No. Daftar FPIPS: 17858/UN.40.2.2/PL/2013
Tanti Reni Puspita, 2013
IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH DALAM PENANAMAN BUDAYA
DISIPLIN SISWA
(Studi Deskriptif di SMPN I Tanjungsiang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh:
Tanti Reni Puspita 0901156
JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
Tanti Reni Puspita, 2013
Implementasi Tata Tertib Sekolah dalam Penanaman Budaya Disiplin Siswa (Studi Deskriptif di SMP N I Tanjungsiang)
Oleh Tanti Reni Puspita
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Tanti Reni Puspita 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
No. Daftar FPIPS: 17858/UN.40.2.2/PL/2013
Tanti Reni Puspita, 2013
LEMBAR PENGESAHAN
Tanti Reni Puspita 0901156
IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH DALAM PENANAMAN BUDAYA
DISIPLIN SISWA
(Studi Deskriptif di SMPN I Tanjungsiang)
Disetujui dan Disahkan Oleh:
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 19630820 198803 1 001
Pembimbing II
Dr. Kokom Komalasari, M. Pd NIP. 1972001 200112 2 001
Mengetahui,
Ketua Jururan Pendidikan Kewarganegaraan
Tanti Reni Puspita, 2013
Skripsi ini telah diuji pada :
Hari, tanggal : Rabu, 30 Oktober 2013
Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung
Panitia ujian terdiri dari :
1. Ketua :
Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si.
NIP. 19700814 199402 1 001
2. Sekretaris :
Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820 198803 1 001
3. Penguji :3.1
Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd. NIP. 19590714 198601 1 001
3.2
Dr. Dadang Sundawa, M.Pd NIP. 19600515 198803 1 002
3.3
vi Tanti Reni Puspita, 2013
ABSTRAK
IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH DALAM PENANAMAN BUDAYA DISIPLIN SISWA (Studi Deskriptif di SMPN I Tanjungsiang)
vi Tanti Reni Puspita, 2013
ABSTRACT
IMPLEMENTATION PROCEDURES IN THE CONDUCT OF INVESTMENT CULTURE SCHOOL STUDENT DISCIPLINE (Descriptive Study on SMP I Tanjungsiang)
School is an important element in the formation of student discipline. Discipline and order are two things that can not be separated. Both have an important role in the creation of a school environment that is highly dynamic, harmonious and prosperous. However, the implementation of such rules does not always run smoothly so frequent violations of the student in school. So here the schools are required to fix the situation so as to reduce the number of offenses committed students that will be the realization that baik.Pertanyaan discipline in this study include: 1). How to discipline students in school? 2) How does the implementation rules for discipline 3) What are the factors inhibiting research, during and after the data was collected. Analysis of the data will also result in a conclusion and suggestions that can be recommended to the object under study as problem solving. The results of the study revealed that: 1). Conditions of student discipline has been good with a 9:1 ratio, although there are students who violate 2). Implementation rules have been good considering the students familiar with the applicable rules as for students who violate but still said to be reasonable because it only related to minor offenses and sanctions are set according to the number of cumulative points sanksi.3). Inhibiting factor is related to the student's own consciousness, the environment and the elderly. While supporting factor is the cooperation between the school and the students. 4). The role of the school community are very important in the cultivation of a culture of discipline among other students with unrelenting warn students about the importance of discipline, hold the control exercised by the Guidance and Counseling in learning more mengajar.Untuk improve student discipline planting culture in SMP I Tanjungsiang, the school must be supported by the various parties. For example, schools should be further enhanced ketauladan provision of leadership, teachers and their staff in implementing the regulations. In addition, the principal should be more innovative as a leader in the manufacture of the event activities.
Tanti Reni Puspita, 2013
DAFTAR ISI
PERNYATAAN... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ...x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum tentang Tata Tertib... 9
1. Pengertian Tata Tertib... 9
2. Indikator Tata Tertib ... 10
3. Peranan Tata Tertib ... 11
B. Tinjauan Umum tentang Disiplin... 18
1. Pengertian Unsur-unsur Disiplin dan Indikator ... 18
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin ... 22
3. Proses Pembentukan Sikap Disiplin ... 25
C. Penanaman Kedisiplinan Siswa di Sekolah ... 30
D. Cara Menanamkan Kedisiplin Pada Siswa ... 33
E. Penelitian Terdahulu ... 37
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40
B. Desain Penelitian ... 42
Tanti Reni Puspita, 2013
D. Definisi Operasional ... 45
E. Instrumen Penelitian ... 48
F. Teknik Pengumpulan Data ... 49
G. Analis Data ... 53
H. Validitas Data ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 58
1. Profil SMPN I Tanjungsiang ... 57
2. Guru dan Personalia ... 59
3. Kegiatan Intrakulikuler dan Ekstrakulikuler ...59
4. Sarana dan Prasarana ...60
5. Data Siswa ...60
6. Tata Tertib Sekolah ...61
7. Data Pelanggaran Tata Tertib ...63
B. Laporan Hasil Penelitian ... 64
1. Hasil Observasi ... 64
2. Hasil Wawancara ... 66
3. Hasil Dokumentasi... 71
C. Analisis Hasil Penelitian ... 71
1. Kondisi Kedisiplinan Siswa di Sekolah ...71
2. Implementasi Tata Tertib dalam Penanaman Disiplin...74
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Tata Tertib dalam Penanaman Disiplin ...77
4. Peran Warga Sekolah dalam Penanaman Budaya Disiplin...80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 85
B. Saran ... 86
Daftar Pustaka………...……..90
Tanti Reni Puspita, 2013
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 ... 48
Tanti Reni Puspita, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 ... 59
Tabel 4..2 ... 60
Tabel 4.3 ... 60
Tabel 4..4 ... 63
1
Tanti Reni Puspita, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi dan modernisasi yang sedang berjalan pada saat ini,
memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan. Perubahan tersebut meliputi
beberapa aspek seperti politik, sosial, budaya. Sebenarnya, bila kita cermati
kemajuan zaman tersebut tidak seharusnya menimbulkan dampak yang tidak baik.
Kita sebut saja dampak dari kemajuan zaman itu yang terlihat sangat jelas adalah
menyangkut menurunnya kedisiplinan.Seperti halnya di Negara kita, disiplin itu
terkesan tidak diindahkan lagi. Padahal, disiplin itu memiliki peranan penting
dalam pembentukan karakter setiap insan manusia. Perilaku yang terlihat konkrit
yang sering terjadi di negara kita yaitu bisa kita lihat dari media massa atau pun
elektronik, dimana sosok atau figur dari para penguasa saja yang sudah
seharusnya menjadi panutan memiliki perilaku yang tidak mengindahkan disiplin.
Seperti anggota dewan menonton video pada saat rapat, dan mengobrol.
Logikanya, bagaimana bisa rakyat kecil menjunjung tinggi disiplin kalau para
penguasa di atas pun tidak bisa memberikan suri tauladan yang baik. Kita tidak
harus selalu menyorot problematika yang menyangkut kedisiplinan dalam lingkup
berbangsa dan bernegara, akan tetapi haruslah memperhatikan kehidupan dan
lingkungan yang lebih kecil dan yang paling dekat dengan kehidupan sekitar kita.
Lingkungan tersebut yaitu sekolah.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan komponen yang
sangat penting dalam mengembangkan sikap disiplin siswa.Perilaku siswa
terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan,
keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah
satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di
sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan
mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan guru tentulah menjadi
hal-hal yang dijadikan acuan oleh siswa karena mereka melihat dan mendengar
2
Tanti Reni Puspita, 2013
pendidiknya seringkali lebih besar pengaruhnya dari apa yang dikatakan atau
diajarkan orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru
tersebut merupakan bagian dari pendisiplinan siswa di sekolah. Komponen
penting lainnya selain sekolah yaitu tata tertib dan guru, dimana guru mempunyai
peranan besar dalam membentuk karakter disiplin siswa.
Mengapa kedisiplinan harus diperhatikan di sekolah? Hal tersebut
dikarenakan bahwa sekolah pada umumnya memiliki fungsi mengembangkan
potensi peserta didik dari berbagai aspek, seperti mental. Seorang siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan terlepas dari berbagai peraturan
dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk
dapat berperilaku sesuai dengan aturan yang sesuai dengan peraturan dan tata
tertib di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa di sekolah terhadap tata tertib
dapat dikatakan dengan disiplin siswa. Disiplin siswa adalah salah satu usaha
sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dan dapat
mendorong siswa untuk berperilaku sesuai norma, peraturan dan tata tertib yang
berlaku di sekolah.
Menurut Wikipedia (1993) bahwa disiplin sekolah “refers to students
complying with a code of behaviour often known as the school rules”. Yang
dimaksud dengan aturan sekolah tersebut, seperti tata cara berpakaian yang baik
dan sopan, ketetapan waktu dan etika pelajar. Penetapan dari peraturan sekolah
juga berfungsi dan memiliki tujuan sebagai pemberian hukuman (sanksi) bagi
setiap siswa yang tidak mengindahkan peraturan yang berlaku.
Berkenaan dengan tujuan disiplin sekolah, Maman Rachman (1999) dalam
(faissalrohman.blogspot) mengemukakan bahwa tujuan disiplin sekolah adalah :
1. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.
2. Mendorong siswa melakukan hal yang baik dan benar.
3. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi dari hal-hal yang dilarang oleh sekolah.
3
Tanti Reni Puspita, 2013
Hal serupa dikemukakan oleh wikipedia (1993) bahwa tujuan disiplin
sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan lingkungan belajar yang
nyaman terutama di kelas. Di dalam kelas, jika seorang guru tidak mampu
menerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin menjadi kurang
termotivasi dan memperoleh penekanan tertentu, suasana belajar menjadi kurang
kondusif untuk mencapai prestasi belajar siswa.Pentingnya kedisiplinan dan
ketertiban itu adalah untuk mecegah terjadinya pelanggaran disiplin yang
dilakukan siswa. Maka dari itu disiplin dan ketertiban perlu diatur oleh sebuah
tatanan yang disebut tata tertib. Membicarakan tentang kedisiplinan, peraturan
dan tata tertib merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan sejalan dengan yang
dipaparkan oleh Arikunto (1990:155) :
Peraturan dan tata tertib merupakan dua hal yang sangat penting bagi kehidupan sekolah sebagai sebuah organisasi yang menyelenggarakan pendidikan. Untuk menjaga berlakunya peratura dan tata tertib diperlukan kedisiplinan dari semua personil sekolah. Di dalam kehidupan sekolah, peraturan dan tata tertib dimaksudkan untuk menjaga terlaksananya kegiatan belajar-mengajar siswa disamping itu juga untuk memenuhi kebutuhan pribadi yang terlibat di dalamnya karena mereka adalah individu yang semestinya dipandang sebagai manusia seutuhnya.
Menelusuri lebih jauh mengenai disiplin sekolah, bahwa disiplin sekolah
tidak bisa dilepaskan dengan persoalan perilaku negatif siswa. Perilaku negatif
yang terjadi di kalangan siswa remaja pada akhir-akhir ini sangat
mengkhawatirkan, seperti : sex bebas, keterlibatan dalam barang-barang haram
(narkoba dan sejenisnya), geng motor, dan berbagai tindakan yang menjurus ke
arah tindkan kriminal lainnya), yang tidak hanya merugikan dirinya sendiri
bahkan dapat merugikan mayarakat umum. Di lingkungan internal (sekolah) juga
banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertib yang
merentang dari pelanggaran ringan hingga berat , misalnya seperti : nyontek,
bolos, pemalakan, pencurian dan tawuran serta tindakan-tindakan yang
menyimpang lainnya. Tentu saja semua itu memerlukan upaya pencegahan dan
4
Tanti Reni Puspita, 2013
Terciptanya kedisiplinan juga merupakan salah satu dari tujuan pendidikan
karakter, dimana pendidikan karakter ini memiliki peranan yang sangat penting.
Namun, istilah Pendidikan karakter sendiri masih kurang difahami oleh banyak
kalangan sehingga kajian secara teoritis terhadap pendidikan karakter dapat
menyebabkan salah tafsir tentang makna pendidikan karakter. Menurut Kesuma,
(2011:5),beberapa masalah ketidaktepatan makna yang beredar dimasyarakat
mengenai makna pendidikan karakter dapat diidentifikasi diantaranya sebagai
berikut:
1) Pendidikan karakter = mata pelajaran agama dan Pkn, karena itu menjadi tanggung jawab guru agama dan Pkn.
2) Pendidikan karakter = mata pelajaran pendidikan budi pekerti.
3) Pendidikan karakter = pendidikan yang menjadi tanggung jawab keluarga, bukaan tanggung jawab sekolah.
4) Pendidikan karakter = adanya penambahan mata pelajaran baru dalam KTSP.
Berbagai makna yang kurang tepat tentang pendidikan karakter itu
bermunculan dan seringkali menempati pemikiran dikalangan orang tua, guru, dan
masyarakat umum sehingga menimbulkan beberapa asumsi tentang makna
pendidikan karakter.Menurut ahli pendidikan karakter seperti Megawangi
(2004:95) mendefinisikan Pendidikan karakter itu sebagai berikut “Sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan
mempraktikannya dalam kehidupan sehari-sehari, sehingga mereka dapat
memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya”.
Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa pendidikan karakter itu
adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak sehingga mereka dapat
memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya serta menjadikan
manusia sebagai mahluk yang berketuhanan dan mengemban amanah sebagai
pemimpin di dunia. Selain itu Pendidikan Karakter juga dapat membentuk siswa
berkarakter kuat salah satunya siswa mempunyai karakter disiplin yang sangat
baik sehingga mampu mengambil keputusan dengan bijak dan dapat
5
Tanti Reni Puspita, 2013
Karakter disiplin sangat diperlukan bagi berlangsungnya kehidupan suatu
bangsa. Dalam konteks kehidupan, disiplin itu merupakan sikap yang sangat
penting sehingga dapat mendukung kemajuan dan perkembangan suatu
masyarakat ke arah yang lebih baik namun dalam mewujudkan semua itu perlu
berbagai upaya yang harus dilakukan seperti membina, membentuk dan
mengembangkan karakter disiplin siswa baik dikehidupan individual, keluarga,
sekolah,masyarakat, bangsa dan Negara.
Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Asy Mas’udi (2000:88): “Karakter
disiplin adalah Kebiasaan seseorang yang menjadi satu dalam prilaku kehidupan
dalam melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan
peraturan-peraturaan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa ada
paksaan dari siapapun”.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terkait dengan implementasi tata tertib dalam pembentukan disiplin
siswa dan untuk mewujudkan kondisi sekolah yang kondusif ini mendorong saya
untuk mengangkat suatu judul “IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH
DALAM PENANAMAN BUDAYA DISIPLIN SISWA (STUDI
DESKRIPTIF DI SMP N I TANJUNGSIANG)
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahannya, adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana disiplin siswa di sekolah?
2. Bagaimana implementasi tata tertib untuk penanaman disiplin?
3. Apa saja faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan tata tertib untuk
penanaman disiplin ?
6
Tanti Reni Puspita, 2013
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang
dikemukakan diatas, yang secara umum adalah untuk memperoleh gambaran
secara faktual mengenai implementasi tata tertib sekolah dalam penanaman
budaya disiplin siswa.
2. Tujuan Khusus
Adapun tuju`an khusus dalam penelitian ini adalah
1. Mengetahui disiplin siswa di sekolah.
2. Mengetahui implementasi tata tertib untuk penanaman disiplin siswa di
sekolah.
3. Mengetahui faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan tata tertib
untuk penanaman disiplin.
4. Mengetahui peran warga sekolah dalam penanaman disiplin.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah bersifat teoretik
dan praktis. Adapun manfaat – manfaat tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Teoretik
Secara teoritik penelitian ini menekankan pada teori tentang
pembelajaran hukum, kesadaran hukum dalam penerapannya terhadap
tata tertib siswa di sekolah dan disiplin siswa, kompetensi guru,dan
manajemen sekolah dalam pendidikan karakter. Peneliti ini
mengharapkan guru dapat melakukan pengawasan atas implementasi
tata tertib dan melakukan pendekatan pada setiap siswa sehingga tidak
pernah terjadi perilaku meyimpang dan senantiasa disiplin.
2. Praktis
a. Bagi peneliti, penenelitian ini berguna sebagai acuan untuk
mendorong peneliti ketika telah menjadi seorang pendidik kelak
7
Tanti Reni Puspita, 2013
pengawasan sehingga peserta didik itu bisa senantiasa
menanamkan disiplin.
b. Bagi guru, penelitian ini berguna sebagai bahan evaluasi untuk
meningkatkan kualitas mengajarnya dan lebih meningkatkan
pengawasan terhadap peserta didiknya sehingga dapat memupuk
dan menanamkan disiplin sejak dini.
c. Bagi siswa, penelitian ini memiliki kegunaan untuk memberikan
pandangan kepada siswa-siswi mengenai pentingnya disiplin dalam
pembentukan karakter siswa. Sehingga siswa akan terhindar dari
perilaku-perilaku menyimpang dan siswa akan memiliki moralitas
yang tinggi dan senantiasa bertumpu pada nilai-nilai yang berlaku
sehingga akan mencetak warga negara yang baik (to be good
citizenship).
E. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi ini terdiri dari :
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini terdiri dari :
a. Latar belakang menjelaskan alasan mengapa masalah tersebut
diteliti, pentingnya masalah itu diteliti dan pendekatan untuk
mengatasi masalah tersebut baik dari sisi teoritis maupun
praktis.
b. Rumusan masalah berisi rumusan dan analisis masalahh
sekaligus identifikasi variabel-variabel penelitian beserta
definisi operasionalnya,.
c. Tujuan penelitian menjelaskan hasil yang ingin dicapai setelah
dilakukannya penelitian.
d. Manfaat penelitian dapat dilihat dari berbagai aspek, misalnya
dari segi teori, segi kebijakan, segi praktik dan segi isu serta
8
Tanti Reni Puspita, 2013
e. Struktur organisasi skripsi berisi tentang rincian urutan
penulisan dari setiap bab dan bagian skripsi, mulai dari bab I
sampai bab terakhir.
2. Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini terdiri dari konsep-konsep utama dan turunannya sesuai
dengan masalah yang dikaji, didalamnya terdapat pula penelitian
terdahulu yang relevan dengan yang diteliti dan posisi teoritik peneliti
yang berkenaan dengan masalah yang diteliti, yang diturunkan dalam
sub judul.
3. Bab III Metode Penelitian
Bab ini penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk
beberapa komponen seperti lokasi dan subjek/sampel penelitian,desain
penelitian, pendekatan dan metode penelitian, teknik pengumpulan
data dan analisis data.
4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini membahas mengenai pengolahan atau analisis data untuk
menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah yang berkaitan
dengan penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan
pembahasan atau analisis temuan.
5. Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari penelitian dan saran
40 Tanti Reni Puspita, 2013
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat atau lokasi
penelitian, yang dicirikan oleh adanya unsur-unsur seperti pelaku, tempat dan
kegiatan yang dapat diobservasi. Adapun lokasi penelitian ini adalah SMP N I
Tanjungsiang. Sementara itu, yang menjadi pertimbangan dasar dipilihnya SMPN
I Tanjungsiang tersebut sebagai lokasi serta subjek dalam penelitian ini,
dikarenakan sekolah tersebut memiliki kedisiplinan yang cukup baik.
2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini terlebih dahulu dijelaskan mengenai subjek penelitian,
S. Nasution (1992:32) menjelaskan bahwa “subjek penelitian yaitu sumber yang
dapat memberi informasi, dipilih secara purposif dan pertalian dengan tujuan
tertentu”. Oleh sebab itu yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini
adalah:
a. Kepala Sekolah,
b. Wakasek Kesiswaan,
c. Guru BP,
d. Guru PKn,
e. Siswa-siswi.
Subjek penelitian sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 215)
bahwa:
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “Social Situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.Situasi sosial tersebut dapat dinyatakan
41
Tanti Reni Puspita, 2013
Jadi subjek penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang dapat memberikan
informasi secara purposif dan bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai. Hal
ini senada dikemukakan oleh Nasution (1996:32) bahwa:
Dalam penelitian kualitatif yang dijadikan sample hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia, situasi yang diobservasi.Sering sampel dipilih secara “purposive” bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Sering pula responden diminta untuk menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi kemudian responden ini diminta pula menunjuk orang lain dan seterusnya. Cara ini lajim disebut “snowball sampling” yang dilakukan secara serial atau berurutan.
Berdasarkan uraian di atas, maka subjek penelitian yang akan diteliti
ditentukan langsung oleh peneliti berkaitan dengan masalah serta tujuan
penelitian. Tujuan peneliti yakni untuk mengetahui sejauh mana tata tertib itu
diterapkan dalam penanaman karakter disiplin siswa di sekolah. Penentuan sampel
dianggap telah memadai jika telah sampai pada ketentuan atau batas informasi
yang ingin diperolehseperti yang dikemukakan oleh Nasution (1998:32-33) bahwa
“Untuk memperoleh informasi sampai dicapai taraf “redundancy” ketentuan atau kejenuhan artinya bahwa dengan menggunakan responden selanjutnya boleh
dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang dianggap berarti”.
Dari apa yang telah diungkapkan di atas, subjek penelitian kualitatif adalah
pihak-pihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan
informasi dipilih secara purposive bertalian dengan tujuan tertentu. Berdasarkan
uraian tersebut, maka subjek yang diteliti akan ditentukan langsung oleh peneliti
berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian.
Dalam pengumpulan data, responden didasarkan pada ketentuan atau
kejenuhan data dan informasi yang diberikan. Jika beberapa responden yang
dimintai keterangan diperoleh informasi yang sama, maka itu sudah dianggap
cukup untuk proses pengumpulan data yang diperlukan sehingga tidak perlu
42
Tanti Reni Puspita, 2013
B.Desain Penelitian
Desain penelitian berdasarkan lokasi penelitian dan sumber data yang
dipilih berdasarkan teknik pengambilan sampel. Sukmadinata, (2010:52)
menjelaskan bahwa:
Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data dikumpulkan, dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah.
Desain penelitian ini dibuat berdasarkan fokus kajian yang ingin diteliti
oleh peneliti. Dalam hal ini, peneliti melihat beberapa permasalahan terkait
dengan implementasi tata tertib. Penelitian terhadap permasalahan yang ada
kemudian diformulasikan dan difokuskan dalam sebuah fokus penelitian. Setelah
ditentukan fokus penelitian, peneliti melakukan observasi, wawancara dan studi
dokumentasi di lapangan dengan berbekal teori yang sudah dipelajari. Setelah
diperoleh data, maka data di klasifikasikan, di olah dan di analisis. Hasil
pengolahan data tersebut dijadikan sebagai temuan penelitian yang selanjutnya
dapat ditarik suatu kesimpulan penelitian, hingga bisa menghasilkan rekomendasi
bagi pihak-pihak terkait.
C. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif. Nasution (1996:3) mengemukakan bahwa “penelitian kualitatif pada
hakikatnya adalah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya,
berinteraksidengan mereka, berusaha untuk memahami bahasa dan tafsiran
mereka tentang dunia sekitarnya”.Dalam pendekatan kualitatif, proses penelitian
dan pemahaman berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena
sosial dan masalah manusia. Lebih lanjut menurut Bogdan dan Taylor (Moleong,
2007: 4), metode kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
43
Tanti Reni Puspita, 2013
Penelitian kualitatif berusaha melihat kebenaran-kebenaran atau
membenarkan kebenaran, namun di dalam melihat kebenaran tersebut, tidak selalu
dapat dan cukup didapat dengan melihat sesuatu yang nyata, akan tetapi kadang
kala perlu juga melihat sesuatu yang bersifat tersembunyi, dan harus melacaknya
lebih jauh ke balik sesuatu yang nyata tersebut.
Moleong (2010:6) mengemukakan pengertian penelitian kualitatif, sebagai
berikut :
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subyek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara horistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini
didasarkan pada dua alasan. Pertama, permasalahan yang dikaji dalam penelitian
tentang implementasi tata tertib dalam penanaman disiplin siswa. Kedua,
pemilihan pendekatan ini didasarkan pada keterkaitan masalah yang dikaji dengan
sejumlah data primer dari subjek penelitian yang tidak dapat dipisahkan dari latar
belakang alamiahnya.Disamping itu, pendekatan kualitatif mempunyai
adaptabilitas yang tinggi, sehingga memungkinkan penulis untuk senantiasa
menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah yang dihadapi dalam
penelitian ini.
2. Metode Penelitian
Metode adalah proses, prinsip-prinsip dan prosedur yang digunakan untuk
mendekati masalah dan mencari jawaban. Menurut Sukmadinata (2010:52),
“metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan
penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosifis
dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”. Mendasarkan diri pada
pengertian tersebut, pada penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka metode
yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan yang digunakan
44
Tanti Reni Puspita, 2013
Metode deskriptif yaitu metode penelitian yang membuat gambaran
mengenai situasi atau kejadian, fenomena yang sedang terjadi dan berhubungan
dengan kondisi masa kini. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang
diungkapkan oleh Suharsirni Arikunto (1993:25) bahwa:
Apabila peneliti bermaksud mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, berapa bamyak, sejauh mana dan sebagainya, maka penelitiannya bersifat deskriptif, yaitu menjelaskan atau menerangkan peristiwa.
Menurut Sukardi (2004:57) “metode deskriptif berusaha menggambarkan dan menginterpretrasi objek sesuai dengan apa adanya”. Selain itu, Sukardi
(2004:157) mengatakan bahwa :
Penelitian deskriptif merupakan penelitiandi mana pengumpulan data untuk mengetespertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.
Menurut Surakhmad (1998:140), metode penelitian deskriptif secara
umum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah masalah yang aktual.
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisa.
Berdasarkan pernyataan beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
metode deskriptif semata-mata menerangkan atau mendeskripsikan kenyataan
fenonema sosial tertentu dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang
diteliti.
Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif karena disesuaikan
dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui bagaimana
45
Tanti Reni Puspita, 2013
D. Definisi Operasional
Menurut Nazir, (1988:152) Definisi operasional adalah “suatu definisi
yang diberikan kepada suatu variabel atau konstruk dengan cara memberikan arti,
atau mempersepsikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur konstruk atau variabel tersebut”.
Untuk menghindari terjadinya kesalahan persepsi dan kesamaan konsep
dalam mengartikan istilah dan memudahkan dalam menganalisis berkaitan dengan
judul “IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH DALAM
PENANAMAN BUDAYA DISIPLIN SISWA (STUDI DESKRIPTIF SMP N
I TANJUNGSIANG)”, agar terdapat keberagaman landasan berfikir antara peneliti dengan pembaca maka perlu dirumuskan pula definisi operasional dari
penelitian ini yaitu:
1. Tata Tertib di Sekolah
definisi dari tata tertib itu sendiri, menurut Starawaji dalam (http://wwwtatatertib.blogspot.com/2011/02/tata-tertib.html) menerangkan bahwa :
“Tata tertib merupakan kosakata yang terbentuk dengan mengunakan
imbuhan-imbuhan baru, pada awalnya tat tertib berasal dari dua kata, yaitu
kata “tata” yang artinya susunan, peletakan, pemasangan, atau bisa disebut juga sebagai ilmu, contohnya, tata boga, tata graham, dan lain sebagainya.
Dan kata yang kedua adalah kata “tertib” yang artinya teratur, tidak acak
-acakan, rapih. Dalam kosakata bahasa Indonesia kata “tata tertib”
mempunyai pengertian yang baru, tapi masih ada keterkaitan dengan arti dari kedua kata tersebut, jadi kosakata tata tertib artinya adalah sebuah aturan yang dibuat secara tersusun dan teratur, serta saling berurutan, denga tujuan semua orang yang melaksanakan peratauran ini melakukannya sesuai dengan urutan-urutan yang telah dibuat”
Sedangkan menurut Depdikbud (1989) menjelaskan bahwa “pengertian
tata tertib sekolah adalah aturan atau peraturan yang baik dan merupakan hasil
pelaksanaan yang konsisten (tatap azas) dari peraturan yang ada”. Selanjutnya,
Menurut Mulyono (2000) menyebutkan bahwa “tata tertib adalah kumpulan
aturan–aturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat anggota masyarakat.
Aturan–aturan ketertiban dalam keteraturan terhadap tata tertib sekolah, meliputi
46
Tanti Reni Puspita, 2013
Tata tertib sekolah merupakan patokan atau standar untuk hal–hal tertentu.
Sesuai dengan keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Nomor 158/C/Kep/T.81 Tanggal 24 September 1981 (Tim Dosen Jurusan
Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, 1989:145) dalam
(http://www.psychologymania.com/2013/02/pengertian-tata-tertib-sekolah.html)
menerangkan bahwa “ketertiban berarti kondisi dinamis yang menimbulkan
keserasian, keselarasan dan keseimbangan dalam tata hidup bersama makhluk
Tuhan Yang Maha Esa. Ketertiban sekolah tersebut dituangkan dalam sebuah tata
tertib sekolah”.
Pada dasarnya tata tertib siswa di sekolah adalah sebagai berikut
sebagaimana yang diungkapkan oleh Suryosubroto (2004:82-83) dalam Aang
(2011)sesuai dengan instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.14 tahun
1974 adalah sebagai berikut:
a) Tugas dan kewajiban dalam kegiatan intra sekolah
1) Murid harus datang di seakolah sebelum jam pelajaran dimulai,
2) Murid harus sudah siap menerima pelajaran sesuai dengan jadwal sebelum pelajaran dimulai
3) Murid tidak dibenarkan tinggal di dalam kelas pada saat jam istirahat kecuali jika keadaan tidak mengijinkan misalnya hujan,
4) Murid boleh pulang jika pelajaran selesai,
5) Murid wajib menjaga kebersihan dan menjaga keindahan sekolah,
6) Murid wajib menjaga cara berpakaian sesuai dengan yang ditetapkan sekolah,
7) Murid harus juga memperhatikan kegiatan ekstrakulikuler : pramuka, kesenian, palang merah remaja dan sebagainya. b) Larangan-larang yang harus diperhatikan
1) Meninggalkan sekolah/jam pelajaran tanpa izin dari kepala sekolah atau guru yang bersangkutan,
2) Merokok di sekolah,
3) Berpakaian tidak senonoh dan bersolek berlebihan, 4) Kegiatan yang mengganggu jalannya pelajaran, c) Sanksi bagi murid dapat berupa :
1) Peringatan lisan secara langsung,
2) Peringatan tertulis dengan tembusan kepada orang tua, 3) Dikeluarkan sementara,
47
Tanti Reni Puspita, 2013
2. Disiplin
Disiplin merupakan istilah yang sudah memasyarakat di berbagai instansi
pemerintah maupun swasta. Kita mengenal adanya disiplin kerja, disiplin lalu
lintas, disiplin belajar dan macam istilah disiplin yang lain. Masalah disiplin yang
dibahas dalam penelitian ini hanya difokuskaan mengenai disiplin siswa. Disiplin
yang dimaksud dalam hal ini adalah disiplin yang dilakukan oleh para siswa
dalam kegiatan belajarnya baik di rumah maupun di sekolah.
Secara etimologis, istilah disiplin berasal dari kata discipline yang artinya
pengikut atau penganut, yakni seorang yang belajar dari atau secara sukarela
mengikuti seorang pemimpin. Dalam kehidupan sehari-hari istilah disiplin
biasanya dikaitkan dengan keadaan yang tertib, maksudnya suatu keadaan dimana
perilaku seorang mengikuti pola-pola tertentu yang telah ditetapkan terlebih
dahulu.
Menurut Anwar Yasin (1989) yang dikutip Lina F.R (2006:30) disiplin
digunakan dalam beberapa pengertian diantaranya:
1. Disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan pengendalian.
2. Sebagai hasil latihan (pengendalian diri) perilaku tertib.
3. Sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan watak agar perilaku tertib dan efisien.
Hal ini sejalan dengan pendapat Darmodihardjo dalam Usman Radiana
(1999:23) mengemukakan bahwa “Disiplin adalah sikap mental yang
mengandung kerelaan untuk memenuhi semua ketentuan, peraturan dan norma
yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab”.
Dari beberapa pengertian disiplin yang telah dikemukakan diatas, pada
dasarnya sama yaitu menyatakan sikap tunduk dan patuh terhadap peraturan yang
berlaku. Kepatuhan terhadap peraturan itu ada yang timbul atas dasar tanggung
jawab dan kesadaran diri serta ada yang timbul atas dasar paksaan dan tekanan
48
Tanti Reni Puspita, 2013
Indikator disiplin antara lain adalah Menurut Arikunto (1990:137) dalam
Nurdin (2012) membagi tiga indikator kedisiplinan yaitu :
1. Perilaku kedisiplinan di dalam kelas
2. Perilaku kedisiplinan di luar kelas dan di lingkungan 3. Perilaku kedisiplinan di rumah
Selain itu juga Tu’u (2004:91) menjelaskan bahwa indikator yang
menunjukkan pergeseran atau perubahan hasil belajar siswa sebagai kontribusi
mengikuti da mentaatiperaturan sekolah adalah meliputi : dapat mengatur waktu
belajar di rumah, rajin dan teratur belajar, perhatian ketika belajar di kelas, da
ketertiban dalam belajar di kelas.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan hal yang paling penting dalam suatu
penelitian. Hal ini dikarenakan instrumen penelitian merupakan acuan peneliti
dalam melakukan penelitian. Satori (2007:9) mengemukakan bahwa “instrumen
penelitian merupakan tumpahan teori dan pengetahuan yang dimiliki si peneliti
mengenai fenomena yang diharapkan mampu mengungkap informasi-informasi
penting dari fenomena yang diteliti”.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama (key
instrument) dalam mengumpulkan data dan menginterpretasi data
dengandibimbing oleh pedoman wawancara dan pedoman observasi.Pendapat lain
dikemukakan Satori (2007:10) yang mengatakan bahwa:
Kategori instrumen yang baik dalam penelitian kualitatif adalah instrumen yang memiliki pemahaman yang baik akan metodologi penelitian, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan untuk memasuki objek penelitian, baik secara akademik maupun secara logistiknya.
Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan observasi dan wawancara
mendalam, dengan asumsi bahwa hanya manusia yang dapat memahami makna
interaksi sosial, menyelami perasaan dan nilai-nilai yang terekam dalam ucapan
dan perilaku responden.Peneliti sendiri adalah sebagai pengkonstruksi realitas atas
49
Tanti Reni Puspita, 2013
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
sebuah penelitian, hal ini karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Beberapa macam teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif
menurut Sugiyono (2009:309) yaitu:
Gambar 3.1. Macam-macam teknik pengumpulan data (Sumber: Sugiyono,
(2009:309)
Dalam rangka kepentingan pengumpulan data, teknik yang digunakan
dapat berupa kegiatan:
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh peneliti dengan tujuan
untuk memperoleh informasi dan data tentang implementasi tata tertib sekolah
dalam penanaman disiplin siswa. Satori (2007:44) berpendapat bahwa:
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Wawancara
Observasi Macam-macam
teknik
pengumpulan data
Dokumentasi
50
Tanti Reni Puspita, 2013
Pendapat di atas menjelaskan bahwa wawancara dilakukan melalui proses
tanya-jawab lisan secara langsung. Senada dengan pendapat Satori, pendapat
serupa diungkapkan Moleong (2007:186) bahwa “wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu. percakapan itu dilakukan oleh kedua pihak, yaitu
pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu”.
Pada penelitian kualitatif, wawancara mendalam dapat dilakukan dengan
dua cara. Pertama, wawancara sebagai strategi dalam mengumpulkan data, pada
konteks ini catatan data lapangan yang diperoleh berupa transkrip wawancara.
Kedua, wawancara sebagai penunjang teknik lain dalam mengumpulkan data,
seperti analisis dokumen dan studi literatur. Berkaitan dengan hal tersebut, Danial
(2009: 71) menjelaskan bahwa:
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan dialog, tanya jawab antara peneliti dan responden secara sungguh-sungguh. Wawancara dapat dilakukan di mana saja selama dialog masih bisa dilakukan, misalnya sambil berjalan, duduk santai disuatu tempat, di lapangan, di kantor, di kebun, di bengkel, atau di mana saja.
Berdasarkan hal ini, peneliti harus mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan
yang akan diajukan, disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari
responden. Adapun langkah-langkah wawancara yang dikemukakan Lincoln dan
Guba (dalam Sugiyono, 2009:322) yaitu:
a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
b. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
c. Mengawali atau membuka alur wawancara d. Melangsungkan alur wawancara
e. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
f. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh
Dalam hal ini, pewawancara harus penuh perhatian terhadap apa yang
diungkapkan, berusaha bertanya secara rinci kepada responden, menghindari
pertanyaan yang kemungkinan hanya dijawab "ya" atau "tidak", dan berusaha
menghubungkan keseluruhan hasil wawancara melalui persiapan pertanyaan
51
Tanti Reni Puspita, 2013
responden lebih bebas dan terbuka, sebingga pertanyaan/proses tanya jawab
mengalir seperti pada percakapan sehari-hari.
Adapun manfaat mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh
Nasution (2003:114-115), yaitu:
Melalui tanya jawab kita dapat memasuki alam fikiran orang lain sehingga kita memperoleh gambaran tentang dunia mereka. jadi wawancara dapat berfungsi deskriptif, yaitu melukiskan dunia kenyataan seperti dialami oleh orang lain. Selain itu, wawancara berfungsi eksploratif, yaitu bila masalah yang kita hadapi masih samar-samar karena belum diselidiki secara mendalam oleh orang lain.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara semistruktur
dilakukan dengan tanya jawab dengan responden penelitian yaitu kepala sekolah,
wakasek kesiswaan,guru BP, siswa-siswi. Tujuan wawancara dalam penelitian ini
adalah untuk memperoleh data mengenai implementasi tata tertib sekolah dalam
penanaman budaya disiplin siswa.
2. Studi Dokumentasi
Moleong dalam (Satori, 2007:90) mengatakan bahwa dokumen merupakan
sumber informasi yang bukan manusia (non human resources), sedangkan studi
dokumentasi adalah teknik pengumpulan data. Secara harafiah dokumen dapat
diartikan sebagai catatan kejadian yang sudah lampau.
Data yang digunakan dalam penelitian kualitatif seringkali diperoleh dari
sumber manusia melalui observasi dan wawancara.Akan tetapi ada pula data yang
bersumber dari dokumen dan seringkali data dokumen kurang dimanfaatkan.
Arikunto (1998:236) mengatakan bahwa “metode dokumentasi merupakan salah
satu cara mencari datamengenai hal-hal atau variabel berupa catatan transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan
52
Tanti Reni Puspita, 2013
Studi dokumentasi dilakukan dengan cara pengumpulan, menganalisis
dokumen-dokumen, catatan-catatan yang penting dan berhubungan serta dapat
memberikan data-data untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian.
Berkaitan dengan hal tersebut, Danial. E (2009: 79) mengungkapkan bahwa:
Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dan sebagainya.
Studi dokumentasi merupakan salah satu sumber data penelitian kualitatif
yang sudah lama digunakan karena sangat bermanfaat. Teknik ini dilakukan
dengan cara melihat dan menganalisa data-data yang berupa dokumentasi yang
berkaitan dan menunjang penelitian tentang implementasi tata tertib. Contohnya
seperti catatan dalam buku pelanggaran tata tertib, catatan atau dokumen yang
dipegang oleh guru BP dan lain-lain. Seperti yang dijelaskan oleh Sukmadinata
(2010:221) yang mengungkapkan bahwa: “studi documenter (documentary study)
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.
3. Studi Literatur
Studi literatur yaitu alat pengumpul data untuk mengungkapkan berbagai
teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi atau dtieliti sebagai
bahan pembahasan hasil penelitian. Teknik ini dilakukan dengan cara membaca,
mempelajari buku-buku dan lain-lain. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh
data teoritis yang sekiranya dapat mendukung kebenaran data yang diperoleh
melalui penelitian dan menunjang pada kenyataan yang berlaku pada penelitian.
Pada tahapan ini, peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian pustaka,
yaitu mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian terdahulu yang sejenis
yang pernah dilakukan oleh orang lain. Tujuannya ialah untuk mendapatkan
landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti. Teori merupakan pijakan bagi
peneliti untuk memahami persoalan yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan
53
Tanti Reni Puspita, 2013
Peneliti mendapatkan referensi dari buku, skripsi terkait tentang kajian
kedisiplinan siswa, internet.
G. Analisis Data
Setelah keseluruhan proses penelitian telah diselesaikan, maka selanjutnya
peneliti mulai melakukan pengelolaan data dan analisis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, observasi, studi litelatur. Analisis data merupakan rangkaian
kegiatan yang disusun secara sistematis untuk mengatur, mengurutkan ,
mengelompokkan sehingga memperoleh temuan-temuan yang di dapat selama
penelitian. Dalam hal analisis data kualitatif, Bodgan (dalam Sugiyono, 2009:334)
menyatakan bahwa:
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Proses analisis data dalam penelitian kualitatif berlangsung sebelum
peneliti terjun ke lapangan, selama di lapangan, dan yang paling utama adalah
analisis setelah peneliti menyelesaikan kegiatan pengumpulan data di lapangan.
Setelah data diperoleh di lapangan, selanjutnya peneliti menguraikannya ke dalam
bentuk tertulis dan dirangkum ke dalam bentuk tulisan. Sehingga data yang
diperoleh dapat dijadikan penelitian selanjutnya. Susan Stainback (dalam
Sugiyono, 2009:335) mengemukakan bahwa “Analisis data merupakan hal yang
kritis dalam proses penelitian kualitatif. Analisis digunakan untuk memahami
hubungan dan konsep dalam data sehingga hipotesis dapat dikembangkan dan
dievaluasi”.
Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat dikemukakan bahwa analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, studi literatur dan studi dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data kemudian membuat kesimpulan sehingga mudah
54
Tanti Reni Puspita, 2013
Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono, (2009:337) mengemukakan
bahwa:
Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display,
dan conclusion drawing/verification.
Terdapat beberapa tahapan aktivitas dalam melakukan analisis data pada
penelitian kualitatif, yaitu:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang
terperinci.Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi,
dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting.
Data hasil mengihtiarkan dan memilah-milah berdasarkan satuan konsep, tema,
dan kategori tertentu akan memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil
pengamatan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data sebagai
tambahan atas data sebelumnya yang diperoleh jika diperlukan.
2. Data Display(Penyajian Data)
Data yang diperoleh dikategorisasikan menurut pokok permasalahan dan
dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat pola-pola
hubungan satu data dengan data lainnya.
3. Conclusion drawing/verification.
Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono, (2009:345) langkah ketiga
dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi.Kesimpulan yang di dapat masih bersifat sementara, dan tidak menutup
kemungkinan akan mengalami perubahan apabila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Dalam penelitian kualitatif, kesimpulan mungkin dapat menjawab
rumusan masalah yang telah dirumuskan peneliti sejak awal, tetapi mungkin juga
tidak dapat menjawab rumusan masalah, karena seperti telah dikemukakan bahwa
masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
55
Tanti Reni Puspita, 2013
penelitian kualitatif, kesimpulan diharapkan merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada.
Berikut adalah skema mengenai komponen-komponen analisis data Miles
dan Huberman dalam Sugiyono, (2009:338)
Gambar 3.2 Model interaktif dalam analisis data Miles and Huberman
Sumber: Sugiyono, 2009:338
H. Validitas Data
Hasil penelitian kualitatif seringkali diragukan karena dianggap tidak
memenuhi syarat validitas dan reabilitas, oleh sebab itu ada cara-cara memperoleh
tingkat kepercayaan yang dapat digunakan untuk memenuhi kriteria kredibilitas
(validitas internal). Menurut Nasution (1996: 114-118) cara yang dapat dilakukan
untuk mengusahakan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya yaitu antara
lain:
1. Memperpanjang masa observasi
Pada saat melakukan observasi diperlukan waktu untuk betul-betul mengenal
suatu lingkungan, oleh sebab itu peneliti berusaha memperpanjang waktu
penelitian dengan cara mengadakan hubungan baik dengan orang-orang
disana, dengan cara mengenal kebiasaan yang ada dan mengecek kebenaran
informasi guna memperoleh data dan informasi yang valid yang diperlukan
dalam penelitian ini.
Data collection
Data Reduction
Conclusions :drawing/verifying
56
Tanti Reni Puspita, 2013
Peneliti memperpanjang masa observasi di SMP N I Tanjungsiang karena
peneliti harus menambah data dari narasumber/informan guna keprluan
penelitian.
2. Pengamatan yang terus menerus
Dengan pengamatan yang dilakukan secara terus menerus atau kontinu
peneliti dapat memperhatikan sesuatu secara lebih cermat, terinci dan
mendalam. Melalui pengamatan yang kontinu peneliti akan dapat memberikan
deskripsi yang cermat dan terinci mengenai apa yang sedang diamatinya, yang
berkaitan dengan implementasi tata tertib siswa dalam penanaman disiplin
siswa.
3. Triangulasi
Tujuan triangulasi ialah mencek kebenaran data tertentu dengan
membandingkannya dengan data-data yang diperoleh dari sumber lain. Dalam
penelitian ini triangulasi data dilakukan terhadap informasi yang diberikan
oleh responden yang satu dengan lainnya dan informan lain yang dapat
mendukung penelitian guna memperoleh kebenaran informasi yang
diinginkan.
4. Membicarakan dengan orang lain (peer debriefing)
Pembicaraan ini antara lain bertujuan untuk memperoleh kritik,
pertanyaan-pertanyaan tajam, yang menantang tingkat kepercayaan akan kebenaran
penelitian. Selain itu pembicaraan ini memberi petunjuk tentang
langkah-langkah yang akan dilakukan selanjutnya.
5. Menggunakan bahan referensi
Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kepercayaan akan kebenaran
data, peneliti menggunakan bahan dokumentasi yakni hasil wawancara dengan
subjek penelitian atau bahan dokumentasi yang diambil dengan cara tidak
mengganggu atau menarik perhatian informan, sehingga informasi yang
didapatkan memiliki validitas yang tinggi.
6. Mengadakan member check
Salah satu cara yang sangat penting ialah melakukan member chek pada akhir
57
Tanti Reni Puspita, 2013
responden memperbaiki bila ada kekeliruan, atau menambahkan apa yang
masih kurang. Tujuan member chek ialah agar informasi yang penulis peroleh
dan gunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh
86 Tanti Reni Puspita, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan
mengenai studi tentang “Implementasi Tata Tertib Sekolah dalam Penanaman Budaya Disiplin Siswa” (Studi Deskriptif di SMPN 1 Tanjungsiang ) dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Umum
Untuk mencapai suatu implementasi tata tertib dalam penanaman budaya
disiplin siswa yang baik di SMPN 1 Tanjungsiang Kabupaten Subang diperlukan
kesadaran dari siswa itu sendiri mengingat pelaksanaan dari tata tertib tersebut
memberikan manfaat yang sangat banyak dan memudahkan semua pihak baik itu
dari pihak sekolah ataupun siswa mencapai tujuan pembelajaran serta tercapainya
suatu tujuan nasional pendidikan.Selain itu, dibutuhkan adanya kerjasama antara
beberapa elemen seperti Kepala Sekolah, Guru beserta staff sehingga terciptanya
suatu komunikasi yang baik dan memudahkan untuk saling berinteraksi
melakukan suatu pembiasaan terhadap pelaksanaan tata tertib tersebut.
2. Kesimpulan Khusus
Secara Khusus hasil penelitian ini dapat dirumuskan kedalam beberapa
kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Kondisi kedisiplinan siswa di SMPN 1 Tanjungsiang Kab. Subang sudah
baik. Pelanggaran yang terjadi hanya sebatas pelanggaran disiplin ringan
dan dalam tahap wajar seperti: datang terlambat ke sekolah dan masuk
kelas, tidak memakai atribut lengkap,bolos.Penyebab pelanggaran
kurangnya kesadaran dan disiplin diri, pengaruh keluarga dan lingkungan.
2. Implementasi tata tertib di sekolah ini sudah cukup baik, siswa telah faham
akan tata tertib. Walaupun sebagian kecil dari mereka masih ada yang
melanggar. Hal trsebut sangat manusiawi mengingat pelanggaran pasti saja
87
Tanti Reni Puspita, 2013
dari mereka mentaati peraturan karena takut ataupun tidak, mereka harus
mentaatinya karena semata-mata terikat dengan suatu kewajiban.
3. Dalam implementasi tata tertib, ditemui beberapa faktor penghambat dan
pendorong terlaksananya suatu penanaman budaya disiplin yang baik.
Diantaranya adalah faktor penghambatnya yaitu kurangnya kesadaran
dalam diri siswa mengenai pentingnya tata tertib, faktor lingkungan dan
keluarga. Sedangkan yang menjadi faktor pendukung dalam implementasi
tata tertib adalah faktor kebersamaan dari beberapa elemen sekolah
sehingga terciptanya suatu komunikasi yang baik dan memudahkan
penanaman budaya disiplin tersebut tumbuh dan berkembang di
lingkungan sekolah. Adanya kontrol dari pihak sekolah dengan cara
adanya KBM dengan muatan materi yang diberikan oleh pihak Bimbingan
dan Konseling.
4. Peran serta pihak sekolah dalam penanaman budaya disiplin siswa adalah
dengan cara melalui berbagai tahapan diantaranya adalah : melakukan
pembiasaan pada siswa mengingat pentingnya penanaman budaya disiplin
siswa di sekolah, bergerak langsung di lapangan dengan cara memberikan
contoh/tauladan kepada siswa, mengingatkan dan menegur siswa apabila
mereka melakukan pelanggaran dengan sistem pemberian sanksi/teguran
berdasarkan jumlah komulatif point pelanggaran.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian yang diuraikan diatas maka melalui
skripsi ini penulis akan mengemukakan beberapa saran kepada pihak-pihak yang
terkait dengan hasil penelitian ini, terutama pihak-pihak yang berkepentingan
dengan pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1. Untuk Sekolah
a. Lebih ditingkatkan lagi ketauladanan dari pimpinan sekolah dan guru
dalam melaksanakan berbagai aturan sekolah sehingga terbentuknya
88
Tanti Reni Puspita, 2013
b. Lebih ditingkatkan lagi kerjasama antara dewan sekolah, pimpinan
sekolah, guru dan orangtua dalam membentuk karakter disiplin siswa.
2. Untuk Kepala Sekolah
Terus berupaya untuk lebih membangun kebiasaan disiplin pada diri siswa
khususnya di lingkungan sekolah dengan menambah strategi yaitu:
a. Kepala sekolah harus lebih berinovasi dalam membuat rencana kegiatan
dalam rangka membina kedisiplin demi terbentuknya budaya disiplin
siswa.
b. Lebih ditingkatkan lagi dalam melakukan kerjasama dengan berbagai
pihak seperti orangtua, murid, dan tenaga kependidikan lainnya dalam
memecahkan masalah yang dihadapi tentang pelanggaran kedisiplinan.
c. Memberikan kesempatan kepada guru-guru dalam pelatihan atau diklat
serta seminar-seminar dalam rangka meningkatkan kualitas dan
profesional guru khususnya dalam pembinaan karakter disiplin siswa.
3. Untuk seluruh staf guru khususnya guru PKn
Guru memegang peranan sentral dalam keberhasilan dalam pembelajaran
dan ketertiban lingkungan sekolah, maka dari itu guru diharapkan terus
melakukan pembinaan, pengarahan, dan inovasi dalam pembelajaran supaya dapat
tetap memberikan keteladanan khususnya dalam kedisiplinan yang selama ini
ditanamkan dan dibentuk pada diri siswa. Selain itu untuk menciptakan suasana
kelas dan sekolah yang kondusif, guru PKn diharuskan:
a. Lebih dapat menciptakan suasana belajar yang serius tapi santai,
hangat, terbuka, humoris, demokratis, dan penuh kekeluargaan, supaya
siswa tidak merasa jenuh, bosan, dan lebih termotivasi pada saat
pelajaran PKn, serta terjalinnya keakraban yang baik antara guru dan
siswa.
b. Jangan sering memakai hukuman pada siswa dengan hukuman fisik
karena dapat menimbulkan kesan yang negatif dari siswa bukan
89
Tanti Reni Puspita, 2013
c. Guru harus memberikan ketauladan kepada anak dengan cara guru
selalu datang ke sekolah tepat waktu.
4. Untuk Siswa
Siswa diharapkan terus belajar dengan tekun dan penuh disiplin demi
meningkatkan prestasi belajar. Biasakanlah diri kita untuk senantiasa tepat waktu,
dalam melakukan kegiatan sesuai dengan petunjuk guru dan peraturan sekolah,
membiasakan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, berhati-hati
dalam memilih teman pergaulan karena dapat memberikan pengaruh pada diri
kita.
5. Untuk Peneliti
Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi
bagi peneliti lainnya yang respek terhadap permasalahan pengembangan
pendidikan, khususnya yang berhubungan optimalisasi peranannya dalam
Tanti Reni Puspita, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Buku .
Asy Mas’udi. 2000. Pendidikan Pancasiladan Kewarganegaraan.Yogyakarta:
PT.Tiga Serangkai
Danial, E. Dan Wasriah. 2009. Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan. FPIPS. Universitas Pendidikan Indonesia.
Djahiri, K. (2006). Pendidikan Nilai Moral dalam Dimensi Pendidikan
Kewarganegaraan. Bandung: Lab PKn UPI Bandung.
Djojonegoro,W.(1996). Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia. Jakarta: Depdikbud
Gordon,T. (1996). Mengajar Anak Berdisiplin Diri di Rumah dan di Sekolah. Jakarta:PT.Gramedia Utama.
Hurlock, Elizabeth B. (1990). Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta:Airlangga.
Indrakusuma.(1995). Ilmu Pendidikan. Surabaya:Usaha Nasional.
Kalsid,E.(1987).Disiplin Suatu Media Komunikasi Hati Nurani.Makalah (Tidak diterbitkan) IKIP Bandung.
Kesuma,D.Pendidikan Karakter:Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Offset.
Megawangi,R (2004). Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa.Bogor:Indonesia Heritage Foundation
Moleong, L.J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif (edisirevisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Nasution. 1992. Teknik Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Purwanto, Ngalim (1990).Psikologi Pendidikan.Jakarta: Aneka cipta
Satori, Djam’an. 2007. Metode Penelitian Kualitatif (mata kuliah Analisis Penelitian Kualitatif). Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI.
Soekanto, Soerjono. (1986) Pengantar Penelitian Hukum.Jakarta:Universitas Indonesia Press.
Sugiyono. 2009. MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitataif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Tanti Reni Puspita, 2013
Sukmadinata, Nana syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.
Surakhmad, W. 1998. PengantarPenelitianIlmiah. Bandung: Tarsito
Sutadipura, Balnadi. (1982).Aneka Problema Keguruan.Bandung:Angkasa.
Tu’u, T. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi.Jakarta:PT.Gramedia Indonesia
Usman,M.U (2009).Menjadi Guru Profesional.Bandung:Remaja Rosdakarya.
Yusuf,S. (2008).Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.
Dokumen, Skripsi dan undang-undang
Undang- Undang Dasar 1945
Lina FR.(2006) Studi tentang Pelaksanaan Pemberian Sanksi Hukuman untuk
Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di Sekolah. Skripsi pada Program
Sarjana. UPI Bandung:Tidak diterbitkan
Sumardi,Nirmala.(2012) Kajian tentang Penerapan Ta’zir dalam membina
kedisipinan Santri Sebagai Warga Negara Muda Indonesia. Skripsi pada
Program Sarjana. UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Jungjunan,Ricky (2012). “Peranan Guru PKn dalam Membentuk Karakter
Disiplin Siswa”.Skripsi pada Program Sarjana. UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Website
Aang. (2011). Bab II Skripsi Aang [online], Tersedia di (http://aangarifudinsoleh.blogspot.com/2011/09/bab-ii-skripsi-aang.html)
Depdikbud (1989). Pengertian Tata Tertib. [online] tersedia di
http://www.psychologymania.com/2013/02/pengertian-tata-tertib-sekolah.html
Haryanto (2010). Macam-macam Motivasi Belajar. [online], Tersedia di (http://belajarpsikologi.com/macam-macam-motivasi-belajar/)
Tanti Reni Puspita, 2013
Mulyono (2000).Pengertian Tata Tertib [online], Tersedia di (http://www.psychologymania.com/2013/02/pengertian-tata-tertib-sekolah.html)
Nurdin (2012). Angket Kedisiplinan Siswa, [online] Tersedia di (http://nurdinkhan.wordpress.com/2012/30/angket-kedisiplinan-siswa/)
Rissahanny (2012). Kedisiplinan Siswa di Sekolah. [online] Tersedia di (http://my.opera.com/rissahanny/blog/2012/10/30/disiplin-siswa-di-sekolah-dalam-kehidupan)
Starawaji (2012). Tata Tertib Sekolah, [online]. Tersedia di
(http://www.tatatertib.blogspot.com/2011/02/tata-tertib.html
Tim Dosen Jurusan FIP IKIP Malang (1989:145). Pengertian Tata Tertib Sekolah. [online], Tersedia di (http://www.psychologymania.com/2013/02/pengertian-tata-tertib-sekolah.html
Ummi Athifi (2011). Indikator Disiplin [online]. Tersedia di