• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wewenang Pengawasan Badan Koordinasi Penanaman Modal Terhadap Penyimpangan dalam Pelaksanaan Perizinan Perusahaan Joint Venture

TERJADI PADA PELAKSANAAN PERIZINAN PERUSAHAAN JOINT VENTURE

C. Wewenang Pengawasan Badan Koordinasi Penanaman Modal Terhadap Penyimpangan dalam Pelaksanaan Perizinan Perusahaan Joint Venture

Kekuasaan selalu ada di dalam setiap masyarakat baik yang masih sederhana maupun yang sudah kompleks susunannya.90 Akan tetapi walaupun selalu ada, kekuasaan tadi tidak dapat dibagi rata kepada semua warga masyarakat. Wewenang hanya dapat menjadi efektif apabila didukung dengan kekuasaan yang nyata. Akan tetapi acapkali letak wewenang yang diakui dan letak kekuasaan yang nyata tidak berada di dalam satu tangan atau satu tempat. Apabila kekuasaan dihubungkan dengan sistem hukum, maka yang terjadi para pembentuk, penegak, maupun pelaksana hukum adalah para warga masyarakat yang mempunyai kedudukan-kedudukan yang mengandung unsur-unsur kekuasaan. Akan tetapi mereka tidak dapat mempergunakan kekuasaan dengan sewenang-wenang, oleh karena pembatasan tertentu atas peran-perannya, yang

90

Soerjono Soekanto, Beberapa Permasalahan Hukum dalam Kerangka Pembangunan di Indonesia, edisi revisi (UI-Press, Jakarta, 2002), hlm. 158-162.

ditentukan oleh cita-cita keadilan masyarakat dan oleh pembatasan-pembatasan praktis dari pengguna kekuasaan itu sendiri.91

Hukum ada karena kekuasaan yang sah. Kekuasaan yang sah menciptakan hukum. Ketentuan-ketentuan yang tidak berdasarkan kekuasaan yang sah pada dasarnya bukan hukum. Sebaliknya, hukum itu sendiri pada hakekatnya kekuasaan. Hukum mengatur, mengusahakan ketertiban, dan membatasi ruang gerak individu. Tidak mungkin hukum menjalankan fungsi itu jika tidak merupakan kekuasaan. Intinya, hukum merupakan kekuasaan untuk mengusahakan ketertiban.92

Melalui kekuasaan lahirlah hukum dan melalui hukum timbulah kewenangan atau wewenang. Wewenang menurut HD. Stout dalam Juniarso Ridwan dan Achmad Sodik Sudrajat didefinisikan sebagai keseluruhan aturan yang berkenaan dengan perolehan dan penggunaan wewenang pemerintahan oleh subyek hukum publik di dalam hubungan hukum publik.93

Kewenangan memiliki kedudukan penting dalam kajian hukum tata Negara dan hukum administrasi. Begitu pentingnya kewenangan ini, maka konsep itu dapat dikatakan sebagai hal yang paling penting dalam hukum tata Negara dan hukum administrasi negara. Selain hal tersebut dalam kewenangan terdapat hak dan kewajiban yang harus dijalankan. Menurut P Nicolai dalam Juniarso Ridwan dan Achmad Sodik Sudrajat dikatakan: Kemampuan untuk melakukan tindakan hukum tertentu (yaitu tindakan-tindakan yang dimaksudkan untuk menimbulkan

91

Ibid 92

Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, (Yogyakarta: Liberty, 1996), hlm.16 93

Juniarso Ridwan dan Achmad Sodik Sudrajat, Hukum Administrasi Negara dan Kebijakan Pelayanan Publik, (Bandung: Nuansa, 2010), hlm. 136

akibat hukum, dan mencakup rnengenai timbul dan lenyapnya akibat hukum). Hak berisi kebebasan untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan tertentu atau menurut pihak lain untuk melakukan tindakan tertentu, sedangkan kewajiban memuat keharusan untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan tertentu.94

Pengawasan pelaksanaan penanaman modal diatur dalam Pasal 6 huruf (c) Perka BKPM No. 13/2009 dilakukan melalui:

1. Penelitian dan evaluasi atas informasi pelaksanaan ketentuan penanaman modal dan fasilitas yang telah diberikan;

2. Pemeriksaan ke lokasi proyek penanaman modal; dan

3. Tindak lanjut terhadap penyimpangan atas ketentuan penanaman modal. Badan yang berwenang melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penanaman modal tersebut adalah:95

1. Perangkat Daerah Kabupaten/Kota bidang Penanaman Modal (“PDKPM”) terhadap seluruh kegiatan penanaman modal di kabupaten/kota;

2. Perangkat Daerah Provinsi bidang Penanaman Modal (PDPPM) terhadap penanaman modal yang kegiatannya bersifat lintas kabupaten/kota dan berdasarkan peraturan perundang-undangan menjadi kewenangan pemerintahan provinsi;

3. BKPM terhadap penggunaan fasilitas fiskal penanaman modal yang menjadi kewenangan pemerintah;

4. Instansi teknis terhadap pelaksanaan penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur kegiatan usaha.

94

Ibid 95

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4da7214a4789f/pengaturan-dan- pengawasan-pelaksanaan-joint-venture (diakses tanggal 21 Desember 2015)

Sebagaimana dalam pelaksanakan tugas pengawasan sebagaimana disebut di atas, PDKPM melakukan koordinasi dengan instansi daerah terkait. Sedangkan PDPPM melakukan koordinasi dengan PDKPM dan instansi daerah terkait, di mana BKPM melakukan koordinasi dengan PDKPM, PDPPM dan instansi daerah terkait.

Perusahaan yang telah mendapatkan perizinan penanaman modal, wajib menyampaikan LKPM secara berkala sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (2) Peraturan Kepala BKPM Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Penanaman Modal dan disampaikan kepada BKPM, PDPPM, PDKPM, dan kepada Badfan Pengusahaan KPBPB apabila lokasi proyek berada di wilayah KPBPB atau administrator KEK apabila lokasi proyek berada di wilayah KEK96.

Penyampaian LKPM oleh perusahan yang masih dalam tahap pembangunan wajib menyampaikan LKPM setiap 3 (tiga) bulan (Triwulan) dengan periode laporan sebagai berikut:

1. LKPM Triwulan I untuk periode pelaporan Januari-Maret, disampaikan paling lambat 5 April tahun bersangkutan;

2. LKPM Triwulan II untuk periode pelaporan April-Juni, disampaikan paling lambat 5 Juli tahun bersangkutan;

3. LKPM Triwulan III untuk periode pelaporan Juli-September, disampaikan paling lambat 5 Oktober tahun bersangkutan;

96

Pasal 11 ayat (1) Peraturan Kepala BKPM Nomor 3 Tahun 2012 Tentang Pedoman dan Tata Cara Penanaman Modal

4. LKPM Triwulan IV untuk periode pelaporan Oktober-Desember, disampaikan paling lambat 5 Januari tahun berikutnya.

Penyampaian laporan oleh perusahaan yang dalam tahap produksi/operasi komersial (telah ada izin usaha) wajib menyampaikan LKPM setiap 6 (enam) bulan (Semester) dengan menggunakan formulir LKPM.

BKPM, PDPPM, PDKPM, Badan Pengusahaan KPBPB atau

Administrator KEK melakukan verifikasi dan evaluasi data realisasi penanaman modal yang dicantumkan dalam LKPM terhadap perizinan dan nonperizinan penanaman modal yang diterbitkannya97

Kegiatan pengawasan sebagaimana dimaksdu pada Pasal 3 ayat (1) huruf c Perka BKPM Nomor 3 Tahun 2012 dilaksanakan melalui pemeriksaan ke lokasi proyek penanaman modal, sebagai tindak lanjut dari evalusai atas pelaksanaan penanaman modal berdasarkanb perizinan dan nonperizinan yang dimiliki, adanya indikasi penyimpangan atas ketentuan pelaksanaan penanaman modal, penggunaan fasilitas pembebasan bea masuk98.

Mekanisme pengawasan ke lokasi proyek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dilakukan secara terkoordinasi dengan memebritahukan terlebih dahulu kepada perusahaan yang diberitahukan paling lambat 5 hari kerja sebelum pelaksanaan pengawasan dengan menggunakan bentuk surat.

Kemudian pimpinan atau penanggung jawab perusahaan di lokasi proyek wajib memeberikan informasi yang diperlukan terkait dengan objek pemeriksaan. Dan hasil pemeriksaan di lokasi proyek dituangkan kedalam Berita Acara Pengawasan

97

Ibid, Pasal 12 ayat (1) 98

yang ditanda tangani oleh pemeriksa dan pimpinan/penanggung jawab perusahaan.

BAP dibuat sebagai bentuk hasil pemeriksaan ke lokasi proyek penanaman modal dalam rangka:

1. Evaluasi atas pelaksanaan penanaman modal berdasarkan perizinan dan nonperizinan yang dimiliki

2. Proses permohonan pencabutan penanaman modal yang diajukan kepada BKPM oleh PDKPM dan PDPPM

3. Proses permohonan pencabutan proyek penanaman modal.

4. Pengawasan penggunaan mesin dan/atau barang dan bahan yang mendapat fasilitas pembebanan bea masuk.

5. Tindak lanjut ditemukannya bukti awal penyimpangan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan.

6. Proses pengenaan dan pembatalan sanksi.

Pembuatan BAP dilakukan di lokasi proyek dan dilaksanakan secara terkoordinasi antara BKPM dan/atau PDPPM dan/atau PDKPM dan/atau Badan Pengusahaan KPBPB dan atau Administrator KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) dengan instansi Pemerintah terkait, serta ditandatangani oleh pimpinan/penananggungjawab perusahaan dan pejabat yang melakukakan pemeriksaan99.

BKPM atau PDPPM atau PDKPM atau Badan Pengusahaan KPBP atau Administrator KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) yang diterbitkannya dapat

99

mengenakan sanksi administratif kepada perusahaan yang tidak memenuhi kewajiban dan tanggung jawab sebagaimana yang dimaksud di dalam Pasal 5 dan Pasal 6 Perka BKPM 3/2012, melakukan penyimpangan terhadap perizinan dan nonperizinan penanaman modal dan ketentuan pelaksanaan pennaman modal.

Sanksi administratif dilakukan secara bertahap: 1. Peringatan tertulis;

2. Tidak dilayaninya permohonan perpanjangan jadwal pengimporan mesin dan/atau barang dan bahan;

3. Tidak dilayaninya permohonan perubahan daftar induk impor mesin, barang dan bahan;

4. Pembekuan API;

5. Rekomendasi pengurangan kuota impor mesin dan/atau barang; 6. Pembatasan kegiatan usaha;

7. Pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal; 8. Pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal100

Dan sanksi juga dapat diterapkan apabila dalam kegiatan penanamn modal terjadi pencemaran lingkungan atau keadaan lainnya yang membahayakan keselamatan masyarakat.

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN