BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.3 Wawancara
Metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden. Keterangan lebih jelasnya penulis membahas proses ini pada daftar lampiran 1.
3.2 Metode Pengembangan Sistem menggunakan NDLC (Network Development Life Cycle).
Menurut (Goldman et all, 2001), NDLC adalah kunci dibalik proses perancangan jaringan komputer. NDLC merupakan model mendefinisikan siklus proses pembangunan atau pengembangan sistem jaringan komputer. Kata cyle (siklus) adalah kata kunci deskriptif dari siklus hidup pengembangan sistem jaringan yang menggambarkan secara
39
eksplisit seluruh proses dan tahapan pengembangan sistem jaringan yang berkesinambungan. Dalam hal ini metode yang pengembangan sistem yang digunakan adalah Network Development Life Cycle (NDLC).
Berkaitan dengan skripsi ini, penerapan dari setiap tahap NDLC adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1 Tahapan NDLC
3.2.1 Analysis
Model Pengembangan sistem NDLC dimulai pada fase analisis. Pada tahap ini penulis mengidentifikasi konsep Sistem Wireless akses point WAP54G, mode repeater yang ada di sistem wireless tersebut. Mengumpulkan dan mengidentifikasi kebutuhan seluruh kebutuhan sistem tersebut. Sehingga kebutuhan sistem wireless mode repeater dapat diperjelas dan diperinci. Tahap-tahap ini meliputi :
40
a. Identify Aktivitas mengidentifikasikan permasalahan yang dihadapi sehingga dibutuhkan proses pengembangan sistem.
Dapat dilihat pada subbab 4.1.1.
b. Understand Aktivitas untuk memahami mekanisme kerja sistem yang akan dibangun atau dikembangkan. Dapat dilihat pada subbab 4.1.2.
c. Analyze Menganalisis sejumlah elemen atau komponen dan kebutuhan sistem yang akan dibangun atau dikembangkan.
Dapat dilihat pada subbab 4.1.3.
d. Report Aktivitas merepresentasikan proses hasil analisis.
Secara jelas tahap analysis dapat dilihat pada subbab 4.1.4.
3.2.2 Design
Tahapan selanjutnya dari metode pengembangan sistem NDLC adalah Design. Tahap design ini adalah membuat sebuah sistem yang akan dibangun, diharapkan dalam membangun sistem yang didesign akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Pada fase ini, penulis merancang topologi sistem jaringan untuk simulasi WLAN sebagai representasi sistem nyata dan merancang sistem mode repeater pada wireless. Topologi yang spesifik dapat dilihat pada subbab 4.2.1.
41 3.2.3 Simulation prototype
Tahap selanjutnya adalah pembuatan protipe sistem yang akan dibangun, yaitu dengan menggunakan tools VMware version 6.0 dengan mempertimbangkan bahwa proses kesalahan dalam menerapkan sistem wireless akses point mode repeater tidak akan mempengaruhi pada lingkungan nyata.
3.2.4 Implementation
Tahap selanjutnya adalah implementasi, pada fase perancangan digunakan sebagai panduan implementasi pada lingkungan simulasi WLAN. Ini melingkupi instalasi dan konfigurasi terhadap rancangan topologi, komponen sistem wireless mode repeater. Dapat dilihat pada subbab 4.4.2
3.2.5 Monitoring
Setelah tahap implementasi adalah tahap monitoring dimana tahap ini penting. Proses pengujian dilakukan melalui aktivitas pengoperasian dan pengamatan sistem yang sudah diterapkan apakah pada sistem wireless akses point mode repeater sudah berjalan dengan baik dan benar. Dalam hal ini penulis melakukan pengujian pada : Fungsionalitas (interkoneksi) perangkat jaringan wireless akses point dengan laptop/komputer. penulis metode studi
42
kasus untuk mempermudah pengujian. Dapat dilihat pada subbab 4.5.
3.2.6 Management
Pada fase ini, aktivitas perawatan, pemeliharaan dan pengelolaan. Karena proses manajemen sejalan dengan aktivitas perawatan atau pemeliharan sistem. Pada tahap ini untuk menghasilkan keluaran berupa jaminan fleksibilitas dan kemudahan pengelolaan serta pengembangan sistem wireless local area network dimasa yang akan datang. Dapat dilihat pada subbab 4.7
43
Gambar 3.2 Diagram Metode Penelitian
44
3.3 Sejarah Singkat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Pendidikan Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Pendidikan Nasional (Pusdiklat) Semula adalah bagian dari Biro Kepegawaian Depdikbud. Pada awal 1970an berkembang pemikiran untuk membentuk suatu unit kerja dengan tugas dan fungsi khusus peningkatan kompetensi sumber daya aparatur di lingkungan Depdikbud. Pada 1975, dibentuklah unit kerja baru yang diberi nama Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai.
Pusdiklat Pegawai ditetapkan sebagai organisasi sendiri yang berkedudukan langsung di bawah Mendikbud. Sejak itu sampai dengan 1986, Pusdiklat berlokasi di Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 41-42 berdekatan dengan Kantor Wilayah Depdikbud DKI Jakarta (sekarang Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Pemerintah DKI Jakarta) dan Pusat Grafika Indonesia (sebelum belakangan pindah ke Serengseng, Jakarta Selatan). Sejak 1986 Pusdiklat resmi menempati lokasi yang sekarang dengan alamat Jl. Raya Cinangka Km 19, Sawangan, Depok 16517.
Pusdiklat dipimpin oleh seorang Kepala (eselon II). Sejak berdiri sampai sekarang Pusdiklat telah mengalami sembilan kali pergantian pimpinan. Secara berturut-turut Kepala Pusdiklat adalah Drs. Soeharto (1975-1981), Drs. Waskito Tjiptosasmito, MA (1981-1983), Prof. Dr.
Kasmiran Waryo (1983-1985), Drs. Ahmad Nusa (1985-1988), Dr. Nyoman Dekker, SH (1988-1992), Dr. Ir. Wahyudi Ruwiyanto (1992-1994), Prof. Dr.
45
Miftah Thoha, MPA (1994-1999), Drs. Rusli Rachman, Msi (1999-2002), dan Agus Dharma, PhD sejak Juli 2002 sampai sekarang.
Dari seluruh Kepala Pusdiklat itu, enam di antaranya adalah pegawai struktural dan sisanya (tiga orang) berasal dari perguruan tinggi (dosen).
Masing-masing figur itu telah dan sedang menjejakkan langkah dan meninggalkan bekas yang tidak akan terlupakan. Pimpinan silih berganti dan seperti organisasi lainnya, linkungan fisik dan psikispun turut berkembang.
Pusdiklat terus menata diri, mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja yang lebih kondusif, serta mendesain program-program yang lebih variatif dan inovatif dengan jangkauan sasaran yang lebih luas. Pusdiklat telah dan akan terus menjalin kerja sama dengan berbagai instansi, baik di dalam maupun di luar lingkungan Depdiknas dan dengan SEAMEO (South East Asian Minister of Education Organization). Pada 16-17 Agustus 2004 Pusdiklat menjadi rumah tangga Regional Training Center (Retrac) Governing Board Meeting yang ketujuh. Retrac, salah satu dari SEAMEO Centers, berlokasi di Vietnam (Ho Chi Minh City). Sejak 1999, Kapusdiklat adalah anggota dari Retrac Governing Board. Keanggotaan Kapusdiklat dalam Retrac Governing Board tidak bersifat ex officio. Pusdiklat sekarang telah berusia lebih dari tiga dasawarsa (tepatnya 33 tahun). Dalam usia yang semakin dewasa itu, Pusdiklat telah mengalami tiga kali perubahan organisasi. Sekalipun demikian, tugas dan fungsinya relatif tidak berubah, yaitu menyelenggarakan dan mengoordinasikan pendidikan dan pelatihan pegawai di lingkungan Depdiknas berdasarkan kebijakan yang ditetapkan
46
oleh Menteri. Perjalanan masih panjang dan masih banyak yang perlu dibenahi, bukan hanya karena faktor-faktor internal, tetapi juga karena desakan faktor-faktor eksternal. Pada saat yang sama, Pusdiklat tetap berusaha konsisten dengan upaya peningkatan mutu berkelanjutan sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Anggota Pusdiklat sadar bahwa upaya mencapai visi dengan melaksanakan misi yang telah disepakati memerlukan tidak hana kerja keras, tetapi juga kerja lebih cerdas.
3.3.1 Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23/O/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat-pusat di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional, Pusdiklat berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal. Pusdiklat bertugas melaksanakan dan mengkoordinasikan diklat berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri. Selanjutnya ditetapkan bahwa untuk melaksanakan tugas tersebut, Pusdiklat menyelenggarakan fungsi : 1. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan dan
pelatihan pegawai;
2. penyusunan program pendidikan dan pelatihan pegawai;
3. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pegawai;
4. pelaksanaan evaluasi pendidikan dan pelatihan pegawai; dan 5. pelaksanaan urusan ketatausahaan Pusat.
47 3.3.2 Visi dan Misi
Dengan mengacu pada tugas dan fungsi Pusdiklat serta mencermati lingkungan baik internal maupun eksternal, maka visi Pusdiklat dirumuskan sebagai berikut. Menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia aparatur negara yang dikenal berkualitas baik di Indonesia Dengan visi, Pusdiklat diharapkan dapat menjadi tempat pertukaran gagasan kreatif dan inovatif dengan mutu program yang kompetitif. Pusdiklat juga diharapkan akan menjadi tempat dimana komitmen peningkatan mutu tampak jelas dalam kegiatan diseminasi dan pengembangan gagasan dan praktik mutakhir manajemen kinerja organisasi publik dengan inovasi sebagai norma yang menjiwai setiap kegiatan.
Dengan demikian, Pusdiklat akan memiliki identitas yang menonjol yang membedakannya dari lembaga serupa dengan sejumlah fasilitator diklat yang berkualitas tinggi; program diklat yang aktraktif;
manajemen program diklat yang efektif dan efisien; publikasi bermutu;
perpustakaan dengan koleksi lebih dari cukup dan dikelola dengan teknologi mutakhir; serta pelayanan penunjang prima.
Terwujudnya visi Pusdiklat merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh segenap anggota Pusdiklat sebagai bagian dari organisasi publik yang memberikan pelayanan peningkatan kompetensi SDM aparatur negara di bidang pendidikan. Sehubungan dengan itu misi utama (moto) Pusdiklat adalah : Memberikan yang terbaik
48
Ini berarti setiap anggota Pusdiklat akan dan harus berusaha keras dan cerdas memberikan pelayanan prima dalam semua aspek manajemen peningkatan kompetensi SDM aparatur pendidikan. Misi itu mencakup berbagai hal utama yang harus terlaksana untuk mencapai visi organisasi. Dengan demikian, berbagai hal yang masih bersifat abstrak dalam visi akan terlihat lebih nyata pada uraian misi utama itu.
Rincian misi Pusdiklat disusn setelah mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang dihadapi Pusdiklat dalam berkiprah meningkatkan mutu manajemen peningkatan kompetensi SDM aparatur pendidikan sesuai dengan kebutuhan aktual.
Adapun rincian misi Pusdiklat sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan dan mengembangkan berbagai jenis diklat yang berorientasi pada kebutuhan peningkatan kompetensi sumber daya manusia aparatur pendidikan.
2. Mewujudkan manajemen diklat yang profesional sebagai model pembelajaran.
3. Mengembangkan jaringan kerja sama dengan stakehlder dan organisasi terkait secara nasional, regional, dan internasional.
49 3.4 Fasilitas Kampus Pusdiklat
Tabel 3.1 Fasilitas Kampus Pusdiklat
NAMA GEDUNG FUNGSI KAPASITAS KETERANGAN
Pancasila Pusat Administrasi
Budaya Besar Ruang Kuliah 300 orang Dua lantai 10 ruang kelas
Budaya Kecil Ruang Diskusi 150 orang 10 ruang diskusi
Ganesha Perpustakaan 100 orang Perpustakaan
Paramitha Ruang Makan 400 orang -
Fatahilah Asrama Peserta 28 orang Dua lantai 14 kamar
Nusantara Asrama Peserta 160 orang Dua lantai 43 kamar
50
Kuntadewa Asrama Peserta 20 orang Dua lantai 10 kamar
Bharata Asrama Peserta 88 orang 44 kamar
B.T. Ika Asrama Peserta 60 orang Tiga lantai 20 kamar
Ramayana Asrama Peserta 82 orang 16 unit penginapan
3.5 Denah Pusdiklat
Gambar 3.3 Denah Pusdiklat
51 3.6 Struktur Organisasi Pusdiklat
Gambar 3.4 Struktur Organisasi Pusdiklat
52 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis akan menjelaskan proses penerapan sistem wireless Acces Point dengan metode mode repeater sebagai solusi pengembangan WLAN Pusdiklat Kemdiknas dengan menerapkan landasan teori dan metode penelitian yang sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya.
Metode Penelitian yang penulis gunakan adalah metode NDLC (Network Development Life Cycle). Siklus hidup pengembangan sistem jaringan didefinisikan dalam sejumlah fase-fase, yaitu : analysis (analisis), design (perancangan), simulation prototyping (prototipe simulasi), implementation (penerapan), monitoring (pengamatan), dan management (pengaturan).
4.1 Analysis (Analisis)
Pada bab ini, penulis akan menjelaskan bagaimana cara melakukan konfigurasi wireless Acces Point dengan metode mode repeater. Pada tahap analisis ini dibagi menjadi beberapa fase yaitu : identify (mengidentifikasi rumusan masalah), understand (memahami rumusan permasalahan), analyze (analisis kebutuhan sistem) dan report (pelaporan dari hasil analisis). Jaringan WLAN Pusdiklat Pegawai Kemendiknas terdiri dari 2 zona yaitu Zona Kantor dan zona Asrama . memiliki 4 buah server utama yang masing-masing
53
mempunyai fungsi yang berbeda terdiri atas lebih dari 20 client Topologi jaringan adalah susunan aturan didalam jaringan sehingga komputer satu dengan komputer yang lainnya dihubungkan sehingga membentuk suatu skema fisik jaringan.
4.1.1 Identify
Tujuan diterapkannya sistem wireless dengan metode mode repeater adalah untuk mengurangi pengurangan sinyal yang di tangkap oleh user atau client di setiap masing-masing bagian. Dengan mode repeater dapat memperkuat sinyal wireless yang dimana zona atau bagian yang belum tercover oleh sinyal wireless.
Identifikasi permasalahan lebih lanjut adalah tidak mendapat sinyal jaringan wireless di bagian asrama, untuk menanggulangi hal tersebut maka penulis mencoba menerapkan dan mengimplementasikan dengan mencoba langkah dengan metode repeater. Dengan cara seperti ini dapat mengkuatkan sinyal wireless yang dengan cara join dari satu Acces Point satu dengan yang lain.
54 4.1.2 Understand
Hasil identifikasi rumusan permasalahan diatas membutuhkan pemahaman yang baik agar dapat menghasilkan solusi tepat dan berguna. Dengan menggunakan metode studi pustaka atau studi literatur penulis memanfaatkan perpustakaan dan internet untuk mengumpulkan sejumlah data dan informasi dari berbagai sumber dalam bentuk buku, makalah, literature, artikel dan berbagai situs web mengenai topik permasalahan yang terkait.
Hasilnya digunakan untuk memahami permasalahan yang terjadi untuk merumuskan solusi yang efektif dalam menyelesaikan berbagai perumusan permasalahan. Pemahaman tersebut, maka penulis gunakan untuk merancang dan mengimplementasikan sistem jaringan wireless local area network (WLAN) dengan metode mode repeater yang diharapkan dan juga dapat mengatasi berbagai perumusan permasalahan yang ada.
Penulis berfokus untuk memahami konsep-konsep dari sistem jaringan wireless Linksys WAP54G dan sistem wireless dengan metode mode repeater.
55 4.1.3 Analyze
Hasil pemahaman penulis akan digunakan sebagai masukan untuk menganalisis sistem solusi yang dapat mengatasi rumusan permasalahan. Hasil analisis sebagai berikut :
a. Penulis menerapkan system mode repeater pada perangkat wireless Linksys WAP54G, dimana fungsi repeater ini adalah untuk menanggani sinyal wireless yg tidak terjangkau oleh wireless Acces Point di Pusdiklat Kemendiknas. Bagian asrama belum terjangkau sinyal wireless, jadi penulis mengambil metode dengan mode repeater agar daerah atau zona yang belum tercover oleh sinyal wireless tersebut. Dapat tercover oleh wireless Acces Point.
4.1.4 Report
Proses akhir pada fase analisis adalah pelaporan yang berisi detail atau rincian dari berbagai komponen atau elemen sistem yang dibutuhkan. Adapun peralatan atau perangkat yang digunakan dalam penelitian dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) yaitu :
56
a. Spesifikasi Sistem Yang Akan Dibangun
Tabel 4.1 Spesifikasi Sistem Yang Akan Dibangun
Sistem Keterangan
Bertindak sebagai sistem client segmen jaringan internal. Difungsikan sebagai sistem pengujian koneksi wireless.
b. Spesifikas perangkat lunak (Software)
Perangkat lunak (software) yang digunakan penulis dalam penelitian tugas akhir ini adalah :
Tabel 4.2 Spesifikasi Perangkat Lunak (Software) yang digunakan
No. Software Keterangan
Sistem Operasi Server Firewall
1. Centos 5.4 Final Sistem Operasi Firewall yang digunakan.
2. Microsoft Windows XP SP3 COOPORATE
Sistem Operasi manajemen perangkat wireless
Sistem Operasi Client
57
1. Microsoft Windows XP SP 3 COOPARATE
Sistem Operasi client difungsikan sebagai pengujian koneksi wireless.
Software Perancangan Topologi
1. Microsoft Office Visio 2003 Program untuk merancang topologi
Software Client / User
1. Mozilla Firefox version 3.6. Manajemen di sisi perangkat wireless router dan Acces Point
Software firmware perangkat wireless Router
1. DD-WRT Program firmware upgrade
support mode repeater pada perangkat wireless router Linksys WRT54GL.
c. Spesifikasi perangkat keras (Hardware)
Tabel 4.3 Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) yang digunakan
No. Perangkat Jumlah Keterangan Spesifikasi 1. Server Router
58
Point LAN)
3. Kabel UTP 1 Kabel UTP AMP cat 6
4.2 Design (Perancangan)
Tahap analisis menghasilkan sebuah rincian spesifikasi kebutuhan dari sistem yang akan dibangun. Perancangan menjadikan rincian spesifikasi rancangan sistem yang dibangun. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan simulasi WLAN sebagai representasi sistem jaringan. Proses perancangan di bagi menjadi :
4.2.1 Perancangan Topologi
Pada tahap ini penulis menentukan jenis topologi yang digunakan dari simulasi WLAN yang akan dibangun dan mendefinisikan konfigurasi yang dibutuhkan untuk menjamin sistem jaringan komputer yang akan dibangun dapat berjalan dengan baik.
59
Gambar 4.1 Topologi Jaringan Wireless Sebelumnya
Gambar 4.2 Topologi Jaringan Wireless Sesudah menggunakan Repeater
Rincian keterangan gambar rancangan topologi jaringan komputer diatas adalah sebagai berikut :
1. Jenis topologi yang digunakan adalah topologi star
2. Alamat IP yang digunakan menggunakan kelas C.
3. Wireless : mendefinisikan perangkat wireless. Perangkat wireless terdiri dari satu buah Ethernet LAN. Ethnernet LAN adalah interface untuk mengkoneksikan ke wireless router WRT54GL jaringan yang terhubung dengan Switch melalui media kabel UTP berjenis straight.
60
4. AP Nusantara : mendefinisikan Perangkat Acces Point yang terdapat di gedung Nusantara dan Acces Point Puntadewa mendefinisikan perangkat Acces Point di gedung Puntadewa..
5. Repeater Asrama : mendefinisikan perangkat repeater yang di tempatkan di asrama Bharata.
6. Switch, media ini penulis gunakan untuk menghubungkan seluruh perangkat wireless, pengguna sistem jaringan Wireless Local Area Network (WLAN) dan jaringan LAN.
4.2.2 Perancangan Sistem
Setelah perancangan topologi jaringan (simulasi WLAN), selanjutnya adalah membuat perancangan sistem baru yang akan dibangun dan diimplementasikan. Pada tahap ini penulis mendefinisikan dan menspesifikasikan seluruh komponen yang dibutuhkan dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.4 Komponen sistem
Mesin Komponen Keterangan
Firmware
61
4.3 Simulation Prototyping (Prototipe Simulasi)
Pada tahap ini penulis membuat prototipe dari sistem baru yang akan dibangun, dimana diimplementasikan pada simulasi WLAN. Simulasi prototipe menggunakan software aplikasi yaitu VMware version 6.0 untuk memvirtualisasikan sistem yang akan diterapkan. Simulasi prototipe dimaksudkan untuk memenuhi sejumlah tujuan :
a. Menjamin efektivitas fungsionalitas dari interkoneksi antar elemen atau komponen sistem.
b. Memperkecil resiko kegagalan saat proses pembangunan dan implementasi sistem pada lingkungan nyata.
4.4 Implementation (Implementasi)
Tahap selanjutnya adalah implementasi detail rancangan topologi dan rancangan sistem lingkungan jaringan WLAN. Proses implementasi terdiri dari konfigurasi wireless access point WAP54G dan wireless router WRT54GL.
4.4.1 Implemntasi Konfigurasi Perangkat Wireless
Sebelum membangun dan menerapkan rancangan sebuah sistem wireless dengan metode mode repeater bertujuan agar memperkuat sinyal yang hilang antar perangkat wireless. Penulis mengupgrade firmware wireless router Linksys WRT54GL dimana versi sebelumnya belum support Acces Point mode repeater, maka
62
penulis mengupgrade versi firmware
dd-wrt.v24_12548_NEWD_mini yang nantinya digunakan dalam proses penelitian. Pada client menggunakan Microsoft Windows XP SP3 Cooperate dan manajemen menggunakan sistem operasi Microsoft Windows XP SP3 Professional Cooporate. Untuk langkah-langkah instalasi dapat sebagai berikut :
1. Tampilan awal koneksi system wireless Linksys WAP54G dengan ip default manajemen 192.168.1.245 netmask 255.255.255.0. Dimana tampilan tersebut dapat di buka web browser, yang penulis lakukan dengan menggunakan browser Mozilla firefox versi 3.6. Dimana saat membuka di URL browser akan diminta username dan password,
2. Dimana pada penelitian ini adalah username dan password masih menggunakan default yaitu username : kosong password : admin.seperti pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Tampilan halaman utama koneksi Linksys WAP54G
63
3. Tampilan saat di masukan username kosong dan password kosong, seperti gambar 4.4.
Gambar 4.4 Tampilan saat memasukan username dan password
4. Setelah di lakukan enter atau OK maka akan tampilan halaman utama web GUI manajemen Linksys WAP54G, pada tab setup terdiri dari network yang mempunyai sub menu yaitu Device Name, penulis penamakan device name sesuai dengan nama perangkat wireless yaitu Linksys WAP54G dengan konfigurasi type static ip 192.168.1.245 netmask 255.255.255.0 default gateway 192.168.1.1 kemudian save changes konfigurasi seperti gambar 4.5.
64
Gambar 4.5 Tampilan menu Linksys WAP54G
Gambar 4.6 Tampilan saat save changes konfigurasi
5. Pada menu Setup terdapat AP mode, penulis menggunakan AP mode repater yaitu wireless repeater dimana wireless repeater tersebut harus mengetahui mac address wireless yang akan di repeater. Mac address wireless router yang satu adalah 00:22:6B:63:E2:C4. Seperti gambar 4.7.
65
Gambar 4.7 Tampilan AP Mode pada Acces Point Linksys WAP54G
6. Konfigurasi berikutnya adalah pengaturan pada wireless router WRT54GL, dimana wireless tersebut sudah di upgrade firmware ke dd-wrt v24 mini, saat di browser dengan memasukkan URL http://192.168.1.1. Akan tampilan autentikasi dimana username admin dan password admin, seperti gambar 4.8.
Gambar 4.8 Autentikasi DD-WRT Linksys WRT54GL
66
7. Berikutnya penulis mengkonfigurasi Linksys wireless router WRT54GL yang sudah di upgrade firmware DD-WRT, pada saat autentikasi berhasil maka akan tampil dd-wrt setup seperti gambar 4.8. Dimana penulis melakukan konfigurasi pada dhcp client dimana start dhcp pada ip 192.168.1.2 netmask 255.255.255.0 default gateway 192.168.1.1. Banyaknya user yang mengakses adalah 100.
67
Gambar 4.9 Tampilan Setup DD-WRT
Saat process save dan apply changes konfigurasi seperti pada gambar 4.10
Gambar 4.10 Proses save dan apply changes konfigurasi
68
4.4.2 Implementasi Wireless dengan Mode Repeater
Pada menu berikutnya adalah menu wireless, dimana dilakukan konfigurasi pada wireless mode yaitu repeater, yang mana konfigurasi awal pada wireless Acces Point Linksys WAP54G. Pada menu tersebut menjelaskan bahwa hardware atau mac address wireless tersebut adalah 00:22:6B:63:E2:C4 yang sebelum sudah di masukan ke repeater wireless Linksys WAP54G fungsi tersebut adalah agar terjadi komunikasi antara wireless yang satu dengan yang lainnya. Seperti gambar 4.11. Wireless network mode dibuat mixed agar setiap perangkat komputer yang sudah support b atau g dapat koneksi ke wireless tersebut. Wireless network SSID diberikan nama Linksys WRT54GL agar saat penelitian skripsi agar ada perbedaan setiap perangkat. Kemudian gunakan Channel freukuensi yang sama antara perangkat Acces point dengan repeater sehingga kedua perangkat tersebut dapat bekerja pada frekuensi yang sama, seperti pada gambar 4.12.
69
Gambar 4.11 Tampilan setup wireless AP Mode WAP54G
Gambar 4.12 Tampilan menu setting Frekuensi Channel
Setelah konfigurasi selesai maka save changes
70
Gambar 4.13 Tampilan setelah selesai save changes
4.4.3 Implementasi Join Mode Repeater pada Wireless Router WRT54GL
Pada konfigurasi kali ini adalah untuk join antara perangkat wireless router WRT54GL dengan WAP54G pilih site survey.
Seperti pada gambar 4.14, kemudian akan tampil browser baru di mana pada saat survey di klik maka akan tampil neighbor’s Wireless Network, join pada wireless dengan nama SSID Linksys WAP54G kemudian join seperti gambar 4.15
71
Gambar 4.14 Tampilan menu Wireless saat Site Survey
Gambar 4.15 Tampilan Neighbor’s Wireless Network
Tampilan saat join berhasil di lakukan di wireless router WRT54GL ke perangkat wireless WAP54G. Seperti gambar 4.16.
72
Gambar 4.16 Tampilan Sukses join ke wireless Linksys_WAP54G
4.5 Monitoring (Pengawasan)
Model Pengawasan sistem jaringan komputer NDLC mengkategorikan proses pengujian pada tahap pengawasan (monitoring).
Hal ini dikarenakan pengawasan sistem yang sudah dibangun atau
Hal ini dikarenakan pengawasan sistem yang sudah dibangun atau