BAB IV KONSEP KREATIF PERANCANGAN DAN PERENCANAAN
C. Standar Visual
4. Warna
Warna merupakan suatu bahasa komunikasi tersendiri yang
diampaikan melalui penglihatan. Warna mempunyai peran dalam
mempengaruhi serta merangsang manusia sehingga menimbulkan getaran
yang bisa meluapkan emosi pemirsanya. Warna bisa menjadi suatu alat
komunikasi yang sangat baik karena dianggap bisa menaikkan atau
menciptakan suatu “mood”. Jika dilihat secara psikologis, warna dapat menciptakan kesan yang spesifik serta pesepsi tertentu tehadap suatu
produk.
Pada jaman dulu, orang cenderung memilih warna hanya untuk
kebutuhan tertentu menurut perasaan saja. Pada masa modern seperti saat
ini orang sudah mulai berpikir secara ilmiah melalui berbagai proses
eksperimen, baik secara fisika, kimiawi, seni, bahkan psikologi
Setidaknya ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan secara
seksama sebelum memberikan warna-warna dalam iklan. Kecakapan serta
commit to user
penggunaan warna merupakan bantuan yang sangat berharga pada proses
perencanaan percetakan iklan berwarna. Namun demikian, perlu ada suatu
pemahaman bahwa hasil akhir mereka-reka seyoganya merupakan
penerapan warna secara ilmiah untuk tujuan komunikasi, antara lain :
a) Untuk menarik perhatian
Berbagai tes telah memberikan kesimpulan bahwa jumlah orang yang
memperhatikan suatu pesan tercetak meningkat seiring dengan
pembubuhan warna. Alangkah baiknya warna diterapkan pada
unsur-unsur yang paling dominan dan patut ditampilkan. Karena penandasan
tercapai berkat kontras ataupun lawanan, maka seharusnya
warna-warna yang ada tersebut sebaiknya ditempatkan secara bijaksana.
b) Untuk identifikasi.
Dalam kehidupan sehari-hari adakalanya warna digunakan sebagai
lambang atau tanda-tanda yang mengandung makna tertentu yang telah
disepakati bersama. Kita mungkin sudah tidak merasa asing dengan
warna-warna seperti merah, kuning, ataupun hijau dalam sistem lalu
lintas. Terdapatnya berbagai tradisi kebudayaan mempengaruhi
penggunaan warna sebagai lambang atau dengan kata lain dalam hal
ini warna tidak bersifat universal. Kita bisa mengambil beberapa
contoh yang sedikit banyak sudah diketahui oleh orang. Di negara
Cina, warna putih dipahami sebagai tanda berduka cita, akan tetapi di
negara Barat, cenderung menggunakan atau meyakini warna hitam
commit to user
c) Untuk menimbulkan pengaruh psikologis.
Warna-warna yang mengussai suatu iklan atau lembaran bercetak
lainnya haruslah sesuai dengan suasana keseluruhan pesan.
Pembubuhan warna-warna yang menyelipkan kehangatan serta
kesejukan secara silih berganti menyarankan suatu suasana diantara
formal dan ceria. Warna merah lebih dapat menandakan suatu suasana
hati serta gagasan mengenai kehidupan, seperti tindakan, gaya maupun
gairah. Kuning menyiratkan suatu kehangatan. Kalau warna hijau
sering dihubungkan dengan kesuburan, keteduhan, serta ketagwaan.
Warna ungu mengandung arti keagungan dan kemegahan sedangkan
warna putih identik dengan kemurnian, ketulusan, serta kesucian.
d) Untuk mengembangkan asosiasi.
Menjadi hal yang sangat wajar bagi orang awam untuk memeprtalikan
warna-warna tertentu dengan produk-produk tertentu. Secara
beruntung warna merah dikaitkan dengan warna buah ceri. Tidak
sedikit asosiasi yang bersifat umum sehingga dianggap tidak
meragukan lagi. Dalam memilih warna yang tepat, ada kalanya orang
terkadang mangadakan suatu riset. Misalnya warna merah jambu
mungkin lebih cocok atau disukai daripada warna biru muda untuk
commit to user
e) Untuk menciptakan suasana yang menyenangkan.
Pembubuhan warna mungkin dapat merebut perhatian awal bagi
komunikan. Pemilihan dan penetapan warna secara serampangan atau
sembarangan akan mengusir pemirsa segera setelah perhatiannya
tergugah. Oleh sebab itu, jika dilihat dari sudut pandang komunikator,
kesalahan penggunaan warna dalam suatu pesan jelas merugikan
sekali.
f) Untuk membangun ketahanan minat.
Ketika kita memaparkan suatu produk, ada kalanya kita merujuk pada
unsur warna. hal ini disebabkan karena warna dianggap mempunyai
nilai kenangan yang tinggi, suatu segi yang paling mudah diberikan
oleh komunikator kepada komunikan. Suatu warna hendaknya bisa
membantu pemirsa mengingat apa yang pernah dilihatnya.
5. Iklan Pada Media Televisi
Pada dasarnya ada banyak kesamaan dalam membuat iklan untuk media
penyiaran dan iklan untuk media cetak. Dalam banyak hal, pembuatan iklan radio
malah lebih menantang karena adanya keharusan untuk menciptakan visualisasi
imajiner. Iklan televisi juga memiliki tantangan yang tidak kalah besarnya. Untuk
iklan televisi ada beberapa teknik visual yang dapat digunakan untuk membuat
naskah iklan yang dramatis dan mempunyai kemampuan menjual yang kuat.
Menurut Russel dan kawan-kawan, teknik itu adalah (Rhenald Kasali, 1992 :94) :
a. Spokesperson, yaitu teknik yang menampilkan seseorang dihadapan kamera yang langsung membawakan iklan pada pemirsa televisi.
b. Testimonial, yaitu teknik yang mempergunakan seseorang yang telah dikenal luas yang mampu memberikan kesaksian atau jaminan tentang suatu produk.
commit to user
c. Demonstrasion, yaitu teknik yang cukup populer mengingat televisi adalah media ideal untuk memberikan demonstrasi kepada konsumen tentang manfaat
suatu produk.
d. Closeup, yaitu teknik ideal untuk digunakan oleh televisi. Misalnya saja menampilkan close up produk yang siap di konsumsi atau digunakan.
e. Story Line, yaitu teknik seperti membuat sebuah film yang sangat pendek. f. Direct Product Comparison, yaitu teknik yang membandingkan dua produk
secara langsung.
g. Humor, gaya ini merupakan gaya yang sangat disukai oleh para copywriter maupun konsumen. Akan tetapi gaya ini sebenarnya mengandung resiko yang
sangat besar. Apabila penggarapan humornya tidak hati-hati pemirsa malah
menjadi sebal dan jengkel.
h. Slice of Life, yaitu teknik yang menggunakan pendekatan melalui pendekatan sehari-hari. Rumusnya adalah dengan menggabungkan “keadaan yang
menjengkelkan” + “penyelesaian masalah” + “kebahagiaan”.
i. Customer Interview, teknik ini menampilkan seseorang yang langsung mewawancarai konsumen yang telah menggunakan produk tersebut.
j. Vignettes dan Situations, teknik ini banyak digunakan oleh produk minuman, rokok, permen, atau produk-produk lain yang sering dikonsumsi.
k. Animation, yaitu teknik menggunakan gambar atau tokoh kartun sebagai ganti suasana atau manusia sebenarnya.
l. Stop Motion, meskipun mampu menampilkan gambar yang bergerak dalam televisi, sering juga banyak iklan yang berbentuk stop motion, misalnya adalah
iklan-iklan tentang mengenalan obyek-obyek wisata di Indonesia.
commit to user
n. Combination, yakni teknik yang pada dasarnya merupakan gabungan dari dua atau lebih beberapa teknik yang telah disebutkan diatas.
F. Media
Secara sederhana media merupakan sarana-sarana untuk menyampaikan iklan
kepada masyarakat luas. Media berfungsi sebagai alat Bantu visual penyampaian
iklan dalam kegiatan belajar, yaitu berupa sarana yang cepat memberikan pengalaman
visual kepada peserta antara lain untuk mendorong motivasi, memperjelas dan
mempermudah konsep-konsep yang abstrak. Setiap pengiklan memiliki tujuan khusus
yang dapat dicapai oleh beberapa media. Titik tolak untuk setiap perencanaan media
adalah menganalisis berbagai kekuatan dan kelemahan media dan bagaimana
karakteristik ini cocok untuk strategi pengiklan tertentu.
Media periklanan dalam dunia bisnis dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Media Lini Atas (Above The Line).
Media Lini atas adalah jenis iklan melalui media seperti TV, bioskop, radio,
cetak, spanduk dan mesin pencari untuk mempromosikan merek. Utama
menggunakan termasuk televisi dan radio periklanan, web dan Internet iklan banner.
Ini adalah jenis komunikasi konvensional dalam alam dan dianggap adil bagi
pelanggan. Di bawah ini ia berbeda dari iklan baris yang percaya inkonvensional
merek-bangunan strategi, seperti direct mail dan media cetak (dan biasanya tidak
melibatkan gerakan grafis).
Berasal dari istilah akuntansi dan melibatkan cara Procter and Gamble, salah
satu terbesar di dunia periklanan klien, adalah biaya untuk media-nya di tahun
1950-an d1950-an 1960-1950-an. Advertising agen dibuat begitu b1950-anyak komisi dari pemes1950-an1950-an media
commit to user
iklan TV yang gratis dengan media lini atas. Semuanya mereka dibayar untuk itu dan
media lini bawah. Sejak saat itu, model klien telah berubah dan tidak lagi dikenakan
biaya untuk mereka dalam media seperti itu.
2. Media Lini Bawah (Below The Line).
Media lini bawah adalah insentif jangka pendek, sebagian besar ditujukan
untuk konsumen. Dengan meningkatkan tekanan pada tim pemasaran untuk mencapai
tujuan komunikasi yang lebih efisien dalam anggaran yang terbatas, ada yang perlu
mengetahui biaya lebih efektif dan efisien cara untuk berkomunikasi dengan target
pasar. Hal ini menyebabkan satu regu dari media iklan berbasis reguler.
Dengan kata lain, media lini bawah merupakan insentif langsung atau tertunda
untuk membeli, yang dinyatakan dalam bentuk uang tunai atau dalam, dan hanya
memiliki jangka pendek atau sementara lama. Media lini bawah menggunakan
metode konvensional kurang dari yang biasa spesifik saluran iklan untuk
mempromosikan produk, layanan, dan lain-lain dari strategi media lini atas. Termasuk
kegiatan seperti public relations dan promosi penjualan di mana biaya yang disepakati
dan ditagih di muka. Iklan media lini bawah langsung biasanya berfokus pada alat
komunikasi, paling sering e-mail, sering menggunakan sangat bertarget daftar nama
untuk memaksimalkan respon harga. Penjualan personil terlatih, biasanya perempuan
muda, yang disebarkan di toko eceran, dekat dengan rak dari target produk..
Perempuan muda ini meyakinkan pelanggan yang mengunjungi, bahwa merek mereka
lebih baik dibandingkan dengan merek lain.. Hal ini sangat ideal untuk meluncurkan
produk baru karena menghasilkan percobaan, yang jika berhasil menghasilkan
penjualan tinggi. Selain itu, media lini atas jauh lebih efektif bila kelompok sasaran
commit to user
spesifik, sangat dianjurkan untuk selalu menggunakan BTL promosi untuk efisiensi
dan efektivitas biaya.
misalnya, jika produsen akan mempromosikan produknya, mungkin mengambil rute
ATL, namun jika perusahaan komputer manufactures UPS, ia akan mengambil rute
BTL, sebagai kelompok sasaran masih sangat terbatas dan khusus.
BTL adalah teknik umum yang digunakan untuk "menyentuh dan merasa"
produk (barang-barang konsumen di mana pelanggan akan bergantung pada segera
informasi daripada sebelumnya penelitian item). BTL teknik menjamin recall dari
merek sementara pada saat yang sama dengan fitur produk.
Beberapa cara yang dilakukan perusahaan BTL (below the line) promosi oleh
pameran, sponsor kegiatan, public relations dan promosi penjualan seperti pemberian
gratis dengan barang, perdagangan diskon yang diberikan kepada dealer dan
pelanggan, penurunan harga pada menawarkan produk, memberikan kupon yang
dapat ditebus nanti dll
Pendeknya, sementara Above-the-Line promosi disesuaikan untuk audiens
massa, BTL promosi bertarget pada individu sesuai dengan kebutuhan atau preferensi.
Sementara Above-the-Line promosi dapat membentuk identitas merek, BTL
sebenarnya dapat mengakibatkan penjualan. Media lini bawah juga agak mustahil
untuk mengukur baik, sementara promosi BTL sangat terukur, memberikan wawasan
pemasar berharga mereka kembali ke investasi.
Menurut Worldwide EBS, aliran massa menyiarkan pemasaran semakin yang
dilihat sebagai uneconomical, dari segi Return on Investment, yang merupakan tempat
commit to user
G. Tinjauan Kampanye
Kampanye publik merupakan aktifitas komunikasi didalam menyampaikan
pesan melalui jaringan saluran komunikasi secara terpadu, dan mengorganisir aktifitas
komunikasi tersebut dengan tujuan menghasilkan dampak pada individu-individu
dalam jumlah besar, dan atau kelompok masyarakat sesuai dengan target yang ingin
dicapai, pada satuan waktu tertentu. (Rogers & Storey, 1987)
Pada umumnya, kampanye publik dilakukan dengan mengkoordinasi
kemampuan jaringan media dalam bersinergi untuk menyampaikan pesan-pesan yang
diinginkan oleh pembuat keputusan, baik dalam hubungan antar pribadi
(interpersonal) maupun hubungan
dengan komunitas (community based), dengan frekwensi intensif, jangkauan yang signifikan, dan pengemasan produk komunikasi yang mudah dicerna oleh khalayak,
sehingga dapat berpengaruh dalam perubahan sikap publik.
Strategi kampanye publik akan efektif bila dilakukan melalui 2(dua) jalan
secara bersamaan, yaitu “air” system dan “ground” system. Air system adalah dimana kampanye lewat publisitas sinergi media merupakan langkah awareness atau
memberitahu publik tentang suatu fenomena, keadaan, peristiwa, atau persepsi yang
akan dirubah. Secara intensif “grounding” dilakukan pula, melalui pendekatan
personal oleh volunteer atau pelaksana lapangan dapat menjelaskan lebih rinci tentang
pesan yang dikampanyekan. Pada banyak kesempatan, grounding atau canvassing
atau turun lapangan, dilakukan dengan mengorganisir serta memobilisasi orang dalam
commit to user
H. Tinjauan Surakarta
1. Sejarah kota Surakarta
Kota Surakarta (Solo) adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.
Di Indonesia, Surakarta merupakan kota peringkat kesepuluh terbesar (setelah
Yogyakarta). Sisi timur kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam salah satu
lagu keroncong, Bengawan Solo. Kota ini dulu juga tempat kedudukan dari residen,
yang membawahi Karesidenan Surakarta di masa awal kemerdekaan. Jabatan residen
sekarang dihapuskan dan diganti menjadi "pembantu gubernur untuk wilayah
Surakarta". Kota Surakarta memiliki semboyan BERSERI yang merupakan akronim
dari Bersih, Sehat, Rapi, dan Indah. Untuk kepentingan pemasaran pariwisata, Solo
mengambil slogan pariwisata Solo the Spirit of Java yang diharapkan bisa
membangun citra kota Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa.
Kota Surakarta didirikan pada tahun 1745, ditandai dengan dimulai
pembangunan Keraton Mataram sebagai ganti keraton di Kartasura yang hancur
akibat pemberontakan orang-orang Tionghoa melawan kekuasaan Pakubuwono (PB)
II yang bertakhta di Kartasura pada tahun 1742. Pemberontakan ini bahkan
mengakibatkan PB II menyingkir ke Ponorogo, Jawa Timur.
Dengan bantuan VOC, pemberontakan dapat ditumpas dan Kartasura direbut
kembali, tapi keraton sudah hancur dan dianggap "tercemar". Sunan Pakubuwana II
lalu memerintahkan Tumenggung Honggowongso dan Tumenggung Mangkuyudo
serta komandan pasukan Belanda J.A.B. van Hohendorff untuk mencari lokasi ibu
kota Kesultanan Mataram yang baru. Untuk itu dibangunlah keraton baru 20 km ke
arah tenggara dari Kartasura, pada 1745, tepatnya di Desa Sala di tepi Bengawan
commit to user
menurut catatan menggunakan bahan kayu jati dari kawasan Alas Kethu, hutan di
dekat Wonogiri Kota dan kayunya dihanyutkan melalui sungai. Secara resmi, keraton
mulai ditempati tanggal 17 Februari 1745 (atau Rabu Pahing 14 Sura 1670
Penanggalan Jawa, Wuku Landep, Windu Sancaya) Berlakunya Perjanjian Giyanti
(13 Februari 1755) menyebabkan Surakarta menjadi pusat pemerintahan Kasunanan
Surakarta, dengan rajanya PB III. Yogyakarta menjadi pusat pemerintahan Kasultanan
Yogyakarta, dengan rajanya Mangkubumi (Sultan Hamengkubuwono (HB) I).
Keraton dan kota Yogyakarta mulai dibangun pada 1755, dengan pola tata kota yang
sama dengan Surakarta yang lebih dulu dibangun. Perjanjian Salatiga 1757
memperluas wilayah kota ini, dengan diberikannya wilayah sebelah utara keraton
kepada pihak Pangeran Sambernyawa (Mangkunagara I). Sejak saat itu, Sala
merupakan kota dengan dua sistem administrasi, yang berlaku hingga 1945, pada
masa Perang Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).
2. Geografis kota Surakarta
Kota Solo terletak sekitar 65 km timur laut Yogyakarta dan 100 km tenggara
Semarang. Lokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan
laut) yang diapit Gunung Merapi di barat dan Gunung Lawu di timur. Agak jauh di
selatan terbentang Pegunungan Sewu. Di sebelah timur mengalir Bengawan Solo dan
di bagian utara mengalir Kali Pepe yang merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai
Solo.
Tanah di Solo bersifat pasiran dengan komposisi mineral muda yang tinggi
sebagai akibat aktivitas vulkanik kedua gunung api yang telah disebutkan di atas.
Komposisi ini, ditambah dengan ketersediaan air yang cukup melimpah,
menyebabkan dataran rendah ini sangat baik untuk budidaya tanaman pangan,
commit to user
terakhir industri manufaktur dan pariwisata berkembang pesat sehingga banyak terjadi
perubahan peruntukan lahan untuk kegiatan industri dan perumahan penduduk.
3. Kependudukan kota Surakarta
Jumlah penduduk kota Surakarta pada tahun 2003 adalah 552.542 jiwa terdiri
dari 270.721 laki-laki dan 281.821 wanita, tersebar di lima kecamatan yang meliputi
51 kelurahan. Perbandingan kelaminnya 96,06% yang berarti setiap 100 orang wanita
terdapat 96 orang laki-laki. Angka ketergantungan penduduknya sebesar 66%. Jumlah
penduduk tahun 2003 jika dibandingkan dengan jumlah penduduk hasil sensus tahun
2000 yang sebesar 488.834 jiwa, berarti dalam 3 tahun mengalami kenaikan sebanyak
83.708 jiwa. Catatan dari tahun 1880 memberikan cacah penduduk 124.041 jiwa.
Jika wilayah penyangga Surakarta juga digabungkan secara keseluruhan (Soloraya -
Surakarta + Kartasura, Colomadu, Baki, Grogol, Palur), maka luasnya adalah 130
km². Penduduknya berjumlah 850.000 jiwa.
4. Generasi muda di Surakarta
Jumlah penduduk muda di surakarta tahun 2010 adalah 101.021. untuk umur
15-25 tahun. Dari data yang diperoleh, secara garis besar generasi muda di Surakarta
masih sangat kurang dalam memperhatikan gizi makanan..Mereka lebih menyukai
makanan cepat saji yang mengandung daging, tidak mau mengkonsumsi sayur dan
buah
Gaya hidup generasi muda Surakarta yang selalu mengikuti perkembangan,
mendorong mereka lebih aktif mencari informasi apapun yang sedang menjadi trend. Mereka menyukai sesuatu yang dapat membuat mereka berbeda dibandingkan teman
sebayanya. Karena Vegetarian sudah menjadi kebutuhan kampanye Vegetarian ini
akan dapat menarik perhatian remaja Surakarta yang mengikuti perkembangan
commit to user
BAB III
IDENTIFIKASI DATA
A. Identifikasi Obyek Perencanaan
Data yang akan diidentifikasi pada bab ini adalah Indonesian Vegetarian
Society Cabang Surakarta, yaitu cabang dari Indonesia Vegetarian Society (IVS)
pusat yang beralamat di Jl. Danau Sunter Utara, Sunter Paradise I, Jakarta Utara.
1. ProfilIndonesian Vegetarian Society (IVS)
IVS merupakan anggota dari International Vegetarian Union (IVU) yang
merupakan organisasi independen yang mempromosikan Vegetarianisme di
seluruh dunia. Internasional Vegetarian Union (IVU) didirikan pada 1908 ketika
pertama Kongres Vegetarian Dunia diadakan di Dresden, Jerman. Ide untuk IVU
datang dari Perancis Vegetarian Society, pertama kongres internasional ini
diadakan oleh British Society dan Dresden Society dengan dukungan dari
Deutsche Vegetarian-Bund. Sejak itu serangkaian kongres tingkat dunia
Congresses telah diadakan di seluruh dunia, dan di 2008 IVU kembali ke Dresden
untuk Centenary 38th kongres . Keanggotaan International Vegetarian Union adalah perkumpulan organisasi Keanggotaan penuh terbuka untuk setiap
organisasi nirlaba yang tujuan utama adalah untuk mempromosikan
Vegetarianisme dan diatur secara eksklusif oleh orang-orang yang bervegtarian.
Asosiasi keanggotaan terbuka untuk semua organisasi nirlaba yang mendukung
commit to user
organisasi yang bertujuan mendukung dan tujuan IVU, tanpa memperhitungkan
apakah mereka vegetarian atau tidak.
Tujuan dari IVU adalah untuk mempromosikan Vegetarianisme di
seluruh dunia. Untuk mencapai tujuan ini adalah tujuan utama berupa:
a. Mendorong pembentukan organisasi vegetarian baik tingkat lokal,
nasional dan regional dan kerjasama antara mereka.
b. Mempromosikan organisasi tingkat dunia dan Daerah Vegetarian
Congresses untuk mengembangkan minat publisitas di vegetarian
menyebabkan dan memberikan kesempatan untuk memenuhi vegetarians
untuk bersama-sama.
c. Menggalang dana untuk anggota IVU.
d. Mendorong penelitian ke dalam semua aspek Vegetarianisme dan
mengumpulkan dan mempublikasikan, di semua media, bahan pada
semua aspek Vegetarianisme, oleh IVU sendiri dan oleh semua anggota
IVU.
e. Mewakili komunitas vegetarian pada badan-badan internasional dan
sesuai untuk berbicara atas nama global jika diperlukan.
IVS indonesia adalah organisasi vegetarian Indonesia yang bersifat
nirlaba, yang berdiri di Jakarta pada tanggal 8 Agustus 1998. IVS telah
terdaftar menjadi anggota Internasional Vegetarian Union sejak tahun 1999.
seketariat IVS Pusat adalah di Royal Progress International Hospital Jl.
Danau Sunter Utara, Sunter Paradise I, Jakarta Utara 14350 No. Telp/Fax.
commit to user
http://www.ivs-online.org. IVS didirikan dengan tujuan sebagai organisasi
untuk menyebarluaskan informasi seputar kehidupan vegetarian di Indonesia
dan mengembangkan cinta kasih universal dan menyelamatkan kehidupan
dunia melalui vegetarianisme.
IVS terbuka untuk semua lapisan dan golongan. Dengan menjadi
anggota IVS berarti anda telah turut berpartisipasi dalam menyebarluaskan
vegetarianisme, selain itu anda juga akan mendapatkan :
a. Buku Panduan yang berisi informasi seputar vegetarianisme.
b. Kartu Anggota IVS yang dapat digunakan untuk mendapatkan diskon
khusus ditempat-tempat yang menjadi mitra IVS.
c. Kesempatan untuk berkonsultasi dengan staff ahli IVS secara gratis
mengenai segala hal yang berhubungan dengan vegetarianisme.
d. Kesempatan untuk berbagi pengalaman dan informasi seputar vegetarian
malalui mailing list IVS.
2. Tujuan IVS (Indonesian Vegetarian Society)
IVS secara garis besar sebagai organisasi bertujuan untuk :
a. Menyebarluaskan informasi seputar kehidupan vegetarian.
b. Mengembangkan cinta kasih universal.
c. Menyelamatkan kehidupan dunia melalui vegetarianisme.
Kegiatan IVS adalah memasyarakatkan vegetarianisme, IVS mengadakan
commit to user
1) Seminar vegetarian yang menghadirkan para pembicara mulai dari ahli
gizi, dokter sampai rohaniawan.
2) Festival dan demo masak yang memperkenalkan resep-resep masakan
vegetarian.
3) Konsultasi seputar kehidupan bervegetraian.
4) Donor darah dan kegiatan sosial.
3. Kegiatan IVS (Indonesia Vegetarian Society)
IVS sebagai bagian dari IVU (International Vegetarian Union ) Indonesia bertugas mempromosikan Vegetarianisme di seluruh penjuru
Indonesia. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain :
a. Bazar & Seminar Vegetarian, biasanya diselenggarakan dengan topik
Vegetarian – Gaya Hidup Sehat & Damai.
b. Meatless Day atau hari tanpa daging, IVS ingin mengajak rekan-rekan