• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Fiqih kelas VII Semester Gasal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Materi Fiqih kelas VII Semester Gasal"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

BUKU PEMBELAJARAN

MATA PELAJARAN FIQIH KELAS VII

SEMESTER GANJIL

DEPARTEMEN AGAMA

▸ Baca selengkapnya: kunci jawaban fiqih kelas 8 semester 1

(2)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR MATA PELAJARAN FIQIH KELAS VII-SEMESTER GANJIL

1. Melaksanakan ketentuan-ketentuan thaharah (bersuci) 1.1 Menjelaskan macam-macam najis dan tatacara thaharahnya

1.1.1 Menjelaskan pengertian najis dan dalilnya 1.1.2 Menjelaskan macam-macam najis

1.1.3 Menyebutkan benda-benda yang termasuk najis 1.1.4 Menjelaskan pengertian thaharah

1.1.5 Menjelaskan pengertian istinja`

1.1.6 Menyebutkan benda-benda yang dapat dipergunakan istinja` 1.1.7 Mengidentifikasi adab dan tata cara beristinjak

1.2 Menjelaskan hadats kecil dan tatacara thaharahnya 1.2.1Menjelaskan pengertian hadats kecil dan dalilnya 1.2.2Menjelaskan sebab-sebab hadats kecil

1.2.3Menjelaskan tata cara bersuci dari hadats kecil 1.2.4Menjelaskan pengertian wudhu dan dalilnya 1.2.5Menyebutkan syarat dan rukun Wudhu 1.2.6Menjelaskan sunnah Wudhu

1.2.7Menjelaskan hal-hal yang membatalkan wudhu 1.2.8Menghafal do’a setelah wudhu

1.3 Menjelaskan hadast besar dan tatacara thaharahnya 1.3.1Menjelaskan pengertian hadats besar dan dalilnya 1.3.2Menjelaskan sebab-sebab hadats besar

1.3.3Menjelaskan ketentuan darah wiladah, nifas, dan haid. 1.3.4Menjelaskan pengertian mandi janabah dan dalilnya 1.3.5Menjelaskan syarat, rukun dan sunnah mandi janabah 1.3.6Menyebutkan tata cara mendi janabah

1.3.7Menjelaskan pengertian tayamum dan dalilnya 1.3.8Menyebutkan syarat, rukun dan sunnah tayamum 1.3.9Menyebutkan tata cara pelaksanaan tayamum 1.4 Mempraktekkan bersuci dari najis dan hadats

1.4.1Mempraktekkan wudhu. 1.4.2Mempraktekkan tayamum.

2. Melaksanakan tatacara shalat fardhu dan sujud sahwi 2.1Menjelaskan tatacara shalat lima waktu

2.1.1Menjelaskan pengertian shalat lima waktu dan dalilnya 2.1.2Menjelaskan syarat-syarat shalat

2.1.3Menjelaskann rukun shalat 2.1.4Menjelaskan sunnah shalat

(3)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

2.2.1Menghafalkan bacaan takbir 2.2.2Menghafalkan do`a iftitah 2.2.3Menghafalkan do`a ruku` 2.2.4Menghafalkan do`a i`tidal 2.2.5Menghafalkan do`a `sujud

2.2.6Menghafalkan do`a duduk di antara dua sujud 2.2.7Menghafalkan do`a tasyahud

2.3Menjelaskan ketentuan waktu shalat lima waktu

2.3.1Menjelaskan batasan waktu shalat dhuhur dan dalilnya 2.3.2Menjelaskan batasan waktu shalat ashar dan dalilnya 2.3.3Menjelaskan batasan waktu shalat magrib dan dalilnya 2.3.4Menjelaskan batasan waktu shalat isya` dan dalilnya 2.3.5Menjelaskan batasan waktu shalat subuh dan dalilnya 2.4Menjelaskan ketentuan sujud sahwi

2.4.1Menjelaskan pengertian sujud sahwi dan dalilnya. 2.4.2Menjelaskan sebab-sebab sujud sahwi.

2.4.3Menjelaskan tata cara sujud sahwi 2.4.4Melafalkan bacaan dalam sujud sahwi

2.5Mempraktekkan shalat lima waktu dan sujud sahwi 2.5.1Mempraktekkan salah satu shalat fardhu 2.5.2Mempraktekkan sujud sahwi

3. Melaksanakan tatacara adzan, iqamah, shalat jamaah 3.1Menjelaskan ketentuan adzan dan iqamah

3.1.1 Menjelaskan pengertian adzan, iqamat dan dalilnya 3.1.2 Menghafalkan bacaan adzan

3.1.3 Menghafalkan bacaan iqamat 3.2Menjelaskan ketentuan shalat berjamaah

3.2.1 Mendefinisikan pengertian shalat jamaah dan dalilnya 3.2.2 Menjelaskan hukum shalat jamaah

3.2.3 Menjelaskan syarat imam dan makmum

3.2.4 Menjelaskan tata cara membuat shaf dalam shalat berjamaah 3.3Menjelaskan ketentuan makmum masbuk

3.3.1 Menjelaskan pengertian makmum masbuq 3.3.2 Menyebutkan dalil tentang makmum masbuq 3.3.3 Menjelaskan tata cara shalat makmum masbuq 3.4Menjelaskan cara mengingatkan imam yang lupa

3.4.1 Menjelaskan cara cara mengingatkan imam yang lupa dalam bacaan 3.4.2 Menjelaskan cara cara mengingatkan imam yang lupa dalam gerakan 3.5Mempraktekkan adzan, iqamah dan shalat jama’ah

3.5.1 Mempraktekkan adzan 3.5.2 Mempraktekkan iqamat

3.5.3 Mempraktekkan imam dalam shalat berjama`ah 4. Melaksanakan tatacara berdzikir dan berdo’a setelah shalat 1.1Melaksanakan tatacara berdzikir dan berdo’a setelah shalat

(4)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

1.1.2Menjelaskan dalil berdzikir setelah shalat 1.1.3Menjelaskan adab berdzikir setelah shalat

1.1.4Menjelaskan pengertian do`a setelah shalat beserta dalilnya 1.1.5Menjelaskan dalil berdo`a setelah shalat

1.1.6Menyebutkan waktu-waktu mustajab untuk berdo`a 1.1.7Menyebutkan adab berdo`a setelah shalat

1.2Menghafal bacaan dzikir dan do’a setelah shalat

1.2.1Menghafalkan bacaan dzikir setelah shalat (istighfar, tahlil, tasbih, tahmid, takbir)

1.2.2Menghafalkan bacaan do`a setelah shalat 1.3Mempraktekkan dzikir dan do’a

1.3.1Mempraktekkan dzikir setelah shalat 1.3.2Mempraktekkan do`a setelah shalat

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senatiasa terlimpahkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmad dan karunia Nya sehingga dapat menyelesaikan buku sebagai bahan pembelajaran fiqih kelas VII yang mengacu pada standar isi Madrasah Tsanawiyah tahun 2007.

(5)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

keseimbangan ranah (afektif psikomotorik dan kognitif ) yang akan dicapai.beserta kamus istilah yang memudahkan peserta didik memahami istilah yang ada.

Walaupun sudah kami upayakan secara maksimal kami yakin masih ada kekurangan. Saran dan masukan yang bersifat kontruktif yang kami harapkan sehingga dapat menyempurnakan tulisan ini

Penulis

DAFTAR ISI

Hal HALAMAN JUDUL ... STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DAFTAR ISI ... PEMBELAJARAN 1

THAHARAH ... Najis dan Tatacara Thaharahnya ... Hadats dan Tatacara Thaharahnya ... PEMBELAJARAN 2

SHALAT WAJIB LIMA WAKTU DAN SUJUD SAHWI ... Shalat Wajib Lima Waktu ... Bacaan-bacaan Shalat ... Waktu-waktu Shalat ... Sujud Sahwi ... PEMBELAJARAN 3

ADZAN, IQAMAH ... Adzan ... Iqamah ... Latihan KD 3 ... PEMBELAJARAN 4

(6)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

PEMBELAJARAN 5

DZIKIR DAN DO`A SETELAH SHALAT ... Pengertian dan Dalil Dzikir serta Doa... Latihan KD 4 ... Latihan Ulangan Akhir Semester Gasal ... DAFTAR PUSTAKA ...

PEMBELAJARAN I

1.

Standar kompetensi

1. Melaksanakan ketentuan thaharoh (bersuci)

1.1. Kompetensi Dasar

1.1.1.menjelaskanmacam macam najis dan tata cara thoharohnya (bersucinya ) 1.1.2. menjelaskan hadas kecil dan tata cara thoharohnya

1.1.3. menjelaskan hadas besar dan tata cara thoharohnya 1.1.4. mempraktekkan bersuci dari najis dan hadas.

(7)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

Tanbih









“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang menyucikan diri” ( Q.S Al Baqarah /2: 222 )

Iftitah

Bersih adalah kebutuhan dan bagian pokok dari kehidupan kita, baik bersih badan, pakaian tempat tinggal. Bahkan menjadi prasyarat dari beberapa macam ibadah.oleh karenanya bersuci menjadi masalah yang penting dalam islam. Sehingga kita harus memahami secara benar masalah ini.

A. NAJIS

1. Pengertian

Najis adalah sesuatu yang kotor atau dianggap kotor oleh syara’, sehingga menyebabkan tidak syahnya ibadah.

2. Macam-macam najis dan cara mensucikannya.

Dalam hukum Islam, najis dibagi menjadi 3 macam, yaitu : a. Najis Mughalladzah (Najis Berat)

Najis mughaladhah adalah najis berat yang disebabkan oleh air liur anjing dan babi yang mengenai barang. Cara mensucikannya adalah dengan menghilangkan wujud najis tersebut kemudian dicuci dengan air bersih sebanyak tujuh kali dan salah satunya dicampur dengan debu.

Cara ini berdasarkan Hadits Nabi Muhammad SAW sebagai berikut :

ِباَر تلاِب نَُاْوَا ٍتارَم َعْبَس َُلِسْغَ ي ْنَا ُبْلَكْلا ِْيِف َغَلَو اَذِا ْمُكِدَحَا ِءاَنِا ُرْوُهَط

ُ

اور

ملسم

َ

Artinya : “Cara mensucikan bejana seseorang diantara kamu apabila dijilat anjing hendaklah dibasuh tujuh kali dam salah satunya dicampur dengan debu” (HR. Muslim)

b. Najis Mutawassithah (Najis Menengah)

Najis mutawassitah adalah najis menengah. Najis mutawassitah dibagi menjadi dua macam, yaitu :

1. Mutawassitah hukmiyah, yaitu najis yang diyakini adanya, tetapi tidak ada bau, rasa maupun wujudnya, seperti air kencing yang sudah kering. Cara mensucikannya cukup disiram dengan air di atasnya.

2. Mutawassitah `Ainiyyah, adalah najis mutawassitah yang masih ada wujud, bau ataupun rasanya. Cara mensucikannya adalah dibasuh dengan air sampai hilang wujud, bau dan rasanya (kecuali jika wujudnya sangat sulit dihilangkan).

(8)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

b. Segala macam darah kecuali hati dan limpa. Darah yang dimaksud di sini adalah darah yang dapat mengalir ketika disembelih sehingga darah belalang dan laron tidak termasuk najis. Hukum memakan benda najis adalah haram.

c. Nanah, yaitu darah yang sudah membusuk.

d. Semua benda yang keluar dari dua jalan kotoran manusia, yaitu hubul (jalan depan) dan dubur (jalan belakang), baik benda cair maupun benda padat.

e. Segala macam minuman keras. Hadis nabi Muhammad SAW. :

ِناَمَدَو ِناَتَتْيَم ْمُكَل ْتلَحُأ

:

ُدِبَكْلاَف ِناَمدلا مَاَف ُداَرَْْاَو ُتْوُْْاَف ِناَتَتْيَمْلا مَاَف

ُلاَحِطلاو

ُ

دَْْاو جام نبا اور

َ

Artinya : “Dihalalkan bagi kamu semua dua bangkai dan dua macam darah, yaitu bangkai ikan dan bangkai belalang serta hati dan limpa (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)

c. Najis Mukhaffafah (Najis Ringan)

Najis mukhaffafah adalah najis ringan seperti air kencing anak laki-laki yang belum makan apa-apa kecuali ASI dan berumur kurang dari dua tahun. Cara mensucikan najis ini cukup dengan memercikkan air pada benda yang terkena najis. Sedangkan air kencing bayi perempuan pada umur yang sama cara mensucikannya dengan air yang mengalir pada benda yang terkena najis sehingga akan hilang bau, warna dan rasanya. Hadits nabi Muhammad SAW:

ِمَاُغْلا ِلْوَ ب ْنِم شَرُ يَو ِةيِراَْا ِلْوَ ب ْنِم ُلَسْغُ ي

ُ

ءاس لا اور

َ

Artinya : “cucilah apa-apa yang terkena air kencing anak perempuan, sedangkan jika terkena air kencing anak laki-laki cukup dengan memercikkan air padanya” (HR. an-Nasa`i dan Abu Dawud)

3. Praktek bersuci dari najis

1 Siapkan air untuk mensucikan najis 2.Menyiapkan benda yang terkena najis

3 Basuhlah benda yang tekena najis tersebut dengan air sehingga hilang bau warna dan rasanya khusus najis mugholadhoh bagian yang terkena najis disiram air tujuh kali dengan debu.

B. THAHARAH

a. Pengertian

(9)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.







Artinya : “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri” (QS. al-Baqarah/2 : 222)

َملَسَو ِْيَلَع ًُُها ىلَض ِللا لوُسَر لاق

:

َناَزْ يِما ُ أََْ ِلِل ُدْمَْاَو ،ِناَِْْإا ُرْطَش ُرْوُهطلا

ُ

ملسم جرخأ

َ.

Artinya : “Rasulullah SAW bersabda : “Bersuci sebagian dari iman dan ucapan Alhamdulillah memenuhi timbangan”. (HR. Muslim) b. Alat / Benda yang dapat untuk thaharah

1. Benda Padat

Benda padat yang dapat dipergunakan untuk bersuci adalah debu, batu, pecahan genting, bata merah, kertas, daun dan kayu yang dalam keadaan bersih dan tidak terpakai. Syarat benda padat yang dapat dipergunakan bersuci adalah :

a. Kasar/dapat membersihkan b. Suci.

2. Benda Cair

Benda cair yang dapat dipergunakan untuk bersuci adalah air mutlak, yaitu air yang tidak tercampuri oleh najis seperti air sumur, air sungai, air laut dan air salju (es).

Menurut hukum Islam, air dibagi menjadi beberapa macam, yaitu: a. Air Suci dan Mensucikan, yaitu air yang halal diminum dan dapat

dipergunakan untuk bersuci, yaitu : 1) air hujan

2) air laut 3) air salju/es 4) air embun 5) air sungai 6) air mata air

b. Air suci tetapi tidak mensucikan, yaitu air yang halal untuk diminum tetapi tidak dapat dipergunakan untuk bersuci, misalnya: air kelapa, air teh, air kopi dan air yang dikeluarkan dari pepohonan.

c. Air muntanajis (air yang terkena najis). Air ini tidak halal untuk diminum dan tidak dapat dipergunakan untuk bersuci, seperti air yang sudah berubah warna, bau dan rasanya karena terkena najis, maupun air yang sudah berubah warna, bau dan rasanya karena tidak terkena najis tetapi dalam jumlah sedikit.

d. Air makruh dipakai bersuci seperti air yang terkena panas matahari dalam bejana.

(10)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

Sumber: Arif hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas Vii Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

Tugas siswa ( disekolah)

a. Coba sebutkan macam-macam dan tata cara tharahnya ! b. Praktikkan cara mensucikan najis, ringan, sedang dan berat !

1. Pengertian Hadats

Hadats adalah perkara-perkara yang mewajibkan seseorang wajib berwudhu atau mandi janabah jika hendak melaksanakan shalat. Orang yang berhadats walaupun bersih dikatakan tidak suci sehingga harus berwudhu maupun mandi janabah dahulu ketika hendak mengerjakan shalat.

2. Macam-macam Hadats

Menurut fuqaha (para ahli hukum Islam), hadats dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Hadats Kecil adalah hadats yang dapat dihilangkan dengan cara wudhu, jika berhalangan dapat diganti dengan tayamum. Yang termasuk hadats kecil adalah :

a. Keluar sesuatu dari jalan depan (buang air kecil) dan jalan belakang (buang air besar)

b. Hilang akal ( karena tidur tidak dengan duduk, gila ) c. Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan.

d. Bersentuhan kulit antar lawan jenis yang bukan muhrim.

2. Hadats Besar adalah hadats yang dapat disucikan dengan mandi, jika berhalangan atau sakit dapat diganti dengan tayamum. Hal-hal yang menyebabkan hadats besar adalah :

a. Melakukan hubungan suami isteri (bersetubuh) baik mengeluarkan air mani atau tidak.

b. Keluar sperma (mani), baik disengaja maupun tidak. c. Selesai menjalani masa haid (bagi wanita)

d. Setelah menjalani masa nifas (masa setelah melahirkan) e. Wiladah (setelah melahirkan)

f. Meninggal dunia

1. Pengertian dan Dalil Wudhu

C. HADATS DAN TATA CARA THAHARAHNYA

(11)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

Wudhu adalah kegiatan bersuci dengan menggunakan air yang suci dan mensucikan untuk menghilangkan hadats kecil yang disertai dengan syarat-syarat dan rukun tertentu.

Firman Allah dalam Al Quran surat : Al Maidah : 6







Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) ka kimu sampai dengan kedua mata kaki, (QS. Al-Maidah : 6).

2. Rukun Wudhu

Dari surat al-Maidah ayat 6 di atas, yang disebut wudhu adalah membasuh wajah, membasuh kedua tangan sampai siku, mengusap kepala dan membasuh kedua kaki sampai mata kaki. Oleh sebab itu, rukun wudhu adalah sebagai berikut :

a. Niat wudhu, yaitu :

Pada prinsipnya niat itu dilakukan dalam hati, namun jika dilafalkan sebagai berikut :

ََاَعَ ت ِه ِرَغْصَُْاا ِثَدَْْا ِعْفَرِل َءْوُضُوْلا ُتْيَوَ ن

Artinya : “Saya berniat wudhu untuk menghilangkan hadats kecil

hanya karena Allah semata”

b. Membasuh muka

c. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku d. Mengusap kepala

e. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki f. Tertib

3. Syarat-Syarat Wudhu

a. Beragama Islam

b. Mumayiz (berakal sehat), yaitu orang yang dapat membedakan hal-hal yang baik dengan hal-hal yang buruk.

c. Tidak sedang berhadats besar

d. Menggunakan air suci dan mensucikan

e. Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke kulit.

4. Sunnah-sunnah Wudhu

(12)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

c. Membasuh dua telapak tangan d. Berkumur

(

ةَضَمْضّمْلا

)

e. Memasukkan air ke lobang hidung dan menyemprotkannya

(

ُااَسِْتْسُِْإا

)

f. Mengusap seluruh kepala

g. Mengusap kedua telinga bagian luar dan dalam h. Mendahulukan bagian kanan anggota wudhu i. Dilaksanakan masing-masing 3 kali.

j. Menghadap kiblat

k. Menyilang-nyilangi jari-jari tangan dan kaki l. Membaca do`a setelah wudhu sebagai berikut :

ا

ُُلْوُسَرَو ُُدْبَع اًدمَُ نَا ُدَهْشَاَو َُل َ ْيِرَش َا َُدْحَو َها اِا َلِا اَا ُدَهْشُّ

,

Artinya : “Saya bersakti tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi nabi Muhammad adalah hamba dan sekaligus Rasul-Nya.

5. Hal-Hal Yang Membatalkan Wudhu

a. Keluar sesuatu dari hubul dan dubur

b. Tidur pulas sampai tidak tersisa sedikitpun kesadarannya, baik dalam keadaan duduk yang mantap di atas ataupun tidak.

c. Hilangnya kesadaran akal karena mabuk atau sakit. Karena kacaunya pikiran disebabkan dua hal ini jauh lebih berat daripada hilangnya kesadaran karena tidur nyenyak.

d. Memegang kemaluan tanpa alat.

e. Sentuhan kulit lawan jenis yang bukan muhrim 6. Praktek Berwudhu

Praktekkan berwudhu dengan menggunakan penilaian di bawah ini secara individu.

No Uraian kegiatan Skor

maksimal

Pelaksanaan

1 Membaca basmalah 5

2 Niat berwudhu 10

3 Membasuh kedua telapak tangan 10

4 Berkumur kumur 10

5 Membasuh muka 10

6 Membasuh kedua tangan sampai siku-siku

10

7 Mengusap kepala 10

8 Membasuh kedua telinga 10

9 Membasuh kedua kaki sampai mata kaki

10

(13)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

11 Tertib 5

Ketahuilah

Satu kali wudhu boleh digunakan untuk beberapa shalat selama belum batal.

1. Pengertian dan Dalil Mandi

Mandi janabah adalah mengalirkan air ke seluruh tubuh dengan niat untuk menghilangkah hadats besar sesuai dengan syarat dan rukunnya.

Firman Allah :

Artinya : ...dan jika kamu junub maka mandilah... (QS. al-Maidah : 6).

2. Sebab-Sebab Seseorang Berhadats Besar

a. Melakukan hubungan suami isteri

b. Keluar air mani baik disengaja maupun tidak c. Selesai menjalani masa haid dan nifas (bagi wanita) d. Orang Islam yang meninggal dunia (kecuali mati syahid) e. Seorang kafir yang baru masuk Islam.

3. Syarat-Syarat Mandi Janabah

a. Orang yang berhadats besar dan hendak melaksanakan shalat b. Tidak berhalangan untuk mandi.

4. Rukun Mandi Janabah

1. Niat

2. Meratakan air ke seluruh tubuh

3. Tertib, artinya dilaksanakan dengan berurutan.

5. Sunnah Mandi Janabah

1. Membaca basmalah sebelumnya 2. Berwudhu sebelum mandi

3. Menggosok seluruh badan dengan tangan

4. Mendahulukan bagian kanan (saat menyiram) baru kemudian yang kiri 5. Menutup aurat, di tempat yang tersembunyi (kamar mandi).

6. Urutan Mandi Janabah

a. Membasuh kedua tangan disertai dengan niat mandi janabah b. Membasuh kemaluan dengan tangan kiri

(14)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

c. Berwudhu

d. Menuangkan air ke atas kepala sebanyak 3 kali dilanjutkan mandi biasa sampai rata.

e. Membasuh kedua kaki dengan kaki kanan terlebih dahulu.

7. Hikmah Mandi Janabah

1. Secara rohani, seseorang akan merasa terbebas dari perkara yang menurut agama Islam kurang bersih.

2. Secara jasmani, dengan mandi janabah, badan akan terasa segar kembali setelah diguyur air

Perlu anda ketahui !

Ketika kita sudah menyelesaikan mandi besar/janabah dengan sempurna maka boleh tidak berwudhu ketika akan melaksanakan shalat.jika saat mandi tersebut tidak melakukan hah hal yang membatalkan wuhdu

a. Pengertian dan Dalil Tayamum

Tayamum adalah salah satu cara untuk mensucikan diri ari hadats kecil atau besar dengan menggunakan debu atau tanah yang bersih. Tayamum sebagai pengganti wudhu dan mandi janabah adalah sebagai rukhsah (keringanan) yang diberikan Allah sesuai firman-Nya :





















Artinya : “…Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan (musafir) atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapatkan air maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci), sapulah wajahmu dan tanganmu dengan tanah tersebut”. (QS. al-Ma`idah : 6).

b. Syarat-Syarat Tayamum

a. Sudah masuk waktu shalat

b. Kesulitan mendapatkan air atau berhalangan memakai air karena sakit. c. Dengan tanah atau debu (sebagian ulama membolehkan dengan batu atau

pasir)

d. Tanah atau debu tersebut harus suci dari najis

c. Rukun Tayamum

(15)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

a. Niat

b. Mengusap muka dengan tanah/atau debu c. Mengusap tangan sampai siku-siku.

d. Sebab-Sebab Tayamum

Dari surat al-Ma`idah ayat 6 di atas, dapat diketahui bahwa sebab-sebab diperbolehkannya tayamum adalah :

a. Sakit yang tidak boleh terkena air

b. Berada dalam perjelanan jauh yang sulit mendapatkan air. c. Tidak mendapatkan air untuk wudhu.

e. Cara Bertayamum

Dari rukun tayamum di atas, dapat dilihat bahwa cara bertayamum adalah sebagai berikut :

a. Niat bertayamum karena hendak mengerjakan shalat. Niat cukup dilaksanakan dalam hati tetapi disunnahkan untuk melafalkan niat tersebut. Niat tayamum adalah sebagai berikut :

ََاَعَ ت ِه ِضْرَفْلا ِةَاصلا ِةَحاَبِتْسِا َممَي تلا ُتْيَوَ ن

Artinya : “Saya niat tayamum agar dapat melaksanakan shalat fardu karena Allah semata”

b. Menghadap kiblat, kemudian tebarkan kedua telapak tangan satu kali pada dinding, kaca, atau benda lain yang diyakini ada debu

c. Usapkan telapak tangan satu kali pada wajah.

d. Usapkan kedua tangan sampai dengan siku-siku secara bergantian dari bagian dalam ke bagian luar dimulai dari tangan kanan yang diusap.

f. Yang Membatalkan Tayamum

1. Semua hal yang membatalkan wudhu (buang air besar/kecil, hilang akal, menyentuh kemaluan)

2. Mendapatkan air (sebelum melaksanakan shalat). g. Praktek tayamum

Untuk lebih menginternalisasi tayamum dalam diri siswa lakukan praktek tayamum dengan kolom dibawah ini.

No Uraian kegiatan Skor

mak

Pelaksanaan

1 Niat 15

2 Mengambil debu dan meniup 10

3 Mengusap muka 30

4 Mengambil debu dan meniup 10

6 Mengusap kedua tangan sampai siku siku.

20

7 Membaca doa setelah

tayamum

10

(16)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

Penting

Tayamum hanya sah jika dilakukan sesudah masuk waktu shalat dan hanya dapat di pergunakan untuk satu kali shalat.

Kamus Kecil

-Thoharoh (bersuci) - Fuqoha- (ahli hukum islam ) - Asi ( Air Susu Ibu)

- syara’-(syariat agama Islam ) Rangkuman

1 Najis adalah sesuatu yang kotor oelh syara’ yang menyebabkan tidak syah ibadahnya macamnya ada 3

a.Najis mugholadhoh najis berat

b.Najis Mutawasitoh najis menengah (mutawasitoh hukmiyah-dan mutawasitoh ainiyah)

c.Najis mukhofafah (najis ringan )

2. Thaharoh artinya bersuci,alat benda yang dapat digunakan untuk bersuci bisa benda padat dan benda cair.syarat benda padat dapat membersihkan dan suci.sedangkan benda cair yang dapat digunakan untuk bersuci dan tidak tercampuri najis.

3. Hadas merupakan perkara perkara yang mewajibkan seseorang untuk bersuci jika hendak melakuka ibadah.Macamnya ada 2 macam hadas besar dan hadas kecil.Hadas besar di bersihkan dengan cara mandi besar/Janabah sedangkan hadas kecil dapat di bersihkan dengan berwudhu atau jika tidak ada air dapat dibersihkan dengan tayamum.

Kisah Teladan

Asrul seorang muslim yang memperhatikan kebersihan berhati hati dalam prilaku keseharian agar terhindar dari hadas dan najis bahkan setiap saat dia berhadas langsung berwudhu,setelah mandi dia langsung berwudhu menggantungkan wudhu, adalah kebiasaan asrul.

KATA MUTIARA

ِناَُِْْْإا َنِم ُةَفاَظ لَا

“Kebersihan adalah sebagian dari iman”

UJI KOMPETENSI 1 Tugas siswa di rumah

(17)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

2.Tugas kelompok di Madrasah

1. Ahmad tadi malam mimpi keluar seperma dan pada saat pagi hari dia harus melaksanakan shalat subuh. Bagaimana agar Ahmad dapat melaksanakan shalat subuh dengan sah?

2. Amir pada saat main di tetangga sesudah shalat dhuhur tiba-tiba terkena air liur anjing. Bagaimana agar Amir dapat melakukan shalat ashar dengan sah di sore hari ?

3. Ani sedang sakit tipes yang tidak boleh terkena air. Bagaimana cara bersuci ani agar dia dapat melaksanakan shalat ?

2.Tes Afektif

Berilah tanda cekils (V) pada kolom setuju atau tidak setuju sesuai dengan pernyataan berikut ini !

No Kejadian Peristiwa Setuju

( S )

Tidak Setuju ( TS )

1 Baju Fatimah terkena air kencing adik perempuanya yang belum usia 2 tahun dan belum makan selain ASI, ia tidak mau mencucinya tetapi hanya memercikkan air kebajunya tersebut 2 Setelah wudhu tanpa sengaja Ahmad

tersentuhan kulit dengan Alifah temanya maka mengulangi wudhunya 3 Karena tanganya terkena air liur anjing Anton segera membasuhnya 7 X yang pertama dan terakhir dicampur dengan debu

4 Karena lengan bajunya sempit ketika wudhu Umi tidak perlu membasuh tangannya sampai siku-siku

5 Wudhu kita tidak apabila tidak berkumur-kumur dan tidak mendahulukan anggota wudhu yang kanan

6 Dalam suatu perjalanan dari Solo ke Jakarta Amir selalu bertayamun diatas kendaraan setiap akan mengerjakan shalat

7 Karena udaranya dingin Umar enggan berwudhu dan menggantinya dengan tayamun

(18)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

janabah kemudian mengerjakan shalat 9 Pak narto seorang muslim yang taat

beberapa hari yang lalu dia sakit dirumah sakit,dia tetap menjalankan sholat walaupun tidak dapat turun dari tempat tidurnya dengan tayamum sekali untuk shalat lima waktu.

10 Pak umar seorang islam yang taat dia tidak sanggup diatur oleh aturan agama.

I.Berilah tanda silang (X) pada hurup a,b,c dan d di depan jawaban yang paling benar.

1. Cara mensucikan pakaian yang terkena air kencing bayi laki-laki yang belum makan selain ASI adalah …

a. Cukup memercikkan air yang suci b. Mengalirkan air

c. Dicuci dengan sabun d. Dicelupkan kedalam iar

2. Cara mensucikan benda yang terkena liur anjing adalah…. a. Memercikkan air

b. Membasuh 7 X yang pertama dicampur dengan debu c. Mengalirkan air

d. Membersihkan bagian yang terkena najis

3. Air hujan termasuk air yang suci dan mensucikan yang dalam istilah fiqih disebut….

a. Air bersih b. Air mutlak c. Air mutanajis d. Air musamas

4. Najis yang tampak atau kelihatan wujud, bau atau warnanya disebut najis…. a. Hukmiyah

b. Mukhofafah c. Ainiyah d. Mugholadhoh

Wudhu kita tidak akan syah jika tidak terpenuhi syarat dan rukunya. Di bawah ini yang bukan merupakan rukun wudhu adalah….

Niat

Membasuh muka

(19)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.







Lafadz yang digaris bawah pada ayat diatas makksudnya….. Membasuh muka

Mengusap kepala

Membasuh kedua tangan sampai siku Mengusap kedua kaki sampai mata kaki

Membaca basmalah ketika akan memulai wudhu termasuk…. wudhu Wajib

Sunah Rukun Syarat

Dibawah ini yang termasuk rukun mandi adalah…. Membaca basmalah

Niat

Mendahulukan anggota badan yang kanan Menyiram kepala tiga kali

Najis yang tidak nampak wujud, bau atau warnanya tetapi diyakini adanyadisebut najis….

Mugholadhoh Hukmiyah Ainiyah Mukhofafah

Suatu najis yang cara mensucikannya cukup disiram dengan air adalah najis ... Mutawasithah Hukmiyah

Mukaffafah Hukmiyah Ainiyah

II Isilah titik titik dibawah ini dengan tepat

1 disekitar kita sering kita jumpai najis, apakah pengertian najis itu…….. 2. ada berapakah macam macam najis itu…….

3 macam-macam najis dan cara mensucikannya berbeda bagaimana cara menghilangkan najis muholadhoh itu….

(20)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

8 Sebutkan 2 macam sunah berwudhu……

9 Ketika seseorang berhadas kecil dapat di bersihkan dengan ….

10.perkara yang mewajibkan seseorang bersuci ketika hendak beribadah adalah..

III. Jawab pertanyaan berikut secara singkat dan jelas

1. Dalam berwudhu ada ketentuan dan dan rukunnya sebutkan rukun wudhu ! 2. Jika waktu shalat hampir habis belum kita temukan air untuk bersuci dapat

digantikan dengan tayamum, Uraikan urutan bertayamum lengkap dengan rukun dan sunnahnya ?

3. Masalah najis terkadang kurang mendapat perhatian cara mensucikannya termasuk najis sedang mutawasitah jelaskan cara mensucikannya ? 4. Sebutkan hal-hal yang menyebabkan seseorang berhadats besar ?

5. Sebutkan contoh benda padat dan benda cair yang dapat dipergunakan untuk bersuci masing-masing minimal 5 buah ?

Pembelajaran 2

SHALAT WAJIB LIMA WAKTU DAN SUJUD SAHWI

(21)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

2. STANDAR KOMPETENSI

Melakanakan tata cara shalat fardhu dan sujud sahwi.

2.1.KOMPETENSI DASAR

2.1.1Menjelaskan tata cara shalat lima waktu 2.1.2Menghafal bacaan-bacaan shalat lima waktu

2.1.3Menjelaskan ketenuan-ketentuan shalat lima wakt 2.1.4Menjelaskan ketenuan sujud sahwi

2.1.5Mempraktikan shalat lima waktu dan sujud sahwi

a. Tanbih











Artinya : dan dirikanlah olehmu sholat, dan berikanlah zakat dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk (Q.S. Al-Baqoroh :

b. Iftitah

Sholat lima waktu merupakan salah satu kewajiban yang harus dikerjakan oleh setiap orang islam dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi bagaimanapun.

Sholat juga merupakan tiang agama, barang siapa mengerjakannya berarti ia telah menegakkan agamanya.Dan barang siapa meninggalkanya berarti ia telah merobohkan agamanya.

(22)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

Oleh karena itu supaya sholat kita dapat lebih baik dan sempurna maka bacalah dan perhatikan ketentuan-ketentuan sholat sebagaimana diuraikan dalam meteri berikut ini.

I. SHALAT LIMA WAKTU

1. Pengertian Dan Dalil Shalat Wajib

Shalat secara bahasa berarti doa. Sedangkan menurut istilah syara’ shalat adalah ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu, yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.

Shalat wajib juga disebut juga dengan shalat fardlu atau shalat maktubah yang berarti shalat yang harus dikerjakan orang Islam yang telah memenuhi syarat. Yang dimaksud salat wajib di sini adalah shalat lima waktu yaitu shalat zuhur,asar, maghrib isya’ dan subuh.

Dasar hukum diwajibkannya shalat fardhu adalah firman Allah :











Artinya : “Dan dirikanlah shalat dan bayarkanlah zakat, dan ruku`lah bersama orang-orang yang ruku`” (QS. Al-Baqarah : 43)

ِِلَمَع ُر ِاَس َ ُلَص ْتَحُلَص ْنِ َف ُةَاصلا ِةَماَيِ ْلا َمْوَ ي ُدْبَعْلا ِْيَلَع ُبَساَُ اَم ُلوَأ

,

ِِلَمَع ُرِ اَس َدَسَف ْتَدَسَف ْنِإَو

ُ

نارطلا اور

َ

Artinya : “Amal yang pertama kali akan dihisab bagi seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka akan dinilai baik semua amalnya yang lain dan jika shalatnya rusak maka akan dinilai jeleklah semua amalnya yang lain”. (HR. at-Tabrani)

Shalat dalam Islam menempati kedudukan sangat penting, karena shalat merupakan ibadah yang pertama kali akan dihisab (dihitung) pertanggung jawabannya kelak di hari kiamat.

2. Rukun Shalat

1. Niat

2. Berdiri jika mampu 3. Takbiratul Ikhram

4. Membaca surat al-fatihah 5. Ruku` dan tuma`ninah 6. I`tidal dan tuma`ninah 7. Sujud dan tuma`ninah

8. Duduk diantara dua sujud dan tuma`ninah 9. Duduk tasyahud akhir

10. Membaca tasyahud akhir

(23)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

12. Membaca salam pertama 13. Tartib

o Rukun shalat tersebut dibagi menjadi dua, yaitu :

 Rukun qauli, yaitu rukun yang berupa ucapan (contoh : Takbiratul ikhram, membaca surat al-fatihah, membaca tasyahud akhir, membaca salam)

 Rukun fi`li, yaitu rukun yang berupa gerakan (contoh : sujud, ruku`, I`tidal dll).

o Syarat Syah Shalat

 Suci badan dari hadats besar dan kecil

َأضَوَ تَ ي ََح َثَدْحَا اَذِإ ْمُكِدَحَا َةَاصلا ُلَبْ ُ ت َا

ُ

ملسم و ىراخبلا اور

َ

Artinya : “Allah tidak menerima shalat seseorang diantara kamu yang berhadats sehingga dia berwudhu”. (HR. Bukhari dan Muslim)

 Suci badan, pakaian dan tempat dari najis

 Menutup aurat. Aurat laki-laki adalah antara pusar sampai lutut, sedang aurat perempuan adalah seluruh anggota badan kecuali kedua telapak tangan dan wajah.

 Telah masuk waktu shalat

3. Menghadap kiblat





Artinya : “maka palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. (QS. al-Baqarah : 144)

4. Syarat Wajib Shalat

1. Islam

2. Baligh. Batasan baligh dalam Islam adalah :

a) Bagi lak-laki telah keluar seperma atau mimpi basah b) Bagi perempuan telah keluar darah haid

3. Berakal, tidak gila atau mabuk.

4. Suci dari haid dan nifas bagi perempuan. 5. Telah sampai dakwah kepadanya

6. Terjaga, tidak sedang tidur.

5. Yang Membatalkan Shalat

a) Berbicara dengan sengaja

(24)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

d) Meninggalkan salah satu rukun shalat dengan sengaja e) Terbuka auratnya

f) Merubah niat

g) Membelakangi kiblat, kecuali sedang diatas kendaraan. h) Makan dan minum

i) Tertawa j) Murtad

6. Sunnah Shalat

Sunah shalat merukan ucapan atau gerakan yang dilaksanakan dalam shalat selain rukun shalat. Sunah-sunah shalat dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Sunah `Ab`ad

Sunah `ab`ad adalah amalan sunah dalam shalat yang apabila terlupakan harus diganti dengan sujud sahwi. Yang termasuk sunah `ab`ad adalah :

a) Tasyahud awal b) Duduk tasyahud

c) Membaca shalat nabi ketika tasyahud b. Sunah Hai`at

Sunah hai`at adalah amalan sunah dalam shalat yang apabila terlupakan tidak perlu diganti dengan sujud sahwi. Yang termasuk sunah hai`at adalah :

o Mengangkat tangan ketika takbiratul ikhram

o Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri ketika sedekap. o Memandang ke tempat sujud

o Membaca do`a iftitah

o Tuma`ninah (diam sejenak) sebelum atau sesudah membaca surat al-Fatihah.

o Membaca lafald “amin” sesudah membaca surat al-Fatihah. o Membaca surat selain surat Fatihah setelah membaca surat

al-Fatihah.

o Memperhatikan/mendengarkan bacaan imam (bagi makmum) o Mengeraskan suara pada dua rakaat pertama shalat maghrib,

isya dan subuh.

o Membaca takbir ibntiqal setiap ganti gerakan kecuali ketika berdiri dari ruku`.

o Membaca ketika i`tidal.

7. Hikmah Shalat

1. Mendidik disiplin dan menghargai waktu..

(25)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

terpenuhi, dan dengannya sesorang bisa tenang dari kebimbangan dan problematika duniawi

3. Menyadarkan manusia tentang hakekat dirinya yang merupakan hamba Allah SWT yang harus senantiasa menyembahnya.

4. Menanamkan nilai tidak ada yang memberi kenikmatan dan pertolongan selain Allah SWT.

5. Shalat dapat menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar (jelek)

رَكُْمْلاَو ِءاَشْخَفْلا ِنَع ىَهْ َ ت َةَاصلا نِإ

Artinya : “Sesungguhna sholat itu dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar”

6. Shalat dapat menjauhkan diri dari sifat sombong.

1. Niat

Pada prinsipnya niat dilakukan dalam hati, tetapi jika dilafazdkan sebagai berikut: a. Shalat Dhuhur

ا

ََاَعَ ت ِه ًءاَدَا ِةَلْ بِ ْلا َلِبْ َ تْسُم ٍتاَعَكَر َعَبْرَا ِرْهظلا َضْرَ ف ِلَصُُ

b. Shalat `Ashar

ََاَعَ ت ِه ًءاَدَا ِةَلْ بِ ْلا َلِبْ َ تْسُم ٍتاَعَكَر َعَبْرَا ِرْصَعْلا َضْرَ ف ِلَصُا

c. Shalat Magrib

ََاَعَ ت ِه ًءاَدَا ِةَلْ بِ ْلا َلِبْ َ تْسُم ٍتاَعَكَر َثَاَ ِبِرْغَمْلا َضْرَ ف ِلَصُا

d. Shalat `Isya

ََاَعَ ت ِه ًءاَدَا ِةَلْ بِ ْلا َلِبْ َ تْسُم ٍتاَعَكَر َعَبْرَا ِءاَشِعْلا َضْرَ ف ِلَصُا

e. Shalat Shubuh

ََاَعَ ت ِه ًءاَدَا ِةَلْ بِ ْلا َلِبْ َ تْسُم َِْْ تَعَكَر ِ ْبصلا َضْرَ ف ِلَصُا

2. Takbiratul Ikhram dengan membaca

ْرَ بْكَا

ُها

(Allahu akbar)

3. Membaca Do`a Iftitah

Menurut pendapat ulama, ada dua macam do`a iftitah, yaitu : a. Macam Pertama

ًاْيِصَاَو ًةَرْكُب ِها َنحْبُسَو اًرْ يِ َك ِه ُدْمَْْاَو اًرْ يِبَك ُهَا

.

ِ ِا

اًفْ يَِح َضْرَااو توَمسلا َرَطَف ىِذلِل َيِهْجَوَو ُتْهجَو

َِْْكِرْشُمْلا َنِم اَنَا اَمَو اًمِلْسُم

.

ىِتاََََو َياَيَْ َو ىِكُسُنَو ىِتَاَص نِا

ِه

َِْْمَلاَعْلا ِبَر .

َنِم اَنَاَو ُتْرِمُا َ ِلذِبَو َُل َ ْيِرَش َا

َِْْمِلْسُمْلا

.

b. Macam Kedua

(26)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

ِبِرْغَمْلاَو ِاِرْشَمْلا ََْْ ب َتْدَعَ ب اَمَك َياَياَطَخ ََْْ بَو ِ ْيَ ب ْدِعاَب مُهللَاا

.

ُبْو لا ىِ َ ُ ي اَمَك َياَياَطَخ ْنِم ِ ِ َ ن مُهللَاا

ِ َندلا َنِم ُ َيْ بَُْاا

.

ِدْرَ بْلاَو ِ ْل لاَو ِءاَمْلاِب َياَياَطَخ ْنِم ِ ْلِسْاا مُهللَاا

.

4. Membaca Surat al-Fatihah didahului dengan membaca ta`awudz 5. Membaca Surat Pendek

6. Ruku` dan Tuma`ninah

Do`a yang dibaca ketika ruku`

ِمْيِظَعْلا َََر َنحْبُس

7. I`tidal dan Tuma`ninah

Do`a yang dibaca ketika I`tidal

ْنِم َتْ ِش اَم ُءْلِمَو ِضْرَاا ُءْلِمَو ِتومسلا ُءْلِم ُدْمَْْا َ َل اَ بَر

ُ ْعَ ب ٍءْيَش

8. Sujud Pertama dan Tuma`ninah Do`a yang dibaca ketika sujud

ىَلِعَاا َََر َنحْبُس

9. Duduk diantara 2 sujud dan Tuma`ninah

Do`a yang dibaca ketika duduk diantara dua sujud

ِ َع ُ ْعاَو ِ ِدْاَو ِ ْقُزْراَو ِ ْعَ فْراَو ِ ْرُ بْجاَو ِ َْْْراَو َِِرِفْاا ِبَر

10.Sujud Kedua dan Tuma`ninah

11.Duduk Tasyahud

12.Membaca Tasyahud Akhir Bacaan tasyahud akhir

ِه ُتاَبِيطلا ُتاَوَلصلا ُتاَكَراَبُما ُتايِحتلَا

.

اَه يَا َ ْيَلَع ُمَاسلَا

ُُتاَكَرَ بَو ِها ُةََْْرَو ِ لا

.

َكِداَبِع ىَلَعَو اَْ يَلَع ُمَاسلَا

َِِْْْاصلا

.

ِها ُلْوُسَر اًدمَُ نَا ُدَهْشَاَو ِها اِا َلِا َا ْنَا ُدَهْشَا

.

13.Membaca Shalawat Kepada Nabi Bacaan shalawat kepada nabi

ٍدمَُ اَنِدِيَس ِلا ىَلَعَو ٍدمَُ اَنِدِيَس ْىَلَع ىِلَص مُهللَا

.

اَمَك

اَنِدِيَس ِلا ىَلَعَو َمْيِاَرْ بِا اَنِدِيَس ْىَلَع ىَلَع َتْيلَص

َمْيِاَرْ بِا

,

ٍدمَُ اَنِدِيَس ِلا ىَلَعَو ٍدمَُ اَنِدِيَس ىَلَع ْكِرَبَو

,

اَنِدِيَس ِلا ىَلَعَو َمْيِاَرْ بِا اَنِدِيَس ْىَلَع ىَلَع َتْكَراَب اَمَك

َمْيِاَرْ بِا

,

ٌدْيَِ ٌدْيَِْ َ نِا َِْْمَلاَعْلا ِ

.

.

14.

Salam

ِ

Allah mewajibkan kepada setiap muslim shalat lima waktu dalam sehari semalam yang sudah ditentukan waktunya. Firman Allah :

(27)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

Artinya : Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. an-Nisa : 103)

Secara detail, waktu shalat wajib lima waktu adalah sebagai berikut : 1. Waktu dhuhur

Waktu shalat dhuhur adalah mulai sejak tergelincirnya matahari kea rah barat hingga bayangan benda sama panjang dengan benda aslinya. Shalat dhuhur lebih baik dilakukan segera kecuali dalam kondisi yang sangat panas, maka boleh diakhirkan sehingga panas menurun.

2. Waktu asar

Waktu shalat `ashar adalah mulai sejak bayangan benda lebih panjang dari bendanya hingga matahari berwarna kekuning-kuningan(terbenam).

ُشْمشلا ِبُرْغَ ي ََْاَم ِرْصَعْلا ُتْقَو

ُ

ملسم اور

َ

Artinya : “Waktu `ashar sebelum terbenam matahari”. (HR. Muslim) 3. Waktu maghrib

Waktu shalat maghrib adalah mulai sejak terbenamnya matahari sampai hilangnya mega-mega merah.

ُ َفشلا ِ ُ ْسَي ََْاَم ُشْمِشلا ِةَباَا اَذِإ ِبِرْغَمْلا ِةَاَص ُتْقَو

ُ

ملسم اور

َ

Artinya : Waktu shalat maghrib adalah apabila matahari telah terbenam (sampai) sebelum lenyapnya mega merah (HR. Muslim)

4. Waktu isya`

Waktu shalat isya`adalah mulai dari hilangnya mega merah sampai terbit fajar (baying-bayangsinar terang di arah timur), jika memungkinkan dianjurkan untuk mengakhir shalat sampai sepertiga malam.

5. Waktu subuh

Waktu shalat subuh adalah mulai sejak terbit fajar yang kedua hingga terbitnya matahari.

ُشْمَُِشلا ِعُلْطَت ََْاَم ِرْجَفْلا ِعْوُلُط ْنِم ِ ْبصلا ِةَاَص ُتْقَو

ُ

ملسم اور

َ

Waktu shalatis shubhi nim thulu`il fajri ma lam tadhlu`is syahsyu

Artinya “Waktu shalat subuh adalah mulai sejak terbit fajar sampai sebelum terbitnya matahari (HR. Muslim)

V. Praktek Shalat Wajib

Untuk membiasakan shalat lima waktu praktekkan sesuai dengan kolom di bawah ini.

N0 Uraian kegitan Skor mak Pelaksanaan

1 Niat 10

2 Takbiratul ihrom 5

3 Membaca iftitah 10

4 Membaca surat alfatehah 15

5 Membaca surat-surat pendek 10

6 Rukuk dengan tuma’ninah 5

(28)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

8 Sujud pertama dengan tuma’ninah 5

9 Duduk diantara dua sujud 5

10 Sujud kedua dengan tuma’ninah 5

11 Duduk tasyahud akhir 5

12 Membaca tasyahud akhir 5

13 Membaca shalawad nabi 10

14 Salam kekanan kekiri 5

1. Pengertian

Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan karena seseorang meninggalkan sunah ab`ad, kekurangan rakaat atau kebelihan rakaat, maupun ragu-ragu tentang jumlah rakaat dalam shalat.

Sujud sahwi dapat dilaksanakan sebelum maupun sesudah salam dengan membaca dzikir dan doa yang dibaca yang sama seperti sujud dalam shalat.

Sebab-sebab sujud sahwi secara lebih rinci ada empat hal, yaitu :

1. Apabila menambah perbuatan dari jenis shalat karena lupa, seperti berdiri, atau ruku', atau sujud, misalnya ia ruku' dua kali, atau berdiri di waktu ia harus duduk, atau shalat lima rakaat pada shalat yang seharusnya empat rakaat misalnya, maka ia wajib sujud sahwi karena menambah perbuatan, setelah salam, baik ingat sebelum salam atau sesudahnya.

2. Apabila mengurangi salah satu rukun shalat, apabila ingat sebelum sampai pada rukun yang sama pada rakaat berikutnya, maka wajib kembali melakukannya, dan apabila ingat setelah sampai pada rukun yang sama pada rakaat berikutnya, maka tidak kembali, dan rakaatnya batal. Apabila ingat setelah salam, maka wajib melakukan rukun yang ditinggalkan dan seterusnya saja, dan sujud sahwi setelah salam. Jika salam sebelum cukup rakaatnya, seperti orang yang shalat tiga rakaat pada shalat yang empat rakaat, kemudian salam, lalu diingatkan, maka harus berdiri tanpa bertakbir dengan niat shalat, kemudian melakukan rakaat keempat, kemudian tahiyyat dan salam, kemudian sujud sahwi.

3. Apabila meninggalkan salah satu wajib shalat, seperti lupa tidak tahiyat awal, maka gugur baginya tahiyyat, dan wajib sujud sahwi sebelum salam.

4. Apabila ragu tentang jumlah rakaat, apakah baru tiga rakaat atau empat, maka menganggap yang lebih sedikit, lalu menambah satu rakaat lagi, dan sujud sahwi sebelum salam, apabila dugaannya lebih kuat pada salah satu kemungkinan, maka harus melakukan yang lebih yakin, dan sujud setelah salam.

Bacaan yang dibaca ketika sujud sahwi adalah :

أوُهْسَي َاَو ُماََ ي َا َناَحْبُس

(29)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

Sebagian ulama berpendapat bahwa bacaan sujud sahwi adalah sama dengan bacaan sujud biasa.

Sujud sahwi dapat dilaksanakan dengan dua macam cara, yaitu : 1. Sebelum Salam

Sujud sahwi dilaksanakan setelah membaca tasyahud akhir sebelum salam apabila kesalahan atau kelupaan dalam shalat diketahui sebelum salam.

Sujud sahwi ini dilaksanakan dengan membaca takbir terlebih dahulu, dilanjutkan dengan sujud dan membaca bacaan sujud sahwi 3 x, dilanjutkan dengan duduk iftirasyi, dilanjutkan dengan sujud sahwi lagi dengan bacaan yang sama, dilanjutkan dengan duduk tawarud (tasyahud akhir), membaca takbir dan dilanjutkan dengan salam.

2. Setelah Salam

Sujud sahwi dilaksanakan setelah salam apabila kesalahan atau kelupaan dalam shalat diketahui setelah salam. Tata caranya sama dengan sujud sahwi sebelum salam.

2. Praktek Tata cara sujud sahwi 1. Niat

2. Membaca takbir

3. Sujud dua kali dan membaca bacaan sujud

أوُهْسَي َاَو ُماََ ي َا َناَحْبُس

4. Membaca salam

Perlu di ketahui !

ujusujud sahwi dalam shalat berjamaah:

- Apabila imam melakukan sujud sahwi maka makmum wajib mengikutinya. - Apabila imam tidak melakukan sujud sahwi maka makmum tidak boleh

melakukan sujud sahwi.

Rangkuman

1. Aurat adalah bagian tubuh yang dilarang dilihat. Aurat laki-laki adalah anggota badan yang ada diantara pusar dan lutut, sedang aurat perempuan adalah seluruh anggota badan selain wajah dan kedua telapak tangan.

2. Baligh adalah sampainya usia dewasa yang ditandai dengan : e. Berumur + 15 tahun

f. Mimpi keluar sperma bagi laki-laki. g. Keluar darah haid bagi perempuan. 3. Tuma`ninah adalah berhenti sebentar.

(30)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

5. Rukun adalah sesuatu yang harus ada pada suatu pekerjaan/ibadah 6. Rukun shalat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

a. Rukun qauli, yaitu rukun yang berupa ucapan (takbirotul ikhrom, membaca surat al-fatihah, membaca tasyahud akhir salam akhir)

b. Rukun Fi`li, yaitu rukun yang berupa perbuatan/gerakan (berdiri, sujud, ruku`, i`tidal, duduk diantara dua sujud, duduk tasyahud akhir)

7. Sunnah adalah suatu pekerjaan yang dianjurkan untuk dilaksanakan, apabila dilaksanakan mendapatkan pahala apabila tidak dilaksanakan tidak berdosa.

8. Sujud adalah mencium tanah dengan 7 anggota badan, yaitu wajah, 2 telapak tangan, 2 lutut dan ujung jari kedua kaki)

9. Fardlu `ain adalah perbuatan yang harus dilaksanakan oleh seluruh umat Islam. 10.Fardlu kifayah adalah perbuatan yang apabila sudah dilaksanakan oleh salah

seorang umat Islam, maka yang lainnya gugur kewajibannya.

11.Sujud sahwi adalah sujud yang dilaksanakan karena lupa atau melakukan kesalahan dalam shalat.

Kamus Kecil

- Tawaruk (duduk tahiyat akhir) - Iftiros (duduk tahiyat awal ) - Tuma’ninah (berdiam sejenak) - Mungkar (jelek)

- Problematika (masalah)

- Baligh (sudah dapat membedakan baik dan buruk) - Qauli (Ucapan)

- Fi’li (gerakan ) - Hisab (dihitung)

c. UJI KOMPETENSI

TUGAS DI MADRASAH 1.Tugas individu

Carilah gambar shalat kemudian potong-potonglah gambar tersebut setiap gerakan kemudian tempelkan kembali dalam kertas asturo/kertas berwarna 2.Tugas kelompok

Tulislah bacaan-bacaaan shalat mulai doa iftitah sampai rukuk Tulislah bacaan doa sujud sahwi !

3.Tes Afektif (sikap)

Berilah tanda cekils (V) pada kolom setuju atau tidak setuju sesuai dengan pernyataan berikut ini !

No Kejadian/peristiwa Setuju Tidak

(31)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

dikerjakan setiap muslim tetapi jika sedang sakit keras kita boleh meninggalkannya

2 Ketika menjelang masuk waktu shalat asar anton diajak bermain sepak bola teman temannya,tanpa berfikir panjang antonpun pergi bersama mereka 3 Tutik siswa kelas VII MTs karena ada pelajaran

tambahan sampai dirumah tutik sangat lelah, dia disuruh ibunya untuk meninggalkan shalat asar. 4 Walaupun sedang asyik bermain dengan teman

temannya faisal langsung pulang ketika mendengar adzan untuk mengerjakan shalat

5 Dalam shalat berjamaah saiful mengikuti imam yang melakukan sujud sahwi walaupun ia tidak tahu apa kesalahan atau yang menyebabkan sujud sahwi.

6 Andri kelas tiga MTs setelah pulang sekolah kehujanan karena basah dan kedinginan langsung tidur hingga malam hari tanpa shalat asar dan mahrib

7 Akhir akhir ini ada sebagian umat islam yang melakukan shalat sehari semalam hanya 2 kali 8 Safrul melakukan shalat jamaah dhuhur dengan

teman teman sekelas untuk menghemat waktu istirahat sekolah shalat sambil makan premen 9 Jika salam sebelum cukup rakaatnya, seperti orang

yang shalat tiga rakaat pada shalat yang empat rakaat, kemudian salam, lalu diingatkan, maka harus berdiri tanpa bertakbir dengan niat shalat, kemudian melakukan rakaat keempat, kemudian tahiyyat dan salam, kemudian sahwi

10 Neni ketika shalat lupa tidak membaca doa iftitah maka baginya wajib mengganti dengan sujud sahwi

4.Uji kognitif

I.Berilah tanda silang (X) pada hurup a,b,c dan d di depan jawaban yang paling benar.

1. Shalat adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya atas orang orang yang beriman.Menurut bahasa shalat artinya...

a. Selamat b Doa

c.menyenbah d.memohon

2. Shalat tidak sah apabila tidak memenuhi syarat dan rukunnya. Berikut ini yang bukan syarat wajib shalat adalah

(32)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

b.Islam

c.Berakal sehat

d.Suci dari Hadas dan Najis

3. Membaca surat alfatihah termasuk salah satu... shalat a. Syarat Wajib

b. Sunah c. Syarat sah d. Rukun 4.











Lafal yang digaris bawah pada lafal diatas artinya... a. Dan kerjakanlah shalat

b. dan bayarlah zakat c. dan didikanlah shalat d. dan tunaikan zakat

5. Dalam shalatnya afandi berbisik bisik dengan temannya yang berada disampingnya maka shalat afandi...

a. sah karena hanya pelan pelan b. kurang sempurna

c. batal

d. tidak apa -apa

6. دْمَحْلا َكَل اَنَبَر doa sisamping dibaca ketika.... a. sujud

b. i’tidal c. rukuk

d. duduk tawaruk

7. Shalat kita lebih sempurna jika dikerjakan semua sunah-sunahnya berikut ini yang termasuk sunah shalat adalah...

a. Membaca alfatihah b. Suci dari hadas dan najis c. Berakal sehat

d. Membaca doa iftitah

8. Ibadah shalat kita akan sah jika dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan.Mulai matahari tergelincir condong kesebelah barat sampai bayang bayang badan sama panjang dengan bendanya adalah waktu shalat....

a. dhuhur b. asar c. subuh d. isya’

9. Waktu shalat yang berakhir sampai mejelang matahari terbit adalah... a. dhuhur

(33)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

d. subuh

10. Sujud yang dilakukan karena lupa atau ragu ragu didalam shalat disebut... a. sujud tilawah

b. sujud syukur c. sujud sahwi d. sujud tilawah

II isilah titik dibawah ini dengan benar dan tepat

1. setiap hari seorang muslim melaksanakn shalat lima waktu, secara bahasa shalat artinya…

2 Shalat maktubah juga disebut…

3. agar dapat mengetahui ketentuan hukumnya, Hukum shalat fardhu adalah….

4. setiap orang dihari akhir akan mempertanggungjawabkan seluruh amaliyah, amal yang pertama kali dihisab oleh Allah SWT adalah…

5. Apakah yang dimaksud dengan sunah ab’ad….

6. Mulai tergelincirnya matahari kearah barat hingga bayangan benda sama panjangnya merupakan waktu shalat…

7. Mulai terbitnya fajar hingga terbitnya mataharai merupakan waktu sahalat… 8. Sujud sahwi dapat dilakukan sebelum….. dan sesudah……

9 jika ada kekurangan dalam rekaat shalat dianjurkan menambah rekaat dan diankhi sebelum salam untuk sujud sahwi Pengertian sujud sahwi adalah…

10 Rukun dapat dibedakan menjadi dua macam rukun fi’liyah dan qouli apakah pengertian keduannya. …

III Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan tepat

1. Ketika kita akan melakukan shalat tentu ada syarat dan rukunya sebutkan 5 rukun shalat. 2 Adanya sesuatu pasti ada manfaat yang kita peroleh tunjukkan manfaat ketika kalian shalat 3. ada sebab sebab yang melatarbelakangi seseorang harus melakukan sujud sahwi tunjukkan

sebab kita melakukan sujud sahwi

(34)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

Pembelajaran 3

STANDAR KOMPETENSI

3. Melaksanakan tatacara adzan, iqamah, shalat jamaah

KOMPETENSI DASAR

3.1. Menjelaskan ketentuan adzan dan iqamah

3.2. Menjelaskan ketentuan shalat berjamaah

3.3. Menjelaskan ketentuan makmum masbuk

3.4. Menjelaskan cara mengingatkan imam yang lupa

(35)

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

a. TANBIH

ةَاصلا َىلَع يَح

Mari kita dirikan shalat

b. IFTITAH

Muslim yang taat dan baik adalah mendahulukan panggilan Allah dari pada panggilan lainnya. Sebagai tanda telah masuknya waktu shalat seorang muazdin melantunkan adzan sebagai panggilan dari Allah SWT untuk melaksanakan shalat berjamaah. Kemudian dikumandangkan iqomah sebagi seruan bahwa shalat berjamaah segera dimulai.

A.Pengertian, Hukum Adzan dan Iqamat

Adzan adalah tanda bahwa waktu shalat fardhu telah tiba. Adzan juga merupakan panggilan bagi kaum muslimin untuk melaksanakan

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Mata Pelajaran Fiqih kelas VII di MTs Darul Hikmah Tawangsari Secara umum, manfaat media dalam proses

Adapun Persiapan untuk pelaksanaan pembelajaran Fiqih Materi Shalat Lima Waktu di Madrasah Tsanawiyah Negeri Nanga Bulik Kelas VII A, saya mempersiapkan segala

Berdasarkan data data yang penulis peroleh dari hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran fiqih dan beberapa siswa kelas VII Mts Negeri 2 Bandar

Dan dari wawancara yang peneliti lakukan dengan guru mata pelajaran Fiqih kelas VII yaitu bapak Anwarul Fajri, S.Pd.I., beliau mengatakan bahwa di MTs Satu Atap

Implementasi Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih (Studi Kasus di Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Al-Huda Gapura Timur Gapura

2811123076, “Kompetensi Profesional Guru Fiqih dalam Menciptakan Situasi Belajar Mengajar yang Efektif pada Kelas VII MTs Negeri Tulungagung”, Skripsi, Jurusan

SOAL LATIHAN ULANGAN UMUM SEMESTER GANJIL KELAS VII MTs Yaminas Noling Nama : Mata Pelajaran : MATEMATIKA Page 1 of 2... Pada sistem bilangan bulat, sifat tertutup berlaku pada

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL MADRASAH TSANAWIYAH YAMINAS NOLING TAHUN PELAJARAN 2022/2023 MATA PELAJARAN : BAHASA ARAB NAMA : KELAS : VII TUJUH HARI/TANGGAL : PILIHAN GANDA Berilah