PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Pemanfaatan media pembelajaran video pembelajaran wudhu dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas II SDN 012 Kanang masih kurang.
Rumusan Masalah
Defenisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penggunaan media pembelajaran video tutorial dapat mempermudah pekerjaan pendidik dan memudahkan siswa dalam memahami tata cara wudhu. Penggunaan media video tutorial doa untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMPN 6 Duampanua Kabupaten Pinrang‛. Sedangkan untuk menghitung kemampuan wudhu siswa menggunakan skala penilaian standar sebanyak 4 yaitu 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup) dan 1 (kurang baik).
Video tutorial yang dibuat oleh pengkaji adalah video pembelajaran kendiri tentang prosedur mencuci yang betul untuk meningkatkan kemahiran mencuci murid. Jika ada antara pelajar yang tidak faham, maka video tutorial wuduk akan dimainkan sehingga faham. Kemudian video tutorial wuduk diputarkan dan seterusnya murid-murid berlatih wuduk menggunakan air.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa setelah penerapan video tutorial wudu, keterampilan wudu siswa meningkat dengan selisih sebesar 29,48.
Garis Besar Isi Tesis
LANDASAN TEORITIS
Analisis Teori Variabel
- Media Pembelajaran Video Tutorial
- Materi Wudu di SD
- Tata Cara Pelaksanaan Wudu
- Meningkatkan Keterampilan Wudu
Kerangka Pikir Penelitian
Jenis dan Desain Eksperimen
Waktu dan Lokasi Penelitian
Populasi, Sampel, dan Sampling
Sampel adalah sebagian dari populasi umum.65 Sampel yang akan diteliti harus representatif dalam arti mewakili populasi baik sifat maupun jumlahnya.66. Purposive sampling : Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau pemilihan khusus 67 Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan peneliti adalah teknik purposive sampling yang ditentukan sendiri oleh peneliti karena sampel yang diambil hanya 1 kelas yaitu masing-masing kelas II. dengan 25 orang.
Metode Pengumpulan Data
Observasi biasanya diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap unsur-unsur yang terjadi pada suatu fenomena pada objek pengukuran. Unsur-unsur yang terlihat ini disebut data atau informasi dan harus diamati serta dicatat dengan benar dan lengkap. Teknik ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan di lapangan, sehingga memberikan pandangan yang lebih luas kepada guru terhadap objek pengamatannya.69.
Lembar observasi yang digunakan untuk pengumpulan data adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran untuk mengumpulkan data. Dokumentasi yang digunakan peneliti adalah dokumen-dokumen yang berasal dari buku catatan siswa dan buku paket serta alat media dengan menggunakan video tutorial seperti LCD, laptop, terminal kabel, speaker serta penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai persiapan yang akan dibawa. dari peneliti seorang guru sebelum mengajar.
Definisi Operasional Variabel
Instrumen Penelitian
Pada pertemuan pertama, pendidik mengawali dengan sambutan pembukaan, doa bersama, kehadiran peserta didik, dan perkenalan diri antara pendidik dan peserta didik, serta memberikan gambaran umum mengenai materi yang akan diajarkan selanjutnya. Kemudian mereka memulai pre-test dengan menggunakan lembar observasi (observation sheet) untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam berwudhu. Pada pertemuan kedua, pendidik mencoba memulai dengan materi ajar tentang wudu, rukun wudu, syarat-syarat wudu dan hal-hal yang membatalkan wudu, kemudian mempertunjukkan dan mengulangi video tutorial wudu kepada siswa, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. . Pada pertemuan ketiga, pendidik mencoba mengulang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan memutar ulang video tutorial wudhu kemudian mempraktikkan tata cara wudhu yang benar dengan air kerang.
Untuk mengukur seberapa paham mereka tentang wudu digunakan lembar observasi post-test (tes akhir). Pasca treatment, post-test diberikan kepada siswa untuk mengukur pemahaman siswa tentang bagaimana video tutorial wudhu dapat digunakan dalam meningkatkan keterampilan wudhu siswa.
Teknik Analisis Data
Prosedur Eksperimen
Sediakan bahan pengajaran berdasarkan bahan perbincangan yang sesuai dengan tajuk kajian yang ingin dikaji. F. Bekerjasama dengan guru yang bersangkutan iaitu guru pendidikan agama Islam di kelas II dalam menyiapkan alat-alat dalam proses pengajaran dan pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa mengenai waktu dan proses pelaksanaan perlakuan. Pada fasa pelaksanaan ini, pengkaji terjun terus ke lapangan dengan dibantu oleh guru PAI SDN 012 Kanang bernama Sunarti S.Pd.I, pelaksanaan ini menggunakan media pembelajaran video tutorial wuduk bagi meningkatkan kemahiran berwuduk murid dalam bilik darjah. II SDN 012 Kanang berlangsung tidak kurang dari 3 kali. A.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siswa ditunjuk satu persatu untuk maju ke depan kelas kemudian teman yang lain memperhatikan. Praktek kegiatan mencuci yang dilakukan siswa belum mahir, beberapa barang mencuci ada yang terlewat, urutan mencuci tidak benar. Saat pengumpulan data, hanya 1 kelas yaitu II yang diambil sebagai sampel penelitian sebanyak 25 siswa.
Setelah itu video tutorial wudhu diperlihatkan kepada siswa dan kemudian siswa mulai merasa bersemangat dan berkata “apa itu bu?”. Ketika peneliti memutar video tersebut berulang-ulang, siswa mulai bosan dan bosan sehingga perhatiannya hilang. Pertama, peneliti meminta izin kepada guru kelas II untuk memperbolehkan siswa mempraktikkan tata cara berwudhu dengan air.
Lembar penilaian prates ujian praktik wudhu siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Artinya pemahaman dan kemampuan siswa tentang wudu dan tata cara wudu sebelum melaksanakan video tutorial wudu masih sangat rendah. Hal di atas menunjukkan bahwa dari 25 siswa kelas II setelah penerapan media pembelajaran video tutorial wudu terlihat pada hasil post-test di atas terdapat 24 siswa yang mencapai kategori sangat baik.
Artinya pemahaman dan keterampilan siswa mengenai wudu dan tata cara wudu meningkat setelah adanya video tutorial wudu. Kemudian video dihentikan dan siswa diajak membaca niat bersama-sama, hasilnya siswa. Setelah peneliti selesai menjelaskan, siswa diajak untuk mempraktekkan kembali cara mencuci muka yang benar.
Kemudian video dihentikan dan peneliti menjelaskan cara menyeka telinga dan siswa mempraktikkan metode tersebut. Hal ini dibuktikan dengan masih sedikitnya kesalahan gerakan wudu yang dilakukan santri setelah dilakukan treatment dengan menggunakan media latihan video wudu. Video tutorial ini ditayangkan berkali-kali, diselingi penjelasan, dan mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif dalam mempraktikkan tata cara mencuci seperti yang terlihat dalam video.
Pemanfaatan video tutorial wudu sangat bermanfaat bagi pendidik tanpa menjelaskan tata cara wudu yang benar, sehingga sangat cocok digunakan untuk menilai sejauh mana keterampilan siswa. Berdasarkan skor tersebut, kita dapat menilai bahwa keterampilan wudhu siswa berada pada kategori kurang baik (skor 1,4 berada di atas.
PENUTUP
Implikasi
Hasil penelitian ini dijadikan masukan oleh guru yang menggunakan video tutorial dalam proses belajar mengajar untuk menarik perhatian siswa agar lebih semangat dalam belajar. Pemanfaatan teknologi sangat diperlukan dalam dunia pendidikan untuk mengubah paradigma pendidikan, sumber belajar juga dapat diakses dengan mudah dan cepat melalui internet, tergantung bagaimana pendidik menerapkan media yang cocok untuk anak sekolah dasar dan bagaimana siswa mampu memanfaatkannya. menerima media baru untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan afektif dan kognitif, serta psikomotorik.
Rekomendasi
Berdasarkan tabel diatas, dari 25 siswa kelas II sebelum dilaksanakan video tutorial wudu, 6 siswa berada pada kategori memuaskan dengan nilai yang berbeda-beda yaitu 4 siswa diberi nilai 1, 1 siswa diberi nilai 1,94 , 1 siswa mendapat nilai 1,87, 1 siswa mendapat nilai 1,74, 1 siswa mendapat nilai 1,54, 1 siswa mendapat nilai 1,27, 2 siswa mendapat nilai 1,14, 1 siswa mendapat nilai 1,2, 2 siswa mendapat nilai 1,4, 1 orang siswa mendapat nilai 1,6, 5 orang siswa mendapat nilai 1,7, 1 orang siswa mendapat nilai 1,8 dan 19 orang siswa masuk dalam kategori kurang baik yaitu 1 orang siswa mendapat nilai 2,14, dan 3 orang siswa mendapat nilai 2,14. siswa mendapat nilai 2,2. Berdasarkan skor tersebut, kita dapat menilai bahwa keterampilan wudhu siswa masuk dalam kategori sangat baik (skor 3,54 lebih tinggi dari >. Pada tabel di atas, dari 25 siswa kelas II setelah penerapan instruksi wudu video Terdapat 24 siswa dengan kategori sangat baik dengan nilai yang berbeda-beda yaitu 1 siswa memperoleh nilai 3,94, 2 siswa memperoleh nilai 3,74, 4 siswa memperoleh nilai 3,54, 5 siswa memperoleh nilai 3,47, 1 siswa memperoleh skor 3,27, 1 siswa memperoleh skor 3,8, 7 siswa memperoleh skor 3,6, 3 siswa memperoleh skor 3,4, dan 1 siswa dalam kategori baik memperoleh skor 3.