• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wanita Indonesia di zaman sekarang sudah memasuki kehidupan modern yang dinamis. Kehidupan yang lebih bebas dalam melakukan berbagai hal. Saat ini wanita tidak lagi hidup dalam dunia yang sempit, berada di dalam rumah sebagai seorang ibu rumah tangga, namun sebaliknya wanita sudah memiliki ruang aktualisasi diri yang lebih luas, wanita sudah bisa memasuki berbagai bidang yang sebelumnya seakan-akan hanya dapat dilakukan oleh kaum pria. Walaupun peluang yang terbuka untuk mengembangkan diri semakin luas, tapi bukan berarti tanpa masalah. Hal ini membuat wanita harus memiliki kemampuan dalam membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga, sehingga tak jarang banyak wanita yang mengabaikan perawatan terhadap dirinya sendiri. Wanita lebih cepat

mengalami lelah, stress, obesitas, mengalami penuaan dini, kulit kusam, dehidrasi dan emosional. Disamping kesehatan tubuh,tak dapat dipungkiri bila penampilan cukup penting untuk menunjang karir. Wajah yang berseri, kulit yang halus dan sehat serta pikiran yang jernih menjadi dambaan setiap wanita.8

Antara yang muda dan yang tua tak ada bedanya, walaupun ketakutannya berbeda. Yang muda cemas pada perubahan- perubahan bentuk fisik menjadi kurang/ tidak langsing, kurang menarik secara seksual di hadapan pasangan, dan lain- lain. Sedangkan yang tua cemas akan terlihat lebih tua dan semakin tua, sehingga takut pasangannya akan tertarik dengan perempuan lain yang lebih muda, dan lain- lain. Lalu perempuan pun berusaha membayar mahal untuk memudarkan kerutan- kerutan dan mengembalikan kekencangan kulit. Hal ini sebenarnya wajar- wajar saja untuk membuat penampilan terlihat lebih cantik,lebih muda dan segar, tapi hal ini juga harus disikapi secara bijak dan tidak berlebihan.

Menurut Naomi Wolf (Beauty Myth, 1991), kecantikan adalah benteng pertahanan perempuan yang sekarang diserang oleh produsen kecantikan, setelah perempuan mendapatkan hak-haknya sebagai warga negara yang setara dengan mitra laki-laki. Sejak zaman dahulu, wanita sudah dikonstruksikan sebagai makhluk yang cantik, identik dengan keindahan. Oleh karenanya kecantikan selalu melekat pada unsur feminitas bukan maskulinitas. Konstruksi ini telah berlaku sepanjang sejarah perempuan sehingga kecantikan dipandang sebagai sesuatu yang objektif dan universal yang inheren dalam diri perempuan.

8Mellia a, A astasia, , Me jelajah Tu uh Pere pua da Mitos Ke a tika ,Yogyakarta: LKiS, hal.5-6

Kecantikan merupakan salah satu kontrol sosial terhadap perempuan.9 Kecantikan bagi perempuan adalah napas, seperti oksigen yang harus dihirup untuk membuat jantung tetap berdenyut dan sel- sel tubuh tumbuh. Kecantikan bagi perempuan adalah keharusan. (Nyoman Adi Sedana,”Konsep Dasar Antropologi Kesehatan”, diakses dari http://adisedana.blogspot.co.id/2012/03/konsep-dasar-antropologi-kesehatan_11.html, 14 April 2017 Pkl. 21.07 wib.)

Definisi Kecantikan dari Zaman ke Zaman10 : 1. Renaissance (1400-an sampai awal abad ke-16)

Tipe tubuh: Perempuan Renaissance itu disebut-sebut jauh lebih menggairahkan. Lukisan dari era ini menggambarkan wanita yang kemungkinan kalau di zaman ini dianggap kelebihan berat badan. Tapi pada saat itu wanita-wanita yang bertubuh seperti ini adalah lambang keseksian.

Kecantikan: Rambut pirang berkembang dari era ini. Karena mereka percaya bahwa warna rambut yang lebih terang itu lebih baik. Sedangkan untuk make-up, kulit pucat itu yang dianggap seksi dan vermillion (semacam batu mineral) digunakan untuk mewarnai bibir warna merah tua.

2. Era Victoria (1837-1901)

Tipe tubuh: Tidak seperti wanita Renaissance, perempuan era Victoria sangat sadar sangat tentang pentingnya tubuh. Seksi berarti memiliki pinggang sekecil

9 Ku oro, “a ie, , Garis Pere pua , Yogyakarta: PT. Be ta g Pustaka, hal.

10 Ci dy Melissa, “eperti Apa “ta dar Ke a tika dari )a a ke )a a ? , diakses dari http://lifestyle.liputan6.com/read/2169617/seperti-apa-standar-kecantikan-wanita-dari-zaman-ke-zaman, 14 Juni 2017, Pkl. 17.20 wib

mungkin. Untuk mencapai tampilan seperti foto di atas, para wanita mengenakan korset. Bahkan beberapa wanita yang terikat begitu ketat sampai tidak bisa bernapas. Mereka juga tidak bisa duduk saat mengenakan korset. Banyak wanita bahkan mematahkan tulang rusuk mencoba untuk mendapatkan lingkar pinggang mereka turun ke 30 sentimeter.

Kecantikan: "Sederhana" itu kata kuncinya. Wanita yang punya status sosial tinggi menggunakan sedikit make-up. Warna-warna yang berani dianggap kasar dan digunakan oleh kaum pelacur. Selain itu, beberapa agama juga memproklamirkan penggunaan make-up sebagai penampilan setan.

3. The Roaring 20s (Era yang memberikan kita Coco Chanel, baju lengan pendek dan flappers)

Tipe tubuh: Tahun 1920 adalah masa di mana perempuan menyembunyikan lekuk tubuh mereka. Bahkan, ada yang mengikat dada mereka dengan kain untuk mencapai tampilan "cowok". Gaun longgar sepanjang lutut (flappers) dengan menggunakan korset dari era Victoria.

Kecantikan: Rambut bob menjadi tren di masa ini. Make-up berani yang pernah dianggap "setan", kini dianggap seksi. Bedak digunakan untuk membuat kulit terlihat sepucat mungkin. Lalu, alis dicabut dan digambar dengan pensil alis 4. Tahun 1930-an dan 1940-an (Hollywood Golden Age)

Tipe tubuh: Busana banyak menunjukkan bagian lengan dan kaki, sehingga wanita mulai mengangkat beban ringan untuk membangun otot lengan dan kaki. Desainer seperti Coco Chanel, Dior, dan Elsa Schiaparelli mulai merancang gaun-gaun glamor.

Kecantikan: Gaya rambut menjadi lebih feminin dan warnanya bervariasi. Jean Harlow saat itu membuat warna pirang platinum tren, sementara Rita Hayworth (di foto) membuat rambut merah populer. Sedangkan makeup lebih mengarah ke arah natural dengan warna pucat.

5. 1950-an (Pertengahan Abad Konservatif)

Tipe tubuh: Bentuk yang diinginkan pada pertengahan abad adalah gadis bertubuh seperti jam pasir yang dipopulerkan oleh bintang film seperti Marilyn Monroe dan Grace Kelly. Perempuan diajarkan untuk memiliki daya tarik tinggi melalui fashion, tanpa banyak menunjukkan kulit.

Kecantikan: Rambut biasanya pendek, sedikit di bawah bahu dengan gaya atau bergelombang. Rambut lurus dianggap kurang "cantik". Perempuan juga mulai lebih fokus pada memiliki kulit mulus.

6. 1960-an (Era hippies dan Twiggy)

Tipe tubuh: Perempuan mulai meniru model seperti Twiggy (di atas). Mereka menjadi terobsesi dengan tubuh kurus. Sedang dalam hal fashion dan kecantikan, dua kutub yang berlawanan muncul: anak hippie dan wanita modern tahun 60-an. Hippies menekankan pada pakaian kasual, sedangkan supermodel Twiggy menekankan penampilan seperti high heels, rok mini dan gaun mini.

Kecantikan: Kaum Hippies tidak melakukan perawatan rambut dan menghindari make-up. Sedang perempuan modern, memilih potongan rambut pixie pendek dan makeup mata yang dramatis. Bulu mata palsu juga harus dipakai dengan maskara yang tebal.

7. 1970-an (Era disko)

Tipe tubuh: Semakin parah, fenomena memiliki tubuh kurus semakin melejit di masa ini. Pakaian seksi, seperti gaun disko, dengan banyak gaya, kacamata hitam kebesaran, dan celana jeans high-waist.

Kecantikan: Di sini, wanita mulai mengandalkan pemerah pipi dan kulit kecoklatan, tidak lagi pucat.

8. Tahun 1980-an (Dekade rambut dan bahu besar)

Tipe tubuh: Perempuan diharapkan memiliki tubuh "kencang", sehingga banyak dari mereka yang mulai berolahraga namun tidak terlalu berotot. Kecantikan: Hanya ada satu kata untuk menggambarkan era 80-an: besar. Perempuan memilih make-up warna cerah, seperti biru atau merah muda mengkilap.

9. 1990-an

Tipe tubuh: Model seperti Kate Moss menetapkan kembali standar tubuh "tipis". Masa ini juga saat munculnya tren pusar ditindik dan perut yang kencang. Kecantikan: Salah satu yang paling populer di tahun 90-an adalah gaya rambut lurus. Selain itu juga rambut bob dan berponi.

10. Millennium Baru (2000 sampai sekarang)

Tipe tubuh: Meskipun saat perempuan memiliki lebih banyak pilihan daripada sebelumnya dan memiliki kesempatan untuk berekspresi secara bebas, tapi perempuan masih dianggap cantik bila bertubuh kurus. Faktanya, saat ini nilai kecantikan itu sangat tinggi. Hal ini terbukti bahwa banyak perempuan rela menjalani operasi plastik untuk mendapatkan penampilan "ideal".

Kecantikan: Bervariasi. Rambut panjang menjadi tren, sedang potongan pixie pun telah kembali menjadi populer lagi.

1.2.6. Kesehatan

Brian J. (2003: 36) mengatakan bahwa kesehatan adalah kemerdekaan yang utama.11

Apa yang disebut beberapa orang dengan kesehatan dan kesejahteraan yang optimal mengimplikasikan vitalitas dan gairah hidup tanpa adanya penyakit. Definisi akan kesehatan juga mencakup kesehatan mental, emosi, atau psikologi. Dengan demikian, orang yang sehat bebas dari penyakit, rasa gelisah, dan depresi; kondisi fisik mereka, nutrisi, dan emosi memungkinkan mereka untuk menjalankan tugas harian dengan semangat dan waspada, tanpa kelelahan yang tidak beralasan, dan dengan energi untuk mengejar waktu bersenang- senang dan menghadapi hal- hal yang tidak terduga.

Definisi Sehat Menurut WHO dan DEPKES RI (“Medan Baru, Medan”, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Medan_Baru,_Medan, 03 Mei 2017, Pkl. 07.30 wib:

Sehat Menurut WHO itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).

Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif :

1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.

2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.

3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup. Kesehatan menurut World Health Organization (WHO), yaitu :

“Kesehatan Adalah suatu kondisi Sejahtera Jasmani Rohani serta Sosial

Ekonomi”.

1. Sehat Menurut DEPKES RI

Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor -faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya.

UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Dulu, kesehatan didefinisikan sebagai kondisi tanpa penyakit, dan demikianlah orang menganggapnya hingga sekarang. Ardell, 1984 (dalam Brian, 2003: 59) mendefinisikan kesejahteraan sebagai “pendekatan secara sadar dan bebas

terhadap kondisi kesehatan fisik dan mental/spiritual.” Jadi, kesejahteraan mendefinisikan gerakan ke arah kemajuan kesehatan, yang juga disebut kesehatan optimal atau tingkat tinggi.

Dokumen terkait