• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerja Aparatur Disbudparpora Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi Prvinsi Riau dalam Menyampaikan Informasi Pacu Jalur pada Masyarakat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kerja Aparatur Disbudparpora Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi Prvinsi Riau dalam Menyampaikan Informasi Pacu Jalur pada Masyarakat"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

Kinerja Aparatur Disbudparpora Permerintah Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau Dalam Menyampaikan Informasi Pacu jalur pada

masyarakat

LAPORAN KKL

Diajukan sebagai Laporan Kuliah Kerja Lapangan di

Disbudparpora Permerintah Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau Pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Komputer Indonesia

Disusun Oleh :

RIZKY ADILLAH NIM: 41709034

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN BANDUNG

(2)
(3)
(4)
(5)

53

Lampiran 4 Riwayat Hidup

1. Identitas Diri

a. Nama Penulis : Rizky Adillah

b. Tempat danTanggal Lahir : Pekanbaru, 24 Maret 1991 c. Status Perkawinan : Belum Nikah

d. Nama Ayah : Mas’ud

e. Pekerjaan Ayah : PNS

f. Nama Ibu : Anidar

g. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

i Alamat Orang Tua : Jl. H. Imam Munandar Gg. Sadar No 89 Pekanbaru Riau

2. Pendidikan Formal

a. SDN 005 Pekanbaru : 1998 s/d 1999 b.. SMPN 10 Pekanbaru : 2004 s/d 2007 c.

d.

SMA PGRI Pekanbaru SMA HANDAYANI Pekanbaru

(6)

54 e. Perguruan Tinggi UNIKOM

Jurusan Ilmu Pemerintahan : 2009 s/d Sekarang

3. Pendidikan Non Formal

a.

b.

c.

d.

Seminar e-KTP Gunan meningkatkan pelayanan publik oleh Prodi ilmu Pemerintahan 2012 Yamaha music school Sekolah Musik .

PSPS Pekanbaru U-15 Sepak bola

PRAPON Riau 2011 Sepak bola

: Bersertifikat

: tidak bersertifikat

: tidak bersertifikat

: tidak bersertifikat

Penulis

(7)
(8)

v

1.1 Latar Belakang Masalah... 1.2 Kegunaan Laporan KKL... 1.3 Metode KKL...

1.3.1 Teknik Pengumpulan Data ... 1.4 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan KKL……….…………...

1.4.1 Gambaran Umum Kab. Kuansing Dan Letak Geografis Kab. Kuansing... 1.4.1.2 Kepadatan Penduduk... 1.4.2 Visi Dan Misi Kab. Kuansing...

1.4.2.1 Susunan oraganisasi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga terdir dari... 1.4.2.2 Stuktur Organisasi Dinas Budaya , Pariwisata , Pemuda

dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi……….. 1.4.2.3 Pacu Jalur………..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kinerja... 2.2 Pengertian Aparatur... 2.3 Kinerja Aparatur... 2.4 Indikator Kinerja Aparatur………..

(9)

vi

BAB III HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Kegiatan KKL... 3.2 Pembahasan KKL... BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan... 4.2 Saran... DAFTAR PUSTAKA……….…….

LAMPIRAN-LAMPIRAN………..

28 31

(10)

vii

DAFTAR TABEL

(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Peta Kab. Kuansing………

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Dispubparpora Kab. Kuansing ……….. Gambar 1.3 Gambar Pacu Jalur ………

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Form Aktivitas Harian KKL Di Disbudparpora Kab. Kuansing

Lampiran 2 Surat Perizinan KKL di Disbudparpora Kab. Kuansing …… Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan KKL..……….. Lampiran 4 Berit Acara Bimbingan………... Lampiran 5 Riwayat Hidup ………..………..………..

(13)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke Khadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan kekuatan sehingga saya dapat menyelesaikan tanggung jawab untuk menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini, serta shalawat dan salam senantiasa terlimpah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Pada Laporan KKL ini saya sebagai mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP Unikom menyusun dan menulis laporan hasil pelaksanaan KKL yang sudah lakukan selama sebulan di salah satu instansi pemerintahan daerah, tepat nya di Kantor Dinas Budaya ,Pariwisata Pemuda Dan Olahraga . Dengan mengambil judul Kinerja Aparatur Dinas Budaya ,Pariwisata Pemuda Dan Olahraga Dalam Menyampaikan Informasi Pacu jalur Kab. Kuantan Singingi , saya mendapat banyak pelajaran dan pengalaman baru selama pelaksanaan KKL di instansi tersebut, saya menjadi mengetahui bagaimana kerja di salah satu Instansi Pemerintahan.Penyusunan Laporan KKL ini, dimaksudkan sebagai salah satu kewajiban untuk menyelesaikan perkuliahan di program studi Ilmu Pemerintahan pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

Saya menemukan banyak kesulitan yang dirasakan tapi berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak saya dapat menyelesaikan penyusunan. Saya menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada kedua orang tua tercinta yang telah memberikan kasih sayang dan selalu mendoakan saya dan memberikan motivasi untuk menyelesaikan penyusunan Laporan KKL ini.

Saya juga sampaikan terimakasih yang tidak terhingga kepada yang terhormat :

1 Nia Karniawati, S.IP.,M.Si Selaku Ketua Program studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unikom.

(14)

iv

3 Maifadal Muin S.Sos. MM Selaku Kepala Dinas Budaya ,Pariwisata Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi.

4 Edwar, S.Sos. M.Si Selaku Pembimbing instansi KKL di Kantor Dinas Budaya ,Pariwisata Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi.

5 Semua pihak yang telah mendukung dan membantu, semoga menjadi amal baik di hari nanti.

Saya menyadari masih adanya kelemahan dan kekurangan serta keterbatasan dalam penyusunan Laporan KKL ini. Akhir kata saya berharap semoga Laporan KKL ini dapat berguna bagi saya pada khusus nya dan pembaca pada umumnya.

Bandung, 2012

(15)
(16)

45

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan (2001) Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif. Yogyakarta:Gajah Mada Press.

Burhan Metode Deskriftip : (Burhan bungin,2001:124). Metode penelitian kualitatif (Sugiono,2005:1)

Handoko, T. Hani (2003) Aparatur Negara (Edisi 2). BPFE-Yogyakarta Sedarmayanti (1995) Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja.

Bandung:Ilham jaya.

Sugiono (2005) Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta. Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta :Andi Offset

Wahab, Solichin Abdul. 2005. Analisis Kebijaksanaan:Dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Wahyono, Teguh. 2004. Sistem Informasi:Konsep Dasar, Analisis Desain dan Implementasi. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Mahmudi Manajemen Kinerja Sektor Publik (Mahmudi, 2005:92).

H.A.S. Moenir Manajemen Umum di Indonesia (dalam Moenir, 2006:166). Zainun, Buchari. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia. Jakarta:

Gunung Agung.

2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia : Teori Aplikasi dan Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

Winarsih, Atik Septi & Ratminto. 2005. Manajemen Pelayanan : Pengembangan Model Konseptual, Penerapan Citizens Charter dan Standar Pelayanan Minimal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Surjadi, H. 2009. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. Malang : Refika Aditama

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:CV.Alfabeta.

(17)

46

Dokumen-dokumen

1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Tanggerang: Ramdina Prakarsa.

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. Jakarta: Asa Mandiri.

3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 23 Tahun 2001 Tentang Organisasi dan Tata Cara Kerja Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Rujukan Elektronik

http:/ /disbudparpora.kuansing.go.id/

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan globalisasi di negara Indonesia sangatlah cepat terutama di bidang teknologi informasi.Teknologi informasi merupakan suatu acuan bagi Negara Indonesia dalam menghadapi era globalisasi. Perkembangan teknologi yang ada di suatu Pemerintahan disebut dengan e-Government. Pemerintah memfokuskan diri pada teknologi, khususnya pengembangan e-Government yang diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada semua pihak, baik Pemerintah maupun masyarakat pada umumnya. Kebutuhan masyarakat yang semakin banyak dan serba cepat menuntut Pemerintah untuk lebih meningkatkan kinerja aparaturnya sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat. Lemahnya pelayanan aparatur pemerintah, menjadi salah satu penyebab tidak optimalnya fungsi pelayanan kepada masyarakat. Kebiasaan yang akhirnya menjadi budaya negatif, berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh aparatur pemerintah sehingga kurang dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Tuntutan masyarakat terhadap transparasi penyelenggaraan pembangunan semakin tinggi, terlebih lagi pasca reformasi sejak tahun 1997.Akuntabilitas dan transparasi memangharus dimiliki oleh setiap penyelenggara pembangunan. Bentuk tuntutan tentang akuntabilitas dan transparasi dalam organisasi adalah kualitas kinerja pelayanan public karena misiorganisasi pemerintah adalah member pelayanan terbaik kepada masyarakat.

(19)

2

berkomunikasi secara langsung kepada siapapun yang dikehendaki tanpa dibutuhkan perantara apapun.

Pesatnya perkembangan sistem informasi menuntut kita harus selalu mengikuti trend sistem informasi sekarang dan masa yang akan datang. Salah satu implikasi nyata yang dirasakan dari percepatan tersebut saat ini adalah munculnya berbagai bidang baru yang menuntut penguasaan teknologi informasi didalamnya.

Sistem Informasi yang berkembang pesat sekarang ini sangat mempengaruhi bagaimana pemerintah dimasa modern harus bersikap dalam melayani masyarakatnya. Inilah alasan lain mengapa di Disbuparpora kuantan singingi provinsi Riau dipaksa untuk mulai mengkaji fenomena yang ada agar yang bersangkutan dapat secara benar dan efektif mereposisikan peranan dalam melayani masyarakat.

Dunia informasi merupakan suatu fenomena didalam kehidupan baik di Disbuparpora Kuantan Singingi Provinsi Riau maupun dilingkungan masyarakat. Hal ini karena semakin majunya suatu negara atau daerah maka harus semakin efektif pelayanan sistem informasi baik dari segi sektor ekonomi , politik, perdagangan , budaya maupun sosial, oleh sebab itu, di dinas Pariwisata Kuantan singingi provinsi Riau dalam meningkatakan kualitas kinerjanya dituntut untuk lebih efektif dan efesien, sehingga pelayanan kepada masyarakat lebih cepat dan trasparansi .

Kinerja di Disbuparpora provinsi Riau pun hendaknya ditingkatkan melalui suatu media teknologi yang semakin maju, ini dapat menunjang kinerja lebih efektif dan efesien sehingga terciptanya good governance. Banyak media informasi dan teknologi yang dapat dipergunakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Riau dalam meningkatkan kualitas kinerja pegawai.

Disbuparpora Provinsi Riau dalam mengembangkan potensi yang dimiliki baik dari sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Perlu didukung dengan penggunaan teknologi dan informasi yang lebih kompetitif dalam menjalankan roda pemerintahan.

(20)

3

setiap orang, tetapi digunakan untuk mendapatkan informasi dengan cepat, lengkap dan akurat. Perkembangan sistem informasi memberi dampak pada bidang pelayanan dan penyampaian informasi dari dinas Disbudparpora provinsi Riau kepada masyarakat.

Website merupakan salah satu media yang saat ini banyak digunakan dalam penyampaian informasi disuatu negara, kota, kantor maupun sarana pribadi. Perkembangan website yang semakin lama semakin maju dan diperluas pemanfaatannya sebagai media komunikasi jarak jauh baik secara langsung maupun tidak langsung yang cepat dan dinamis.

Fasilitas-fasiltas, tampilan website yang dinamis, data-data yang lengkap terutama informasi yang berhubungan dengan Disbudparpora provinsi Riau khususnya informasi yang ditampilkan dalam web site menjadi media penyampaian informasi dan promosi mengenai keunggulan di Dinas Pariwisata Provinsi Riau.

(21)

4

1.2 Kegunaan KKL

Hasil kegunaan penulisan ini diharapkan memiliki kegunaan yang bersifat teoritis dan praktis, sebagai berikut :

1. Guna teoritis, dalam rangka mengembangkan konsep-konsep atau teori-teori melalui penulisan ke lapangan. Dimana dalam penulisan ini, diharapkan akan memberikan sumbangan ilmu serta dapat dijadikan bahan tinjauan awal untuk melakukan penulisan serupa dimasa yang akan datang. 2. Guna praktis, diharapkan penulisan ini dapat bermanfaat dalam

meningkatkan efektivitas kinerja pegawai di Dinas Pariwisata Kab. Kuantan Singingi Provinsi Riau, khususnya dibidang informasi pacu jalur dalam memberikan pelayanan informasi secara efektif dan efesien.

1.3. Metode KKL

Sesuai dengan masalah yang ditulis pada laporan KKL ini, khususnya yang berhubungan dengan yang terjadi sekarang, maka dasar-dasar yang digunakan adalah dengan mencari kebenaran dalam penulisan berdasarkan suatu metode. Metode tersebut dapat lebih mengarahkan penyusun dalam melakukan penulisan dan pengamatan secara benar.

Pada penulisan KKL ini penulis menggunakan metode deskriftif . Pengertian metode deskriftif adalah :

”Penelitian yang menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variable yang timbul dimasyarakat yang menjadi permasalahannya itu, kemudian menarik kepermukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variable tertentu. Penelitian deskriftif dapat bertipe kualitatif dan kuantitatif sedangkan yang bertipe kualitatif adalah data diungkapkan dalam bentuk kata-kata atau kalimat serta uraian-uraian”. (Burhan bungin,2001:124).

(22)

5

dengan keadaan yang sebenarnya berdasarkan bukti-bukti yang ada untuk dianalisa dan interpretasi terhadap data tersebut.

1.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Penulis menggunakan berbagai macam data, untuk memperjelas usulan penelitian, data diperoleh melalui teknik pengumpulan data sebagai berikut : a) Observasi

Penulis menggunakan teknik pengumpulan data secara observasi yaitu menulis, melihat langsung kelapangan dengan pengamatan dan mencatat terhadap gejala-gejala yang berhubungan dengan informasi pacu jalur dalam menunjang efektivitas kinerja pegawai di Dinas Pariwisata Kab. Kuantan Singingi Provinsi Riau .

b) Studi Pustaka

Penggunaan studi pustaka sangat dibutuhkan penulis untuk menambah wawasan berkenaan dengan teori-teori yang digunakan. Studi pustaka merupakan pengambilan data berupa referensi berdasarkan buku yang berkaitan dengan e-government, sistem informasi Kepegawaian dan kinerja kepegawaian. Studi pustaka inididapat dari buku, artikel dan dokumentasi untuk dikumpulkan sebagai teori yang dijadikan landasan dalam menyusun usulan penelitian.

C) Metode dokumentasi

(23)

6

1.4 Lokasi dan Waktu KKL

1.4.1 Gambaran Umum dan Letak Geografis Kab.Kuansing Provinsi Riau

Gambar 1.1

(Peta Kab. Kuansing)

Sumber :

http://www.google.co.id/imgres?q=peta+kuansing&um=1&hl=en&biw=1360& bih=705&tbm=isch&tbnid=aOb9C_kGzuKjCM:&imgrefurl=http://www.kuansi

ng.go.id/profil/sekilas-kuantan-singingi/gambaran-um

(24)

7

Lintang Selatan dan 1010 02 - 1010 55 Bujur Timur.Adapun batas-batas Kabupaten Kuantan Singingi adalah:

Sebelah Utara dengan Kabupaten Kampar dan PelalawanSebelah Selatan dengan Propinsi JambiSebelah Barat dengan Propinsi Sumatera BaratSebelah Timur dengan Kabupaten Indragiri Hulu

Dilihat dari batas – batas kabupaten yang langsung berbatasan dengan 2 (dua) Propinsi yaitu Propinsi Jambi dan Sumatera Barat . Hal ini dapat memberikan keuntungan bagi Kabupaten Kuantan Singingi apabila dapat memanfaatkan peluang yang ada.

1.4.1 Kepadatan Penduduk

Kabupaten Kuantan Singingi dibagi kedalam 12 kecamatan, 11 kelurahan dan 198 desa. Jumlah penduduk Kuantan Singingi berdasarkan sensus penduduk tahun 2006 adalah 249.606 jiwa dengan rata-rata kepadatan penduduk adalah 47,98 jiwa/km².

1.4.2 Visi dan Misi Kabupaten KuantanSingingi Tahun 2011-2016

VISI :

“Terwujudnya Kabupaten Kuantan Singingi yang bersih , efektif ,religious ,cepat ,aman , harmonis, agamis, berbudaya dan sejahtera”

(KUANSING BERCAHAYA) MISI :

1. Peningkatan upaya pemerintahan yang bersih sebagai langkah mewujudkan terciptanya pemerintahan yang baik di kabupaten kuantan singing

2. Mengefektifkan dan mengoptimalkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat kabupaten kuantan singingi.

(25)

8

4. Membangun hubungan yang harmonis sekaligus meningkatkan respondan kepekaan aparat pemerintah kabupaten kuantan singing terhadap lapisan masyarakat.

5. Meningkatkan keamanan dan ketertiban, menciptakan iklim yang kondusif bagi investor dalam menjalankan usahanya di kabupaten kuantan singingi, 6. Penanggulangan kemiskinan dan kesenjangan dalam masyarakat antar

penduduk maupun antar wilayah.

7. Peningkatan pembangunan infrastruktur yang memadai.

8. Peningkatan pemanfaatan sumberdaya alam melalui optimalisasi agrobisnis dan agroindustri dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan sekitar secara berkesinambungan

9. Peningkatan implementasi desentralisasi dan otonomi di daerah melalui reformasi birokrasi dan peningkatan pelayananpublik .

10. Meningkatkan stabilitas kerukunan beragama dan melestarikan adat serta budaya daerah danbudaya nasional di lingkungan masyarakat kabupaten kuantan singingi.. 3 Bidang Kbudayaan ,membawahkan :

Seksi Pengembangan Kebudayaan :

Seksi Pengajian Sejarah ,Museum dan Nilai Tradisional; Seksi Kesenian;

4 Bidang Pariwisata ,membawahkan:

Seksi pengembangan Objek dan Aktifitas Wisata; Seksi Promosi dan Pemasaran Wisata;

Seksi Sarana dan Prasarana Wisata;

5 Bidang pemuda dan Olahraga ,membawahkan: Seksi Pembinaan Generasi Muda ;

Seksi Pembinaan Olahraga; Seksi Sarana dan Prasarana

(26)

9

Kepala Dinas

Dinas merupakan unsur pelaksana otonomi daerah, dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretariat Daerah .

1 Kepala Dinas mempunyai tugas merencanakan ,memimpin ,mengkoordinasikan ,membina ,mengawasi, dan mengendalikan serta mengevaluasi pelaksanaan urusan pemerintahaan bidang Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga.

2 Kepala Dinas dan Melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi.

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga.

b. Penyusunan rencana program dan anggaran di bidang kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga.

c. Pengkoordinasian pelaksanaan tugasdibidang Kebudayaan, Pariwisata , Pemuda dan Olahraga.

d. Pemberian kajian teknis perizinan dan/atau Rekomendasi;

e. Pengelolaan urusan kesekretariatan Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda dan Olahraga.

f. Pembinaan, Pemantauan,Pengawasan,dan Pengendalian serta monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan pelaksanaan tugas Dinas Kebudayaan , Pariwisata , Pemudadan Olahraga;

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

3 Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), di bantu oleh Sekretaris dan Kepala Bidang.

4 Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri dari: a. Bidang Kebudayaan;

b. Bidang Pariwisata;

c. Bidang Pemuda dan Oahraga. Seketariat

1. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab Kepada Kepala Dinas.

(27)

10

Pengendalian serta Evaluasi Penyusunan program dan anggaran , ketatausahaan , pembinaan kepegawaian, rumah tangga dan perlengkapan, Ke humasan, serta Keuangan.

3. Sekretaris dalam melaksanakan tugas sebagaimana di maksud pada ayat (2) , menyelenggarakan fungsi:

a. Pengelolaan Data;

b. Penyusunan Program dan anggaran bidang program, umum dan keuangan; c. Pengkoordinasian penyusunan program dan anggaran Dinas Kebudayaan,

Pariwisata, Pemuda dan Olahraga; d. Penyelenggaraan Ketatausahaan; e. Pembinaan Kepegawaian;

f. Pengelolaan Sarana dan Prasarana;

g. Penyelenggarakan urusan rumah tangga dan perjalanan Dinas; h. Penyelenggaraan fungsi Kehumasan;

i. Pengelolaan Keuangan;

j. Pengkoordinasian dan Pelaksanaan monitoring, Evaluasi dan pelaporan ; k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

bidang dan fungsinya.

4. Sekretaris dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) , mempunyai tugas melaksanakan analisa/kajian terhadap bahan yang di ajukan oleh bawahan sebagai bahan penetapan oleh pimpinan maupun terhadap bahan-bahan atau perintah yang diberikan oleh atasan untuk dapat dijabarkan dan sebagai pedoman oleh bawahan dalam melaksanakan tugas.

5. Sekretaris dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dibantu oleh Sub Bagian.

6. Sub Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat(5) terdiri dari : a. Sub Bagian Program

(28)

11

1.4.2.2 Stuktur Organisasi Dinas Kebudaya , Pariwisata , Pemuda dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi

Struktur organisasi diperlukan dalam memberikan kemudahan dan memberikan kejelasan dalam bentuk kerangka mengenai gambar berbagai hubungan kerja antara aparatur dinas Disbudparpora Kab. Kuantan singing Provinsi Riau serta menentukan tanggung jawabnya masing-masing anggota dalam suatu wadah organisasi. Berikut struktur organisasi Disbudparpora Kab.Kuantan Singingi Provinsi Riau

Gambar 1.2 StrukturOrganisasi

Sumber :

(29)

12

1.4.2.3 Pacu Jalur

Di awal abad ke-17, jalur merupakan alat transportasi utama warga desa di Rantau Kuantan, yakni daerah di sepanjang Sungai Kuantan yang terletak antara Kecamatan Hulu Kuantan di bagian hulu hingga Kecamatan Cerenti di hilir. Saat itu memang belum berkembang transportasi darat. Akibatnya jalur itu benar-benar digunakan sebagai alat angkut penting bagi warga desa, terutama digunakan sebagai alat angkut hasil bumi, seperti pisang dan tebu, serta berfungsi untuk mengangkut sekitar 40 orang.Kemudian muncul jalur-jalur yang diberi ukiran indah, seperti ukiran kepala ular, buaya, atau harimau, baik di bagian lambung maupun selembayung-nya, ditambah lagi dengan perlengkapan payung, tali-temali, selendang, tiang tengah (gulang-gulang) serta lambai-lambai (tempat juru mudi berdiri). Perubahan tersebut sekaligus menandai perkembangan fungsi jalur menjadi tidak sekadar alat angkut, namun juga menunjukkan identitas sosial. Sebab, hanya penguasa wilayah, bangsawan, dan datuk-datuk saja yang mengendarai jalur berhias itu. Baru pada 100 tahun kemudian, warga melihat sisi lain yang membuat keberadaan jalur itu menjadi semakin menarik, yakni dengan digelarnya acara lomba adu kecepatan antarjalur yang hingga saat ini dikenal dengan nama Pacu Jalur. Pada awalnya, pacu jalurdiselenggarakan di kampung- kampung di sepanjang Sungai Kuantan untuk memperingati hari besar Islam.

(30)

13

Gambar1.3 PacuJalur

Sumber :

http://www.google.co.id/imgres?q=pacu+jalur&um=1&hl=en&sa=N&biw=136 0&bih=705&tbm=isch&tbnid=rscD2C8Y5PRn8M:&imgrefurl=http://aditsi1.blo

(31)

14

1.4.3 Jadwal Penelitian

Dalam menyusun laporan KKL ini penulis melaksanakan selama 10 bulan, mulai dari observasi lokasi KKL sampai seminar KKL seperti pada tabel berikut :

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

Waktu Kegiatan

Tahun 2012

Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Observasi Lokasi KKL

Pengajuan Judul KKL Penyusunan Usulan KKL Pengajuan Surat ke Tempat KKL

Pelaksanaan KKL Bimbingan KKL

(32)

15 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja

Kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Sementara itu kinerja sebagai kata benda mengandung arti “Thing done” (suatu hasil yang telah dikerjakan). Menurut Simamora (2002:423) Kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, performance atau job performance tetapi dalam bahasa Inggrisnya sering disingkat menjadi performance saja. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga prestasi kerja. Kinerja atau prestasi kerja (performance) diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu. Prestasi kerja (performance) diartikan sebagai suatu pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari output yang dihasilkan baik kuantitas maupun mutunya.

Pengertian di atas menyoroti kinerja berdasarkan hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan pekerjaan. Sejalan dengan Sedarmayanti dalam bukunya yang berjudul Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja mendefinisikan Kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, unjuk kerja atau penampilan kerja. (Sedarmayanti, 2001:50). Sedangkan berdasarkan Pendapat Prawirosentono Kinerja adalah :

“Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika”. (Prawirosentono, 2008:2).

(33)

16

bersangkutan secara legal, tida melanggar hukum, dan sesuai dengan moral dan etika.

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi tersebut

(Bastian,2001:329).

Hasil kerja yang dicapai oleh seorang aparatur, yang menjalankan tugas penuh tanggung jawab, dapat mempermudah arah penataan organisasi pemerintahan. Akibatnya akan tercapai peningkatan kinerja yang efektif dan efisien. Kinerja dalam sebuah organisasi merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam menjalankan tugas organisasi, baik itu dalam lembaga pemerintahan maupun swasta. Kinerja berasal dari bahasa job performance atau actual perpormance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang atau suatu institusi). Kinerja merupakan terjemahan dari kata performance (Job Performance), secara etimologis performance berasal dari kata to perform yang berarti menampilkan atau melaksanakan. Wibowo mengatakan bahwa:

Pengertian performance sering diartikan sebagai kinerja, hasil kerja/prestasi kerja. Kinerja mempunyai makna lebih luas, bukan hanya menyatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan tersebut.

Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi” ( Wibowo, 2007:7).

Pegawai adalah orang yang melakukan pekerjaan dengan mendapatkan imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan dari pemerintah. Unsur manusia sebagai pegawai maka tujuan badan (wadah yang telah ditentukan) kemungkinan besar akan tercapai sebagaimana yang diharapkan. Pegawai inilah yang mengerjakan segala pekerjaan atau kegiatan-kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.

(34)

17

menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi. Sedangkan Handoko (1992:785) mendefinisikan penilaian kinerja atau prestasi kerja (performance appraisal) adalah proses suatu organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi aparatur. Kegiatan ini dapat mempengaruhi keputusan- keputusan pimpinan dan memberikan umpan balik kepada para aparatur tentang pelaksanaan kerja mereka. Pengertian lain menurut Maluyu S.P. Hasibuan bahwa:

“Kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu” (Hasibuan, 2001:34)

Pengertian kinerja menurut Hasibuan di atas bahwa untuk mencapai sebuah kinerja, seorang aparatur harus memiliki kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu agar dapat barjalan seperti yang diharapkan. Menurut Anwar Prabu Mangkunagara :

“kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai negeri dalam melaksanakan tugas nya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepada nya” (Mangkunegara,2006:67).

Pengertian kinerja menurut Hasibuan di atas bahwa untuk mencapai sebuah kinerja, seorang aparatur harus memiliki kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu agar dapat barjalan seperti yang diharapkan. Aparatur merupakan persamaan dari karyawan, hanya saja dapat dibedakan bahwa aparatur adalah pekerja yang digaji oleh pemerintah untuk melayani masyarakat, sedangkan karyawan adalah pekerja yang digaji oleh perusahaan untuk melayani masyarakat. Anwar Prabu Mangkunegara mengatakan bahwa:

“Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya” (Mangkunegara, 2007: 9).

(35)

18

ada disuatu organisasi atau instansi pemerintah. Meningkatkan kinerja dalam sebuah organisasi atau instansi pemerintah merupakan tujuan atau target yang ingin dicapai oleh organisasi dan instansi pemerintah dalam memaksimalkan suatu kegiatan.

Berdasarkan pengertian kinerja dari ahli diatas, dapat ditafsirkan bahwa kinerja pegawai erat kaitannya dengan hasil pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi, hasil pekerjaan tersebut dapat menyangkut kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu. Kinerja pegawai tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan dan keahlian dalam bekerja, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh semangat kerjanya.

Kinerja berasal dari kata ìto performî yang artinya melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Sementara itu dalam praktek manajemen sumber daya manusia banyak terminologi yang muncul dengan kata kinerja yaitu evaluasi kinerja (performance evaluation), dikenal juga dengan istilah penilaian kinerja (performance appraisal, performance rating, performance assessment, employe evaluation, rating, efficiency rating, service rating) pada dasarnya merupakan proses yang digunakan perusahaan untuk mengevaluasi job performance.

Kinerja pegawai dalam organisasi mengarah kepada kemampuan pegawai dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.Tugas-tugas tersebut biasanya berdasarkan indikator-indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan. Sebagai hasilnya akan diketahui bahwa seseorang pegawai masuk dalam tingkatan kinerja tertentu. ìKinerja merupakan kombinasi antara kemampuan dan usaha untuk menghasilkan apa yang dikerjakan. Supaya menghasilkan kinerja yang baik seseorang harus memiliki kemampuan, kemauan usaha agar serta setiap kegiatan yang dilaksanakan tidak mengalami hambatan yang berat dalam lingkungannyaî, Berry dan Houston dalam Kasim, (1993).

(36)

19

menyatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung.

‘Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan agaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi” (Wibowo, 2007:7).

Berdasarkan pengertian di atas bahwa hasil yang dicapai oleh seorang aparatur menurut ukuran profesionalisme dalam pekerjaannya diaplikasikan dalam prilaku, kecerdasan dan kemampuan sesuai dengan peranan, kegiatan dan tugas yang telah ditentukan. Pengertian lain menurut Maluyu S.P. Hasibuan bahwa:

“Kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu” (Hasibuan, 2001:34)

.

Berdasarkan pengertian diatas maka kinerja adalah Hasil kerja yang dicapai oleh aparatur suatu instansi dalam menjalankan tugasnya dalam kurun waktu tertentu, baik yang terkait dengan input, output, outcome, benefit, maupun impact dengan tanggung jawab dapat mempermudah arah penataan organisasi pemerintahan. Adanya hasil kerja yang dicapai oleh aparatur dengan penuh tanggung jawab akan tercapai peningkatan kinerja yang efektif dan efisien.

2.2 Pengertian Aparatur

(37)

20

Adapun pengertian kinerja aparatur yang dikemukakan oleh Agus Dharma dalam bukunya Manajemen Prestasi yaitu sebagai berikut:

“Kinerja aparatur adalah sesuatu yang dicapai oleh aparatur, prestasikerja yang diperhatikan oleh aparatur, kemampuan kerja dikaitkan dengan penggunaan peralatan kantor”. (Dharma, 1991:105)

Sejalan dengan pengertian tersebut, A.A. Anwar Prabu Mangkunegara dalam bukunya “Evaluasi Kinerja SDM”, mengatakan bahwa:

“Kinerja aparatur adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang aparatur dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. (Mangkunegara,2005:9).

Sedangkan pengertian kinerja aparatur menurut Bambang Kusriyanto yang dikutip oleh Harbani Pasolong dalam bukunya Teori Administrasi Publik adalah

“Kinerja aparatur adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi”. (Pasolong, 2007:175)

Berdasarkan pengertian kinerja aparatur dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat ditafsirkan bahwa kinerja aparatur erat kaitannya dengan hasil pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi, hasil pekerjaan tersebut dapat menyangkut kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu. Kinerja aparatur tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan dan keahlian dalam bekerja tetapi juga sangat dipengaruhi oleh semangat kerjanya.

Berdasarkan pengertian kinerja pemerintahan di atas, maka kinerja pemerintahan berarti sekelompok orang dalam organisasi dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan atau sekumpulan orang dan individu yaitu pegawai negeri yang berada pada badan atau lembaga pemerintah yang menjalankan fungsi atau tugas pemerintahan..

(38)

21

tidak lepas dari aparatur sebagai pelaksana penyelenggaraan pemerintahan, hal ini sesuai dengan pendapat Soerwono Handayaningrat yang mengatakan bahwa:

“Aparatur ialah aspek-aspek administrasi yang diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintahan atau negara, sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Aspek-aspek administrasi itu terutama ialah kelembagaan atau organisasi dan kepegawaian (Handayaningrat,1982:154).

Aparatur menurut definisi diatas dikatakan bahwa aparatur merupakan organisasi kepegawaian dalam penyelenggaraan administrasi pemerintahan atau negara dalam melayani masyarakat. Aspek-aspek administrasi merupakan kelembagaan atau organisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Setyawan Salam dalam buku yang berjudul Manajemen Pemerintahan Indonesia yang menjelaskan bahwa :

”Aparatur Pemerintah adalah pekerja yang digaji pemerintah melaksanakan tugas-tugas teknis pemerintahan melakukan pelayanan kepada masyarakat berdasarkan ketentuan yang berlaku” (Setyawan, 2004:169).

Berdasarkan pengertian di atas, maka aparatur pemerintahan merupakan seseorang yang digaji oleh pemerintah untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah secara teknis dengan berdasarkan ketentuan yang ada. Aparatur suatu instansi pemerintahan dalam menjalankan tugasnya harus dilandasi dengan rasa penuh tanggung jawab, agar terciptanya kualitas suatu kinerja yang optimal yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat pada umunya. Suatu instansi pemerintah tidak akan lepas dari aparatur sebagai pelaksana penyelenggaraan pemerintahan.

Soerwono Handayaningrat mengatakan bahwa:

“Aparatur ialah aspek-aspek administrasi yang diperlukan dalam

penyelenggaraan pemerintahan atau negara, sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Aspek-aspek administrasi itu terutama ialah kelembagaan atau organisasi dan kepegawaian” (Soewarno,1982:154).

(39)

22

kelembagaan atau organisasi dan kepegawaian. Maka dalam penyelenggaraan pemerintahan atau negara dibutuhkan suatu alat untuk mencapai tujuan organisasi, maksud alat disini adalah seorang aparatur atau pegawai yang ada dalam suatu pemerintahan atau negara.

Kinerja aparatur tidak lepas dari apa yang dinamakan dengan sumber daya manusia. SDM Merupakan salah satu faktor penunjang dalam menjalankan tugas kepegawaian bagi aparatur. Setiap aparatur mempunyai tugas menjalankan fungsi organisasi dan pemerintahan dengan baik dan terarah, berikut pengertian tentang sumberdaya aparatur.

Sumber daya aparatur menurut Badudu dan Sutan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, adalah terdiri dari kata sumber yaitu, tempat asal dari mana sesuatu datang, daya yaitu usaha untuk meningkatkan kemampuan, sedangkan

“aparatur yaitu pegawai yang bekerja di pemerintahan. Jadi,sumber daya aparatur adalah kemampuan yang dimilki oleh pegawai untuk

melakukan sesuatu”. (Badudu dan Sutan, 1996:1372).

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa sumber adaya aparatur merupakan sesuatu yang dimiliki seorang pegawai yang berkemampuan untuk melakukan pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya. Sumber daya aparatur merupakan faktor penting untuk meningkatkan kinerja suatu pemerintahan. Untuk itu sumber daya aparatur perlu dikelola melalui pemberian pendidikan dan latihan yang diterapkan oleh pemerintah, untuk mengembangkan sumber daya aparatur. Sehingga kinerja suatu pemerintah khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat Sub Bagian Data dan Informasi Kepegawaian dapat mewujudkan profesional pegawai. Sehingga kinerja aparatur tersebut berdasarkan jabatan dan pekerjaan yang dibebankan kepada aparatur tersebut.

Berkaitan dengan sumber daya aparatur di atas, untuk mewujudkan profesional pegawai. Menurut Jhon M. Echols dan Hassan Shadily dalam Kamus Inggris Indonesia, bahwa

(40)

23

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa A merupakan kinerja seseorang sesuai dengan jabatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang diberikan kepada orang tersebut harus dipertanggung jawabkan, karena merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan serta pekerjaan yang diberikan kepadanya tidak boleh ditinggalkan sebelum pekerjaan itu selesai.

Setiap aparatur pemerintahan dalam menjalankan kinerjanya, harus selalu dilandasi dengan tanggung jawab, dalam melaksanakan tugasnya agar dapat menciptakan kualitas kinerja yang optimal dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat pada umumnya. Sebuah lembaga pemerintah tidak lepas dari aparatur sebagai pelaksana penyelenggaraan pemerintahan, hal ini sesuai dengan pendapat Soerwono Handayaningrat yang mengatakan bahwa:

“Aparatur ialah aspek-aspek administrasi yang diperlukan untuk dalam penyelenggaraan pemerintahan atau negara, sebagai alat untuk mencapai tujuan dalam organisasi. Aspek-aspek administrasi itu terutama ialah kelembagaan atau organisasi dan kepegawaian” (Soerwono,1982:154).

Aparatur menurut definisi diatas dikatakan bahwa aparatur merupakan organisasi kepegawaian dalam penyelenggaraan administrasi pemerintahan atau negara dalam melayani masyarakat. Aspek-aspek administrasi merupakan kelembagaan atau organisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan.

2.3 Pengertian Kinerja Aparatur

Kinerja aparatur sebagai salah satu dimensi dari administrasi publik masih menjadi isu penting yang banyak dibicarakan baik oleh para akademisi maupun praktisi karena di samping merupakan substansi utama dalam akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh setiap institusi negara, juga menjadi parameter keberhasilan pencapaian tujuan negara.

(41)

24

kadang-kadang seiring tapi tidak sejalan yaitu tuntutan kebutuhan politis, tuntutan kebutuhan profesionalisme dan tuntutan kebutuhan hidup layak.

Penggunaan teknologi dan informasi pada lembaga pemerintah akan berdampak pada peningkatan kinerja aparatur pemerintah dan menghasilkan kualitas kerja yang produktif dan tepat guna. Peningkatan tersebut tidak akan lancar, jika tidak diimbangi dengan kinerja yang efektif. aparatur negara untuk meningkatkan kualitas, kemampuan, dan kesejahteraan manusianya, serta terwujudnya kepegawaian negara yang berkualitas, memiliki kemampuan profesional keahlian dan keterampilan, kepemimpinan, serta semangat pengabdian dan disiplin yang tinggi taat dan setia kepada kepentingan, nilai-nilai dan cita-cita perjuangan bangsa dan negara berdasar- kan Pancasila dan UUD 1945

Seterusnya motivasi menjadikan dorongan bagi karyawan untuk lebih bergairah dalam melakukan pekerjaannya. Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan dengan insentif berupa uang, memberikan pengakuan, menetapkan tujuan menantang, menetapkan standar terjangkau, meminta umpan balik, memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu melakukan pekerjaan, menyediakan sumber daya yang diperlukan dan menghapuskan tindakan yang mengakibatkan disintensif. Kinerja aparatur penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas maupun kualitas. Adapun menurut pendapat ahli lain pengertian kinerja aparatur sebagai berikut:

“kinerja Aparatur merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan”. Veithzal Rivai (2006:309):

Berdasarkan uraian tersebut di atas mengungkapkan bahwa dengan hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan dapat dievaluasi tingkat kinerja pegawainya, maka kinerja karyawan harus dapat ditentukan dengan pencapaian target selama periode waktu yang dicapai organisasi.

(42)

25

“Kinerja Aparatur adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Mangkunegara (2006:67).

Motivasi kenerja aparatur dilihat dari dua segi yang berbeda, Pertama, kalau dilihat dari segi aktif atau dinamis, motivasi kerja tampak sebagai suatu usaha positif dalam menggerakkan, mengerahkan dan mengarahkan daya serta potensi tenaga kerja, dalam mencapai dan mewujudkan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.

Aparatur merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu lembaga pemerintahan disamping faktor lain seperti uang, alat-alat yang berbasis teknologi misalnya komputer dan internet. Oleh karena itu, sumber daya aparatur harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi pemerintahan untuk mewujudkan profesional pegawai dalam melakukan pekerjaan. Pendapat tersebut mengemukakan bahwa aparatur merupakan aspek-aspeka dministrasi yang diperlukaan oleh pemerintah dalam penyelenggaran pemerintahan atau Negara.

2.4 Indikator Kinerja Aparatur

Kinerja organisasi akan sangat ditentukan oleh unsure aparaturnya karena itu dalam mengukur kinerja suatu organisasi sebaiknya diukur dalam tampilan kerja dari aparaturnya. Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para Pegawai Negeri Sipil sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering para pegawai tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga organisasi dalam suatu instansi pemerintahan menghadapi krisis yang serius. Teori kinerja dari Agus Dwiyanto dalam buku Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia terdapat indikator kinerja, yaitu:

1. Produktivitas

karaktaristik-karaktaristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya.

(43)

26

Banyak pandangan negatif yang terbentuk mengenai organisasi public, muncul karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas layanaan yang diterima dari organisasi publik. Dengan demikian kepuasan dari masyarakat bisa mejadi parameter untuk menilai kinerja organisasi publik.

3. Responsivitas

kemampuan organisasi untuk mengenali dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Responsivitas perlu dimasukan ke dalam indikator kinerja karena menggambarkan secara langsung kemampuan organisasi pemerintah dalam menjalankan misi dan tujuannya.

4. Responsibilitas

Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi,baik yang eksplisit maupun implisit. 5. Akuntabilitas

Akuntabilitas publik menunjukkan pada berapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat berapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik itu konsisten dengan kehendak masyarakat banyak.

(Dwiyanto, 2008:50-51).

Berdasarkan pengertian kinerja pemerintahan di atas, maka kinerja pemerintahan berarti sekelompok orang dalam organisasi dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan atau sekumpulan orang dan individu yaitu pegawai negeri yang berada pada badan atau lembaga pemerintah yang menjalankan fungsi atau tugas pemerintahan.

Organisasi pemerintahan menggunakan alat untuk mengukur suatu kinerja birokrasi publik, teori yang digunakan yaitu teori kinerja dari Baban Sobandi dan para ahli lainnya dalam bukunya yang berjudul Desentralisasi dan Tuntutan Penataan Kelembagaan Daerah sebagai berikut:

1. Keluaran (Output) 2. Hasil

3. Kaitan Usaha dengan Pencapaian 4. Informasi Penjelas

(Sobandi dkk, 2006 : 179-181)

(44)

27

yang berupa fisik maupun non fisik yang diharapkan oleh suatu organisasi atau instansi dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

Kedua, hasil adalah mengukur pencapaian atau hasil yang terjadi karena pemberian layanan. segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Maka segala sesuatu kegiatan yang dilakukan atau dilaksanakan pada jangka menengah oleh suatu organisasi atau instansi harus dapat memberikan efek langsung dari kegiatan tersebut.

Ketiga, kaitan usaha dengan pencapaian adalah ukuran efisiensi yang mengkaitkan usaha dengan keluaran pelayanan. Berdasarkan pengertian diatas, maka Mengukur sumber daya yang digunakan atau biaya per unit keluaran, dan memberi informasi tentang keluaran di tingkat tertentu dari penggunaan sumber daya, menunjukan efisiensi relatif suatu unit jika dibandingkan dengan hasil sebelumnya, tujuan yang ditetapkan secara internal, norma atau standar yang bias diterima atau hasil yang bisa dicapai oleh organisasi yang setara.

(45)

28 BAB III

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN KKL

3.1 HASIL KEGIATAN KKL

Selama melaksanakan KKl di Disbudparpora Kabupaten Kuantan Singingi banyak sekali kegiatan-kegiatan yang penulis lakukan. Semua kegiatan penulis lakukan berdasarkan instruksi dari pembimbing Disbudparpora Kabupaten Kuantan Singing , namun ada juga kegiatan yang penulis lakukan secara fleksibel .

Hari pertama tanggal 10 Juli 2012 jam 07.00 WIB Penulis melapor kepada kepala Dinas kebudayaan pariwisata,pemuda dan olahraga untuk meminta izin agar bisa diterima untuk melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan di Dinas kebudayaan pariwisata,pemuda dan olahraga Proses perizinan ini tidak terlalu sulit karena pada saat itu kadis atau kepala dinas berada di tempat dan kepala dinas langsung menemaptkan Penulis di bagian umun dan program, pada hari pertama saya mempelajari program-program dan kegiatan di budparpora Kab. Kuantan Singingi.

Hari kedua tanggal 11 Juli 2012 pukul 07.00 WIB hari ini pertama kali Penulis melakukan apel pagi yang langsung di pimpin kepala dinas budparpora Kab.Kuantan singingi dan pidato singkat oleh kadis setelah selesai apel pagi langsung dilakukan absen oleh BKD di tempat berlangsungnya apel setelah di absen kegiatan rutin setelah apel pagi yaitu membersihkan halam kantor disbuparpora secara bergotong royong selesai gotong royong pegawai di berikan waktu untuk sarapan pagi di area perkantoran Kab.Kuansing sekitar jam 09.00 wib pegawai kembali bekerja dan Penulis ditugaskan untuk mengetik tugas dan fungsi disbudparpora

Hari ketiga tanggal 12Juli 2012 Penulis mengikuti rutinitas apel pagi dan absen. Kemudian Penulis di tugaskan untuk membuat struktur organisasi dinas pariwisata seperti dibawah ini

(46)

29

dipakai untuk acara pembukaan pacu jalur tahun 2012 yang menjadi kewajiban disbudparpora dalam hal penyelengaraan selain menyusun recana kebutuhan baju melayu Penulis juga di tugaskan untuj menyusun rencana kebutuhan pacu jalur tahun 2012.

Hari kelima Tanggal 16 Juli 2012 hari ini adalah hari senin, dan pegawai seluruh dinas di perkantoran Kuantan singingi melaksanakan apel berasama yang di ikuti oleh semua intansi pemerintahan Kab. Kuantan singing yang langsung di pimpin oleh bupati Kuansing. karena tidak diharuskan mengikuti upacara ini Penulis hanya menunggu di kantor sampai upacara selesai, setelah semua pegawai kembali saya di tugaskan untuk menyusun agaran dana untuk pengadaan baju melayu dan baju kerja dilapangan pacu jalur tahun 2012

Hari keenam Tanggal 17 Juli 2012 apel pagi hari seperti biasanya setelah apel pagi Penulis ditugaskan untuk saya di tugaskan untuk membuat jadwal dan time scedul pelaksanaan pacu jalur tahun 2012.

Hari ketujuh Tanggal 18 Juli 2012 pukul 07.00 WIB apel pagi hari seperti biasanya setelah apel pagi Penulis ditugaskan untuk mengetik dokumen pengadaan kostruktur pembangunan rumah godang desa tratak air hitam tahun 2012 yang akan di lelang ke kontraktor.

Hari kedelapan Tanggal 19 Juli 2012 pukul 07.00 WIB apel pagi bersama pegawai disbudparpora Penulis kembali mengetik dokumen pengadaan konstruktur pengadaan rehabilitasi makam datuk untuk pangean tahun 2012 karena makanm adalah salah satu budaya adat yang harus dijaga dan disbudparpora bertugas untuk menjaga makam adat tersebut dengan cara memperbaiki atau pun membersihkan.

(47)

30

Hari kesepuluh Tanggal 23 Juli 2012 pada hari ini kembali semua instansi pemrintahan melakukan upacara bersama di lapangan pemkab Kuansing yang lansung di pimpin bupati Kuantan singingi Penulis hanya menunggu di kantor sampai upacara selesai, hari ini saya di perintahkan untuk membuat berita acara pelelangan hasil (pejelasan pelelangan pada disbudparpora tahun 2012) banyak hal yang tidak Penulis pahami dalam mebuat berita acara ini.

Hari kesebelas Tanggal 24 Juli 2012 hari ini Penulis membuat laporan realisasi fisik pelaksanaan kegiatan pada disbudparpora bulan juli 2012

Hari keduabelas Tanggal 25 Juli 2012 aktivitas Penulis pada hari ini menyebarkan undangan pacu jalur 2012 di pekanbaru undangan ini di berikan ke dinas-dinas provinsi dan kota di pekanbaru agar dapat hadir disaat pembukaan pacu jalur tahun 2012.

Hari ketigabelas Tanggal 26 Juli 2012 kegiatan Penulis pada hari ini tidak jauh berbeda dengan hari sebelumnya mengetik daftar hadir pegawai pada dinas budparpora Kab. Kuansing bulan juli tahun 2012.

Hari keempatbelas Tanggal 27 Juli 2012 kegiatan Penulis pada hari ini adalah membuat rekapitulasi daftar hadir pegawai di dinas budparpora Kab.Kuansing.

Hari kelimabelas Tanggal 30 Juli 2012 hari ini Penulis ditugaskan di bagian umum untuk mempelajari nomor indeks surat masuk dan surat keluar pada dinas bud parpora Kab. Kuansing.

(48)

31

bahwa kuliah kerja lapangan Penulis telah selesai pada hari ini tanggal 31 juli 2012

3.2 keluaran (Output) Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi Dalam Menyampaikan Informasi Pacu Jalur Pada Masyarakat

Tekonologi dan informasi merupakan realita yang harus dihadapi dan tidak dapat dihindari di era modern. Pesatnya perkembangan teknologi informasi akan membawa dampak perubahan pola pikir dan cara pandang masyarakat dalam melakukan berbagai kegiatan yang menginginkan adanya kemudahan dan kecepatan dalam memperoleh informasi. Perkembangan teknologi informasi yang semakin maju merupakan peluang bagi setiap instansi pemerintahan dan lembaga pemerintahan untuk dapat memanfaatkan teknologi secara efektif dalam rangka meningkatkan pembangunan di tingkat nasional maupun daerah. Upaya untuk mengefektifkan penggunaan teknologi dan informasi dilembaga pemerintahan merupakan upaya pemerintah dalam memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam memperoleh informasi sehingga setiap masyarakat mudah mendapatkan informasi.

(49)

32

merupakan salah satu dorongan dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, sehingga dapat dikatakan bahwa kemajuan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan pemanfaatannya dalam berbagai bidang kehidupan menandai perubahan peradaban manusia menuju masyarakat informasi. Kinerja Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi dalam melaksanakan, memanfaatkan, mengembangkan dan mengambil langkah-langkah pelayanan yang akurat dan cepat dalam menyampaikna informasi pacu jalur perlu diwujudkan. Melalui Informasi pacu jalur yang bertujuan untuk mewujudkan penggunaan sistem informasi pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi dalam melayani masyarakat. Penggunaan menyampaikan Informasi pacu jalur menginginkan adanya kinerja dan langkah-langkah yang jelas dalam rangka mewujudkan pembangunan di bidang Informasi pacu jalur yang ada di Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi.

Penggunaan menyampaikan Informasi pacu jalur diharapkan dapat menggali kinerja yang lebih optimal Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi. Instruksi ini merupakan kinerja Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi dalam mengembangkan kinerja pegawai yang baik untuk menyampaikan informasi pacu jalur ke pada masyarakat yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan organisasi.

(50)

33

jalur khusus untuk perbaikan serta memiliki bobot sesuai dengan tingkat kepentingannya terhadap tujuan organisasi.

Kinerja aparatur menjadi tanggung jawab dari suatu kegiatan berdasarkan bobot dan skor untuk setiap kriteria yang dapat memberikan gambaran mengenai perkembangan output instansi dan memberikan perbaikan yang menuju pada peningkatan output di masa akan datang.

Keluaran (output) sebagai suatu hasil yang dihasilkan langsung dirasakan dari suatu kegiatan yang berupa fisik atau pun non fisik. Suatu kegiatan yang berupa fisik maupun non fisik yang dihasilkan oleh Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Keluaran (output) meliputi, pertama kualitas Pelayanan yang diberikan adalah bagaimana kualitas pelayanan yang diberikan oleh Dinas Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi, kedua kuantitas pelayanan yang diberikan adalah bagaimana kuantitas pelayanan yang diberikan oleh Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi.

Kualitas pada dasarnya merupakan kata yang menyandang arti relatif karena bersifat abstrak, kualitas dapat digunakan untuk menilai atau menentukan tingkat penyesuaian suatu hal terhadap persyaratan atau spesifikasinya. Bila persyaratan atau spesifikasi itu terpenuhi berarti kualitas sesuatu hal yang dimaksud dapat dikatakan baik, sebaliknya jika persyaratan tidak terpenuhi maka dapat dikatakan tidak baik.

(51)

34

tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas, keempat partisipatif yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat, kelima kesamaan hak yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan dan status sosial, keenam keseimbangan hak dan kewajiban yaitu pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik.

Berdasarkan penjelasan mengenai output di atas, maka dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan yang diberikan oleh Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi kepada masyarakat di katakan tidak terlalu baik, karena kualitas merupakan suatu kegiatan yang diberikan melalui jasa seseorang kepada orang lain (masyarakat). Kualitas yang diberikan oleh Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi yaitu berupa pelayanan kepada masyarakat, dengan cara memberikan pelayanan melalui Informasi Pacu jalur, Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi belum dapat memberikan kepuasan tersendiri kepada masyarakat mengenai penyajian informasi data pacu jalur yang ada Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi.

(52)

35

masih belum optimal, karena kuantitas Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi dalam mengolah data sampai pengeluaran berupa informasi mengenai informasi pacu jalur masih kurang cepat dan akurat.

Meskipun kualitas pelayanan yang diberikan oleh Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi kepada masyarakat belum optimal, namun dengan memberdayakan informasi pacu jalur diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat mengenai informasi

Selanjutnya terkait dengan keluaran (output) yang diukur dari segi kuantitas dapat dipengaruhi oleh kualitas pelayanan Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi sendiri, dimana jika kualitas dari pelayanan yang diberikan baik maka kuantitas yang dihasilkan juga akan baik, adapun sebaliknya jika kualitas pelayanan yang diberikan tidak baik maka kuantitasnya juga tidak akan baik. Seperti yang telah dijelaskan diatas kualitas pelayanan yang diberikan oleh Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi kepada masyarakat dapat dikatakan masih belum optimal, karena kuantitas Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi dalam mengolah data sampai pengeluaran berupa informasi mengenai informasi pacu jalur yang ada di Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi masih kurang cepat dan akurat.

(53)

36

yang ada di Dinas Kebudayaan terhubung ke internet sehingga dalam penerimaan dan pengiriman data dilakukan secara baik.

keluaran (output) dari kinerja Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi sudah cukup maksimal kepada masyarakat menyampaikan informasi pacu jalur.

3.2 Hasil Kinerja Aparatur Aparatur Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi Dalam Menyampaikan Informasi Pacu Jalur Pada Masyarakat.

Disbudparpora Kabupaten Kuantan Singingi dalam penyajian Informasi pacu jalur untuk menjadikannya sebagai suatu cara dalam menciptakan hasil kerja yang baik guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat diharapkan dapat mencakup ukuran persepsi publik tentang hasil yang baik.

Hasil yang baik dapat diukur, jika hasil tersebut dapat bermanfaat dan disajikan secara komparatif dengan hasil sebelumnya yang menyangkut target, tujuan, atau sasaran, norma, atau standar yang diterima secara umum. Ukuran itu mencakup ukuran persepsi publik tentang hasil, ukuran keluaran, efek sekunder, yang terjadi akibat pemberian pelayanan.

(54)

37

terus berkembang. Untuk meningkatkan hasil, kinerja yang berarti harus berusaha mencapai tingkat terbaik.

Disbudparpora Kabupaten Kuantan Singingi, harus memiliki motivasi yang baik dalam kinerja. Motivasi merupakan cara yang digunakan untuk mengeluarkan dan mengembangkan kemampuan agar dapat menjalankan tugas dengan baik. Pentingnya motivasi bagi organisasi, karena terdapat beberapa hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku organisasi supaya mau bekerja untuk mencapai tujuan organisasinya. Bentuk motivasi kepada organisasi tidak bisa disamaratakan, karena tergantung kondisi sosial dan pendidikannya.

Penerapan motivasi yang dilakukan terhadap Disbudparpora Kabupaten Kuantan Singingi dilakukan dengan dua cara yaitu, Pertama motivasi langsung motivasi yang diberikan baik materil (uang) maupun nonmateril (penghargaan) secara langsung pada Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat untuk memenuhi kebutuhan dan tercapainya kepuasaan.Pemberian motivasi ini biasanya dalam bentuk ucapan pujian, penghargaan, dan bonus berupa uang, Kedua motivasi tidak langsung merupakan pemberian motivasi dalam bentuk fasilitas-fasilitas pendukung dalam menunjang semangat kerja atau kelancaran tugas Disbudparpora Kabupaten Kuantan Singingi.

Upaya untuk mewujudkan penyelenggaraan Pemerintahan secara baik (good-governance) dan bersih (clean-government) juga termasuk didalamnya yaitu penyelenggaraan pelayanan publik, membutuhkan unsur-unsur mendasar antara lain adalah unsur-unsur profesionalisme dari pelaku dan penyelenggaran pemerintahan dan pelayanan publik. Terabaikannya unsur profesionalisme dalam menjalankan tugas dan fungsi organisasi pemerintahan akan berdampak kepada menurunnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

(55)

38

haruslah memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menjalankan tugas dan fungsinya yang terdapat didalamnya dalam menggunakan Sistem

3.3 Kaitan Usaha Dinas Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi Dalam Menyampaikan Informasi Pacu Jalur Pada Masyarakat .

Kaitan usaha dengan pencapain Organisasi yaitu terkait dengan efisiensi dan biaya serta merupakan suatu kesatuan unit kerja yang didalamnya diwajibkan terjalinnya interaksi. Tanpa adanya interaksi mustahil akan adanya transformasi informasi di Dinas Disbudparpora Kabupaten Kuantan Singingi. Organisasi publik dikatakan efektif dan efesien apabila dalam realita pelaksanaannya birokrasi dapat berfungsi melayani sesuai dengan kebutuhan masyarakat (client), artinya tidak ada hambatan yang terjadi dalam pelayanan tersebut, cepat dan tepat dalam memberikan pelayanan, serta mampu memecahkan fenomena yang menonjol akibat adanya perubahan sosial yang sangat cepat dari faktor eksternal. Sudah seharusnya setiap instansi pemerintah atau organisasi baik yang bergerak di bidang jasa pelayanan untuk lebih mengoptimalkan pelayanannya kepada publik. Hal ini seperti tercantum dalam visi dan misi serta tujuan dari instansi tersebut. Instansi pemerintah saat ini kurang mampu bersaing dengan pihak swasta dalam penyediaan pelayanan jasa dikarenakan tidak dimilikinya konsistensi dan produktivitas kerja yang handal dari instansi pemerintahan.

(56)

39

Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses penyimpanan data mengenai Sistem Informasi kepegawaian terjadi karena tidak tepat waktu, penumpukan data dan tidak akurat. Selain itu di pengaruhi faktor kelalaian pegawai, Keberadaan pegawai ini posisinya sangat mutlak dalam suatu kegiatan organisasi, maka salah satu hal yang perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan dari sumber daya manusia yaitu para aparatur dilingkungan Disbudparpora Kabupaten Kuantan Singingi agar semakin mempunyai kemampuan teknis dan manajerial untuk melayani kepentingan dan kebutuhan Informasi yang ada di Disbudparpora Kabupaten Kuantan Singingi.

Upaya peningkatan potensi dan kapabilitas SDM yang ada di Disbudparpora Kabupaten Kuantan Singingi melalui jenjang pendidikan dan berbagai program pembangunan yang multi dimensi harus dapat berjalan dengan baik. karena mutu SDM yang berpendidikan relatif tinggi tentunya wawasan, pengetahuan dan pemahaman terhadap pekerjaan pun akan mampu mengimbangi tuntutan dan perubahan yang kompleks dan bergerak cepat. Peningkatan kompetensi SDM aparatur di Disbudparpora Kabupaten Kuantan Singingi dalam mengemban tugas atau jabatan birokrasi melalui diklat adalah berorientasi pada standar kompetensi jabatan sesuai tantangan reformasi dan globalisasi yang tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.

(57)

40

akuntabel. Untuk itu,diperlukan strategi peningkatan kompetensi SDM aparatur,dimana kompetensi yang memadai merupakan sesuatu yang sangat mutlak yang perlu dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh jajaran aparatur Disbudparpora Kabupaten Kuantan Singingi.

Berdasarkan penjelasan diatas sudah jelas bahwa kendala yang sering terjadi yaitu dalam proses penyimpanan data mengenai informasi pacu jalur yang ada dilingkungan Dinas Disbudparpora Kabupaten Kuantan Singingi karena faktor SDM, karena manusia adalah motor penggerak segala sesuatu kegiatan, untuk mendapatkan SDM yang efektif dan efisien diperlukan kemampuan aparatur yang memiliki kemampuan dibidangnya dan teknologi informasi terus berkembang sesuai dengan zaman. Sehingga ada kemungkinan perubahan basis pengembangan di masa depan, disertai dengan alasan teknis yang kuat dan mengarah kepada hasil akhir yang lebih baik.

3.4 Informasi Penjelas Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kab. Kuantan Singingi Dalam Menyampaikan Informasi Pacu Jalur Pada Masyarakat.

Baik-buruknya suatu pemerintahan sangat tergantung pada baik-buruknya mesin birokrasi sebagai penyelenggara pemerintahan. Sementara itu, birokrasi pemerintah sangat bergantung pada sumber daya manusia aparaturnya sebagai aparatur penyelenggara pemerintah. Aparatur Negara merupakan salah satu pilar dalam mewujudkan Good Governance bersama dengan dua pilar lainnya, yaitu dunia usaha (corporate governance) dan masyarakat (civil society). Ketiga unsur tersebut harus berjalan selaras dan serasi sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing.

Gambar

Gambar 1.1 (Peta Kab. Kuansing)
Gambar 1.2 StrukturOrganisasi
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Laporan ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi pengalokasian dan biaya pemindahan beras lokal dengan mengambil studi kasus pada Perum Bulog Divre Sumsel dan Babel

Buyback : program pengelolaan utang yang bertujuan untuk stabilisasi pasar, pengelolaan portofolio utang dan mengurangi outstanding utang yang diterbitkan dengan kupon tinggi -

Apabila, pengamalan budaya kerja yang selamat ini dapat diserapkan dalam setiap individu serta dapat dipra\(tikkan dalam setiap peringkat pembelajaran tersebut, pelajar tidak

4 Oktober : 539-545 Data penelitian memiliki distribusi yang tidak normal, sehingga diolah dengan metode Experimental Non Parametric dengan uji hipotesis Wilcoxon

Hasil penelitian menunjukkan aktivitas antioksidan (Uji DPPH) ekstrak Boehmeria virgata (Forst) Guill yang diperoleh melalui metode refluks lebih baik daripada dengan

interpretasi koefesien korelasi menunjukkan bahwa hubungan variabel X terhadap variabel Y berada pada kategori sangat kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepuasan

Judul rancangan aktualisasi : Penyusunan Panduan Sosialisasi Pengarusutamaan Gender (PUG) Melalui Kampanye Publik untuk Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah Bidang

Bertindak sebagai ahli materi dalam evaluasi pengembangan Modul Pembelajaran berorientasi pembelajaran kontekstual mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan ini