BAB II PENDIRIAN YAYASAN OLEH ORANG ASING DALAM
B. Yayasan Asing Yang Didirikan Oleh Orang Perorangan Asing
B. Yayasan Asing Yang Didirikan Oleh Orang Perorangan Asing Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2008
33
30
Pasal 40 ayat (1) PP No 63 Tahun 2008 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Yayasan 31
Pasal 40 ayat (2) PP No 63 Tahun 2008 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Yayasan 32
Penjelasan pasal 40 PP No 63 Tahun 2008 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Yayasan
33
Pasal 69 ayat (1) Undang-Undang No 16 Tahun 2001 jo Undang-Undang No 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan
Hal ini juga telah diatur dalam Pasal 10 ayat (1) Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2008 yang isinya
menyatakan bahwa “Orang Asing atau Orang Asing bersama Orang Indonesia dapat mendirikan Yayasan sesuai dengan ketentuan dan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah ini”.34
Dengan perkembangan era teknologi informasi dan globalisasi yang tidak dapat dihindari lagi memungkinkan orang-orang untuk saling berinteraksi dengan orang-orang lain yang berada dalam wilayah yurisdiksi yang berbeda tanpa adanya pembatasan ruang dan waktu.
Ini berarti semakin memperjelas adanya kepedulian Pemerintah terhadap berdirinya Yayasan asing di Indonesia.
35
Yang termasuk pengertian orang asing dalam hal ini adalah orang perseorangan asing atau badan hukum asing
Indonesia sendiri sebagai bagian dari warga dunia tidak dapat menutup diri dari arus informasi yang datang dari luar wilayah Indonesia, demikian pula sebaliknya. Untuk beramalpun tidak dibatasi ruang dan waktu. Namun demikian kita semua tentu sepakat bahwa kedaulatan Negara dan hukum masing-masing Negara harus tetap ditegakkan
36
Yayasan yang didirikan oleh orang asing atau orang asing bersama orang Indonesia selain berlaku Peraturan Pemerintah ini berlaku juga ketentuan peraturan perundang-undangan lain.
Disamping orang asing secara individu, orang asing bersama orang Indonesia juga dapat mendirikan Yayasan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2008 ini
37
34
Pasal 10 ayat (1) Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2008 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Yayasan
35
Ari Kusumastuti Maria Suhardiadi, Hukum Yayasan Di Indonesia, (Jakarta: Indonesia Legal Centre Publishing, 2002) hal 145
36
Pasal 1 angka 5 Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2008 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Yayasan
37
Pasal 10 ayat (2) Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2008 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Yayasan
lain”, misalnya, peraturan perundang-undangan di bidang keimigrasian atau ketenagakerjaan.38
c. surat pernyataan pendiri bahwa kegiatan Yayasan yang didirikan tidak merugikan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.
Yayasan yang didirikan oleh orang perseorangan asing harus memenuhi persyaratan dokumen sebagai berikut:
a. identitas pendiri yang dibuktikan dengan paspor yang sah
b. pemisahan sebagian harta kekayaan pribadi pendiri yang dijadikan kekayaan awal Yayasan paling sedikit senilai Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) yang dibuktikan dengan surat pernyataan pendiri mengenai keabsahan harta kekayaan tersebut; dan
39
Kepentingan nasional sebagai kepentingan seluruh rakyat Indonesia juga harus diutamakan, hal ini dapat dilihat dari Yayasan yang didirikan oleh orang asing atau orang asing bersama orang Indonesia, salah satu anggota Pengurus yang menjabat sebagai ketua, sekretaris, atau bendahara wajib dijabat oleh warga Negara Indonesia.40 Selain itu anggota Pengurus Yayasan yang didirikan oleh orang asing atau orang asing bersama orang Indonesia wajib bertempat tinggal di Indonesia.41
38
Penjelasan pasal 10 Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2008 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Yayasan
39
Pasal 11 Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2008 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Yayasan
40
Pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2008 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Yayasan
41
Pasal 12 ayat (2) Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2008 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Yayasan
Anggota Pengurus Yayasan yang berkewarganegaraan asing harus pemegang izin melakukan kegiatan atau usaha di wilayah negara Republik Indonesia dan pemegang Kartu Izin Tinggal Sementara.42
1. Izin kerja
Yang dimaksud dengan "izin melakukan kegiatan atau usaha", misalnya:
2. Izin melakukan penelitian 3. Izin belajar
4. Izin melakukan kegiatan keagamaan
5. Izin usaha sesuai dengan Undang-Undang tentang Penanaman Modal.43
Sementara itu menurut Winanto Wiryomartani sebagai salah seorang notaris senior menyatakan bahwa pendirian Yayasan oleh orang asing ini dapat dilakukan, syaratnya adalah44
1. Orang asing tersebut hanya bertindak sebagai pendiri, artinya tidak melakukan tindakan pengurusan. Jadi jika orang asing tersebut bertindak selaku pendiri, maka orang tersebut dapat memilih akan bertindak sebagai Pembina Yayasan, ataukah setelah mendirikan Yayasan, orang tersebut langsung keluar dari Yayasan yang didirikannya tersebut.
:
2. Orang asing tersebut harus memiliki Kartu Ijin Tinggal Terbatas (KITAS) atau Kartu Ijin Tinggal Tetap (KITAP) di Indonesia. Yang artinya orang asing tersebut telah tinggal dalam jangka waktu yang cukup lama di Indonesia.
42
Pasal 12 ayat (3) Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2008 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Yayasan
43
Penjelasan Pasal 12 Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2008 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Yayasan
44
http:/www.irmadevita.com, “Pendirian Yayasan Oleh Orang Asing”, terakhir kali diakses tanggal 20 Oktober 2009
3. Organ Pengurus dari Yayasan yang didirikan oleh orang asing tersebut harus semuanya berstatus WNI
C. Yayasan Asing yang didirikan oleh Badan Hukum Asing berdasarkan PP No 63 Tahun 2008
Wujud badan hukum dapat berupa suatu negara, suatu daerah otonom, suatu perkumpulan orang-orang yang mempunyai anggota seperti misalnya koperasi, perseroan terbatas (PT), wakaf dan lain-lain45
Jadi tegasnya bukan hanya manusia saja yang dapat menjadi pendukung hak dan kewajiban karena realitanya dalam hukum masih dan lagi pendukung hak dan kewajiban yang lain dari manusia alamiah yaitu apa yang dikenal dengan nama badan hukum.
Dari uraian di atas perlu kiranya diperjelas pengertian tentang badan hukum ini. Untuk memperjelas pengertian tentang badan hukum ini maka perlu dikemukakan pertanyaan apa badan hukum itu. Dan untuk menjawab pertanyaan apa badan hukum itu maka hal ini menyangkut masalah teori hukum. Ada yang menjawab bahwa badan hukum itu adalah suatu badan yang menjadi pendukung hak dan kewajiban. Dan di dalam pergaulan hukum di kenal dua subjek hukum yaitu manusia dan badan hukum.
46
45
Abdul Muis, Yayasan Sebagai Wadah Kegiatan Masyarakat, (Medan: USU,1991), hal 18 46
Ibid
Pendapat sarjana van der Griten mengatakan bahwa badan hukum itu merupakan suatu
organisasi yang sebagai suatu kesatuan mengambil bagian dalam lalu lintas masyarakat tanpa terikat kepada perorangannya 47
Soebekti mengatakan bahwa badan hukum adalah suatu perkumpulan/organisasi yang oleh hukum diperlakukan seperti seorang manusia yaitu sebagai pengemban hak-hak dan kewajiban-kewajiban, dapat memiliki kekayaan, dapat menggugat dan digugat di muka pengadilan. Contoh-contoh yaitu suatu Perseroan Terbatas (PT) dan suatu Yayasan.48 Dalam kepustakaan hukum Belanda istilah badan hukum dikenal dengan sebutan “rechtpersoon” dan dalam kepustakaan common law seringkali disebut dengan istilah-istilah legal entity, juristic person, atau artificial person. Legal entity dalam kamus hukum ekonomi karya AF Elly Erawati dan JS Badudu diartikan sebagai “Badan Hukum yaitu badan atau organisasi yang oleh hukum diperlakukan sebagai subjek hukum yaitu pemegang hak dan kewajiban”. 49Dari pengertian yang diberikan tersebut di atas ada satu hal menarik yang dapat dikemukakan yaitu bahwa badan hukum merupakan penyandang hak dan kewajibannya sendiri yang memiliki suatu status yang dipersamakan dengan orang perorangan sebagai subjek hukum. Dalam pengertian sebagai penyandang hak dan kewajiban, badan hukum dapat digugat maupun menggugat di pengadilan. Hal ini membawa konsekuensi bahwa keberadaannya dan ketidakberadaannya sebagai badan hukum tidak digantungkan kepada kehendak sendiri atau anggotanya melainkan pada sesuatu yang di tentukan oleh hukum.50
47
Rudi Prasetya dan A.Oemar Wongsodiwiryo, Dasar-Dasar Hukum Persekutuan, (Surabaya: Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 1976), hal 13
48
Soebekti R.Tjitrosoedibio, Kamus Hukum,(Jakarta: Pradnya Paramita,1980), hal 15 49
Gunawan Widjaya, Suatu Panduan Komprehensif Yayasan Di Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia, 2004), hal 9
50
Ibid , hal 9
Yayasan sebagai suatu badan hukum mampu dan berhak serta berwenang untuk melakukan tindakan-tindakan perdata. Pada dasarnya keberadaan badan hukum bersifat permanen, artinya badan hukum tidak dapat dibubarkan hanya dengan persetujuan para pendiri atau anggotanya. Badan hukum hanya dapat dibubarkan jika telah dipenuhi segala ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan dalam anggaran dasarnya. Hal tersebut sama kedudukannya dengan perkumpulan yang berbentuk berbadan hukum, dimana dipandang sebagai subyek hukum karena dapat melakukan perbuatan hukum, menyandang hak dan kewajiban, dapat digugat maupun menggugat di Pengadilan.51
a. Satu orang yaitu orang Indonesia dan orang asing
Berdasarkan Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Yayasan, Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan sebagian harta harta kekayaan pendirinya sebagai kekayaan awal. Yang dimaksud dengan orang menurut penjelasan Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Yayasan adalah orang perorangan dan badan hukum dan memperhatikan Pasal 9 ayat (5) Undang-Undang Yayasan “orang” tersebut dimungkinkan sebagai orang asing atau bersama-sama orang asing. Jadi Yayasan dapat didirikan oleh :
b. Lebih dari satu orang yaitu orang-orang Indonesia dan orang-orang asing c. Satu badan hukum yaitu badan hukum Indonesia dan badan hukum asing
d. Lebih dari satu badan hukum yaitu badan hukum Indonesia dan badan-badan hukum asing52
51
http:/www.hukumonline.com, “Beda Perkumpulan Dengan Yayasan”, terakhir diakses tanggal 29 Oktober 2009
52
Ari Kusumastuti Maria Suhardiadi, Hukum Yayasan Di Indonesia, (Jakarta: Indonesia Legal Centre Publishing, 2002) hal 74
Yayasan yang didirikan oleh badan hukum asing harus memenuhi persyaratan dokumen sebagai berikut:
a. Identitas badan hukum asing pendiri Yayasan yang dibuktikan dengan keabsahan badan hukum pendiri Yayasan tersebut
b. Pemisahan sebagian harta kekayaan pendiri yang dijadikan kekayaan awal Yayasan paling sedikit senilai Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) yang dibuktikan dengan surat pernyataan Pengurus badan hukum pendiri mengenai keabsahan harta kekayaan tersebut; dan
c. Surat pernyataan dari Pengurus badan hukum yang bersangkutan bahwa kegiatan Yayasan yang didirikan tidak merugikan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.53
D. Pendirian Yayasan Berdasarkan UU No 16 Tahun 2001 jo UU No 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan
1. Akta Pendirian Yayasan
Pendirian Yayasan harus dilakukan dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia, sehingga syarat formalitas keotentisitasnya suatu akta notaris yaitu pembacaan akta notaris, penandatanganan minuta akta di wilayah kerja notaris dan dalam waktu dan tanggal tertentu mutlak harus dipenuhi dan apabila persyaratan tersebut tidak dipenuhi maka berakibat pendirian Yayasan dapat dimintakan pembatalan.54
53
Pasal 11 ayat (2) Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2008 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Yayasan
54
Ibid, hal 80
Dalam akta notaris tersebut harus dinyatakan dengan jelas pihak-pihak pendiri Yayasan serta berapa besar harta kekayaan dari para pendirinya yang akan dijadikan harta kekayaan awal Yayasan55
1. Nama dan tempat kedudukan
Akta pendirian Yayasan memuat Anggaran Dasar Yayasan dan keterangan lain yang dianggap perlu. Anggaran Dasar Yayasan memuat sekurang-kurangnya :
2. Maksud dan tujuan serta kegiatan untuk mencapai maksud dan tujuan 3. Jangka waktu pendirian
4. Jumlah kekayaaan awal yang dipisahkan dari kekayaan pribadi pendiri dalam bentuk uang dan benda
5. Cara memperoleh dan penggunaan kekayaan
6. Tata cara pengangkatan, pemberhentian, penggantian anggota Pembina, Pengurus, dan Pengawas
7. Hak dan Kewajiban anggota Pembina, Pengurus dan Pengawas 8. Tata cara menyelenggaraan rapat organ Yayasan
9. Ketentuan mengenai perubahan Angaran dasar 10.Penggabungan dan pembubaran Anggaran dasar
11.Penggunaan kekayaan sisa liquidasi atau penyaluran kekayaan Yayasan setelah pembubaran. Sedangkan keterangan lain memuat sekurang-kurangnya nama,
55
Gunawan Widjaya, Suatu Panduan Komprehensif Yayasan di Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia, 2004), hal 11
alamat, pekerjaan, Tempat Tanggal Lahir, kewarganegaraan pendiri, Pembina, Pengurus dan Pengawas Yayasan56
Akta pendirian Yayasan harus dibuat dengan akta notaris maksudnya adalah hal ini berkaitan dengan beberapa persoalan antara lain mengenai bentuk akta, pembuktian, dan kepercayaan. Akta notaris dianggap sesuai dengan asas-asas hukum dan kaidah-kaidah hukum yang berlaku karena notaris termasuk pula pejabat hukum. Berhubung tidak ada keraguan dari segi formal maupun materil dari suatu akta notaris, maka dari segi hukum pembuktian akta notaris mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna. Sebagai alat bukti yang sempurna artinya bahwa bukti tersebut harus dipercaya hakim dan tidak memerlukan alat bukti yang lainnya dan ketika Yayasan mengajukan permohonan pengesahan maupun permohonan untuk diumumkan ke dalam Berita Negara maka sebagai bukti untuk mengatakan Yayasan telah berdiri adalah akta pendirinya. Akta Pedirian harus dibuat dalam bahasa Indonesia, walaupun yang mendirikan Yayasan itu orang asing, akta pendiriannya tetap menggunakan bahasa Indonesia tidak boleh bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya. Biaya pembuatan akta pendirian dan/atau akta perubahan Anggaran Dasar Yayasan ditetapkan berdasarkan nilai ekonomis dan sosiologis sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Jabatan Notaris.57
Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian Yayasan memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM. Kewenangan menteri Hukum dan HAM dalam memberikan pengesahan akta pendirian Yayasan sebagai badan hukum
2. Pengesahan Akta Pendirian
56
Pasal 14 ayat (2) Undang-Undang No 16 Tahun 2001 jo Undang-Undang No 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan
57
Pasal 34 ayat (2) Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2008 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Yayasan
ini dilaksanakan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM atas nama Menteri Hukum dan HAM yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Yayasan. Dalam memberikan pengesahan, Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan HAM dapat meminta instansi terkait dalam hal ini adalah instansi yang membidangi masalah sosial, keagamaan dan kemanusiaan.58
Pengesahan akta pendirian Yayasan dapat dilakukan oleh pendiri atau kuasanya dengan mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri Hukum dan HAM. Pengesahan akta pendirian tersebut diberikan dalam waktu paling lama 30 hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap oleh Menteri Hukum dan HAM. Dalam hal diperlukan pertimbangan dari instansi terkait, maka keputusan diberikan atau tidak diberikannya pengesahan akta pendirian Yayasan, harus dibuat dalam jangka waktu Paling lambat 14 hari terhitung sejak tanggal jawaban permintaan pertimbangan diterima dari instansi terkait. Dalam hal tidak diterima jawaban maka jangka waktu dihitung setelah lewat 30 hari terhitung sejak tanggal jawaban permintaan pertimbangan kepada instansi terkait dikirimkan.
Pengesahan akta pendirian itu merupakan kewajiban hukum bagi pendiri Yayasan. Tanpa adanya pengesahan, bukan suatu badan hukum Yayasan namanya. Karena yang disebut dengan Yayasan sesuai dengan pengertian Undang-Undang Yayasan adalah mutlak Badan Hukum. Oleh karena itu tidak ada alasan sama sekali bagi pendiri untuk tidak mengajukan permohonan pengesahan akta pendirian kepada Menteri
59 58 Ibid, hal 13 59 Ibid , hal 14
Jika pendiri Yayasan melakukan perbuatan hukum sebelum pengesahan, Undang-Undang Yayasan tidak membebani tanggung jawab kepada pendiri melainkan hanya membebankan kepada Pengurus secara tanggung renteng jika
melakukan perbuatan hukum karena dengan belum disahkannya akta pendirian Yayasan, berarti ketentuan tentang cara pengangkatan Pengurus yang diatur dalam akta pendirian belum sah. Sehingga sebaliknya dalam Yayasan jangan mengangkat Pengurus lebih dahulu termasuk mengangkat anggota Pembina dan Pengawas menunggu sampai dengan pengesahan itu diberitahukan oleh Menteri Hukum dan HAM. Dalam hal permohonan pengesahan akta pendiriaan Yayasan ditolak, Menteri Huku m dan HAM wajib memberitahukannya secara tertulis, disertai dengan alasannya, kepada pemohon mengenai penolakan pengesahan tersebut. Undang-Undang Yayasan membatasi alasan yang dapat dipergunakan sebagai alasan penolakan yaitu hanya sebatas bahwa permohonan yang diajukan tidak sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Yayasan ini dan atau peraturan pelaksanannya60
Biaya pengesahan akta pendirian, biaya persetujuan perubahan Anggaran Dasar, biaya penerimaan pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar, dan pengumumannya dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak.
61
Akta pendirian yang telah disahkan sebagai badan hukum, wajib diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI dan.diajukan permohonannya oleh Pengurus Yayasan atau kuasanya kepada Kantor Percetakan Negara Republik Indonesia dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal akta pendirian Yayasan yang disahkan atau perubahan Anggaran Dasar yang disetujui.
62
60
Gatot Supramono, Hukum Yayasan di Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) hal 41 61
Pasal 35 Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2008 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Yayasan
62
Ibid, hal 45
Yayasan sebagai badan hukum dalam pendiriannya perlu memberikan nama kepada Yayasan yang didirikannya. Dengan memberikan nama kepada sebuah Yayasan, maka terutama kepada masyarakat dapat mengetahui atau membedakan antara Yayasan yang satu dengan Yayasan yang lain
Nama Yayasan harus didahului dengan kata Yayasan, dan Yayasan tidak boleh memakai nama yang :
a. Telah dipakai secara sah oleh Yayasan lain atau
b. Bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan63
Nama Yayasan dari Yayasan yang telah berakhir status badan hukumnya harus diberitahukan kepada Menteri untuk dihapus dari Daftar Yayasan oleh likuidator, kurator, atau Pengurus Yayasan.64
a. Sama (dalam pengucapan atau tulisan) atau mirip dengan nama Yayasan yang permohonan persetujuan pemakainnya telah diterima lebih dahulu
Selain itu secara umum dapat dikatakan bahwa pemakaian nama dibawah ini tidak akan diterima:
b. Sama atau mirip dengan merek, kecuali ada izin dari pemilik merek terkenal tersebut
c. Dapat memberikan kesan adanya kaitan antara Yayasan dengan suatu lembaga pemerintah, lembaga yang dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan atau lembaga internasional, kecuali ada izin dari yang bersangkutan
d. Hanya terdiri dari angka atau rangkaian angka
63
Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang No 16 Tahun 2001 jo Undang-Undang No 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan
64
Pasal 2 ayat (3) Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2008 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Yayasan
e. Hanya terdiri dari huruf atau rangkaian huruf yang tidak membentuk kata f. Menunjukkan maksud dan tujuan Yayasan kecuali ada tambahan lain atau g. Tidak sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Yayasan h. Hanya merupakan nama suatu tempat
i. Ditambah kata dan atau singkatan kata yang mempunyai arti sebagai Yayasan, persekutuan perdata atau jenis-jenis badan hukum lainnya65
Untuk dapat mengatakan bahwa sesuatu nama itu bertentangan dengan ketertiban umum misalnya nama Yayasan yang dapat menyinggung perasaan orang banyak atau menimbulkan kemarahan masyarakat seperti kata-kata yang sifatnya merendahkan martabat bangsa dan Negara, melecehkan suku agama dn ras. Sedangkan nama Yayasan yang bertentangan dengan kesusilaan, misalnya nama itu menyangkut soal kemaluan, hubungan seks dan lain-lain66
Pemakaian nama Yayasan harus diajukan kepada Menteri Hukum dan HAM dalam suatu permohonan guna mendapat persetujuan. Untuk mengetahui dapat tidaknya suatu nama dipakai oleh Yayasan, maka sudah selayaknya jika persetujuan pemakaian nama Yayasan dapat diajukan lebih dahulu secara terpisah dari permohonan pengesahan akta pendirian atau permohonan persetujuan akta perubahan anggaran dasar Yayasan.
67
65
Gunawan Widjaya, Op cit , hal 17 66
Gatot Supramono, Op cit, hal 54 67
Gunawan Widjaya, Loc cit
Menteri Hukum dan HAM dapat mengawasi pemakaian nama yang sama dengan nama Yayasan yang telah disahkan akta pendiriannya, oleh karena itu Menteri dapat menolak memberi pengesahan. Jika ternyata terdapat nama yang sama dan akta pendiriannya memperoleh pengesahan, maka jalan keluarnya nama yang telah disahkan lebih dahulu yang mempunyai kekuatan hukum. Yayasan yang memakai nama terlebih dahulu dapat
mengajukan pembatalan pemakaian nama Yayasan yang sama ke Pengadilan Negeri setempat Yayasan tersebut bertempat tinggal. Selanjutnya untuk dapat menyatakan bahwa suatu nama Yayasan itu bertentangan dengan ketertiban umum misalnya nama Yayasan yang dapat menyinggung perasaan orang banyak atau menimbulkan kemarahan masyarakat seperti kata-kata yang sifatnya merendahkan martabat bangsa dan Negara, melecehkan suku, agama dan ras. Sedangkan nama Yayasan yang bertentangan dengan kesusilaan, misalnya nama itu meyangkut soal kemaluan, hubungan seks dan lain-lain. Berhubung nama Yayasan itu tercantum dalam akta pendirian Yayasan dan diajukan oleh pendiri untuk memperoleh pengesahan, maka Menteri Hukum dan HAM selaku pejabat yang memberikan pengesahan, dapat menolak permohonan tersebut. Dalam proses ini Menteri dapat bertindak melakukan pengawasan langsung terhadap pemakaian nama Yayasan melalui jalur pengesahan
4.Jangka Waktu Berdirinya Yayasan
Yayasan dapat didirikan untuk jangka waktu tertentu atau tidak tertentu yang diatur dalam anggara dasar. Dalam hal Yayasan didirikan untuk jangka waktu tertentu pengurus dapat mengajukan perpanjangan jangka waktu pendirian kepada Menteri Hukum dan HAM, paling lambat satu tahun sebelum berakhirnya jangka waktu pendirian Yayasan. 68
Waktu minimal satu tahun tersebut agar perpanjangan itu dapat selesai prosesnya sebelum jangka waktu Yayasan berakhir. Jangan sampai terjadi jangka waktu pendirian Yayasan sudah habis, sementara perpanjangan masih diproses. Secara yuridis Yayasan dapat kehilangan status badan hukumnya. Mengenai jangka waktu Yayasan yang tidak
68
Pasal 16 Undang-Undang No 16 Tahun 2001 jo Undang-Undang No 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan
tertentu Yayasan dapat berdiri sepanjang masa walaupun telah berganti-ganti personel organnya. Sepanjang organnya menghendaki demikian, dpat berjalan terus. Baru akan berakhir jika seluruh organ menghendaki Yayasan bubar dan dilakukan dengan jalan pembubaran69
Hakekat dari Pendirian Yayasan bukanlah mencari keuntungan bagi pendiri atau