SKRIPSI
diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana pada Program Studi Sastra Jepang
Fakultas Sastra Universitas Kompute r Indonesia
YENI NURLATIPAH NIM:63805008
PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
i
Alte rnatif Dalam Pembelajaran Hiragana
ABSTRAK
Hiragana digunakan untuk kata-kata bahasa Jepang di mana kanji tidak dapat dipakai secara mudah, kata-kata yang merupakan simbol sebuah bunyi, akhiran kata-kata yang terkonjungsi seperti kata kerja, kata sifat, partikel, atau kata sandang, kata kerja bantu, dan yang sejenis. Lagi pula kata ganti, kata keterangan, dan kata sambung serta nama tumbuhan, hewan lebih baik ditulis dalam bentuk Hiragana.
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses komunikasi, dengan kata lain proses penyampaian pesan yang berupa ajaran atau didikan dari sumber pesan ke penerima pesan. Penyajian video tutorial dapat membantu proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dan bervariasi sehingga pembelajar menjadi lebih termotivasi dalam belajar.
Dalam penelitian ini dibahas mengenai proses pembuatan video tutorial interaktif pembalajaran huruf Hiragana adapun beberapa perangkat keras digunakan penulis adalah video kamera (camrecorder) lengkap dengan media penyimpanannya (MiniDV), Lighting 2000watt untuk membuat kwalitas video lebih baik dari segi pencahayaan sehingga visual menjadi lebih terlihat contras dan menarik untuk dilihat. Adapun perangkat yang digunakan dalam video tutorial ini adalah Corel Video Studio X3 dan DVD Movie Factory 6.
Peneliti melakukan uji responder terhadap siswa SMAN 1Banjaran yang dilakukan pada mulai tanggal 28 Juni- 2 Juli 2011 dari uji responder tersebut nilai kriterium yang didapat adalah sebesar 333.
Pada interval rating scale nilai tersebut mendekati interval baik. Berdasarkan data tersebut penulis menyimpulkan bahwa responden menilai tampilan dan materi pada video tutorial “Tanoshii Kana” ini termasuk baik dan dapat dikategorikan sebagai media alternatif.
ii
Media In Learning Hiragana
ABSTRACT
Hiragana is used for Japanese words in which the starch can not be used easily, the words which is a symbol of a sound, ending the conjunction of words such as verbs, adjectives, particles, or the article, the auxiliary verb, and similar. After all pronouns, adverbs, and conjunctions as well as names of plants, animals better written in the form of Hiragana.
The process of teaching and learning is a process of communication, and processes information in the form of teaching or training from the source message to the recipient.
In this study discussed the process of making interactive video tutorials pembalajaran Hiragana letters as for some of the hardware used is the author of the video camera (camrecorder) complete with storage media (MiniDV), Lighting 2000watt to make better video quality in terms of lighting so the visuals become more visible contras and interesting to be seen. The device used in thi s tutorial video is X3 Corel Video Studio and DVD Movie Factory 6.
Presentation Video tutorials can help the learning process becomes more interesting and varied so that learners become more motivated in learning. In this study discussed the process of making interactive video tutorials teaching hiragana letters. Researchers conducted tests on students of SMAN 1 Banjaran.
Responders who performed at the starting date on June 28 - July 2, 2011 from the test responder criterion value obtained is equal to 333. In the interval rating scale value is close to a good interval. Based on these data the authors concluded that the respondents rate the look and content of the video tutorial "Tanoshii kana" this includes both.We recommend that students can choose appropriate learning media. So that learners can be more attractive and appealing.
iii
Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuhu.
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang Maha Tinggi
dan Yang Maha Sempurna, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
serta memberikan kemampuan kepada penulis untuk dapat meyelesaikan skripsi
yang berjudul “Video Tutorial Sebagai Media Alternatif Pembelajaran Huruf
Hiragana". Serta shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi besar
junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW yang telah memberikan pencerahan
kepada kita untuk dapat menikmati indahnya menjadi muslim, kepada para
keluarganya, para sahabatnya serta umatnya hingga akhir zaman.
Skripsi ini dibuat sebagai tugas akhir yang merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan program Strata Satu (S-1) pada Program Studi Sastra Jepang
Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia Bandung.
Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih
terdapat banyak kekurangan dan kelemahan yang disebabkan karena keterbatasan
dan kemampuan penulis. Walaupun demikian penulis telah berusaha dengan
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki untuk menyajikan skripsi ini dalam
penulisan yang sebaik-baiknya. Oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang
iv
dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dari ini penulis juga menyampaikan rasa
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia yang telah sabar dan banyak
memberikan pengarahan serta bimbingan selama ini kepada penulis.
4. Pitri Haryanti, M.Pd, selaku Dosen pembimbing I yang dengan sabar telah
meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan kepada penulis selama
penyusunan skripsi ini.
5. Dra.Renariah, M.Hum., selaku Dosen pembimbing II yang dengan s abar
telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan kepada penulis
selama penyusunan skripsi ini.
6. Soni Mulyawan Setiana, M.Pd selaku Dosen Wali yang telah banyak
memberikan pengarahan dan bimbingan selama ini kepada penulis.
7. Drs. H.Ahmad Dahidi M.A Selaku Dosen Sastra Jepang Universitas
Komputer Indonesia.
8. Riska Sri Rahmawati, SS Selaku Dosen Sastra Jepang Universitas Komputer
v
Komputer Indonesia dan Seluruh Staf pusat yang telah membantu penulis
dari mulai persiapan hingga selesainnya laporan ini.
10. Bapak Elan Ramlan yang telah memberi izin untuk mengadakan penelitian di
SMAN 1 Banjaran.
Selain itu, penulis dalam menyusun skripsi ini tidak lepas dari dukungan
keluarga, saudara-saudara dan sahabat-sahabat terdekat, diantaranya:
1. Untuk Ayah, yang selalu menjadi sumber inspirasi dan pencerahan bagi
penulis, tiada kata yang indah selain untaian do’a yang dapat diberikan.
Jazakumulllahu khairan katsiran atas kasih sayang yang telah diberikan tiada
henti. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan menyayangi, serta
memberikan kebahagian di dunia dan di akhirat.
2. Untuk Alm.Ibunda tercinta, sungguh berat perjuangan merampungkan studi
ini, karena kau pergi tepat didetik-detik kelulusan ku. Namun tiada henti
syukurku karena telah diAnugerahkan Ibunda yang sangat Shalehah sepertimu.
Semoga Allah.SWT menerima segala payah dan peluhmu dalam menjalankan
segala hukum Syara. Semoga kelak kita sekeluarga dikumpulkan di Jannah
Firdaus. Aamin Ya Rabbal Alamin.
3. Untuk kakak-kakak tercinta, A Yadi yang sekarang alhamdulillah semakin
shaleh dan sehat. Untuk teh Yuly yang sudah banyak menggantikan peran
Mamah bahkan kasih sayang teteh terasa sama dengan kasih sayang Mamah.
mudah-vi
dari hamba-hambaNya yang shalih dan shalihah. Amiin.
4. Untuk Mang Ayi terimakasih atas bantuan mamang selama ini semoga
Allah.SWT membalas semua kebaikam mamang. Kepada keluarga besar
Bapak Sondari(Ua Wawan, Bi Tati, Bi Ely, Bi Ai, Mang Ason, Mang Ziri,
Mang Asep) dan Alm.Bapak Pahru (Ua Markum, Ua Imas, Teh Iim, A dodi,
Mamah Atikah) saya Ucapakan terimakasih atas dukungan yang selama ini
telah diberikan.
5. Jazakillah khairan katsiran untuk Teh Fadd yang telah memberikan banyak
dukungan, motivasi dalam peningkatan Fikriyah-Ruhiyah dan kualitas iman
dan taqwa penulis dalam pembinaan Islam (Hizbuttahrir).
6. Jazakumullah khairan katsiran untuk sahabat-sahabat seperjuangan dalam
dakwah, Tika sahabat setiaku jazkillah telah banyak memotivasi saya untuk
tetap istiqamah, Lina cepet lulus ya!, Dewi, Kiki, Utik, Teh amhar, Rian All
penghuni kostan atas dukungan, motivasi, dan kasih sayang teman-teman.
Mudah- mudahan Allah langgengkan ikatan kita dengan ikatan aqidah Islam.
7. Jazakillah khairan katsiran untuk ukhti yang ada di LDK UMMI UNIKOM.
Terutama ika printermu sangat membantu ku semoga berkah Tetap berjuang!
Allah Cinta Para Mujahidah.
8. Untuk saudara-saudara seperjuangan di Koopertis. Mudah- mudahan Allah
memberikan keistiqamahan kapada kita dalam berjuang di jalan-Nya.
vii
terimakasih atas bantuan dan dukungan kalian selama ini terutama saat
menjadi crew laguange production. Untuk tutor Tanoshii Kana; Itang
terimakasih ya atas kesediannya untuk shooting sampai larut malam. Untuk
Ila yang siap menuju istiqamah!. Bangdoel Jazkallahu Khairan Katsiran atas
bimbingan abang dalam dunia Broadcasting. Zahwa Production team dan
ColorBar team semoga bertambah sukses dan berkah.Aamin. Juga untuk
semua rekan-rekan yang tidak dapat di sebutkan satu persatu.
Mudah-mudahan Allah Membalas kebaikan antum.
Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan balasan yang sesuai dengan
segala yang telah diberikan bagi penulis, walaupun penulis tidak menyadarinya.
Khususnya atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis.
Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuhu.
Bandung, Juli 2011 Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam bahasa Jepang, huruf yang digunakan adalah Kanji, Hiragana,
Katakana, dan Romaji. sehingga dalam mempelajari bahasa Jepang bagi
pembelajar harus mampu menguasai huruf- huruf tersebut. Dalam hal ini pada
tingkat pemula hiragana merupakan salah satu huruf dasar yang harus dikuasai
oleh pembelajar bahasa Jepang. Walaupun hiragana tidak sesulit huruf kanji,
tetapi pembelajar mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Kesulitan tersebut
muncul dikarenakan adanya perbedaan bentuk penulisan huruf antara bahasa
Jepang dengan bahasa Indonesia.
Pada saat ini bangsa kita telah masuk dalam dekapan budaya menonton
dimana aktifitas sehari- hari masyarakat kita banyak dialokasikan untuk menonton
baik hiburan, berita ataupun acara lainnya atas hal tersebutlah maka penulis
tertarik untuk membuat media berupa tontonan pembelajaran yang dikemas dalam
bentuk Video Tutorial yaitu cara penulisan hiragana yang dipandu oleh seorang
tutor.
Alasan penulis membuat media pembelajaran berup a video tutorial ini
adalah untuk memberikan suatu cara praktis belajar hiragana kepada pembelajar
bahasa Jepang khususnya bagi pelajar yang belum memiliki kemampuan dasar
bahasa Jepang. Selain itu video juga bisa dimanfaatkan untuk hampir semua topik,
interpersonal. Pada ranah kognitif, pembelajar bisa berekreasi dramatis dari unsur
warna, suara dan gerak yang mampu membuat karakter terasa lebih hidup. Selain
itu menonton video, setelah atau sebelum membaca, dapat memperkuat
pemahaman siswa terhadap materi ajar.
Pada ranah afektif, video dapat memperkuat siswa dalam merasakan unsur
emosi dan penyikapan dari pembelajaran yang efektif. Hal ini tergantung dari
potensi emosional impact yang dimiliki oleh video, di mana ia mampu secara
langsung menarik, sisi penyikapan personal dan sosial siswa. Membuat mereka
tertawa terbahak-bahak (atau hanya tersenyum) karena gembira, atau sebaliknya
menangis berurai air mata karena sedih.
Pada ranah psikomotorik, video memiliki keunggulan dalam
memperlihatkan bagaimana sesuatu bekerja, misalnya dalam mendemons-trasikan
bagaimana tatacara merangkai bunga, membuat origami pada anak-anak TK, atau
memasak pada pelajaran tataboga dan lain sebagainya. Semua itu akan terasa
lebih simpel, mendetail, dan bisa diulang-ulang. Video pembelajaran yang
merekam kegiatan motorik pembelajar juga memberikan kesempatan pada mereka
untuk mengamati dan mengevaluasi kerja praktikum mereka, baik secara pribadi
maupun feedback dari teman-temannya.
Sedangkan pada ranah meningkatkan kompetensi interpersonal, video
memberikan kesempatan pada mereka untuk mendiskusikan apa yang telah
mereka saksikan secara bersama-sama. Lebih dari itu, manfaat dan karakteristik
proses pembelajaran, di antaranya adalah (Munadi, 2008: 127; Smaldino, 2008:
311-312):
a. Mengatasi jarak dan waktu
b. Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat
c. Dapat membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara lainnya, dan dari masa yang satu ke masa yang lain.
d. Dapat diulang- ulang bila perlu untuk menambah kejelasan e. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat. f. Megembangkan pikiran dan pendapat para siswa g. Mengembangkan imajinasi
h. Memperjelas hal- hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realistik
i. Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan realitas sosial yang akan dibedah didalam kelas
j. Mampu berperan sebagai storyteller yang dapat memancing kreativitas peserta didik dalam mengekspresikan gagasannya.
Selain pada penulisan skriksi ini penulis terinspirasi dari skripsi yang
sebelumnya telah dibuat oleh Ryan Hidajatnika berupa media pembelajaran huruf
Hiragana menggunakan Media Flash.
Diharapkan melalui penggunaan media ini dapat membuat kegiatan
pembelajaran lebih atraktif dan menarik, selian itu diharapkan dapat
meningkatkan motivasi belajar para siswa yang sedang mempelajari bahasa
Jepang.
Atas dasar dasar pemikiran diatas penulis mengambil judul, “Video
Tutorial Sebagai Media Alternatif Dalam Pembelajaran Hiragana.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana proses pembuatan video tutorial Sebagai Media Allternatif
untuk Pembelajaran Hiragana?
b. Bagaimana tanggapan responden terhadap penggunaan Video Tutorial
Sebagai Media Allternatif untuk Pembelajaran Hiragana?
1.3 Batasan Masalah
a. Media hanya berisi cara penulisan huruf Hiragana berdasarkan cara
tarikan, hatsuon serta contoh kosa kata, yang dirancang dengan
menggunakan program Corel Video Studio Pro 13 dan ulead DVD
movie Factory 6.
b. Mengetahui tanggapan dari responder tentang video yang tengah
dibuat oleh penulis. dari segi tampilan dan materi yang ada dalam
video tutorial ini seperti.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui proses pembuatan video tutorial untuk
Pembelajaran Hiragana.
b. Untuk mengetahui respon responden terhadap penggunaan media
video tutorial dalam Pembelajaran Hiragana, dari segi tampilan dan
materi yang ada dalam video tutorial ini.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap :
a. Bagi penulis
Dapat mengaplikasikan pembelajaran bahasa Jepang dengan
menggabungkan ilmu pengetahuan komputer yang telah dipelajari.
b. Bagi pembaca
Sebagai kontribusi keilmuan, dan diharapkan dapat memberi
informasi pada penelitian selanjutnya.
1.6 Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman serta salah penafsiran peneliti akan
menjelaskan tentang judul dari penelitian ini yaitu “Pembelajaran Huruf Hiragana
Melalui Video Tutorial Interaktif”.
“Video Tutorial Interaktif Pembelajaran Huruf Hiragana “ adalah
sistem penyampaian yang menyajikan materi video rekaman dengan
pengendalian komputer kepada penonton (siswa) dengan mendengar dan melihat
video.
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan laporan hasil penelitian, penulis akan menggunakan
sistematika penulisan sebagai berikut :
Dalam bab ini dibahas secara umum mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
definisi operasional dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini membahas teori-teori mengenai pengertian pembelajaran,
hiragana dan video Totorial Interkatif.
BAB III : METODE PENELITIAN
Dalam bab ini membahas metode penelitian, objek penelitian, lokasi
dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data dan pengolahan data.
BAB IV : ANALISIS DATA
Dalam bab ini penulis akan diuraikan mengenai metode penelitian,
objek penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, dan
teknik analisis data.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dipaparkan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran
Menurut Hamalik (1999:57) mengatakan bahwa pembelajaran adalah
“suatu kombinasi yang tersususn meliputi unsur- unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai
tujuan pembelajaran”
Dengan kata lain pembelajaran adalah proses membuat orang belajar. Dan
proses belajar terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam diri siswa, agar
proses belajar tersebut mengarah pada tercapainya tujuan penguasaan suatu
bidang ilmu maka pengajar harus merencanakan cara pengajaran yang
memungkinkan perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan apa yang diharapkan
yaitu penguasaan suatu bidang ilmu yang dituju.
2.2 Media Pe mbelajaran
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Med ium dapat
didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari
pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al.,
2001). Selain itu kata media juga berasal dari bahasa latin „medius‟ dan
merupakan bentuk jamak dari medium yang bermakna perantara atau mengantar.
Dalam bahasa Arab, media sering disebut dengan „wasail‟ yang merupakan
„tengah‟. Kata „tengah‟ bermakna berada di antara dua sisi, maka bisa juga disebut
dengan „perantara‟ (wasilah) atau yang mengantarai kedua sisi tersebut. Karena
posisinya berada di tengah, maka ia juga bisa disebut sebagai pengantar atau
penghubung, yakni sesuatu yang menghubungkan, mengantarkan atau
menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi yang lainnya (Yudhi Munandi,
2003).
Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai
pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996).
Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran
merupakan proses komunikasi.
Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru
(komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa dan tujuan
pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat
merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar
untuk mencapai tujuan belajar.
2.2.1 Manfaat dan Fungsi Media Pe mbelajaran
Pengembangan media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk
memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut adapun
manfaat media dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
a) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa siswa sehingga
b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga
menumbuhkan motivasi belajar.
c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata- mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, aplagi bila guru
mengajar untuk setiap jam mata diklat.
d) Siswa dapat melakukan kegiatan belajar. Sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemontrasikan dan lain- lain
(sudjana, 2002:2)
Media pembelajaran meberikan ragam manfaat untuk para siswa. Sehingga
proses belajar-mengajar akan lebih bervariasi dan tidak monoton dan motivasi
belajar siswa diharapkan akan bertambah sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat.
Menurut Kemp & Dayton dalam Arsyad (2003, 21-22), media
pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan
untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya,
yaitu :
1) Memotivasi minat atau tindakan.
2) Menyajiakan informasi.
3) Memberi intruksi.
Untuk memenuhi fungsi motivasi tersebut, media pembelajaran dapat
siswa untuk bertindak. Untuk Menyajikan informasi, media pembelajaran dapat
digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa.
Bentuk penyajian dapat bersifat umum, berfungsi sebagai pengantar
ataupun ringkasan laporan. Selain itu penyajian dapat pula berbentuk hiburan,
drama, atau teknik motivasi. Sedangkan media yang berfungsi untuk memberi
intruksi adalah dimana informasi yang terdapat dalam media harus melibatkan
siswa baik dari segi mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga
pembelajaran dapat terjadi.
2.2.2 Pemilihan Media Pembelajaran Yang Tepat
Beberapa prinsip perlu diperhatikan agar media dapat dipergunakan secara
maksimal, efektif dan efisien. Rahardjo (1988) menyebutkan beberapa prinsip
dalam pemilihan media yang tepat, yaitu :
1. Adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media, untuk
siapa, dipakai dimana, keperluan apa dan lain sebagainya.
2. Familiaritas media, pengguna media harus mengenal sifat dan ciri-ciri
media yang akan dipilih.
3. Media pembanding, hal ini diperlukan untuk memberikan alternatif
pertimbangan dalam rangka mengambil kepurusan yang tepat tentang
media yang akan dipergunakan,
4. Adanya norma atau patokan yang akan dipakai dan dikenakan pada proses
Dengan mempertimbangkan beberapa kondisi di atas, maka diharapkan,
media yang dipilih akan bisa dipergunakan secara maksimal mendukung
tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Adapun jenis-jenis media yang biasa digunakan untuk pembelajaran, yakni
media audio dan video sebagimana berikut:
2.3 Media audio untuk pembelajaran
2.3.1 Pengertian Media Audio
Media Audio (media dengar) adalah media yang isi pesannya hanya
diterima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain, media jenis ini hanya
melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsur bunyi atau suara semata
(Setyosari dan Sihkabuden, 2005: 148; Yudhi Munadi, 2008)
Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran suatu benda
yang berupa sinyal analog dengan amplitude yang berubah secara kontinyu
terhadap waktu. Suara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 966) di
antaranya berarti bunyi yang dikeluarkan dari mulut manus ia, bunyi binatang,
ucapan (perkataan), dan bunyi bahasa (bunyi ujar). Dari itu, dilihat dari sifat pesan
yang diterima, media audio ini bisa menyampaikan pesan verbal maupun non
verbal. Pesan verbal berupa bahasa lisan atau kata-kata, sedangkan pesan non
verbal berwujud bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam, musik,
dan lain- lain.
Pertumbuhan media jenis ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang
tahun 1844, mengirim berita lewat kawat dari Baltimore ke Washington, maka
lahirlah Telegrafi. Kemudian Alexander Graham Bell berpikir, kalau bunyi bisa
disalurkan melalui kawat, mengapa suara tidak? Maka pada tahun 1875, Bell
melalukan percakapan lewat telepon. Kemudian da lam rentang waktu yang tidak
begitu lama (9 tahun) suara manusia dapat disiarkan ke seluruh dunia melalui
radio. Kemudian lahir alat perekam suara dari tangan Thomas Edison dengan
ditemukannya alat Phonograf. Melalui alat ini orang merekam suara melalui
piringan hitam. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka orang dapat
merekam suara dengan alat perekam yang disebut Casette tape Recorder
(Setyosari dan Sihkabuden, 2005). Kini media ini semakin berkembang dengan
ditemukannya berbagai perangkat baru yang bersifat digital seperti compact disc
(CD), hard disc, flash disc, dan lain lain.
Sedangkan pendengaran adalah alat untuk mendengarkan. Sebelum
Johanes Gutenberg menemukan mesin cetak, kebanyakan informasi disampaikan
dari generasi ke generasi secara lisan. Banyak orang menghabiskan waktu untuk
mendengarkan daripada untuk melakukan metode komunukasi lainnya. Dari hasil
penelitian Barker dan rekan-rekannya tahun 1981, menemukan bahwa rata-rata
mahasiswa menggunakan 53% dari waktu bangunnya untuk mendengarka n.
2.3.2 Jenis-jenis Media Audio
Untuk dapat menggunakan perangkat audio sebagai media pembelajaran,
maka ada baiknya kita mengenal peralatan audio tersebut, terutama peralatan yang
1. Phonograph (Gramaphone)
Alat rekam ini menggunakan cakram datar yang disebut gramafon
(gramaphone), yang kemudian dikenal dengan nama piringan hitam (record),
yang telah berkali-kali mengalami perkembangan pembuatannya. Piringan hitam
ini, mampu merekam berbagai macam suara mulai dari ucapan kata-kata, suara
badai, kicau burung, music simponi dan lain- lain.hanya saja piringannya mudah
tergores dan aus serta diameternya yang besar. Alat ini cocok digunakan untuk
music, drama, puisi, dongeng, tutur cerita dan lain- lain.
2. Open Reel Tapes
Kelebihan program audio yang menggunakan pita Open Reel Tape
Recorder ialah kualitas suaranya lebih bagus dibandingkan dengan pita kaset.
Open Reel Tape Recorder ini, ada yang menggunakan sestem full track (mono)
dan yang menggunaka sistem stereo. Namun pada umumnya program-program
audio diperbanyak dalam bentuk mono.
3. Cassette Tape Recorder
Perekam kaset audio ini adalah yang paling popular dalam masyarakat.
Untuk berbagai keperluan maka dibuat pita kaset dalam beberapa kualitas, yaitu
dari yang paling rendah, normal dan metal. Namun umumnya program audio
(untuk pendidikan), dibuat di atas pita kaset normal.
4. Compact Disc (CD)
Inovasi secara revolusioner di dunia audio rekam terjadi pada tahun 1979,
yakni lahirnya compact disc (CD) sebagai hasil percampuran computer dan tenaga
digunakan untuk menyimpan data secara digital. Teknologi cakram padat
kemudian diadopsi untuk digunakan sebagai alat penyimpan data yang dikenal
sebagai CD-ROM.
Secara umum, media audio memiliki kelebihan dan keterbatasan.
Kelebihannya: fleksibel, relative murah, ringkas, mudah dibawa (portable).
Sedangkan keterbatasannya: memerlukan peralatan khusus, memerlukan
kemampuan/ketrampilan khusus untuk pemanfaatannya.
2.4 Video sebagai media pe mbelajaran
2.4.1 Pengertian Video
Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-vidi-visum yang artinya
melihat (mempunyai daya penglihatan); dapat melihat (K. Prent dkk., Kamus
Latin-Indonesia, 1969: 926). Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:1119)
mengartikan video dengan : rekaman gambar hidup untuk ditayangkan pada
pesawat televisi. Senada dengan itu, Peter Salim dalam The Contemporary
English-Indonesian Dictionary (1996:2230) memaknainya dengan sesuatu yang
berkenaan dengan penerimaan dan pemancaran gambar. Tidak jauh berbeda
dengan dua definisi tersebut, Smaldino (2008: 374) mengartikannya dengan “the
storage of visuals and their display on television-type screen”
(penyimpanan/perekaman gambar dan penanyangannya pada layar televisi).
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa video itu
(bergerak; motion), proses perekamannya, dan penayangannya yang tentunya
melibatkan teknologi.
Video, dilihat sebagai media penyampai pesan, termasuk media
audio-visual atau media pandang-dengar (setyosari & Sihkabuden, 2005: 117). Media
audio visual dapat dibagi menjadi dua jenis: pertama, dilengkapi fungsi peralatan
suara dan gambar dalam satu unit, dina makan media audio-visual murni; dan
kedua, media audio-visual tidak murni. Film bergerak (movie), televisi, dan video
termasuk jenis yang pertama, sedangkan slide, opaque, OHP dan peralatan visual
lainnya yang diberi suara termasuk jenis yang kedua (Munadi, 2008: 113).
2.4.2 Manfaat Media Video Pembelajaran
Ada banyak kelebihan video ketika digunakan sebagai media
pembelajaran di antaranya menurut Nugent (2005) dalam Smaldino dkk. (2008:
310), video merupakan media yang cocok untuk berbagai pembelajaran, seperti
kelas, kelompok kecil, bahkan satu siswa sekalipun. Hal itu, tidak dapat
dilepaskan dari kondisi para siswa saat ini yang tumbuh berkembang dalam
dekapan budaya televisi, di mana paling tidak setiap 30 menit menayangkan
program yang berbeda. Dari itu, video dengan durasi yang hanya beberapa menit
mampu memberikan keluwesan lebih bagi guru dan dapat mengarahkan
pembelajaran secara langsung pada kebutuhan siswa.
Selain itu, menurut Smaldino sendiri, pembelajaran dengan video
multi-suara bisa ditujukan bagi beragam tipe pebelajar. Teks bisa didisplay dalam aneka
kemampuan memperlihatkan suatu objek dari pelbagai sudut pandang yang
berbeda. Disc juga memberikan fasilitas indeks pencarian melalui judul, topik,
jejak atau kode-waktu untuk pencarian yang lebih cepat.
Video juga bisa dimanfaatkan untuk hampir semua topik, tipe pe mbelajar,
dan setiap ranah: kognitif, afektif, psikomotorik, dan interpersonal. Pada ranah
kognitif, pembelajar bisa berekreasi dramatis dari kejadian sejarah masa lalu dan
rekaman aktual dari peristiwa terkini, karena unsur warna, suara dan gerak di sini
mampu membuat karakter terasa lebih hidup. Selain itu menonton video, setelah
atau sebelum membaca, dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap materi ajar.
Pada ranah afektif, video dapat memperkuat siswa dalam merasakan unsur
emosi dan penyikapan dari pembelajaran yang efektif. Hal ini tidak dapat
dilepaskan dari potensi emosional impact yang dimiliki oleh video, di mana ia
mampu secara langsung membetot sisi penyikapan personal dan sosial siswa.
Membuat mereka tertawa terbahak-bahak (atau hanya tersenyum) karena gembira,
atau sebaliknya menangis berurai air mata karena sedih. Dan lebih dari itu,
menggiring mereka pada penyikapan seperti menolak ketidakadilan, atau
sebaliknya pemihakan kepada yang tertindas.
Pada ranah psikomotorik, video memiliki keunggulan dalam
memperlihatkan bagaimana sesuatu bekerja. Misalnya dalam mendemons-trasikan
bagaimana tatacara merangkai bunga, membuat origami pada anak-anak TK, atau
memasak pada pelajaran tataboga dan lain sebagainya. Semua itu akan terasa
lebih simpel, mendetail, dan bisa diulang-ulang. Video pembelajaran yang
untuk mengamati dan mengevaluasi kerja praktikum mereka, baik secara pribadi
maupun feedback dari teman-temannya.
Sedangkan pada ranah meningkatkan kompetensi interpersonal, video
memberikan kesempatan pada mereka untuk mendiskusikan apa yang telah
mereka saksikan secara bersama-sama. Lebih dari itu, manfaat dan karakteristik
lain dari media video atau film dalam meningkatkan efektifitas dan efesiensi
proses pembelajaran
2.4.3 Piranti Video
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, video merupakan teknologi
pemrosesan sinyal elektronik yang meliputigambar gerak dan suara. Piranti yang
berkaitan dengan video adalah playback, storage media (seperti pita magnetik dan
disc), dan monitor. Adapun beberapa piranti penyimpanan video, di antaranya:
1. Video Pita Magnetik (Video Tape Recorder [VTR], Video Cassette
Recorder [VCR], dan Mini-DV)
2. Video Disc, Video Compact Disc (VCD) Digital Video/Versatile
Disc (DVD)
3. Handycam
2.4.4 Membuat Sendiri Video Pe mbelajaran
Untuk membuat media video untuk pembelajaran, akan lebih baik kalau
kita memproduksinya sendiri, karena sebagai konseptor, kitalah yang mengerti
tahapan dalam membuat video pembelajaran sendiri yang terdapat pada;
http://gora.edublogs.org/ayo-produksi-sendiri- video-
1. Buat skenario (skrip) sederhana untuk menggambarkan alur cerita dan
gambar yang nantinya tampil dalam video pembelajaran.
2. Sediakan perangkat keras berupa : peralatan video camera (camcorder)
lengkap dengan media penyimpanannya (MiniDV, Hi-8, Digital 8, DVD
atau HDD), laptop/notebook atau komputer untuk mengolah dan mengedit
video hasil perekaman, kabel FireWire (IEEE1394) atau USB sebagai
media transfer video dari kamera ke komputer.
3. Lakukan pengambilan gambar menggunakan camcorder. Gunakan
teknik-teknik sederhana dalam shooting.
2.5 Tutorial
2.5.1 Pengertian Tutorial
Tutorial atau tutoring adalah bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat
akademik oleh tutor kepada mahasiswa (tutee) untuk membantu kelancaran
proses belajar madiri mahasiswa secara perorangan atau kelompok berkaitan
dengan materi ajar. Tutorial dilaksanakan secara tatap muka atau jarak jauh
berdasarkan konsep belajar mandiri.
2.5.2 Tutorial Konsep Belajar Mandiri
Konsep belajar mandiri dalam tutorial mengandung pengertian, bahwa
kemandirian, disiplin, dan inisiatif diri mahasiswa dalam belajar dengan
minimalisasi intervensi dari pihak pembelajar yang dikenal sebagai Tutor. Prinsip
pokok tutorial adalah “kemandirian siswa” (student’s independency) (Yudi:2005).
Tutorial tidak ada, jika kemandirian tidak ada.
Konsep Tutor di beberapa negara digunakan dalam banyak arti. Di
Amerika dan sebagian Kanada, tutor adalah guru pendamping (teaching assistant).
Di Amerika, istilah tutor secara umum berkaitan dengan seseorang pendidik
dalam suatu bidang keilmuan. Sementara di sekolah-sekolah menengah Inggris
Para tutor ini bekerja dalam sebuah Tim Tahunan (Year Teams) yang tugas
utamanya adalah memberikan tambahan pembelajaran, untuk kemajuan kelas
akademik sekolah.
2.5.3 Karakteristik Video Tutorial
Ada dua jenis video tutorial :Film tutorial yang siswa tonton dan tutorial
interaktif dimana siswa mengikuti petunjuk layar selain itu siswa dapat dapat
melakukan latihan tutorial dan mendapat umpan balik tergantung pada tindakan
siswa sendiri(Yudi:2005).
Manfaat penggunaan video tutorial ;
a. Bisa digunakan dirumah atau diluar kelas
b. Bisa diperlambat dan diulang kembali
c. Bisa digunakan tidak hanya oleh satu orang
d. Merupakan bahan non cetak yang kaya akan informasi dan lugas
2.6 Hiragana
Hiragana adalah suatu cara penulisan bahasa Jepang dan mewakili sebutan
suku kata. Pada masa silam, hiragana dikenal sebagai onna de atau „tulisan
wanita‟ karena biasa digunakan oleh kaum wanita, kaum lelaki pada masa itu
menulis dengan menggunakan tulisan kanji dan katakana. Hiragana mulai
digunakan secara luas pada abad ke-10 Masehi. Hiragana digunakan untuk
menulis kosakata bahasa jepang asli, apakah secara utuh atau digabungkan dengan
huruf kanji. Hiragana dipakai untuk menuliskan kata-kata bahasa Jepang asli
(wago) dan kata-kata bahasa Jepang yang berasal dari Cina klasik (kango) sebagai
pengganti kanji.
Hiragana digunakan untuk kata-kata bahasa Jepang di mana kanji tidak
dapat dipakai secara mudah, kata-kata yang merupakan symbol sebuah bunyi,
akhirankata-kata yang terkonjungsi seperti kata kerja, kata sifat, partikel, atau kata
sandang, kata kerja bantu, dan yang sejenis. Lagi pula kata ganti, kata keterangan,
Jepang) secara hyoo’on moji (tulisan fonetik). Bentuk tulisan tersebut sering
dipakai dalam man’yooshuu, maka disebut man’yoogana. Pada akhir zaman Nara
bentuk huruf man’yoogana berubah menjadi soogana. Lalu pada pertengahan
zaman Heian, bentuk soogana diperbaiki, disederhanakan, dan diperindah, maka
jadilah huruf Hiragana. Hiragana yang dipakai sekarang adalah bentuk Hiragana
yang dipilih dari soogana, yang berjumlah 46 huruf. Ditetapkan berdasarkan
petunjuk Departement pendidikan Jepang yang dimuat pada Daftar 1
Shoogakkorei Shiko Kisoku pada tahun 1990 (tahun 33 Meiji).
Jumlah huruf Hiragana berjumlah 46 huruf, dari huruf tersebut ada yang
dikembangkan dengan menambahkan tanda tertentu yaitu dokuten (“), handakuten
(゚), untuk membentuk bunyi lainnya. Huruf-huruf tersebut berbentuk suku kata,
sehingga bunyi dalam bahasa Jepang secara total terdiri dari sekitar 104 suku kata.
Tabel 2.1
Daftar Hiragana
Adapun huruf- huruf Daku on berjumlah 25 huruf :
/ ga gi gu ge go
/ za ji zu ze zo
/ da ji zu de do
/ ba bi bu be bo
Handaku on berjumlah 5 huruf hiragana:
/ pa pi pu pe po
Yoo on berjumlah 36 huruf hiragana :
ゅ ょ / kya kyu kyo
し しゅ しょ / sha shu sho
ち ちゅ ちょ / cha chu cho
に にゅ にょ / nya nyu nyo
ひ ひゅ ひょ / hya hyu hyo
み みゅ みょ / mya myu myo
り りゅ りょ / rya ryu ryo
ゅ ょ / gya gyu gyo
ゅ ょ / bya byu byo
ゅ ょ / pya pyu pyo
2.6.1 Menulis Hiragana
Menulis adalah menggunakan pena, potlot, bolpoint di atas kertas, kain,
papan, dan sebagainya untuk menghasilkan huruf, kata, atau kalimat. (Badudu,
1994 : 107)
Menurunkan atau melukiskan lambang- lambang yang menggambarkan
suatu bahasa yang diapahami seseorang, sehingga orang lain dapat membaca
lambang tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran lambang
tersebut. Gambar atau lambang itu dapat menyampaikan makna yang akan
diutarakan oleh penyampainya.
Cara-cara menulis Hiragana ada aturannya yang ditaati. Jika akan menulis
Hiragana, maka yang akan terpikir adalah bentuk tulisan ya ng cenderung
berlengkung- lengkung dan halus, bukan garis-garis tegas seperti bentuk katakana.
2.6.2 Membaca Hiragana
Membaca adalah menyuarakan atau melisankan huruf (nyaring atau di hati
saja). (Badudu 1994 : 101).
Selain itu membaca adalah suatu proses yang dilakukan atau metode yang
digunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri maupun dengan orang lain,
lambang-lambang tertulis serta mengubahnya menjadi bahasa lisan yang biasanya disebut
membaca nyaring. Selain mencoba nyaring ada juga yang disebut membaca dalam
hati, tujuannya hanya untuk berkomunikasi dengan diri sendiri.
Dalam bahasa Jepang, membaca yang dimaksudkan adalah mengubah
lambang huruf Hiragana ke dalam bahasa lisan, sesuai dengan bunyi lambang
huruf tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode Educational research
and development. Educational Research and Development biasa juga disebut
Research Based Development. “ Educational Research and Development is a
process used to develop and validate educational products” (Borg and Gall;
1989:772). Penelitian dan Pengembangan adalah suatu proses atau
langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk
yang telah ada. Yang dimaksud dengan produk dalam konteks ini adalah tidak
selalu berbentuk hardware (buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas dan
laboratorium), tetapi bisa juga perangkat lunak (software) seperti program untuk
pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun
model- model pendidikan, pembelajaran pelatihan, bimbingan, evaluasi,
manajemen,dll.
3.2 Objek Penelitian
3.2.1 Populasi
Populasi adalah seluruh subjek penelitian. Populasi adalah “Jumlah
keseluruhan dari unit-unit analisis yang memiliki ciri-ciri yang akan diduga”.
Sedangkan menurut Nawawi (2003:141) populasi adalah “Keseluruhan
subjek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan,
tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data
yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian”.
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas XII IPA 2
SMAN 1 Banjaran. Adapun penulis mengambil populasi dari kelas tersebut
dikarenakan materi bahasa Jepang yang dipelajari oleh kelas ini masih
mempelajari huruf Hiragana.
3.2.2 Sample
Sample adalah “sebagian dari populasi yang diambil secara refresentatif
atau mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang diamati”.
(Iskandar, 2008:69)
Pada penelitian ini yang menjadi sample adalah siswa kelas XII IPA 2 SMAN
1 Banjaran, sebanyak 20 orang.
3.3 Lokasi dan WaktuPenelitian
Adapun waktu penelitian yang penulis lakukan adalah selama lima bulan
terhitung dari bulan Februari sampai dengan bulan Juni. Dalam penulisan ini
sudah mencakup tahap persiapan, tahap pengumpulan data, tahap pelaksanaan,
tahap penelitian, dan tahap pembuatan laporan. Adapun tahap pelaksanaan
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a. Studi Pustaka
Penulis melakukan studi Pustaka, yaitu mempelajari buku-buku referensi dan
hasil penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain, selain
itu penulis juga menggunakan media cyber dalam situs internet.
b. Kuesioner
Menurut Madya (2006 : 82) kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis yang memerlukan jawaban
tertulis. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data primer dilakukan dengan
cara penyebaran kuesioner, penulis memberikan suatu daftar kuesioner yang harus
di isi dan diserahkan kembali. Jenis kuesioner yang digunakan adalah tertutup
yaitu seperangkat daftar pertanyaan dengan kemungk inan jawaban yang tersedia,
dimana responden hanya memilih salah satu dari kemungkina n jawaban tersebut.
3.5 Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data adalah langkah dalam mengolah data yang telah
didapat untuk dijadikan hasil dari penelitian se hingga dapat ditarik kesimpulan.
Data-data yang telah diperoleh masih bersifat mentah, untuk menjadikan data itu
menjadi bermakna, maka harus diolah menjadi nilai akhir (Djumarah, 2005 : 300).
Penulis mebagikan video tutorial pembelajaran hiragana beserta angket
untuk diisi oleh responden. Selanjutnya memeriksa hasil angket. kemudian
dimaksud Skala rikert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan
dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset
berupa survey.Skala likert dikembangkan oleh Rensis Linkert (1932), skala likert
dikenal juga dengan nama skala sikap.
3.5.1 Penilaian Hasil Angket
Untuk menghitung hasil angket yang sudah penulis berikan kepada
responden, penulis menggunakan skala likert, dengan kategori penilaian sebagai
berikut:
Kategori Nilai
A 3
B 2
C 1
Tabel 3.1 Kategori Nilai
Dengan kategori nilai diatas kita dapat mencari terlebih dahulu jumlah
nilai ideal (kriterium) untuk seluruh item. Yaitu dengan rumus
Krite rium= Nilai tertinggi x Jumlah soal x Responden
Lalu nilai nilai yang sudah dihitung ini di sajikan dalam bentuk interval
rating scale dibawah ini.
120 240 360
Kurang Cukup Baik
Sugiyono (2008:99)
Fungsi dari interval rating scale diatas adalah kita dapat mengetahui data
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Proses Perancangan dan Pembuatan Video Tutorial Pe mbelajaran Huruf
Hiragana
Dalam pembuatan sebuah film diperlukan mekanisme kerja secara tim, bukan
perorangan. Dalam pembuatan diperlukan banyak para pekerja kreatif. Pembuatan
layar lebar atau film yang diputar di bioskop lebih banyak melibatkan pekerja,
sedangkan pada video tutorial lebih sedikit, biasanya terdiri dari tim yang memiliki
peran yang sangat penting saja. Dalam pembuatan film terdapat mekanisme secara
umum, dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pra Produksi
Pra Produksi disebut juga masa persiapan sebelum membuat film. Disini
dimana masa pemilihan dan pembuatan naskah yang akan dibuat film. Setelah terpilih
atau dibuat kemudian melakukan eksplorasi atau membedah naskah itu. Setelah
melakukan tahap tersebut selanjutnya melakukan persiapan artistic, dan properti
untuk shooting. baik itu film panjang maupun video tutorial akan melewati masa ini.
Pada masa ini sang sutradara melakukan riset-riset segala hal yang
berhubungan dan yang mempengaruhi film yang akan dibuat, biasanya melakukan
eksplorasi pada naskah. Hal ini mencangkup hunting lokasi, berinteraksi langsung
surat jalan. Selain itu juga menyiapkan tim produksi yang terdiri dari, kameraman,
lighting, artistic, dan segala keperluan dibidang keproduksian, selain bidang kreatif
yang dipersiapkan bidang keproduksian juga diperhitungkan, dalam hal ini bidang
keproduksian yang dimaksud adalah bidang yang diluar kreatif antara lain dari segi
akomodasi seperti konsumsi pada saat shooting, transportasi, ijin penggunaan tempat
dan hal- hal yang berhubungan dengan pembuatan film.
b. Produksi
Setelah segalanya sudah siap, pengambilan gambar sudah bisa dilakukan, atau
lebih dikenal dengan istilah shooting. Pada saat shooting sutradara mengarahkan
pemain, menentukan shoot yang akan diambil, segala sesuatu yang terjadi pada saat
shooting merupakan tanggungjawab sutradara selaku pemimpin dalam shooting, pada
saat pengambilan gambar atau shooting diperlukan kerja tim yang solid, karena dalam
pembuatan film satu aspek dengan aspek yang lain saling berhubungan. Sutradara
membuat storyline atau jika diperlukan storyboard sebagai pegangan pada saat
shooting.
c. Paska Produksi
Rekaman hasil shooting kemudian dikirim ke studio untuk di edit, masa paska
produksi berarti masa setelah shooting. Kemudian rekaman-rekaman tadi disusun
sesuai dengan scenario. Editor diberi kebebasan untuk berkreasi, tetapi tidak boleh
menyimpang dari konsep yang telah ditentukan.
Adapun langkah- langkah dalam perancangan dan pembeutan video sebagai
1. Membuat skenario (script) untuk menggambarkan alur program dan gambar yang
nantinya akan tampil dalam video pembelajaran .
Segment Keterangan Durasi Lain-lain
SEGMENTASI
X - Cara membaca ー ょ 00:03:54
SEGMENTASI
XI - Behind the scene (dibalik Layar) dan
2. Menyiapkan peralatan video kamera (camrecorder) lengkap dengan media
penyimpanannya (MiniDV), Lighting 2000watt untuk membuat kwalitas video
lebih baik dari segi pencahayaan sehingga visual menjadi lebih terlihat
contras dan menarik untuk dilihat.
3. Setelah menyiapkan piranti tersebut maka shoting program bisa dimulai
adapun camrecorder yang digunakan adalah satu camcorder namun scene
video diambil dengan format pengambilan perangle adapun angle yang telah
diambil sebanyak tiga angle.
4. Membuka Aplikasi Corel Video Studio X3, klik start, All Program, Corel
Gambar 4.1
Membuka Aplikasi Corel Video Studio X3
5. Kemudian pada tampilan awal program akan ada beberapa option yang harus
dipilih. Sebelum masuk sepenuhnya ke dalam program ini, adapun
pilihan-pilihan yang akan ada pada tampilan awal program adalah sebagai berikut;
6. Adapun option yang digunakan untuk mulai pengeditan secara lengkap adalah
dengan Advanced Edit.
Gambar 4.3 Advanced Edit
7. Selanjutnya adalah proses capture video (pemindahan video master pada PC).
Untuk proses capture sendiri kamera harus pada mode Play, kemudian
menghubungkan kamera pada PC menggunakan kabel FireWire dan setelah
kamera terdeteksi maka proses transfer videopun bisa dilakukan dengan cara
klik Capture video.
8. Proses Editing Offline (proses pemotongan dan fix video yang akan diambil)
Setelah file video telah masuk maka proses editing dimulai. Namun untuk
memudahkan proses penambahan animasi maka terlebih dahulu dilakukan
editing offline. Pada proses ini video yang gagal mulai dipotong dan dibuang
setelah itu videopun mulai dibagi perscene.
Gambar 4.5 Proses Pemotongan video
Pada timeline video klik Split Based on jog Slider’s position. Kemudian video akan
terpotong dan terpisah kemudian klik kanan Delete . seperti gambar yang ada
Gambar 4.6 Proses Pembuangan video
9. Proses Editing online (proses editing terakhir penambahan transition, frame
dan animasi). Adapun tujuan diberikannya animasi agar tampilan video lebih
menarik. Agar lebih menarik berikut gambar- gambar penambahan transition,
frame dan animasi.
Gambar 4.8
Perbedaan tampilan video setelah diberi Transition
Cara menambahkan frame pada video adalah dengan cara drag frame yang
telah dipilih pada timeline videotrack 2
Gambar 4.10 Gambar 4.11
Video sebelum diberi frame Video setelah diberi animasi frame
10. Mixing, berkaitan dengan proses syncroning audio dan juga member ilustrasi
musik maupun audio efek. Yang harus dimixing adalah dialog, effek, dan
musik. Setelah proses editing dan mixing selesai maka video siap untuk
dirender menjadi file video .AVI.
Gambar 4.12
Untuk hasil video yang maksimal penulis memilih file penyimpanan.AVI dengan
cara seperti dibawah ini :
Gambar 4.13
Menyimpan video dalam bentuk.AVI
11.Adapun perangkat lunak yang digunakan untuk converter video .AVI menjadi
DVD maka digunakan ulead DVD Movie Factory 6 setelah proses converter
maka video dapat dioprasikan dengan DVD player maupun DVD Rom dalam
PC.
4.15 Gambar
Transfer Video pada Ulead DVD Factory 6
4.16 Gambar
4.2 Tampilan Video “Tanoshii kana”
Pengenalan huruf, cara menulis, cara baca, contoh kosakata dan
latihan 46 huruf hiragana, Daku on, Handaku on, dan Yoo on.
Adapun contoh tampilan video “Tanoshii Kana” pershot ada dibawah
ini :
Shot 1 Shot 2 Shot 3
Shot 4 Shot 5 Shot 6
Shot 7 Shot 8 Shot 9
Shot 10 Shot 11 Shot 12
Gambar 4.17
Shot pada video “Tanoshii Kana”
1) Pada shot 1 ditampilkan menu apa saja yang ada pada video tutorial
adapun menu yang ada pada tutorial adalah sebagai berikut :
1. Menu Link Video
2. Huruf あ、い、う、え、
3. Latihan huruf あ、い、う、え、
4. Huruf 、 、 、 、
5. Latihan huruf
6. Huruf 、し、 、 、そ
7. Latihan huruf 、し、 、 、そ
8. Huruf た、ち、つ、 、
9. Latihan huruf た、ち、つ、 、
10.Huruf 、に、 、 、
11.Latihan Huruf 、に、 、 、
12.Huruf 、ひ、 、へ、ほ
14.Huruf 、み、 、 、
15.Latihan Huruf 、み、 、 、
16.Huruf 、り、 、 、
17.Latihan Huruf 、り、 、 、
18.Huruf 、 、 、わ、 、
19.Latihan Huruf 、 、 、わ、 、
20.Huruf ー ょ
21.Behind the scene dan credit title :
Gambar 4.18 Shot video menu DVD
2) Pada shot 2 adalah opening production House menunjukan symbol team
yang telah bekerjasama dalam membuat “Tanoshii Kana” tersebut
adapun nama production house dari team ini adalah chanel language
Gambar 4.19 Shot opening video
3) Shot 3 adalah bumper in adalah tampilan video yang umumnya ada
pada setiap program video yang ditujukan untuk menunjukan gambaran
secara keseluruhan video yang akan ditaya ngkan.
4) Shot 4 tutor memperkenalkan diri dan menyebutkan tema video :
Gambar 4.21 Shot perkenalan tutor
5) Shot 5 tayangan tambahan video track mulai terlihat disebelah kanan
tutor. Tambahan video track tersebut ditujukan untuk memperlihatkan
huruf yang sedang ditulis oleh tutor.
Gambar 4.22 Shot 5
6) Shot 6 tutor meberikan materi huruf dengan adegan tutor menulis
Gambar 4.23 Shot 6
7) Shot 7 tutor mengulang penulisan yang telah ditulis ditambah dengan
menerangkan jumlah langkah penulisan.
Gambar 4.24 Shot 7
8) Shot 8 tutor mengulang kembali cara penulisan huruf dengan pergantian
angle fokus pada huruf yang ditulis ditambah dengan audio jumlah
Gambar 4.25 Shot 8
9) Shot 9 scene video berganti dengan contoh huruf dalam bentuk kosakata
ditambah carabaca , arti kosakata berupa Audio Visual.
Gambar 4.26 Shot 9
10)Shot 10 tutor memberikan panduan untuk mencoba menulis huruf yang
Gambar 4.27 Shot 10
11)Shot 11 tutor memberi panduan ulang cara penulisan huruf yang telah
dipelajari.
Gambar 4.28 Shot 11
12)Shot 12 adalah rangkuman huruf hiragana yang telah dipelajari dan
Gambar 4.29 Shot 12
13)Shot 13 Cara membaca huruf ー ょ. Pada scene ini tutor hanya
menjadi narasi pembaca huruf –huruf dibawah ini;
14)Shot 14 : Credit title merupakan bentuk apresiasi terimakasih pada
pihak-pihak yang telah membantu crew dan Production House dalam
membuat projeck video.
Gambar 4.31 Shot 14 Credit title
15)Shot 15: behind the scene. Adalah bentuk hiburan dari rangkaian
program video yang telah dibuat.
4.3 Tanggapan Responden te rhadap Penggunaan Video “Tanashii Kana”
Penulis memberikan angket kepada responden mengenai tanggapan responden
terhadap tampilan dan materi pembelajaran yang ada pada video “Tanashii Kana”
Berikut ini adalah contoh angket yang diberikan kepada responden.
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah Tampilan Video pembelajaran
Setelah memberikan angket kepada responden mengenai tampilan video
“Tanoshii Kana”, maka hasil nilai dari angket tersebut sebagai berikut:
Responden Jawaban Setiap Pertanyaan Total
Pertanyaan Kategori
Dari data diatas, maka terlihat bahwa responden menganggap bahwa Video
Tutorial Pembelajaran Hiragana ini baik. Baik dalam hal penampilan maupun
penggunaanya, adapun saran yang diberikan pada penulis adalah untuk membuat
video pembelajaran Tanoshii Kana, Katakana dan Kanji.
Nilai kriterium maksimum yang bisa didapat adalah 3 x 20 x 6 = 360. Dengan
ketentuan ;
3 = nilai terbesar
20 = jumlah dari responden
6 = jumlah soal pada angket
Maka nilai kriterium yang didapat adalah sebesar 333. Pada interval rating
menyimpulkan bahwa responden menilai tampilan dan materi pada video tutorial
“Tanoshii Kana” ini termasuk baik.
Adapun saran yang diberikan responder tentang video “Tanoshii Kana”
adalah sebagai berikut; Audio video yang tidak sama terdengar volumenya, sehingga
berpengaruh pada kenyamanan dan penyampaian materi yang disampa ikan oleh tutor.
Selain itu beberapa responder memberikan saran agar penulis membuat edisi
pembelajaran katakana dan kanji. Durasi video lebih diperpanjang agar huruf- huruf
dakuon, handakuon dan yoon dapat dipaparkan seperti huruf hiragana sebelumnya.
Contoh kosakata lebih diperbanyak. Agar lebih menarik latar video diberi nuansa
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menarik kesimpulan
bahwa :
a. Video Tutorial Interaktif ini dirancang menggunakan piranti keras yaitu
camera (camcorder), Lighting 2000Watt, dan MiniDV. Adapun piranti lunak
yang digunakan adalah Video Studio 13 dan Ulead DVD Movie Factory 6.
b. Dari data angket yang telah didapat, maka terlihat bahwa responden
menganggap bahwa Video Tutorial Pembelajaran Hiragana ini baik. Baik
dalam hal penampilan maupun penggunaanya, adapun saran yang diberikan
pada penulis adalah untuk memuat video pembelajaran Tanoshii Kana Edisi
Katakana dan Kanji. Nilai kriterium maksimum yang bisa didapat adalah
sebesar 333. Maka interval rating scale nilai tersebut mendekati interval
baik. Berdasarkah data tersebut penulis menyimpulkan bahwa responden
menilai tampilan dan materi pada video tutorial “Tanoshii Kana” ini
Saran
a. Bagi mahasiswa Program Studi Jepang Fakultas Sastra UNIKOM,
kembangkan lagi berbagai macam media pembelajaran yang lebih inova tif
guna membantu pembelajar bahasa Jepang.
b. Video Tutorial “Tanoshii Kana” ini juga masih memerlukan penyempurnaan,
mulai dari Audio video yang tidak sama terdengar volumenya, se hingga
berpengaruh pada kenyamanan dan penyampaian materi yang disampaikan
oleh tutor. Selain itu beberapa responder memberikan saran agar penulis
membuat edisi pembelajaran katakana dan kanji. Durasi video lebih
diperpanjang agar huruf- huruf dakuon, handakuon dan yoon dapat
dipaparkan seperti huruf hiragana sebelumnya. Contoh kosakata lebih
diperbanyak. Agar lebih menarik latar video diberi nuansa Jepang. Diberikan
Jakarta:Sinema Art.
Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum Pemebelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Iskandar. (2008). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta : Gaung Persada Press.
Mamiko, S. 1999. Bahasa Jepang Sehari-hari (Japanese For Today). Jakarta : Grasindo.
Nawawi, Hadari. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
Rohani Ahmad. 1997. Media Intruksional Edukatif. Jakarta :PT.Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2002.Media Pengajaran.Jakarta :Sinar Baru Algerindo.
Sudjianto dan Dahidi, A. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sutedi, Dedi. 2004. Dasar-Dasar Linguisti Bahasa Jepang. Bandung : Humaniora Utama Press.
Tn. Ayo Produksi Video Sendiri http://gora.edublogs.org/ayo-produksi-sendiri- video-[15 Maret 2011]
Yudi, Astira. 2005. Membuat Video Tutorial.Jakarta : Rajawali Pers
Nomor Induk Mahasiswa : 63805008
Program Studi : Sastra Jepang
Jenis Kelamin : Pere mpuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Astaraja Rt:05 R w : 11
Desa.Margahurip Kec.Banjaran Bandung
Berat Badan : 46Kg
Tinggi Badan : 163 cm
Status Marital : Belum Menikah
Orang Tua
Nama Ayah : Yaya Sunarya
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Jl. Astaraja Rt : 05 R w : 11
Desa.Margahurip Kec.Banjaran Bandung
Nama Ibu : Alm.D.Wida Ningsih
Pekerjaan : Ibu R umah Tangga
Alamat : Jl. Astaraja Rt : 05 Rw : 11
No Lembaga Pendidikan Tahun 1. TK Al-Ikhlas 1992 - 1993 2. SDN.Nugraha 1993 - 1999 3. MTS.Daru Hikam 1999 - 2002 4. SMAN 1Banjaran 2002 - 2005 5. Universitas Komputer Indonesia 2005 - 2010
Bandung, Juli 2011