• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS WAP54G SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI PENGEMBANGAN WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS WAP54G SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI PENGEMBANGAN WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN)"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS WAP54G SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI PENGEMBANGAN

WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN)

(STUDI KASUS : PUSDIKLAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL)

DIEN BURHANUDDIN 204091002563

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2011

(2)

i

PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS WAP54G SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI PENGEMBANGAN WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN)

(STUDI KASUS : PUSDIKLAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL)

Oleh : Dien Burhanuddin NIM 204091002563

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2011 M / 1432 H

(3)

i

PENGGUNAAN MODE REPEATER PADA ACCESS POINT LINKSYS WAP54G SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI PENGEMBANGAN

WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN)

(STUDI KASUS : PUSDIKLAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh :

Dien Burhanuddin NIM. 204091002563

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Viva Arifin, MMSI Yusuf Durachman,M.Sc, MIT Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika

Yusuf Durachman, M.Sc, MIT

(4)

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul ” Penggunaan Mode Repeater pada Access Point Linksys WAP54G sebagai salah satu solusi pengembangan Wireless Locak Area Network (WLAN) (Studi Kasus : PUSDIKLAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL)” telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosyah, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Senin, 8 Agustus 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Informatika.

Jakarta, 8, Agustus 2010 Menyetujui,

Penguji I Penguji II

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

(5)

iii

LEMBAR PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR- BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Agustus 2011

Dien Burhanuddin NIM. 204091002563

(6)

v ABSTRAK

DIEN BURHANUDDIN– 204091002563, Penggunaan Mode Repeater pada Access Point Linksys WAP54G sebagai salah satu solusi pengembangan Wireless Locak Area Network (WLAN) (Studi Kasus : PUSDIKLAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL), dibawah bimbingan Ibu Viva Arifin dan bapak Yusuf Durachman.

PUSDIKLAT Kemdiknas merupakan salah satu Pusat pendidikan dan pelatihan pegawai Kementerian Pendidikan Nasonal dengan tugas dan fungsi khusus peningkatan kompetensi sumber daya manusia aparatur di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional yang selama ini memiliki jaringan wireless atau area hotspot yang di tempatkan pada beberapa lokasi. Dimana ada beberapa gedung asrama yang tidak tersedia jaringan wireless dikarenakan jumlah perangkat Accespoint yang terbatas sehingga tidak mampu menjangkau seluruh gedung asrama. Metode Penelitian yang penulis gunakan adalah metode NDLC (Network Development Life Cycle). Siklus hidup penerapan sistem jaringan didefinisikan dalam sejumlah fase-fase, yaitu : analysis (analisis), design (perancangan), simulation prototyping (prototipe simulasi), implementation (penerapan), monitoring (pengamatan), dan management (pengaturan). Penulis memanfaatkan mode repeater pada Accespoint Linksys WAP54G sehingga dapat menjangkau kesemua gedung asrama tanpa penambahan perangkat yang tidak

(7)

vi

terlalu banyak. Hasil penelitian skripsi ini menyimpulkan bahwa Sistem Wireless dengan mode repeater yang di implementasikan telah berhasil di jalankan dengan baik. Keseluruhan sistem wireless di ujicoba dengan melakukan pengetesan terhadap client/user dimana perangkat wireless repeater dapat bekerja secara optimal, baik itu sinyal yang di dapat oleh client/user

Kata Kunci : Repeater, Wireless, Network Development Life Cylce, 81 halaman, 36 gambar, 7 tabel, 1 lampiran, 11 daftar pustaka (2000-2009)

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dah karunianya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Penggunaan Mode Repeater pada Access Point Linksys WAP54G sebagai salah satu solusi pengembangan Wireless Local Area Network (WLAN) (Studi Kasus : PUSDIKLAT Kementerian Pendidikan Nasional). Skripsi ini penulis ajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah program studi S1 Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar- besarnya atas bimbingan dan pengarahan yang diberikan pada penulis selama menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr.Syopiansyah Jayaputra, M.Sis, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Yusuf Durachman, M.Sc, MIT selaku ketua Program Studi Teknik Informatika dan juga selaku dosen pembimbing.

3. Ibu Viva Arifin, MMSI, selaku dosen Pembimbing I, selaku Koordinator Teknis Non Reguler.

4. Bapak Herlino Nanang, MT selaku dosen yang juga banyak membantu dan membimbing penulis dalam menyusun dan mengerjakan skripsi ini.

5. Bapak Agus Dharma, P.hD selaku Kepala Pusdiklat Kemdiknas yang tidak henti-hentinya memberikan motivasi dan semangat kepada penulis.

(9)

viii

6. Kepada kedua orangtua, istri dan anak-anak tersayang serta adik-adik yang telah memberikan banyak dukungan kepada penulis. Terima kasih atas doa, kasih sayang dan dukungannya.

7. Teman-teman TI/SI angkatan 2004 diantaranya Agus, Wangsa, Bowo, Bajuri, Yayan, Ari dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu, kepada yang selalu berdoa, memberi inspirasi, dorongan, semangat, waktu, bantuan segala hal buat penulis.

8. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa sebagai manusia tidak dapat luput dari kesalahan dan kekurangan sehingga masih jauh dari sempurna sehingga segala saran dan kritik akan sangat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Jakarta, 28 Juli 2011 Penulis

Dien Burhanuddin

(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar pengesahan Pembimbing ... ii

Lembar pengesahan Ujian ... iii

Pernyataan ... iv

Abstrak ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... viii

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Tabel ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Tujuan ... 4

1.4.2 Manfaat ... 4

1.5 Metodologi Penelitian ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Jaringan Komputer ... 7

(11)

x

2.2 Manfaat Jaringan Komputer ... 10

2.3 Jenis Jaringan Komputer ... 11

2.3.1 LAN (Local Area Network) ………... .. 9

2.3.2 MAN (Metropolitan Area Network) ………. ... 10

2.3.3 WAN (Wide Area Network) ………. 10

2.4 Tipe Jaringan Komputer ... 11

2.4.1 Peer To Peer ... 11

2.4.2 Client Server ... 12

2.5 Topologi Jaringan Komputer ... 13

2.5.1 Topologi Bus ……… 13

2.5.2 Topologi Ring ……… ... 14

2.5.3 Topologi Star ………... .. 14

2.5.4 Topologi Tree ……….. .. 15

2.6 Perangkat Keras Jaringan ………... ... 16

2.6.1 Server ... 16

2.6.2 Workstation ... 16

2.6.3 NIC (Network Interface Card) ... 17

2.6.4 Switch ... 17

2.6.5 Repeater... 17

2.6.6 Bridge ... 17

2.6.7 Router ... 18

2.7 Media Transmisi... 18

2.7.1 Kabel ... 18

(12)

xi

2.7.2 Wireless ... 20

2.8 Metode Transmisi... 21

2.8.1 Teknik Pengiriman Baseband ... 21

2.8.2 Teknik Pengiriman Broadband ... 21

2.9 Model OSI Layer... 22

2.9.1 Pengertian OSI ... 22

2.9.2 Lapisan OSI ... 23

2.10 Protokol Jaringan ... 24

2.10.1 Jenis-Jenis Protokol ... 24

2.11 Wireless Local Area Network (WLAN) ... 29

2.12 Akses Point………... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data ... 37

3.1.1 Studi Lapangan / Observasi ... 37

3.1.2 Studi Pustaka atau Literatur ... 38

3.1.3 Wawancara ... 38

3.2 Metode Pengembangan Sistem NDLC ... 39

3.2.1 Analysis ... 39

3.2.2 Design ... 40

3.2.3 Simulation Prototype ... 41

3.2.4 Implementation ... 41

3.2.5 Monitoring ... 41

(13)

xii

3.2.6 Management ... 42

3.3 Sejarah Singkat PUSDIKLAT KEMENDIKNAS ... 44

3.3.1 Tugas dan Fungsi ... 46

3.3.2 Visi dan Misi ... 47

3.4 Fasilitas Kampus Pusdiklat ... 49

3.5 Denah Pusdiklat ... 50

3.6 Struktur Organisasi Pusdiklat ... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 3.6 Analysis ... 52

4.1.1 Identity ... 53

4.1.2 Understand ... 54

4.1.3 Analyze ... 55

4.1.4 Report ... 55

4.2 Design ... 58

4.2.1 Perancangan Topologi ... 58

4.2.2 Perancangan Sistem ... 60

4.3 Simulation Prototyping ... 61

4.4 Implementasi ... 61

4.4.1 Implementasi Konfigurasi Perangkat Wireless ... 61

4.4.2 Implementasi Wireless dengan Mode Repeater ... 68 4.4.3 Implementasi Join Mode Repeater Pada Wireless

(14)

xiii

Router WRTG54GL ... 70

4.5 Monitoring ... 72

4.5.1 Pengujian Fungsionalitas Koneksi Wireless Linksys ... 73

4.6 Analisa Log Wireless ... 76

4.7 Management ... 77

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 79

5.2 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Jaringan Peer to Peer ... 12

Gambar 2.2 Jaringan Client Server ... 13

Gambar 2.3 Topologi Bus ... 14

Gambar 2.4 Topologi Ring ... 14

Gambar 2.5 Topologi Star ... 15

Gambar 2.6 Topologi Tree ... 16

Gambar 2.7 Akses Point Linksys WAP54G ... 34

Gambar 2.8 Wireless Client ... 35

(15)

xiv

Gambar 2.9 Wireless Repeater ... 36

Gambar 2.10 Wireless Bridge ... 36

Gambar 3.1 Tahapan NDLC ... 35

Gambar 3.2 Diagram Metode Penelitian ... 39

Gambar 3.3 Denah Pusdiklat ... 50

Gambar 3.4 Struktur Organisasi Pusdiklat ... 51

Gambar 4.1 Topologi Jaringan Wireless Sebelum di usulkan ... 58

Gambar 4.2 Topologi Jaringan Wireless yang di usulkan ... 59

Gambar 4.3 Tampilan Halaman Utama Koneksi Linksys WAP54G ... 61

Gambar 4.4 Tampilan saat memasukkan username dan password ... 62

Gambar 4.5 Tampilan Menu Linksys WAP54G ... 64

Gambar 4.6 Tampilan Saat Save Changes Konfigurasi ... 64

Gambar 4.7 Tampilan AP Mode pada Akses Point Linksys_WAP54G ... 65

Gambar 4.8 Autentikasi dd-wrt Linksys WRT54GL ... 66

Gambar 4.9 Tampilan Setup dd-wrt Linksys WRT54GL ... 67

Gambar 4.10 Proses Save dan Apply Changes Konfigurasi ... 67

Gambar 4.11 Tampilan Setup Wireless AP Mode WAP54G ... 69

Gambar 4.12 Tampilan Menu Settings Wireless Repeater ... 69

Gambar 4.13 Tampilan Setelah Selesai Save Changes ... 70

Gambar 4.14 Tampilan Menu Wireless Saat Site Survey ... 71

Gambar 4.15 Tampilan Neighbor’s Wireless Network ... 71

Gambar 4.16 Tampilan Sukses Join ke Wireless Linksys_WAP54G ... 72

Gambar 4.17 Tampilan Search Wireless ... 73

(16)

xv

Gambar 4.18 Ping ke Wireless Linksys_WAP54G ... 74

Gambar 4.19 Uji Koneksi ke Wireless dengan SSID dd-wrt_vap ... 75

Gambar 4.20 Uji coba ping ke Wireless dd-wrt ... 75

Gambar 4.21 Administration Log Wireless ... 76

Gambar 4.22 Tampilan View Log Wireless ... 77

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Standar Wireless LAN ... 32

Tabel 2.2 Family Standar Wireless LAN ... 32

Tabel 3.1 Fasilitas Kampus Pusdiklat ... 49

Tabel 4.1 Spesifikasi Sistem yang akan di bangun ... 56

Tabel 4.2 Spesifikasi Perangkat Lunak (Software) Yang Di gunakan ... 56

Tabel 4.3 Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) yang di gunakan ... 57

Tabel 4.4 Komponen Sistem ... 60

(18)

1

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi di dunia telah berkembang dengan pesat.

Berbagai macam teknologi telah dikembangkan untuk membantu manusia dalam berkomunikasi. Kalau pada era tahun 80-an teknologi jaringan komputer hanya mengandalkan teknologi jaringan berbasis kabel, teknologi tersebut mulai banyak ditinggalkan karena beberapa keterbatasannya, seperti besarnya biaya yang harus di keluarkan oleh organisasi jika menggunakan teknologi ini (wired network), selain itu teknologi ini juga tidak flexibel karena sangat tergantung pada kabel.

Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, juga kebutuhan manusia akan mobilitas dan fleksibilitas yang tinggi menuntut sesuatu yang lebih praktis, dan teknologi wireless memberikan jawaban untuk kebutuhan tersebut (Gunadi, 2009). Teknologi wireless menawarkan beragam kemudahan, kebebasan dan fleksibilitas yang tinggi. Teknologi wireless memiliki kelebihan dibandingkan teknologi kabel yang sudah ada. Teknologi wireless sangat nyaman untuk digunakan. Anda bisa mengakses Internet di posisi mana pun selama masih berada dalam jangkauan wireless. (Gunadi, 2009).

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kemendiknas pada tahun 2010 memiliki jaringan wireless atau area hotspot yang ditempatkan pada beberapa lokasi, diantaranya di gedung Pancasila (Pusat administrasi)

(19)

2

Gedung Perkuliahan, dan gedung Asrama peserta. Menurut keterangan bapak H.

Muktasim selaku Kepala Sub Bagian Rumah Tangga, bahwa terdapat 6 unit gedung asrama yang belum tersedia jaringan wireless, sehingga bagi peserta yang berada di gedung tersebut belum dapat terhubung ke jaringan internet. Untuk memberikan solusi dari permasalahan ini penulis akan memanfaatkan mode repeater pada Accespoint Linksys WAP54G, sehingga jaringan wireless dapat menjangkau kesemua gedung asrama. Oleh karena itu penulis mengajukan judul penulisan skripsi tentang” Penggunaan Mode Repeater pada Access Point Linksys WAP54G sebagai salah satu solusi pengembangan Wlan Pusdiklat Kementerian Pendidikan Nasional”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka penulis merumuskan 2 masalah yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Bagaimana mengkonfigurasi Acces point Linksys WAP54G yang akan dijadikan sebagai Repeater.

2. Bagaimana menghubungkan Repeater dengan perangkat wireless Acces point

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak terlalu luas namun dapat mencapai hasil yang optimal, maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasan meliputi:

(20)

3

1. Konfigurasi linksys WAP54G pada mode repeater, 2. Topologi yang digunakan adalah topologi Star

3. Hardware yang digunakan yaitu Access Point Linksys WAP 54G, wireless Router WRT54GL, Switch Linksys 8 Port, Kabel UTP.

4. Software yang digunakan adalah Dd-wrt. V12- 12548_NewD_mini, Mozila Firefox 4.0, Microsoft Visio 2003, Microsoft Windows XP Sp3.

1.4 Tujuan

Tujuan utama dari penggunaan Repeater ini adalah untuk mengembangkan jaringan wlan pada lokasi yang belum terdapat sinyal di gedung asrama Pusdiklat Kementerian Pendidikan Nasional.

1.5 Manfaat

Manfaat dari Penulisan skripsi ini adalah:

1.5.1 Bagi Pusdiklat Pegawai Depdiknas

a. Memperluas jaringan wlan di Pusdiklat Kemendiknas.

b. Mengoptimalkan penggunaan perangkat Access Point Linksys WAP54G mejadi repeater

1.5.2 Bagi Penulis.

a. Menambah wawasan penulis tentang penggunaan repeater dalam Jaringan Wireless Local Area Network (WLAN).

(21)

4 1.5.3 Bagi Universitas

a. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi teori yang telah diperoleh selama di bangku perkuliahan.

b. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya dan sebagai bahan evaluasi.

c. Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja dari hasil yang diperoleh selama di bangku perkuliahan.

1.6 Metodologi Peneletian

1.6.1 Metode Pengumpulan Data a. Metode Studi Pustaka

b. Metode Observasi c. Metode Wawancara

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem menggunakan NDLC (Network Development Life Cycle).

a. Analysis b. Design

c. Simulation prototype d. Implementation e. Monitoring f. Management

(22)

5 1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab dengan beberapa sub pokok bahasan. Adapun sistematika dari skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdiri dari tujuh sub bab, yaitu : Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori-teori yang digunakan dalam pembuatan WLAN, khususnya penggunaan Repeater.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan secara rinci metode penelitian yang digunakan dalam menganalisis, merancang dan mengimplementasikan Wireless Repeater.

BAB IV PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI

Dalam bab ini berisi uraian tentang implementasi atau penerapan Wireless repater dengan menggunakan Accespoint Linksys WAP54G

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan berkenaan dengan hasil pemecahan masalah yang diperoleh dari penyusunan tugas akhir ini.

(23)

6 BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Jaringan Komputer

Salah satu teknologi penting dibidang komputer yang saat ini berkembang dengan pesat adalah teknologi jaringan komputer atau computer networking. Prinsip dasar dalam sistem jaringan ini adalah proses pengiriman data atau informasi dari pengirim ke penerima melalui suatu media komunikasi tertentu. Untuk memahami sistem jaringan komputer, perlu dipahami terlebih dahulu apa itu sistem, komputer dan jaringan.

 Sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua

atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai tujuan (Jogiyanto, 2000 : 813).

 Komputer berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung.

Definisi komputer dari American National Standard Institute, “Suatu pemroses data yang dapat melakukan perhitungan yang benar dan cepat, termasuk perhitungan arithmatika atau operasi logika, tanpa campur tangan dari manusia yang mengoperasikan selama pemrosesan”

(Jogiyanto, 2000 : 2)

 Jaringan adalah kumpulan dari dua atau lebih komputer yang saling berhubungan dan berinteraktif yang dihubungkan dengan media transmisi alat komunikasi.

(24)

7

Sehingga dapat disimpulkan Sistem Jaringan Komputer adalah : “Kumpulan dari dua atau lebih komputer yang saling berhubungan dan berinteraktif yang dihubungkan dengan media transmisi alat komunikasi dan membentuk satu kesatuan, sehingga tujuan atau sasaran dapat tercapai, dan saling berbagi pakai sumber daya baik perangkat keras maupun perangkat lunak yang terdapat dan terhubung pada jaringan komputer tersebut”.

2.2 Manfaat Jaringan Komputer

Pemanfaatan teknologi jaringan ini tentu saja tidak tanpa alasan, karena para ahli komputer telah berhasil meyakinkan para pengguna jaringan bahwa berbagai bentuk keuntungan dan efisiensi akan diperoleh dengan memanfaatkan teknologi jaringan komputer untuk perangkat-perangkat komputer yang ada, yaitu :

a. Resource sharing

Kemampuan berbagi pakai sumber daya baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak yang terdapat dan terhubung dengan jaringan komputer tersebut.

b. Integrasi data

Memungkinkan terjadinya pengintegrasian data dari berbagai terminal pemasukan data dan transaksi kedalam pusat pengolahandata sehingga memudahkan untuk memperoleh informasi yang akurat setiap saat.

c. Distributed processing

(25)

8

Pembangunan jaringan komputer ini dapat mencegah ketergantungan kepada komputer pusat. Setiap proses data tidak harus dilakukan pada satu komputer saja, melainkan dapat didistribusikan ke komputer lainnya.

d. Keamanan data

Sistem jaringan komputer memudahkan dalam melakukan perlindungan terhadap data yang terpusat pada server. Jaminan keamanan data tersebut dapat diberikan melalui pengaturan hak akses para pemakai dan password.

2.3 Jenis Jaringan Komputer

Pada saat ini ada beberapa jenis jaringan yang beroperasi diseluruh dunia, baik pada perusahaan telekomunikasi, lembaga pemerintah, lembaga pendidikan dan lain sebagainya. Perbedaan jenis jaringan dapat didasarkan pada fasilitas yang ditawarkan, rancangan teknisnya serta kelebihan dan kelemahannya. Pada umumnya sistem jaringan komputer dibedakan menurut jarak hubungan antara satu sistem komputer dengan lainnya.

Menurut Dede Sopandi dalam bukunya (2008 : 1-6) jaringan komputer dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :

2.3.1 LAN (Local Area Network)

Merupakan suatu network yang terbatas dalam jarak/area setempat (lokal), dimana peralatan-peralatan hardware dan software digabungkan

(26)

9

untuk dapat saling berkomunikasi dalam daerah yang terbatas. Jaringan ini biasanya dibangun untuk perkantoran atau lembaga pendidikan, atau untuk lingkup departemen dalam perusahaan. Beberapa LAN menggunakan satu komputer yang biasanya dijadikan sebuah server yang berfungsi untuk menyimpan perangkat lunak (software yang mengatur aktifitas jaringan). Komputer-komputer yang terhubung dalam jaringan disebut workstation. Kemampuan komputer workstation biasanya dibawah komputer server.

2.3.2 MAN (Metropolitan Area Network)

Suatu jaringan yang jarak antara satu sistem dengan sistem lainnya relatif agak jauh scopenya dalam satu kota. Pembangunan jaringan komputer metropolitan ini merupakan pilihan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam sektor jasa perbankan, supermarket, perguruan tinggi dan lain sebagainya yang memiliki banyak kantor cabang dalam suatu kota. Dengan fasilitas jaringan komputer ini diharapkan pimpina perusahaan dapat dengan cepat mengetahui kondisi perusahaan secara keseluruhan maupun kantor cabangnya masing-masing dan memungkinkan pimpinan perusahaan berkomunikasi bahkan berdiskusi dengan para manajer kantor-kantor cabang. Hal ini berarti jaringan ini mendukung proses koordinasi dan kontrol para pengelola tersebut.

2.3.3 WAN (Wide Area Network)

Jaringan komputer skala luas yang merupakan pengembangan dari

(27)

10

jaringan komputer metropolitan dimana komputer dihubungkan dengan fasilitas komunikasi seperti sistem telepon ataupun pemancar gelombang mikro. Bentuk ini biasanya digunakan oleh perusahaan besar ataupun departemen pemerintahan. Fungsi jaringan ini tentu saja difocuskan untuk pengintegrasian data dan berlangsungnya proses manajemen, khususnya kontrol dan koordinasi. Infrastuktur utama untuk membangun jaringan komputer skala luas ini adalah jaringan internet.

2.4 Tipe Jaringan Komputer

2.4.1 Peer To Peer

Tipe Jaringan ini digunakan untuk menghubungkan satu titik node ke titik node lainya. (Agus Mulyanto 2009 : 41). Sistem operasi jaringan model peer to peer memungkinkan seorang user membagi sumber daya yang ada dikomputernya, baik itu file data, printer, dan peripheral lain.

Namun, model ini tidak mempunyai sebuah file server atau sumber daya yang terpusat.

a. Kelebihan jaringan peer to peer

 Tidak terlalu mahal, karena tidak membutuhkan satu PC yang

sepenuhnya berfungsi sebagai server dan tidak digunakan sebagai media kerja atau sering disebut dengan didacated server

 mudah dalam instalasi programnya, hanya tinggal mengatur untuk operasi model peer to peer.

b. Kelemahan jaringan peer to peer

(28)

11

Tidak terpusat, terutama untuk penyimpanan data dan aplikasi.

Tidak aman, karena tidak menyediakan fasilitas pengamanan server yang mencukupi.

Gambar 2.1 Jaringan Peer To Peer

2.4.2 Client Server

Menurut Agus Mulyanto (2009 : 41) mendefinisikan client-server sebagai arsitektur yang paling banyak digunakan saat ini. Dimana client dapat melakukan proses sendiri, ketika client meminta data, server akan mengirimkan data sesuai yang diminta, kemudian proses akan dilakukan di client. Arsitektur client-server memiliki kelebihan sebagai berikut

Kelebihan jaringan client server

 Terpusat, sumber daya dan keamanan data dikontrol melalui server.

 Keseluruhan komponen (client / network / server) dapat bekerja bersama.

Kelemahan Jaringan client server

(29)

12

 Biaya pengadaan dan operasionalnya mahal.

 ketika server drop, keseluruhan operasi pada jaringan akan terganggu.

Gambar 2.2 Jaringan Client Server

2.5 Topologi Jaringan Komputer

Menurut Dede Sopandi dalam bukunya mengenai jaringan komputer (2008 : 27-32) Topologi jaringan adalah susunan atau pemetaan interkoneksi antara node, dari suatu jaringan, baik secara fisik (riil) dan logis (virtual).

Pola ini berhubungan erat dengan media akses dan media pengirim yang digunakan.Ada beberapa macam topologi yang dapat digunakan, tetapi bentuk topologi yang utama adalah Bus, Ring, Star dan Tree.

2.5.1 Topologi Bus

Pada topologi ini terdapat satu jalur umum yang berbentuk garis

(30)

13

lurus. Ciri utama dari bentuk topologi ini adalah bahwa setiap sambungan saling tergantung. Artinya, jika satu sambungan terganggu maka seluruh sambungan akan terputus dan tidak bisa terhubung lagi.Meskipun terhubung tetapi topologi ini tidak membentuk satu jalur tertutup. Topologi ini sangat cocok untuk pembangunan jaringan skala kecil.

Gambar 2.3 Topologi Bus 2.5.2 Topologi Ring

Pada topologi ring semua pc yang terkoneksi akan saling dikaitkan sehingga membentuk satu koneksi yang tidak terputus. Namun, sistem ini memiliki kelemahan, yaitu apabila ada kabel koneksi yang terputus dua arah, maka seluruh koneksi ke server akan terputus atau terganggu. Topologi ini sangat tepat untuk perusahaan, unit atau departemen yang sangat tinggi tingkat lalu lintas transmisi data dan informasinya.

Gambar 2.4 Topologi Ring

(31)

14 2.5.3 Topologi Star

Topologi ini punya bentuk fisik seperti bintang, dimana setiap node dihubungkan ke pusat. Media transmisinya bersifat tertutup dan setiap client mempunyai kabel tersendiri untuk langsung berhubungan dengan file server sehingga apabila salah satu client mengalami kegagalan, maka client yang lain tetap bisa berkomunikasi dengan server.

Gambar 2.5 Topologi Star

2.5.4 Topologi Tree

Pada topologi ini biasanya hanya ditemui pada jaringan berskala besar, karena topologi ini memungkinkan penambahan PC berapapun tanpa mengganggu kinerja seluruh sistem. Skemanya memiliki kesamaan dengan skema pohon, yaitu node pusat dihubungkan dengan beberapa node. Masing masing node dihubungkan ke beberapa node lainnya. Adapun kelemahannya adalah, apabila simpul yang lebih tinggi tidak berfungsi, maka kelompok lainnya yang berada dibawahnya akhirnya juga tidak menjadi efektif. Cara

(32)

15 kerja jaringan ini relatif lebih lambat.

Gambar 2.6 Topologi Tree 2.6 Perangkat Keras Jaringan

2.6.1 Server

Sebuah server merupakan sebuah komputer yang berisi program, baik sistem operasi maupun program aplikasi yang menyediakan pelayanan kepada komputer atau program lain yang sama ataupun berbeda (Jogiyanto, 2000 : 427).

Sebagai contoh dalam mengelola pengiriman file, database atau menerima email pada saat yang bersamaan dengan tugas yang lain.

Server juga harus menyimpan informasi dan membaginya dengan cepat.

2.6.2 Workstation

Keseluruhan komputer yang terhubung ke file server dalam sebuah

(33)

16

jaringan. Dimana komputer ini sebagai tempat kerja atau pengolahan data yang diakses dari server (Jogiyanto, 2000 : 429). Komputer ini hanya merupakan perpanjangan dari server. Tetapi sekarang ini workstation sebagian besar menggunakan Personal Computer (PC).

2.6.3 NIC (Network Interface Card)

Sebuah kartu jaringan dan merupakan perangkat yang menyediakan media untuk menghubungkan antar komputer kedalam sistem jaringan.

Dilihat dari interface nya umumnya terbagi dua yaitu PCI dan ISA.

Terdapat juga beberapa card diperuntukkan khusus untuk laptop atau notebook dengan socket PCMCIA.

2.6.4 Switch

Switch lebih berfungsi sebagai media antar koneksi, media pengumpul semua koneksi antar PC untuk kemudian disambungkan satu sama lain. Keuntungan menggunakan Switch adalah fleksibilitas yang dimiliki sehingga tiap client dapat ditambahkan setiap waktu tanpa mengganggu jaringan yang sedang beroperasi.

2.6.5 Repeater

Fungsi utamanya adalah untuk memperkuat sinyal. Sinyal yang diterima dari satu segmen kabel LAN ke segmen LAN berikutnya akan dipancarkan kembali dengan kekuatan sinyal asli pada segmen LAN pertama, sehingga dengan adanya repeater ini, jarak antara dua jaringan komputer dapat diperluas.

(34)

17 2.6.6 Bridge

Bridge digunakan untuk menghubungkan dua buah LAN dan memungkinkan paket data dari satu LAN ke Lan yang lain. Sebuah bridge menyediakan sambungan antara dua tipe LAN yang sama, misalnya Ethernet LAN dan Token passing. Dengan bridge dapat memperluas jaringan LAN, sehingga semua segmen yang saling berhubungan satu sama lainnya menjadi menjadi bagian dari LAN yang lebih besar.

2.6.7 Router

Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan yang lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya. Router juga dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah LAN sehingga trafik yang dibangkitkan oleh suatu LAN terisolasikan dengan baik dengan trafik yang dibangkitkan oleh LAN lain.Router bisa berupa sebuah device yang dirancang khusus untuk berfungsi sebagai router (dedicated router), atau bisa juga berupa sebuah PC yang difungsikan sebagai router.

2.7 Media Transmisi 2.7.1 Kabel

Dalam jaringan komputer, kabel merupakan media penghubung utama, karena kabel merupakan media transfer antar PC. Dalam jaringan lokal dikenal tiga jenis kabel, yaitu :

a. Kabel Coaxial

(35)

18

Kabel coaxial banyak digunakan dijaringan lokal karena biaya pembangunan jaringannya relatif murah dan tidak memerlukan Hub sebagai konsentrator jaringan. Kabel coaxial menyediakan perlindungan cukup baik karena terdapat semacam pelindung logam / metal dalam kabel tersebut. Kabel coaxial terdiri dari beberapa jenis.

Thick Coaxial

Dikenal dengan kabel RG-8 atau tipe kabel 10Base5, sering digunakan untuk kabel backbone pada instalasi jaringan enthernet antar gedung. Kabel ini sulit ditangani secara fisik karena tidak fleksibel dan berat tetapi berdaya jangkau 500 m.

Thin Coaxial

Dikenal dengan kabel RG-58 atau kabel 10Base2 biasa digunakan dalam jaringan antar workstation, mudah ditangani secara fisik dan sering digunakan dalam implementasi topologi bus, ring, dan star.

Daya jangkau antara 300 m.

b. Kabel UTP (Unshielded Twister Pair)

Merupakan sepasang kabel yang di twist / dililit satu sama lain dengan tujuan untuk mengurangi interferensi listrik. Terdiri dari dua, empat atau lebih pasangan kabel (umumnya yang dipakai dalam jaringan komputer terdiri dari 4 pasang kabel / 8 kabel). UTP dapat mempunyai transfer rate 10 Mbps sampai 100 Mbps tetapi mempunyai jarak yang pendek yaitu maximum 100 m. pada umumnya menggunakan konektor

(36)

19

RJ-45. Pada saat ini penggunaan UTP kabel merupakan pilihan yang paling efisien dalam pengembangan jaringan komputer berkecepatan tinggi 10 Mbps – 100 Mbps.

c. Kabel Fiber Optic

Teknologi fiber optic atau serat cahaya memungkinkan menjangkau jarak yang besar dan menyediakan perlindungan total terhadap gangguan elektrik. Kecepatan transfer data dapat mencapai 1000 Mbps serta jarak dalam satu segmen dapat lebih dari 3,5 km. Kerugian penggunaan kabel ini harganya sangat mahal tetapi kabel ini merupakan alternatif yang paling baik bagi masa depan jaringan komputer.

2.7.2 Wireless

Bilamana sumber data dan penerima data jaraknya cukup jauh atau medannya sulit untuk penerapan instalasi kabel sebagai media transmisi jaringan, maka dapat digunakan media transmisi berupa gelombang elektromagnetik yang dipancarkan melalui media terbuka yang dapat berupa gelombang mikro, sistem satelit, atau sinar infra merah. Jaringan dengan media transmisi tanpa kabel ini disebut dengan jaringan wireless.

a. Keuntungan wireless

 Mudah untuk melakukan perawatan karena tidak ada instalasi kabel yang rumit.

(37)

20

 Teknologi wireles memungkinkan untuk mengakses internet lebih

murah dibanding dengan sistem dial up atau leased line.

 Sangat bermanfaat untuk mengatasi problem lokasi.

b. Kelemahan wireless

 Biaya peralatan dan peripherial relatif mahal.

 Kemampuan transfer data lebih kecil dari jaringan kabel.

 Keamanan data masih belum terjamin karena masih dimungkinkan

dilakukan penyadapan.

2.8 Metode Transmisi

2.8.1 Teknik Pengiriman Baseband

Pada metode ini data yang berupa sinyal digital langsung dikirim melalui media trnsmisi satu saluran, seperti kabel tanpa mengalami perubahan apapun. Dengan cara ini maka jarak transmisi data tergantung pada kualitas media yang digunakan.

a. Keuntungan

 Biaya murah, karena dalam sistem ini tidak diperlukan modem.

 Bentuk teknologinya sederhana dan mudah dalam instalasinya.

b. Kerugian

 Kapasitas pengiriman data terbatas karena hanya terdapat satu lalu lintas data sehingga hanya satu pasang komputer yang dapat

(38)

21

berkomunikasi pada saat yang sama.

2.8.2 Teknik Pengiriman Broadband

Metode ini digunakan untuk mentransmisikan sinyal analog, maka data dalam bentuk sinyal digital harus dimodulasikan lebih dahulu menjadi sinyal analog. Media yang digunakan berupa kabel Coaxial Broadband.

Data dari beberapa terminal dapat menggunakan satu saluran, tetapi frekuensinya berbeda-beda sehingga pada saat yang sama dapat dikirimkan beberapa jenis data melalui beberapa frekuensi.

a. Keuntungan

 Kapasitas pengiriman data cukup tinggi, karena memiliki beberapa

jalur transmisi.

 Untuk teknik Broadband non kabel daerah jangkauan lebih luas

dengan biaya relatif murah.

b. Kerugian

 Harga modem yang diperlukan relatif mahal.

 Waktu tunda perjalanan sinyal dua kali lipat dibandingkan dengan

waktu tunda perjalanan sinyal pada sistem baseband, karena harus dilakukan modulasi dan demodulasi sinyal terlebih dahulu.

2.9 Model OSI Layer 2.9.1 Pengertian OSI

Suatu jaringan komputer dibangun dengan memperhatikan

(39)

22

arsitektur standar yang dibuat lembaga standar industri dunia. Standar jaringan yang saat ini diakui dunia adalah The Open System Connection yang dibuat oleh lembaga ISO (The International Standar Organization). Seluruh fungsi kerja jaringan komputer dan komunikasi antar terminal diatur dalam standar ini. OSI adalah suatu standar komunikasi antar mesin yang terdiri dari 7 lapisan. Ketujuh lapisan tersebut mempunyai peran dan fungsi yang berbeda satu terhadap yang lain.

2.9.2 Lapisan OSI a. Phisical Layer

Lapisan terendah ini mengatur sinkronisasi pengiriman dan penerimaan data, spesifikasi mekanik, elektrik dan interface antar terminal, seperti besar tegangan, frekuensi, koneksi pin dan jenis kabel.

b. Data Link Layer

pada lapisan ini data diubah dalam bentuk paket, sinkronisasi paket yang dikirim maupun yang diterima, persiapan saluran antar terminal, pendeteksian kesalahan yang terjadi saat pengiriman data dan pengendalian akses saluran.

c. Network Layer

Lapisan ini menentukan rute pengiriman dan pengendalian kemacetan, agar data sampai ditempat tujuan dengan benar.

(40)

23 d. Transport Layer

Lapisan ini mengatur keutuhan data, menerima data dari lapisan session dan meneruskannya ke lapisan Network. Lapisan ini juga memeriksa apakah data sudah sampai dialamat yang dituju.

e. Session Layer

Lapisan ini menyiapkan saluran komunikasi dan terminal dalam hubungan antar terminal, mengkoordinasikan proses pengiriman dan penerimaan serta mengatur pertukaran data.

f. Presentation Layer

Pada lapisan ini dilakukan konversi data agar data yang dikirim dapat dimengerti oleh penerima, kompresi teks dan penyandian data.

g. Application Layer

Lapisan paling tinggi ini mengatur interaksi pengguna komputer dengan program aplikasi yang dipakai. Lapisan ini juga mengatur pemakaian bersama data dan peralatan, pengiriman file dan pemakaian database.

2.10. Protokol Jaringan

Protokol merupakan sekumpulan aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi seperti pembuatan hubungan, mengirim pesan, data, informasi atau file yang harus dipenuhi oleh pengirim dan penerima agar suatu sesi komunikasi data dapat berlangsung dengan baik dan benar.

(41)

24 2.10.1 Jenis-Jenis Protokol

a. Token Ring

Dalam suatu token ring, suatu pola bit khusus yang disebut token bergerak mengelilingi terminal-terminal kapan saja walaupun terminal dalam keadaan diam. Ketika suatu terminal ingin mentransmisikan suatu frame, terminal tersebut harus meraih token itu. Oleh karena hanya ada satu token, maka hanya satu terminal saja yang dapat melakukan transmisi pada saat yang sama.Dengan metode ini, maka tidak akan terjadi tumbukan dalam pengiriman data. Pada metode ini suatu terminal harus menunggu giliran pada waktu yang relatif lebih lama bila akan mengirimkan data. Namun tidak mungkin terjadi tumbukan sinyal data, karena saat pengiriman data merupakan waktu ekslusif bagi terminal pengirim.

b. Ethernet

Ethernet bekerja berdasarkan broadcast network, dimana setiap node menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh sebuah node menggunakan metode CSMA/CD (carier sense multiple acces /collision detection).

c. ATM (Asynchronus Transfer Mode)

ATM memiliki kecepatan transfer data yang tinggi, yaitu mencapai 150 Mbps atau lebih. Teknologi ATM ini sangat cocok

(42)

25

digunakan untuk pengiriman data dalam bentuk video, CD audio dan gambar. ATM bekerja pada model topologi star, dengan nenggunakan fiber optic cable ataupun twisted pair cable. ATM pada umumnya digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih Local Are Network (LAN).

d. FDDI (Fiber Distributed Data Interface)

Merupakan protokol yang digunakan untuk transmisi pada jaringan yang menyerupai token passing ring yang meningkatkan kinerja jaringan. Hal ini dimungkinkan karena FDDI menggunakan serat optik dengan kecepatan 100 Mbps. FDDI dapat menghubungkan sampai 500 terminal dengan jarak maksimum 2 km. Di samping itu FDDI memiliki kemampuan untuk menghubungkan lebih dari satu jaringan lokal.

e. TCP/IP (Transmission Control Protokol/Internet Protokol) Adalah sekumpulan protokol yang didesain untuk melakukan fungsi-fungsi komunikasi data pada Wide Area Network (WAN).

TCP / IP terdiri dari sekumpulan protokol yang masing-masing bertanggung jawab atas bagian-bagian tertentu dari komunikasi data. Protokol ini merupakan komunikasi utama dalam internet serta intranet. Merupakan protokol yang sangat banyak digunakan untuk jaringan komputer. Protokol ini hanya menggunakan 4 layer dalam pengiriman datanya, yaitu :

(43)

26

Aplication, transport, internet, dan network layer.

 Pengalamatan Pada TCP / IP

Pengalamatan pada IP dibagi menjadi IP Privat dan IP Public. IP Privat digunakan dalam jaringan lokal saja, IP Privat dibagi dalam tiga kelas antara lain :

Kelas A

10 1 – 255 1 -255 1 – 255 Kelas B

172 16 – 31 1 -255 1 – 255 Kelas C

192 168 1 -255 1 – 255 Sedangkan IP Public adalah IP yang penggunaanya harus diregistrasikan dahulu, dengan ini komputer dapat dikenali di internet, alamat IP terbagi kedalam lima kelas yakni :

Kelas A

1 – 126 1 – 255 1 – 255 1 – 255 Kelas B

128 – 191 1 – 255 1 – 255 1 – 255

(44)

27 Kelas C

192 - 223 1 – 255 1 – 255 1 – 255

Kelas D

224 - 239 1 – 255 1 – 255 1 – 255 Kelas E

240 - 255 1 – 255 1 – 255 1 - 255

Sebuah alamat IP terdiri dari dua bagian yaitu : Network ID dan Host ID. Network ID adalah host yang tersambung dalam satu jaringan fisik, atau dapat pula dikatakan sebagai identitas alamat dari sebuah jalur. Semua alat yang terhubung pada jalur fisik yang sama harus memiliki Network ID yang sama.

Host ID merupakan identitas bagi Host. Dengan Host ID bisa mengetahui bahwa IP tersebut merupakan bagian dari Network mana dan kelas berapa.

Keunggulan TCP / IP

 Open Protokol Standar

Independen terhadap perangkat keras komputer, sistem operasi dan lain-lain. Ideal untuk menyatukan mesin-mesin dengan perangkat keras dan lunak yang berbeda walaupun

(45)

28 tidak terhubung internet.

 Tidak tergantung pada perangkat keras jaringan tertentu.

Sehingga cocok untuk berbagai macam jaringan.

 Cara pengalamatan bersama, memungkinkan device TCP / IP

mengidentifikasi secara unik device yang lain diseluruh jaringan walaupun ia merupakan jaringan global (dunia).

 Protokol level tinggi yang di standarkan untuk konsistensi,

sehingga menyediakan servis user yang luas.

2.11. Wireless Local Area Network (WLAN)

Wireless Local Area Network (disingkat Wireless LAN atau WLAN) adalah jaringan komputer yang menggunakan frekuensi radio dan infrared sebagai media transmisi data. Wireless LAN sering di sebut sebagai jaringan nirkabel atau jaringan wireless. (Jim Gieir, 2005).

Proses komunikasi tanpa kabel ini dimulai dengan bermunculannya peralatan berbasis gelombang radio, seperti walkie talkie, remote control, cordless phone, ponsel, dan peralatan radio lainnya. Lalu adanya kebutuhan untuk menjadikan komputer sebagai barang yang mudah dibawa (mobile) dan mudah digabungkan dengan jaringan yang sudah ada. Hal-hal seperti ini akhirnya mendorong pengembangan teknologi wireless untuk jaringan komputer.

Pada akhir 1970-an IBM mengeluarkan hasil percobaan mereka dalam merancang WLAN dengan teknologi IR (infrared), perusahaan lain

(46)

29

seperti Hewlett-Packard (HP) menguji WLAN dengan RF (radio frequency). Kedua perusahaan tersebut hanya mencapai data rate 100 Kbps.

Karena tidak memenuhi standar IEEE 802 untuk LAN yaitu 1 Mbps maka produknya tidak dipasarkan. Baru pada tahun 1985, Federal Communication Commision (FCC) menetapkan pita Industrial, Scientific and Medical (ISM band) yaitu 902-928 MHz, 2400-2483.5 MHz dan 5725-5850 MHz yang bersifat tidak terlisensi, sehingga pengembangan WLAN secara komersial memasuki tahapan serius. Barulah pada tahun 1990 WLAN dapat dipasarkan dengan produk yang menggunakan teknik spread spectrum pada pita ISM, frekuensi terlisensi 18-19 GHz dan teknologi IR dengan data rate >1 Mbps.

Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat spesifikasi/standar WLAN pertama yang diberi kode 802.11. Peralatan yang sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4GHz, dan kecepatan transfer data (throughput) teoritis maksimal 2Mbps. Pada bulan Juli 1999, IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru bernama 802.11b. Kecepatan transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai adalah 11 Mbps.

Kecepatan tranfer data sebesar ini sebanding dengan Ethernet tradisional (IEEE 802.3 10Mbps atau 10Base-T). Peralatan yang menggunakan standar 802.11b juga bekerja pada frekuensi 2,4Ghz.

Salah satu kekurangan peralatan wireless yang bekerja pada frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya interferensi dengan cordless phone, microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan gelombang radio pada frekuensi sama. Pada saat hampir bersamaan, IEEE membuat

(47)

30

spesifikasi 802.11a yang menggunakan teknik berbeda. Frekuensi yang digunakan 5Ghz, dan mendukung kecepatan transfer data teoritis maksimal sampai 54Mbps. Gelombang radio yang dipancarkan oleh peralatan 802.11a relatif sukar menembus dinding atau penghalang lainnya. Jarak jangkau gelombang radio relatif lebih pendek dibandingkan 802.11b. Secara teknis, 802.11b tidak kompatibel dengan 802.11a. Namun saat ini cukup banyak pabrik hardware yang membuat peralatan yang mendukung kedua standar tersebut.

Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi yang diberi kode 802.11g ini bekerja pada frekuensi 2,4Ghz dengan kecepatan transfer data teoritis maksimal 54Mbps. Peralatan 802.11g kompatibel dengan 802.11b, sehingga dapat saling dipertukarkan. Misalkan saja sebuah komputer yang menggunakan kartu jaringan 802.11g dapat memanfaatkan access point 802.11b, dan sebaliknya. Pada tahun 2006, 802.11n dikembangkan dengan menggabungkan teknologi 802.11b, 802.11g.

Teknologi yang diusung dikenal dengan istilah MIMO (Multiple Input Multiple Output) merupakan teknologi Wi-Fi terbaru. MIMO dibuat berdasarkan spesifikasi Pre-802.11n. Kata ”Pre-” menyatakan

“Prestandard versions of 802.11n”. MIMO menawarkan peningkatan throughput, keunggulan reabilitas, dan peningkatan jumlah klien yg terkoneksi. Serta dapat menghasilkan kecepatan transfer data sebesar 108Mbps.

(48)

31

Secara umum perbandingan diantara keempat standar dimaksud dapat dijabarkan seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1 Perbandingan Standar Wireless LAN

802.11a 802.11b 802.11g 802.11n Standard

Approved Juli 1999 Juli 1999 June 2003 Not yet ratified Maximum

Data Rate 54 Mbps 11 Mbps 54 Mbps 600 Mbps

Modulation OFDM DSSS or CCK DSSS or CCK or OFDM

DSSS or CCK or OFDM

RF Band 5 GHz 2,4 Ghz 2.4 GHz 2,4 GHz or

5GHz

Channel width 20 MHz 20 MHz 20 MHz 20 MHZ or 40

MHz

Sedangkan bila dilihat dari sisi kompatibiltas dengan standar yang lain, maka dapat dijabarkan seperti tabel berikut :

Tabel 2.2 Family Standar Wireless LAN

Family Standar Wireless LAN

Standar Band Frequensi Compatible

802.11b 2.4 GHz b

802.11a 5 GHz a

802.11g 2.4 GHz b.g

802.11n 2.4 GHz b,g,n

(49)

32 2.12 Access Point

Pada wireless LAN, device transceiver disebut sebagai Access Point, dan terhubung dengan jaringan (LAN) melalui kabel (biasanya berupa UTP). Fungsi dari Access Point adalah mengirim dan menerima data, serta berfungsi sebagai buffer data antara wireless LAN dengan wired LAN. (Gunadi Dwi Hantoro, 2009).

Dalam jaringan komputer, sebuah Access Point terhubung ke jaringan nirkabel dengan menggunakan Wi-Fi, Bluetooth atau standar terkait. Access Point biasanya yang terhubung ke jaringan kabel, dan dapat relay data antara perangkat nirkabel (seperti komputer atau printer) dan kabel pada perangkat jaringan., di access point inilah koneksi data/internet dipancarkan atau dikirim melalui gelombang radio, ukuran kekuatan sinyal juga mempengaruhi area coverage yang akan dijangkau, semakin besar kekuatan sinyal (ukurannya dalam satuan dBm atau mW) semakin luas jangkauannya.

Setiap access point memiliki nama atau identitas agar bisa di ketahui oleh perangkat wireless yang lain, istilah ini disebut SSID (Service Set Identifier) adalah tanda yang mengidentifikasikan sebuah perangkat wireless. SSID secara default biasanya sudah di tentukan oleh pabrik atau vendor perangkat wireless tersebut, namun apabila kita ingin menggunakan nama atau identitas yang lain kita dapat menggantinya.

Setiap perangkat wireless yang akan terhubung ke access point harus

(50)

33

mengetahui terlebih dahulu SSID atau nama dari akses point tersebut.

Didalam penggunaan sebuah access point dapat dibuatkan sistem autentivikasi yang mengharuskan user/client yang akan terhubung ke access point harus terdaftar, bisanya dengan cara login atau mengisikan password yang sudah di tentukan, salah satu metodenya yaitu dengan menerapkan security Wired Equivalent Privacy (WEP). yang merupakan standart keamanan dan enkripsi pertama yang digunakan pada wireless.

Selain itu dapat menggunakan filter MAC Address. MAC Address (Media Access Control Address) adalah sebuah alamat jaringan yang diimplementasikan pada lapisan data-link dalam tujuh lapisan model OSI, yang merepresentasikan sebuah node tertentu dalam jaringan. Dalam menggunakan metode ini maka perangkat wireless yang akan terhubung ke access point harus terlebih dahulu dimasukan mac addres nya sehingga bisa dikenal oleh perangkat access point.

Gambar 2.7 Acces Point Linksys WAP54G (http://www.linksys.com)

(51)

34

Didalam penggunaannya sebuah perangkat Acces Point dapat di fungsikan sebagai berikut :

a. Wireless Client

Adalah sebuah fungsi yang di terapkan pada sebuah perangkat access point yang akan dijadikan sebagai sebuah penerima (receiver) sinyal wireless yang dikirimkan oleh perangkat lain. Penggunaan fungsi ini biasanya digunakan untuk membuat ataupun menambah jaringan LAN baru. (Gunadi Dwi Hantoro, 2009).

Gambar 2.8 Wireless Client Linksys WAP54G

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Remaja yang mengikuti homeschooling memiliki keterbatasan dalam sosialisasi teman sebaya jika dibandingkan dengan sekolah formal, remaja dapat bertemu dengan banyak teman

daya yang ada agar mampu meningkatkan sektor ekonomi kelautan yang berkelanjutan dalam mendukung gagasan strategis pemerintahan Indonesia dan membantu pemerintah

a. Hakim pengadilan dalam lingkungan peradilan agama yang memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara yang berkaitan dengan ekonomi syariah, mempergunakan sebagai

Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan guna menjawab tiga komponen opini kepercayaan, nilai dan pengarapan, maka penulis mengambil kesimpulan

--- Menimbang, bahwa terhadap putusan tersebut, Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan permintaan banding dihadapan Panitera Pengadilan Negeri Depok pada tanggal 02 Oktober

Diagonal Bidang atau Diagonal Sisi adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada setiap bidang atau sisi balok.. Sama halnya dengan kubus,

langsung dari obyek penelitian di lapangan melalui wawancara dengan narasumber serta bahan-bahan hukum yang didapat dari pendapat hukum, buku-buku, artikel, internet,