berikutnya.

6. Hasil penilaian dituangkan dalam form Laporan Hasil Evaluasi Program Kerja Pelayanan BK.

7. Hasil kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dalam satu semester untuk setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif sebagai bukti fisik kegiatan pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling.

8. Pelaporan secara berkala dilaksanakan melalui koodinator Bk kepada Kepala Sekolah dengan tidak menutup kemungkinan untuk melaporkan secara lisan periha-perihal yang harus diketahui oleh Kepala Sekolah, Wali Kelas dan guru mata pelajaran pada saat rapat rutin bulanan. Dan hasil analisa ini dituangkan dalam form Laporan Analisis Hasil Evaluasi.

C. Tindak Lanjut

Bila hasil evaluasi dari layanan Bimbingan dan Konseling tidak memberikan peningkatan, maka sesuai dengan analisis akan diadakan perbaikan program dan perbaikan proses untuk program di masa mendatang, yaitu program yang tidak perlu dicoret dengan menggantinya dengan yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan siswa. Dan mengenai pelaksanaannya akan sangat memperhatikan waktu, suasana, tempat dan lingkungan dan kegiatan ini dituangkan dalam Tindak Lanjut Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling.

(39)

1. Guru BK/konselor bagi siswa diatur secara berkelanjutan dari mulai masuk hingga yang bersangkutan menamatkan sekolah di SMAN CMBBS

2. Pelayanan Bimbingan dan konseling secara klasikal diselenggarakan secara terjadwal sekurang-kurangnya 1 jam setiap minggu setiap kelasnya sesuai dengan pegangannya kelas masing-masing guru BK/konselor

3. Guru BK/Konselor bertanggung jawab terhadap siswa bimbingannya perihal administrasi layanan BK yang bersangkutan.

4. Pengembangan Diri siswa diselenggarakan melalui kerja sama guru BK/konselor dengan Wakil Kepala Sekolah terutama bidang kurikulum dan kesiswaan yang programnya disesuaikan dengan bakat, minat siswa yang diidentifikasi melalui angket peminatan siswa dalam meilih arah peminatan studi, pendalaman mata pelajaran, dan peminatan kegiatan pengembangan diri ekstrakurikuler (nonakademik).

5. Dalam rangka meningkatkan wawasan karir sekolah menjalin hubungan dengan dunia industri dan dunia usaha dan wawasan lanjutan studi kami menjalin hubungan dengan Lembaga Perguruan Tinggi Negeri dan swasta dengan harapan para siswa lebih mendapatkan informasi yang aktual sekaligus dapat memotivasi dalam mencapai cita-cita dan pilihan karirnya.

(40)

BAB IV PENUTUP

Layanan bimbingan dan konseling yang efektif tidak mungkin terlaksana dengan baik tanpa adanya kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait, baik di dalam maupun di luar sekolah.

Untuk menjamin terlaksananya layanan bimbingan dan konseling secara tepat diperlukan pengawasan baik secara teknis maupun administratif. Pengawasan dilakukan oleh pengawas khusus yang profesional, artinya mengerti dan memahami profesi bimbingan dan konseling secara keseluruhan.

Demikian program ini kami susun dan kami menyadari bahwa program ini masih belum sempurna, namun tahap demi tahap kami bertekad untuk mengadakan evaluasi demi tercapainya visi, misi, dan tujuan yang diharapkan.

T idak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah yang telah memberikan pengarahan demi perbaikan dan keberhasilan layanan bimbingan dan konseling di SMAN CMBBS ini.

Semoga program kerja bimbingan dan konseling ini bermanfaat bagi semua yang berkepentingan.

Amiin Yaa Allah Robbal Alamiin.

Pandeglang, Juli 2014

Referensi

Dokumen terkait

Dua alternatif desain drainasi yang mempunyai nilai tertinggi adalah pipa beton tanpa tulangan dan pasangan batu kali tanpa plesteran, yaitu 326,1 dan 282,9. In.' akan dibahas

Pemerintah Indonesia tidak memiliki program sejenis yang berskala nasional untuk mencegah atau mengurangi terjadinya perundungan di institusi pendidikan. Tidak ada tindakan

Kebudayaan sebagai sistem hukum pada dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku, nilai-nilai merupakan konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap baik

Software yang digunakan adalah app inventor, arduino IDE, fritzing sedangkan hardware yang digunakan adalah smartphone, arduino uno, sensor getar, breadboard, bluetooth

Sejumlah ahli manajemen mengatakan bahwa manusia dewasa rata-rata membuat 300 keputusan per hari, dari yang sepele sampai yang penting dan menentukan hidup mereka. Artinya, setiap

Fakultas Hukum Universitas Tarumanagara, https://mail.journal.untar.ac.id/ , Access 31 Oktober 2020, Hlm.. 77 Menikah, Buku Nikah dan Buku Kutipan Akta Nikah ditulis nama wali

Pada Gambar 2 diatas terlihat bahwa daerah Donorojo, Kabupaten Pacitan didominasi oleh formasi Wonosari (warna hitam atau di aarsir lain biru) yang menempati sekitar 75 % dari

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Ekspektasi kinerja (Performance Expectancy) tidak berpengaruh terhadap minat dalam menggunakan