• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL WAWANCARA PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKKAN JAMINAN KESEHATAN CAKUPAN SEMESTA

Fasilitator - SDM

HASIL WAWANCARA PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKKAN JAMINAN KESEHATAN CAKUPAN SEMESTA

(UNIVERSAL HEALTH COVERAGE) DI DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

V. Daftar pertanyaan untuk Informan yang bertanggungjawab sebagai Asisten Administrasi Umum dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan

c. Identitas Informan

6. Nama : Rudi R. Hutasoit S.K.M

7. Umur : 36 tahun

8. Jenis Kelamin : Laki-laki

9. Pendidikan terakhir : S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat

10. Jabatan :Kasubag Bina Kesehata Bagian

Kesejahteraan Sosial Sekretariat Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan

11. Tanggal wawancara : 25 Januari 2019

d. Daftar Pertanyaan:

10. Sesuai Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2017, bagaimana tanggapan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan terkait UHC?

Jawaban: Kami siap! Sekarang sedang kami upayakan ya. Memang target kan 2019 ini udah harus 95%. Tapi saat ini kami udah sekitar 70% kok. Menurut saya itu udah bagus ya, dan kita pun sebenarnya udah ditetapkan sebagai Kabupaten capai UHC loh!

11. Apa saja yang hal yang telah terlaksana dalam mewujudkan jaminan kesehatan cakupan semesta (UHC) tersebut? Bagaimana prosesnya?

Jawaban: Pastinya fasilitas pelayanan kesehatan kita semua sudah memadai. Sudah sesuai standart. Apalagi karena ada akreditasi kemaren kan. Jadi semua kita upayakan semaksimal mungkin.

12. Apakah ada Peraturan Daerah untuk mendukung mewujudkan jaminan kesehatan cakupan semesta (UHC)? Adakah rencana untuk membuat peraturan mengenai UHC?

Jawaban: Sampai saat ini belum ada. Kita masih mengikuti apa peraturan atau perintah dari atas.

13. Apakah fasilitas kesehatan sudah memadai?

Jawaban : Udah lah. Seperti yang sudah saya bilang tadi, karena adanya akreditai tadi itu. Jadi semua fasilitas wajib kita penuhi sesuai standart.

14. Bagaimana koordinasi Pemda dengan Dinas Kesehatan/Instansi Pelayanan Kesehatan?

Jawaban : Iya sebenarnya ini lah fungsi kami ya. Dan inti dari setiap program kepemerintahan itu sebenarnya ini juga. Termasuk program BPJS ini. Sebenarnya ini memang kuncinya dek, koordinasi ini.

Terutama kami dari bagian kesos. BPJS Sibolga itu harus dari kami dulu, baru kami lah melanjutkan ke Dinkes nanti. Paling penting ini lah dulu, koordinasi mengenai kepesertaan ini. Peserta yang terdaftar PBI misalnya dia meninggal, kalau ga di lapor keluarganya lah atau ga di urus surat keterangannya, bagaimana kita bisa memastikan itu meninggal? Terus, jatah bantuannya dari pemerintah itu bagaimana?

Kan itu penting itu. Menurutku kuncinya itu koordinasi nya, terutama dari kepala desa. Kepala desa harus rutin melapor ke bagian kependudukan. Contohnya kalau ada lah misalnya satu terlapor peserta yang meninggal itu, kan jatah bantuan nya itu tadi bisa lah kita alihkan ke masyarakat lain yang belum dapat. Gitu lah penting nya koordinasi itu. Tapi memang sekarang ini masih sangat susah kali diharapkan data-data yang baru dari bawah sana. Ya ga bisa lah dek, kita PNS bekerja berkomitmen, ada sumpah nya. Jadi kami mengerjakan apa yang sudah tertulis. Ga bisa asal kami kerjakan kalau yang terucap aja.

Misalnya tetanggaku mengadu samaku, si anonang udah meninggal, dia kan penerima bantuan kesehatan itu. Masukkan lah aku sebagai gantinya, katanya misalnya. Mana bisa asal ku ganti itu kalau belum di urus keluarganya surat keterangan nya”.

15. Apa saja yang perlu dibenahi baik masalah internal dan eksternal?

Jawaban : Kalau internal.. apa ya? Saya rasa paling penting sih koordinasi itu tadi. Baru .. memang masih kurang kali kesadaran masyarakat kita di sini. Misalnya mengurus KTP atau KK, masih

minim kali kesadarannya. Padahal kalau ga ada KTP atau KK kan mana bisa kita daftarkan dia dan keluarga nya ke BPJS. Itulah paling saya rasa internal kita. Kalau eksternalnya saya rasa sementara ini belum ada ya. Udah bagus semua.

16. Adakah waktu dan program khusus dari Pemerintah Daerah turun ke lapangan untuk melakukan monev (monitoring dan evaluasi)?

Jawaban : Kalau itu wajib dilakukan per instansi dek. Misalnya Puskesmas, Kapus dan supervisor nya wajib melakukan monitoring bagaimana keadaan Puskesnya. Lalu nanti dibuatlah laporannya ke Dinkes. Baru.. evaluasi pun harus dilakukan, biar ada solusi untuk yang kurang-kurang tadi misalnya di Puskes. Rumah sakit pun kek gitu. Semua harus melakukan monitoring dan evaluasi. Baru, nanti Dinkes lah yang melaporkan semua hasil monitoring dan evaluasi tadi ke kami. Ya, untuk sementara ini ya belum ada keluhan dari bawah.

Jadi kami disini cukup standby menunggu laporan dari bawah, ketika rapat besar nanti, disitulah kami sama-sama memberikan solusi untuk masalah yang ada. Ya, semacam itulah gambaran monitoring dan evaluasinya, sesuai garis koordinasi nya ya. Ga bisa kami saling melangkahi.

17. Bagaimana penyediaan dan pengembangan SDM dalam mewujudkan jaminan kesehatan cakupan semesta (UHC)?

Jawaban: Kalau berbicara keseluruhan ya, memang menurut saya masih jelas kurang lah untuk SDM kita. Sekarang Cuma 11 orang

Dokter Umum yang PNS. Dokter gigi 4 orang PNS. Dari 12 puskes di humbang ini, satu rumah sakit, bandingkan lah tadi jumlah PNS itu.

Tapi ya kita tetap lah menggunakan tenaga non PNS, kalo ga itu ya mana maju kesehatan di sini kan. Memang saya rasa masih sangat kurang SDM kita.

18. Bagaimana pengalokasian anggaran dalam rangka pelaksanaan program JKN? (Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2017)

Jawaban: anggarannya itu dari APBD lah. Tiap tahun meningkat anggaran untuk peserta BPJS.

VI. Daftar pertanyaan untuk Informan yang bertanggungjawab sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan

c. Identitas Informan

6. Nama : dr. Budiman Simanjuntak, M. Kes

7. Umur : 52 tahun

8. Jenis Kelamin : Laki-laki 9. Pendidikan terakhir : S2

10. Jabatan :Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan

11. Tanggal wawancara : 25 Januari 2019 d. Daftar Pertanyaan

16. Bagaimana peran Dinkes dalam fungsi monitoring kepesertaan JKN di Kabupaten Humbang Hasundutan? Adakah tim khusus monitoring ke lapangan?

Jawaban: Iya pasti ada lah, laporannya itu kami terima, pas rapat, kami bahas satu persatu semua permasalahannya. Ngga lah.. sejauh ini belum pernah kami turun tiba-tiba, laporannya beres kok. Tim khusus ga ada, bagaimana di intruksikan dari atas, sementara ini itu yang kami ikuti. Lagian kan karena ada akreditasi itu jadi semua langsung kita perbaiki. Yang kurang kita perbaiki. Jadi saya sendiri udah tau betul lah bagaimana kondisi fasilitas kesehatan di sini. Itu maka saya rasa ga perlulah mendadak-mendadak turun ke lapangan

17. Bagaimana koordinasi Dinkes dengan Bupati, Asisten Daerah, RS dan Puskesmas dalam mendorong perkembangan JKN?

Jawaban: Wajib itu. Iya koordinasi lintas sektoral pun ada, ke CSR perusahaan tembakau pun ada. Kalau saya, sesuai posisi saya sebagai pimpinan di Dinkes ini koordinasi ke atas pun pasti ada.

18. Berapa persentase kepesertaan JKN saat ini?

Jawaban: Saat ini kita sudah mencapai 70.43%. PBI dan non PBI.

19. Apa saja upaya Dinkes dalam memperluas kepesertaan JKN?

Jawaban: Banyak ya. Sosialisasi sudah kita buat. Fasilitas pun semua sudah kita lengkapi. Kalau kau lihat semua Puskesmas di Humbang ini, ooh udah mantap semua bangunannya. Udah hampir kayak rumah sakit. Jadi kita ga asal-asal mau UHC ya. Benar-benar kita siapkan dulu semua dari kita. Rumah Sakit pun ada kok kita punya. Klinik juga ada. Semua sudah kita perintahkan biar sesuai prosedur kerjanya.

Mulai dari pelayanan di FKTP sampai ke prosedur rujukannya harus sesuai sama yang sudah tertulis.

20. Adakah dilakukan promosi mengenai JKN? Bagaimana pelaksanaannya?

Jawaban: Salah satu program kami tahun 2018 itu membuat sosialisasi tentang JKN. Sosialisasi itu kan sudah bentuk dari promosi. Ya itu lah dia.

21. Bagaimana dengan ketersediaan SDM?

Jawaban: memang masih kurang.. iya saya dengar pun seperti itu kemaren waktu sosialisasi. Padahal itu udah setiap perwakilan Puskes kemarin turun, yaa orang kita pun desa nya banyak. Jadi wajar kita kekurangan SDM pas sosialisasi. Tapi untuk tenaga kerja yang lain sementara ini kita belum kekurangan lah.

22. Adakah pelatihan dan pengembangan terhadap sumber daya manusia guna meningkatkan kompetensi sdm?

Jawaban: Ga ada pelatihan.

23. Apa saja yang perlu dibenahi dalam persiapan mewujudkan UHC?

(sarana/prasarana, perda, koordinasi, anggaran)

Jawaban: Saya rasa semua sudah cukup baik. Humbang Hasundutan sudah siap mewujudkan UHC.

24. Bagaimana pengalokasian anggaran JKN?

Jawaban: Udah dianggarkan itu di APBD, dan setiap tahun pasti cair dan selalu meningkat.

25. Adakah Perda khusus mengenai pengalokasian anggrana JKN di Kab.

Humbang Hasundutan?

Jawaban: Ada itu secara tertulis kemarin, lupa saya perda nya. Itu tanya ke bagian hukum aja nanti. Lagian kenapa harus tertulis lagi, udah wajib keluar kok setiap tahun. Ini lah... udah berapa tahun ini saya mengusulkan ke provinsi, katanya banyak kali dana di provinsi, memang lebih besar untuk Medan katanya karena lebih padat penduduknya. Tapi tetap tiap tahun itu, udah berapa kali saya usulkan terus. Tahun 2018 saya usulkan untuk 15.000 orang dana APBD. Tapi yang di kasih itu masih untuk 4.000 orang. Selain itupun, bantuan dari CSR Tembakau ada juga. (jadi saat ini fokus Humbang itu ke peserta PBI pak?) Iyaa.. kita fokuskan ke PBI sekarang.

26. Apa saja hambatan internal dan eksternal dalam mewujudkan UHC?

Jawaban: Anggaran saya rasa masih kurang ini ya. Makanya seperti yang sudah saya bilang tadi, saya sedang berusaha membuat usulan tambahan anggaran ke provinsi.

27. Adakah tim khusus pelaksana upaya memperluas JKN yang dibentuk oleh Dinkes maupun instansi lainnya?

Jawaban: Belum ada itu.

28. Bagaimana dengan ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan? (Regulasi)

Jawaban: Semua sudah sesuai standart.

29. Apa saja kendala dalam hal rekrutmen kepesertaan JKN?

Jawaban: Ya.. ngertilah kita masyarakat daerah ini. Bukan cuma di sini aja gitu, di daerah lain se Indonesia ini pun kalo kau tanya kayak gitu nya semua jawaban pemerintahnya. Pasti kendala utamanya dari masyarakat, udah hal umum itu. iya memang laporan dari tim saya kayak gitu.

30. Bagaimana strategi dalam menghadapi berbagai kendala?

Jawaban: yaa.. kita usahakan lah membuat masyarakat ini cepat menegerti. Mungkin melalui sosialisasi lagi nanti.

VII. Daftar pertanyaan untuk Informan yang bertanggungjawab sebagai Kepala Seksi Jaminan Kesehatan Nasional Kabupaten Humbang Hasundutan

c. Identitas Informan

7. Nama : Linda Hutasoit, S.K.M

8. Umur : 40 tahun

9. Jenis Kelamin : Perempuan 10. Pendidikan terakhir : S1

11. Jabatan : Kepala Seksi Pelayanan dan Jaminan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan

12. Tanggal wawancara : 10 Januari 2019 d. Daftar Pertanyaan

13. Apakah ada kebijakan khusus mengenai JKN?

Jawaban: Saat ini kami hanya mengikuti apa yang diperintahkan dari atas dek.

14. Bagaimana strategi untuk meningkatkan kepatuhan kepesertaan JKN?

Jawaban: Paling melalui sosialisasi lah dek.

15. Bagaimana strategi untuk memperluas kepesertaan JKN?

Jawaban: Melalui sosialisasi tadi. Terus.. kami juga lagi berusaha menambah kuota peserta PBI. Makanya anggaran kami masih kurang kali sebenarnya dek untuk mewujudkan UHC ini.

16. Bagaimana dengan pelaksanaan promosi JKN?

Jawaban: Ya melalui sosialisasi tadi itu.

17. Bagaimana dengan SDM? Adakah bimbingan teknis yang dilakukan terhadap SDM perihal mewujudkan UHC?

Jawaban: iyaa itu.. salah satu kendala kami SDM itu lah. Kemaren kan tahun 2018 salah satu program kami itu membuat sosaialisasi di setiap desa. Ada 154 desa di sini. Tapi itulah.. karena kurang SDM itu tadi jadi ga bisa tercapai lah di 154 titik. Jadinya kami membuat 10 titik, satu titik itu sekian desa yang kami undang, desa-desa yang dekat ke titik itu dek. Ga ada pala bimbinngan, kan orang puskes harusnya udah pahamlah masalah sosialisasi. lagian pas di rapat kan udah di bahas mau mengadakan sosialisasi. Yaa paling sebelum berangkat kami kumpul dulu di sini sebentar

18. Adakah tim khusus untuk promosi dan perluasan kepesertaan JKN?

Jawaban: Perwakilan setiap Puskes lah satu orang per Puskes. Saya sendiri yang mengkoordinir.

19. Apa saja kendala internal dan eksternal yang dihadapi?

Jawaban: Oooh itu lah yang paling palinggg sulit kami hadapi sekarang ini dek, masyarakat kita ini susah kali ngerti, mereka itu maunya yang gratis semua padahal dia termasuk orang mampu nya nanti tapi dia minta gratis dari pemerintah. Apalagi ditaunya tetangganya misalnya menerima bantuan, langsung dibilang lah ahh..

meraka dapat, kami nggak. Pilih kasih pemerintah ini, katanya..

padahal kan ada nya kriteria khusunya itu dibuat pemerintah. Trus lagi, masyarakat ini biasanya mendaftar kalau udah sakit parah anggota keluarganya. Setelah itupun bayar iuran nanti pas udah sehat semua, ga dipake lagi nya BPJS ini pikirnya. Makanya banyak yang datang ke sini melapor minta tolong dihapuskan denda nya, ya mana bisa. Kan jadi susah lagi nutupi denda? Masih sulit kali lah masyarakat kita dek.

Dibuat pun sosialisasi nanti ga ada itu yang datang, paling yang status pendidikan nya macam kita ini lah nanti yang datang, yang udah mendaftar BPJS. Kan jadi gak dapat tujuan kita, masa yang udah jadi peserta kita ajak lagi jadi peserta? Kan lucu. Kadang nanti yang udah masuk Jamkseda yang dulu itu, datang lah dia ke sini minta ganti ke kelas 1 atau 2, alasannya malu katanya berobat kalau di ruangan kelas 3 dibuat. Kan udah sayang lah jatahnya itu.

20. Bagaimana strategi dalam menghadapi kendala tersebut?

Jawaban: Kami pastinya ga akan berhenti memberikan sosialisasi dek, harapannya dari sosialisasi itu nanti semogalah secepatnya masyarakat ngerti.

21. Apa saja yang perlu dibenahi baik secara internal maupun eksternal, untuk mewujudkan UHC?

Jawaban: Ga ada sih. Paling kondisi masyarakat tadi lah. Sama anggaran satu lagi. Itu aja sih.

22. Bagaimana pengalokasian anggaran?

Jawaban: dari APBD ada, dari perusahaan pun ada. Menurut saya sendiri masih kurang ya. Inilah.. lagi di upayakan ke atas masalah anggaran. (berarti fokusnya ke PBI ya Bu?) Iya.. kita jadinya memperbanyak di PBI, karena yang mandiri ini kek mana lah kita buat.

Ga mungkin kita bantu semua.

23. Bagaimana dengan monitoring/pengawasan program JKN?

Jawaban: Wajib itu dek, kami sekali 3 bulan itu koordinasi lintas sektoral. Kami bahas disitu semua termasuk BPJS itu. Kami evaluasi lah, baru sama-sama kita cari dan tentutakan solusinya. Ga ada tim khusus sih, ya paling dari kami sama dari puskes. Setelah siap kegiatan jarang sih kami kumpul membicarakan apa yang kurang. Karena itu tadi dek, kami kan kurang orang, jadi kami mengejar waktu kali lah 24. Bagaimana koordinasi antar instansi mengenai JKN?

Jawaban: Seperti yang sudah saya bilang tadi, kami dalam setahun itu sekali tiga bulan mengadakan koordinasi lintas sektoral. Semua berjalan sesuai struktur dan fungsi masing-masing. Kalau khusus BPJS ini, kami memang selalu kesulitan dapat data dari bawah ini loh dek, susah kali. Bisa lah nanti kami minta data dari puskes kan, sama kayak

lima tahun lalu data nya. Berarti di mana lah salah nya gitu kan?

Memang ga sepenuh nya ini salahnya satu pihak, ini intinya karena kurang koordinasi tadi. Dari masyarakat ke Kepala Desa, Kepala Desa ke Bindes. Ujungnya sampe ke kami pun ya gitu lah data nya dari tahun ke tahun. Iya.. itu lagi. Kami kayak mana lah ya, kami kan sesuai data yang dari puskes nya. Walaupun kami tau misalnya, si anu termasuk keluarga tidak mampu, kalau ga ada nya data atau laporannya sama kami ya ga berani lah kami masukkan nya ke PBI dek..

Puskesmas juga kan bukan tugasnya itu. Orang itu pun dapat nya dari Kepala Desa kok.

VIII. Daftar pertanyaan untuk Informan yang bertanggungjawab sebagai Pemimpin Kantor BPJS Cabang Sibolga

c. Identitas Informan

7. Nama : Rahman Cahyo

8. Umur : 40 tahun

9. Jenis Kelamin : Laki-laki 10. Pendidikan terakhir : S2

11. Jabatan :Kabid SDM Umum dan Komunikasi Publik 12. Tanggal wawancara : 22 Januari 2019

d. Daftar Pertanyaan

8. Apakah ada peraturan mengenai UHC?

Jawaban: Ini sih wewenangnya Pemda ya. Tapi yang saya tau sampai saat ini belum ada laporan ke kami soal kebijakan dari Humbang.

9. Bagaimana pengalokasiananggaran terhadap peserta JKN?

Jawaban: Saya ga bisa sebutkan jumlahnya. Tapi yang sudah pasti anggarannya itu diatur sama Pemda.

10. Berapa persentasi kepesertaan JKN Kabupaten Humbang Hasundutan saat ini?

Jawaban: Terakhir Desember 2018 sudah mencapai 70.43%. Peserta PBI 98.614 jiwa, lalu ada lagi Jamkesda 83.060 jiwa, yang Provinsi 5.004 jiwa. Dari Kabupaten 10.550. Non PBI jumlahnya 41.066 jiwa.

Ini lah secara global nya Humbang yah. Dari sekian jumlah penduduk.

Aaaa, jumlah penduduk nya 198.323 jiwa.

11. Bagaimana BPJS dalam menjalankan

pengawasan/monitoringpelaksanaprogram JKN?

Jawaban: Melalui laporan biasanya. Ngga lah, kami ga langsung turun ke sana. Lebih tepatnya sih melalui koordinasi. Kecuali kalau ada hal yang memang harus dirapatkan di sana ya kami datang lah

12. Bagaimana hubungan kerja sama BPJS dengan Pemda/Dinkes mengenai UHC yang akan dijalankan pada bulan Januari 2019 mendatang?

Jawaban: Balik lagi ke garis koordinasi tadi. Kami di intruksikan Presiden sebagai pelaksana, lalu kami koordinasikan ke Pemda yang masuk rayon kami misalnya Humbang tadi kan, selanjutnya mereka meneruskan ke bawah sesuai koordinasi.

13. Apa saja kendala internal dan eksternal yang dihadapi?

Jawaban: Kalau di kita sampai saat ini masih lancar belum ada kendala.

14. Adakah advokasi khusus dengan Pemerintah Daerah, Dinkes, dalam hal membuat kebijakan untuk mewujudkan UHC?

Jawaban: Belum ada juga di rencanakan.

85

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian.

86

Lampiran 4. Surat Pemberian Izin Penelitian

87

Lampiran 5. Surat Selesai Penelitian

Dokumen terkait