• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Independensi Auditor Dan Kinerja Auditor Terhadap Kualitas Audit (survei Pada Kantor Akuntan Publik Di Bandung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Independensi Auditor Dan Kinerja Auditor Terhadap Kualitas Audit (survei Pada Kantor Akuntan Publik Di Bandung)"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR DAN KINERJA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

(Survei pada Kantor Akuntan Publik di Bandung)

OLEH:

FRANSISKA NAIBAHO 21109110

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ABSTRACT

The research was conducted at several public accounting firms in Bandung.The purpose of this study is to determine the effect of auditor independence and auditor performance on audit quality of some public accounting firms in Bandung.

The method used is descriptive method and verification method. The population of this study is the public accounting firm in Bandung. The sampling method that is saturated sample of the number of public accounting firm that has been deployed to serve as many as 26 samples with 52 respondents public accounting firm that returns only 11 to 31 respondents. The data analysis technique used in this study is the technique of multiple regression analysis.

The results of testing the hypothesis in this study indicate that the auditors independence included in the category good to public accounting firm in Bandung, auditor performance included in the category good to public accounting firm in Bandung and to audit quality in public accounting firm in Bandung include good category.

Keywords: Independence Auditor, Auditor Performance, Quality Audit

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semakin berkembangnya perusahaan di Indonesia, permintaan jasa audit meningkat,profesi akuntan publik diperlukan untuk dapat memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan pemakai laporan (Febrianty, 2012). Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak eksternal maupun internal perusahaan (Singgih dan Bawono, 2010).

(2)

kualitas audit penting bagi KAP dan auditor agar mereka dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit dan selanjutnya dapat meningkatkannya kualitas audit yang dihasilkannya, bagi pemakai jasa audit, penelitian ini penting yakni untuk menilai sejauh mana akuntan publik dapat konsisten dalam menjaga kualitas jasa audit yang diberikannya (Trianingsih, 2007).Fenomena yang terjadi pada independensi auditor adalah dibekukan izin 2 akuntan publik, pengenaan sanksi ini disebabkan karena Akuntan Publik (AP) tersebut melakukan pelanggaran terhadap ketentuan pembatasan masa pemberian jasa selama lebih dari 3 tahun berturut-urut dipengaruhi pihak tertentu atau adanya kpentingan pribadi pada PT.Angka Wijaya Sentosa dan PT.Merpati Internet Mandiri,sementara Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor : 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik dalam pasal 2 pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 tahun buku berturut-turut, akuntan publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menerima kembali penugasan audit umum untuk klien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah 1 tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut (Harry Z Soeratin, 2009).Selain fenomena di atas, terdapat juga fenomena pada Kantor akuntan publik AHR, kantor akuntan publik AHR ini bisa dinilai kinerjanya masih belum optimal karena kemampuan auditor junior pada kantor akuntan publik AHR masih kurang, auditor juniornya harus lebih diberi pelatihan untuk mengaudit laporan keuangan klien (auditor senior KAP AHR, 2010).Adanya fenomena menurunnya kualitas audit terjadi pada beberapa kasus, auditor tidak dapat menemukan kecurangan dalam laporan keuangan atau kecurangan tersebut tetapi tidak dilaporkan, misalnya kasus pada PT. Kimia Farma atas tidak terdeteksinya kecurangan dalam hal pengelembungan nilai laba bersih sebesar Rp. 132 miliar dan laporan tersebut diaudit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM), namun kementrian BUMN dan BAPEPAM menilai laba bersih tersebut terlalu besar mengandung rekayasa,setelah dilakukan audit ulang pada 3 oktober dengan nilai laba bersih Rp.99,6 miliar,upaya penggelembungan dan dilakukan untuk menarik investor untuk menanamkan modalnya,disini kesalahan yang dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan, pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit yang tidak di sampling oleh auditor sehingga tidak terdeteksi, kesalahan yang dilakukan oleh auditor adalah ia tidak berhasil mengatasi resiko audit dalam mendeteksi adanya penggelembungan laba yang dilakukan oleh PT. Kimia Farma, walaupun ia telah menjalankan audit sesuai dengan SPAP (Nurhaida, 2012).

Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah dijelaskan diatas,maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Independensi Auditor dan Kinerja Auditor Terhadap Kualitas Audit”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas, penulis mencoba mengidentifikasikan masalah yang akan menjadi pokok pembahasan. Adapun yang menjadi pokok pembahasan masalah pada penelitian ini adalah

1. Adanya jasa akuntan publik dengan memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan lebih dari 3 tahun buku berturut-turut.

2. Masih adanya akuntan publik yang dinilai kinerjanya masih belum optimal dalam mengaudit laporan keuangan klien.

3. Menurunnya kualitas audit yang terjadi pada auditor yang melakukan kecurangan dalam hal pengelembungan nilai laba bersih.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh independensi auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung.

(3)

3

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.4.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi mengenai pengaruh independensi auditor dan kinerja auditor terhadap kualitas audit.

1.4.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh independensi auditor terhadap kualitas auditpada Kantor Akuntan Publik di Bandung.

2. Untuk mengetahui pengaruh kinerja auditor terhadap kualitas auditpada Kantor Akuntan Publik di Bandung.

1.5 Kegunaan Penelitian

Melalui penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:

1.5.1 Kegunaan Praktis (Kegunaan Operasional)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan sebagai tambahan pengetahuan mengenai pengaruh independensi auditor dan kinerja auditor terhadap kualitas audit.

1.5.2 Kegunaan Akademis (Pengembangan Ilmu)

1. Bagi Pengembangan Ilmu

Dapat menjadi referensi ilmiah tentang pengaruh independensi auditor dan kinerja auditor terhadap kualits audit.

2. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh independensi auditor dan kinerja auditor terhadap kualits audit.

3. Bagi Instansi

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan dan sumbangan pemikiran bagi instansi tentang pengaruh independensi auditor dan kinerja auditor terhadap kualits audit.

4. Bagi Tempat Peneliti

Diharapkan dapatmemberikan masukan dalam pemecahan masalah yang terjadi pada Kantor Akuntan Publik di Bandung.

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka

2.1.1 Independensi Auditor

Menurut Sukrisno Agoes (2012:45), Independensi yaitu:

Independensi dalam menjalankan tugasnya anggota kantor akuntan publik harus selalu mempertahankan sikap mental independen,adanya kejujuran,tidak memihak kepada siapapun di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam standar profesional akuntan publik yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI).Sikap mental independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta (In fact) maupun dalam penampilan (in appearance).Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:58) independensi yaitu:

“Independen artinya tidak mudah di pengaruhi, netral karena auditor melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum.Sedangkan menurut Mulyadi (2008:26), Independensi yaitu:Independensi berarti sikap mental yang tidak bisa di pengaruhi, tidak dikendalikan pihak lain, tidak bergantung pada pihak lain, independensi berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya..

2.1.2 Kinerja Auditor

(4)

yaitu : Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program / kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.Berdasarkan pengertian diatas dapat dikatakan bahwa kinerja merupakan hasil karya yang telah dihasilkan oleh seseorang dalammelaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas yang sesuai dengan tanggung jawab,kemampuan atau keberhasilan dalam melaksanakan suatu tugas, kegiatan/aktivitas untuk mencapai suatu tujuan tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

2.1.3. Kualitas Audit

Menurut Ely Suhayati (2010:37) kualitas audit yaitu :Standar profesi akuntan publik merupakan standar auditing yang menjadi kriteria atau pedoman kerja minimum yang memiliki kekuatan hukum bagi para auditor dalam menjalankan tangung jawab profesionalnya.Menurut Ida Rosnidah (2010:9), kualitas audit yaitu:Pelaksanaan audit yang dilakukan sesuai dengan standar sehingga auditor mampu mengungkapkan dan melaporkan apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan klien.Menurut Mulyadi (2008:9), kualitas audit yaitu:Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah di tetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa kualitas audit merupakan ukuran seorang akuntan publik dalam menemukan dan melaporkan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi kliennya

.

2.2.Kerangka Pemikiran

Menurut Sugiyono (2011:93), kerangka berpikir yaitu:kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

2.2.1 Hubungan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit

Menurut Sukrisno Agoes (2012:33) menyatakan bahwa : Kepercayaan masyarakat umum atas indepedensi sikap auditor independen sangat penting bagi kepentingan profesi akuntan publik, Kepercayaan masyarakat akan menurun jika terdapat bukti bahwa independensi sikap auditor ternyata berkurang, bahkan kepercayaan masyarakat dapat juga menurun disebabkan oleh keadaan yang mereka yang berpikir sehat (reansonable) di anggap dapat mempengruhi sikap independensi tersebut, Untuk menjadi independen, auditor harus secara intelektual jujur untuk diakui pihak lain sebagai seorang yang independen, ia harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak mempunyai suatu kepentingan dengan kliennya, apakah itu menejemen perusahaan atau pemilik perusahaan.

2.2.2. Hubungan kinerja auditor Auditor dengan Kualitas Audit.

Menurut Mahsun,dkk (2007), menyatakan yaitu:Kinerja (performance) adalah gambaranmengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning

(5)

5 profesionalisme.Terdapat ketidakkonsistenan antara penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

2.3 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka perlu dilakukannya pengujian hipotesis untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel independent terhadap variabel dependent. Menurut Sugiyono (2011:93) pengertian hipotesis adalah sebagai berikut : Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.Sedangkan menurut Umi Narimawati (2007:73) menyatakan bahwa hipotesis adalah: Pendugaan sementara mengenai hubungan antara variabel yang akan diuji kebenarannya. Karena sifatnya dan dugaaan, maka hipotesis hendaknya mengandung implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian yang dinyatakan.

Berdasarkan konsep hipotesis diatas, maka penulis mengambil dugaan sementara (hipotesis) sebagai berikut:

H1 : Independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung.

H2 : Kinerja auditor berpengaruh terhadap kualitas audit pada KantorAkuntan Publik di Wilayah Bandung.

III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2010: 2), metode penelitian adalah: Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan defenisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode penelitian merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau penyaluran rasa keingintahuan dalam meneliti sebuah permasalahan dan cara untuk dapat memahami sutatu objek penelitian dengan teknik dan prosedur yang digunakan dalam penelitian tersebut.

Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui pengaruh yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2010: 29), metode deksriptif adalah: Metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan rumusan masalah. Data yang dibutuhkan merupakan data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data dapat dikumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah diperlajari sehingga dari data tersebut akan ditarik kesimpulan. Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008: 45), adalah sebagai berikut: Memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory survey. Pengertian explanatory survey menurut Suharsimi Arikunto (2006:8), adalah sebagai berikut:

Explanatory survey adalah suatu survey yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel melalui pengujian hipotesis. Berdasarkan definisi di atas maka dapat dikatakan bahwa explanatory survey adalah metode yang digunakan untuk menjelaskan hubungan dua variabel melalui pengujian hipotesis.

3.2.1. Operasionalisasi Variabel

(6)

Sesuai dengan judul penelitian yang diungkapkan oleh penulis yaitu Pengaruh Independensi Auditor dan Kinerja Auditor terhadap Kualitas Audit, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen (X)

Menurut Sugiyono (2010:39), mendefinisikan variabel bebas atau independen adalah sebagai berikut: Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam hal ini variabel bebas atau independen yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah Independensi Auditor dan Kinerja Auditor.

2. Variabel Dependen (Y)

Menurut Sugiyono (2010:39), mendefinisikan variabel dependen adalah sebagai berikut: Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Data yang menjadi variabel terikat atau dependen adalah kualitas audit

3.2.2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan dua cara yaitu penelitian lapangan (Field Research) dan studi kepustakaan (Library Research). Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan dengan cara:

1. Penelitian Lapangan (Field Research). a. Wawancara

Dalam hal ini penulis melakukan tanya-jawab secara langsung mengenai permasalahan yang akan diteliti kepada pihak-pihak yang bersangkutan, dimana wawancara ini bertujuan untuk memperjelas dan meyakinkan fakta atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan.

b. Observasi

Metode ini merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati secara langsung mengenai objek yang akan diteliti pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung sehingga peneliti memperoleh beberapa informasi dan data yang dibutuhkan.

c. Penggunaan Kuisioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden, selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research).

Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan atau studi literatur dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelah literatur berupa buku-buku (text book), peraturan perundang-undangan, majalah, surat kabar, artikel, situs web dan penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan ini bertujuan untuk memperoleh sebanyak mungkin teori yang diharapkan akan dapat menunjang data yang dikumpulkan dan pengolahannya lebih lanjut dalam penelitian ini.

Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur penelitian sehingga diperoleh item pertanyaan atau pernyataan yang layak untuk digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data penelitian.

3.2.3. Populasi dan Sampel

(7)

7 1. Populasi

Pengertian populasi menurut Umi Narimawati (2008: 72), adalah: Populasi adalah objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti sebagai unit analisis penelitian. Dengan demikian maka populasi dalam penelitian ini adalah Akuntan Publik atau Auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung

2. Sampel Penelitian

Pengertian sampel menurut Umi Narimawati (2008: 77), adalah: Sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2011: 126), pengertian sampling jenuhadalah: Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi yang digunakan sebagai sampel. Hal ini sering digunakan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi menjadi sampel. Penelitian ini penulis menggunakan sampling jenuh karena penulis menggunakan seluruh populasi yaitu sebanyak 52 auditor dari 26Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung untuk dijadikan sampel dari penelitian.

3.2.4. Metode Analisis

Dalam menganalisis penelitian ini penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Uji MSI (Data Ordinal ke Interval)

Menurut Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat (2002:55), pengertian Method of Successive Interval adalah sebagai berikut: Metode Successive Interval adalah metode pengskalaan untuk menaikkan skala pengukuran ordinal ke skala pengukuran interval. Pilihan jawaban responden merupakan nilai skor jawaban, sehingga variabel diperoleh dari data skor jawaban dari setiap item. Karena itu melalui Metode of Successive Intervals dilakukan transformasi data.

2. Analisis Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk memperoleh suatu kesimpulan. Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana pengaruh Independensi Auditor dan Kinerja Auditor terhadap kualitas audit.

3. Analisis Verifikatif

Analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis pada penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda. Menurut Umi Narimawati (2008:5), Analisis Regresi Linear Berganda adalah: Suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tergantung dengan skala interval. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana pengaruh Independensi Auditor dan kinerja audtor terhadap Kualitas Audit. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Pengujian Alat Analisis 1. Hasil Pengujian Validitas

(8)

untuk diukur. Uji validitas dilakukan untuk memenuhi taraf kesesuaian dan kecepatan alat ukur (instrumen) dalam menilai suatu objek. Apabila koefisien korelasi butir pertanyaan atau pernyataan dengan skor total item lainnya > 0,30 maka pertanyaan atau pernyataan tersebut dinyatakan valid. Uji keberatan koefisien r dilakukan dengan uji coba dengan t (taraf signifikasi) adalah 5%.

2. Hasil Pengujian Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2010:3), menyatakan bahwa: Derajad konsistensi/keajegan data dalam interval waktu tertentu. Berdasarkan definisi diatas maka reliabilitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian dan kekonsistenan. Selain valid, alat ukur juga harus memiliki keandalan atau reliabilitas, suatu alat ukur dapat diandalkan jika alat ukur tersebut digunakan berulangkali akan memberikan hasil yang relatif sama (tidak bebeda jauh). Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas. Apabila koefisien reliabilitas lebih besar dari 0.70 maka secara keseluruhan pertanyaan atau pernyataan dinyatakan andal (reliabel).

4.1.2. Analisis Deskriptif

1. Tanggapan Responden Mengenai Indepedensi Auditor pada KAP di Kota Bandung (X1)

Tanggapan responden mengenai independensi auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung yang diukur dengan 6 pernyataan dan terdiri dari 3 indikator yaitu: sikap mental independen, sikap jujur, dan tidak memihak kepada siapapun.Tanggapan-tanggapan penilaian responden mengenai independensi auditor pada Akuntan Publik atau Auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung. bahwa skor aktual yang diperoleh sebesar 740 dan skor ideal yang mungkin adalah dicapai sebesar 930.Dari hasil perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal tersebut, diperoleh nilai persentase sebesar 79,57%. Nilai ini terletak diantara rentang interval antara >68% - 84% dan berada dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa independensi auditor yang dibentuk Akuntan Publik atau Auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung tergolong baik.

2.Tanggapan Responden Mengenai Kinerja Auditor pada KAP di Kota Bandung (X2)

Tanggapan responden mengenai kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung yang diukur dengan 6 pernyataan dan terdiri dari 3 indikator .Tanggapan responden mengenai kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di diperoleh sebesar 777 dan skor ideal yang mungkin adalah dicapai sebesar 930. Dari hasil perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal tersebut, diperoleh nilai persentase sebesar 83,55%. Nilai ini terletak diantara rentang interval antara >68% - 84% dan berada dalam kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa kinerja auditor yang ada di Akuntan Publik atau Auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung tergolong Baik.

3.Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Audit pada KAP di Kota Bandung (Y)

Tanggapan responden mengenai kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung yang diukur dengan 6 pernyataan dan terdiri dari 3 indikator. Dari data yang disajikan pada tabel di atas terlihat bahwa skor aktual yang diperoleh sebesar 779 dan skor ideal yang mungkin adalah dicapai sebesar 930. Dari hasil perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal tersebut, diperoleh nilai persentase sebesar 83,76%. Nilai ini terletak diantara rentang interval antara >68% - 84% dan berada dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa kualitas audit yang ada di Akuntan Publik atau Auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung tergolong baik.

4.1.3. Analisis Verifikatif

4.1.3.1 Pengaruh Independensi Auditor dan Kinerja Auditor terhadap Kualitas Audit pada KAP di Kota Bandung

(9)

9 Sebelum dilakukan pembentukan model regresi, sebelumnya dilakukan pengujian asumsi terlebih dahulu supaya model yang terbentuk memberikan estimasi yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimated). Pengujian asumsi ini terdiri atas tiga pengujian, yakni Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas dan Uji Heteroskedastistias.

2. Uji Normalitas

Diperoleh nilai probabilitas (Asymp. Sig. (2-tailed)) menunjukan hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov (K-S). bahwa nilai signifikansi residual sebesar 0,817. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi residual > 0,05 maka distribusi dari data memenuhi asumsi normalitas.

3. Uji Multikolinieritas

Diketahui bahwa kedua variabel bebas memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 dan Berdasarkan nilai VIF yang diperoleh nilai tolerance untuk seluruh variabel bebas 0,687 > 0,1 dan nilai VIF seluruh variabel bebas 1,455 < 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada data tersebut.

4. Uji Heteroskedastisitas

Diketahui titik-titik yang diperoleh menyebar secara acak dan tidak membentuk diketahui bahwa titik-titik yang diperoleh tidak membentuk pola tertentu atau membentuk pola acak, yang menunjukkan bahwa data yang diuji tidak memiliki masalah heteroskedastisitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data di atas bersifat homokedastisitas sehingga analisis regresi linier berganda dapat dilanjutkan.

5. Analisis Regresi Linier Berganda

Dari hasil persamaan regresi tersebut masing-masing variabel dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a.Konstanta sebesar 2,394 menyatakan bahwa jika independensi auditor bernilai 0 (nol) dan tidak ada perubahan, maka kualitas audit akan bernilai sebesar 2,394.

b.Nilai X1 yaitu independensi auditor memiliki koefisien regresi sebesar 0,383, artinya jika independensi auditor meningkat satu satuan, sementara harga konstan, maka kualitas audit akan meningkat sebesar 0,383 satuan.

c.Nilai X2 yaitu kinerja auditor memiliki koefisien regresi sebesar 0,566, artinya jika kinerja auditor meningkat satu satuan, sementara independensi auditor konstan, maka kualitas audit akan meningkat sebesar 0,566 satuan.

6. Analisi Korelasi

Nilai korelasi bertanda positif yang menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah searah, artinya jika independesi auditor dan kinerja auditor mengalami peningkatan maka kualitas audit akan meningkat. Berdasarkan kriteria interpretasi koefisien korelasi, nilai korelasi sebesar 0,826 termasuk dalam kategori hubungan yang kuat, berada pada interval 0,60 – 0,799.

3.Korelasi Parsial

a. Pengujian Hipotesis X1

(10)

Ha: β1 < 0,Terdapat berpengaruh yang signifikan dari independensi auditor terhadap kualitas auditdi Akuntan Publik atau Auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung.

Dengan taraf signifikansi 5%

Kriteria : Tolak H0 jika t hitung > t tabel, terima dalam hal lainnya.

Dari tabel output di atas, dapat dilihat bahwa nilai t-hitung yang diperoleh variabel independensi auditor(X1) adalah sebesar 2,183. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai t-tabel pada tabel distribusi t. Dengan α = 0,05, df=n-k-1=31-2-1=28, diperoleh nilai t-tabel untuk pengujian dua pihak sebesar (2,048). Dari nilai-nilai di atas terlihat bahwa nilai t-hitung yang diperoleh variabel independensi auditor (X1) sebesar 2,183> t tabel (2,048), sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya secara parsial, independensi auditor memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit (Y).

b. Pengujian Hipotesis X2

H0: β1 > 0, Tidak terdapat berpengaruh yang signifikan dari kinerja auditor terhadap kualitas audit di Akuntan Publik atau Auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung.

Ha: β1 < 0, Terdapat berpengaruh yang signifikan dari kinerja auditor terhadap kualitas auditdi Akuntan Publik atau Auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung.

Dengan taraf signifikansi 5%

Kriteria : Tolak H0 jika t hitung > t tabel, terima dalam hal lainnya.

Dari tabel output di atas, dapat dilihat bahwa nilai t-hitung yang diperoleh variabel kinerja auditor (X2) adalah sebesar 4,937. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai t-tabel pada tabel distribusi t. Dengan α=0,05, df=n-k-1=31-2-1=28, diperoleh nilai t-tabel untuk pengujian dua pihak sebesar (2,048). Dari nilai-nilai di atas terlihat bahwa nilai t-hitung yang diperoleh variable kinerja auditor (X2) sebesar 4,937> t tabel (2,048), sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya secara parsial, kinerja auditor memberikan berpengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit (Y).

4.Analisis Koefesien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan suatu nilai yang menyatakan besar pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Pada permasalahan yang sedang diteliti yaitu pengaruh independensi auditor(X1) dan kinerja auditor (X2),

Independensi auditor(X1) 0,281x 0,636 = 0,179 atau 17,9% Kinerja auditor(X2) 0,635x 0,792 = 0,503 atau 50,29%

Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui bahwa pengaruh terbesar berasal dari variabel kinerja auditor (X2) dengan kontribusi pengaruh sebesar 50,29%, sedangkan variabel independensi auditor (X1) memberikan kontribusi pengaruh sebesar 17,9%.

4.2. Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung.

(11)

11 masa pemberian jasa selama lebih dari 3 tahun berturut-urut dipengaruhi pihak tertentu atau adanya kpentingan pribadi pada PT.Angka Wijaya Sentosa dan PT.Merpati Internet Mandiri,sementara aturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor : 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik dalam pasal 2 Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 tahun buku berturut-turut,Akuntan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menerima kembali penugasan audit umum untuk klien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah 1 tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut (Harry Z Soeratin, 2009), Fenomena ini terjadi di salah satu kantor akuntan publik di Bandung.Berdasarkan kuisioner no.5 dan 6 didapatkan hasil sebesar 65,16% termasuk dalam kategori cukup, dalam melakukan audit dimana jika seorang auditor mendapat pengaruh dari pihak lain dan kepentingan pribadi akan mengakibatkan independensi auditor berkurang dan dapat mempengaruhi kualitas audit. sehingga dari hasil tersebut terdapat selisih sebesar 34,84% dari nilai ideal (sebesar 100%). Hal ini menjawab fenomena yang terjadi dimana dari hasil 34,84% ini merupakan pengaruh lain di lapangan yang mengakibatkan terjadinya fenomena diatas. Sehingga saran yang baik adalah agar pengaruh independensi auditor dalam meningkatkan kualitas audit menjadi optimal, bahwa masih adanya auditor yang mendapatkan pengaruh dari pihak lain dan pihak pribadi sehingga menyebabkan kurangnya kualitas audit yang dihasilkan, maka untuk mengatasi masalah tersebut diperlukannya tim pengawas dalam proses pemilihan klien dan diharapkan auditor dapat mempertahankan dan meningkatkan sikap independensi salah satunya dengan cara melakukan pekerjaan sesuai penugasan bukan berdasar permintaan klien, dan dapat mematuhi kode etik dalam bekerja sehingga auditor tidak mudah dipengaruhi oleh pihak lain.

4.2.1 Pengaruh kinerja Auditor Terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja auditor memberikan kontribusi sebesar 50,29 %, nilai thitung yang diperoleh variable independensi auditor terhadap kualitas audit adalah sebesar 4,937 lebih besar dari ttabel (2,048) sehingga keputusan uji hipotesis menolak Ho. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja auditor memberikan pengaruh positif terhadap kualitas audit, semakin baik kinerja auditor maka semakin baik pula kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung.Fenomena yang terjadi pada kinerja auditor adalah Kantor Akuntan Publik AHR ini bisa dinilai kinerjanya masih belum optimal karena kemampuan auditor junior pada Kantor Akuntan Publik AHR masih kurang,Auditor juniornya harus lebih diberi pelatihan untuk mengaudit laporan keuangan klien (auditor senior KAP AHR, 2010).Berdasarkan kuisioner no.11 dan 12 didapatkan hasil sebesar 81,29% termasuk dalam kategori baik dan lebih rendah dibanding nilai yang lain pada kuesioner kinerja auditor. Dalam melakukan audit dimana seorang auditor harus memiliki gagasan dan ide-ide yang inovatif agar organisasi dapat maju,mempunyai keterampilan untuk menganalisa tugas dengan baik, jika auditor tidak menyadari akan tanggung jawab kinerjanya maka kualitas audit akan menurun, sehingga dari hasil tersebut terdapat selisih sebesar 18,71% dari nilai ideal (sebesar 100%). Hal ini menjawab fenomena yang terjadi dimana dari hasil 18,71% ini merupakan pengaruh lain di lapangan yang mengakibatkan kurang optimalnya seorang auditor dalam melakukan tugasnya.Sehingga saran yang baik adalah agar pengaruh kinerja auditor dalam meningkatkan kualitas audit dan memaksimalkan tingkat kinejra auditor dengan mengikuti kode etik dalam proses auditnya diperlukan adanya pelatihan-pelatihan dan seminar agar auditor lebih menaati standar auditing

atau kaidah-kaidah yang telah diakui validitasnya sehingga auditor lebih mengerti dalam tugasnya sebagai auditor yang profesional yang memiliki tanggungjawab, integritas, objektivitas dan kompetensi yang membuat seorang klien bisa mempercayai kualitas auditor tersebut.

(12)

Berdasarkan hasil analisis yang telah disajikan pada Bab IV, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Independensi auditor mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini berarti apabila independensi meningkat maka kualitas auditnya akan meningkat dan membuat citra profesional auditor dan kantor akuntan publik yang ada di wilayah kota Bandung akan meningkat.

2. Kinerja auditor mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini berarti apabila kinerja audit yang terlalu rendah maka akan menurunkan Kualitas Auditnya, begitupun sebaliknya semakin tinggi kinerja audit maka akan semakin tinggi Kualitas Auditnya Pada Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Kota Bandung.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh independensi auditor dan kinerja auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung, maka peneliti memberikan saran sebagai bahan pertimbangan dan dapat dijadikan masukan kepada auditor pada kantor akuntan publik di Kota Bandung sebagai berikut:

5.2.1 Saran Praktis

1. Independensi auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit, agar pengaruh independensi auditor dalam meningkatkan kualitas audit menjadi optimal, diharapkan auditor dapat mempertahankan dan meningkatkan sikap independensi salah satunya dengan cara melakukan pekerjaan sesuai penugasan bukan berdasar permintaan klien, dan dapat mematuhi kode etik dalam bekerja sehingga auditor tidak mudah dipengaruhi oleh pihak lain.

2. Kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit, agar lebih memaksimalkan tingkat kinera auditor dengan mengikuti kode etik dalam proses auditnya diperlukan adanya pelatihan-pelatihan dan seminar agar auditor lebih menaati standar auditing atau kaidah-kaidah yang telah diakui validitasnya sehingga auditor lebih mengerti dalam tugasnya sebagai auditor yang profesional yang memiliki tanggungjawab, integritas, objektivitas dan kompetensi yang membuat seorang klien bisa mempercayai kualitas auditor tersebut.

5.2.2 Saran Akademis a. Pengembangan Ilmu

Penelitian ini dapat dijadikan penambahan dan pengembangan ilmu akuntansi khususnya di bidang audit.

b. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan agar para peneliti lain dapat lebih memberikan bukti empiris dari konsep yang telah dikaji bahwa kualitas audit dipengaruhi oleh independensi auditor dan kinerja auditor.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. 2008. Auditing: Dasar-dasar Audit Laporan keuangan. UUP STIM.

Ahmad Badjuri. 2011. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kualitas Audit Auditor Independen Pada Kantor Akuntan Publik (Kap) Di Jawa Tengah. Dinamika Keuangan dan Perbankan.Vol. 3 No. 1.

Agoes Sukrisno.2012.Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik, Jilid 1, Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.

Alwani, Ahmad. 2007. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang. Skripsi.Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Anwar Prabu Mangkunegara. 2003. Perencanaan dan Pengembanagan Sumber Daya Manusia.

(13)

13 Ardini, Lilis. 2010. Pengaruh Kompetensi, Indepedensi, Akuntabilitas Dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit. Majalah Ekonomi. Tahun XX, No 3.

BambangWahyudi, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Sulita Bandung. Bilson, Simamora. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Surabaya:Pustaka Utama.

De Angelo, L.E. 1981. Auditor Size and Audit Quality.Journal of Accounting and Economics. 3: 183-199.

Febrianty. 2012. Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat

Materialitas Audit Atas Laporan Keuangan. Jurnal Ekonomi Dan Informasi Akuntansi Vol. 2 No. 2 Mei 2012.

Futri,Putu Septiani dan Gede Juliarsa. 2014. Pengaruh Independensi,Profesionalisme, Tingkat Pendidikan, EtikaProfesi, Pengalaman, dan Kepuasan Kerja Auditor pada Kualitas Audit Kantor Akuntan Publik di Bali .E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. ISSN: 2302-8556.

Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. 2010. Auditing :Konsep Dasar dan Pedoman

Pemeriksaan Akuntan Publik. GrahaIlmu, Yogyakarta.Yang Akan Datang. Jurnal Akuntansi dan Manajemen.

Mardisar, Diani dan Ria Nelly Sari. 2007. Pengaruh Akuntabilias dan Pengetahuan Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor. SNA X Unhas Makasar.

Messier William F JR. dan Qilliam William C. 1992. The Effect of Accountability on Judgement Development of Hypothesis for Auditing. Journal of Practice & Teory 11.

Salsabila, Ainia dan Hepi Prayudiawan. 2011. Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan Audit dan Gender terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi. Vol. 4 No. 1.

Singgih, E.M dan Bawono, LR. 2010. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit. SNA XIII Purwokerto.

Sumintorn Baotham. 2007. Effect of Professionalism on Audit Quality and Self-Image if CPAs in Thailand. Internasional Journal Bussiness Strategy.Vol. VII No.2.

Suseno,Novie Susanti. 2013. Literature Review The Effect Of Independence, Size, Of Public Accountant Office Toward Audit Quality And Its Impact On Public Accountant Office Reputation. Journal of Applied Sciences Research. 9(1) h: 62-66.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Sujoko, Stevanus danYuliawati. 2008. Metode Penelitian. Malang: Bayumedia Publishing. Sukrisno Agoes. 2011. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh KAP. Jakarta :Lembaga Penerbit FEUI.

Sukrisno Agoes. 2012. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta :Salemba Empat. Sunarto. 2003. Pengantar Bisnis. Yogyakarta: Amus.

Supangat, Andi. 2007. Statistika dalam Kajian Deskriftif, Inferensi dan Non parametrik. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

https://davidparsaoran.wordpress.com/2009/11/04/skandal-manipulasi-laporan-keuangan-pt-kimia-farma-tbk/

www.detiknews.com

(14)

Tabel 1

Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden pada Variabel Independensi Auditor

Variabel indikator Skol

Aktual

Skor

Ideal Persentase Kategori

Kinerja

Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden pada Variabel Kinerja Auditor

Variabel indikator Skol

Aktual

Skor

Ideal Persentase Kategori

Kualitas

Variabel indikator Skol

Aktual

Skor

Ideal Persentase Kategori

(15)

15

Tabel 3

(16)

v

Penelitian ini dilakukan pada beberapa Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh independensi auditor dan kinerja auditor terhadap kualitas audit pada beberapa Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode verifikatif. Populasi penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. Metode pengambilan sampel yaitu sampel jenuh dari jumlah Kantor Akuntan Publik yang telah disebarkan untuk dijadikan sampel sebanyak 26 KAP dengan 52 responden hanya 11 KAP yang mengembalikan dengan 31 responden. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda.

Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa independensi auditor termasuk dalam kategori baik pada KAP di Kota Bandung, kinerja auditor termasuk dalam kategori baik pada KAP di Kota Bandung dan untuk kualitas audit pada KAP di Kota Bandung termasuk kategori baik.

(17)

vi

ABSTRACT

The research was conducted at several public accounting firms in Bandung.The purpose of this study is to determine the effect of auditor independence and auditor performance on audit quality of some public accounting firms in Bandung.

The method used is descriptive method and verification method. The population of this study is the public accounting firm in Bandung. The sampling method that is saturated sample of the number of public accounting firm that has been deployed to serve as many as 26 samples with 52 respondents public accounting firm that returns only 11 to 31 respondents. The data analysis technique used in this study is the technique of multiple regression analysis.

The results of testing the hypothesis in this study indicate that the auditors independence included in the category good to public accounting firm in Bandung, auditor performance included in the category good to public accounting firm in Bandung and to audit quality in public accounting firm in Bandung include good category.

(18)

23

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan bagian dari metodologi yang secara khusus

mendeskripsikan tentang cara mengumpulkan dan menganalisi data. Upaya untuk

mencapai tujuan dari sebuah penelitian diperlukan sebuah metode yang sesuai dan

memudahkan dalam melakukan penelitian.

Menurut Sugiyono (2010: 2), metode penelitian adalah:

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Menurut Sujoko, Stevanus dan Yuliawati (2009: 7), metode penelitian

adalah:

“Bagian dari metodologi yang secara khusus mendeskripsikan tentang cara

mengumpulkan data dan menganalisis data”.

Berdasarkan defenisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode

penelitian merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau

penyaluran rasa keingintahuan dalam meneliti sebuah permasalahan dan cara

untuk dapat memahami suatu objek penelitian dengan teknik dan prosedur yang

digunakan dalam penelitian tersebut.

Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif.

(19)

24

antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan

memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2010: 29), metode deksriptif adalah:

“Metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu

hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang

lebih luas”.

Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan rumusan masalah.

Data yang dibutuhkan merupakan data yang sesuai dengan masalah-masalah yang

ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data dapat dikumpulkan,

dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah diperlajari

sehingga dari data tersebut akan ditarik kesimpulan.

Menurut Mashuri (2008: 45), metode verifikatif adalah sebagai adalah:

“Memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara

dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain

dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas tujuan metode deskriptif adalah

untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki. Sedangkan metode penelitian verifikatif digunakan untuk menguji

kebenaran teori dan hipotesis yang telah dikemukakan para ahli mengenai

(20)

3.2.1 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator,

sertaskala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian

hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan

judul penelitian.

Menurut Umi Narimawati (2008: 30), pengertian operasionalisasi variabel

adalah sebagai berikut:

“Proses penguraian variabel penelitian ke dalam sub variabel, dimensi,

indikator sub variabel dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu

dilakukan analisis faktor”.

Menurut Nur Indriantoro (2002:69) operasionalisasi variabel, sebagai

berikut:

“Menjelaskan cara tertentu yang dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik”.

Variabel itu sendiri dalam konteks penelitian menurut Sugiyono (2010:38),

sebagai berikut:

“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk

apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.

Sesuai dengan judul penelitian yang diungkapkan oleh penulis yaitu

pengaruh Independensi Auditor dan Kinerja Auditor terhadap Kualitas Audit,

(21)

26

1. Variabel Independen (X)

Menurut Sugiyono (2010:39), mendefinisikan variabel bebas atau

independen adalah sebagai berikut:

“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”.

Dalam hal ini variabel bebas atau independen yang berkaitan dengan

masalah yang akan diteliti adalah Independensi Auditor dan Kinerja Auditor.

Dalam operasional variabel ini semua diukur oleh instrumen pengukur dalam

bentuk kuesioner yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala Likert.

Adapun pengertian skala Likert menurut Sugiyono (2010:93), yaitu:

“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.

2. Variabel Dependen (Y)

Menurut Sugiyono (2010:39), mendefinisikan variabel dependen adalah

sebagai berikut:

“Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas”.

Data yang menjadi variabel terikat atau dependen adalah kualitas audit.

Agar lebih jelas indikator tersebut dapat dituangkan dalam tabel operasionalisasi

(22)

Tabel 3.2

Operasioanalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala No.

(23)

28

Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel menggunakan skala

ordinal. Pengertian skala ordinal menurut Umi Narimawati (2010:23), adalah:

“Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif

karakteristik berbeda yang dimiliki oleh objek atau individu tertentu”.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dilakukan dengan

metode descriptive dan Verivikatif menggunakan kuesioner. Menurut Umi

Narimawati, (2010:40), kuesioner didefinisikan sebagai berikut:

“Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik. Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian

ini”.

Berdasarkan pengertian diatas maka skala yang digunakan adalah skala

ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban dan

untuk jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

tertutup, kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap

sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.

Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrument pengukur dalam bentuk

kuisioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala likert.

Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus

menggambarkan, mendukung pertanyaan (item positif) atau tidak mendukung

pernyataan (item negatif). Skor atas pilihan jawaban untuk kuisioner yang

(24)

Tabel 3.3

Skala Penilaian Kuesioner

No Keterangan Skor Positif Skor Negatif

1 Sangat Setuju 5 1

2 Setuju 4 2

3 Tidak setuju 3 3

4 Kurang setuju 2 4

5 Sangat Tidak Setuju 1 5

Sumber: Sugiyono (2010:94)

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian mengenai pengaruh

Independensi Auditor dan Kinerja Auditor terhadap Kualitas Audit, yaitu data

Primer.

Menurut Umar Husein (2002: 130), menyatakan:

“Data Primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari

individu maupun kelompok seperti hasil dari wawancara atau hasil dari

pengisian kuisioner”.

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara menyebarkan

kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang

berhubungan dengan penelitian yang dilakukan yaitu Akuntan Publik atau Auditor

(25)

30

Data dalam penelitian ini dapat dikumpulkan dengan teknik pengumpulan

data sebagai berikut :

1. Penelitian Lapangan (Field Research).

a. Wawancara

Dalam hal ini penulis melakukan tanya-jawab secara langsung

mengenai permasalahan yang akan diteliti kepada pihak-pihak yang

bersangkutan, dimana wawancara ini bertujuan untuk memperjelas

dan meyakinkan fakta atau informasi yang diperoleh melalui

pengamatan.

b. Observasi

Metode ini merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan mengamati secara langsung mengenai objek yang akan diteliti

pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di KotaBandung sehingga peneliti

memperoleh beberapa informasi dan data yang dibutuhkan.

c. Penggunaan Kuisioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya, kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel

yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden,

selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden

(26)

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research).

Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan atau studi

literatur dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelah

literatur berupa buku-buku (text book), peraturan perundang-undangan,

majalah, surat kabar, artikel, situs web dan penelitian-penelitian

sebelumnya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti. Studi

kepustakaan ini bertujuan untuk memperoleh sebanyak mungkin teori

yang diharapkan akan dapat menunjang data yang dikumpulkan dan

pengolahannya lebih lanjut dalam penelitian ini.

Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang

sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang

memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian.

Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahhan (validitas) dan

kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur penelitian sehingga diperoleh item

pertanyaan atau pernyataan yang layak untuk digunakan sebagai alat ukur

pengumpulan data penelitian.

3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta Waktu Penelitian

3.4.1 Populasi

Pengertian populasi menurut Umi Narimawati (2008: 72) adalah:

“Populasi adalah objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu

sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti sebagai unit analisis

(27)

32

Menurut Sugiyono (2012:115) pengertian populasi adalah

“Wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dengan demikian maka populasi dalam penelitian ini adalah Akuntan

Publik atau Auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di kota Bandung seperti

dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.4

Daftar Nama KAP di Kota Bandung

No Nama KAP Alamat

1 KAP Roebiandini & Rekan

Jl. Sidoluhur no. 26 Rt 004/ 007 Sukaluyu Cibeuying Kaler Bandung 40132

2 KAP Abubakar Usman & Rekan Jl. Abdurahman Saleh No.40 Lantai 2

3 KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah &

Jerry Jl. Rajamantri 1 No.12 Buah Batu

4 KAP Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali

Jl. Jakarta Ruko Kota Baru Permai Kav 10 Bandung

5 KAP Djoemarma, Wahyudin & Rekan Jl. Dr. Slamet No. 55 Bandung 40161

6 KAP Prof. Dr. H. Tb. Hasanuddin, MSc

& Rekan Metro Trade Center Blok F No.29

7 KAP Moch. Zainuddin, Sukmadi & Rekan

Jl. Melong Asih No. 69 Lantai III, Cijerah Bandung 40213

8 KAP Af. Rachman Soetjipto WS Jl. Pasir Luyu Raya No.36 Bandung 40254

9 KAP Sabar & Rekan Jl. Kancra No. 62

10 KAP Drs. Karel, Widyarta Jl. Hariangbanga No.15

11

KAP Dr. H.E.R. Suhardjadinata &

(28)

12 KAP Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih

Jl.P.H.H Mustofa No.58 Bandung

13 KAP DRS. GUNAWAN SUDRAJAT

Komplek Taman Golf Arcamanik Endah, Jl. Golf Timur III No. I, Bandung 40293

14 KAP Prof. Dr. H. TB HASANUDDIN,

MSc & REKAN Jl. Soekarno – Hatta

15 KAP Heliantono dan Rekan Jl. Sangkuriang No.B 1

16 KAP Drs. Jajat Marjat Jl. Pasir Luyu Timur No.125

17 KAP Jojo Sunarjo dan Rekan Jl. Ketuk Tilu No.38

18 KAP Peddy HF.Dasuki Jl. Jupiter Utama D.2 No. 4 Margahayu Selatan

19 KAP RISMAN & ARIFIN Jl. Soekarno Hatta No. 590

20 KAP ASEP RIANITA MANSHUR &

SUHARYONO Jl. Wartawan II No. 16 A

21 KAP Drs. RONALD HARYANTO Jl. Sukahaji No.36 A

22 KAP Drs. SANUSI DAN REKAN Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri No.76 C

23 KAP SUGIONO POULUS, SE, Ak,

MBA Jl. Cempaka No. 114

24 KAP DRA. YATI RUHIYATI Jl. Ujung Berung Indah Berseri I

25 KAP Drs. R. HIDAYAT EFFENDY Jl. Tata Surya No.18

26 KAP Drs. JOSEPH MUNTHE, MS Jl. Terusan Jakarta No.20

Sumber:IAPI 2015

3.4.2 Penarikan Sampel

Pengertian sampel menurut Umi Narimawati (2008: 77), adalah:

“Sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan

dalam penelitian”.

Menurut Sugiyono (2011: 126), pengertian sampling jenuh adalah:

“Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi yangdigunakan sebagai sampel. Hal ini sering digunakan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh

(29)

34

Pada penelitian ini penulis menggunakan sampling jenuh karena populasi

yang digunakan lebih dari 30 orang yaitu yang disebar sebanyak 52 kuesioner

kepada auditor 26 Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung, adapun kuesioner

yang kembali sebanyak 31 lembar kuesioner yang mewakili 11 KAP

,Masing-masing menyerahkan 1-3 lembar kuesioner ,sehingga total keseluruhan kuesioner

yang kembali adalah 31 lembar kuesioner.

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun pelaksanaan penelitian dari bulan April 2015 sampai dengan

Agustus. Tempat dilakukannya penelitian tersebut yaitu pada Kantor Akuntan

Publik di wilayah Bandung. Secara lebih rinci waktu penelitian adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.5 Jadwal Penelitiaan

Tahap Prosedur

Bulan

Mrt 2015

Apr 2015

Mei 2015

Juni 2015

Juli 2015

Agt 2015

I

Tahap Persiapan:

1.Bimbingan dengan dosen

2.Membuat outline dan proposal

3.Mengambil formulir penyusunan usulan penelitian

4.Menentukan tempat penelitian

Tahap Pelaksanan:

(30)

II

2.Penyusunan usulan penelitian

3.Meminta surat pengantar ke perusahaan

4.Penelitian di perusahaan

III

Tahap Pelaporan:

1.Menyiapkan draft skripsi

2.Sidang akhir skripsi

3.Penyempurnaan laporan skripsi

4.Penggandaan skripsi

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan

menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS for

windows 20.0, setelah semua data-data dalam penelitian ini terkumpul, maka

selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari:

3.5.1 Uji Validasi

Pengertian validitas Menurut Sugiyono (2008:3) menyatakan bahwa:

“Menunjukan derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi

pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti”.

Berdasarkan definisi diatas maka validitas dapat diartikan sebagai suatu

karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test

(kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk

diukur. Uji validitas dilakukan untuk memenuhi taraf kesesuaian dan kecepatan

(31)

36

apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur dan diinginkan dengan tepat.

Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Tabel 3.6

Standar Penilaian Validitas

Criteria Validity

Good 0,05

Acceptable 0,30

Marginal 0,20

Poor 0,10

Sumber: Barker et al (2002:70)

Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara

masing-masing pertanyaan atau pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari

korelasi pearson adalah sebagai berikut:

Sumber : Umi Narimawati (2010:42)

Keterangan:

r= Koefisien Korelasi Pearson x= skor item pertanyaan y= Skor total item pertanyaan

N= Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument

Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikan

5%).Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

(32)

Umi Narimawati (2010: 42)

Keterangan: n= ukuran sampel

r= koefisien korelasi Pearson df= degree of freedom=n-2

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang

dirancang dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat menjalankan fungsinya.

Seperti telah dijelaskan bahwa untuk menguji valid tidaknya suatu alat ukur

digunakan pendekatan secara statistika yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor

butir pertanyaan atau pernyataan dengan skor totalnya. Apabila koefisien korelasi

butir pertanyaan atau pernyataan dengan skor total item lainnya > 0,30 maka

pertanyaan atau pernyataan tersebut dinyatakan valid.Uji keberatan koefisien r

dilakukan dengan uji coba dengan t (taraf signifikasi) adalah 5%.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2010:3),pengertian reliabilitas adalah:

“Derajat konsistensi/keajegan data dalam interval waktu tertentu”.

Berdasarkan definisi diatas maka reliabilitas dapat diartikan sebagai suatu

karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian dan kekonsistenan. Selain valid,

alat ukur juga harus memiliki keandalan atau reliabilitas, suatu alat ukur dapat

diandalkan jika alat ukur tersebut digunakan berulangkali akan memberikan hasil

yang relatif sama (tidak berbeda jauh). Untuk melihat andal tidaknya suatu alat

ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas.

Apabila koefisien reliabilitas lebih besar dari 0.70 maka secara keseluruhan

pertanyaan atau pernyataan dinyatakan andal (reliabel).

Dengan diperoleh nilai r dari uji validitas yang menunjukkan hasil indeks

(33)

38

instrumen. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas

adalah Teknik Belah Dua (Split Half Method) skor pernyataan (statement)

bernomor ganjil genap, dengan teknik korelasi Spearman Brown.

Teknik Belah Dua (Split Half Method) menurut Sugiyono (2010:126),

menyatakan sebagai berikut:

1. Membagi pertanyaan menjadi belah dua yaitu item ganjil dan genap. 2. Skor untuk masing-masing pertanyaan pada tiap belahan dijumlahkan

sehingga menghasilkan dua skor total untuk masing-masing responden.

3. Mengkorelasikan skor total satu dengan skor total dua dengan korelasi pearson product moment.

4. Mencari reliabilitas untuk keseluruhan pertanyaan dengan rumus Spearman Brown sebagai berikut:

Sumber : Sugiyono (2012:131)

Dimana:

R = Realibility

Ґ1 = Reliabilitas internal seluruh item

Ґb = Korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua

Selanjutnya koefisien reliabilitas yang diperoleh dibandingkan dengan

0.70 apabila nilai koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0.7 maka

butir pernyataan dalam kuesioner dapat diterima.

Tabel 3.7

Standar Penilaian Koefisien Reliabilitas

Criteria Reliability

Good 0,80

Acceptable 0,70

Marginal 0,60

(34)

Poor 0,50

Sumber: Barker et al (2002:70)

3.5.3 Uji MSI (Method of Successive Interval)

Menurut Harun Al Rasyid(1994: 131) Uji MSI yaitu:

“Karena penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam operasionalisasi variabel sebelumnya, maka semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Successive Interval”.

Menurut Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat (2002:55), pengertian

Method of SuccessiveInterval adalah sebagai berikut:

“Metode Successive Interval adalah metode pengskalaan untuk

menaikkan skala pengukuran ordinal ke skala pengukuran interval”.

Pilihan jawaban responden merupakan nilai skor jawaban, sehingga

variabel diperoleh dari data skor jawaban dari setiap item. Karena itu melalui

Metode of Successive Intervals dilakukan transformasi data. Langkah-langkah

untuk melakukan transformasi data ordinal ke data interval tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner yang

disebarkan.

2. Pada setiap butir yang ditentukan dihitung masing-masing frekuensi jawaban

responden.

3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut

(35)

40

4. Menetukan proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi

secara berurutan perkolom skor.

5. Menggunakan Tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi

kumulatif yang diperoleh.

6. Menentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan

menggunakan Tabel Tinggi Densitas).

7. Menghitung nilai skala dengan rumus Methode of Successive Intervals sebagai

berikut:

Umi Narimawati (2010: 47)

Keterangan:

Means of Interval = rata-rata interval Density at Lower Limit = kepadatan batas bawah Density at Upper Limit = kepadatan batas atas

Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas atas Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas bawah

8. Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan

menggunakan rumus:

| |

Sumber : Umi Narimawati (2010:47)

3.6. Metode Pengujian Data

Berdasarkan tujuan penelitian, maka metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif. Dalam pelaksanaan,

penelitian ini menggunakan jenis atau alat bentuk penelitian deskriptif dan

verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan.

Gambar

Tabel 1 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden pada Variabel Independensi Auditor
Tabel 3.2 Operasioanalisasi Variabel
Tabel 3.3 Skala Penilaian Kuesioner
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Demikian pula dengan kurikulum, apabila tidak memiliki pondasi yang kuat maka kurikulum tersebut akan mudah terombang-ambing dan yang akan dipertaruhkan adalah

Dalam tahap ini dilakukan analisa akhir terhadap hasil pengujian yang telah dilakukan, untuk mengetahui apakah pengembangan Image Based CAPTCHA yang terintegrasi

AN ANALYSIS OF READABILITY OF EXPANDING WORDS IN SUBTITLING OF THE LAST SAMURAI MOVIE..

[r]

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda adalah uji regresi linier dengan dua atau lebih variabel independen digunakan untuk meramalkan suatu variabel

Berdasarkan uraian di atas, didapatkan bahwa regulasi emosi pada siswa di SMA Islam Cikal Harapan BSD diharapkan dapat membuat siswa tetap positif ketika

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepemimpinan transformasional kepala sekolah antara lain berlatih menampilkan kepemim- pinan yang dapat dipercaya oleh bawahan

6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: jujur,