AND STUDENT’ PERCEPTIONS OF TEACHER COMPETENCE ON LEARNING OUTCOMES OF ECONOMY CLASS XI IPS SMA NEGERI 1
TRIMURJO ACADEMIC YEAR 2014/2015
By
ACHMAD RIFA’I
This research is motivated by the low learning outcomes Economics. The purpose of this study was to determine the effect of the use of the school library, reading culture, and students’ perception of teacher competence on learning outcomes Economy class XI IPS SMAN 1 Trimurjo academic year 2014/2015. The method used in this research is descriptive approach verification ex post facto and surveys. The population in this study amounted were 63 students. The samples obtained were 54 students by using the formula T Yamane and sampling technique is simple random sampling. Data were collected through questionnaires and observation. Hypothesis testing first, second, and third using simple linear regression formula while the fourth hypothesis testing using multiple linear regression formula. Based on the analysis of data obtained as follows: (1) There is a positive and significant influence between the use of the school library to the learning outcomes Economy class XI IPS SMAN 1 Trimurjo academic year 2014/2015. (2) There is a positive and significant influence of reading culture on learning outcomes Economy class XI IPS SMAN 1 Trimurjo academic year 2014/2015. (3) There is a positive and significant influence between students' perception of teacher competence on learning outcomes Economy class XI IPS SMAN 1 Trimurjo academic year 2014/2015. (4) There is a positive and significant effect of the use of the school library, reading culture, and student perceptions of teacher competence on learning outcomes Economy class XI IPS SMAN 1 Trimurjo academic year 2014/2015.
PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH, BUDAYA MEMBACA, DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU
TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TRIMURJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh
ACHMAD RIFA’I
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil belajar Ekonomi yang rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan perpustakaan sekolah, budaya membaca, dan persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun
Pelajaran 2014/2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survei. Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 63 siswa. Sampel yang diperoleh adalah 54 siswa dengan menggunakan rumus T Yamane dan teknik sampel yaitu simple random sampling. Data yang terkumpul melalui angket dan obsevasi. Pengujian hipotesis pertama, kedua, dan ketiga menggunakan rumus regresi linear sederhana sedangkan pengujian hipotesis keempat menggunakan rumus regresi linear multipel. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pemanfaatan perpustakaan sekolah terhadap hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran 2014/2015. (2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara budaya membaca terhadap hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran 2014/2015. (3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran 2014/2015. (4) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pemanfaatan perpustakaan sekolah, budaya membaca, dan persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran 2014/2015.
SMA NEGERI 1 TRIMURJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh ACHMAD RIFA’I
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
AHUA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
SMA NEGERI 1 TRIMURJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015
(Skripsi)
Oleh ACHMAD RIFA’I
AHUA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Gambar Halaman
Halaman
HALAMAN JUDUL ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP PERSEMBAHAN MOTTO
SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. ... 1
B. Identifikasi Masalah. ... 12
C. Pembatasan Masalah. ... 12
D. Rumusan Masalah. ... 13
E. Tujuan Penelitian. ... 13
F. Kegunaan Penelitian. ... 14
G. Ruang Lingkup Penelitian. ... 15
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka. ... 16
1. Hasil Belajar ... 16
2. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah. ... 20
3. Budaya Membaca ... 24
4. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru ... 28
B. Penelitian Relevan. ... 38
A. Metode Penelitian. ... 43
B. Populasi dan Sampel. ... 44
1. Populasi. ... 44
2. Sampel. ... 45
3. Teknik Sampling. ... 46
C. Variabel Penelitian. ... 46
D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel. ... 47
1. Definisi Konseptual Variabel ... 47
2. Definisi Operasional Variabel ... 48
E. Teknik Pengumpulan Data. ... 52
1. Observasi. ... 52
2. Dokumentasi. ... 52
3. Angket . ... 53
F. Uji Persyaratan Instrumen. ... 53
1. Uji Validitas ... 53
2. Uji Realibilitas. ... 56
G. Uji Persyaratan Statistik Parametrik. ... 59
1. Uji Normalitas. ... 59
2. Uji Homogenitas. ... 60
H. Teknik Persyaratan Regresi Linier Ganda (Uji Asumsi Klasik) ... 61
1. Uji Linieritas Garis Regresi. ... 61
2. Uji Multikolinearitas . ... 63
3. Uji Autokorelasi. ... 64
4. Uji Heteroskedastisitas. ... 65
I. Teknik Pengujian Hipotesis. ... 66
1. Regresi Linier Sederhana. ... 67
2. Regresi Linier Multipel. ... 67
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ………... 69
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 1 Trimurjo ………… 69
2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ………. 70
3. Proses Belajar Mengajar SMA Negeri 1 Trimurjo ……… 71
4. Keadaan Guru dan Karyawan SMA Negeri 1 Trimurjo ……… 72
5. Keadaan Siswa SMA Negeri 1 Trimurjo ………... 72
6. Kondisi Sarana dan Prasarana Sekolah ……….. 72
B. Deskripsi Data ………..73
1. Data Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah (X1) ………. 74
1. Uji Normalitas ………81
2. Uji Homogenitas ……… 84
D. Uji Asumsi Klasik ……… 86
1. Uji Linieritas Garis Regresi ………... 86
2. Uji Multikolinieritas ……….. 89
3. Uji Autokorelasi ………. 91
4. Uji Heterokedastisitas ……… 92
E. Pengujian Hipotesis ………. 94
1. Regresi Linier Sederhana ………... 94
a. Pengaruh Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Ekonomi ………. 94
b. Pengaruh Budaya Membaca Terhadap Hasil Belajar Ekonomi ………... 97
c. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Ekonomi………... 100
2. Regresi Linier Multipel ……….. 102
a. Persamaan Regresi ………... 102
b. Pengujian Hipotesis ………. 104
F. Pembahasan ………. 106
1. Pengaruh Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah (X1) Terhadap Hasil Belajar Ekonomi (Y) ……… 106
2. Pengaruh Budaya Membaca (X2) Terhadap Hasil Belajar Ekonomi (Y) ……….. 108
3. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Ekonomi ……….. 109
4. Pengaruh Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah (X1), Budaya Membaca (X2), dan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru (X3) Terhadap Hasil Belajar Ekonomi (Y) ……… 111
G. Keterbatasan Penelitian ………114
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….. 115
B. Saran ……… 116
Tabel Halaman
1. Nilai Ujian Mid Semester Ganjil Kelas XI IIS SMA Negeri 1
Trimurjo Tahun Pelajaran 2014/2015……… 4
2. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa Kelas XI IIS SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran 2014/2015………. 7
3. Budaya Membaca Siswa Kelas XI IIS SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran 2014/2015……….... 9
4. Penelitian Relevan……… ... 37
5. Jumlah Siswa Kelas XI IIS SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran 2014/2015………... 45
6. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Setiap Kelas XI IIS SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran 2014/2015………. 46
7. Indikator dan Sub Indikator Variabel……… 50
8. HasilAnalisisUjiValiditas Angket Pada Variabel X1……… .... 54
9. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Pada Variabel X2……… . 55
10.Hasil Analisis Uji Validitas Angket Pada Variabel X3………. 56
11.Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Pada Variabel X1………… .. 57
12.Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Pada Variabel X2………… .. 58
13.Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Pada Variabel X3………… .. 58
14. Analisis Varians Untuk Uji Kelinieran Regresi………. 62
15. Keadaan Guru dan Karyawan SMA Negeri 1 Trimurjo ………….. . 72
16. Keadaan Siswa SMA Negeri 1 Trimurjo ……….. 72
17. Kondisi Saranadan Prasarana SMA Negeri 1 Trimurjo ………… .... 73
18.Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah …………. 74
19. Kategori Variabel Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah ……… 75
20. Distribusi Frekuensi Budaya Membaca ……… 76
21. Kategori Variabel Budaya Membaca ……… 77
22.Data Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru ……… ... 78
23. Kategori Variabel Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru …….. 79
24. Distribusi Hasil Belajar Ekonomi ………. .... 80
25. Kategori Variabel Hasil Belajar Ekonomi …... 81
29. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Ekonomi (Y) ………. 84
30.Hasil Uji Homogenitas ... 85
31.Hasil Uji Linieritas Garis Regresi Variabel Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah (X1) . ... 86
32.Hasil Uji Linieritas Garis Regresi Variabel Budaya Membaca (X2). 87 33.Hasil Uji Linieritas Garis Regresi Variabel Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru (X3) . ... 88
34.Rekapitulasi Hasil Uji Linieritas Garis Regresi . ... 89
35.Hasil Uji Multikolinieritas . ... 90
36.Hasil Uji Autokorelasi ... 91
37.Hasil Uji Heterokedastisitas . ... 93
38.Hasil Analisis Dengan Pendekatan Rank Spearman . ... 93
39.Korelasi Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Ekonomi ... 94
40.Koefisien Regresi Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Ekonomi . ... 95
41.Korelasi Budaya Membaca Terhadap Hasil Belajar Ekonomi . ... 97
42.Koefisien Regresi Budaya Membaca Terhadap Hasil Belajar Ekonomi . ... 97
43.Korelasi Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Ekonomi . ... 100
44.Koefisien Regresi Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Ekonomi . ... 100
45.Koefisien Regresi Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah (X1), Budaya Membaca (X2), dan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru (X3) Terhadap Hasil Belajar Ekonomi (Y) . ... 102
46.Anova Untuk Uji Hipotesis Pengaruh Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah (X1), Budaya Membaca (X2), dan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru (X3), Terhadap Hasil Belajar Ekonomi (Y) . ... 104
If you want to make your dreams come true, the first thing you have to do is wake up
(Achmad Rifa’i)
Bermimpilah maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu
(Andrea Hirata)
Victoria concordia cresit
“Kemenangan berawal dari sebuah keharmonisan”
(Arsenal Football Club)
Hidup tanpa tekanan itu membosankan
(Arsene Wenger)
Jangan menjadi orang sukses tapi jadilah orang yang bernilai
(Albert Einsten)
Setiap hari itu sulit tapi setiap hari itu kita lewati
Persembahan
Alhamdulillahirobbil alamin, segala puji untuk Mu Allah SWT
atas segala kemudahan, limpahan rahmat dan karunia yang Engkau
berikan selama ini
.Dengan Bangga Kupersembahkan Karya Ini Untuk
Kedua Orang Tuaku
Dengan Penuh Keiklasan, Kesabaran Membimbing Serta Mendidikku
Agar Menjadi Manusia yang Lebih Baik di Dunia dan Akhirat. Selalu
Berdoa, Memberi Nasehat dan Semangat untuk Masa
Depan yang Lebih Baik
.Kakak dan Adik
Terima kasih Telah Membantu dan Memberikan Motivasi untuk
Kesuksesanku
.Para Pendidik
Terima kasih Telah Berbagi Ilmu dan Pengalaman untuk Bekal
Menghadapi Kehidupan
Sahabat–sahabatku
Meberikan Warna dalam Hidup
Seseorang yang Kelak Akan Mendampingi Hidupku
RIWAYAT HIDUP
Penulis di lahirkan di Desa Tapuran, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Provinsi Yogyakarta pada tanggal 19
Oktober 1993 dengan nama lengkap Achmad Rifa’i. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara,
Pasangan Bapak Muhammad Ashari dan Ibu Sunarti
Pendidikan formal yang diselesaikan penulis.
1. SD Negeri 2 Purwodadi diselesaikan pada tahun 2005
2. SMP Muhammadiyah 1 Metro diselesaikan pada tahun 2008 3. SMA Muhammadiyah 1 Metro diselesaikan pada tahun 2011
Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas
Lampung melalui jalur SNMPTN Tulis. Selama kuliah penulis menerima beasiswa Bidik Misi. Pada tahun 2014, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Solo, Bali, Jogjakarta, Bandung dan Jakarta. Serta pada bulan
Juli-September mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon Karang Rejo Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus dan Program Pengalaman Lapangan
SANWACANA
Alhamdulillahirobbil’alamin, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, petunjuk, dan kemudahan,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah, Budaya Membaca, dan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran 2014/2015. Shalawat beserta salam
tetap tersanjung agungkan kepada Nabi kita Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam.
Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.
2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama FKIP Unila.
3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan dan
Umum FKIP Unila.
6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila dan selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Ibu Dr. Pujiati, S.Pd, M.Pd., selaku pembimbing I dan pembimbing akademik yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi,
arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku Penguji skripsi penulis yang telah
membantu mengarahkan dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih untuk ilmu
dan pengalamannya yang telah diberikan kepada penulis.
10. Bapak Drs. Purwanto, selaku Kepala SMA Negeri 1 Trimurjo, terima kasih atas ketersediaannya memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadikan
SMA Negeri 1 Trimurjo sebagai tempat penelitian skripsi ini.
11. Ibu Sutiyem, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1
Trimurjo, terima kasih atas bimbingan, nasehat, dan motivasi serta informasinya yang bermanfaat untuk kepentingan penelitian dalam skripsi ini. 12. Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Trimurjo, terima kasih atas kerjasama dan
kekompakkannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. 13. Kedua orang tuaku, Bapak Muhammad Ashari dan Ibu Sunarti beribu kata
Tidak ada doa yang terkabulkan selain doa dari orangtua yang ikhlas.
14. Adikku tercinta, Syarifudin Akmal semoga terus berprestasi dan semangat dalam mengejar cita-cita
15. Adinda Elisa Seftriyana, you know me and I know you. Segala kelebihan dan
kekurangan merupakan anugerah sehingga manusia harus saling melengkapi. Semoga mimpi kita ke Luar Negeri bisa tercapai. Amin.
16. Sahabat-sahabatku “Genk SampakerS: Agus Komari, Ahmad Jaenudin, Efha Rifqi Ash Shidqi, Ilham Jati Puspa, Irfan Hidayat, Luvian Hendri dan Suroto”, serta Ahmad Irvan, Edy Darmadi, I Wayan Rendra, Kyai Ridho
Putra Sandi, Sandi Irwansyah, dan Kak Bahtiar. Terima kasih untuk kebersamaannya selama ini, selalu menerima dan membantuku disetiap
kesulitan menghadapi semester demi semester.
17. Bapak guru terhebatku yang sudah penulis anggap sebagai ayah angkat, kakak, sekaligus teman yaitu Iwan Suparli, S.Pd.,M.M. Terima Kasih atas
ilmunya yang sampai sekarang pun masih penulis gunakan serta informasi Bidik Misi yang dulu telah Bapak berikan sehingga penulis bisa melanjutkan
pendidikan ke jenjang Sarjana dan Insya Allah akan berlanjut ke jenjang Pascasarjana di tahun depan. Amin.
18. Sahabat generasi Laskar Pelangi SMA Muhammadiyah 1 Metro, Ali, Fikri,
20. Teman-teman seluruh angkatan 2011 Ganjil dan Genap yang tidak dapat
disebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas kebersamaannya selama ini.
21. Kakak dan adik tingkatku semuanya tanpa terkecuali terima kasih atas semua
bantuan dan motivasinya.
22. Kak Dani dan Om Herdi terima kasih telah memberikan masukan dan
informasi dalam penyelesaian skripsi ini.
23. Sahabat KKN-KT Ayu Tamyah, Indayani, Jumiyanti, Kyky Zeptiana, Randi
Setia Nugraha, Riska Dewi Aggraeni, Rizki Afrizal Sandi, Sofya Febrizha, Yeni Deva Pratika terima kasih telah memberikan banyak pengalaman dan kebahagiaan, serta keluarga besar Pekon Karang Rejo, Ayah Susilo, Ibu Bibit,
Aditia Angga Wibowo, Billy Armendo Agasi, dan Adek Sakti serta Bapak dan Ibu Guru beserta siswa SMA Negeri 1 Semaka Kabupaten Tanggamus. 24. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.
Semoga segala bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada penulis mendapat ridho dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak. Aamiin.
Bandar Lampung, Mei 2015 Penulis,
I. PENDAHULUAN
Secara umum pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan
latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan ruang lingkup dari penelitian.
Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci dikemukakan sebagai berikut.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sebuah hal yang sangat vital bagi sebuah negara.
Karena melalui pendidikanlah, sumber daya manusia yang unggul diciptakan sedemikian rupa hingga mampu memciptakan orang-orang yang mampu
melanjutkan arah pembangunan negaranya yang masih tertinggal, atau mempertahankan keberhasilan negara itu sendiri jika negara yang
ditempatinya merupakan salah satu penghuni negara maju. Melalui pendidikan pula diharapkan tercipta sumber daya manusia yang unggul dan dapat
mengolah sumber daya alamnya sendiri sehingga negara yang menjadi
tempatnya berpijak untuk hidup mampu bersaing dengan negara lain.
Indonesia sendiri, bidang pendidikan selalu mendapat jatah kurang lebih 20% setiap tahunnya dalam APBN. Anggaran ini adalah yang mendapatkan porsi
paling banyak dibanding bidang yang lain, tentu hal ini dilakukan dalam rangka upaya pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan dalam negeri
Sekolah Menengah Atas yang kemudian lebih sering disingkat SMA
merupakan salah satu lembaga pendidikan dimana siswa lulusan SMP melanjutkan jenjang pendidikannya. Pada jenjang SMA, siswa akan lebih di
spesifikkan menjadi dua jurusan mayor, yakni jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Melalui dua jurusan ini, diharapkan siswa mampu menguasasi ilmu yang akan dipelajarinya selama
beberapa tahun kedepan. Kemudian untuk mengukur seberapa jauh siswa berhasil menyerap ilmu yang disampaikan oleh seorang guru di depan kelas,
maka dilakukanlah sebuah evaluasi. Hal ini sangat penting bagi seorang guru untuk mengambil keputusan lebih lanjut terkait pemahaman siswa yang
diajarnya.
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Pendapat ini dikemukakan oleh
Gagne dalam Suprijono (2009: 10). Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa hasil belajar dapat berupa pola-pola perbuatan, nilai-nilai, dan sikap dari peserta didik baik dala bidang akademis maupun non akademis.
Pembelajaran yang menggunakan Kurikulum 2013, aspek yang dinilai dalam hasil belajar terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek pengetahuan (kognitif), aspek
sikap (afektif), dan aspek keterampilan (psikomotor). Dari hasil belajar ini akan dapat dilihat tanda-tanda atau hasil yang telah dicapai peserta didik selama mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Apabila di dalam proses belajar
belajar menjadi sangat penting sebagai indikator keberhasilan belajar. Baik
bagi guru maupun siswa. Bagi sorang guru, hasil belajar siswa merupakan pedoman evaluasi bagi keberhasilan belajar siswa. Seorang guru dapat
dikatakan berhasil apabila lebih dari separuh jumlah siswa telah mencapai standar ketuntasan yang telah ditetapkan. Sedangkan bagi siswa, hasil belajar merupakan sarana informasi yang berguna untuk mengukur tingkat
kemampuan atau keberhasilan belajarnya, apakah mengalami perubahan yang bersifat positif maupun perubahan yang bersifat negatif. Hasil belajar yang
terdiri dari tiga aspek nantinya akan direkapitulasi dan akan dikonversi yang nantinya akan menjadi sebuah penilaian otentik.Penilaian otentik (Authentic
Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil
belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. (Sosialisasi Kemendikbud, 2013: 2).
SMA Negeri 1 Trimurjo merupakan satu-satunya sekolah berstatus negeri di Kecamatan Trimurjo. Sebagai sekolah yang memiliki status negeri, tentu SMA Negeri 1 Trimurjo terus berusaha memberikan pelayanan pendidikan
yang terbaik bagi siswanya, baik dalam hal meningkatkan kompetensi guru, sarana maupun fasilitas sekolah seperti perpustakaan, laboratorium, mushola,
toilet, dan yang terpenting adalah buku penunjang pelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian pendahulan yang telah dilakukan di SMA Negeri
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sebagaimana seperti pada tabel- tabel
dibawah ini.
Tabel 1. Nilai Ujian Semester Ganjil Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimujo Tahun Pelajaran 2014/2015
Kelas Nilai Jumlah
Siswa
Keterangan 0 – 74 75 - 100
XI IPS 1 23 1 24 Kriterian
Ketuntasan Minimal yang ditetapkan sekolah adalah 75
XI IPS 2 19 1 20
XI IPS 3 10 9 19
Jumlah 52 11 63
Persentase % 82,5 17,5 100
Sumber: Guru Bidang Studi Ekonomi XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo
Berdasarkan Tabel 1, dari 24 siswa di kelas XI IPS 1, yang mencapai KKM pada ujian Semester ganjil hanya 1 siswa dan 23 siswa tidak berhasil
mencapai KKM yang telah ditetapkan sekolah. Sedangkan pada kelas XI IPS 2, dari 20 siswa hanya 1 siswa yang mencapai KKM dan 19 siswa tidak mencapai KKM. Pada kelas XI IPS 3 dari 19 siswa , terdapat 9 siswa yang
berhasil mencapai KKM sedangkan 10 siswa yang lain tidak berhasil
mencapai KKM. Dari seluruh siswa kelas XI IPS, hanya 17,5% yang berhasil mencapai KKM sedangkan 82,5% masih belum mencapai KKM.
Berdasarkan lampiran IV Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013
sebagaimana yang dijelaskan oleh Sunarti dan Rahmawati (2014:213) tentang
implementasi kurikulum pedoman umum pembelajaran, kompetensi keterampilan menggunakan skala 1 – 4 (kelipatan 0,33), sedangkan kompetensi sikap menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup
(C), dan Kurang (K), yang dapat dikonversi ke dalam predikat A – D.
dan keterampilan dari guru bidang studi ekonomi, menunjukkan bahwa dari
kelas XI IPS 1 dari 24 siswa terdapat 23 siswa yang memperoleh predikat Baik (B) dan 1 siswa memperoleh predikat Sangat Baik (SB), sedangkan pada
kelas XI IPS 2 dari 20 siswa kesemuanya memperoleh predikat Baik (B), lalu dari kelas XI IPS 3 dari 19 siswa terdapat 18 siswa yang memperoleh predikat Baik (B) dan 1 siswa memperoleh predikat Sangat Baik (SB). Dari semua
kelas XI IPS terdapat 96,8% yang sudah memiliki sikap Baik dan 3,2% bersikap Sangat Baik.
Aspek psikomotor kelas XI IPS 1 dari 24 siswa terdapat 21 siswa yang memperoleh predikat B+ dan 3 siswa mendapat predikat B, sedangkan pada kelas XI IPS 2 dari 20 siswa terdapat 18 siswa memperoleh predikat B+ dan 2
siswa mendapat predikat B, lalu pada kelas XI IPS 3 dari 19 siswa terdapat 17 siswa mendapat predikat B+ dan 2 siswa mendapat predikat B. dari ketiga
kelas tersebut terdapat 88,9% siswa yang memperoleh predikat B+ dan 11,1% memperoleh predikat B. Kemudian menurut lampiran IV Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 sebagaimana yang dikutip oleh Sunarti dan
Rahmawati (2014:214), ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan, yaitu B-,
sedangkan pencapaian minimal untuk untuk kompetensi sikap adalah Baik (B).
mencapai lebih dari 50%. Oleh karena itu, peneliti merasa perlu meneliti pada
aspek kognitif siswa yang dalam hal ini adalah nilai dari hasil belajar pada Ujian Semester Ganjil yang rendah karena dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Slameto (2008: 54-71), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yakni:
1. Faktor Internal
Yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor ini terdiri dari :
a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)
b. Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan)
c. Faktor kelelahan 2. Faktor Eksternal
Yaitu faktor dari luar individu, faktor ini terdiri dari :
a. Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, dan latar belakang kebudayaan)
b. Faktor sekolah (metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah)
c. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bantuk kehidupan masyarakat)
Keadaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah juga turut andil dalam
menunjang kegiatan dan keberhasilan belajar siswa. Dengan keadaan yang baik serta memiliki jumlah yang memadai, sarana dan prasaran yang ada akan
sangat mempengaruhi semangat belajar siswa dan juga guru yang bersangkutan.
Salah satu sarana yang sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di
bagi siswa dan guru untuk mendapatkan ilmu pengetahuan sebagai sumber
belajar serta informasi yang ada di dalamnya. Dari segi fasilitas serta koleksi buku bacaan yang ada di perpustakaan SMA Negeri 1 Trimurjo sudah cukup
memadai. Hal ini dapat dilihat dari cukup banyaknya jumlah koleksi buku bacaan yang tersedia serta meja dan kursi sebagai alat penunjang kenyamanan para pengunjung perpustakaan.
Berikut disajikan data hasil pada penelitian pendahulan yang telah peneliti lakukan pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran
2014/2015 terkait intesistas siswa mengunjungi perpustakaan sekolah dan meminjam buku selama Bulan September.
Tabel 2. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah oleh Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran 2014/2015
Pemanfaatan Perputakaan
Intesitas Kunjungan Keterangan Sering Jarang Tidak
Pernah Mengunjungi
Perpustakaan
7 19 4 Resonpenden yang
diwawancara adalah 30 siswa Meminjam
Buku Ekonomi
5 16 9
Sumber: Hasil observasi pada penelitian pendahuluan
Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa intensitas kunjungan siswa ke
perpustakaan sekolah masih sangat rendah, hanya 7 siswa yang mengaku sering ke berkunjung ke perpustakaan sekolah, 19 siswa mengaku jarang
mengunjungi perpustakaan bahkan 4 siswa lainnya tidak pernah mengunjungi perpustakaan. Begitu juga untuk meminjam buku, hanya 5 siswa yang sering meminjam buku, 16 siswa mengaku jarang meminjam buku dan 9 siswa tidak
pengelola perpustakaan sekolah, koleksi buku ekonomi di SMA Negeri
Trimurjo berjumlah 40 – 50 buah, namun melihat keadaan siswa yang kurang optimal dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah, sangat wajar jika hasil
belajar yang diperoleh siswa masih rendah. Tentu ini berimbas pada informasi dan pemahaman materi yang kurang dikuasai siswa, karena dalam proses belajar, buku merupakan sumber utama uttuk memperoleh ilmu.
Faktor lain yang peneliti lakukan pada penelitian pendahulan pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah
budaya membaca. Karena selain pemanfaatan perpustakaan sekolah,
membaca mempunyai kaitan cukup erat terhadap keberhasilan belajar siswa. Perpustakaan yang baik dan memiliki koleksi buku bacaan yang cukup
banyak akan dirasa kurang bermanfaat ketika budaya membaca siswa ternyata masih rendah, karena dengan budaya membaca yang baik akan menambah
referensi ilmu dan pengetahuan pada setiap siswa, begitupun dengan guru juga harus membiasakan siswanya memiliki atau bahkan mewajibkan untuk memiliki buku bacaan dan jika ternyata tidak memiliki buku bacaan, siswa
bisa memanfaatkan perpustakaan sekolah sehingga antara perpustakaan dan budaya membaca siswa tercipta korelasi yang positif dan melalui budaya
membaca yang baik juga nantinya akan membuat perpustakaan sekolah menjadi lebih bermanfaat. Budaya membaca adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan
berkelanjutan (Sutarno 2006:27). Berikut disajikan data mengenai budaya membaca Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran
Tabel 3. Budaya Membaca Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran 2014/2015
No. Budaya Membaca Ya Tidak Keterangan
1. Memanfaatkan waktu luang untuk membaca
11 19 Responden yang diwawancara adalah 30 orang siswa
2. Suka mencari waktu dan kesempatan membaca
5 25
3. Senantiasa berkeinginan untuk membaca
6 24
4. Melakukan keinginan membaca dengan senang hati
13 17
Sumber : Hasil observasi pada penelitian pendahuluan
Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat dari hasil penelitian pendahuluan terkait budaya membaca pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo. Dari 30
responden, sebanyak 11 memanfaatkan waktu luang untuk membaca buku ekonomi sedangkan sisannya 19 siswa lebih memilih kegiatan dalam
memanfaatkan waktu luang dibandingkan membaca. Selanjutnya dari 30 responden, sebanyak 5 siswa suka mencari waktu dan kesempatan untuk membaca buku ekonomi, sedangkan 25 siswa tidak suka mencari waktu dan
kesempatan untuk membaca. Kemudian dari 30 responden, hanya 6 siswa yang mengaku senantiasa berkeinginan untuk membaca buku ekonomi,
sedangkan 24 siswa tidak senantiasa berkeinginan membaca. Lalu dari 30 responden, sebanyak 13 siswa mengaku memiliki buku koleksi bacaan
pribadi dan 17 siswa tidak memiliki buku koleksi bacaan pribadi. Setelah mengamati data pada Tabel 3, dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya membaca pada Siswa Kelas XI IPS SMA negeri Trimurjo masih rendah.
pada guru. Berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, adapun
macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru, antara lain: Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan seorang guru dalam
mengelola proses pembelajaran peserta didik. Selain itu, kemampuan
pedagogik juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing, dan memimpin peserta didik. Kompetensi kepribadian, seorang guru harus menampilkan
kepribadian yang baik, tidak saja ketika melaksanakan tugasnya disekolah, tetapi juga diluar sekolah guru harus menampilkan kepribadian yang baik.
Kompetensi professional merupakan kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi. Kompetensi sosial
merupakan kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik sesama pendidik/tenaga kependidikan lain, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar. Jika empat kompetensi ini mampu dilaksanakan oleh guru, maka dalam proses pembelajaran akan tercipta situasi dan kondisi yang kondusif karena guru mampu mengelola kelas dan membuat pembelajaran
Melihat betapa kompleksnya untuk memenuhi empat syarat kompetensi
menjadi guru, peneliti tertarik untuk mengkaji variabel Kompetensi Guru terhadap keberhasilan belajar siswa. Melalui keterangan dan informasi dari
beberapa siswa pada penelitian pendahuluan, siswa menuturkan ada beberapa guru yang masih menggunakan model pembelajaran ceramah sehingga mengakibatkan fokus pembelajaran masih berpusat pada guru, hal ini tentu
saja tidak sesuai dengan aspek kompetensi profesional guru, kemudian beberapa siswa juga menuturkan kepribadian guru yang tidak sesuai dengan
apa yang diajarkan kepada siswanya di dalam kelas. Guru melarang siswanya untuk tidak merokok di lingkungan sekolah, namun guru itu sendiri merokok
di saat tidak ada jam mengajar, sehingga apa yang diucapkanya di dalam kelas tidak sesuai apa yang dicontohkannya di luar kelas, ini juga tidak sesuai dengan aspek kompetensi kepribadian guru. Hal ini bisa memicu siswa untuk
tidak patuh dan taat dengan nasihat guru karena dari kepribadian guru
tersebut tidak mencontohkan hal yang baik. Sebagaimana penuturan beberapa siswa tersebut, kompetensi guru yang ada di SMA Negeri 1 Trimurjo belum
sepenuhnya optimal sehingga diduga mempengaruhi hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengkaji lebih lanjut penelitian tentang “Pengaruh Pemanfaatan
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Masih banyak siswa XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo yang belum mencapai KKM pada Mata Pelajaran Ekonomi.
2. Budaya membaca siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo tahun
pelajaran 2014/2015 yang masih rendah.
3. Persepsi siswa tentang kompetensi guru kelas XI IPS SMA Negeri 1
Trimurjo tahun pelajaran 2014/2015 yang masih rendah.
4. Rendahnya kunjungan siswa XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo ke
perpustakaan sekolah.
5. Siswa XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo kurang aktif dalam meminjam buku ke perpustakaan sekolah.
6. Siswa XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo belum terbiasa mengisi waktu luang untuk membaca di perpustakaan sekolah.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada pemanfaatan
perpustakaan sekolah (X1), budaya membaca siswa (X2), dan persepsi siswa tentang kompetensi guru (X3) terhadap hasil belajar ekonomi siswa pada ranah kognitif kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo tahun pelajaran
2014/2015 (Y). Tujuan pembatasan masalah ini adalah agar penelitian ini lebih terarah, sehingga penelitian ini bisa menjadi penelitian yang relevan dan
D. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Apakah ada pengaruh pemanfaatan perpustakaan sekolah terhadap hasil
belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran 2014/2015?
2. Apakah ada pengaruh budaya membaca terhadap hasil belajar Ekonomi
Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran 2014/2015?
3. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap hasil belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo
Tahun Pelajaran 2014/2015?
4. Apakah ada pengaruh pemanfaatan perpustakaan sekolah, budaya membaca, dan persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap hasil
belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran 2014/2015?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini:
1. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan perpustakaan sekolah terhadap hasil belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Untuk mengetahui pengaruh budaya membaca terhadap hasil belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran
3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang komptensi guru
terhadap hasil belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran 2014/2015.
4. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan perpustakaan sekolah, budaya membaca dan persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap hasil belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun
Pelajaran 2014/2015.
F. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis
Kegunaan teoritis dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Mendukung atau menolak grand theory yang dikemukakan oleh para ahli dan memperkaya ilmu pendidikan bagi mahasiswa pendidikan
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
b. Untuk menambah referensi, bahan literatur atau pustaka, khusunsya tentang kemampuan mengajar guru dan motivasi belajar siswa.
c. Dapat menjadi dasar bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam tentang permasalahan yang terkait.
2. Kegunaan Praktis
Kegunaan praktis dalam penelitian ini sebagai berikut.
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para guru bidang studi
b. Sumbangan pemikiran bagi para guru ekonomi dalam memilih dan
menggunkan metode-metode pembelajaran yang efektif sesuai dengan situasi atau kondisi yang ada.
c. Sumbangan kepada pihak sekolah untuk mengetahui hal-hal yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup hal-hal sebagai berikut. 1. Objek Penelitian
Pemanfaatan perpustakaan sekolah, budaya membaca, dan persepsi siswa tentang kompetensi guru dan hasil belajar ekonomi.
2. Subjek Penelitian
Siswa kelas XI IPS Semester Genap. 3. Tempat Penelitian
SMA Negeri 1 Trimurjo. 4. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada tahun ajaran 2014/2015.
5. Bidang Ilmu Penelitian
Bagian kedua ini akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang
relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Tinjauan pustaka akan diambil dari teori-teori yang akan dikemukakan oleh para ahli yang dapat memperkuat dengan variabel yang
ada. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan
menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka ini akan membahas tentang teori-teori pemanfaatan
perpustakaan sekolah, budaya membaca siswa, persepsi siswa tentang
kompetensi guru, dan hasil belajar. Teori-teori tersebut merupakan teori yang menjadi landasan dari penelitian ini.
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 70) hasil belajar adalah hasil yang
dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk
melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran.
Mulyasa (2007: 55) mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat
perubahan prilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar
siswa yang mengacu pada pengalaman langsung.
Sedangkan menurut Purwanto (2011: 46) hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena mencapai
penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Menurut Sudjana (2000: 7), mendefinisikan hasil belajar sebagai suatu
kompetensi atau kecakapan yang dapat dicapai oleh siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru di suatu sekolah dan kelas tertentu. Hasil belajar merupakan alat ukur keberhasilan
belajar siswa, sehingga hal ini membuat sangat penting arti sebuah hasil belajar seorang siswa.
Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
pengembangan yang lebih baik, sebelumnya tidak tahu menjadi tahu (Hamalik,
2003 :155).
Sardiman (2003: 49), mengatakan bahwa hasil belajar dikatakan baik apabila
ciri-ciri:
1. Hasil belajar itu tahan lama dan dapat dipergunakan dalam kehidupan oleh siswa.
2. Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik.
3. Hasil belajar yang dicapai itu memunculkan pemahaman/pengertian yang menimbulkan reaksi atau jawaban yang dapat diterima oleh akal sehat. 4. Hasil belajar itu tidak terkait pada situasi di tepat mencapai, tetapi juga dapat
digunakan pada situasi lain.
Djamarah (2010: 105), menyatakan petunjuk bahwa suatu proses belajar beajar dianggap berhasil adalah hal-hal sebagai berikut:
1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan instruksional khusus telah dicapai oleh siswa secara individual maupun kelompok.
Menurut Bloom dalam Sukmadinata (2011: 180), hasil belajar meliputi tiga
ranah/matra, yaitu: matra kognitif, afektif, dan psikomotorik. Masing-masing matra atau domain ini dirinci lagi menjadi beberapa jangkauan kemampuan.
Rincian ini dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Kognitif domain
a. Knowledge (pengetahuan, ingatan).
c. Analysis (menguraikan, menentukan hubungan).
d. Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan
baru).
e. Evaluation (menilai).
f. Application (menerapkan).
2. Afektif domain
a. Receiving (sikap menerima).
b. Responding (memberikan respon).
c. Valuating (nilai).
d. Characterization (karakteristik).
3. Psikomotor domain
a. Initiatory level.
b. Pre-routine level.
c. Routinized level.
Penelitian ini yang menjadi fokus adalah ranah kognitif, menurut Sularyo (2004: 9) pada ranah ini meliputi:
1. Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan
Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah.
2. Pemahaman
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah pemahaman.
3. Penerapan
Penerapan adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus.
4. Analisis
Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya atau susunannya.
5. Sintesis
Sintesis merupakan penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh. Berpikirsintesis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif.
6. Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, dan metode.
Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang
bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat
kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah
Pendidikan merupakan sebuah keharusan yang dilakukan semua negara yang ada
di dunia. Melalui pendidikan akan tercipta masyarakat yang berpengetahuan tinggi dan memiliki daya saing terhadap negara lain. Dalam pendidikan, sekolah
merupakan pilar penting dalam menjalankan pendidikan pada sebuah negara. Namun, untuk menunjang keberhasilan belajar yang baik, sekolah juga harus didukung dengan sarana dan prasarana maupun fasilitas yang memadai. Sebuah
fasilitas yang wajib dimiliki oleh adalah perpustakaan sekolah. Dengan adanya perpustakaan sekolah yang memadai, baik kelengkapan, ketepatan, dan
pemanfaatannya maka proses belajar dan mengajar di sekolah diharapkan akan baik dan lancar.
Menurut Suryosubroto (2009: 229) menyatakan perpustakaan sekolah adalah
suatu lembaga unit kerja yang merupakan bagian integral dari lembaga
pendidikan sekolah yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang
dikelola dan diatur secara sistematis dengan cara tertentu untuk digunakan oleh siswa dan guru sebagai sumber informasi dalam rangka menunjang program
UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan
bahwa pendidikan tidak mungkin terselenggara dengan baik apabila tenaga kependidikan maupun peserta didik tidak didukung sumber belajar yang
diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Salah satu sumber belajar yang amat penting, tetapi bukan satu-satunya adalah perpustakaan. Kemudian lebih dispesifikkan lagi pada UU Nomor 43 tahun 2007 tentang
perpustakaan pada pasal 1 yang disebutkan bahwa: perpustakaan adalah institusi pengelolaan koleksi karya tulis, karya cetak, atau karya rekam secara
professional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.
Perpustakaan sekolah tampak bermanfaat apabila benar-benar memperlancar
pencapaian tujuan proses belajar mengajar di sekolah. Indikasi manfaat terebut tidak hanya berupa tingginya prestasi siswa, tetapi lebih jauh lagi, antara lain
siswa mampu mencari, menemukan, menyaring, dan menilai informasi,
kemudian siswa terbiasa belajar mandiri, siswa terlatih kearah tanggung jawab, siswa selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
sebagainya. Menurut Bafadal (2009: 5-6) manfaat perpustakaan sekolah, baik yang diselenggarakan di sekolah dasar maupun di sekolah menengah adalah
sebagai berikut:
1. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan siswa terhadap membaca.
2. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar siswa. 3. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang
4. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca.
5. Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa. 6. Perpustakaan sekolah dapat melatih siswa ke arah tanggung jawab.
7. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
8. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru menemukan sumber-sumber pengajaran.
9. Perpustakaan sekolah dapat membantu siswa, guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Darmono (2001: 2) menerjemahkan perpustakaan sebagai salah satu organisasi
sumber belajar yang menyimpan, mengelola, dan memberikan layanan bahan pustaka baik buku maupun non buku kepada masyarakat tertentu maupun
masyarakat umum. Lebih luas lagi pengertian perpustakaan adalah salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk digunakan oleh pemakai
sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan.
Lebih lanjut Darmono (2001: 3) menyatakan bahwa perpustakaan sekolah sangat
dibutuhkan keberadaannya dengan pertimbangan bahwa:
1. Perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar di lingkungan sekolah. 2. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu komponen sistem pengajaran. 3. Perpustakaan sekolah merupakan sumber untuk menunjang kualitas
pendidikan dan pengajaran.
4. Perpustakaan sekolah sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan peserta didik dapat mempertajam dan memperluas kemampuan untuk membaca, menulis, berpikir, dan berkomunikasi.
5. Perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar di lingkungan sekolah. 6. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu komponen sistem pengajaran. 7. Perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar di lingkungan sekolah. 8. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu komponen sistem pengajaran. 9. Perpustakaan sekolah merupakan sumber untuk menunjang kualitas
10.Perpustakaan sekolah sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan peserta didik dapat mempertajam dan memperluas kemampuan untuk membaca, menulis, berpikir, dan berkomunikasi.
Hal ini tentu senada dengan pendapat Sutarno (2006: 34) yang juga
mengemukakan bahwa sebuah perpustakaan dibentuk atau dibangun dengan maksud sebagai berikut :
1. Menjadi tempat mengumpulkan atau menghimpun informasi.
2. Sebagai tempat mengolah atau memproses bahan pustaka dengan metode atau sistem tertentu.
3. Menjadi tempat menyimpan dan memelihara.
4. Sebagai salah satu sumber informasi, sumber belajar, penelitian, rekreasi, dan preservasi, serta kegiatan ilmiah lainnya.
5. Membangun tempat informasi yang lengkap dan up to date bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan perilaku atau sikap. 6. Merupakan agen perubahan dan agen kebudayaan dari masa lalu, sekarang,
dan masa depan.
Perpustakaan juga memiliki tugas pokok. Karena tujuannya memberi layanan informasi literatur kepada masyarakat, maka tugas pokok perpustakaan adalah:
1. Menghimpun bahan pustaka yang meliputi buku dan non buku sebagai sumber informasi, dapat dilakukan dengan cara membeli,
meminta/menerima sebagai hadiah, tukar menukar, atau titipan.
2. Mengolah dan merawat pustaka yang meliputi tugas-tugas : mencatat pustaka dalam buku induk, mengklasifikasi pustaka, membuat katalog untuk alat telusur, memberi label buku sebagai sandi tempat menyimpannya, mengatur buku di rak/almari, menyusun kartu-kartu katalog, merawat pustaka supaya tidak mudah rusak dan hilang.
3. Memberikan layanan bahan pustaka, koleksi yang sudah selesai diolah disajikan kepada pengguna perpustakaan untuk dimanfaatkan. (Darmono 2001: 29).
Berdasakan Undang-Undang dan pendapat para ahli, maka dapat dikatakan
proses belajar dan mengajar di sekolah dengan tujuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh sekolah baik tujuan umum maupun tujuan khusus agar tercapai secara optimal. Selain itu, perpustakaan juga membantu para masyarakat
pembaca untuk memperluas cakrawala berpikir para guru dalam lingkungan sekolah tersebut.
3. Budaya Membaca
Selain pemanfaatan perpustakaan sekolah, faktor lain yang diduga
mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa adalah budaya membaca siswa.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dapat melalui perbaikan pengajaran pemahaman terkait budaya membaca. Namun, umumnya para guru menganggap bahwa pengajaran membaca telah berakhir ketika seorang siswa
dapat membaca dan menulis. Dalam perkembangan teknologi yang sangat pesat, manusia harus terus diperbarui pengetahuan dan keterampilan tersebut yang
sebagian besar diperoleh melalui membaca.
Koentjaraningrat (2004: 26), menjelaskan bahwa budaya adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar. Budaya merupakan suatu
keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang
didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Budaya sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh setiap anggota masyarakat,
Bafadal (2009: 192-193), mendefinisikan membaca sebagai suatu proses
menangkap atau memperooleh konsep-konsep yang dimaksud oleh
pengarangnya, menginterpretasi, mengevaluasi konsep-konsep pengarang, dan
merefleksikan atau bertindak sebagaimana yang dimaksud dari konsep tersebut.
Dalman (2013: 5), mengemukakan “reading is the heart of education” yang
artinya membaca merupakan jantung pendidikan. Dalam hal ini, orang yang
sering membaca, pendidikannya akan maju dan akan memiliki wawasan yang luas. Semakin sering seseorang membaca, maka semakin besar peluang
mendapatkan skemata. Sedangkan menurut Rahim (2007: 2), memaparkan definisinya bahwa membaca pada hakikatnya adalah sesuatu yang rumit karena melibatkan banyak hal, tidak hanya melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan
aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.
Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan
pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna. Membaca juga merupakan sebuah strategi. Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan
keonteks dalam rangka mengkosntruk makna ketika membaca. Strategi ini bervariasi sesuai dengan jenis teks dan tujuan membaca yang ingin dibaca oleh
pembaca itu sendiri.
penggunaan pengertian, khayalan, pengamatan, dan ingatan. Selanjutnya menurut
Sutarno (2006: 27), berpendapat bahwa budaya baca adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan
berkelanjutan. Seorang yang mempunyai budaya baca adalah orang tersebut telah terbiasa dan berproses dalam waktu yang lama di dalam hidupnya selalu
menggunakan sebagian waktunya untuk membaca. Membaca dijadikan sebagai
kewajiban dalam kehidupannya sehingga membaca sudah ibarat seperti makanan, dimana jika tidak makan maka badan akan terasa lemas, pun begitu dengan
membaca, sehari tidak membaca akan membuat diri terasa berkurang ilmunya
Apabila suatu kegiatan atau sikap baik yang bersifat fisik maupun mental, telah mendarah daging pada diri seseorang pada diri seseorang maka dikatakan bahwa
kegiatan atau sikap itu telah menjadi kebiasaan. Terbentuknya suatu kebiasaan tidak dapat terjadi dalam waktu singkat, tetapi pembentukan itu adalah proses
perkembangan yang memakan waktu relatif lama. Menurut Tampubolon (2009: 45), kebiasaan membaca adalah kegiatan membaca yang telah mendarah daging pada diri seseorang (dari segi kemasyarakatan, kebiasaan adalah kegiatan
membaca yang telah membudaya dalam suatu masyarakat). Sedangkan Sukardi
(2006: 46), berpendapat bahwa “apabila membaca buku itu diwajibkan untuk
mengulang berkali-kali maka akan terbentuklah kebiasaan membaca. Kebiasaan itu akhirnya akan menimbulkan kegemaran membaca”.
dibaca. Sehingga dapat dikatakan bahwa kebiasaan membaca adalah cara
bertindak seseorang yang dilakukan secara berulang untuk hal yang sama yaitu membaca dengan tujuan memahami makna dari suatu tulisan yang telah dibaca.
Kegiatan membaca bertujuan untuk mencari dan memperoleh pesan atau memahami makna melalui bacaan. Tujuan membaca tersebut akan berpengaruh kepada jenis bacaan yang dipilih, misalnya fiksi atau non-fiksi. Menurut Dalman
(2013: 11), ada tujuh macam dari kegiatan membaca, yaitu:
1. Membaca untuk merinci atau mencari fakta. 2. Membaca untuk mencari gagasan pokok.
3. Membaca untuk merangkai atau menghubungkan. 4. Membaca untuk menarik kesimpulan.
5. Membaca untuk menggolongkan. 6. Membaca untuk mengevaluasi.
7. Membaca untuk membandingkan atau membedakan.
Sedangkan tujuan umum orang membaca menurut Darmono (2001: 183) adalah
untuk mendapatkan informasi baru. Dalam kenyataannya terdapat tujuan yang lebih khusus dari kegiatan membaca, yakni:
1. Membaca untuk tujuan kesenangan. Termasuk dalam kategori ini adalah membaca novel, surat kabar, majalah, dan komik. Menurut David Eskey, tujuan membaca semacam ini adalah reading for pleasure. Bacaan yang dijadikan objek kesenangan adalah bacaan ringan.
2. Membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti pada membaca buku-buku pelajaran, buku-buku ilmu pengetahuan. Kegiatan membaca untuk meningkatkan pengetahuan disebut juga reading for intellectual profit.
Agar dapat membaca dengan efisien, perlu memiliki kebiasaan-kebiasaan yang
baik. Menurut Slameto (2008: 84), adalah sebagai berikut: memperhatikan kesehatan membaca, ada jadwal, membuat tanda-tanda/catatan-catatan,
memanfaatkan perpustakaan, membaca sungguh-sungguh semua buku yang perlu untuk setiap mata pelajaran sampai menguasai isinya dan membaca dengan konsentrasi penuh.
Budaya membaca adalah keterampilan seseorang yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan keterampilan bawaan. Oleh karena itu, budaya
membaca dapat dipupuk, dibina, dan dikembangkan. Untuk tujuan akademik, membaca adalah untuk memenuhi tuntutan kurikulum. Buku sebagai media transformasi dan penyebarluasan ilmu dapat menembus batas-batas geografis
suatu negara, karena itulah buku disebut jendela dunia dan buku juga merupakan sebuah sumber informasi utama selain internet.
4. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru
Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian ada
perhatian, lalu diteruskan ke otak, dan baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan persepsi. Dengan persepsi individu menyadari
dapat mengerti tentang lingkungan yang ada di sekitarnya maupun tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya maupun tentang hal yang ada dalam
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi (Tampubolon, 2008:
63-64) :
1. Faktor individu
Individu dalam membuat suatu persepsi akan dilatarbelakangi oleh kemampuan individu untuk mempelajari sesuatu (attitude), motivasi individu untuk membuat persepsi tentang sesuatu tersebut, kepentingan individu terhadap sesuatu yang dipersepsikan, pengalaman individu dalam menyusun persepsi, serta harapan individu dalam menentukan persepsi tersebut.
2. Faktor situasi
Situasi dalam menyusun suatu persepsi ditentukan momen yang tepat, bangunan atau struktur dari objek yang dipersepsikan, serta kebiasaan yang berlaku dalam sosial masyarakat dalam merumuskan persepsi.
3. Faktor target
Gangguan yang ada dalam menyusun persepsi sebagai gangguan dalam menentukan target atau persepsi, biasanya adalah objek yang akan
dipersepsikan merupakan perihal yang benar-benar baru (novelty), adanya gambaran hidup yang mempengaruhi dalam membentuk persepsi (motion), suara-suara yang timbul pada saat membentuk persepsi (sounds), ukuran dari bentuk persepsi (size), yang melatarbelakangi pembentuk persepsi tersebut
(background), dan kedekatan persepsi dengan objek lain yang dapat
membentuk persepsi yang hampir sama (proximity), serta kesamaan
(similarity) dari persepsi yang akan dibangun dengan persepsi lain.
Persepsi adalah inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsi yang menentukan kita
memilih pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi individu, semakin mudah dan semakin sering mereka
berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas. Persepsi merupakan suatu tanggapan atau pendapat seseorang atau kelompok atas suatu masalah yang diajukan dan
penginterprestasian berdasarkan pengalaman tentang peristiwa yang diperoleh
melalui panca inderanya untuk menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Kompetensi guru merupakan gabungan dari kompetensi individu yang
diaktualisasikan secara kualitas maupun kuantitas dalam suatu kinerja. Kompetensi yang dimiliki secara individual harus mampu mendukung pelaksanaan strategi organisasi dan mampu mencapai tujuan dari pendidikan
tersebut.
Kompetensi sebagai karakteristik seseorang berhubungan dengan kinerja yang efektif dalam suatu pekerjaan atau situasi memiliki lima karakteristik, yaitu (1) motif adalah sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan yang menyebabkan sesuatu, (2) sifat adalah karakteristik fisik tanggapan komite terhadap hasil situasu atau informasi, (3) konsep diri adalah sikap, nilai, image diri sesorang, (4) pengetahuan adalah informasi yang dimiliki
seseorang dalam bidang tertentu, (5) keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan fisik dan mental.
Wahyudi (2012: 21), kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang diperoleh seseorang untuk melakukan sesuatu dengan baik
termasuk menyangkut perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik. Depdiknas menyatakan bahwa kompetensi menunjuk pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan atau latihan.
Sedangkan menurut The National Council for Vocational Qualification (NVCQ) menyatakan bahwa “a competence is defind as the ability to perform an activity
within an occupation. Competence is a wide concept which embodies the ability
Guru merupakan seorang yang penting dalam proses belajar mengajar. Guru
mempunyai peran aktif dalam perkembangan anak didiknya. Dalam pengertian sederhana yang dikemukakan oleh Djamarah (2010: 31), guru adalah orang yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di
mushola, di rumah, dan sebagainya.
Guru dapat dilihat dari dua sisi. Pertama secara sempit, guru adalah orang yang
berkewajiban mewujudkan program kelas, yakni orang yang kerjanya mengajar dan memberikan pelajaran di kelas. Sedangkan secara luas diartikan guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut
bertanggung jawab dalam membantu anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing. National Educational Association (NEA), mendefinisikan guru sebagai
semua petugas yang langsung terlibat dalam tugas-tugas kependidikkan.
Dari definisi diatas dapat dikatakakan bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik,
baik secara individu maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah. Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut
berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Guru merupakan komponen penting bukan hanya dalam
kemampuannya kepada siswa sehingga kelak di masa depan siswa tersebut
mampu menjadi penerus bangsa yang mampu membuat negaranya berdiri sejajar dengan negara lain serta mampu bersaing baik dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi. Guru yang baik adalah guru yang tidak hanya melakukan proses
transfer of knowledge tetapi juga mampu melakukan proses transfer of values
kepada setiap siswanya, sehingga selain memiliki ilmu dan pengetahuan, siswa
juga memiliki nilai pada dirinya.
Wahyudi (2012: 18), mengemukakan bahwa ada syarat yang harus dipenuhi oleh
seorang guru adalah sebagai berikut:
1. Cakap
Sebagai seorang pendidik harus memiliki kecakapan dalam menguasai berbagai macam ilmu pengetahuan dan mempunyai kepribadian yang baik. 2. Ikhlas
Dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik, guru harus
senantiasa ikhlas semata-mata untuk beribadah dalam semua pekerjaannya baik berupa perintah, larangan, nasehat, pengawasan, atau hukuman. 3. Berkepribadian
Guru yang mempunyai kepribadian yang baik tentu akan dapat menanamkan kepribadian yang baik pula pada peserta dan dapat membimbingnya kearah pertumbuhan sosial yang sehat dan wajar.
4. Taqwa
Sifat terpenting yang harus dimiliki pendidik adalah taqwa. Dalam semua aspek pendidikan yang diterapkan secara nasional di Indonesia yang menjadi sasaran dan tujuan yang harus dicapai adalah taqwa. Jadi, anak didik yang bertaqwa hanya dapat dihasilkan oleh pendidik yang bertaqwa.
5. Memiliki kompetensi keguruan
Kompetensi keguruan adalah kemampuan yang diharapkan yang dapat dimiliki oleh seorang guru.
Sebagai seorang pendidik, guru mempunyai tanggungjawab yang besar dalam
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sisdiknas Nomor 20
Tahun 2003).
Pemerintah merasa standar kompetensi perlu dimiliki oleh guru dalam melaksanakan profesinya, sehingga pemerintah mengeluarkan Permendiknas
Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Standar kompeteni guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi
utama, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional.
Kompetensi guru juga telah diatur menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang
Guru dan Dosen menyatakan bahwa kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi professional.
Penjabaran dari keempat kompetensi guru akan dijabarkan adalah sebagai berikut.
1. Kompetensi Kepribadian
Merupakan penguasaan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
b. Menampilakn diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi serta bangga menjadi guru dan merasa percaya diri.
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
Setiap guru memiliki pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang
mereka miliki. Seorang guru harus menampilkan kepribadian yang baik, tidak saja ketika melaksanakan tugasnya disekolah, tetapi juga diluar sekolah guru
harus menampilkan keprbadian yang baik.
Wahyudi (2012: 28), mendefinsikan kepribadian adalah keadaan manusia sebagai perseorangan keseluruhan sifat yang merupakan watak orang biasa,
bergeser artinya: orang yang baik sifatnya dan wataknya. Kepribadian sangat menentukan tinggi rendahnya seorang guru dalam pandangan anak didik atau
masyarakat. Kepribadian merupakan salah satu unsur yang menentukan keakraban hubungan guru dan anak didik yang tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina dan membimbing anak didik.
2. Kompetensi pedagogik
Yaitu kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran
a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. c. Mengembangkan kurikulum terkait dengan mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimiliki.
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.
j. Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Sementara itu dalam perspektif Pendidikan Nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis Kompetensi Guru sebagaimana tercantum dalam
penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tantang Standar Nasional Pendidikan, bahwa: Kompetensi pedagogik yang merupakan
kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi:
a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan. b. Pemahaman terhadap peserta didik
c. Pengembangan kurikulum/silabus. d. Perancangan pembelajaran.
e. Pelaksanaan pembelajaran. f. Evaluasi hasil belajar.
g. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya.
3. Kompetensi Profesional
Merupakan kemampuan dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas
Gambar
Dokumen terkait
1. Spesifikasi ini diproduksi dengan cara melarutkan sodium silikat ke dalam air. Solid, kristal sodium silikat.. Proses pembuatan sodium silikat sampai sekarang hanya dikenal
Faktor keamanan dalam struktur bangunan bertujuan untuk mengendalikan kemungkinan terjadinya runtuh yang membahayakan bagi penghuni dan memperhitungkan faktor ekonomisnya
Mahasiswa mampu memahami konsep arsitektur, implikasinya, penentuan arsitektur serta delayed differentiation, platform planning, related system level design issues. -
[r]
5) Yang dimaksud dengan masyarakat umum di luar warga UM adalah orang dan atau organisasi/institusi di luar Universitas Negeri Malang... 6) Gedung Sasana Budaya tidak
Penemuan utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian neuromuskular electrical stimulation (NMES) selama 4 minggu dengan frekuensi 3 kali per minggu
Secara umum, tugas pokok KPP Pratama Klaten adalah melaksanakan kegiatan operasional dalam bidang perpajakan kepada masyarakat atau wajib pajak di wilayah kerja
Saya sebagai penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua